Definisi 8
Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru kedalam tubuh
yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan peluru dengan tubuh. Yang termasuk
dalam luka tembak adalah luka tembak masuk maupun luka tembak keluar. Luka tembak
masuk terjadi apabila anak peluru memasuki suatu objek dan tidak keluar lagi, sedangkan
pada luka tembak keluar, anak peluru menembus objek secara keseluruhan. Umumnya luka
tembak ditandai dengan luka masuk yang kecil dan luka keluar yang lebih besar. Luka ini
biasanya juga disertai dengan kerusakan pada pembuluh darah, tulang, dan jaringan sekitar.
Luka tembak terjadi karena energi dari peluru saat menembus tubuh. Semakin besar
energi yang dihasilkan peluru, semakin parah luka yang dapat terjadi. Energi akan meningkat
seiring besar, berat dan kecepatan pelurunya. Secara umum, peluru berukuran besar yang
ditembakkan dari senapan menyebabkan luka yang lebih besar dibandingkan dengan peluru
berukuran kecil yang ditembakkan dari pistol.
Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan ditembakkan.
Bila tekanan pada tubuh erat disebut hard contact, sedangkan yang tidak erat
yang menggambarkan bentuk dari moncong senjata, ini disebut jejas laras.
Rambut dan kulit sekitar luka dapat hangus terbakar.
Saluran luka akan berwarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu,
jelaga).
Ukuran luka lebih kecil dibanding peluru.
Di sekitar luka dapat ditemukan daerah yang berwarna merah atau hangus
terbakar.
Bila terdapat kelim tato, berarti jarak antar moncong senjata dengan korban
Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban diluar
jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau
terbakar sebagian.
Jarak diatas 45 cm
Ukuran luka jauh lebih kecil dibandingkan peluru.
Warna kehitaman atau kelim tattoo tidak ada.
Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat dilihat
pengotoran berwarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau kelim lemak.
beraturan. Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari luka tembak masuk, hal
ini disebabkan:
Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang, sehingga
kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu diketahui bahwa
kemampuang peluru untuk dapat menimbulkan kerusakan berhubungan langsung dengan
ukuran peluru dan velocity
Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan keluar
yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembakkeluar akan lebih kecil bila
dibandingkan dengan luka tembak masuk
Bentuk dan jumlah luka tembak keluar tidak dapat diprediksi. Luka tembak keluar
sebagian (parsial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh karena tenaga peluru tersebut
hampir habis atau ada penghalang yang menekan pada tempat dimana peluru akan keluar,
dengan demikian luka dapat hanya berbentuk celah dan tidak jarang peluru tampak menonjol
sedikit pada celah tersebut. Jumlah luka tembak keluar bisa lebih banyak dari pada luka
tembak masuk, hal ini dimungjkinkan karena:
Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak keluar
Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong keluar pada
tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.
Dua pelurunya masuk kedalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (tandem
bullet injury) dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan keluar melalu tempat
yang berbeda.
Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis seperti
scapula dan ileum atau bagian tipis dari tengkorak. Anak peluru yang mengenai lokasi yang
tidak biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka tembak masuk akan sangat
sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum.
Luka tembak keluar dari senjata berkekuatan tinggi sangat mungkin dikarenakan
olehkecepatan dan energi kinetic yang tinggi amunisi yang ditembakkan. Stellate-shaped exit
wounds, sering ditemukan dan mungkin menyerupai luka tembak masuk kontak.
Walaupun luka tembak keluar dari senjata bisa lebih besar dan mungkin menyebabkan
banyak kerusakan dibandingkan luka tembak keluar dari senjata genggam.Dengan
memperkirakan tepi luka, ada atau tidak adanya tepi abrasi bisa dikonfirmasi.
