Disusun oleh :
FITRIO ROMADHONI
No.Mahasiswa :13612039
Pembimbing Instansi
Menyetujui,
Dosen Penguji,
Dosen Pembimbing,
Dr. Is Fatimah, M. Si
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI Gunung Kidul (BPTBA
LIPI) dan penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan dengan baik.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan sebagai upaya
penyelarasan antara pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan realita
dalam dunia industri. Hal ini disebabkan perkembangan dunia industri yang
begitu pesat sehingga tidak semua hal dapat kami ikuti lewat pendidikan di dalam
kampus. Selain itu, laporan PKL ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi
syarat akademik kelulusan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
berdasarkan kurikulum program studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.
Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan
serta semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Hardi Julendra, S.Pt., M.Sc. selaku Kepala BPTBA LIPI Gunung
Kidul Yogyakarta yang telah memberi ijin untuk melaksanakan PKL di
Laboratorium
Yogyakarta.
2. Bapak Andri Frediansyah, S.Si., M.Sc yang telah meluangkan waktu untuk
memberi bimbingan, arahan, fasilitas dan bantuan dalam menyelesaikan PKL.
iii
3. Bapak Drs. Allwar, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Islam Indonesia.
4. Ibu Dr. Is Fatimah, selaku Kepala Program Studi Kimia dan selaku dosen
pembimbing PKL yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan,
arahan, fasilitas dan bantuan dalam menyelesaikan laporan PKL.
5. Kedua orang tua yang telah memberi doa, semangat, motivasi dan restu
6. Mas Andri, Mba Ratih, dan Mba Tuti yang telah banyak membantu selama
PKL.
7. Alin, Aam dan Harris sebagai partner PKL di BPTBA LIPI Gunung Kidul
Yogyakarta yang telah banyak membantu dan memberikan semangat..
8. Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu dalam penyusunan laporan PKL ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan PKL ini masih
jauh dari kesempurnaan.
Penulis
iv
Fitrio Romadhoni
13612039
INTISARI
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya
kadar glukosa yang melebihi nilai normal. Indonesia menempati urutan keempat
negara penderita diabetes setelah India, Cina dan Amerika. Telah ditemukan suatu
obat sintetis yang mampu menghambat kinerja enzim -glukosidase yaitu dengan
cara menunda pemecahan karbohidrat dan menurunkan penyerapan gula tetapi
memiliki efek samping seperti flatulen, diare, dan sakit perut. Ada beberapa
alternatif lain selain menggunakan obat sintetis tersebut yaitu menggunakan buah
buahan lokal Indonesia seperti kersen, ciplukan dan anggur dan yang kemudian
dilakukan proses fermentasi dengan bakteri Lactobacillus plantarum. Hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa sari buah dari kersen dan anggur dapat
menghambat kinerja enzim -glukosidase beruturut-turut sebesar 62,80 3,48 %
dan ; 46,27 8,16 %, kemudian mengalami peningkatan penghambatan enzim
setelah sari buah dilakukan proses fermentasi sebesar yaitu berturut turut sebesar
86,99 2,48 % ; 61,00 3,54 % ; 78,61 4,20 %. Terjadi peningkatan sebesar
1/3 kalinya kemudian pada buah kersen sebanyak 61 kalinya dan untuk buah
ciplukan dan terakhir sebesar 2 kali lipat untuk buah anggur.
Kata kunci : Diabetes mellitus, Lactobacillus plantarum, -glukosidase
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
INTISARI......................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4
2.1 Visi LIPI ................................................................................................ 4
2.2 Misi LIPI ............................................................................................... 4
2.3 Tugas LIPI ............................................................................................. 4
2.4 Tujuan dan Fungsi LIPI ......................................................................... 4
2.4.1 Tujuan LIPI ................................................................................. 4
2.4.2 Fungsi LIPI .................................................................................. 5
2.5 Nilai-nilai LIPI ...................................................................................... 5
2.6 Sejarah Perkembangan LIPI .................................................................. 6
2.7 Sejarah BPTBA LIPI ............................................................................. 8
2.8 Tujuan BPTBA LIPI ............................................................................. 9
2.9 Fungsi BPTBA LIPI .............................................................................. 9
2.10 Kegiatan BPTBA LIPI ........................................................................ 10
2.11 Bidang Research BPTBA LIPI............................................................ 11
2.11. 1 Pangan ...................................................................................... 11
2.11. 2 Pakan ........................................................................................ 11
2.11, 3 Teknologi Kimia dan Lingkungan ........................................... 12
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingginya pertumbuhan penduduk dan perubahan gaya hidup konsumtif
terutama di kota besar, mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah penyakit
degeneratif salah satunya yaitu penyakit diabetes mellitus (DM) (Waspadji, 2007).
