Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KETERAMPILAN PEMASANGAN INFUS PADA MAHASISWA
DIII KEBIDANAN SEMESTER 4
DI STIKES MITRA RIA HUSADA
TAHUN 2016

NAMA: Yuniar Rahmah


NIM : 1516041

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA RIA HUSADA
JAKARTA

2016
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERAMPILAN
PEMASANGAN INFUS PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER
4 DISTIKES MITRA RIA HUSADA TAHUN 2016

1. Yuniar rahmah1,Sunarti, S.SiT, MM, M.Kes2,DR.Dr.H.Dasep Budi Abadi, MS3

DIV Bidan Pendidik STIKes Mitra RIA Husada, Jl. Karya Bhakti No.3 Cibubur
Jakarta Timur, 13720, Indonesia
Email : niar2011@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
keterampilan pemasangan infus pada mahasiswa DIII kebidanan semester 4 di
STIKes Mitra Ria Husada Tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
analitik dengan menggunakan rancangan penelitian survey dengan pendekatan
cross sectional. Populasi 73 sampel 35. Hasil penelitian keterampilan pemasangan
infus pada mahasiswa DIII Kebidanan semester 4 Stikes Mitra RIA Husada
diperoleh data bahwa 48,6% mahasiswa mendapatkan nilai >75 sedangkan yang
mendapatkan nilai 75 sebanyak 51,4%. Dari empat variabel yang diteliti, ada tiga
yang memiliki hubungan yaitu pengetahuan teori dengan nilai p value = 0,021
(p<0,05), motivasi dengan nilai p value = 0,009 (p<0,05), persepsi mahasiswa
terhadap dosen tentang cara mengajar dan membimbing mahasiswa nilai p=value
0,028 (p<0,05) sedangkan tidak adanya hubungan antara persepsi mahasiswa
tentang kelengkapan dan ketersediaan alat-alat pemasangan infus s nilai p value =
0,049 (p<0,05). Saran melakukan pembelajaran untuk lebih mengasah kemampuan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa Stikes Mitra RIA
Husada dan membuat metode pembelajaran yang menyenangkan saat mempelajari
keterampilan pemasangan infus agar mahasiswa memiliki motivasi untuk lebih
mengasah keterampilan tersebut.
Kata Kunci : Keterampilan Pemasangan Infus, Faktor yang Berhubungan
Daftar pustaka : 24 ( 1994-2015)

ABSTRACT

This study aims to determine the factors associated with infusion skill in DIII
midwifery 4th semester students in STIKes Ria Mitra Husada year 2016. This
study is a quantitative analytical research using survey research design with cross
sectional approach. The population of 73 samples 35. Results of research skills in
students infusion DIII Midwifery 4th semester STIKES Mitra Husada RIA data
showed that 48.6% of students get value> 75 while getting value 75 as much as
51.4%. Of the four variables studied, there are three who have a relationship that is
knowledge of theory with p value = 0.021 (p <0.05), the motivation with p value =
0.009 (p <0.05), students' perceptions of teachers about how to teach and guide
students value the value of p = 0.028 (p <0.05), whereas no correlation between
student perception about the completeness and the availability of tools infusion s p
value = 0.049 (p <0.05). Suggestions were studying to further hone their skills and
knowledge possessed by students STIKES RIA Mitra Husada and create a pleasant
learning methods when studying the infusion skill that students have the
motivation to further hone these skills.
Keywords:

Installation

Bibliography: 24 (1994-2015)

Skills

Infusion,

Related

Factors

melakukan penelitian tentang

PENDAHULUAN
Salah

satu

penyebab

keterlambatan dalam pemasangan


infus yang dapat menambahkan
tingkat

angka

AKI

angka

kematian ibu) di Indonesia adalah


Atonia uteri merupakan penyebab

faktor faktor yang berhubungan


dengan

keterampilan

pemasangan
mahasiswa

infus
DIII

pada

Kebidanan

semester 4 di STIKes Mitra Ria


Husada Tahun 2016 .

terbanyak perdarahan pospartum


dini (50%), dan merupakan alasan
paling sering untuk melakukan
histerektomi

postpartum.

penanganan syok salah satunya


dengan pemberian cairan infus
Berdasarkan
pendahuluan

studi

yang

dilakukan oleh peneliti


mahasiswa

DIII

pada

semester 4 di STIKes Mitra Ria


Husada di dapatkan hasil bahwa
pemasangan

mandiri

pada

mata

Untuk mengetahui faktor yang


berhubungan

dengan

keterampilan

pemasangan infus pada mahasiswa


DIII kebidanan semester 4 di STIKes
Mitra Ria Husada Tahun 2016.

telah

Kebidanan

praktik

TUJUAN

infus
kuliah

METODELOGI
PENELITIAN
Metode penelitian kuantitatif dan
pendekatan cross sectional yaitu untuk
mengetahui faktor yang berhubungan

keterampilan dasar klinik pada

dengan keterampilan pemasangan

mahasiswa semester 4 tingkat 2

infus

dari 40 orang hanya 6 orang

kebidanan semester 4 di STIKes

(15%) yang dapat melakukan

Mitra Ria Husada Tahun 2016.

pemasangan infus secara sendiri.

pada

Penelitian

ini

mahasiswa

dilakukan

DIII

pada

tidak dapat

mahasiswa DIII kebidanan semester

memasang infus secara mandiri

4 di STIKes Mitra Ria Husada

sebanyak 34 orang (85%). Maka

Tahun 2016 Populasi dalam penelitian

Sedangkan yang

dari itu peneliti merasa tertarik

ini adalah seluruh mahasiswa DIII

Kebidanan semester 4 di STIKes

Berdasarkan tabel 5.1.1 dari hasil

Mitra Ria Husada Tahun 2016 yang

penelitian yang dilakukan terhadap 35

terdiri dari 2 kelas dengan jumlah

mahasiswa semester 4 Stikes Mitra

mahasiswa

73

RIA Husada yang mahir diperoleh

orang, dengan tekhnik pengambilan

data pada keterampilan pemasangan

sampel

tekhnik

infus 48,6% mahasiswa yang mahir

Simple

mendapatkan nilai >75 sedangkan

Random Sampling sebanyak 35 orang

yang tidak mahir mendapatkan nilai

semua

yaitu

pengambilan
mahasiswa.

sebanyak

dengan

sampel

yaitu

Pengumpulan

data

dilakukan dengan cara menyebarkan

75 sebanyak 51,4% .

kuesioner dan observasi daftar tilik


kepada mahasiswa DIII Kebidanan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

semester 4.

mahasiswa
pengetahuan

yang
baik

memiliki
tentang

teori

pemasangan infus sebesar 31,4% dan

HASIL PENELITIAN
1. Hasil Analisis Univariat
Tabel 5.1.1
Distribusi Frekuensi Keterampilan
pemasangan infus, pengetahuan,
motivasi, dosen dan alat-alat pada
Mahasiswa Semester 4 Stikes Mitra
RIA Husada T.A 2016
Variabel
Keterampilan Pemasangan Infus
Mahir
Tidak Mahir
Pengetahuan
Baik
Kurang
Motivasi
Dosen
Alat-alat
-

Tinggi
Rendah
Baik
Kurang
Baik
Kurang

pengetahuan kurang sebesar 68,6%.


Mahasiswa yang memiliki motivasi
tinggi sebesar 34,3% dan motivasi
rendah 65,7%. Adapun

Persepsi

mahasiswa tentang cara mengajar


dosen dan membimbing mahasiswa
terhadap keterampilan pemasangan
infus dengan baik 42,9% dan Persepsi
mahasiswa tentang cara mengajar
dosen dan membimbing mahasiswa
terhadap keterampilan pemasangan
infus

dengan

kurang

Sedangkan

Persepsi

tentang

kelengkapan

ketersediaan

alat-alat

57,1%.
mahasiswa
dan

pemasangan

infus dengan baik 37,1% dan kurang


62,9% .
2. Hasil Analisis Bivariat

Tabel 5.2.1

kerangka konsep karena mahasiswa

Analisis Bivariat Faktor-faktor


Yang Berhubungan Dengan
Keterampilan
Pemasangan Infus Pada Mahasiswa
DIII Kebidanan Semester 4
Stikes Mitra RIA Husada
Tahun 2016

