Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
oral
radiograf
yang
secara
rutin
digunakan
dalam
praktek
serta
akar
gigi
dan
tulang
pendukungnya
sampai
Whaites
dan
Cawson
(2003)
pemakaian
radiografi
dan
jaringan
sekitarnya.
Dalam
pembuatan
radiografi
kesehatan
dan
tulang
jaringan periodontal,
alveolar
setelah
mengetahui
hubungan
memantau
perawatan endodontik,
mengevaluasi
yang
perlu
dan
penting
rontgen periapikal
adalah
diperhatikan
dalam
sebelum melakukan
yang
akan
diperiksa, misalnya
alat
orthodonsi,
gigi
rupa, untuk
lantai,
dengan
rahang
demikian
atas
garis
hidung
telinga
anterior
atas
biasanya
ditahan
dengan ibu jari, regio anterior bawah, posterior kiri atas dan
bawah ditahan dengan telunjuk kanan, regio posterior kanan atas
dan
bawah
ditahan
dengan
selama
Teknik
film
telunjuk
tanpa
kiri.
Perintahkan
menekan
dan
pada
tidak
posisi gigi yang diamati dan film yang digunakan saling kontak
atau
sedapat
mungkin
saling menempel.
Film
dan
sumbu
dan
proyeksi
periapikal
dan
teknik
mengetahui
gigi
dan
tulang
alveolar
setelah
hubungan
diekstraksi,
memantau
perawatan
endodontik,
serta
untuk
mengetahui
posisi
dan
prognosis
dari
jaringan
serta
akar
gigi
dan
tulang
pendukungnya
sampai
yang
pemotretan
perlu
dan
penting
rontgen periapikal
adalah
diperhatikan
dalam
sebelum melakukan
yang
akan
diperiksa, misalnya
alat
orthodonsi,
gigi
rupa, untuk
lantai,
dengan
rahang
demikian
atas
garis
hidung
telinga
anterior
atas
biasanya
ditahan
dengan ibu jari, regio anterior bawah, posterior kiri atas dan
bawah ditahan dengan telunjuk kanan, regio posterior kanan atas
dan
bawah
ditahan
dengan
selama
film
telunjuk
tanpa
kiri.
Perintahkan
menekan
dan
pada
tidak
teknik
ini,
tidak
akan ada
kesejajaran
antara
bidang film dan sumbu gigi, dan sinar tidak dapat diarahkan
tegak lurus kedua objek. Oleh karena itu sinar diarahkan tegak
lurus terhadap garis tengah imajiner kedua objek (bisecting plane)
(Garg dan Garg, 2007: 73).
Dengan
teknik
hasil
lebih
pada
terlihat
jarak
yang
pada apikal
cukup
film,
jauh.
akar. Hal
ini
akan muncul
lebih pendek.
Namun,
apabila
sinar
X-ray
teknik
ini,
tidak
kesejajaran
antara
bidang film dan sumbu gigi, dan sinar tidak dapat diarahkan
tegak lurus kedua objek. Oleh karena itu sinar diarahkan tegak
lurus terhadap garis tengah imajiner kedua objek (bisecting plane)
(Garg dan Garg, 2007: 73). Dengan menggunakan prinsip segitiga
sama
sisi,
panjang
gigi
sebenarnya
dapat terproyeksi
sama
gigi.
Dalam
diarahkan melalui
bidang
horizontal
titik
rahang
pusat
dan
sinar
tumpang tindih satu gigi dengan gigi sebelahnya. Untuk film yang
digunakan diusahakan diletakkan sedekat mungkin dengan gigi
yang akan diperiksa tanpa menyebabkan film tertekuk (Haring,
2000).
Menurut Margono (1998), hal-hal yang perlu diperhatikan pada
Bisecting Technique Radiography adalah sebagai berikut:
a. Saklar dari alat radiografi dinyalakan, kemudian petunjuk
pada alat radiografi diatur untuk gigi depan atau belakang, rahang
atas atau bawah disesuaikan dengan petunjuk yang ada pada alat
tersebut.
b. Posisi kepala penderita diatur :
1) Bidang vertikal atau sagital, dibuat tegak lurus bidang
horisontal.
2) Bidang oklusal sejajar dengan bidang horisontal, untuk
rahang atas diimajinasikan garis yang dibuat dari ala nasi ke tragus
dan bidang ini sejajar dengan bidang horisontal. Rahang bawah
diimajinasikan garis yang ditarik dari sudut mulut ke tragus dan
garis ini sejajar dengan bidang horisontal.
dalam
menentukan
arah
yang
tepat
supaya
dapat
tidak
terpotong
bagian
apikalnya
pada
gigi
yang
Whaites
dan
Cawson
(2003),
keuntungan
dari
oklusal.
Penentuan
sudut
horisontal
tabung
sinar
x,
horizontal
titik
pusat
sinar
x diarahkan melalui
titik
yang
relatif nyaman
dapat
untuk
diperoleh
pasien,
dari
karena
teknik
tidak
biseksi
ada
alat
dan
cepat.
Bila
penentuan
distorsi
pada
gambaran
radiografis
yang
yang
karena tidak ada alat bantu yang dapat digunakan sebagai patokan.
7. Dapat terjadi cone cutting bila titik pusat sinar x tidak
tepat dipertengahan film.
8.
Kesalahan
penentuan
sudut
horizontal
dapat
Sulit
mendeteksi
karies
proksimal,
pada
gambaran
pada
teknik
pembuatannya
biasanya
ini
didasarkan
pada
prinsip
menempatkan
film
lurus
sumbu ini
secara otomatis
mereka
juga
akan
tegak
lurus
film
menjauh
dari
mahkota
gigi,
sementara
pinggiran film pada jaringan lunak pada posisi yang kira-kira sama
di palatum atau dasar mulut seperti halnya bisecting technique
radiography (Suharjo dan Sukartini, 1994). Akan
tetapi
kondisi
gigi
tidak
dapat
ditempatkan
secara
dengan
gigi
ini
menyebabkan
pembesaran
gambaran
menggunakan
teknik
kesejajaran
adalah
serta
margin
tulang,
regio interproksimal,
dan
regio
pada
pasien,
terutama
region
posterior,
yang
kerugian
holder
antara gigi dan film, hal tersebut tidak dapat diperoleh pada
rahang atas tanpa posisi film menjauh dari gigi. Meskipun telah
diupayakan menjaga kesejajaran antara sumbu gigi dan bidang
film, hasilnya pada beberapa film mengalami perbesaran gambar
serta
efek
penyimpangan
dalam
hal
pada
teknik
pembuatannya
biasanya
jaringan
pendukungnya.
Hal
ini
diperoleh
dengan
film
holder
periapikal
parallel
adalah
film
diletakkan
Pengaturan
mendapatkan posisi
posisi
ini
ideal penempatan
film
secara
paralel
dan
gigi
dalam
tidak
dapat
keadaan
saling
pembesaran
gambaran
radiografis
yang
ini menyebabkan
dihasilkan.
Untuk
keuntungan
adalah
dengan
sedikit
gambar.
Tulang
yang
: Gambaran
sekali
dapat
yang
diperoleh
dihasilkan
lebih
kemungkinan terjadinya
zygomatik
tampak
berada
dari
teknik
geometris
pembesaran
diatas
apeks gigi
gigi
dapat
tampak
dengan
jelas
sehingga
tidak
holder
harus
selalu
disterilisasi