Anda di halaman 1dari 16

BENTUK DASAR DAN BENTUK ASAL DALAM PUISI-PUISI

KARYA CHAIRIL ANWAR

MAKALAH

guna memenuhi tugas mata kuliah morfologi II

oleh:
Utami Retno Wulandari: 130110201056
Agnes Ridah Ratnia: 130110201011
Santi Setyo Wulandari: 130110201044

JURUSAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari
seluk beluk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti
kata. Banyak hal yang dipelajari dalam morfologi ini, salah satunya ialah yang akan kami
analisis yakni mengenai Bentuk Dasar dan Bentuk Asal. Secara singkat, dapat di definisikan
bahwa bentuk asal adalah suatu bentuk kata terkecil tungal yang mengasali sebuah kata yang
kompleks, sedangkan bentuk dasar merupakan bagian kata bisa tunggal maupun kompleks
yang mendasari kata yang kompleks.
Pada kesempatan kali ini, kami akan mencoba menguak tentang apa itu bentuk dasar
dan bentuk asal, kemudian apa yang membedakan antara dua kata tersebut, dan
menerapkannya dalam karya sastra. Karya sastra yang coba kami analisis bentuk asal dan
bentuk dasarnya yakni, puisi-puisi karya Chairil Anwar.
Dalam penulisan puisi, pemilihan kata yang digunakan penyair kadang menyimpang
dari kata yang wajar atau kata-kata pada umumnya. Penggabungan dua kata yang berbeda
kelas katanya menjadi sebuah frasa yang tidak bisa dijangkau dengan logika, seperti aroma
hitam (aroma:bau, hitam:warna), sajak putih (sajak:tulisan, putih:warna), desahan rindu,
kelambu berjalan, dan sebagainya. Pemilihan kata yang seirama pun juga perlu
dipertimbangkan oleh seorang penyair, karena dalam puisi tidak hanya sekedar tulisan namun
juga harus mengandung unsur estetika di dalamnya. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri
bagi kami untuk menganalisis bentuk asal dan bentuk dasar dari karya sastra puisi, khususnya
puisi-puisi karya Chairil Anwar.
Dilihat dari bidang kajiannya, bentuk asal dan bentuk dasar merupakan bagian dari
kajian morfologi yang merupakan salah satu ilmu kebahasaan. Sedangkan puisi merupakan
salah satu kajian tentang ilmu sastra. Meskipun secara definisi, teori maupun bidang kajian
kedua bidang ilmu ini saling bertolak belakang, namun pada dasarnya kedua bidang ini
sangat berkaitan erat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari penulisan sebuah puisi. Dimana
seorang penyair akan melesapkan huruf atau menambahi vocal pada sebuah kata untuk
menimbulkan estetika dari puisi tersebut. saat pelesapan ataupun menambahan huruf
merupakan bagian dari proses morfologi, itulah mengapa sebenarnya kedua bidang kajian ini
saling berhubungan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka hal-hal yang akan di bahas dalam makalah ini akan
kami rumuskan sebagai berikut:
1.2.1
1.2.2
1.2.3

Apa definisi dari bentuk dasar dan bentuk dasar?


Bagaimana perbedaan bentuk dasar dan bentuk asal?
Bagaimana analisis bentuk dasar dan bentuk asal dalam puisi-puisi karya Chairil
Anwar?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan masalah-masalah yang kami rumuskan, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1
1.3.2
1.3.3

Untuk mengetahui apa definisi dari bentuk dasar dan bentuk dasar.
Untuk mengetahui bagaimana perbedaan bentuk dasar dan bentuk asal.
Untuk mengetahui bagaimana analisis bentuk dasar dan bentuk asal dalam puisi-puisi

