Sekapur Sirih:
Tata Kelola Migas Nasional ini dipersiapkan oleh Para Mantan Karyawan
Pertamina yang umumnya mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun
sebagai pelaku, pengelola maupun pembina kegiatan usaha migas nasional
baik kegiatan usaha di dalam negeri maupun internasional dan tergabung
dalam Kelompok Poverep, dalam rangka untuk menyumbangkan pemikiran
bagi kemandirian dan ketahanan energi bangsa Indonesia
Contact Person:
Zanial Achmad (zanial@poverep.com)
Suharyanto (suharyanto@poverep.com)
KELOMPOK POVEREP
PERMASALAHAN
UU MIGAS No.22 Tahun 2001
(Berlaku dari 2001 s/d saat ini)
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
UMUM,
KUASA PERTAMBANGAN MIGAS,
PERUSAHAAN MIGAS NASIONAL (PMN),
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN,
KETENTUAN PIDANA, dan
KETENTUAN PERALIHAN.
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
pertambangan
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
Minyak dan gas bumi sumber utama kebutuhan energi rakyat dan pendukung pertumbuhan ekonomi
nasional
Basis Cadangan minyak dan gas bumi perlu dipelihara dan ditingkatkan untuk menopang Ketahanan
Energi Nasional.
Kegiatan usaha minyak dan gas bumi dari Hulu sampai Hilir harus berwawasan kebangsaan
yang mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional
Kondisi cadangan minyak dan gas bumi nasional yang terbatas, pertumbuhan peningkatan
cadangan minyak dan gas bumi yang berjalan lambat, produksi minyak terus menurun tajam
dan kenyataan bahwa negara telah menjadi net oil importer, kebutuhan minyak dan gas bumi
di dalam negeri yang terus meningkat, maka diperlukan suatu Tata Kelola Migas Nasional yang
dapat mengakomodasi kondisi diatas sesuai dengan Ketentuan Pasal 33 UUD 1945 yang
dijalankan secara konsisten dan konsekwen.
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
Pelaksana Bisnis Holding berbentuk Perusahaan, untuk line bisnis strategis saham
dimiliki seluruhnya oleh Holding dan tidak dijual ke umum atau asing. Sedangkan
line bisnis penunjang, saham majority dan dapat dialihkan ke pihak lain sesuai
strategi perusahaan.
Pengelolaan Kontrak Jasa PSC, hasil bagian negara masuk kedalam buku Holding
dan ditarik oleh Pemerintah melalui penetapan Pajak Khusus.
Prasyarat Pembentukan Perusahaan Migas Nasional:
Mempunyai aset infrastruktur yang kuat dari Indonesia Barat sampai Indonesia Timur,
kemampuan dan pengalaman yang teruji dalam mengelola migas dari Hulu sampai
Hilir.
(Saat ini kemampuan seperti diatas, hanya dimiliki oleh Pertamina).
Apabila bukan Pertamina yang ditunjuk sebagai PMN, maka Negara harus segera
memperkuat aset infrastruktur dan kemampuan PMN yang ditunjuk, agar dapat
tercapai cita-cita Pasal 33 UUD 1945.