DM merupakan suatu gejala yang timbul pada seeorang dengan ditandai
meningkatnya kadar glukosa yang melebihi nilai normal (hiperglikemia) akibat
tubuh kekurangan hormon insulin (Suryohudoyo, 1996).
Internasional Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa jumlah
penderita DM di dunia setiap waktunya bertambah hingga 1,9% dan menjadikan
DM sebagai penyebab kematian pada urutan ketujuh di dunia (Harding et al.,
2003; Teixeria, 2011). Pada tahun 2012 angka penderita DM di dunia sebanyak
371 juta jiwa dimana 95% didominasi oleh penderita diabetes tipe-2 dan sisanya
adalah DM tipe lain. (Bennett, 2008; Harding et al., 2003). Pada tahun 2000,
penderita DM di Indonesia menempati urutan keempat dunia setelah India, China
dan Amerika Serikat dengan jumlah penderita sebanyak 8,4 juta jiwa dan
diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai jumlah 21,3 juta jiwa pada
tahun 2030 (Wild et al., 2014).
DM tipe 2 terjadi karena adanya gangguan metabolisme dalam
mengonversi karbohidrat menjadi gula yang ditandai dengan adanya kenaikan
gula darah yang disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebihan sehingga
mengakibatkan adanya penurunan sekresesi insulin (Departemen Kesehatan,
2005). Proses pengubahan karbohidrat menjadi gula dilakukan oleh enzim 1
glukosidase
yang
terletak
pada
usus
halus
(Lehninger,
2004).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Visi LIPI
Visi LIPI adalah menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia dalam
penelitian,
pengembangan
dan
pemanfaatan
ilmu
pengetahuan
untuk
Misi LIPI
Tugas LIPI
LIPI mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
penelitian ilmu pengetahuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2.4
2.4.1 Tujuan :
Peningkatan temuan, terobosan dan pembaharuan ilmu pengetahuan serta
pemanfaatannya
dalam
mewujudkan
daya
saing
bangsa
2.
3.
4.
5.
6.
7.
umum,
ketatausahaan,
organisasi
dan
tata
laksana,
Nilai-nilai LIPI
Nilai nilai LIPI didasarkan atas PASTI (Professional, Adaptive, Scientific
integrity, Temawork, Innovative).
1. Professional: melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan dengan
kemampuan maksimal
yang mempelajari flora Indonesia dan Rompius dengan karyanya yang terkenal
berjudul Herbarium Amboinese. Pada akhir abad ke-18 dibentuk Bataviaasch
Genotschap van Wetenschappen. Dalam tahun 1817, C.G.L. Reinwardt
mendirikan Kebun Raya Indonesia (S'land Plantentuin) di Bogor. Pada tahun
1928 Pemerintah Hindia Belanda membentuk Natuurwetenschappelijk Raad voor
Nederlandsch Indie. Kemudian tahun 1948 diubah menjadi Organisatie voor
Natuurwetenschappelijk onderzoek (Organisasi untuk Penyelidikan dalam Ilmu
Pengetahuan Alam, yang dikenal dengan OPIPA). Badan ini menjalankan
tugasnya hingga tahun 1956.