yang pengetahuan nya baik, lebih

Faktor
Pengaruhi

Hasil keterampilan
Tidak
Mahir
Mahir
n
%
n
%

Jumlah
n

Baik

Kura
ng
Motivasi
Ting
gi
Rend
ah
Dosen
-

Baik

Kura
ng
Alat-alat

81,8

18,2

33,3

1
6

66,7

1
0

83,3

30,4

1
6

69,6

1
1

73,3

26,7

30,0

1
4

70,0

23,1

1
0

76,9

36,4

Baik

Kura
ng

1
4

63,6

1
1
2
4
1
2
2
3

16,7

1
5
2
0
1
3
2
2

pemasangan

infus,

sedangkan

pengetahuan kurang lebih banyak


yang tidak mahir.

Nilai

Dilakukan Test dengan ChiSquare Test diperoleh nilai P-Value =

Pengetahuan
-

banyak mahir dalam keterampilan

100
0,021
100

0,021 ( < 0.05 ). Dengan demikian


dapat dikatakan bahwa ada hubungan

100
0,009
100

yang bermakna secara statistik antara


pengetahuan

dengan

keterampilan

pemasangan infus.

100
0,028
100

Berdasarkan tabel diatas dapat

100
0,049
100

terlihat

hasil

variabel

uji

bivariat

Motivasi

antara
dengan

Keterampilan. Dari 12 mahasiswa


Berdasarkan tabel diatas dapat
terlihat
variabel

hasil

uji

bivariat

Pengetahuan

yang motivasinya tinggi ada 10

antara

mahasiswa (83,3%) dan mahasiswa

dengan

yang motivasinya rendah dan tidak

Keterampilan. Dari 11 mahasiswa

mahir

yang Pengetahuannya baik ada 9

(16,7%). Dari 23 orang responden

mahasiswa (81,8%) dan mahasiswa

yang motivasinya rendah , ada 7

yang pengetahuan kurang dan tidak

mahasiswa ( 30,4%) yang mahir

mahir

mahasiswa

dalam pemasangan infus. Sedangkan

(18,2%). Dari 24 orang responden

yang tidak mahir ada 16 mahasiswa

yang pengetahuanya kurang, ada 8

(69.6%).

mahasiswa ( 33,3%) yang mahir

kerangka konsep karena mahasiswa

dalam pemasangan infus. Sedangkan

yang motivasi nya baik, lebih banyak

yang tidak mahir ada 16 mahasiswa

mahir

(66,7%).

pemasangan

berjumlah

Fakta ini sesuai dengan

berjumlah

mahasiswa

Fakta ini sesuai dengan

dalam
infus,

keterampilan
sedangkan

motivasinya rendah lebih banyak

pemasangan

yang tidak mahir.

berpersepsinya kurang lebih banyak

Dilakukan Test dengan Chi-

infus,

sedangkan

yang tidak mahir.

Square Test diperoleh nilai P-Value =

Dilakukan Test dengan Chi-

0,009 ( < 0.05 ). Dengan demikian

Square Test diperoleh nilai P-Value =

dapat dikatakan bahwa ada hubungan

0,028 ( < 0.05 ). Dengan demikian

yang bermakna secara statistik antara

dapat dikatakan bahwa ada hubungan

motivasi

yang bermakna secara statistik antara

dengan

keterampilan

pemasangan infus.

pengetahuan

Berdasarkan tabel diatas dapat


terlihat

hasil

uji

bivariat

dengan

keterampilan

pemasangan infus.

antara

Berdasrkan tabel diatas dapat

variabel persepsi mahasiswa tentang

terlihat

mengajar

hasil

uji

bivariat

antara

dan

membimbing

persepsi mahasiswa tentang kualitas

dengan

Keterampilan.

dan ketersediaan alat-alat dengan

Dari 15 mahasiswa yang berpersepsi

keterampilan pemasangan infus. Dari

nya baik tentang dosen mengajar dan

13

membimbing

11

kualitas dan ketersediaan alatnyaq

mahasiswa ( 73,3%) dan mahasiswa

baik ternyata hanya ada 3 orang

yang kurang persepsinya terhadap

( 23,1%) mahasiswa yang mahir

dosen

dan

dalam pemasangan infus, sedangkan

membimbing mahasiswa dan tidak

10 mahasiswa (76,9%) tidak mahir.

mahir berjumlah 4 mahasiswa (26,7%

Sebaliknya dari 22 mahasiswa yang

).

yang

berpresepsi kualitas dan ketersediaan

alatnya kurang justru ada 14 orang

sedangkan

( 63%) yang mahir memasang infus.

mahasiswa

berjumlah

tentang

Dari

20

berpresepsinya
mahasiswa
mahasiswa

mengajar

mahasiswa
kurang

(30,0%),
yang

ada

berpersepsi

nya

kurang tidak mahir ada 14 mahasiswa


(

70,0%).