KELOMPOK POVEREP
DEWAN PENGAWAS
KELOMPOK POVEREP
PMN
Perusahaan Migas Nasional
BISNIS HULU
HOLDING
BISNIS HILIR
Pengelola Bisnis
Perusahaan Bisnis A
Saham 100% PMN
Perusahaan Bisnis B
Saham Majority PMN
KELOMPOK POVEREP
Perusahaan Bisnis C
Bisnis Luar Negeri dan
Pemegang Saham Minority
Perusahaan Migas
Nasional (PMN)
sebagai Holding Saham
100% Negara
Perusahaan Bisnis A
Saham 100% PMN
Perusahaan Bisnis B
Saham Majority PMN
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
PEMERINTAH/PARLEMEN
BADAN PEMERINTAH
DIBAWAH 3
KEMENTERIAN
NOC
KELOMPOK POVEREP
PEMERINTAH/NEGARA
PETRONAS/PMU
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
LAMPIRAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG MIGAS BARU
KELOMPOK POVEREP
RANCANGAN
bahwa minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan
yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup
orang banyak, dan pengelolaannya untuk sebesar besar kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat;
Huruf b
bahwa tata kelola kegiatan usaha minyak dan gas bumi saat ini cenderung mengarah
kepada sistem pasar bebas dan belum berwawasan kebangsaan serta belum mampu
mendorong percepatan pemenuhan kebutuhan energy rakyat dan pertumbuhan
ekonomi nasional;
Huruf c
bahwa kondisi cadangan minyak dan gas bumi telah menyusut cepat setiap tahunnya dan
penurunan produksi minyak telah menurun tajam dan pemanfaatan produksi gas bumi
yang belum maksimal;
Huruf d
bahwa Minyak saat ini masih sebagai energi utama Nasional, kemandirian dan ketahanan
energi tidak terlepas dari adanya upaya Diversifikasi Energi seperti penggunaan Gas
Bumi, Geothermal, Batubara, Hydro energy, Solar energy dll yang implementasinya harus
didorong dan diatur secara nyata oleh suatu peraturan perundangan;
Huruf e
bahwa pengelolaan minyak dan gas bumi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi belum memenuhi amanat UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 33;
Huruf f
bahwa Mahkamah Konstitusi telah membatalkan beberapa ketentuan dalam UndangUndang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;
KELOMPOK POVEREP
Huruf h
bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi tahun 2004 dan 2012 memberikan penafsiran
Konstitusional yang harus menjadi dasar acuan dalam membentuk Undang-undang
tentang Minyak dan Gas Bumi pengganti Undang-undang Migas no 22 tahun 2001;
Huruf i
bahwa untuk melaksanakan Kekuasaan sesuai UUD 1945 atas sumberdaya alam migas,
maka Negara harus melaksanakan 5 Elemen yang merupakan satu kesatuan tak
terpisahkan yaitu kebijakan (beleid), tindakan pengurusan (bestuursdaad), pengaturan
(regelensdaad), pengelolaan (beheersdaad), dan pengawasan (toezichthoudens-daad)
untuk tujuan sebesar-besar kemakmuran rakyat;
Huruf j
bahwa didalam pengelolaan sumber daya alam migas oleh Negara, harus dilakukan
melalui mekanisme pemilikan saham dan atau keterlibatan langsung dalam manajemen
BUMN sebagai instrument kelembagaan yang melaluinya Negara cq Pemerintah
mendayagunakan penggunaannya atas sumberdaya kekayaan itu untuk kemakmuran
rakyat;
Huruf k
bahwa dalam upaya Negara terlibat langsung dalam pengelolaan, pemenuhan kebutuhan
serta menjaga ketersediaan hasil migas dan pertumbuhan peningkatan cadangan migas
nasional maka dipandang perlu membangun Perusahaan Migas Nasional;
KELOMPOK POVEREP
Huruf m
bahwa dalam membangun Perusahaan Migas Nasional diberikan misi yaitu pemenuhan
pertumbuhan kebutuhan dan menjaga ketersediaan hasil migas serta pertumbuhan
peningkatan cadangan migas nasional. Disamping itu Perusahaan Migas Nasional harus
mampu merespon dinamika pertumbuhan ekonomi dan sosial , dinamika pasar migas
dan peluang investasi migas baik di dalam maupun di luar negeri;
Huruf n
bahwa dalam menjalankan Perusahaan Migas Nasional ditetapkan strategi yaitu di sektor
hilir, migas merupakan soko guru kebutuhan energi rakyat dan pertumbuhan ekonomi
Nasional untuk kesejahteraan rakyat, dan di sektor hulu, memperkuat Basis Cadangan
Migas sebagai soko guru Ketahanan Energi Nasional.
KELOMPOK POVEREP
Minyak bumi adalah hasil dari proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat,
termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, kondensat dan bitumen yang
diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau
cadangan endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh
dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha minyak dan gas
bumi.
Pasal 1, butir 2
Gas bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses
penambangan minyak dan gas bumi termasuk gas metana batubara.
Pasal 1, butir 3
Minyak dan gas bumi adalah minyak bumi dan gas bumi.
Pasal 1, butir 4
Bahan bakar minyak adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari
minyak bumi.
