Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Protein adalah senyawa organic yang banyak dijumpai kalam semua makhluk hidup.
Protein terdiri dari karbon, hydrogen dan nitrogen dan umumnya juga mengandung sulfur. Satu
molekul protein terdiri dari rantai panjang polipeptida. Polipeptida ini berasal dari asam. Asam
amino yang salaing berikatan dengan urutan yang khas. Ikantan teratur yang berurutan ini
dinamakan struktur primer protein (Achmad, 2011).
Protein merupakan suatu senyawa polimer yang terbentuk dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida antara asam amino lainnya. Protein berfungsi
sebagai sumber energi bagi tubuh mahluk hidup. Membentuk jaringan atau bagian tubuh lain,
untuk pertumbuhan, sebagai enzim ( merupakan katalisator ). Transport molekul di dalam darah
dan sel, sebagai hormone contohnya hormone insuin sebagai pembentuk antibody. Molekul yang
membantu kontraksi otot,kesimbangan cairan,transmisi saraf. Salah satu bahan makanan yang
mengandung protein yakni susu (Achmad, 2011).
Salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas protein dalam susu adalah pengolahan
yang melibatkan proses pemanasan, pendinginan, pengeringan, penambahan bahan kimia,
fermentasi, radiasi dan perlakuan lainnya. Karakterisasi kandungan protein pada susu sapi dapat
ditentukan antara lain melalui nilai konsentrasinya. Untuk keperluan karakterisasi kandungan
protein pada susu, dapat digunakan metode titrasi formol.
Titrasi formol asam amino pada dasarnya merupakan suatu titrasi sama basa,
dimanapenambahan formaldehid pada asam amino dimaksudkan agar pH buffer gugus amino
lebihrendah dari pH asalnya, sehingga gugus amino dapat dititrasi secara kuantitatif dengan
titikakhir titrasi ditunjukkan munculnya perubahan warna dari indikator. Titrasi merupakan suatu
metode menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya. Biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yangterlibat di dalam proses titrasi.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titerataupun titrant. Zat yang akan
ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakkan di dalam erlenmeyer,
sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya
diletakkan di dalam buret (Herawati, 2011).
Prinsip dari titrasi formol adalah menetralkan larutan dengan basa NaOH membentuk
dimethilol dengan penambahan formaldehid yang mana gugus amino sudah terikat dan tidak

mempengaruhi reaksi asam basa NaOH. Indikator yang digunakan adalah PP. Reaksi akhir titrasi
akan terjadi perubahan warna pink. Titrasi formol digunakan untuk menunjukkan kadar Namino, selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur hidrolisis protein. Fenolphtalein
( phenolphthalein )atau biasa disingkat sebagai PP adalah suatu senyawa organik dengan rumus
C2OH1404 dan biasa dipakai sebagai indikator untuk titrasi asam basa . tidak berwarna dalam
larutan asam dan berwarna fuksia ( pink ) bila dalam larutan basa (Winarno, 1992).
Dapus:
Achmad, Nurdin. 2011. Reaksi Analisa protein. Jakarta: UI Press
Herawati, Rina. 2011. Analisis Makanan. Yogyakarta: UNY
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai