LAPORAN MAGANG
Oleh:
Wiwid Handayani
1110101000079
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan di dunia terutama di negara berkembang hingga saat ini.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, diketahui insidensi
kasus TB tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 129 per 100.000 penduuduk.
Namun penurunan tersebut tidak diimbangi dengan tercapainya beberapa indikator
program pengendalian TB di Kota Tangerang Selatan. Padahal secara umum, seluruh
Unit Pelayanan Kesehatan di wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan sudah menjalani strategi DOTS.
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan
Program Pengendalian TB di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013.
Kegiatan magang ini dilaksanakan dengan melakukan observasi secara langsung,
diskusi dengan Wasor TB dan Kepala Seksi Program Pengendalian Penyakit, dan
studi literatur terkait program pengendalian TB. Kegiatan magang ini dilakukan
setiap hari mengikuti jam kerja di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan selama
26 hari.
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Magang
Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Magang Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Mengetahui
Pembimbing Fakultas
Pembimbing Lapangan
iii
Penguji I,
Hoirunnisa, Ph.D
Penguji II,
iv
IDENTITAS PRIBADI
Nama
Wiwid Handayani
Jenis Kelamin
Perempuan
Status
Belum Menikah
Agama
Islam
Alamat
Nomor Telepon/HP
0857-1585-7742
PENDIDIKAN FORMAL
1996 1997
TK Aisyiyah Ciputat
1997 2003
2003 2006
2006 2009
SMAN 90 Jakarta
2010 Sekarang
KATA PENGANTAR
vi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih kurang dari
sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan
dimasa yang akan datang. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amiin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1.
1.2.
Tujuan ............................................................................................................ 4
1.2.1.
1.2.2.
1.3.
1.3.1.
1.3.2.
1.3.3.
1.4.
Tuberkulosis .................................................................................................. 8
2.1.1
2.1.2
viii
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.1.9
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
Sasaran Program................................................................................... 22
2.2.5
Strategi Program................................................................................... 23
2.2.6
2.2.7
2.2.8
3.2.
4.1.1.
Visi ....................................................................................................... 51
4.1.2.
Misi ...................................................................................................... 52
4.1.3.
4.1.4.
4.1.5.
Kependudukan...................................................................................... 55
ix
4.1.6.
4.1.7.
Pembiayaan Kesehatan......................................................................... 59
4.2.
4.2.2.
Pengobatan .......................................................................................................... 67
4.3.
4.3.2.
4.3.3.
Sasaran Program................................................................................... 77
4.3.4.
Strategi Program................................................................................... 78
4.3.5.
4.3.6.
5.2
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Magang di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
tahun 2014 ...... 46
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Kota Tangerang Selatan tahun 2013.... 55
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan tahun 2013...... 58
Tabel 4.3 Sumber Pembiayaan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun
2013......... 60
Tabel 4.4 Identifikasi Tujuan Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013........... 75
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Jumlah Kasus dan Kematian Akibat Penyakit TB di Wilayah Kerja Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013......................... 63
Grafik 4.2 Distribusi Penyakit Tuberkulosis berdasarkan Unit Pelayanan Kesehatan
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun
2013.......................................................... 64
Grafik 4.3 Pola Penemuan Kasus (Case Notification Rate) Penyakit Tuberkulosis
berdasarkan Puskesmas di Kota Tangerang Selatan tahun 2013........ 66
Grafik 4.4 Distribusi Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan tahun 2013................................................................ 68
Grafik 4.5 Angka Penjaringan Suspek di Kota Tangerang Selatan tahun 2013....... 89
Grafik 4.6 Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif di antara Suspek di Kota
Tangerang Selatan tahun 2013................ 90
Grafik 4.7 Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif di antara Semua Pasien TB di Kota
Tangerang Selatan tahun 2013.... 91
Grafik 4.8 Proporsi Pasien TB Anak di Kota Tangerang Selatan tahun 2013..... 92
Grafik 4.9 Angka Notifikasi Kasus TB di Kota Tangerang Selatan tahun 2013. 93
Grafik 4.10 Angka Konversi di Kota Tangerang Selatan tahun 2013... 94
Grafik 4.11 Angka Kesembuhan di Kota Tangerang Selatan tahun 2013... 96
Grafik 4.12 Angka Keberhasilan Pengobatan di Kota Tangerang Selatan tahun
2013. 97
Grafik 4.13 Angka Error Rate di Kota Tangerang Selatan tahun 2013. 98
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1
Lampiran 1.2
Gambar
Sosialisasi
dan
Bimbingan
Sistem
Informasi
Lampiran 1.4
Pelaksanaan
Kegiatan
Program
Pengendalian
Penyakit
xiv
DAFTAR SINGKATAN
BCG
CDR
CNR
DOTS
Fasyankes
FEFO
Gerdunas TB
IUATLD
Kemenkes RI
= Kementerian Kesehatan RI
LSM
MDR / XDR
OAT
PME
PMI
PMO
PP
= Peraturan Perundangan
PPM
PPM
Puskesmas
OAT
SDM
SPS
= Sewaktu-Pagi-Sewaktu
TB
= Tuberkulosis
UPK
UPTD
WHO
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan di dunia terutama di negara berkembang
hingga saat ini. Menurut Kemenkes RI (2012), meskipun obat anti
tuberkulosis (OAT) sudah ditemukan dan vaksin Bacillud CalmetteGuerin (BCG) telah dilaksanakan, TB tetap belum bisa diberantas habis.
Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya insindensi penyakit TB
menjadi penyakit re-emerging. Menyikapi masalah tersebut, pada tahun
1995 WHO (World Health Organization) dan IUATLD (International
Union Against Tuberculosis dan Lungs Disease) mendeklarasikan TB
sebagai suatu kedaruratan dunia (global emergency).
Berdasarkan data dari WHO diketahui bahwa insidensi kasus TB
secara global pada tahun 2012, yaitu sebesar 122 kasus per 100.000
penduduk (WHO, 2013). Dari setiap 6 kasus TB tersebut, satu di antaranya
masih berakhir dengan kematian (Kemenkes RI, 2013). Meskipun obat
anti tuberkulosis (OAT) sudah ditemukan dan vaksin Bacillud CalmetteGuerin (BCG) telah dilaksanakan, TB tetap belum bisa diberantas habis
terutama di negara berkembang (Kemenkes RI, 2012).
