Makalah Pengantar Ilmu Politik
Makalah Pengantar Ilmu Politik
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Andai Saya Menjadi Presiden : Apa
yang Akan Saya Lakukan dalam Menciptakan Kehidupan Politik yang
Bermoral.
Ucapan terima kasih juga tak lupa saya ucapkan kepada dosen Pengantar
Ilmu Politik, Bapak Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si., yang telah memberikan waktu
yang cukup lama untuk pengerjaan makalah ini. Dengan adanya tugas ini juga
semakin menambah wawasan saya.
Saya juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
kekurangan itu pada tugas-tugas berikutnya.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya dan juga dapat memenuhi tugas Pengantar Ilmu Politik.
Cimahi, 25 September
2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................ 3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 10
B. Rekomendasi ............................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sering kita temui banyaknya kasus menyimpang
yang terjadi di negeri ini. Dari mulai hal kecil sampai hal besar yang
merugikan
masyarakat
Indonesia.
Sebenarnya,
sesuatu
yang
yang
ditimbulkan
akibat
perbuatan
tidak
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang akan dibahas pada makalah ini sebagai berikut :
a. Bagaimana seseorang (elit politik) dapat melakukan hal-hal yang
tidak bermoral? Apa saja penyebabnya?
b. Bagaimana caranya untuk menciptakan kehidupan politik yang
bermoral jika saya menjadi seorang Presiden?
BAB II
PEMBAHASAN
Kata politik berasal dari bahasa Yunani, yaitu politikos yang berarti
untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara yang proses pembentukan dan
pembagian kekuasaam dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Menurut Aristoteles, politik
adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Selain itu, Kartini Kartolo juga mendefinisikan politik sebagai aktivitas perilaku
atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan
dan keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat.
Dari definisi-definisi tersebut jelas bahwa politik merupakan suatu usaha,
aktivitas, atau proses yang dijalankan untuk mewujudkan kebaikan bersama serta
menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat. Namun, jika
melihat kondisi politik Indonesia saat ini rasanya mesih sangat jauh dari definisi
politik yang sesungguhnya serta masih jauh dari cita-cita reformasi bangsa
Indonesia. Memang tidak semua elit politik berlaku buruk atau tidak bertanggung
jawab, tetapi dengan banyaknya kasus yang terjadi pada sebagian elit politik
mengubah citra politik Indonesia menjadi buruk, bahkan pandangan masyarakat
terhadap para elit politik pun menjadi tidak baik.
Para elit politik seharusnya amanah terhadap tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan, namun kenyataannya masih banyak yang merusak
sendiri hal tersebut dengan melakukan hal-hal yang tak hanya merugikan banyak
pihak, tetapi juga merugikan diri mereka sendiri. Elit politik saat ini masih jauh
dari yang diharapkan. Selalu ada saja hal yang pada akhirnya membuat mereka
terjerumus pada masalah-masalah politik. Mereka seakan tidak takut akan
konsekuensi yang nantinya menimpa mereka. Para elit politik sebenarnya hanya
menikmati kesenangan tersebut sementara, karna pada akhirnya perbuatan mereka
diangkat ke meja hijau untuk dimintai pertanggungjawaban serta mendapatkan
sanksi.
dan yang paling penting ialah bahwa para elit politik sudah tidak memiliki
kesadaran yang baik akan apa yang seharusnya mereka lakukan untuk bangsa ini.
Mereka seakan dibutakan oleh harta yang pada akhirnya dapat menjerumuskan
mereka pada jurang besar.
Saat ini, wajah politik Indonesia lebih banyak dipengaruhi nilai-nilai yang
buruk daripada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sebenarnya. Merujuk pada
definisi politik yang disampaikan oleh salah seorang ahli yang mengatakan bahwa
politik adalah suatu aktivitas untuk mewujudkan kebaikan bersama, pada
kenyataannya malah menyimpang menjadi perjuangan untuk merebut kekuasaan
demi berkuasa. Dengan demikian, etika berpolitik yang sesungguhnya tidak
dikedepankan oleh para politisi sekarang ini.
Kondisi politik Indonesia sangat jauh dari cita-cita bangsa yang tertera
dalam UUD 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan
kesejahteraan umum. cita-cita luhur bangsa ini seakan dikesampingkan oleh para
elit politik saat ini. Mungkin bagi mereka apa yang tercantum dalam UUD 1945
hanya seperti formalitas Negara, bukan untuk diwujudkan. Sehingga, timbullah
niat-niat buruk untuk melakukan segala cara agar kesejahteraan hidup mereka
terpenuhi.
Banyaknya aturan hukum yang berlaku di Indonesia tidak menyurutkan
niat para politisi untuk tetap melakukan hal-hal yang tidak bertanggung jawab
demi kepentingan pribadi dan kekuasaan mereka. Mereka merasa sebagai orang
yang memiliki kuasa dan berhak melakukan apa saja tanpa memikirkan siapapun.