karya Chairil Anwar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bentuk Dasar dan Bentuk Asal
(Ramlan 1985:44) menjelaskan bahwa bentuk asal ialah satuan yang paling kecil yang
menjadi asal sesuatu kata yang kompleks, sedangkan bentuk dasar merupakan satuan, baik
tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar.
Secara sederhana bentuk dasar adalah bentuk yang satu tingkat lebih kecil dan menjadi
dasar dari bentuk kompleks, sedangkan bentuk asal adalah bentuk yang paling kecil yang
menjadi asal dari bentuk kompleks. Misalnya, kata berpakaian terbentuk dari bentuk asal
pakai mendapat bubuhan afiks an menjadi pakaian, kemudian mendapat bubuhan afiks bermenjadi berpakaian. Dan jika dikaitkan dengan bentuk dasar, kata berpakaian terbentuk dari
bentuk dasar pakaian dengan aiks ber- dan bentuk pakaian terbentuk dari kata dasar pakai
yang mendapat afiks an.
2.2 Perbedaan Bentuk Dasar dan Bentuk Tunggal
Perbedaan antara bentuk dasar dan bentuk asal yakni: bentuk dasar bisa merupakan
bentuk tunggal, bisa juga bentuk yang kompleks, namun bentuk asal sudah pasti bentuk
tunggal (Ramlan 1985:45). Maksudnya tunggal disini adalah bagian terkecil dari kata yang
belum atau tidak mendapat imbuhan apapun, sedangkan kompleks merupakan bagian kata
yang sudah mendapat imbuhan atau sudah mengalami proses morfologis.
Bentuk kata seperti tono; tini; di; jalan; yang; ramai; itu kita sebut kata yang masingmasing terdiri dari satu morfem itu bentuk tunggal. Sedangkan kata-kata yang melarang,
yang terdiri dari morfem me + larang (dua morfem) dan bermain terdiri dari dua
morfem ber- + main disebut bentuk kompleks. Dapat disimpulkan kata yang berdiri sendiri
dari hanya satu morfem disebut bentuk tunggal dan kata yang terdiri dari dua morfem atau
lebis disebut bentuk rangkap (kompleks).
2.3 Bentuk Asal dan Bentuk Dasar pada Puisi-Puisi karya Chairil Anwar
Chairil Anwar merupakan salah satu tokoh sastrawan yang sangat terkenal di Indonesia.
Beliau merupakan sastrawan yang banyak menyumbangkan karyanya di negri tercinta ini.
Salah satu puisinya yang terkenal yakni AKU. Puisi-puisi karya Chairil anwar ini bahkan
sudah banyak yang dibukukan, yang jumlahnya sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Namun,
pada analisis kali ini, kami tidak menyajikan semua puisi-puisi karya Chairil anwar. Dari

beberapa banyak puisi karya Chairil Anwar, kami hanya mengambil empat puisi saja yang
akan kami analisis bentuk asal dan bentuk dasarnya. Empat puisi tersebut yakni; Aku,
Selamat Tinggal, Doa, dan Sajak Putih.
Dalam penulisan puisi, seorang penyair tidak menggunakan kata yang baku dalam
menulis puisinya. Pemilihan kata dalam penulisan puisi biasanya dipersingkat atau beberapa
hurufnya di lesapkan agar ada nilai estetikanya. Selain itu, persamaan irama juga
dipertimbangkan oleh penyair dalam menulis puisinya. Altenberd (dalam Rachmad Djoko
Pradopo 1987:54) mengatakan bahwa, untuk mendapatkan kepadatan dan intensitas serta
supaya selaras dengan sarana komunikasi puitis yang lain, maka penyair memili kata-kata
dengan secermat-cermatnya.
Berikut analisis bentuk dasar dan bentuk asal pada puisi-puisi karya Chairil Anwar:
2.3.1

Aku
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Dari puisi di atas, berikut kata-kata yang sudah mengalami proses morfologis beserta

bentuk asal dan bentuk dasarnya:


1) Waktuku
Kata waktuku berasal dari kata asal waktu yang mendapat imbuhan klitika -ku
menjadi waktu (KA/KD)+kuwaktuku. Dan kata waktu merupakan kata dasar
dari waktuku.
2) Seorang