Pasal 1, butir 5
Bahan bakar gas adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari gas
bumi.
KELOMPOK POVEREP
Kuasa Pertambangan minyak dan gas bumi adalah wewenang yang diberikan
kepada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Nasional untuk melaksanakan
kegiatan usaha minyak dan gas bumi.
Pasal 1, butir 7
Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Nasional yang selanjutnya disebut PMN
adalah suatu badan hukum publik milik negara 100% yang dibentuk khusus
untuk melakukan usaha di bidang minyak dan gas bumi.
Pasal 1, butir 8
Pasal 1, butir 9
Kegiatan usaha hulu adalah kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu
pada kegiatan usaha eksplorasi dan eksploitasi.
Pasal 1, butir 10
KELOMPOK POVEREP
Pasal 1, butir 12
Kegiatan usaha hilir adalah kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu
pada kegiatan usaha pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan/ atau
niaga.
Pasal 1, butir 13
Pasal 1, butir 14
KELOMPOK POVEREP
Pasal 1, butir 16
Pasal 1, butir 17
Pasal 1, butir 18
Pasal 1, butir 19
Pasal 1, butir 20
Bentuk usaha tetap adalah badan usaha yang didirikan dan berbadan hukum
di luar milayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang melakukan kegiatan
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wajib mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.
KELOMPOK POVEREP
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha di bidang minyak dan gas
bumi yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
Pasal 1, butir 22
Kontrak kerja sama adalah kontrak bagi hasil atau bentuk kontrak kerja sama
lain dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang lebih menguntungkan
negara dengan meningkatkan produktifitas dan efisiensi berkeadilan dan
hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 1, butir 23
Izin usaha adalah izin yang diberikan kepada badan usaha untuk
melaksanakan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan/atau niaga
dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.
Pasal 1, butir 24
KELOMPOK POVEREP
Pasal 1, butir 26
Pasal 1, butir 27
Menteri adalah menteri yang bidang tugas dan tanggung jawabnya meliputi
kegiatan usaha minyak dan gas bumi.
Pasal 1, butir 28
KELOMPOK POVEREP
Penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi yang diatur oleh
Undang-Undang ini berasaskan kedaulatan energi minyak dan gas bumi
nasional, ekonomi kerakyatan, keterpaduan, manfaat, keadilan, keseimbangan,
pemerataan, kemakmuran bersama dan kesejahteraan rakyat, keamanan,
keselamatan, dan kepastian hukum serta berwawasan lingkungan.
Pasal 3, huruf a
Pasal 3, huruf b
Pasal 3, huruf c
Pasal 3, huruf d
menjamin efisiensi dan efektivitas tersedianya minyak dan gas bumi baik secara
sumber energi maupun sebagai bahan baku untuk kebutuhan dalam negeri.
Pasal 3, huruf e
Pasal 3, huruf g
Pasal 3, huruf h
Pasal 3, huruf i
menjamin perlindungan bagi rakyat terhadap mutu bahan bakar minyak dan
bahan bakar gas.
KELOMPOK POVEREP
Minyak dan gas bumi sebagai sumber daya alam strategis tidak terbarukan
yang terkandung di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia
merupakan kekayaan nasional yang dikuasai dan dimiliki oleh negara.
Pasal 5
Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi sebagai obyek vital nasional
berhak mendapatkan perlindungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 6
Pemerintah mengatur dan mengawasi kegiatan usaha minyak dan gas bumi.
KELOMPOK POVEREP
Kegiatan usaha minyak dan gas bumi dapat dilakukan tidak hanya terbatas di
dalam negeri, selama kondisinya tetap menguntungkan negara.
Kegiatan usaha hulu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, ayat (1) huruf a
dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak kerja sama.
Kontrak kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat persyaratan:
a. Kepemilikan sumberdaya alam tetap di tangan Pemerintah sampai pada
titik penyerahan;
b. Pengendalian manajemen operasi berada pada PMN; dan
c. modal dan resiko seluruhnya ditanggung badan usaha dan bentuk usaha
tetap.
Kegiatan usaha hilir sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, ayat (1) huruf b
dilaksanakan dengan izin usaha.
KELOMPOK POVEREP
Kegiatan usaha hilir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, ayat (1) huruf b
diselenggarakan melalui mekanisme usaha yang wajar, sehat dan transparant
yang mengutamakan kepentingan rakyat banyak dan kesejahteraan
masyarakat.
Kegiatan usaha hilir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, ayat (1) huruf b
dilaksanakan oleh PMN dan dapat bekerja sama dengan badan usaha yang
berbentuk :
a. Badan Usaha Milik Negara;
b. Badan Usaha Milik Daerah;
c. Koperasi; atau
d. Badan Usaha Swasta.
KELOMPOK POVEREP
Anggota Dewan Direksi yang lain diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
berdasarkan usul Direktur Utama.
Masa jabatan Dewan Direksi ditetapkan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 4 orang
wakil pemerintah dan 3 orang wakil independen.
Pasal 14
KELOMPOK POVEREP
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran badan usaha dan badan
usaha tetap yang sudah menandatangani kontrak kerjasama;
KELOMPOK POVEREP
pengembangan
lapangan
setelah
(h)
(i)
membeli dan/ mengimport minyak dan gas bumi untuk menjaga cadangan
minyak dan gas bumi dalam negeri.
KELOMPOK POVEREP
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
aset yang diperoleh langsung oleh PMN yang berasal dalam rencana kerja
dan anggaran yang tertuang dalam pembukuan atau neraca PMN; dan
butir (b)
aset yang diperoleh dari pelaksanaan Kontrak Kerja sama yang tertuang
dalam pembukuan tersendiri.
Aset yang diperoleh dari kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dimiliki
oleh negara.
Aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercatat atas nama PMN dan
berada dibawah pengelolaan, pembinaan dan pencatatan PMN.
KELOMPOK POVEREP
Pasal 22
KELOMPOK POVEREP
Kegiatan usaha hulu dilaksanakan oleh PMN dan dapat bekerja sama
dengan badan usaha atau bentuk usaha tetap berdasarkan kontrak jasa
dalam bentuk kontrak kerja sama.
butir (a)
butir (b)
butir (c)
berakhirnya kontrak,
butir (d)
butir (e)
butir (f)
penerimaan negara,
KELOMPOK POVEREP
pembukuan aset,
butir (h)
butir (i)
butir (j)
Penyelesaian perselisihan
butir (k)
butir (l)
butir (m)
butir (n)
butir (o)
butir (p)
butir (q)
butir (r)
KELOMPOK POVEREP
PMN dapat menawarkan kerja sama kepada badan usaha dan bentuk
usaha tetap atas suatu wilayah kerja dengan persyaratan yang ditetapkan
dengan persetujuan Menteri.
Setiap badan usaha atau bentuk usaha tetap hanya diberikan 1 (satu)
wilayah kerja.
Dalam hal badan usaha atau bentuk usaha tetap mengusahakan beberapa
wilayah kerja, harus dibentuk badan hukum yang terpisah untuk setiap
wilayah kerja.
Jangka waktu kontrak kerja sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
ayat (1) dilaksanakan paling lama 30 tahun.
KELOMPOK POVEREP
Dalam jangka waktu kontrak kerja sama berakhir, wilayah kerja dikembalikan
kepada Pemerintah melalui PMN.
Badan usaha dan Bentuk Usaha Tetap dapat memperpanjang kontrak atas
usulan PMN dan mendapat persetujuan Menteri.
Dalam hal berakhirnya suatu kontrak kerja sama, PMN dapat mengusulkan
kepada Menteri pengakhiran kontrak kerja sama, atau pengambil alihan
oleh PMN, atau perpanjangan kontrak kerja sama, atau perubahan kontrak
kerja sama.
Sejak Menteri menetapkan badan usaha dan bentuk usaha tetap untuk
melakukan pengusahaan lebih lanjut atas perpanjangan kontrak kerja sama,
badan usaha dan bentuk usaha tetap menawarkan participating interest 10%
(sepuluh persen) kepada badan usaha milik daerah.