Sebagai salah satu negara berkembang, saat ini Indonesia berada di
peringkat kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Beban TB
tersebut masih terbilang tinggi karena setiap tahunnya terdapat 450.000
kasus baru TB (Kemenkes RI, 2011). Hal ini didukung oleh hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang menunjukkan bahwa
untuk
menilai
kemajuan
atau
keberhasilan
program
1.2.
Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Diketahuinya Pelaksanaan Kegiatan Program Pengendalian
Penyakit Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
tahun 2013.
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut.
1) Diketahuinya morbiditas dan mortalitas Penyakit Tuberkulosis
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
tahun 2013.
2) Diketahuinya Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013.
3) Diketahuinya
tujuan
Program
Pengendalian
Penyakit
sasaran
Program
Pengendalian
Penyakit
strategi
Program
Pengendalian
Penyakit
1.3.
Manfaat Penelitian
1.3.1. Bagi Mahasiswa
Manfaat dari kegiatan magang ini bagi mahasiwa adalah
sebagai berikut.
1. Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pemahaman
terkait
pelaksanaan
program
pengendalian
penyakit
pengalaman
dalam
melakukan
program
program
keterampilan
pengendalian
praktis
penyakit
tentang
tuberkulosis
pelaksanaan
di
Dinas
1.4.
Ruang Lingkup
Kegiatan magang ini dilaksanakan oleh mahasiswi peminatan
Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 Februari 21 Maret 2014.
Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan
Kegiatan Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013 dan menilai
implementasi
kegiatan
program
penyakit
menular
terutama
yang terkait
dengan program
tuberkulosis.
pengendalian penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tuberkulosis
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar bakteri TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ atau bagian tubuh
lainnya seperti tulang, kelenjar, kulit, dan sebagainya (Kemenkes RI, 2011).
Namun secara umum, sumber penularan penyakit TB lebih banyak terjadi
pada pasien TB Paru dengan BTA (Basil Tahan Asam) positif (Depkes RI,
2007).
2.1.1
adalah
penyakit
disebabkan
oleh
1-2 jam di udara, di tempat yang lembab dan gelap, serta bisa
berbulan-bulan berada pada kondisi tersebut. Namun bakteri ini
tidak tahan terhadap sinar matahari atau aliran udara. Data pada
tahun 1993 melaporkan bahwa untuk mendapatkan 90% udara bersih
dari kontaminasi bakteri memerlukan 40 kali pertukaran udara per
jam (Widoyono, 2008).
2.1.2
2) Klasifikasi
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
dahak
secara
mikroskopis
a. Tuberkulosis paru BTA positif, apabila:
a) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA positif.
b) Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto
toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis.
c) Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan
biakan kuman TB positif.
d) Satu atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah
3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya
hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT.
b. Tuberkulosis paru BTA negatif
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA
positif. Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus
meliputi:
a) Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
negatif.
b) Foto
toraks
abnormal
menunjukkan
gambaran
tuberkulosis.
c) Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
d) Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi
pengobatan.
Bentuk
berat
bila
gambaran
foto
toraks
10
dinyatakan
sembuh
atau
pengobatan
lengkap,
Pindahan
(Transfer
In),
yaitu
pasien
yang
11
2.1.3
12
adalah
demam
tinggi,
adanya
penurunan
2.1.4
13
14
Ekstra
Paru
pada
ODHA
ditegakkan
dengan
2.1.5
2.1.6
15
2.1.7
2.1.8
16
2.1.9
pengobatan.
Jangan
gunakan
OAT
tunggal
(monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OATKDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
2. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment)
oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu :
1) Tahap awal (intensif)
a. Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari
dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah
terjadinya resistensi obat.
b. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara
tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu.
c. Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
(konversi) dalam 2 bulan.
2) Tahap Lanjutan
a. Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih
sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
17
2.2
tuberkulosis
tercantum
pada
Keputusan
Menteri
TB
yaitu
dilaksanakan
kabupaten/kota
sesuai
sebagai
dengan
azas
titik
berat
TB
dilaksanakan
dengan
menggunakan
strategi DOTS.
3. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah
terhadap program penanggulangan TB.
4. Pengembangan strategi DOTS untuk peningkatan mutu
pelayanan, kemudahan akses, penemuan dan pengobatan
sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya TB-MDR.
5. Penanggulangan
TB
dilaksanakan
oleh
seluruh
sarana
18
TB
dilaksanakan
melalui
promosi,
ketersediaan
Obat
Anti
TB
(OAT)
untuk
19
2.2.2
Sejarah Program
Berdasarkan
sejarahnya,
program
pengendalian
awal
tahun
1990-an,
WHO
dan
IUATLD
20
Menurut
merekomendasikan
Kemenkes
RI
(2011),
WHO
telah
strategi
DOTS
sebagai
strategi
dalam
2.2.3
Tujuan Program
Suatu program dikatakan baik apabila memiliki tujuan yang
jelas dan operasional. Manfaat rumusan tujuan operasional
program adalah sebagai berikut (Muninjaya, 2004).
1. Pimpinan akan lebih mudah mengetahui apakah staf telah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan agenda keguatan.
Keberhasilan
proses
manajemen
dapat
diukur
dengan
21
2.
tuberkulosis,
diketahui
bahwa
tujuan
dari
program
2.2.4
Sasaran Program
Sasaran adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan
digarap
oleh
program
yang
ingin
direncanakan.
Menurut
22
prosentase
provinsi
dengan
keberhasilan
2.2.5
Strategi Program
Menurut Mintzberg, strategi adalah pola (strategy is
patern) yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy
karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan. Selain itu,
strategi program bisa disebut juga sebagai realized strategy karena
telah dilakukan oleh organisasi. Berikut ini adalah beberapa kegiatan
dalam pembuatan strategi (Suryana, 2010).
1. Pengembangan visi, misi, dan tujuan jangka panjang
2. Mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan
dan kelemahan dari dalam organisasi
3. Mengembangkan alternatif strategi
4. Penentuan strategi yang paling sesuai untuk diadopsi
Menurut Kemenkes RI (2011), strategi nasional program
pengendalian TB di Indonesia terdiri dari 7 strategi, yaitu:
1) Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yang
bermutu
23
seluruh
penyedia
pelayanan
pemerintah,
2.2.6
24
oleh
2.2.7
25
b. Diagnosis
Penegakan diagnosis TB terbagi menjadi dua yaitu,
diagnosis TB Paru dan diagnosis TB Ekstra Paru.
Ketepatan diagnosis tergantung pada metode pengambilan
bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik,
misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, foto
toraks dan lain-lain.
c. Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien,
mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan
rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT.
Kemenkes
RI
(2011),
perencanaan
26
dari
perencanaan
adalah
tersusunnya
pencapaian
program
(penemuan
pasien,
27
B) Analisa situasi
Analisis situasi dapat meliputi analisis terhadap
lingkungan internal program (kekuatan dan kelemahan)
dan analisis lingkungan eksternal program (peluang dan
ancaman). Dari analisis ini kita dapat menyusun isu-isu
strategis, termasuk di dalamnya identifikasi masalah.
Identifikasi masalah dimulai dengan melihat
adanya
kesenjangan
antara
pencapaian
dengan
28
masalah,
perlu
ditetapkan
beberapa
masalah
harus
mempertimbangkan
dilaksanakan
sesuai
dengan
waktu
yang
ditetapkan.
D) Menetapkan tujuan, sasaran, indikator
Tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasar
kurun waktu dan kemampuan tertentu. Tujuan dapat
dibedakan antara tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum biasanya cukup satu dan tidak terlalu
spesifik. Tujuan umum dapat dipecah menjadi beberapa
tujuan khusus yang lebih spesifik dan terukur.
Beberapa
syarat
yang
diperlukan
29
dalam
itu,
implementasi
pengembangan
program
pelaporan.
Masing-masing
aspek
dan
tingkat
sosial-ekonomi
masyarakat.
3) Kesiapan : Tenaga, sarana dan kemitraan.
dan
evaluasi.
Hal-hal
yang
perlu
30
B. Surveilans
Salah satu komponen penting dari survailans yaitu
pencatatan dan pelaporan dengan maksud mendapatkan
data untuk diolah, dianalisis, diinterpretasi, disajikan dan
disebarluaskan
untuk
dimanfaatkan.
Data
yang
satu
sistem
baku.
Formulir-formulir
yang
melaksanakan
pencatatan
menggunakan
formulir:
a) Daftar tersangka pasien (suspek) yang diperiksa
dahak SPS (TB.06).
b) Formulir permohonan laboratorium TB untuk
pemeriksaan dahak (TB.05).
c) Kartu pengobatan pasien TB (TB.01).
d) Kartu identitas pasien TB (TB.02).
e) Register TB sarana pelayanan kesehatan (TB.03
sarana pelayanan kesehatan)
31
untuk
dokter
formulir
selama
praktek
pencatatan
informasi
swasta,
TB
survailans
dapat
yang
dibutuhkan tersedia.
2) Di Kabupaten/Kota
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menggunakan
formulir pencatatan dan pelaporan sebagai berikut:
a) Register TB Kabupaten (TB.03)
b) Laporan Triwulan Penemuan dan Pengobatan
Pasien TB (TB.07)
c) Laporan Triwulan Hasil Pengobatan (TB.08)
d) Laporan Triwulan Hasil Konversi Dahak Akhir
Tahap Intensif (TB.11)
e) Formulir Pemeriksaan Sediaan untuk Uji Silang
dan Analisis Hasil Uji silang Kabupaten (TB.12)
f) Laporan OAT (TB.13)
g) Data Situasi Ketenagaan Program TB
h) Data Situasi Public-Private Mix (PPM) dalam
Pelayanan TB
3) Di Provinsi
Provinsi menggunakan formulir pencatatan dan
pelaporan sebagai berikut:
a) Rekapitulasi Penemuan dan Pengobatan Pasien
TB per kabupaten/kota.
32
b) Rekapitulasi
Hasil
Pengobatan
per
kabupaten/kota.
c) Rekapitulasi
Hasil
Konversi
Dahak
per
kabupaten/kota.
d) Rekapitulasi Analisis Hasil Uji silang provinsi per
kabupaten/kota.
e) Rekapitulasi Laporan OAT per kabupaten/ kota.
f) Rekapitulasi Data Situasi Ketenagaan Program
TB.
g) Rekapitulasi Data Situasi Public-Private Mix
(PPM) dalam Pelayanan TB
program
yang
memiliki
keterampilan,
(jumlah
dan
jenis
tenaga)
untuk
Rujukan
Mikroskopis
33
dan
satelit
minimal
tenaga
TB,
dan
tenaga
laboratorium.
b) RS kelas B : kebutuhan minimal tenaga
pelaksana terlatih terdiri dari 6 dokter, 3
perawat/petugas
TB,
dan
tenaga
laboratorium.
c) RS kelas C : kebutuhan minimal tenaga
pelaksana terlatih terdiri dari 4 dokter, 2
perawat/petugas
TB,
dan
tenaga
laboratorium.
d) RS kelas D, RSTP dan B/BKPM :
kebutuhan
terlatih
minimal
terdiri
perawat/petugas
dari
TB,
tenaga
2
dan
pelaksana
dokter,
1
tenaga
laboratorium.
(3) RS swasta : menyesuaikan.
(4) Dokter Praktek Swasta, minimal telah dilatih
34
b. Tingkat Kabupaten/Kota
(1) Supervisor terlatih pada Dinas Kesehatan,
jumlah tergantung beban kerja yang secara
umum ditentukan jumlah puskesmas, RS dan
Fasyankes lain diwilayah kerjanya serta tingkat
kesulitan wilayahnya. Secara umum seorang
supervisor membawahi 10 - 20 Fasyankes.
Bagi wilayah yang memiliki lebih dari 20
Fasyankes dapat memiliki lebih dari seorang
supervisor.
(2) Gerdunas-TB/Tim DOTS/Tim TB, dan lainlainnya, jumlah tergantung kebutuhan.
c. Tingkat Provinsi
(1) Supervisor/Supervisor
terlatih
pada
Dinas
10-20
yang
kabupaten/kota.
memiliki
lebih
dari
Bagi
20
DOTS
RS
yang
bertugas
35
2) Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu upaya peningkatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas dalam
rangka meningkatkan mutu dan kinerja petugas.
Konsep pelatihan dalam program TB, terdiri dari:
(a) Pendidikan/pelatihan sebelum bertugas (pre service
training),
program
yaitu
dengan
penanggulangan
DOTS`dalam
memasukkan
materi
tuberkulosis
strategi
pembelajaran/kurikulum
Institusi
Keperawatan,
Fakultas
Kesehatan
3) Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang sistematis untuk
meningkatkan
kinerja
petugas
dengan
teknis,
bersama-sama
mendiskusikan
36
D. Manajemen Laboratorium
Manajemen laboratorium TB meliputi beberapa
aspek yaitu; organisasi pelayanan laboratorium TB, sumber
daya laboratorium, kegiatan laboratorium, pemantapan
mutu
laboratorium
TB,
keamanan
dan
kebersihan
Mutu
(Quality
Improvement),
E. Manajemen Logistik
Pengelolaan logistik meliputi fungsi perencanaan,
pengadaan, penyimpanan distribusi dan penggunaan.
Siklus ini akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh
suatu
dukungan
manajemen
yang
meliputi
perbaikan segera. Evaluasi dilakukan setelah suatu jarakwaktu (interval) lebih lama, biasanya setiap 6 bulan sampai
dengan 1 tahun. Dengan evaluasi dapat dinilai sejauh mana
tujuan dan target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai.
Dalam
mengukur
keberhasilan
tersebut
diperlukan
tingkat
Kabupaten/Kota,
pelaksana
Propinsi,
dan
program
Pusat)
yang
dilakukan
oleh
program
diarahkan
untuk
menghasilkan
peraturan
perundangundangan
di
38
Sosial,
merupakan
strategi
antara
pengambil
kebijakan
untuk
menanggulangi TB.
2. Kemitraan
Kemitraan
program
penanggulangan
TB
akademisi,
kelompok
organisasi
3. Penelitian
Penelitian di bidang TB diperlukan untuk
menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatankegiatan untuk mencapai tujuan penanggulangan TB.
Penelitian di bidang TB dapat meliputi penelitian
operasional
dan
penelitian
Penelitian operasional
ilmiah
(scientific).
TB didefinisikan sebagai
39
terlibat dalam pelaksanaan program atau kegiatankegiatan yang berada dalam kendali manajemen
program TB. Hal-hal yang dapat ditelaah dalam
penelitian operasional TB antara lain meliputi sumber
daya, akses pelayanan kesehatan, pengendalian mutu
pelayanan, keluaran dan dampak yang bertujuan untuk
meningkatkan
kinerja
program
penanggulangan
nasional TB.
Sedangkan penelitian operasional dapat dibagi
atas dua jenis yaitu penelitian observasional dimana
tidak ada manipulasi variabel bebas dan penelitian
eksperimental yang diikuti dengan tindakan/intervensi
terhadap variabel bebas. Penelitian observasional
bertujuan menentukan status atau tingkat masalah,
tindakan atau intervensi pemecahan masalah serta
membuat hipotesis peningkatan kinerja program.
Penelitian eksperimental melakukan intervensi
terhadap input dan proses guna meningkatkan kinerja
program.
Banyak
berbagai
pihak,
penelitian
namun
telah
dilaksanakan
kegunaanya
jauh
dari
40
suatu
wilayah
tertentu,
dengan
memperhatikan
41
42
kecenderungan
(trend)
meningkat
atau
h) Angka Konversi
Adalah prosentase pasien baru TB paru BTA positif yang
mengalami perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani
masa pengobatan intensif. Indikator ini berguna untuk
mengetahui
secara
cepat
hasil
pengobatan
dan
untuk
i) Angka Kesembuhan
Adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien baru
TB paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa
pengobatan, di antara pasien baru TB paru BTA positif yang
tercatat. Angka kesembuhan dihitung juga untuk pasien BTA
positif pengobatan ulang dengan tujuan:
(a) Untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan kekebalan
terhadap obat terjadi di komunitas, hal ini harus dipastikan
dengan surveilans kekebalan obat.
43
prevalens
HIV,
karena
biasanya
kasus
laboratorium
pemeriksa
yang
ada
diwilayahnya
44
BAB III
ALUR DAN JADWAL KEGIATAN MAGANG
Tahap
Pelaksanaan
Tahap Evaluasi
dan Presentasi
Laporan
45
Berdasarkan
3.2.
Kegiatan
Tempat
1.
Selasa
Memperkenalkan diri ke
Dinkes
11 Februari 2014
Tangsel
Tangsel
2.
Rabu
Dinkes
12 Februari 2014
Tangsel
Tangsel
3.
4.
5.
Kamis
Dinkes
13 Februari 2014
tuberkulosis
Tangsel
Jumat
Dinkes
14 Februari 2014
Tangsel
Senin
Dinkes
17 Februari 2014
Tangsel
menyusun laporan
6.
Selasa
46
Dinkes
7.
8.
18 Februari 2014
indikator TB Paru
Tangsel
Rabu
Dinkes
19 Februari 2014
pemeriksaan laboratorium TB
Tangsel
Kamis
LSM
20 Februari 2014
Aisyiyah
Jumat
Dinkes
21 Februari 2014
Tangsel
Senin
Dinkes
24 Februari 2014
faktor-faktor yang
Tangsel
mempengaruhi penemuan
kasus TB BTA positif
11.
Selasa
Dinkes
25 Februari 2014
Tangsel
Rabu
Melakukan kunjungan
LSM
26 Februari 2014
Aisyiyah
Community TB Care
13.
Kamis
Melakukan kunjungan
LSM
27 Februari 2014
Aisyiyah
Community TB Care
14.
Jumat
Menyusun laporan,
Dinkes
28 Februari 2014
Tangsel
menganalisis indikator
pencapaian program
15.
Senin
Mengikuti kegiatan
PKM.
3 Maret 2014
Pamulang
47
Selasa
Mengikuti kegiatan
PKM.
4 Maret 2014
Pondok
Betung dan
dan TB 06
PKM.
Jurangmang
u
17.
Rabu
Mengikuti kegiatan
PKM.
5 Maret 2014
Pondok
Aren dan
dan TB 06
Pondok
Pucung
18.
Kamis
Mengikuti kegiatan
PKM.
6 Maret 2014
Pondok
Kacang
dan TB 06
Timur dan
PKM.
Parigi
19.
Jumat
Mengikuti kegiatan
PKM. Rawa
7 Maret 2014
Buntu,
Klinik
dan TB 06
Rahma
Medika, dan
Klinik PT.
Pratama
20.
Senin
Mengikuti kegiatan
PKM.
10 Maret 2014
Benda Baru
dan RSUD
dan TB 06
Tangsel
48
21.
Selasa
Mengikuti kegiatan
PKM.
11 Maret 2014
Pondok
Ranji dan
dan TB 06
PKM.
Rengas
22.
23.
24.
Rabu
PKM.
12 Maret 2014
Pondok
Jagung dan
PKM. Paku
06
Alam
Kamis
PKM.
13 Maret 2014
Ciputat
Timur dan
PKM.
06
Pisangan
Jumat
PKM.
14 Maret 2014
Ciputat dan
PKM.
data TB 01 dan TB 06
Kampung
Sawah
25.
26.
Senin
PKM. Situ
17 Maret 2014
Gintung dan
PKM.
data TB 01 dan TB 06
Jombang
Selasa
PKM.
18 Maret 2014
Serpong I
dan PKM.
Serpong II
06
27.
Rabu
Mengikuti kegiatan
49
PKM.
19 Maret 2014
28.
Kranggan
dan PKM.
dan TB 06
Setu
Kamis
Mengikuti kegiatan
PKM.
20 Maret 2014
Bhakti Jaya
dan PKM.
dan TB 06
Pondok
Benda
29.
Jumat
PKM.
21 Maret 2014
Ciputat
dan Kemenkes RI
Dari tabel 3.1 diketahui bahwa kegiatan magang paling sering dilakukan di
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2014 adalah kegiatan bimbingan
software SITT dan koreksi laporan data TB 01 dan TB 06 di 29 fasilitas pelayanan
kesehatan di Kota Tangerang Selatan sesuai dengan lampiran 1.2.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
4.1.1. Visi
Menurut Aditya (2010), visi adalah suatu pandangan jauh
tentang organisasi perusahaan, tujuan tujuan organisasi atau
perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut pada masa yang akan datang. Beberapa persyaratan yang
hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:
51
1. Berorientasi ke depan.
2. Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini.
3. Mengekspresikan kreatifitas.
4. Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi
masyarakat.
Visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan adalah
Rakyat Tangerang Selatan Mandiri dalam Hidup Sehat.
4.1.2. Misi
Misi adalah perrnyataan tentang apa yang harus dikerjakan
oleh lembaga atau organisasi dalam usahanya mewujudkan visi
(Aditya, 2010). Dalam upaya mencapai Visi Pembangunan
Kesehatan di Kota Tangerang Selatan, Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan menetapkan beberapa misi Selatan yaitu :
1) Meningkatkan kemampuan pengetahuan masyarakat dan
tenaga kesehatan.
2) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
3) Meningkatkan kemampuan perlindungan, deteksi dini, dan
penanggulangan penyakit menular dan tidak menular.
4) Meningkatkan jejaring kemitraan di bidang kesehatan.
52
53
54
4.1.5. Kependudukan
Berdasarkan data laporan tahunan di Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan tahun 2013, diketahui bahwa jumlah
penduduk di Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Kota Tangerang Selatan tahun
2013
No
Nama Puskesmas
Jumlah Penduduk
Setu
21.676
Kranggan
24.907
Bhakti Jaya
25.875
Serpong I
31.008
Serpong II
38.665
Rawa Buntu
80.454
Pamulang
Pondok Benda
Benda Baru
10
Ciputat
58.739
11
Kampung Sawah
66.496
12
Jombang
52.214
13
Situ Gintung
32.846
14
Ciputat Timur
68.844
15
Pisangan
68.725
16
Pondok Ranji
31.745
161.386
55
39.625
112.201
17
Rengas
26.334
18
Pondok Aren
43.376
19
Jurang Mangu
88.956
20
Parigi
28.558
21
Pondok Betung
81.748
22
Pondok Pucung
29.893
23
PondokKacang Timur
59.089
24
Pondok Jagung
61.336
25
Paku Alam
77.069
1.411.765
56
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan,
57
Jumlah
Rumah Sakit
22
Puskesmas
25
Puskesmas pembantu
13
99
287
287
125
107
63
30
Optik
42
Apotik
75
47
33
Pengobatan tradisional
31
Puskesmas keliling
25
58
melalui
pembayaran
langsung
atau
yang
59
Sumber Pembiayaan
APBD Kab/Kota
250.305.182.485
a. Belanja Langsung
224.422.191.950
25.882.990.535
2.
APBD Provinsi
3.
APBN :
8.192.337.400
508.802.702.370
60
1825
1500
1183
1000
1228
1094
Jumlah Kasus
Jumlah
Kematian
500
0
18
2009
16
2010
9
2011
44
2012
13
2013
61
62
a. Orang (Person)
Person adalah karakteristik dari individu yang
mempengaruhi keterpaparan yang mereka dapatkan dan
suskeptibilitasnya terhadap penyakit. Karakteristik dari person
bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
kebiasaaan, dan status sosial-ekonomi (Bustan, 2006).
Berdasarkan karakteristik orang, mayoritas penduduk
yang mengalami penyakit tuberkulosis (TB) di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 2013 adalah laki laki yaitu sebesar 57%. Kemudian
berdasarkan kategori umur, penyakit ini mayoritas menyerang
orang dewasa yaitu sebesar 25% pada kisaran umur 25 34
tahun. Berikut adalah adalah bagan distribusi penyakit TB
berdasarkan kategori jenis kelamin dan umur di Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2009 - 2013.
Bagan 4.2 Distribusi Penyakit Tuberkulosis menurut Jenis Kelamin dan
Umur di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2009-2013
Distribusi Penyakit
Tuberkulosis menurut Jenis
Kelamin di Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan tahun
2009 - 2013
4%
Laki - Laki
Perempuan
5%
0 - 5 tahun
5%
5 - 14 tahun
10%
20%
13%
43%
15 - 24 tahun
25 - 34 tahun
18%
57%
25%
35 - 44 tahun
45 - 54 tahun
55 - 65 tahun
> 66 tahun
63
b.
Tempat (Place)
Perbedaan
distribusi
penyakit
menurut
tempat
400
361
350
250
200
150
100
50
10094
96
63
82 88 74
53 51
65
31
56
36 35
26
0
36 27
50
17
80
68
28
42
45 55
29
29
8 0 0 0 0 0
Serpong I
Pondok Jagung
Ciputat
Kampung Sawah
Jombang
Pondok Aren
Pamulang
Ciputat Timur
Jurang Manggu
Setu
LKC
Kranggan
Parigi
PT. Indah Kiat
PT. Pratama
Pondok Benda
Benda Baru
Situ Gintung
Pondok Ranji
Pisangan
Rengas
Pakualam
Pondok Pucung
Pondok Betung
Pondok Kacang
Serpong II
Rawa Buntu
Bhakti Jaya
RSUD Kota Tangsel
RS Eka Hospital
Premiere Bintaro
RS Sari Asih Ciputat
RS OMNI
RS Medika
Klinik Rahma Medika
Jumlah Kasus
300
64
c.
Waktu
Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam,
hari, bulan, atau tahun. Informasi waktu bisa menjadi pedoman
tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat. Mempelajari
panjangnya waktu berguna untuk mengkaitkan dengan
terjadinya perubahan angka kesakitan (Bustan, 2006).
Penemuan kasus merupakan langkah pertama dalam
kegiatan tatalaksana pasien TB. Penemuan dan penyembuhan
pasien TB menular secara bermakna akan dapat menurunkan
kesakitan dan kematian akibat TB sekaligus merupakan
kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di
masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
Berdasarkan indikator pengendalian TB, diketahui
bahawa indikator Angka Notifikasi Kasus (Case Notification
Rate)
merupakan
angka
berguna
untuk
menunjukkan
65
123
700
600
500
400
300
200
100
32 117
129
127
144
59
59
34
112
88 81
45 20
72
68 14 40
22
33
24
36
34
Serpong I
Pondok Jagung
Ciputat
Kampung Sawah
Jombang
Pondok Aren
Pamulang
Ciputat Timur
Jurang Manggu
Setu
Kranggan
Parigi
Pondok Benda
Benda Baru
Situ Gintung
Pondok Ranji
Pisangan
Rengas
Pakualam
Pondok Pucung
Pondok Betung
Pondok Kacang Timur
Serpong II
Rawa Buntu
Bhakti Jaya
19 57
66
2013
2012
2011
2010
2009
dinyatakan
sembuh
atau
pengobatan
lengkap,
Pindahan
(Transfer
In),
yaitu
pasien
yang
Jumlah Kasus
600
500
400
300
200
100
0
Kasus Kambuh TB Default Pindah
Baru
Ekstra
Paru
Gagal Lain-lain
Klasifikasi Kasus
68
69
prioritas
program
pengendalian
penyakit,
yaitu
tingkat
kabupaten/kota
memiliki
tim
DOTS.
70
2.
Tujuan Umum
Tujuan umum adalah suatu tujuan yang masih
bersifat umum dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuantujuan khusus dan pada umum masih bersifat abstrak
(Notoatmodjo, 2007). Terkait kendala telaah dokumen
mengenai tujuan program, maka dilakukan wawancara ke
dua orang informan yang berhubungan dengan program
pengendalian penyakit, yaitu Kepala Seksi Program
Pengendalian dan wasor program TB.
Berdasarkan hasil wawacara oleh Kepala Seksi
Program Pengendalian Penyakit, dapat diketahui bahwa
tujuan umum dari program pengendalian TB adalah
71
Sebenarnya
menurut
Kepala
Seksi
Program
tahunan
namun
tujuan
tersebut
merupakan
TB
membenarkan
mengenai
penggabungan
tersebut.
iya, tujuan umum program pengendalian TB gabung
dengan tujuan bidang P2PL namun secara garis besar, tujuan
program pengendalian TB mengikuti tujuan nasional yaitu
memutuskan mata rantai penularan dan menyembuhkan pasien
tuberkulosis.
(H.M. Wasor TB)
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan
dari tujuan umum. Tujuan khusus merupakan jembatan untuk
tujuan umum, artinya tujuan umum yang ditetapkan akan
tercapai
apabila
tujuan-tujuan
khususnya
tercapai
72
73
Tabel 4.5
Identifikasi Tujuan Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan tahun 2013 berdasarkan Kriteria SMART (Kemenkes RI, 2011)
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria SMART
Kesesuaian
Sesuai
Terukur (measurable)
Sesuai
masyarakat
Sesuai
Sesuai
74
Belum Sesuai
Sesuai
Terukur (measurable)
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Belum Sesuai
Sesuai
Sesuai
Belum Sesuai
Belum Sesuai
Sesuai
Terukur (measurable)
Dapat dicapai (appropriate)
75
Belum sesuai
Belum Sesuai
Sesuai
Belum Sesuai
Belum Sesuai
Berdasarkan
tabel
4.5
mengenai
tujuan
Program
76
77
RI
Nomor
364/Menkes/SK/V/2009,
yaitu
pelaksanaan,
pengembangan
sumber
daya
pencatatan
manusia,
dan
pelaporan,
pemantapan
mutu
78
79
2. Analisis situasi
3. Menetapkan masalah prioritas dan pemecahannya
4. Menetapkan tujuan, sasaran, dan indikator
5. Menyusun rencana kegiatan penganggaran
6. Menyusun rencana pemantauandan evaluasi
Menurut Wasor TB, pelaksanaan kegiatan penyusunan
perencanaan dan penganggaran di Dinas Kesehatan Kota
Tangerang
Selatan
disesuaikan
dengan
tahapan
dari
dan interpretasi
analisis
80
Wasor
TB,
terdapat
kesulitan
dalam
81
dari
monitoring
dan
evaluasi
Program
82
kesehatan
d. Melakukan tindak lanjut terkait masalah yang ada di setiap
fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Penyimpanan
dan
Pendistribusian
Logistik
Program
Tuberkulosis
Menurut Kemenkes RI (2011), penyimpanan dan
pendistribusian
logistik
adalah
salah
satu
bagian
dari
83
ventilasi,
sirkulasi
udara,
pengaturan
suhu,
1) Pelatihan Program TB
Pelatihan program TB di Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan pengetahuan mengenai program TB agar
langsung dapat diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan ini ditujukan untuk dokter, perawat, analis
laboratorium, dan apoteker terutama pengelola program
TB. Kegiatan ini tidak dilakukan langsung oleh Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan, namun dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Propinsi Banten yang bersumber dana
dari hibah Global Fund.
85
salah
satunya
dengan
cara
mengikuti
pelatihan.
ini
terlaksana
di
seluruh
fasilitas
6. Supervisi
86
kinerja
petugas
dengan
mempertahankan
diskusi,
mendiskusikan
bantuan
permasalahan
teknis,
yang
bersama-sama
ditemukan,
mencari
kegiatan
laboratorium,
pemantapan
mutu
87
fasilitas
pelayanan
kesehatan.
Namun
pada
88
Pengendalian
Penyakit
Tuberkulosis
tahun
2013.
mengetahui
upaya
ini
digunakan
untuk
1743
1600
1462
1425
Jumlah Kasus
1400
1200
1000
800
600
1058 1103
1090
827
824
546
400
200
609
470 477408
234 227
170113
Puskesmas
89
619
583
208
344
234296
144
115
suspek
TB
memiliki
peluang
8.92
kali
90
35 33
30
25
20
15
21
17 17
15 15 14
12 12 12 12
10
11 10 10 10
9 9 9 8 8 8
7 7 7 7 7 6 6
4
0
PISANGAN
PONDOK BETUNG
PONDOK JAGUNG
PONDOK RANJI
PAKU ALAM
PAMULANG
PONDOK PUCUNG
JOMBANG
PONDOK KACANG
PONDOK AREN
PONDOK BENDA
KRANGGAN
BHAKTI JAYA
JURANG MANGGU
SITU GINTUNG
RSU TANGSEL
RAWA BUNTU
SERPONG I
LKC
RENGAS
KAMPUNG SAWAH
CIPUTAT TIMUR
PARIGI
PT. PRATAMA
SETU
CIPUTAT
BENDA BARU
SERPONG II
RS EKA HOSPITAL
KLINIK RAHMA MEDIKA
KOTA TANGSEL
10
91
97
100
100
84
75 74
64
40 45
48 44
21
78
38
48
66
60 64
60
35
39
57 61
44
24
38
22
42 37
SETU
KRANGGAN
BHAKTI JAYA
SERPONG I
SERPONG II
PRAWA BUNTU
PAMULANG
PONDOK BENDA
BENDA BARU
CIPUTAT
KAMPUNG SAWAH
JOMBANG
SITU GINTUNG
CIPUTAT TIMUR
PISANGAN
PONDOK RANJI
RENGAS
PONDOK AREN
JURANG MANGGU
PARIGI
PONDOK BETUNG
PONDOK PUCUNG
PONDOK KACANG
PONDOK JAGUNG
PAKUALAM
RSUD TANGSEL
RS EKA HOSPITAL
PT PRATAMA
LKC
120
100
80
60
40
20
0
92
93
16
14
14
13
12
11
10
10
8
6
4
2
0
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
untuk
menunjukkan
kecenderungan
(trend)
94
SETU
KRANGGAN
BHAKTI JAYA
SERPONG I
SERPONG II
RAWA BUNTU
PAMULANG
PONDOK BENDA
BENDA BARU
CIPUTAT
KAMPUNG
JOMBANG
SITU GINTUNG
CIPUTAT TIMUR
PISANGAN
PONDOK RANJI
RENGAS
PONDOK AREN
JURANG
PARIGI
PONDOK
PONDOK
PONDOK
PONDOK
PAKU ALAM
500
450
400
310
350
258
300
250
203
170 157
200 143145
141
141
123 141 103
112
150
99
93
82 77 73
75
100
57 55
54
46 32
36
50
0
6) Angka Konversi
95
CNR
Target
98 98 96 93 92 92
89 89 85 85 83 83
80
80 80 78 75
73 73 73 73
67 65 64
75
61
60
38 33
40
20
5
SERPONG I
KAMPUNG
PONDOK
JOMBANG
CIPUTAT TIMUR
BHAKTI JAYA
SERPONG II
RAWA BUNTU
PONDOK AREN
RENGAS
PONDOK
PAMULANG
BENDA BARU
PT. PRATAMA
SETU
PONDOK
PONDOK
KRANGGAN
CIPUTAT
JURANG
PONDOK BENDA
PAKUALAM
LKC
PISANGAN
PARIGI
SITU GINTUNG
PONDOK RANJI
RSU TANGSEL
RS EKA
KOTA TANGSEL
52 50
kesehatan,
terdapat
15
fasilitas
pelayanan
96
Konversi
%
Target %
7) Angka Kesembuhan
Angka kesembuhan merupakan indikator penting dalam
program pengendalian TB Paru karena dari angka ini, suatu
fasilitas
pelayanan
kesehatan
dapat
mengetahui
hasil
yaitu berapa
pasien
dengan
hasil
97
120
100
10010010096
93 92 88 88 87 87
86 83
80
79 76 74 73
73 71 68
76
63 63
50 45
60
40
42 37
20
25
0 0
SETU
BHAKTI JAYA
CIPUTAT TIMUR
SERPONG I
PONDOK BETUNG
PAMULANG
KAMPUNG SAWAH
PONDOK JAGUNG
BENDA BARU
PT. PRATAMA
RAWA BUNTU
PARIGI
RENGAS
LKC
PONDOK KACANG
KRANGGAN
PAKUALAM
CIPUTAT
PONDOK AREN
PISANGAN
JURANG MANGGU
PONDOK BENDA
SITU GINTUNG
RSU TANGSEL
JOMBANG
PONDOK RANJI
RS Eka Hospital
SERPONG II
PONDOK PUCUNG
KOTA TANGSEL
33
Kesembuhan %
Target %
Kemenkes
RI
(2011),
angka
keberhasilan
98
SETU
BHAKTI JAYA
SERPONG II
CIPUTAT TIMUR
SERPONG I
KAMPUNG
PAMULANG
PT. PRATAMA
PONDOK BETUNG
PONDOK JAGUNG
PISANGAN
BENDA BARU
RAWA BUNTU
RENGAS
PONDOK RANJI
PARIGI
PONDOK
LKC
KRANGGAN
CIPUTAT
PONDOK AREN
PAKUALAM
PONDOK BENDA
JURANG
PONDOK
JOMBANG
RSU TANGSEL
RS Eka Hospital
SITU GINTUNG
KOTA TANGSEL
120 100100100100
96 96 94 93 93
88 88 87 86 85 83 83 81
100
82
80 80 76 74
73 69 69
80
64 60
56 50
60
45
40
20
0
Keberhasilan %
Target %
menyatakan
prosentase
kesalahan
pembacaan
99
7
6
5
4
3
2
1
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
bahwa
100
mutu
pemeriksaan
laboratorium
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan dari laporan magang di Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai berikut.