Kata seorang berasal dari kata orang yang mendapat awalan se- menjadi
se+orang (KA/KD)seorang. Dan kata orang merupakan kata dasar seorang
yang mendapat awalan se-
3) Kan
Kata kan berasal dari kata akan yang mengalami prosen morfologis dengan
melesap atau hilangnya vocal a menjadi (a)-kankan. Dan kata akan juga
merupakan kata dasar dari kan.
4) Merayu
Kata merayu berasal dari kata rayu yang mendapat awalan me- menjadi
me+rayu (KA/KD)merayu. Dan kata rayu merupakan kata dasar dari
merayu.
5) Kumpulannya
Kata kumpulannya berasal dari kata kumpul yang mendapat imbuhan -an dan
kemudian mendapat imbuhan -nya menjadi kumpul (KA)+ankumpulan (KD)
+nya kumpulanya. Dan kata kumpulan merupakan kata dasar dari kata
kumpulannya.
6) Terbuang
Kata terbuang berasal dari kata buang yang mendapat awalan ter- menjadi
ter+buang (KA/KD)terbuang. Dan kata buang merupakan kata dasar dari
terbuang.
7) Menembus
Kata menembus berasal dari katatembus yang mendapat awalan meN- menjadi
meN+tembus (KA/KD)menembus. Dan kata tembus merupakan kata dasar
dari kata menembus.
8) Kulitku
Kata kulitku berasal dari kata kulit yang mendapat imbuhan klitika -ku/aku
menjadi kulit (KA/KD)+kukulitku. Dan kata kulit merupakan bentuk dasar
dari kulitku.
9) Meradang
Kata meradang berasal dari kata radang yang mendapatkan imbuhan meN-
menjadi meN+radang (KA/KD)meradang. Dan kata radang merupakan bentuk
dasar dari kata meradang.
10) Menerjang
Kata menerjang berasal dari kata terjang yang mendapat awalan meN- menjadi
meN+terjang (KA/KD)menerjang. Dan kata terjang merupakan bentuk dasar
dari kata menerjang.
11) Kata kubawa

Kubawa berasal dari kata bawa yang mendapat imbuhan klitika -ku diawal
menjadi Ku+bawa (KA/KD)kubawa. Dan kata bawa merupakan bentuk dasar
dari kata kubawa.
12) Berlari
Kata berlari berasal dari kata lari yang mendapat imbuhan ber- menjadi
ber+lari (KA/KD)berlari. Dan kata lari merupakan bentuk dasar dari kata
berlari.
Apabila dijadikan tabel, maka hasil dari analisis bentuk asal dan bentuk dasar yang
kami temukan adalah sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Kata
Waktuku
Seorang
Kan
Merayu
Kumpulannya
Terbuang
Menembus
Kulitku
Meradang
Menerjang
Kubawa
berlari

Bentuk Asal
Waktu
Orang
Akan
Rayu
Kumpul
Buang
Tembus
Kulit
Radang
Terjang
Bawa
Lari

Bentuk Dasar
Waktu
Orang
Akan
Rayu
Kumpulan
Buang
Tembus
Kulit
Radang
Terjang
Bawa
Lari

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa mayoritan dari kata-kata yang digunakan Chairil Anwar
dalam puisinya yang berjudul AKU memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang sama,
hanya satu saja yakni kata kumpulannya yang memilki bentu dasar dan bentuk asal yang
berbeda. Dari 12 kata yang ditemukan, 11 kata memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang
sama, dan 1 kata memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang berbeda.
2.3.2

Selamat Tinggal
Aku berkaca
Ini muka penuh luka
Siapa yang punya?
Kudengar seru menderu
Dalam hatiku?
Apa hanya angin lalu?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam pula
Ah!!

Segala menebal, segala mengental


Segala tak kukenal!!
Selamat tinggal..!!
Dari puisi di atas, berikut kata-kata yang sudah mengalami proses morfologis beserta
bentuk asal dan bentuk dasarnya:
1) Berkaca
Kata berkaca berasal dari kata kaca yang mendapat imburah ber- menjadi
ber+kaca(KA/KD)berkaca. Dan kata kaca merupakan bentuk dasar dari kata
berkaca.
2) Kudengar
Kata kudengar berasal dari kata dengar yang mendapat imbuhan klitika ku-
menjadi ku+dengar (KA/KD)kudengar. Dan kata dengar merupakan bentuk
dasar bagi kata kudengar.
3) Menderu
Kata menderu berasal dari kata deru yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+deru(KA/KD)menderu. Dan kata deru merupakan bentuk dasar dari kata
menderu.
4) Hatiku
Kata hatiku berasal dari kata hati yang mendapat imbuhan klitika -ku menjadi
hati(KA/KD)+kuhatiku. Dan kata hati merupakan bentuk dasar dari kata
hatiku.
5) Menggelepar
Kata menggelepar berasal dari kata gelepar yang mendapat imbuhan meN-
menjadi meN+gelepar(KA/KD)menggelepar. Dan kata gelepar merupakan
kata dasar dari kata menggelepar.
6) Menebal
Kata menebal berasal dari kata tebal yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+tebal(KA/KD)menebal. Dan kata tebal merupakan kata dasar dari kata
menebal.
7) Mengental
Kata mengental berasal dari kata kental yang mendapat imbuhan meN-
menjadi meN+kental(KA/KD)mengental. Dan kata kental merupakan bentuk
dasar dari kata mengental.
8) Kukenal
Kata kukenal berasal dari kata kenal yang mendapat imbuhan klitika ku-
menjadi ku+kenal(KA/KD)kukenal. Dan kata kenal merupakan bentuk dasar
dari kata kukenal.