Sejak Menteri menetapkan badan usaha dan bentuk usaha tetap untuk
melakukan pengusahaan lebih lanjut atas perpanjangan kontrak kerja sama,
badan usaha dan bentuk usaha tetap menawarkan participating interest 10%
(sepuluh persen) kepada badan usaha milik daerah
KELOMPOK POVEREP
Dalam hal wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (10) yang berada
pada 1 (satu) kabupaten/kota, badan usaha milik daerah di daerah
kabupaten/kota yang bersangkutan yang mendapatkan participating
interest 10% (sepuluh persen).
Dalam hal wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (10) yang berada
pada 2 (dua) kabupaten/kota, badan usaha milik daerah yang mendapatkan
prioritas participating interest 10% (sepuluh persen) adalah badan usaha
milik provinsi.
Dalam hal wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (10) berada pada
2 (dua) provinsi yang berbatasan langsung, maka yang mendapatkan
prioritas participating interest 10% (sepuluh persen) adalah badan usaha
milik daerah dari kedua daerah provinsi yang memenuhi syarat dan
kompetensi.
KELOMPOK POVEREP
Dalam hal badan usaha atau bentuk usaha tetap dalam jangka waktu
eksplorasi selama 10 (sepuluh) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak menemukan cadangan minyak bumi dan/ atau gas bumi yang dapat
diproduksikan, badan usaha atau bentuk usaha tetap wajib mengembalikan
seluruh wilayah kerjanya melalui PMN kepada Menteri dan kontrak kerja
sama dinyatakan berakhir.
Pasal 28
Badan usaha atau bentuk usaha tetap yang tidak melaksanakan kegiatan
eksplorasi dan/ atau eksploitasi paling lama 6 tahun atas WK sejak
ditandatangani KKS wajib mengembalikan wilayah kerja tersebut kepada
Menteri melalui PMN.
Pasal 29
Badan usaha atau bentuk usaha tetap yang telah mendapatkan persetujuan
pengembangan lapangan yang pertama dalam suatu wilayah kerja tidak
melaksanakan kegiatannya dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun
sejak berakhirnya jangka waktu eksplorasi wajib mengembalikan seluruh
wilayah kerjanya kepada Menteri melalui PMN.
KELOMPOK POVEREP
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan kerja sama
pelaksanaan survei umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
PMN secara terbuka dan bertanggung jawab.
Data yang diperoleh dari survei umum dan hasil kegiatan eksplorasi/
eksploitasi adalah milik Negara yang dikelola oleh PMN.
Data yang diperoleh badan usaha atau bentuk usaha tetap di wilayah
kerjanya dikelola oleh PMN dan dapat digunakan oleh badan usaha atau
bentuk usaha tetap selama jangka waktu kontrak kerja sama.
KELOMPOK POVEREP
Apabila kontrak kerja sama berakhir, badan usaha atau bentuk usaha tetap
wajib menyerahkan seluruh data yang diperoleh selama kontrak kerja sama
kepada Negara melalui PMN.
Kerahasiaan data yang diperoleh badan usaha atau bentuk usaha tetap di
wilayah berlaku selama jangka waktu yang ditentukan.
KELOMPOK POVEREP
Dalam hal Badan Usaha milik daerah mengalihkan haknya kepada pihak lain,
participating interest yang dimiliki badan usaha milik daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dicabut dan diserahkan kpd PMN. PMN akan
menetapkan kepemilikan partipating interest tersebut apabila perlu
dialihkan kepada pihak lain dengan mengutamakan kepemilikan oleh
badan usaha milik nasional.
KELOMPOK POVEREP
Badan usaha atau bentuk usaha tetap wajib menjamin standar dan mutu
yang berlaku sesuai dengan ketentuan perturan perundang-undangan serta
menerapkan kaidah keteknikan yang baik.
Badan usaha atau bentuk usaha tetap wajib menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup dan mentaati ketentuan
peraturan perundang-undangan dalam kegiatan usaha minyak dan gas bumi.
KELOMPOK POVEREP
Badan usaha atau bentuk usaha tetap yang melaksanakan kegiatan usaha
minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 wajib
mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, jasa serta
kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam negeri secara transparan
dan bersaing (sesuai dengan kemampuan yang tersedia).