Normalnya, suatu peluru saat ditembakkan akan mengikuti suatu lengkung arah atau
jalur tertentu. Namun, semakin cepat peluru melesat maka semakin lurus arah dan jalur
peluru tersebut. Disipasi energi adalah bagaimana energi kinetis peluru yang disalurkan ke
tubuhdari suatu kekuatan yang menahannya. Pada kasus proyektil velositas medium dan
tinggi,disipasi energi dipengaruhi oleh Drag (hambatan), Profile (profil) dan
Cavitation(kavitasi).
Drag Faktor-faktor yang memperlambat suatu peluru, termasuk tahanan angin,
hambatan oleh jaringan, dll.
Profile Titik tumbuk peluru merupakan profil dari peluru tersebut. Semakin besar
ukuran titik tumbuk semakin besar energi yang disalurkan.
Cavitation Sering disebut sebagi perluasan alur masuk peluru. Merupakan lubang di
jaringan tubuh yang dihasilkan oleh energi kinetis peluru. Lubang ini lebih besar
daripadalubang masuk peluru. Karenanya,luka yang dihasilkan lebih besar dari diameter
peluru tersebut. Kadang kala, karenaenergi kinetis peluru sedemikian besar, peluru dapat
menembus jaringan di sebaliknya. Oleh karena itu selalu kaji adanya lubang keluar peluru
(exit wound).
Jika luka tembak masuk dan hubungannya dengan luka tembak keluar telah
ditentukan,langkah selanjutnya adalah menentukan arah tembakan. Arah tembakan adalah
jaras jalannya peluru memasuki tubuh melalui luka tembak masuk menuju luka tembak
keluar.
Untuk alasan klaritas dan konsistensi, ahli forensik selalu menggambarkan arah
tembakan sebagaimana tubuh korban dalam posisi anatomis standar saat ia ditembak. Tubuh
korban berdiri penuh dengan tangan ekstensi pada sisi tubuhnya dengan bagian palmar ke
depan. Sebagai contoh luka tembak yang menembus dada kiri dan keluar pada punggung
kanan bawah, arah tembakan digambarkan dari depan ke belakang, kiri ke kanan dan atas
dan ke bawah. Biasanya ahli forensik hanya bisa membuat opini dimana posisi tubuh korban
bisa atau tidak konsisten dengan arah tembakan, dan hanya bisa disesuaikan dengan saksi
mata.
Kepala
Ketika energi proyektil memasuki tengkorak dan mulai mengalami disipasi, jaringan
otak secara alamiah akan tertekan secara berat (ingat kepala adalah ruang tertutup yang
dibatasi jaringan tulang tengkorak yang kuat).Bila peluru mengenai wajah maka jalan napas
akan rusak atau hancur tergantung pada velositas peluru.
Dada
Jaringan paru relative tahan terhadap kavitasi proyektil. Alveoli membentuk massa
berongga yang mudah bergerak. Sedangkan jantung tidak tahan terhadap kavitasi
sebagaimana paru. Namun lapisan terluar yang meliputi pembuluh pulmoner, aorta dan
jantung merupakan jaringan yang kuat dan elastic. Jaringan ini mungkin mampu menutupi
luka akibat luka tembus velositas rendah,namun tidak mampu mengatasi kavitasi akibat luka
tembus velositas medium dan tinggi.
Bila terjadi cedera di antara garis puting dada dan pinggang, maka selalu curigai
kemungkinan adanya cedera abdominal juga.
Abdomen
Abdomen sering mengalami cedera sekunder saat dada mengalami cedera. Ruang
abdominal merupakan ruang yang besar yang berisi jaringan yang berisi cairan, udara, jaring
padat dan jaringan tulang. Jaringan yang berisi udara dan cairan lebih tahan terhadap kavitasi
daripada jaringan padat.
Ekstremitas
Ekstremitas terdiri dari tulang, otot, pembuluh darah dan jaringan saraf. Luka tembak
sering
menyebabkan
tulang
pecah
dan pecahan
sekunder.Pecahan ini dapat bersifat seperti misil atau proyektil yang merusak jaringan lain
disekitarnya. Akibatnya jaringan di sekitar akan rusak sehingga fungsi sensorik, motorik dan
bahkan aliran sirkulasi akan terhambat atau bahkan hancur.