Apabila dijadikan tabel, maka hasil dari analisis bentuk asal dan bentuk dasar yang
kami temukan adalah sebagai berikut:
No.
Kata
Bentuk Asal
Bentuk Dasar
1.
Berkaca
Kaca
Kaca
2.
Kudengar
Dengar
Dengar
3.
Menderu
Deru
Deru
4.
Hatiku
Hati
Hati
5.
Menggelepar
Gelepar
Gelepar
6.
Menebal
Tebal
Tebal
7.
Mengental
Kental
Kental
8.
Kukenal
Kenal
Kenal
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa kata-kata yang digunakan Chairil Anwar dalam
puisinya yang berjudul Selamat Tinggal keseluruhannya memiliki bentuk asal dan bentuk
dasar yang sama. Semuanya hanya mengalami proses morfologis satu kali. Dari 8 kata yang
ditemukan, semuanya memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang sama.
2.3.3

Doa
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
CahyaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintumu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Dari puisi di atas, berikut kata-kata yang sudah mengalami proses morfologis beserta

bentuk asal dan bentuk dasarnya:


1) Pemeluk

Kata pemeluk berasal dari kata peluk yang mendapat imbuhan peN- menjadi
peN+peluk(KA/KD)pemeluk. Dan kata peluk merupakan kata dasar dari kata
pemeluk.
2) Tuhanku
Kata tuhanku berasal dari kata tuhan yang mendapat imbuhan klitika -ku
menjadi tuhan(KA/KD)+kutuhanku. Dan kata tuhan merupakan bentuk dasar
dari kata tuhanku.
3) Menyebut
Kata menyebut berasal dari kata sebut yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+sebut(KA/KD)menyebut. Dan kata sebut merupakan bentuk dasar dari
kata menyebut.
4) NamaMu
Kata namamu berasal dari kata nama yang mendapat imbuhan klitika -Mu
(TUHAN) menjadi nama(KA/KD)+MunamaMu. Dan kata nama merupakan
bentuk dasar dari kata namaMu.
5) Mengingat
Kata mengingat berasal dari kata ingat yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+ingat(KA/KD)mengingat. Dan kata ingat merupakan bentuk dasar dari
kata mengingat.
6) CahyaMu
Kata cahayamu berasal dari kata cahaya yang mengalami proses morfologis
melesapnya vocal a menjadi cah(a)ya(KA)cahya yang kemudian mendapat
imbuhan klitika -Mu (TUHAN) menjadi cahya(KD)+MucahyaMu. Dan kata
cahya merupakan bentuk dasar dari kata cahyaMu.
7) Mengembara
Kata mengembara berasal dari kata embara yang mendapat imbuhan meN-
menjadi meN+embara(KA/KD)mengembara. Dan kata embara merupakan
bentuk dasar dari kata mengembara.
8) PintuMu
Kata pintuMu berasal dari kata pintu yang mendapat imbuhan klitika -Mu
(TUHAN) menjadi pintu(KA/KD)+MupintuMu. Dan kata pintu merupakan
bentuk dasar dari kata pintuMu.
9) Mengetuk
Kata mengetuk berasal dari kata ketuk yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+ketuk(KA/KD)mengetuk. Dan kata ketuk merupakan bentuk dasar dari
kata mengetuk.
10) Berpaling