Badan usaha tetap yang melaksanakan kegiatan usaha minyak dan gas bumi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 harus melaksanakan alih ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia dengan pengawasan PMN.
Badan usaha atau bentuk usaha tetap yang melaksanakan kegiatan usaha
minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 wajib
mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat.
Badan usaha atau bentuk usaha tetap wajib menyerahkan paling sedikit 25%
(dua puluh lima persen) bagiannya dari hasil produksi minyak dan gas bumi
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan harga yang ditetapkan
oleh Pemerintah.
KELOMPOK POVEREP
Penyerahan minyak dan/atau gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara fisik.
Dalam hal Badan usaha atau bentuk usaha tetap tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat meminta PMN
untuk merevisi dan/atau mengakhiri Kontrak Kerja Sama.
KELOMPOK POVEREP
Dalam hal wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
menghasilkan produksi komersial, terhadap seluruh biaya operasi yang
dikeluarkan, sepenuhnya menjadi resiko dan beban badan usaha dan/atau
bentuk usaha tetap dan tidak ditanggung Negara.
KELOMPOK POVEREP
Kegiatan usaha hilir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, ayat (1) huruf b,
dilaksanakan oleh PMN, dan hanya dapat dilaksanakan oleh badan usaha
setelah mendapat izin usaha dari Pemerintah.
Izin usaha yang diperlukan untuk kegiatan usaha minyak bumi dan/atau
kegiatan usaha gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Izin usaha pengolahan
b. Izin usaha pengangkutan;
c. Izin usaha penyimpanan; dan
d. Izin usaha niaga.
Setiap badan usaha dapat diberi lebih dari 1 (satu) Izin usaha sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap izin usaha yang telah diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya.
KELOMPOK POVEREP
Terhadap badan usaha pemegang izin usaha pengangkutan gas bumi melalui
pipa hanya dapat diberikan ruas pengangkutan tertentu.
Terhadap badan usaha pemegang izin usaha niaga gas bumi melalui jaringan
pipa hanya dapat diberikan wilayah niaga tertentu.
KELOMPOK POVEREP
Pasal 43
Bahan bakar minyak dan gas bumi serta hasil olahannya yang dipasarkan di
dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat wajib memenuhi
standar dan mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Pasal 44
Harga dan kuantitas bahan bakar minyak dan gas bumi yang dipasarkan
didalam negeri atas dasar subsidi dari APBN sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (2) ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat persetujuan
DPR.
Pasal 46
Badan usaha atau bentuk usaha tetap yang sudah menghasilkan produksi
minyak bumi dan/atau gas bumi wajib membayar penerimaan negara yang
berupa pajak dan penerimaan negara bukan pajak.
Penerimaan negara yang berupa pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 48
Selain berhak mendapatkan bagian produksi minyak dan gas bumi kotor
(bruto) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), daerah penghasil
mendapatkan jumlah persentase tertentu dari bonus tanda tangan yang
diterima Pemerintah.
KELOMPOK POVEREP
Kegiatan usaha minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam pasal 7
dilaksanakan di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia.
Hak atas wilayah kerja tidak meliputi hak atas tanah permukaan bumi.
Kegiatan usaha minyak dan gas bumi mendapat prioritas dalam penggunaan
tanah permukaan bumi apabila: a. Terdapat potensi minyak dan gas bumi
yang terkandung didalam tanah; b. Terjadi tumpang tindih penggunaan tanah
dengan industri atau sektor lain.
Kegiatan usaha minyak dan gas bumi tidak dapat dilaksanakan pada tempat
yang dilarang untuk melakukan kegiatan usaha minyak dan gas bumi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Badan usaha atau bentuk usaha tetap hanya dapat melakukan kegiatan usaha
minyak dan gas bumi pada tanah milik masyarakat adat atau tanah ulayat,
setelah mendapat persetujuan dari masyarakat adat yang bersangkutan.
KELOMPOK POVEREP
Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang akan melakukan kegiatan usaha
minyak dan gas bumi pada tanah masyarakat, hanya dapat melaksanakan
kegiatannya setelah mendapat persetujuan dari pemegang hak atas tanah.