Fakta

sesuai

dengan

kerangka konsep karena mahasiswa


yang berpersepsi nya baik, lebih
banyak mahir dalam keterampilan

mahasiswa

yang

berpresepsi

Sedangkan 8 mahasiswa (36,4%)


tidak mahir.
Hasil analisis ini tidak seusai
dengan kerangka konsep, dimana
seharusnya

mahasiswa

yang

berpresepsi baik lebih banyak yang

mahir, sedangkan di penelitian ini

yang mahir, dibandingkan mahasiswa

lebih banyak yang tidak mahir.

yang tidak mahir.

Sebaliknya

yang

dari

mahasiswa

berpresepsi kualitasnya kurang justru


lebih banyak yang mahir memasang
infus, dibandingkan dengan persepsi
mahasiswa yang tidak mahir.

menghasilkan

nilai

(Green, 1999 dalam Notoatmodjo,


2012),

keterampilan

kemampuan

untuk

adalah

menyelesaikan

sesuatu dengan tepat dan pasti yaitu

Walaupun uji statistik ChiSquare

Hal ini sesuai dengan teori

p-

gabungan antara pengetahuan praktis


dengan

kemampuan.

Penelitian

value=0,049 (< 0,05 ) tidak dapat

serupa pun dilakukan oleh

digunakan

Lubis, 2005) di AKBID Agatha

untuk

menetapkan

signifikasi ,karena hubungan ke dua

Pematang

variabel tidak sesuai dengan kerangka

keterampilan

tidak

konsep penelitian.

pemasnagan

infus.

sangat

PEMBAHASAN

Siantar

yang

Kenal
memiliki

mahir

dalam

Keterampilan

berhubungan

dengan

kemampuan mahasiswa itu sendiri,

1. Keterampilan Pemasangan Infus

mahasiswa

yang

pada Mahasiswa DIII Kebidanan

pemasangan

infus

Semester 4 diStikes Mitra RIA

menimbulkan

Husada Tahun 2016 .

berakibat tidak baik bagi mahasiswa

keterampilan
tidak

mahir

kemampuan

yang

merupakan

itu sendiri. Sering melatih bersama-

suatu kemampuan seseorang untuk

sama dapat menambah kemampuan

bertindak

keterampilan

Keterampilan
setelah

menerima

itu

sendiri

agar

pengalaman belajar tertentu dengan

mahasiswa menjadi lebih mahir lagi.

menggunakan anggota badan dan

2.

peralatan yang tersedia . keterampilan

Terhadap

merupakan lanjutan dari hasil belajar

Pemasangan Infus pada Mahasiswa

kognitif.

DIII

Dari

hasil

penelitian

Hubungan

Kebidanan

Pengetahuan
Keterampilan
Semester

keterampilan pemasangan infus pada

diStikes Mitra RIA Husada tahun

mahasiswa DIII Kebidanan semester

2016 .

4 Sitkes Mitra Ria Husada banyak

Dari hasil penelitian terhadap


pengetahuan

dengan

keterampilan

kemampuan mahasiswa itu sendiri,


kurangnya

belajar

dan

membaca

pemasangan infus pada mahasiswa

tentang

teori

pemasangan

infus

DIII Kebidanan semester 4 Stikes

mengakibatkan

keterampilan

yang

Mitra RIA Husada didapatkan ada

kurang. Belajar dan membaca yang

hubungan yang signifikan secara

bersifat

statistik dan kerangka konsep antara

menambah pengetahuan mahasiswa.

pengetahuan

teori

dengan

keterampilan pemasangan infus.


Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa pengetahuan
atau kognitif merupakan dominan
yang

sangat

penting

untuk

terbentuknya tindakan seseorang, dari


pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan dan pengalaman lebih
langeng dari prilaku yang tidak
didasari

oleh

pengetahuan

( Notoatmodjo, 2003 ).
Penelitian serupa juga terdapat
di Bengkulu, Medan dan Semarang
bahwa

terdapat

hubungan

yang

bermakna antara pengetahuan dengan


keterampilan

pemasangan

infus

(Elinofia,2011,Yanti,2012 , Ningsih
2010)

mengemukakan

pengetahuan

yang

meningkatkan

baik

bahwa
dapat

keterampilan

seseorang, . Pengetahuan yang kurang


akan

berdampak

negatif

pada

kontinyu

akan

dapat

3. Hubungan Motivasi Terhadap


Keterampilan Pemasangan Infus
pada Mahasiswa DIII Kebidanan
Semester 4 diStikes Mitra RIA
Husada tahun 2016
Dari hasil penelitian terhadap
pengetahuan

dengan

keterampilan

pemasangan infus pada mahasiswa


DIII Kebidanan semester 4 Stikes
Mitra RIA Husada disimpulkan ada
hubungan yang signifikan secara
statistik dan kerangka konsep antara
motivasi

dengan

keterampilan

pemasangan infus.
Hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan Motivasi adalah
keadaan dalam diri seseorang yang
mendorongnya

untuk

melakukan

kegiatan untuk mencapai tujuan


(Soeharto dkk, 2010). Dari penelitian
Mulyanti

2013

di

Surakarta,

disebutkan yang menjadi penyebab


keterampilan

yang

tinggi

dari

seseorang adalah tingginya motivasi.


Karena adanya dorongan tadi maka
ada

suatu

kekuatan

yang

mengarahkan individu pada suatu

Hal ini sesuai dengan teori ( Ahmad,

mekanisme timbulnya keterampilan

2012) bahwa dalam sebuah proses

pemasangan infus, motivasi juga

pendidikan/pembelajaran,

berperan penting dalam diri seseorang

merupakan

untuk menimbulkan rasa keinginan

terpenting karena dianggap mampu

belajar yang tinggi. Tanpa motivasi

memahami,

yang tinggi seseorang tidak dapat

melaksanakan,

mewujudkan perilaku yang sesuai

mencapai tujuan pendidikan. Data ini

dengan

tersebut.

sesuai dengan penelitian sebelumnya

Mahasiswa yang kurang motivasinya

yang dilakukan oleh Muchlis ( 2009 )

harus memiliki kesadaran agar dapat

yang

menciptakan

mempengaruhi

keinginannya

sifat

motivasi

yang

tinggi .

salah

dosen

satu

komponen
mendalami,

dan

menyatakan

akhirnya

bahwa

dari

dosen

keterampilan

mahasiswa dalam pemasangan infus.

4. Hubungan Persepsi Mahasiswa


Tentang Cara Mengajar Dosen dan
Bimbingan Terhadap Keterampilan
Pemasangan Infus pada Mahasiswa
DIII Kebidanan Semester 4
diStikes Mitra RIA Husada tahun
2016
Dari hasil penelitian terhadap
Persepsi

mahasiswa

mengajar

tentang

cara

dosen dan membimbing

Dan diperkuat juga oleh penelitian


yang dilakukan oleh Kurnia ( 2012)
yang

mengatakan

ada

antara

dosen

positif

keterampilan

hubungan
dengan

pemasangan

infus.

Persepsi mahasiswa terhadap dosen


dalam

mengajar

baik

langsung

maupun tidak langsung mempunyai


pengaruh

terhadap

keterampilan

keterampilan

mahasiswa dalam pemasangan infus.

pemasangan infus pada mahasiswa

Situasi dan metode cara membimbing

DIII Kebidanan semester 4 Stikes

pun mempengaruhi sikap persepsi

Mitra RIA Husada disimpulkan ada

mahasiswa

hubungan yang signifikan secara

penyampaian yang diberikan oleh

statistik dan kerangka konsep antara

dosen. Pemberian informasi yang

Persepsi

detail dapat meningkatkan persepsi

mahasiswa

dengan

mahasiswa

mengajar
mahasiswa

tentang

cara

dosen dan membimbing


dengan

pemasangan infus.

keterampilan

mahasiswa

dalam

yang

menerima

baik

dalam

keterampilan pemasangan infus.