Luka ledakan terbagi dalam 4 kategori yaitu : primer, sekunder, tertier dan
tambahan. Korban mungkin mengalami luka lebih dari hanya satu mekanisme
tersebut.
Luka ledakan primer disebabkan oleh efek langsung ledakan bertekanan tinggi
terhadap jaringan tubuh. Udara mudah menekan, tidak seperti air. Hasilnya, luka
ledakan primer hampir selalu mengenai struktur yang mengandung udara seperti paru,
telinga dan saluran cerna.
Luka ledakan sekunder disebabkan oleh objek melayang yang menyerang orang
disekitarnya.
Luka ledakan tertier adalah gambaran ledakan energi tinggi. Jenis ini terjadi
ketikaorang-orang terlempar dan menabrak objek lainnya.
Perbedaan Antara Luka Tembak Masuk Dengan Luka Tembak Keluar 1,3
No
1.
kecepatan tinggi
kecepatan
peluru
berkurang
sehingga
2.
3.
4.
5.
6.
7.
teratur bentuknya
Bisa tampak berwarna merah terang Tidak ada
8.
Pemeriksaan Mikroskopik1
Perubahan yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu: trauma mekanis dan
termis.
Secara umum didalam saluran luka pada luka tembak tempel akan mengandung lebih
banyak butir-butir mesiu bila dibandingkan dengan luka tembak dimana moncong sejata tidak
menempel pada kulit.
Kesalahan-kesalahan tersebut dapan dihindari dengan x-ray yang akan menunjukan apakah
terjadi pemisahan inti dan selubung.
Pada luka tembus, pecahan-pecahan kecil dari peluru dapat tertinggal disepanjang
luka atau pada tulang yang terperforasi oleh peluru. Pecahan tersebut biasanya terlewatkan
pada otopsi, maka dengan itu perlu dilakukan X-ray sehingga dapat diampbil untuk
pemeriksaan scanning electron microscope. Pemeriksaan ini gunanya adalah untuk
mengetahui asal metal. X-ray juga bisa memperlihatkan luka dari luka tembak lama atau
pecahan-pecahan peluru yang tidak berhubungan dengan kematian. Pada luka lama sudah
terjadi fibrosis dan peluru sudah berwarna hitam karena terjadi oksidasi.
Pada gambaran radiologi juga bisa dilihat apakah terjadi pemantulan dalam. Terdapat
gambaran jejak pecahan-pecahan yang terlihat bolak-balik. Namun X-ray juga mempunyai
beberapa kekurangan, antara lain kaliber dari peluru tidsak dapat ditentukan dengan tepat.
Ini karena pembesaran dari gambaran peluru yang tergantung dari jarak dengan sinar
X-ray. Peluru yang dekat dengan sinar terlihat lebih besar dan batas terlihat kabur daripada
gambaran yang lebih dekat ke film. Namun estimasi kaliber bisa didapatkan. X-ray sebaiknya
diambil pada saat jenazah masih berpakaian agar dapat mendeteksi peluru yang keluar dari
tubuh dan tetinggal di pakaian.
CT-scan adalah alat yang lebih akurat untuk mengevaluasi letak peluru dan pecahan
pecahan tulang. Dapat diketahui sejauh mana peluru menemus organ atau jaringan. Pada luka
tembak kepala, dapat dilihat apa terjadi perdarahan otak, fraktur tulang vertebrae dan lain
lain.
-
Tes paraffin merupakan tes yang tak spesifik, sebab hanya dapat mendeteksi adanya
nitrate dan nitrite saja. Sehingga tes ini juga dapat memberikan hasil positif jik tangan
tercemar tembakau, kacang-kacangan, pupuk atau obat-obatan.