Hal ini tentunya menjadi keheranan masyarakat. Apa saja sebenarnya motif serta
hal yang mendorong para politisi untuk berlaku demikian?
Dari kebanyakan kasus yang terjadi di negeri ini, kita bisa menganalisa apa
saja sebenarnya yang menjadi latar belakang atau dorongan para politisi sehingga
berperilaku yang tidak bermoral. Pada mekalah ini akan dijelaskan mengenai
penyebab-penyebab para politisi bertidak demikian.
Hal yang paling mendasar yang menyebabkan perilaku para politisi menjadi
tidak bermoral ialah hilangnya rasa nasionalisme dari para politisi. Mereka sdah
keluar dari nilai-nilai Pancasila dan cita-cita luhur bangsa. Sehingga, apa yang
mereka perjuangkan bukan lagi untuk negara dan rakyatnya, namun semata-mata
untuk diri mereka sendiri dan golongannya. Hal inilah yang selanjutnya
menimbulkan berbagai dorongan bagi mereka untuk melakukan apa saja demi
kesejahteraan pribadi maupun golongan.
Berbicara mengenai kondisi sosial politik di Indonesia pada saat ini pasti
erat kaitannya dengan perebutan kekuasaan. Kondisi yang ada saat ini sangat
berbanding terbalik dengan harapan masyarakat yang sesungguhnya terutama
dalam hal politik. Seringkali kita jumpai di media massa berita mengenai para elit
politik yang berkoar-koar mengampanyekan janji-janjinya demi mendapatkan
kekuasaan yang mereka inginkan, bahkan tak jarang ada yang menghalalkan
segala cara untuk mendapat kekuasaan. Image politik di Indonesia seperti hanya
bertumpu pada perebutan kekuasaan dan kepentingan pribadi mereka, bukan
sepenuhnya untuk menyejahterakan rakyat Indonesia. Hal ini terlihat dari
banyaknya hal yang menyimpang dari para politisi Indonesia, salah satu contoh
nyata yang sudah membudaya dan mengakar pada sendi-sendi politik adalah
kasus korupsi.
Tak hanya mengenai perebutan kekuasaan, hal lain yang juga menjadi
penyebab hilangnya moral politisi Indonesia, yaitu mereka tidak menjalankan
politik sesuai dengan etika politik yang sesungguhnya. Tujuan etika politik adalah
mengarahkan kehidupan politik yang lebih baik, baik bersama dan untuk orang
lain, dalam rangka membangun institusi-institusi politik yang adil. Etika politik
membantu untuk menganalisa korelasi antara tindakan individual, tindakan
kolektif, dan struktur-struktur politik yang ada. Penekanan pada korelasi ini
menghindarkan pemahamann etika politik yang diredusir menjadi hanya sekadar
etika individual perilaku individu dalam bernegara.
Menurut Machiavelli, seorang ahli teori dan figur utama dalam realitas teori
politik di Itali mengatakan bahwa politik dan moral adalah dua bidang yang
tidak memiliki hubungan sama sekali, yang diperhitungkan hanyalah kesuksesan
sehingga tidak ada perhatian pada moral di dalam urusan politik. Baginya hanya
satu kaidah etika politik: yang baik adalah apa saja yang memperkuat kekuasaan
raja. Dimana sebutan raja yang dimaksud pada saat itu adalah sebutan bagi
Jika saya ingin orang lain berperilaku baik sesuai dengan aturan, maka
saya harus memberi contoh bagi mereka bagaimana yang seharusnya
dilakukan. Bagaimana orang lain bisa mau melakukan hal yang kita
tentukan, sedangkan kita sendiri belum melakukannya.
2. Aturan di Indonesia sudah cukup tegas, namun menurut saya sanksi yang
ada saat ini belum bisa memberikan efek jera kepada para pelaku
kriminal, terutama yang dilakukan para politisi. Karena hal yang bisa
membuat seseorang berhenti melakukan suatu kejahatan ialah ketika
mereka merasa jera. Saya ambil contoh untuk kasus korupsi yang saat ini
banyak dilakukan para politisi. Saya akan memberhentikan jabatan
siapapun yang terbukti melakukan korupsi dan akan menguras habis
hartanya. Mungkin hal ini masih belum dikatakan sadis apabila kita
melihat apa yang diterapkan Presiden China, Hu Jintao, yang
menyiapkan 1.000 peti mati bagi siapapun yang melakukan korupsi. Jadi,
pada intinya yang akan saya tegaskan ialah mengenai pemberian efek
jera bagi para politisi yang berperilaku keluar dari tanggung jawabnya,
apalagi yang merugikan negara dan rakyat Indonesia.