5. Hubungan Persepsi Mahasiswa


Tentang

Kelengkapan

waktu mengajar dipakai pula oleh

Dan

siswa untuk menerima bahan yang

Ketersediaan Alat-alat Pemasangan

diajarkan itu. Alat pelajaran yang

Infus

DIII

lengkap dan tepat akan memperlancar

Kebidanan Semester 4 diStikes

penerimaan bahan pelajaran yang

Mitra RIA Husada tahun 2016.

diberikan kepada siswa. Jika siswa

Pada

Mahasiswa

Dari hasil penelitian terhadap


Persepsi

mahasiswa

tentang

kelengkapan dan ketersediaan alatalat

pemasangan

mahasiswa

infus

dengan

mudah

pelajaran

dan

menguasainya, maka belajarnya akan


menjadi lebih giat dan maju.

pada

keterampilan

menerima

Penelitian
Hartati,2010

lain

dari

Semakin

kurang

pemasangan infus pada mahasiswa

persepsi

DIII Kebidanan semester 4 Stikes

kelengkapan dan ketersediaan alat

Mitra

ada

pemasangan infus, maka keterampilan

hubungan secara kerangka konsep,

pemasangan infus tidak akan berjalan

walaupun secara uji statistik nilai p

dengan baik karena secara signifikan

value nya lebih kecil dari nilai ,

mampu meningkatkan keterampilan

dimana seharusnya mahasiswa yang

berpikir kritis peserta didik, penelitian

berpersepsi baik lebih banyak yang

yang tidak berhubungan bukan suatu

mahir, sedangkan di penelitian ini

alasan seseorang untuk tidak dapat

lebih banyak yang tidak mahir.

mengembangkan rasa belajar yang

Sebaliknya

baik,

RIA

Husada

yang

dari

tidak

mahasiswa

mahasiswa

kelengkapan

terhadap

alat

dan

berpersepsi kualitasnya kurang justru

ketersediaan pun dapat meningkatkan

lebih banyak yang mahir memasang

rasa percaya pada mahasiswa dalam

infus, dibandingkan dengan persepsi

melakukan keterampilan pemasangan

mahasiswa yang tidak mahir.

infus.

Hal ini tidak sesuai dengan


teori menurut (Wijaya & rusyan,
2009) alat pelajaran erat hubungannya
dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji statistik
dan pembahasan dalam penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut :

7.1.1 Hasil keterampilan pemasangan

7.1.2

infus pada mahasiswa DIII

persepsi

Kebidanan semester 4 Stikes

kelengkapan dan ketersediaan

Mitra RIA Husada diperoleh

alat-alat

data bahwa 48,6% mahasiswa

terhadap

mendapatkan

pemasangan

nilai

>75

tentang

pemasangan

infus

keterampilan
infus

nilai 75 sebanyak 51,4% .

Semester 4 diSTIKes Mitra RIA

Adanya

hubungan

antara

pada

pemasangan
mahasiswa

keterampilan
infus
DIII

pada

Kebidanan

Semester 4 diSTIKes Mitra RIA


Husada tahun 2016.
Adanya

DIII

pada

mahasiswa

infus

Kebidanan

Husada tahun 2016.


7.1 Saran
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan pada mahasiswa DIII
Kebidanan

Semester

Stikes

Mitra RIA Husada tahun 2016,


maka penulis dapat memberikan

hubungan

antara

saran ke Stikes Mitra RIA Husada

motivasi dengan keterampilan

sebagai berikut :

pemasangan

pada

1. Mempertahankan dan lebih

Kebidanan

meningkatkan metode belajar

mahasiswa

7.1.4

mahasiswa

sedangkan yang mendapatkan

pengetahuan teori pemasangan

7.1.3

7.1.5 Tidak adanya hubungan antara

infus
DIII

Semester 4 diSTIKes Mitra RIA

yang

Husada tahun 2016.

Stikes

Adanya

hubungan

dalam

mahasiswa

infus
DIII

pada

Kebidanan

Semester 4 diSTIKes Mitra RIA


Husada tahun 2016.