Dalam hal badan usaha atau bentuk usaha tetap akan menggunakan bidangbidang tanag hak atau tanah negara di dalam wilayah kerjanya, badan usaha
atau bentuk usaha tetap yang bersangkutan wajib terlebih dahulu
mengadakan penyelesaian dengan pemegang hak atau pemakai tanah di atas
tanah negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal badan usaha atau bentuk usaha tetap telah diberikan wilayah
kerja, serta telah menandatangani Kontrak Kerja Sama terhadap bidangbidang tanah yang dipergunakan langsung untuk kegiatan usaha minyak dan
gas bumi dan areal pengamanannya, diberikan hak pakai sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dan wajib memelihara serta menjaga bidang
tanah tersebut.
KELOMPOK POVEREP
Dalam hal pemberian wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi areal yang luas di atas tanah negara, bagian-bagian tanah yang tidak
digunakan untuk kegiatan usaha minyak dan gas bumi, dapat diberikan
kepada pihak lain oleh Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi
bidang agraria atau pertanahan dengan mengutamakan masyarakat setempat
setelah mendapat rekomendasi dari Menteri.
Pasal 53
KELOMPOK POVEREP
Dana minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
untuk kegiatan yang berkaitan dengan penggantian cadangan minyak dan gas
bumi, pengembangan energi terbarukan dan untuk kepentingan generasi
yang akan datang.
Dana minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber
dari persentase tertentu:
a. Hasil penerimaan kotor minyak dan gas bumi bagian Negara,
b. Bonus-bonus yang menjadi hak Pemerintah berdasarkan kontrak
kerjasama dan Undang-Undang ini;
c. Pungutan dan iuran yang menjadi hak Negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 55
Pengelolaan dana minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
54 wajib diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Indonesia dan Akuntan
Publik.
Pasal 56
Ketentuan lebih lanjut mengenani dana minyak dan gas bumi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 dan Pasal 55 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
KELOMPOK POVEREP
Pembinaan terhadap kegiatan usaha minyak dan gas bumi dilakukan oleh
pemerintah.
KELOMPOK POVEREP
Pasal 60
Pasal 61
KELOMPOK POVEREP
Pasal 63
Pasal 64
Pasal 65
Setiap orang dilarang melakukan kegiatan usaha hilir tanpa izin sebagaimana
dimaksud dalam pasal 37.
Pasal 66
Setiap orang dilarang mengurangi standard dan mutu minyak bumi dan gas
bumi yang ditetapkan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal
43.
Pasal 67
KELOMPOK POVEREP
Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Indonesia, penyidik pegawai negeri sipil
tertentu di lingkungan kementrian yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
meliputi kegiatan usaha minyak dan gas bumi diberi wewenang khusus
sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai hukum acara pidana untuk melakukan penyidikan tindak
pidana dalam kegiatan usaha minyak dan gas bumi.
KELOMPOK POVEREP
KELOMPOK POVEREP
Pasal 70
Pasal 71
KELOMPOK POVEREP
Setiap orang yg mengurangi standar dan mutu minyak bumi dan gas bumi yg
ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun atau denda paling banyak
Rp 300.000.000.000,00 (tiga ratus milyar rupiah).
Pasal 73
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini dilakukan
oleh atau atas nama badan usaha atau bentuk usaha tetap, tuntutan dan
pidana dikenakan terhadap badan usaha atau bentuk usaha tetap dan/atau
pengurusnya.
Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh badan usaha atau bentuk usaha
tetap, pidana yg dijatuhkan kepada badan usaha atau bentuk usaha tetap
tersebut adalah pidana denda, dengan ketentuan paling tinggi pidana denda
ditambah sepertiganya.
KELOMPOK POVEREP
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam bab ini dilakukan oleh
pejabat yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang minyak dan gas bumi,
maka pidananya dapat ditambah sepertiga dari maksimum pidana yg
diancamkan masing-masing dalam Bab ini.
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 70, 71, 72, 73, 74, dan 75
adalah kejahatan.
Pasal 77
KELOMPOK POVEREP
Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, dalam jangka waktu paling lama
1 (satu) tahun Badan Pelaksana yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4152) beralih bentuknya menjadi PMN.
Pasal 79
huruf (a)
huruf (b)
Pasal 81