Pada tahun 1956, melalui UU No. 6 tahun 1956 pemerintah Indonesia
membentuk Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) dengan tugas pokok:
1. Membimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Memberi pertimbangan kepada pemerintah dalam hal kebijaksanaan ilmu
pengetahuan.
pokok dan fungsi serta susunan organisasi LIPI sesuai dengan tahap dan arah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka Keppres No. 128 tahun
1967, tanggal 23 Agustus 1967 diubah dengan Keppres No. 43 tahun 1985,
dan dalam rangka penyempurnaan lebih lanjut, tanggal 13 Januari 1986
ditetapkan Keppres No. 1 tahun 1986 tentang Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, dan terakhir dengan Keppres No. 103 tahun 2001.
2.7
penerapan hasil penelitian di bidang proses dan teknologi kimia, pangan dan
pakan, farmasi dan teknologi lingkungan.
2.9
10
pengembangan
iptek
dan
implementasi
hasil-hasil
11
12
pertumbuhan
(growth
promotor)
dan
mendukung
sistem
kekebalan
13
14
15
dan kekebalan terhadap insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel.
Kekebalan terhadap insulin disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa
oleh jaringan (Smeltzer, 2001)
Patogenesis terjadi akibat adanya kesalahan fungsi sel-sel beta pankreas
sehingga menyebabkan terjadinya kekebalan terhadap insulin. Kekebalan
terhadap insulin adalah tidak mampunya insulin dalam mengatur perjalanan
glukosa dari darah ke dalam sel, atau keadaan dimana sel, jaringan, atau organ
membutuhkan jumlah insulin yang lebih banyak untuk mendapatkan secara
kuantitatif respon normal, antara lain masuknya glukosa ke dalam sel tersebut.
Agar insulin dapat bekerja, insulin harus terhubung dengan reseptor insulin pada
dinding sel. Setelah terhubung, akan terjadi serangkaian proses rumit melalui
berbagai sel, menyebabkan dicapainya efek kerja insulin yang dikehendaki sel
tersebut. Di dalam sel, insulin mempunyai beragam peran, mulai dari proses
metabolisme karbohidrat, lemak,
pembentukan DNA dan RNA, dan berbagai proses pertumbuhan di dalam sel,
jaringan, maupun organ. Rangkaian proses dan peran tersebut terjadi pula di
dalam sel beta pankreas, sehingga dapat dikatakan bahwa terjadinya kekebalan
terhadap insulin akan menjadi dasar untuk terjadinya kesalahan fungsi sel beta
pankreas pada diabetes tipe II. Banyak proses yang dapat menimbulkan
kekebalan terhadap insulin, diantaranya faktor keturunan, berbagai faktor
16
normal, apabila terjadi kekebalan terhadap insulin, maka tubuh akan merespon
dengan meningkatkan produksi insulin mengembalikan kadar glukosa menjadi
normal. Apabila proses pengembalian kadar glukosa ini menurun, maka
kapasitas menyeimbangkan tersebut menjadi kurang, sehingga tubuh tidak dapat
mengembalikan keseimbangan dan terjadilah hiperglikemia kemudian diabetes
(Soegondo, 2005).
Penderita diabetes tipe II dalam penyembuhannya membutuhkan
pengaturan makanan atau pengaturan diet, melaksanakan kegiatan olahraga yang
teratur dan terprogram, menghentikan merokok, dan dalam keadaan dimana obat
oral atau pil (OHO/ Obat Hipoglikemia Oral) sudah tidak mampu menormalkan
glukosa maka digunakan terapi insulin (Persadia, 2004)
2.14 Enzim -glukosidase
Enzim -glukosidase adalah sebuah enzim yang terletak di dalam usus
halus yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat seperti pati, glikogen, dan
disakarida menjadi gula sederhana (Chiba, 1997). Penghambatan kinerja enzim
-glukosidase dapat mengembalikan kadar glukosa dalam darah menjadi normal
(Bosenberg, 2008)
2.15 Penghambat enzim -glukosidase
Penghambat enzim -glukosidase (Alpha Glucosidase Inhibitor, AGI)
merupakan salah satu agen antidiabetes yang bekerja dengan cara menghambat
enzim -glukosidase. Pengurangan penyerapan karbohidrat dan makanan oleh
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 18 Februari 2016 di
Laboratorium Mikrobiologi dan Pangan UPT BPPTK LIPI Gunung Kidul
Yogyakarta.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu neraca analitik (AnD),
laminar air flow, inkubator BD 53 ( Binder ), autoclave (Tomy, Japan), vortex
mixer, centrifuge my spin 6 ( Thermo scientific, IL, USA), shaking incubator
(Stuart Orbital), ultrasonik, waterbath, pH meter, microplate reader (Thermo
Scientific), pipet mikro 100-1000 L (Eppendorf).