Kata berpaling berasal dari kata paling yang mendapat imbuhan ber- menjadi
ber+paling(KA/KD)berpaling. Dan kata paling merupakan bentuk dasar dari
kata berpaling.
11) Kepada
Kata kepada berasal dari kata pada yang mendapat imbuhan ke- menjadi
ke+pada(KA/KD)kepada. Dan kata pada merupakan bentuk dasar dari kata
kepada.
Apabila dijadikan tabel, maka hasil dari analisis bentuk asal dan bentuk dasar yang
kami temukan adalah sebagai berikut:
No.
Kata
Bentuk Asal
Bentuk Dasar
1.
Tuhanku
Tuhan
Tuhan
2.
Menyebut
Sebut
Sebut
3.
NamaMu
Nama
Nama
4.
Mengingat
Ingat
Ingat
5.
CahyaMu
Cahaya
Cahya
6.
Mengembara
Embara
Embara
7.
PintuMu
Pintu
Pintu
8.
Mengetuk
Ketuk
Ketuk
9.
Berpaling
Paling
Paling
10.
Pemeluk
Peluk
Peluk
11.
Kepada
Pada
Pada
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kata-kata yang digunakan oleh Chairil Anwar dalam
puisinya yang berjudul DOA mayoritas memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang sama.
Hanya ada satu kata yang memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang berbeda yakni, kata
cahyaMu. Dari 11 kata yang ditemukan, 10 kata memiliki bentuk asal dan bentuk dasar
yang sama, da 1 kata memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang berbeda.
2.3.4

Sajak Putih
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah

Dari puisi di atas, berikut kata-kata yang sudah mengalami proses morfologis beserta
bentuk asal dan bentuk dasarnya:
1) Bersandar
Kata bersandar berasal dari kata sandar yang mendapat imbuhan ber- menjadi
ber+sandar(KA/KD)bersandar. Dan kata sandar merupakan bentuk dasar dari
kata bersandar.
2) Depanku
Kata depanku berasal dari kata depan yang mendapat imbuhan klitika -ku
menjadi depan(KA/KD)+kudepanku. Dan kata depan merupakan bentuk
dasar dari kata depanku.
3) Bertudung
Kata bertudung berasal dari kata tudung yang mendapat imbuhan ber- menjadi
ber_tudung(KA/KD)bertudung. Dan kata tudung merupakan bentuk dasar
dari kata bertudung.
4) Matamu
Kata matamu berasal dari kata asal yang mendapat imbuhan ber- menjadi
ber+asal(KA/KD)berasal. Dan kata asal merupakan bentuk dasar dari kata
berasal.
5) Rambutmu
Kata rambutmu berasal dari kata rambut yang mendapat imbuhan klitika -mu
yang menjadi rambut(KA/KD)+murambutmu. Dan kata rambut merupakan
kata dasar dari kata rambutmu.
6) Mengalun
kata mengalun berasal dari kata alun yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+alun (KA/KD)mengalun. Dan kata alun merupakan bentuk dasar dari
kata mengalun.
7) Bergelut
Kata bergelut berasal dari kata gelut yang mendapat imbuhan ber- menjadi
ber+gelut(KA/KD)bergelut. Dan kata gelut merupakan bentuk dasar dari kata
bergelut.
8) Menyanyi
Kata menyanyi berasal dari kata nyanyi yang mendapat imbuhan meN-
menjadi meN+nyanyi(KA/KD)menyanyi. Dan kata nyanyi merupakan brntuk
dasar dari kata menyanyi.
9) Mendoa
Kata mendoa berasal dari kata doa yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+doa(KA/KD)mendoa. Dan kata doa merupakan bentuk dasar dari kata
mendoa.
10) Meriak

Meriak berasal dari kata riak yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+riak(KA/KD)meriak. Dan kata riak merupakan bentuk dasar dari kata
meriak.
11) Dadaku
Kata dadaku berasal dari kata dada yang mendapat imbuhan klitika -ku
menjadi dada(KA/KD) dadaku. Dan kata dada merupakan bentuk dasar dari
kata dadaku.
12) Memerdu
Kata memerdu berasal dari kata merdu yang mendapat imbuhan meN-
menjadi meN+merdu (KA/KD)memerdu. Dan kata merdu merupakan bentuk
dasar dari kata memerdu.
13) Menarik
Kata menarik berasal dari kata tarik yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+tarik(KA/KD)menarik. Dan kata tarik merupakan bentuk dasar dari
kata menarik.
14) Menari
Kata menari berasal dari kata tari yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+tari(KA/KD)menari. Dan kata tari merupakan bentuk dasar dari kata
menari.
15) Hidupku
Kata hidupku berasal dari kata hidup yang mendapat imbuhan klitika -ku
menjadi hidup(KA/KD+kuhidupku. Dan kata hidup merupakan kata dasar
dari kata hidupku.
16) Terbuka
Kata terbuka berasal dari kata buka yang mendapat imbuhan ter- menjadi
ter+buka(KA/KD)terbuka. Dan kata buka merupakan bentuk dasar dari kata
terbuka.
17) Bagiku
Kata bagiku berasal dari kata bagi yang mendapat imbuhan klitika -ku
menjdai bagi(KA/KD)+kubagiku. Dan kata bagi merupakan bentuk dasar
dari kata bagiku.
18) Menengadah
Kata menengadah berasal dari kata tadah yang mendapat imbuhan meN-
menjadi meN+tadah(KA)mengadah, kemudian mendapat sisipan ne ditengah
menjadi mengadah(KD)me(ne)ngadah. Dan kata mengadah merupakan
bentuk dasar dari kata menengadah.
19) Mengalir