1. Jumlah morbiditas dan mortalitas Penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013 mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012.
2. Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota
Tangerang
Selatan
tahun
2013
dilaksanakan
oleh
pemegang
101
102
TB terutama tenaga
laboratorium.
6) Supervisi sudah terlaksana di seluruh fasilitas pelayanan kesehatn di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2013.
7) Manajemen Uji Silang Sediaan Laboratorium umumnya terlaksana
namun belum sesuai dengan target yaitu kegiatan ini dilakukan oleh
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Tangerang Selatan.
Selain itu, kendala lainnya adalah kurangnya sumber daya tenaga
laboratorium yang berasal dari analis laboratorium.
8) Pencapaian indikator Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis di
5.2 Saran
Adapun saran bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
terutama Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis adalah sebagai berikut.
1. Perlu ditambahnya tenaga kesehatan di Kota Tangerang Selatan
mengingat masih banyak tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan maupun di
berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang masih merangkap.
2. Perlu diperkuatnya jejaring kemitraan dengan rumah sakit swasta klinik
swasta agar pencatatan dan pelaporan menjadi lengkap dan tercapainya
beberapa indikator termasuk angka penemuan kasus dengan cara
mensosialiasikan kebijakan terkait hubungan Dinas Kesehatan dengan
fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja tersebut.
3. Perlunya ditinjau kembali mengenai tujuan umum dan tujuan khusus dari
program pengendalian penyakit tuberkulosis agar lebih jelas, terukur, dan
terarah untuk melihat pencapaian program selama setahun sepekan.
103
Tangerang
Selatan
dengan
Instalasi
gudang/farmasi
agar
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Tommy. 2010. Pengertian Visi dan Misi. Diakses pada tanggal 30 Maret
2014 dari link: http://www.scribd.com/doc/202326860/Pengertian-VisiDan-Misi
Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administarasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa
Aksara Publisher.
Budiarto, Eko dan Anggraeni, Dewi. 2002. Pengantar Epidemiologi Edisi 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bustan, Muhammad, Nadjib. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 2008. 505 Tanya-Jawab Epidemiologi. Makassar: Putra Asaad Print.
104
2009.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
RI
Direktorat
Pengendalian
Lingkungan.
105
Penyakit
dan
Penyehatan
dan Keluarga FK UI. Diakses pada tanggal 30 Maret 2014 dari link:
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagklas.pdf
Suharno. 2010. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta :UNY Press. Diakses
pada
tanggal
30
Maret
2014
dari
link:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Karya%20B-Buku%20Dasardasar%20Kebijakan%20Publik.pdf
Suryana. 2010. Manajemen Strategik Untuk Bisnis dan Organisasi Non Profit.
Diakses
pada
tanggal
30
Maret
2014
dari
link:
https://docs.google.com/document/d/1P3a_2Yppm_EPH1OdhAyQNyNBW1uBE7UPyATCDvLcKY/edit?hl=en
107
Kepala Dinas
Kelompok Jabatan
Fungsional
Sekretariat
Sub. Bag.
Perencanaan
Sub. Bag.
Keuangan
Bidang Bina
Kesehatan
Masyarakat
Seksi Kes.
Reproduksi Ibu
dan KB
Seksi Peningkatan
Gizi Masyarakat
Bidang Pelayanan
Kesehatan
Seksi Pengawasan
Obat dan Makanan
Seksi Sertifikasi
dan Sarana
Kesehatan
Seksi Kesehatan
Khusus
Seksi
Pengendalian
Penyakit
Seksi Perbekalan
Kesehatan
Seksi Surveilans
dan Imunisasi
Seksi Penyehatan
Lingkungan
UPTD Puskesmas
UPTD Gudang Farmasi
UPTD Labkesda
108
Bidang
Pengembangan
Sumber Daya
Seksi Pembiayaan
dan Jaminan
Kesehatan
Lampiran 1.2 Gambar Sosialisasi dan Bimbingan Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu Tahun 2014
109
110
111
Kabupaten/ Kota
: .......................................................................................
Tanggal Kunjungan
: ........................................................................................
: .........................................................................................
Nama
Dilatih(Tahun)
Aktif/ Tidak
Pimpinan UPK
Dokter
Petugas Program
Petugas Lab
....
Lain-lain
112
Ya
Tidak :
Tidak :
Tidak :
Tidak :
b. Pengobatan Penderita
1) Apakah semua penderita yang ditemukan sudah dapat pengobatan?
Ya
Tidak :
Tidak :
Tidak :
Tidak :
113
Tidak ..
Tidak : .
Tidak :
Tidak : .
Tidak :
Tidak :
Tidak :
Tidak :
114
2) Apakah ada obat yang sudah atau hampir kadaluarsa (Kat 1&3 : 6-7
bulan )?
Ya
Tidak : ..
b. Kelengkapan
1) Apakah pot dahak, kaca sediaan, kartu penderita dan formulir-formulir
lainnya cukup?
Ya
Tidak :
Tidak :
Tidak : .
Tidak :
Tidak :
b. Mikroskop
1) Apakah penggunaan mikroskop binokuler?
Ya
Tidak : .
Tidak : .
Tidak : .
115
Tidak : .
2) Ambil slide untuk cross chek sesuai petunjuk, yaitu seluruh slide
positif 10 % (secara acak), slide negatif, dengan ketentuan 1 slide
untuk tiap penderita. Isi formulir pengiriman sediaan untuk cross chek
(TB.12)
Ya
Tidak : .
Supervisor
NIP.
116
No.
Kegiatan
Waktu
Sumber Dana
APBD
Donor
tingkat
(Global
II
Fund)
1.
Perencanaan
Triwulan 4
2.
Surveilans
bulan
3.
Triwulan 1 dan 3
4.
Triwulan 2 dan 4
5.
software SITT
6.
Pelatihan Program TB
7.
Supervisi
117