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu De Man, Rogosa, Sharpe
broth/MRSB (Merck, Darmstadt, Germany), anggur (Vitis vinifera L), kersen
(Muntingia calabura), ciplukan (Pyhsalis angulata), Lactobacillus plantarum ,
natrium dihidrogen fosfat( Merck, Darmstadt, Germany), dinatrium hidrogen
pospat (Merck, Darmstadt, Germany), -glukosidase dari Saccaromices
cerevisae (SIGMA Aldrich, St. Louis, MO, USA), p-Nitrofenil--DGlukopiranosida / p-NPG (Calbiochem, Billerica, MA, USA), Akarbosa
(Sigma-Aldrich, USA)
18
19
sari
buah
dengan
menggunakan
Lactobacillus
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Inokolum Lactobacillus plantarum
Pada penelitian kali ini digunakan bakteri Lactobacillus plantarum yang di
dasarkan pada penelitian Muganga et al., (2015) bahwa bakteri Lactobacillus
plantarum merupakan bakteri yang dapat menghambat aktivitas enzim glukosidase. Pada pertumbuhannya digunakan media MRSB yang diinkubasi
selama 48 jam dengan suhu 37 C. Kemudian dilakukan pengukuran pertumbuhan
bakteri dengan menggunakan spectrophotometer pada OD 660 nm yang
didasarkan oleh penelitian Jaichumjai et al., (2010) dan dilakukan tiga kali
pengukuran dan hasil yang di dapatkan yaitu berturut turut sebesar 1,286; 1,281;
dan 1,286 dan dilakukan perthitungan rata rata dari ketiga nilai tersebut dan
didapatkan yaitu pertumbuhan bakteri pada suhu 37 C selama 48 jam sebanyak
1,286.
4.2 Fermentasi Lactobacillus plantarum pada substrat sari buah
Pada penelitian ini digunakan bakteri Lactobacillus plantarum sebagai
starter fermentasi pada buah (kersen, ciplukan, dan anggur). Bakteri yang telah
ditumbuhkan selama 48 jam dengan suhu 37 C dimasukkan ke dalam tabung
falkon 10 mL dengan perbandingan sari buah dan MRSB + bakteri yaitu 1:1 atau
setara konsentrasi 0,5 g/mL. Kemudian falkon dilakukan pra inkubasi selama 48
jam dengan suhu 37 C dengan 100 rpm. Pada keadaan pra inkubasi di dalam
larutan terjadi proses fermentasi sari buah oleh bakteri Lactobacillus plantarum
21
22
yang kemudian dari proses fermentasi tersebut menghasilkan asam laktat dengan
ditandai penurunan pH substrat.
4.3 Uji penghambatan enzim -glukosidase
Sampel yang telah di pra inkubasi selama 48 jam dengan suhu 37 C
selanjutnya disentrifugasi dengan 4500 rpm selama 15 menit. Kemudian
supernatan diambil dan digunakan sebagai sampel uji.
Pada penelitian ini digunakan larutan buffer fosfat dengan pH 6,9. Enzim
-glukosidase bekerja optimal pada pH tersebut (Kim et al., 2005). Selanjutnya
dimasukkan 10 L -glukosidase yang berfungsi sebagai enzim, Kemudian
masukkan 20 L sampel uji setelah itu dilakukan inkubasi selama 15 menit
dengan suhu 37 C. Kemudian ditambahkan 50 L larutan p-nitrofenil--Dglukopiranosida dan diinkubasi selama 20 menit dengan suhu yang sama. Fungsi
penambahan larutan reagen p-nitrofenil--D-glukopiranosida yaitu berfungsi
sebagai tanda bahwa pengujian berhasil. Reaksi yang terjadi pada saat reagen dan
enzim dicampurkan yaitu enzim -glukosidase akan menghidrolisis substrat pnitrofenil--D-glukopiranosida menjadi p-nitrofenil (berwarna kuning) dan
glukosa. Kemudian terbentuknya warna kuning dari p-nitrofenil dibaca dengan
microplate reader pada panjang gelombang 405 nm.