Tes Harrison dan Gilroy, menggunakan kassa yang telah dibasahi dengan asam
klorida. Bedanya dengan tes paraffin adalah bahwa tes yang terakhir ini untuk
mendeteksi adanya unsur logam, merkuri, antimony, barium, atau timah hitam. Tentu
harus diperhitugkan apakah pekerjaannya berkaitan dengan logam-logam tersebut.
Tes berikutnya adalah metode Neutron Activation Analysis (NAA), tes ini lebih
sensitif sebab masih dapat mendeteksi antimony, barium, dan copper walaupun tangan
yang digunakan untuk menembak sudah dibersihkan. Dan tes lain yang juga sensitif
adalah tes yang
-
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Luka tembak adalah luka yang disebabkan karena adanya penetrasi peluru kedalam
tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api, umumnya ditandai dengan luka masuk kecil dan
dapat disertai dengan luka keluar yang lebih besar. Luka ini biasanya juga disertai dengan
kerusakan pembuluh darah, tulang dan jaringan disekitarnya.
Terdapat berbagai jenis senjata yang dapat didasarkan pada berbagai macam hal,
antara lain berdasarkan tenaga pendorong yang terdiri dari senjata api dan senjata angin.
Berdasarkan cara penggunaannya senjata genggam, dapat juga didasarkan pada bentuk
permukaaan dalam laras yaitu senjata berlaras rata dan senjata beralur melingkar.
Mekanisme terjadinya senjata, baik senjata angin atau senjata api pada prinsipnya
sama yaitu memanfaatkan tekana tinggi dari udara atau gas untuk melontarkan anak proyektil
atau anak peluru keluar dari laras dengna kecepatan tinggi. Tekanan tinggi tersebut dapat
berasal dari gas co2 atau pembakaran mesiu.
Gambaran luka tembak dapat berupa gambaran makroskopik dan mikroskopik. Pada
gambaran makroskopik dapat dijumpai adanya luka berbentuk bintang maupun oval,
dipinggir luka biasa terdapat adanya kelim pato maupun kelim jelaga. Sedangkan pada
gambaran mikroskopik dapat dilihat perubahan progresif epitel akibat panas dan mekanik.
Demikian pula kemungkinan didapatkannya butir-butir mesiu dalam saluran luka dan pada
permukaan epitel.
Untuk memperoleh gambaran yang lengkap akan luka tembak, maka dapat dilakukan
pemeriksaan radiologis yaitu X-ray dan CT-scan. Umumnya X-ray lebih sering dilakukan
mengingat akan faktor biaya yang lebih terjangkau.
Daftar pustaka
1. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara;
p.131-168.
2. Donoghue ER, Kalelkar MB, Richmond JM, Teas SS. Atypical gunshot wounds of
entrance:an empirical study. J Forensic Sci1984;29:379388
3. Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks, Practice
and Resource.
4. Di Maio, V.J.M. 1999. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms, Ballistics, and
Forensic Techniques.Second Edition. New York : CRC Press.
5. Chadha P.V. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V. Jakarta : Widya
Medika. Hal. 75-81
6. Knight, Bernard. 1996. Forensic pathology.Second Edition. London;Arnold:231-241
7. Tsokos, Michael. 2008. Forensic Pathology Reviews. Volume 5. Berlin,Germany;Humana
Press:139-149
8. Di Maio, V.J.M. 1999. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms, Ballistics, and
Forensic
Techniques.Second
Edition.
New
York
CRC
Press.
(http://id.scribd.com/doc/69391916/Terjemahan-Di-Maio-Forensik)
9. Dahlan, Sofwan. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
Hukum. Cetakan V.Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro:93-106
10. Arnold JL, Halpern P, Tsai MC, Smithline H: Mass casualty terrorist bombings:
acomparison of outcomes by bombing type. Ann Emerg Med 2004 Feb; 43(2): 26373[Medline] (http://id.scribd.com/doc/71559341/LUKA-TEMBAK)