3. Menyeleksi dengan cermat dan cerdas para calon petinggi negara,
seperti para menteri, kepala badan, dll. Yang tentunya tidak boleh
dilakukan atas dasar segolongan, seagama, persaudaraan, dsb. Karena ini
merupakan tindakan nepotisme yang juga harus diberantas. Saya akan
memilih sesuai dengan potensi dan profesi yang akan dijalani.
4. Turun langsung ke lapangan untuk memantau kinerja para politisi,
karena semakin sering mereka diawasi, semakin susah pergerakan
mereka menuju hal-hal yang keluar dari tanggung jawab.
5. Politik Indonesia tidak hanya sampai disini. Oleh karena itu, para
generasi muda lah yang akan meneruskannya. Melihat kondisi yang ada
sekarang ini, maka sangat diharapkan nantinya para generasi penerus
bisa membawa perubahan yang sigifikan terhadap kondisi politik
Indonesia maupun di bidang lain. Saya juga akan menyiapkan generasi
muda untuk bisa menjadi penerus yang baik. Salah satu cara yang akan
saya tempuh ialah di bidang pendidikan serta menitikberatkan prasarana
pendidikan agar terus menanamkan pemahaman mengenai konsep
politik yang sesungguhnya. Dengan begitu, diharapkan kedepannya
mereka bisa menerapkan ilmu yang mereka dapatkan pada dunia politik
khususnya.
Itulah beberapa hal yang akan saya lakukan untuk mewujudkan politik
indonesia yang bermoral jika saya menjadi seorang Presiden. Pada dasarnya,
presiden bukanlah satu-satunya yang dapat berkuasa karena di Indonesia
kedaulatan berada di tangan rakyat sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1
ayat 2 UUD 1945. Dengan demikian, seorang presiden maupun politisi haruslah
mengedepankan kepentingan rakyat dan negara. Hal lain yang tak kalah penting,
yaitu tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, serta etika
berpolitik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjadi seorang politisi bukanlah hal yang mudah karena
bertanggung jawab atas masyarakat dan harus benar-benar mengabdikan
dirinya untuk menyejahterakan rakyat. Oleh sebab itu, seorang politisi
haruslah bekerja dengan niat yang tulus untuk rakyat, bukan untuk dirinya
ataupun kepentingan golongannya. Menjadi seorang politisi juga harus
mengedepankan etika berpolitik agar apa yang menjadi tugas dan
tanggung jawab mereka dapat benar-benar sesuai dengan keinginan dan
tidak menimbulkan hal-hal yang keluar dari tanggung jawab mereka
(berperilaku tidak bermoral).
Jika saya diposisikan sebagai seorang presiden, hal yang akan saya
lakukan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan contoh yang baik, karena jika seorang pemimpin berlaku
buruk maka orang-orang yang dipimpinnya berpotensi untuk
mengikuti perilaku tersebut.
2. Menerapkan sanksi yang tegas dan dapat menimbulkan efek jera untuk
perkara apapun yang terjadi di negara Indonesia dan yang pastinya
sesuai dengan apa yang mereka lakukan.
3. Memilih para menteri dan petinggi-petinggi lainnya secara cermat dan
cerdas tanpa memerhatikan kesamaan suku, agama, ras, partai politik,
dan lain sebagainya. Dengan kata lain, benar-benar memilih sesuai
dengan potensi dan profesi yang akan diduduki.
4. Sering melakukan pengawasan secara lagsung ke lembaga-lembaga
negara, instansi pemerintahan, dan lain sebagainya.
5. Menyiapkan generasi penerus yang lebih bermoral yang dapat
membawa perubahan di seluruh bidang di Indonesia dengan cara
meningkatkan mutu pendidikan.
B. Rekomendasi
Dengan melihat kondisi Indonesia yang semakin memprihatinkan saat
ini, saya berharap semua warga Indonesia bisa menyikapinya dengan otak
dingin dan tidak memperburuk keadaan dengan ikut berkoar-koar yang
tidak baik. Saya juga berharap kepada seluruh generasi muda di Indonesia
yang pastinya nanti akan menjadi generasi penerus bangsa agar terus
belajar dan memperbaiki diri dengan menunut ilmu setinggi-tingginya. Tak
hanya itu, ilmu yang tinggi itu juga harus disertai dengan meningkatkan
kecintaan terhadap tanah air dan terus mengamalkan Pancasila dan UUD
1945 serta tak lupa juga untuk ikut mewujudkan cita-cita luhur bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Khakim, Lukman. 20 Pengertian dan definisi politik dan ilmu politik menurut
para ahli.
http://www.dunsarware.com/2015/08/20-pengertian-dan-
Budayawan:
Politik
Indonesia
Tidak
Bermoral.