Selanjutnya dilakukan
23
Tabel 1. Persen penghambatan enzim -glukosidase pada berbagai sari buah pada
konsentrasi 0,5 g/mL
Sampel
% penghambatan
Kersen
62,80 3,48a
Ciplukan
-16,08 6,55c
Anggur
46,27 8,16
Akarbosa (5 mg/mL)b
35,21 3,26
% penghambatan
Kersen
86,99 2,48a
Ciplukan
61,00 3,54
Anggur
78,61 4,20
Akarbosa (5 mg/mL)b
35.21 3,26
24
%Penghambatan
Sebelum fermentasi
Sesudah fermentasi
Dari gambar 3 diatas bisa dilihat perbandingan sari buah sebelum dan
sesudah fermentasi. Pada kersen sebelum fermentasi perhitungan persen
penghambatan didapat sebesar 62,80% dan setelah dilakukan fermentasi
mengalami peningkatan menjadi 87,00% terjadi peningkatan sekitar 1/3 kalinya,
kemudian pada ciplukan yang awal nya tidak mengalami penghambatan setelah
dilakukan proses fermentasi meningkat menjadi 61,00%
25
penghambatan pada fermentasi sari buah dibandingkan dengan sari buah tanpa
fermentasi adalah pada fermentasi sari buah telah terjadi proses fermentasi asam
laktat yaitu pengubahan glukosa menjadi asam laktat dengan bantuan bakteri
Lactobacillus plantarum yang menyebabkan pH larutan sampel fermentasi mejadi
berubah menjadi asam sehingga apabila diujikan dengan enzim -glukosidase
yang bekerja secara optimal dengan pH 6,9 maka secara otomatis pH tersebut
akan menjadi menurun sehingga kinerja enzim -glukosidase menjadi berkurang
yang menyebabkan tingginya persen penghambatan pada fermentasi sari buah.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka didapatkan kesimpulan bahwa:
1. Pada sari buah yang belum dilakukan fermentasi terjadi aktivitas
penghambatan enzim -glukosidase yaitu pada buah kersen sebesar 62,80
3,48% serta anggur sebesar 46,27 8,16%, pada ciplukan tidak terjadi
penghambatan karena hasil nya didapatkan
26
DAFTAR PUSTAKA
Ankolekar, C., Pinto, M., Greene, D., & Shetty, K. (2012). In vitro bioassay based
screening of antihyperglycemia and antihypertensive activities of
Lactobacillus acidophilus fermented pear juice. Innovative Food
Science & Emerging Technologies, 13, 221230.
Bennet, P. (2008). Epidemiology of Type 2 Diabetes Millitus. InLeRoith et.al,
Diabetes Millitus Fundamental and Clinical Text. Phildelphia:
Lippincott William & Wilkin s.2008:43(1): 544-7.
Bosenberg, L. H. (2008). The mechanism of action of oral antidiabetic drugs: a
review of recent literature. The Journal of Endocrinology. Metabolism
and Diabetes of South Africa: 80-88
Chiba, S. (1997). Molecular mechanism in -glucosidase and glucoamylase.
Bioscience, Biotecnology and Biochemistry. 61, 1233-1239.
Cihan, A. C., Ozcan, B., Tekin, N., and Cokmus, C. (2010). Characterization of a
thermostable -glucosidase from Geobacillus thermodenitrificans F84a.
Formatex.
Departemen Kesehatan. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes
Melitus.
Feng, J, Yang, X. W, Wang, R. F. (2011). Bio-assay guided isolation and
identification of -glucosidase inhibitors from the leaves of Aquilaria
sinensis. Phytochemistry 72:242-247. DOI: 10.1016/j.phytochem
Gowri, P.M., Tiwari, A.K., Ali, A.Z. and Rao, J.M. (2007). Inhibition of alphaglucosidase and amylase by bartogenic acid isolated from Barringtonia
racemosa Roxb. seeds. Phytotherapy Research. 21, 796-799.
Harding, A. H., Nicholas, E. D., Kay, T. K., Sheila, B. et al. (2003). Dietary Fat
and Risk of Clinic Type 2 Diabetes. American Journal of Epidemology.
2003;15(1);150-9
Hastuti, R. T. (2008). Faktor-faktor Resiko Ilkus Diabetica Pada Penderita
Diabetes Mellitus Studi Kasus di RSUPD Dr. Moewardi Surakarta.
Iwai, K., Kim, M. Y., Onodera, A., Matsue, H. (2006). Alpha-glucosidase
inhibitory and antihyperglycemic effects of polyphenols in the fruit of
Viburnum dilatatum Thunb. J Agric Food Chem, 54(13), 4588-92.
Jaichumjai, P., Ruud, V., Apinya, A., Peter, K. (2010). Isolation and
Characterization of Acid-Sensitive Lactobacillus plantarum With
Application as Starter Culture for Nham Production. J. Food Microbial
27
28
Kumar, J.A., Tiwari, A.K., Ali, A.Z., Madhusudhana, K., Reddy, B.S.,
Ramakrishna, S. and China, R.B. (2010). New antihyperglycemic,
alpha-glucosidase inhibitory, and cytotoxic derivatives of
benzimidazoles. Journal of Enzyme Inhibition and Medicinal
Chemistry, 25,80-6.
Lehninger, A. L. (2004). Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Thenawidjaja M,
penerjemah Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Principles of
Biochemistry. 286 hlm.
McDougall, G. J., Shpiro, F., Dobson, P., Smith, P. et al. (2005). Different
polyphenolic component of soft fruits inhibit alpha-amylase and alphaglucosidase. J Agric Food Chem, 53(7), 2760-6.
Muganga, L., Xiaoming, L., Fengwei, T., Jianxin, Z. et al. (2015). Screening for
Lactic Acid Bacteria Based on Anti Hyperglycaemic and Probiotic
Potential and Application in Synbiotic Set Yoghurt.
Persadia, P. B. (2004). Simposium Diabetes Mellitus Untuk Dokter dan Diabetes.
Semarang: CV Agung.
Soegondo, S. (2005). Diabetes Mellitus Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta:
FKUI.
Suryohudoyo, P. (1996). Dasar Molekuler Diabetes Mellitus. Naskah Lengkap
Surabaya Diabetes.
Smeltzer, S. A. (2001). Buku Ajar Keperawatn Medikal Bedah, Jakarta: EGC
Takahasihi, K., Yasuyuki, Y., Eisuke, K., Shigeki K. et al. (2010). Methyl
Caffeate as an -Glucosidase Inhibitor from Solanum torvum Fruits and
the Activity of Related Compounds. Biosci, Biothechnol, Biochem,
74(4), 741-745.
Teixeria, L. (2011). Regular physical exercise training assists in preventing type 2
diabetes development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory
properties. Biomed Central Cardiovascular Diabetology, 10(2), 1-15.
Van de Laar, F. A., Lucassen, P. L. B. J., Akkermans, R. P., Van de Lisdonk, E.
H. et al. (2005). Alpha-glucosidase inhibitors for type 2 diabetes
mellitus (Review). The Cochrane Collaboration. John Wiley & Sons,
Ltd.
Waspadji, S. (2007). Diabetes Melitus: Apakah itu. Dalam Hidup Sehat dengan
diabetes. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
29
Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., King H. (2004). Global prevalence of
diabetes: estimates for the year 2000 and projections for 2030.
Diabeticcare.;27(3);1047-53.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Buah yang digunakan dalam penelitian
30
31
32
33
NaH2PO4 0,2 M
Dipipet sebanyak 64 mL
Dipipet sebanyak 61 mL
digojog
Ditimbang sebanyak 15 mg