Kata mengalir berasal dari kata alir yang mendapat imbuhan meN- menjadi
meN+alir(KA/KD)mengalir. Dan kata alir merupakan bentuk dasar dari kata
mengalir.
20) Membelah
Kata membelah berasal dari kata belah yang mendapat imbuhan meN-
menjadi meN+belah(KA/KD)membelah. Dan kata belah merupakan bentuk
dasar dari kata membelah.
Apabila dijadikan tabel, maka hasil dari analisis bentuk asal dan bentuk dasar yang
kami temukan adalah sebagai berikut:
No.
Kata
Bentuk Asal
Bentuk Dasar
1.
Bersandar
Sandar
Sandar
2.
Depanku
Depan
Depan
3.
Bertudung
Tudung
Tudung
4.
Matamu
Mata
Mata
5.
Rambutmu
Rambut
Rambut
6.
Mengalun
Alun
Alun
7.
Bergelut
Gelut
Gelut
8.
Menyanyi
Nyanyi
Nyanyi
9.
Mendoa
Doa
Doa
10.
Meriak
Riak
Riak
11.
Dadaku
Dada
Dada
12.
Memerdu
Merdu
Merdu
13.
Menarik
Tarik
Tarik
14.
Menari
Tari
Tari
15.
Hidupku
Hidup
Hidup
16.
Terbuka
Buka
Buka
17.
Bagiku
Bagi
Bagi
18.
Menengadah
Tadah
Mengadah
19.
Mengalir
Alir
Alir
20.
Membelah
Belah
Belah
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas kata-kata yang digunakan oleh Chairil Anwar
dalam puisinya yang berjudul Sajak Putih memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang
sama. Hanya satu kata saja yang memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang berbeda, yakni
kata menengadah. Dari 20 kata yang ditemukan, 19 kata memiliki bentuk asal dan bentuk
dasar yang sama, dan 1 kata memiliku bentuk asal dan bentuk dasar yang sama.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bentuk dasar adalah bentuk yang satu tingkat lebih kecil dan menjadi dasar dari
bentuk kompleks, sedangkan bentuk asal adalah bentuk yang paling kecil yang menjadi asal
dari bentuk kompleks. Perbedaan antara bentuk dasar dan bentuk asal yakni: bentuk dasar
bisa merupakan bentuk tunggal, bisa juga bentuk yang kompleks, namun bentuk asal sudah
pasti bentuk tunggal. Tunggal disini maksudnya adalah kata yang terdiri dari satu morfem,
sedangkan kompleks merupakan kata yang terdiri dari dua atau lebih morfem.
Pada analisis bentuk asal dan bentuk dasar pada puisi-puisi karya Chairil Anwar,
kamu mengampil sampel 4 puisi saja yakni; Aku, Selamat Tinggal, Doa, dan Sajak Putih.
Dari empat puisi tersebut diperoleh data sebagai berikut, dari 51 kata yang ditemukan yang
mengalami proses morfologis(Aku: 12 kata, Selamat Tinggal: 8 kata, Doa: 11 kata, dan Sajak
Putih:20 kata), 48 kata memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang sama, dan sisanya tiga
kata memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang berbeda. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Chairil Anwar, dalam menulis puisi-puisinya, kebanyakan menggunakan
kata-kata yang mengalami satu kali saja proses morfologis. Karena itu, banyak sekali
ditemukan data-data yang memiliki bentuk asal dan bentuk dasar yang sama.

Daftar Pustaka
Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarya:Gadjah Mada University
Press.
Ramlan. 1985. MORFOLOGI: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.

Anda mungkin juga menyukai