Husada,

teori,

membaca

dan

berlatih .

dan membimbing mahasiswa


pemasangan

RIA

di

meningkatkan pengetahuan nya

dosen tentang cara mengajar


keterampilan

Mitra

dilaksanakan

terutama mahasiswa harus lebih

antara

persepsi mahasiswa terhadap

dalam

telah

2.

Melakukan

pembelajaran

bersama antara teman untuk


lebih

mengasah

kemampuan

keterampilan dan pengetahuan


yang dimiliki oleh mahasiswa
Stikes Mitra RIA Husada.

3. Membuat metode pembelajaran


yang

menyenangkan

mempelajari

saat

keterampilan

pemasangan

infus

agar

mahasiswa memiliki motivasi


untuk

lebih

keterampilan

mengasah
tersebut

dan

merubah sikapnya agar lebih


termotivasi

lagi

dalam

keterampilan pemasngan infus.


4. Melakukan pengecekan dan
kelengkapan

pada

keterampilan,

alat-alat

mengkalibrasi

alat-alat yang rusak

agar

persepsi

lebih

mahasiswa

percaya diri dalam melakukan


keterampilan pemasngan infus.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat. 2010. Metode dan
Tekhnik Pembelajaran . Bandung :
CV Yrama Widya
Asrori,Mohammad.2008. Psikologi
Pembelajaran. Bandung : CV Wacana
Prima
Darma Ketut Dkk. 2011. KDPK
Modul Kebidanan. Jakarta : EGC.
Darmadi, 2010. Infeksi Nosokomial
Problematika dan Pengendaliannya.
Jakarta : Salemba.
Depkes
RI,
2007,
Pedoman
Pencegahan
dan
Pengendalian
Infeksi di RS dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : EGC

Elinofia,
Doveriyanto,R.,
dan
Ulina,R. 2011.Hubungan Pendidikan,
Pengetahuan,
Pekerjaan dan Dukungan Keluarga
dengan Keterampilan Infus di
Puskesmas Sawah Lebar Kota
Bengkulu.
Green, Lawrence. 1980. Health
Education Planning A Diagnostic
Approach, The John Hopkins
University: Mayfield Publishing.co
Gibson, James L. 1996. Buku
Organisasi
Dan
Manajemen
Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 4.
Editor : Djoeban wahid SH
terjemahan :Agus Darma Ph.D.
Jakarta pusat : Erlangga
Hindley, G. 2006.Infection Contra in
peripheral
cannulae.
Nursing
Standard .
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008 .
Pengantar
Konsep
Dasar
Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika .
Mulyanti, 2013. Analisis Pelaksanaan
Standar
Operasional
Prosedur
Pemasangan
Infus
Terhadap
Kejadian Phlebitis di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Haji Medan,
FakultasKedokteran
Universitas
Sumatera Utara.
Kurnia, 2012. Hubungan Tingkat
Pengetahuan
Perawat
Dalam
(Memasang dan Merawat Infus)
Terhadap Kejadian Flebitis di
Bapelkes Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.
Wahidin
Sudiro
Husodo
Mojokerto.
Nasution, Dkk . 2010. Azas-Azas
Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara .

Notoatmodjo . S . 2014. Ilmu


Perilaku Kesehatan . Cetakan 2
Jakarta : Rineka Cipta.
Notoadmojo,
soekidjo.
2010.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
Potter, PA,Perry, AG. 2011. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, Praktik. Alih
Bahasa : Renata Komalasari, dkk,
Jakarta : EGC .
Prof. Dr. Zulfan Saam, MS., Sri
Wahtuni, M.Kep, Sp.Kep.J. 2012.
Psikologi Keperawatan. Depok : PT
Raja Grafindo Persada.
Purwanto, Drs .M.Ngalim.2007.Ilmu
Pendidikan Teoretis dan Praktis.
Cetakan :19. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Thoifah, Ianatut .Mpd.I .2015 .
Statistika Pendidikan dan Metode

Penelitian Kuantitatif . Jawa Timur :


Madani.
Thobroni. M. 2015. Belajar dan
Pembelajaran Teori dan Praktik.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Sugiyono. 2010 . Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan RND.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyanto . 2010. Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta :
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Smeltzer Dkk. 2009. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Vol 1
edisi 8 .Jakarta : EGC
Wijaya
dan
Rusyan,
(1994),
Kemampuan Dasar Guru dalam
Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai