Anda di halaman 1dari 36

TUGAS RESUME GEOLOGI

NAMA: Alifia Rizky Novitasari


NIM: 20160240002
OSEANOGRAFI A

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA 2016


SEJARAH BUMI

Bumi adalah planet ketiga dan kelima terbesar. Bumi terbentuk sekitar 4,54
miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun
pertama. Sejarah bumi:
1. Masa Prakabrium.
Zaman prakambium adalan kurun waktu yang lebih tua dari 600 juta tahun yang
lalu. Ciri zaman prakambium adalah lapisan-lapisannya selalu terdapat di bawah yang
mengandung fosil. Lapisan batuan zaman prakambium selalu tertutup lapisan berfosil
dari masa kambrium. Batuan prakambium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik
yang berasal dari pembekuan magma cair maupun peleburan dan penghabluran kembali
sedimen-sedimen dari batuan lainnya yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisi
pada sedimen dan batuan beku.
Batuan prakambium sangat jarang di temui di permukaan bumi,, hanya terdapat
di beberapa daerah tertentu. Batuan prakambium tidak tampak di permukaan bumi
karena sejak pembentukannya batuan pernah tertutup oleh sedimen yang lebih muda
atau sedimen-sedimen tersebut sudah habis terkikis oleh erosi. Umumnya daerah-daerah
tersebut merupakan pusat gempa bumi.
Wilayah batuan dan metamorf yang luass, relatif datar, dan stabil pada kerak
disebut perisai benua. Di sekitar bagian pusat yang berbentuk perisai itu, lapisan
prakambium tertutup oleh lapisan-lapisan yang lebih muda. Semakin jauh dari bagian
pusat, lapisan tersebut akan semakin tebal
Pada wilayah Grand Canyon di sepanjang sungai Colorado, terlihat lapisan
prakambium sebagai alas dan di atasnya terdapat tumpukan lapisan sedimen yang makin
ke atas makin muda. Lapisan-lapisan pada daerah itu dapat di bedakan menjadi lapisan
teratas termasuk lapisan Mesoziokum, dan bagian terbawah terdiri atas lapisan-lapisan
prakambium. Contoh lain adalah perisai Canada di sekitar Great Lake, perisai
Fennoskandia di Finlandia, dan perisai Australia.
Pada era prakambium dapat diketahui pula bahwa di beberapa daerah terdapat
iklim yang sangat dingin (endapan terbentuk oleh gletser) .pada lapisan lain di ketahui
iklimnya panas dan lembab (lapisan yang berwarna merah dengan rekah kerut). Pada
permukaan bumi yang berada di atas muka laut belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat.
Faktor lain adalah oksigen bebas dalam atmosfer jauh lebih sedikit dari pada sekarang.
Setelah dilakukan penelitian dan penyeldikan yang seksama terhadap sisa-sisa
batuan, di ketahui bahwa pada era prakambium tidak di temukan bentuk-bentuk mahluk

hidup dengan rangka keras. Mahluk hidup pada era ini umumnya berupa bakteri, spons,
anemon, hewan karang, dan cacing. Zaman pra-kambrium terbagi dua masa yaitu :
a.

Masa Arkeozoikum (4,5 2,5 milyar tahun lalu)


Masa Arkeozoikum (Arkean) artinya Masa Kehidupan Purba, yang terjadi antara

4500 2500 juta tahun yang lalu. Arkeozoikum adalah suatu eon geologi sebelum
Proterozoikum yang berakhir 2500 juta tahun yang lalu. Bersama dengan masa
Proterozoikum, masa Arkeozoikum dikenal sebagai masa pra-kambrium.
Batas ini tidak ditentukan secara stratigrafi melainkan secara kronometri. Titik
awal masa ini tidak secara resmi diakui oleh International Commission on Stratigraphy,
tapi biasanya dianggap berlangsung sejak 3800 juta tahun yang lalu, di akhir eon
Hadean. Arkeozoikum (Arkean) terdiri dari empat era, berturut-turut dari yang paling
awal: Eoarkean, Paleoarkean, Mesoarkean, dan Neoarkean.
Zaman Arkeozoikum merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi
yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Jadi kerak bumi terbentuk setelah
pendinginan bagian tepi dari balon bumi (bakal calon bumi). Plate tectonic /
Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan
hidup masa itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton /
perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini
juga merupakan awal terbentuknya Indrorfer dan Atmosfer serta awal muncul
kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang).
Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan
umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.

b.

Masa Proterozoikum (2,5 milyar 290 juta tahun lalu)


Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan

awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang
dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes).

Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak
seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang buktibuktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Prakambrium adalah nama informal untuk eon-eon pada skala waktu geologi
yang terjadi sebelum eon Fanerozoikum saat ini.
Periodenya dimulai dari pembentukan Bumi sekitar 4500 juta tahun yang lalu
hingga evolusi hewan makroskopik bercangkang keras, yang menandai dimulainya
Kambrium, periode pertama dari era pertama (Paleozoikum) eon Fanerozoikum, sekitar
542 juta tahun yang lalu. Umumnya Prakambrium dianggap terdiri dari eon Hadean,
Arkean, dan Proterozoikum.
2.

Masa Paleozoikum.

Masa Paleozoikum dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Paleozoikum


Bawah yang meliputi Zaman Kambrium, Zaman Ordovisium, Zaman Silur; dan
Paleozoikum Atas yang meliputi Zaman Devon, Zaman Karbon, dan Zaman
Perm.

a. Zaman Kambrium.
Nama Kambrium berasal dari kata cambria yang merupakan nama Latin untuk
Wales. Nama ini diusulkan untuk pertama kalinya oleh seorang ahli geologi
Inggris Adam Sedgwick pada tahun 1935. Sebagai daerah tipe dari Sistem Kambrium ini
terdapat di daerah Wales, Sistem Kambrium ini merupakan sistem yang tertua yang
mengandung banyak fosil terletak tidak selaras di atas Sistem Pra-Kambrium yang
kebanyakan terdiri dari batuan metamorf.
Sifat Batuan Kambrium
Sistem

Kambrium

terbentuk

baik

dalam

geosinklin

maupun

dalam

cekungan Kraton, dengan demikian maka keseluruhannya berkembang sebagai batuan


sedimen. Yang khas untuk sistem ini dijumpainya fosil yang melimpah di mana hal ini
tidak pernah dijumpai pada sistem yang lebih tua yaitu Sistem Pra-Kambrium.

Umur Batuan Kambrium


Batuan Kambrium terletak tidak selaras di atas batuan Pra-Kambrium yang
berumur 4.500 juta tahun. Sifat fisikyang nyata ialah bahwa batuan Pra-Kambrium
sudah

terlipat

dan

termetamorfkan

sangat

kuat

sedang

batuan

Kambrium

walaupun sudah mengalami perlipatan tetapi belum mengalami metamorfosa. Dengan


demikian maka batuan Kambrium terbentuk jauh sesudah selesai pembentukan batuan
Pra-Kambrium. Umur batuan Kambrium lebih kurang 600-500 juta tahun.
Kesan Kehidupan Selama Kambrium
Pada endapan Kambrium dijumpai banyak fosil, sehingga memberikan
gambaran yang lebih lengkap mengenai kehidupan selama Kambrium. Kehidupan pada
saat itu masih terbatas pada lingkungan air, terutama kehidupan laut. Di antara jenis
kehidupan yang memegang peranan penting antara lain

A R C H E O C YATH A

Golongan ini termasuk Filum Porifera, hidup dalam lingkungan laut. Meskipun
hidupnya tidak membentuk koloni yang cukup besar, tetapi merupakan pembentuk
endapan gamping yang cukup tebal teutama khas untuk Zaman Kambrium.
Batu gamping yang mengandung fosil dari jenis ini banyak dijumpai
di California, New york, Quebeq, Labrador, New foundland, Siberia, Tiongkok,
Sardinia, Spanyol, Australia, dan Antartika.
Di Australia binatang ini pada Zaman Kambrium telah membentuk terumbu
penghalang sebanyak 600 meter dengan tebal 70 m, yang letaknya sejajar dengan pantai
timur Australia sekarang.

TRILOBITA

golongan ini termasuk Filum Arthropoda dan merupakan fosil penunjuk


terpenting untuk Kambrium. Perkembangannya sangat khas sehingga didasarkan atas
fosil ini Kambrium dibagi menjadi 3 kala yaitu Kambrium Bawah, Kambrium Tengah,
dan Kambrium Atas.
1.

Kambrium Bawah, kehidupan masih bersifat kosmopolit artinya binatang


tersebut masih terdapat dimana-mana di dunia, sedang Trilobita diwakili oleh Olenellus
thompsoni, Bathynotus holopyga, Eudiscus speciosus.

2.

Kambrium Tegah, dicirikan oleh Bathyriscus rotundatus, Albertella helena,


Agnostus interstrictus, Paradoxides harlani, Olenoides curticei. Di samping itu pada
Kambrium Tengah sudah mulai dikenal adanya daerah fauna yaitu daerah yang dicirikan
oleh kumpulan kehidupan tertentu. Daerah fauna tersebut ialah daerah fauna Atlantik
dengan Paradoxides sebagai

penciri

dan

daerah

fauna

Pasifik

dengan Olenoides,Bathyuriscus, dan Dorypyge sebagai penciri.


3.

Kambrium Atas, dicirikan oleh Dikelocephalus minesotensis, Tricrepicephalus


texanus, sedang Olenus sebagai penciri daerah fauna Atlantik dan Dikelocephalus
sebagai penciri daerah fauna pasifik.

BRACHIOPODA DAN MOLLUSCA


Sejak masa Kambrium, kedua jenis fauna tersebut menjadi pemegang peranan

penting dan terus berkembang hingga sekarang. Kedua golongan binatang tersebut khas
untuk daerah tropis. Di samping itu golongan Cgaetopoda antara lain Ottia prolifica,
Canadia spinosa, Canadia setigera banyak dijumpai pada Kambrium Tengah.
Pelamparan Batuan Kambrium
Batuan Kambrium terbentuk baik dalam geosinklin maupun Kraton ataupun
dalam epikontinen. Dengan demikian maka endapan Kambrium keseluruhannya
berkembang sebagai batuan sedimen. Batuan Kambrium antara lain dijumpai di :

1.

Daerah Geosinkin di Eropa, meliputi


Geosinklin Caledonia dengan pelamparan mulai dari Laut Es Utara sepanjang
Norwegia, pulau-pulau Hebrida, Skotlandia, dan Wales.

2.

Geosinklin Tethys, yang merupakan terusan dari geosinklin Caledonia yang


melalui Bretagne dan Normandia

3.

Geosinklin Mediterania, yang merupakan terusan dari geosinklin Tethys dengan


batas selatan diperkirakan di utara Sahara. Melampar melalui Perancis Tengah, Jerman
Tengah hingga Silesia dan Bohemia. Di samping itu di daerah Ardena, Belgia, Maroko,
Spanyol, dan Sardinia juga telah ditemui adanya endapan dari geosinklin tersebut.
Di tempat-tempat tersebut endapan Kambrium yang rata-rata mencapai tebal tidak
kurang dari 4.000 meter.

1.

Kambrium Bawah tersusun dari kwarsit, graywacke, dan sabak yang tidak
mengandung fosil yang mungkin sebagian diendapkan dalam lingkungan darat, sedang

2.

di bagian atas dijumpai fosil Obolella yang termasuk dalam Filum Brachiopoda
Kambrium tengah terdiri dari sabak yang semula merupakan endapan laut
3.
Kambrium Atas terdiri dari batu pasir yang mengandung fosil Lingula yang
termasuk Filum Brachiopoda.

Di Norwegia terutama terdiri dari batuan metamorf antara lain sabak yang
dikenal sebagai sabak Roros, makin ke timur metamorfosenya makin berkurang
sehingga akhrinya merupakan batuan yang berfosil. Bagian bawah bersambung
dengan fillit yang termasuk pada Pra-Kambrium.
Di Bohemia endapan Kambrium berkembang dengan baik. Kambrium bawah
merupakan endapan darat dengan konglomerat polimik, graywacke, dan kwarsit.
Sedangkan Kambrium Tengah dan Kambrium Atas merupakan endapan laut dengan
fosil yang terawetkan sangat baik. Di samping itu pada Kambrium Atas banyak kegiatan
volkanisme. Di Geosinklin Mediterania bagian selatan terdapat banyak kegiatan
volkanisme dengan lelehan yang bersifat basa, di samping itu berkembang pula batu
gamping Archeocyathus.
Daerah geosinklin di Asia; Perisai Fenoskandia-Rusia di sebelah timur
dibatasi oleh Geosinklin Ural yang melampar dari Geosinklin Mediterania ke utara.
Geosinklin Mediterania ini bersambung dengan Geosinklin Paleokataisia yang

melampar melalui Tibet sepanjang pantai timur Tiongkok hingga Peking. Pada
geosinklin ini terjadi endapan batugamping Archeocyathus yang tebalnya sampai 1.000
meter.
Di India di daerah Punjab dijumpai endapan Kambrium yang terlipat dan
tersesarkan hingga menjadi lipatan yang tertutup. Di Utara Pegunungan Range di
lembah Sungai Spiti terdapat pula lapisan endapan Kambrium yang merupakan endapan
laut.
Di daerah geosinklin di Amerika; sepanjang tepi timur Amerika Utara dan
Kanada melampar Geosinklin Appalachia yang terpisahkan oleh lengkungan pulaupulau dari Samudra Atlantik. Dalam geosinklin ini diendapkan sedimen klastik yang
tebalnya mencapai 4.000 m. Sepanjang tepi barat Amerika Utara melampar Geosinklin
Rocky

Mountains

atau

Geosinklin

Cordillera

dengan

endapan

batugamping Archeocyathus sebagai ciri utama, sedangkan di daerah Pegunungan


Rocky Kanada ditemukan serpih, lemoung yang kaya akan fosil fauna.
Suatu ciri yang khas untuk endapan Kambrium di Amerika adalah tidak
dijumpainya batuan volkanik, seperti halnya endapan Kambrium di Eropa yang selalu
diikuti dengan endapan volkanik.
Pembagian Kambrium menjadi kala-kala di Amerika Utara sebagai berikut :

Kambrium Bawah = Georgian

Kambrium Tengah = Acadian

Kambrium Atas = Postdamian


Batuan Kambrium di Indonesia
Di Indonesia sampai sekarang belum ditemukan endapan yang berumur

Kambrium. Apabila ada kemungkinan akan dijumpai di daerah yang berdekatan dengan
tempat terdapat endapan Pra-Kambrium, kemungkinan di daerah Irian.

b. Ordovisium.
Selama periode Ordovisium, bagian dari era Paleozoikum, beragam kehidupan
laut berkembang di laut yang luas dan tanaman primitif pertama mulai muncul di lahan
sebelum kepunahan massal terbesar kedua sepanjang masa berakhir periode.
Sebagian besar daratan di dunia datang bersama-sama untuk menciptakan
superbenua Gondwana, yang termasuk benua Afrika, Amerika Selatan, Antartika, dan
Australia. Gondwana melayang selatan sepanjang masa, akhirnya Kutub Selatan.
Daratan yang akan menjadi Amerika Utara digabungkan menjadi superbenua dari
Laurentia, yang dipisahkan dari Gondwana oleh Samudera Iapitus sempit. ProtoAmerika Utara mengangkangi Khatulistiwa, meskipun untuk mulai dengan itu sebagian
besar terletak di bawah air.
Untuk sebagian besar iklim bumi hangat dan basah, dengan naiknya
permukaan air laut sebanyak 1.970 kaki (600 meter) di atas kepentingan hari ini. Tapi
begitu Gondwana mengambil posisi kutub dalam Ordovisium akhir, gletser besar
terbentuk atas Afrika di pusat superkontinen itu. Zaman es digembar-gemborkan 20-juta
tahun di mana dangkal, hidup kaya laut menyusut jauh.

Laut Dipenuhi
Hidup di awal Ordovisium tetap terbatas pada lautan dengan hewan baru

berkembang di tempat yang tidak bertahan di periode Cambrian. Kepala di antara


mereka adalah nautiloids squidlike, jenis moluska tentacled. Para nautiloids lepas landas
dari kehidupan di dasar laut sebagai gas penuh majelis dalam kerang kerucut mereka
membuat mereka apung. Mereka dicapai perenang, mendorong diri mereka sendiri
dengan pengaliran air melalui rongga tubuh mereka. Dilengkapi dengan menggenggam
tentakel, yang merupakan predator nautiloids efektif.
Kelompok lain dari pemburu laut adalah conodonts misterius, yang dikenal
terutama dari gigi fosil kecil yang mereka tinggalkan. Fosil-fosil lengkap beberapa yang
telah ditemukan menunjukkan mereka bersirip, belut-seperti makhluk dengan mata yang
besar untuk mencari mangsa. Para conodonts sekarang diduga vertebrata benar, namun,
ini garis hewan backboned kemudian punah.
Ikan mulai menjadi lebih luas dalam catatan fosil. Mereka kecil dan harus ke
bawah-menunjuk, mulut tanpa rahang, menunjukkan mereka hidup dengan mengisap
dan penyaringan makanan dari dasar laut. Perisai tulang menutupi bagian depan tubuh

mereka-awal dari fashion untuk pelapisan baja antara ikan. Lamprey dan hagfish adalah
keturunan hidup ikan ini.
Spons kuno karang penghuni Kambrium memberi jalan untuk bryozoa-kecil,
kelompok-hidup hewan yang dibangun karang seperti struktur. Terumbu Ordovisium
juga rumah bagi lili laut besar, keluarga bintang laut. Berlabuh ke bawah di dalam
tabung berkapur, mereka mengumpulkan partikel makanan dengan tangan berbulu yang
melambai di arus laut.

Dari Laut ke Darat


arthropoda bertubuh keras mulai melirik peluang di darat. Merayap ke laguna air
tawar dan dangkal, mereka mungkin termasuk kepiting tapal kuda, yang, meskipun
nama mereka, lebih erat terkait dengan laba-laba dan kalajengking. Beberapa spesies
dari "fosil hidup" masih bertahan hari ini, seperti di sepanjang pesisir timur Amerika
Serikat, di mana setiap musim semi kepiting tapal kuda merangkak ke darat untuk
bertelur.
Ada juga bukti bahwa tanaman primitif pertama mulai muncul di lahan yang
sebelumnya mandul.
Langkah-langkah pertama menuju kehidupan di darat dipotong pendek oleh
kondisi beku yang mencengkeram planet ini menuju akhir Ordovician. Hal ini
mengakibatkan kepunahan massal terbesar kedua sepanjang masa, memusnahkan
sedikitnya setengah dari semua spesies hewan laut sekitar 443 juta tahun yang lalu.

c.

SILUR
Nama Silur diusulkan oleh Murchison pada tahun 1835. Murchison, seorang ahli

geologi berkebangsaan Inggris, mengambil daerah tipe di wales bersamaan dengan


daerah tipe untuk endapan Kambrium.
Pada sisi bawah, Zaman Silur berbatasan dengan Kambrium yang dicirikan oleh
adanya rumpang. Selanjutnya lapisan-lapisan Silur dicirikan adanya fauna yang lebih
luas bila dibandingkan dengan Kambrium.

Silur Bawah dan Silur Atas dipisahkan oleh suatu susut laut sedang di beberapa
daerah oleh suatu pembentukan pegunungan dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu
lapisan Silur Atas terletak tidak selaras bersudut dengan Silur Bawah.
Pada sisi atasnya, Sistem Silur terpisahkan dengan sistem yang lebih muda yaitu
Sistem Devon oleh suatu orogenesa yang penting. Dengan demikian maka Sistem
Devon terletak di atas Sistem Silur dengan suatu ketidakselarasan bersudut atau dengan
suatu rumpang.
SIFAT BATUAN SILUR
Sistem Silur berkembang baik sebagai endapan darat maupun endapan laut.
Endapan darat kadang-kadang bentuknya sebagai endapan fluviatil (terbentuk di
sungai), kadang-kadang lakustrin (terbentuk di danau) terutama gamping air yang tidak
begitu luas ataupun sebagai endapan evaporit.
Endaan laut berkembang menjadi 2 macam yaitu endapan serpih dengan
fosil Graptolit dan endapan batupasir gampingan.
Endapan serpih Graptolit terutama terdiri dari serpih, lempung hitam dan sabak
yang banyak mengandung fosil Graptolit dan mempunyai pelamparan yang luas.
Endapan batupasir gampingan dijumpai di tempat-tempat yang di dekatnya
terdapat daerah yang terangkat. Di tempat yang lebih jauh lagi dari pantai terbentuklah
batugamping

dengan

fosil Stromatopora, Brachiopoda,

dan

lain-lain,

sedang

fosil Graptolit kurang terawetkan dengan baik.


Telah diuraikan di atas bahwa Sistem Silur terletak tidak selaras di atas Sistem
Kambrium dan terletak tidak selaras pula di bawah system yang lebih muda, yaitu
SIstem Devon.

UMUR BATUAN SILUR


Sistem Silur dicirikan oleh fauna yang lebih luas bila dibandingkan dengan
Kambrium. Endapan Silur diperkirakan berumur 500-400 juta tahun di mana Silurian
berumur 440-400 juta tahun dan Ordovisium berumur 500-440 juta tahun.
KESAN KEHIDUPAN SELAMA ZAMAN SILUR
Banyak kelompok kehidupan baru muncul selama Zaman Silur. Salah satu di
antaranya

kelompok Vertebrata.

Kelompok Trolobita yang

mencirikan

endapan

Kambrium mencapai perkembangan dan kemudian punah pada Zaman Silur, sedangkan
golongan Graptolit yang diketahui sudah muncul sejak Kambrium kemudian mencapai
perkembangan dan punah sama sekali pada akhir Silur. Karena perkembangannya yang
khas, maka mereka dapat dipergunakan untuk membagi Silur di daerah tipenya menjadi
beberapa jenjang. Ternyata kemudian bahwa pembagian ini dapat pula dipergunakan di
daerah yang letaknya berjauhan, antara lain di Amerika, Tiongkok, Norwegia, dan lainlain. Hal ini disebabkan golongan tersebut hidup secara plangtonik sehingga
mempunyai penyebaran yang cukup luas.
Untuk Kala Ordovisium yang merupakan Silur Bawah berturut-turut dari
bawah ke atas dibagi menjadi,
1. Jenjang Tremadocian dengan fosil Bryograptus dan Dictyonema.
2. Jenjang Arenigian dengan fosil Didymograptus,Phyllograptus, dan Tetragraptus.
3. Jenjang Llanvirnian dan Llandeillian dengan fosil Dicellograptus, Nematogratus,
Climacograptus, dan Glossograptus.
4.
Jenjang Ashgillian dengan fosil Dicellograptus dan Orthograptus.
Untuk kala Silurian yang merupakan Silur Atas berturut-turut dari bawah k eats
dibagi menjadi jenjang seperti berikut :
1.
2.
3.

Jenjang Llandoverian dengan fosil Rastrites dan Monograptus turriculatus.


Jenjang Wenlockian dengan fosil Monograptus priodon.
Jenjang Ludlovian dan Downtonian dengan fosil Monograptus yang sederhana
dan lurus.

Setelah

jenjang

ini

punahlah

graptolite-graptolit

tersebut

kecuali Dendroidea yang terus hidup hingga Zaman Karbon. Di samping Graptolit
berkembang pula
1.

Filum Brachiopoda yang diwakili oleh Dinorthis dan Platystrophia.

2.

Filum Bryozoa diwakili oleh Constellaria.

3.

Filum Coelenterata diwakili oleh Halysites.


4. Filum Arthropoda diwakili oleh Eurypterus lacustris yang khas untuk Silur Atas.
PELAMPARAN ENDAPAN SILUR
Endapan Silur mempunyai pelamparan yang relative luas. Dalam Geosinklin
Caledoniase dimentasi yang telah dimulai pada Zaman Kambrium berlangsung terus.
Di daerah Wales dan Skotlandia berkembang serpih graptolit, sedang di tepi geosinklin
berkembang batugamping ataupun yang bersifat pasiran. Di samping itu pada geosinklin
juga dijumpai adanya aktivitas volkanisme dengan pembentukan lava riolit, yang
kadang-kadang membentik gunung api bawah laut.
Di Norwegia di atas Sekis Roros yang berumur Kambrium, diendapkan lapisan
kwarsit

dan

batugamping

yang

cukup

tebal

dengan

diiringi

oleh lava

bantal dan radiolarit. Di sela-selanya dijumpai bisi besi oksida.


Di Mediterania, di bagian tengah geosinklin tersebut berkembang fasies
graptolite, sedang di bagian tepinya berkembang fasies gamping-pasiran. Di Maroko
makin kea rah Sahara di dapatkan peralihan dari Sabak Graptolit ke fasies yang lebih
pasiran dan dijumpai oolit besi yang sangat penting untuk kehidupan ekonomi.
Di atas perisai Baltik berkembang endapan epikontinen yang sangat tipis. Di
tempat ini banyak dipengaruhi oleh genang laut dan susut laut. Selama ini pula
sepanjang tepi laut yang dangkal terdapat laguna yang luas dan disitulah terjadi
pembentukan garam batu. Kemudian diikuti pembentukan endapan air tawar yang luas
dalam delta. Di dalamnya terdapat lapisan dengan fosil ikan dan Eurypterida.

Di atas lapisan Kambrium yang terdapat di Geosinklin Appalachia di Amerika


Utara terjadi endapan-endapan Silur. Di bagian timur yaitu di dekat lengkungan pulau
yang memisahkan Geosinklin Appalachia dengan Samudra Atlantik, terjadi perubahan
fasies. Pelamparannya meliputi daerah Quebeq, New York, Vermont, New Jersey.
Makin ke barat daya sifat sedimen menjadi gamping-dolomitan yang diendapkan dalam
air tawar yang dangkal.
Di atas perisai Kanada terjadi genang laut yang besar, dikenal terbesar selama
sejarah Geologi di Amerika. Akibat genang laut tersebut muncullah 4 buah pulau yang
disebut sebagai Kubah Ozark, tanah tinggi Wiconsin Kubah Adirondak, dan lengkungan
Cincinnati. Endapan epikontinen yang terjadi dicirikan oleh gamping dolomite
dengan bioherm. Perkembangan berlangsung terus selama Ordovisium Tengah dan
selama itu pulalah terjadi batu gamping Treton yang hamper menutup daerah Amerika
Utara.
Pada Ordovisium Atas, lengkungan pulau tadi terangkat terutama dekat New
York dan Pensylvania. Karena pengikisan daerah yang terangkat itu maka bahan
rombakan akan terangkut ke Geosinklin Appalachia dan terbentuklah di situ endapan
delta yang luas. Selama itu pula di atas perisai kondisinya masih memungkinkan
terjadinya pembentukan gamping dan dolomite dengan bioherm yang cukup luas.
Ordovisium berkhir dengan orogenesa yang cukup besar, yang dikenal
sebagai orogenesa Takonia sehingga menghasilkan suatu pegunungan tinggi yang
dengan segera pula terkikis dan hasil kikisannya berupa batupasir yang melampar luas
menutupi Perisai Kanada.
Pembentukan air terjun Niagara yang sangat terkenal di Amerika terjadi pula
pada Zaman Silur. Di tempat ini dapat dilihat perkembangan endapan epikontinen
selama Silur Atas. Pada alasnya terdapat endapan klastik halus dari Silur Bawah
(Ordovisium)., yaitu akibat permulaan pengangkatan Geosinklin Appalachia (Orogenesa
Takonia) dan pengangkutan bahan kalstik yang makin banyak sehingga menghasilkan
batupasir dan lempung pasir yang termasuk kelompok Medina. Bahan-bahan tersebut
sebagai bukti perombakan Pegunungan Takonia. Lama- lama hanya sedikit hasil

rombakan yang terangkut dan terbentuklah batu gamping dan serpih yang termasuk
dalam kelompok Clinton.
Pada waktu pegunungan telah lenyap seluruhnya akibat pengikisan dan airnya
tidak keruh lagi, maka ada kesempatan untuk hidup jasad-jasad pembentuk
batugamping yang kompak yang termasuk dalam kelompok Lockport. Batugamping
inilah yang menyebabkan terbentuknya air terjun tadi.
PERKEMBANGAN SILUR DI INDONESIA
Fosil tertua yang pernah ditemukan di Indonesia adalah berumur Silur dan
dijumpai di Irian. Hubungan statigrafi dengan batuan yang lebih tua tidak diketahui
dengan jelas. Cekungan sedimentasi di Irian ini dikenal sebagai Palung Papua dan
mempunyai sifat geosinklin yang pada hakekatnya merupakan perluasan ke arah utara
dari Geosinklin Tasmania yang membujur sepanjai Pantai Timur Australia mulai dari
pulau Tasmania di selatan Australia sampai juga menggenangi Jasirah York di Australia
Utara. Kedua cekungan yang bersifat geosinklin tersebut termasuk dalam system
Pegunungan Sirkum Australia. Di palung Papua batuan yang diendapkan berumur silur
atas berupa batu gamping hijau yang mengandung fosil Halysites wallichi Reed serta
diketemukannya pula batu guling di sepanjang anak Sungai Sint. Laurent yang
mengalir di lereng selatan Pegunungan Jayawijaya. Di bagian barat wilayah Indonesia
belum pernah ditemukan tanda-tanda adanya cekungan pada Zaman Silur yang
merupakan tempat sedimentasi betuan yang berumur Silur.

d.

Devon.
Nama Devon diusulkan oleh Adam Sedgwick dan Murchison pada tahun 1839.

Nama Devon diambil dari sebuah daerah Devonsihre di Inggris yang merupakan
endapan tipenya.
Zaman Devon dapat dipisakan dari Zaman Silur yang ada di bawah dan Zaman
Karbon yang ada di atasnya baik menerut paleontology maupun statigrafi. Zaman
Devon dicirikan dengan munculnya tumbuh-tumbuhan darat pertama dan binatang

bertulang punggung. Di laut dijumpai perkembangan yang luas dari kelompok binatang
yang tak bertulang belakang antara lain Ammonit dan Brachiopoda. Di samping itu
golongan Tertracoral berkembang sangat baik dan beberapa diantaranya khas untuk
Zaman Devon.
Telah diuraikan di depan bahwa Zaman Devon dicirikan dengan munculnya
tumbuh-tumbuhan darat pertama dan bintang Vertebrata, di samping itu Pilum
Brachiopoda, Coelentererata dan golongan

Ammonit mempunyai perkembangan

yang sangat baik.


Brachiopoda yang sudah ada semenjak Zaman Silur berkembang hingga Zaman
Devon. Di antara anggota Brachiopoda yang terkhususkan adalah Spiriferoida, dan
punah akhir Paleozoikum. Karena mempunyai perkembangan yang khusus maka Zaman
Devon dat dibagi menjadi beberapa jenjang ; Devon Bawah; Devon tengah; dan Devon
Atas.
1. Devon Bawah dicirikan oleh :

Spirifer mercurii,

S. (Hysterolithes)primaeevus,

S. hystricus,

S. bichoffi,

S. arduennis,

S. hercyneae,

S. paradoxus,

S. decheni,

S. spicious,

S. cutijugatus,

S. elegans.

2. Devon Tengah dicirikan oleh :

Spirifer osteolatus,

S. mediotextus,

S. apeturtus,

S. anosoffi, dan

S. mucronatus

3. Devon Atas dicirikan oleh :

Spirifer verneuilli,

S. archiaci, dan

Cyrtina murchisoni

Pilum

Coelelenterata

diwakili

oleh Tetracoral.

Yang

dikenal

diantaranya

adalah Calceola sandalina yang dijumpai di seluruh benua Erasia. Jenis lain yang sering
didapatkan antara lain Pleurodyctum problematicum, Phylilip sastraea pentagona,
Cyathophyllum hypercrateroforme,sedang bentuk-bentuk yang terkhusus untuk Zaman
Devon

adalah Ptenophyllum,

Astrophyllum,

Kereophyllum,

Dohmophillum,

Zonophyllum, Digonophyllum, Leptoinophyllum, Spenophyllum, Sparganophyllum,


Lytophyllum, Atelophyllum,

Diatylophyllum,

Spongophyllum,

Stringgophyllum,

Neostringophyllum dan Campophyllum.


Di samping golongan binatang tersebut, beberapa anggota dari Mollusca dan
Arthropoda juga berkembang dengan baik, bahkan beberapa diantaranya terkhusus
untuk Zaman Devon. Demikian juga golongan Vertebrata lain ikan dan Amfibia.

Golongan Vertebrata mulai memegang peran penting, beberapa di antaranya


menunjukkan adanya transisi dari kehidupan air ke kehidupan darat. Beberapa di
antaranya adalah: Eusthenopteron foordi. Sebangsa ikan dengan panjang tubuh 0, 65 m
dijumpai

pada

batuan

yang

berumur

Devon

Atas

di

Escuminac,

Quebeq, Ichthyostega sebangsa Amfibia yang dijumpai pada batuan yang berumur
Devon

di

daerah

Greenland

dan

dianggap

golongan

Tetrapoda

yang

tertua, Hemicyclaspis murchisoni termasuk golongan ikan yang didapatkan pada batuan
yang berumur Devon Bawah di Downtownian di Inggris, Lasanius problematicus
termasuk golongan ikan yang sudah diketahui sejak Zaman Silur Atas dan pernah
didapatkan pada batuan yang berumur Devon di Glasgow, Skotlandia, Climatus
reticulatus termasuk golongan ikan yang dijumpai pada Batupasir Merah Tua di Turin
Hill, Skotlandia, Dinichthys termasuk golongn ikan yang dijumpai pada serpih yang
berumur Devon Atas di Cleveland, Ohio.
Fosil ikan yang didapatkan pada tahun 1953 di Grahamstown, Afrika Selatan
ialah Crossopterygian, sedang jenis yang sama ialah Pterichthyods milleri yang berumur
Devon Tengah didapatkan di Skotlandia. Yang termasuk golongan ikan paus
ialah Cladoselache flyleri yang panjangnya 7,3 m didapatkan di Clevelan, Ohio pada
batuan yang berumur Devon Atas bagian atas.
Golongan tumbuh-tumbuhan sudah banyak dikenal pada Zaman Devon di
antaranya Rhyneayang

didapatkan

pada

Batupasir

Merah

Tua

di

Skotlandia, Archeopteris yang dijumpai di Pulau Bear daerah Artika pada batuan yang
berumur Devon Atas, Eospermatopteris, Protolepidodendrom yang didapatkan di daerah
Gilboa,

New

York

pada

batuan

yang

berumur

Devon

Tengah, Ateroxylon

mackiei dan Hornaelignieri yang didaptkan di Rhynie, Skotlandia pada batuan yang
berumur Devon Bawah. Kesemua jenis tumbuh-tumbuhan tersebut masih terbatas pada
jenis yang masih sederhana atau dinamakan tumbuhan tingkat rendah.
Sistem Devon dapat dibedakan dan berkembang dalam dua macam faries dengan
penyebaran yang luas. Zaman Devon sebagian termasuk dalam fase erosi daur laut
Caledonia. Dalam hal ini Za,man Devon terutama berkembang sebagai fasies Batupasir
Merah Tua (Old Red Sandstone)dimana nama ini diambil dari daerah pertambangan di
Inggris. Lapisan batubara di sini
Batupasir Merah Tua terdiri dari arkose, konglomerat, batupasir, serpih yang
utama berwarna merah. Di samping itu didapatkan perlapisan silang siur, gelembur

gelombang, rekah kerut yang menunjukkan bahwa di situ terdapat air tawar yang
melimpah. Oleh sebab itu pada lapisan tersebut didapatkan sisa-sisa ikan dan fosil
Amfibia dalam jumlah yang banyak antara lain didapatkan di Tanah Hijau. Tebal lapisan
Batupasir Merah Tua ini mencapai 6.000 m.
Di Australia Sistem Devon di cirikan oleh volkanisme yang hebat yang terjadi
setelah perlipatan Geosinklin Tasmania pada akhir Zaman Silur dalam hal ini
dinamakan sebagai orogenesa Bowning, seusia dengan Orogenesa Caledonia.
Orogenesa Bowning ini yang menyababkan terjadinya susut laut sehingga endapan laut
hanya dijumpai di Tasmania, New South Wales dan Queensland, sedang selama Devon
Tengah laut menggenangi daratan lagi. Di tempat itu masih diendabkan bahan-bahan
volkanik dengan di beberapa tempat terdapat selinagan terumbu koral dan fosil laut
lainnya. Devon Tangah berakhir dengan suatu pembentukan pegunungan sehingga
seluruh Geosinklin Tasmania terangkat lagi. Orogenesa yang menyebabkan disebut
sebagai Oroganesa Tabberabbera. Pengendapan di laut tidak banyak dan terjadilah
cekungan yang luas dengan pembentukan endapat limne.
e.

Zaman karbon

1.

Rentang waktu
Zaman

Karbon

adalah

suatu

periode

dalam

skala

waktu

geologi

yang berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 2,5 juta tahun yang laluhin
gga awal periode Perm sekitar 299,0 0,8 juta tahun yang lalu. Selain itu,karbon
berasal

dari

kata

Latin

untuk

batubara,

carbo.

Karbon

berarti

"batubara- bantalan". Dua pertiga masa awal periode ini disebut subperiode Mississippi
andan

sisanya

disebut

subperiode

Pennsylvanian.

Tanggal

tepatnya

memilikiketidakpastian sekitar 5-10 juta tahun. Nama "karbon" diberikan karena


adanyalapisan tebal kapur pada periode ini yang ditemukan di Eropa Barat.
2.

Flora dan fauna


Pada saat itu hutan era karbon ditandai dengan dominasi amphibia di

daratan.Reptilia pertama muncul dan dapat meletakkan telurnya di luar air.


Seranggaraksasa mulai muncul dan tiba-tiba menjadi banyak. Iklimnya panas dan
lembab.Hewan amphibi jumlahnya juga meningkat. Hutan rawa berbatu bara dan
munculnya serangga adalah ciri yang paling signifikan. Reptilia muncul pertamakalinya

dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi
meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama juga mulai muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku
ekorkuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua
dimuka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, danterjadi
perubahan lingkungan untuk menyesuaikan dengan berbagai bentukkehidupan.
Zaman Karbon merupakan masa pembentukan batu bara yang paling produktif,
dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan
bumi bagian utara terbentuk. Selain itu, di zaman ini terjadi pertumbuhan pohon-pohon
purba yang tampaknya menyedot banyak sekali karbon dioksida dariatmosfer, sehingga
menghasilkan oksigen yang melimpah ruah.

f.

Zaman Perm
Masa perm memiliki letak lapisan yang bersifat diskor dan di atas lapisan masa

karbon mengandung batu bara. Ciri lain adalah adanya penyimpangan fauna laut dan
fosil pada zaman Paleozoikum akhir.
Di indonesia, peninggalan masa perm di temukan di lembah sungai Timor
berupa lapisan lava-lava bantal. Lapisan batuan di zaman perm mengandung minyak,
kalium, lempung, besi, dan batu bara.
Pada masa ini, benua Pangea telah terbentuk dan terjadi kondisi iklim yang
ekstrem berupa iklim dingin dan kering di bagian selatan serta iklim panas dengan
fluktuasi kondisi basah dan kering di bagian utara.
Tumbuhan yang dominan umumnya berupa konifer, tumbuhan paku, dan
tumbuhan lain yang tahan kekeringan. Hewan yang berkembang pada masa ini adalah
hewan darat berkaki empat, seperti reptil dan nenek moyang mamalia, ikan bertulang
belakang, amonit, dan nautiloid.
Masa perm di akhiri dengan kepunahan massal yang memusnahkan lebih dari 90
persen hewan laut dan 70 persen hewan darat. Peristiwa ini merupakan kepunahan

terbesar yang pernah terjadi di bumi hingga saat ini. Terdapat beberapa pendapat para
ilmuwan seputar penyebab kepunahan ini, antara lain letusan gunung api, perubahan
iklim, gempa bumi, dan tsunami, hingga tumbukan meteorit.

3.

MESOZOIKUM

1.)

Menurut pendapat para ahli, mesozoikum dapat diartikan sebagain berikut :


M.K Tadjudin : Mesozoa / Mesozoikum adalah suatu masa yang dikaitkan

dengan umur bumi. Masa ini berlangsung antara 205 135 juta tahun yang lalu. Secara
harfiah mesozoikum berarti umur pertengahan. Masa ini disebut sebagai zaman
Gymnospermae karena banyak dijumpai tumbuhan gymnospermae yang hidup pada
masa ini.
2.)
Teuku Jacob : Masa mesozoikum berlangsung pada 225 65 juta tahun yang
lalu. Masa ini terbagi menjadi zaman Trias, Jura, Creta. Masa ini disebut sebagai zaman
Gemilang Reptilia. Mamalia, Aves, dan ikan mulai berkembang di masa ini, terutama
ikan bertulang sejati (osteichthyes)
3.)

Dermawan Sumardi : Masa ini berlangsung pada 225 70 juta tahun yang lalu.

Peran invertebrata mulai tergantikan oleh reptile. Pada masa itu laut banyak
menggenangi daratan.
Berdasarkan pendapat para ahli tadi, dapat disimpulkan bahwa masa mesozoikum
berlangsung dari 65 245 juta tahun yang lalu. Pada masa mesozoikum ini terbagi
menjadi 3 zaman. Yaitu zaman Trias, Jura, Kapur. Kehidupan yang terjadi pada masa
mesozoikum ini didominasi oleh reptil, baik itu dari darat, laut, maupun udara. Masing
masing zaman pada masa mesozoikum ini dicirikan dengan adanya kehidupan tertentu
maupun peristiwa peristiwa geologis khusus.
A. Zaman Trias
Zaman Trias berlangsung sejak 245 208 juta tahun yang lalu. Nama Trias
diusulkan oleh F. von Alberti, seorang ahli geologi berkebangsaan jerman. Nama Trias
diambil dari perkembangan endapan Mesozoikum yang didapat di cekungan Jerman,
yang kemudian dianggap sebagai wilayah tipe untuk Sistem Trias, walaupun singkapan
yang relatif lengkap dan banyak mengandung fosil justru didapatkan di Amerika bagian

barat, Amerika bagian timur dan Kanada. Sistem Trias terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
Trias Bawah, Trias Tengah, Trias Atas. Adapun pengertian dari 3 bagian tersebut
adalah :
1.)

Trias Bawah :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Buntsandsteinmerupakan seni

sedimentasi yang terjadi di darat dan terdiri dari batu pasir, batu lempung, konglomerat
dengan beberapa bagian terdapat sisipan endapan laguna. Warna seri sedimen tersebut
dari merah cerah hingga lembayung.
2.)
Trias Tengah :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Muschelkamerupakan seni
sedimentasi yang terjadi di laut yang mencapai ketebalan kurang lebih 200 m.
3.) Trias Atas :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Keuper merupakan seni sedimen
yang seluruhnya diendapkan di darat. Pada bagian alasnya terdiri dari dolomit dan
gipsum yang merupakan endapan penguapan, yang diakhiri dengan batu pasir yang
diendapkan di sungai dengan fosil tumbuh tumbuhan yang menyerupai ekor kuda
yang dikenal dengan nama setempat sebagai Schlifsandstein.
Perkembangan kehidupan pada zaman Trias menunjukkan banyak terjadi
perubahan baik untuk jenis Fauna terutama untuk golongan Vertebrata maupun
golongan Invertebrata. Golongan Invertebrata Pilum Brachiopoda dan Pilum Mollusca
serta Pilum Arthropoda. Untuk Pilum Mollusca termasuk di antaranya dari Kelas
Pelecypoda dan Kelas Cephalopoda sedang untuk Pilum Arthropoda khususnya yang
termasuk Kelas Crustacea. Demikian pula untuk jenis flora menunjukan adanya
perkembangan yang pesat. Untuk jenis Vertebrata khususnya yang termasuk Reptilia
sudah mulai dikenalRutiodon (sebangsa Phytosaurus) yang mulai muncul semula hidup
dalam lingkungan air kemudian mengadaptasikan diri hidup dalam lingkungan darat
yang kemudian punah pada zaman ini. Selain itu yang mulai muncul pada zaman ini
pula

antara

lain

yang

termasuk

dinosaurus

ialah Anchiasaurus,Cynognathus,

Thrinacodon, placerias gigas, Inchtyosurus yang berkembang pada Zaman Trias dan
punah pula pada akhir Zaman Trias.
Didasarkan atas fasiesnya Sistem Trias di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1.)

Indonesia bagian barat : dengan macam fasies bermula dari fasies paralas,

volkanik, laut, terutama berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi


beberapa bagian dari Sumatra, Kalimantan (serta Malaya) dan pulau pulau kecil di
antara ketiga daerah tersebut.
2.)

Indonesia bagian timur : dengan macam fasies seperti perkembangan

di Indonesia bagian barat, hanya di tempat ini tidak dijumpai fasies volkanik, terutama
berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi Sulawesi timur dan
tenggara, pulau pulau kecil di kepulauan Nusa Tenggara antara lain Pulau Roti, Pulau
Timor, Pulau Leti, Pulau Tanimbar, Pulau Kei, Pulau Seram, Pulau Buru dan Pulau
Buton.
Di Indonesia bagian timur pada zaman Trias terjadi peristiwa genang laut di
bagian bawah umumnya terdiri dari batuan klastik yang berbutir kasar antara lain
breksi, konglomerat yang kemudian diikuti dengan batu pasir, serpih yang mengandung
bitumina yang kemudian diakhiri dengan napai dan batu gamping.
Dari Kesamaan Fasies batuan Trias di pulau pulau Indonesia timur dapat ditarik
kesimpulan bahwa pulau pulau tersebut setidak tidaknya pada Zaman Trias Atas
termasuk dalam satu lingkungan sedientasi yang selalu mengalami penurunan atau
dikatakan merupakan daerah pelamparan Geosinklin Banda. Geosinklin ini memanjang
ke arah barat daya yang kemudian bersambung dengan Geosinklin Westralia sedang kea
rah barat bersambung dengan Geosinklin danau.
B.

Zaman Jura
Zaman Jura berlangsung sejak 208 145 juta tahun yang lalu. Nama Jura

pertama kali dipakai pada tahun 1799 oleh A. von. Humboldt seorang ahli geologi
berkebangsaan Jerman. Penelitian secara intensif pada saat itu dilakukan di Inggris,
walupun demikian maka nama sistem ini diambilkan dari nama Pegunungan Yura yang
membentang dari Perancis sampai Swiss. Tempat inilah yang kemudian digunakan
sebagai daerah tipe untuk sistem Yura.
Endapan Jura baik yang terjadi di laut mupun yang di darat banyak mengandung fosil.
Untuk golongan Invertebrata diwakili oleh Pilum Coelenterata, Porifera, Echinodermata
dan Mollusca.

Brontosaurus merupakan salah satu anggota dari Dinosaurus yang terbesar yang
hidup dan pernah dijumpai dalam bentuk fosil di Amerika dan berkembang baik hingga
zaman

Jura.

Dari

kerangka

yang

telah

berhasil

direkontruksi

jenis Brontosaurus mempunyai tubuh hingga 18 feet dengan panjang hingga 67 feet.
Archaeopteryx meruapakan burung yang pertama kali dikenal dalam sejarah. Burung ini
memiliki ukuran sebesar burung gagak, fosilnya dijumpai pada batu gamping
litographhi di daerah Solenhoven, Bavaria. Ichtyosaurusmerupakan reptile laut yang
memiliki panjang tubuh 10 feet.
Endapan jura didapatkan baik di Indonesia barat maupun Indonesia Timur. Di
Indonesia barat tidak banyak dijumpai endapan Jura. Adakemungkinan bahwa sebagian
besar daerah Indonesia barat pada zaman itu merupakan daratan sehingga tidak
dimungkinkan terbentuknya endapan. Di Indonesia timur perkembangan endapan Jura
relatif baik. Endapannya berkembang sebagai batu gamping dengan fosil Arnioceras.
Dengan memperhatikan tempat tempat terdapatnya endapan Jura maka dapat diamnbil
kesimpulan bahwa terdapat genang laut selama zaman Jura sehingga mengakibatkan
seolah - olah Indonesia terbagi menjadi 3 bagian oleh palung Anambas, geosnklin
Banda dan geosinklin Papua.
C.

Zaman Kapur
Zaman kapur berlangsung semenjak 145-65 juta tahun yang lalu. Zaman kapur

dicirikan oleh suatu daur pengendapan susut laut genang laut susut laut. Selama
zaman kapur berkembang bermacam macam kehidupan. Beberapa diantaranya
merupakan kelanjutan dari zaman Jura disamping terdapat pengembangan kehidupan
yang baru. Diantara jenis jens yang mencirikan untuk jaman Kapur antara lain anggota
dari Pilum Protozoa khususnya dari ordo Foraminifera, Pilum Coelenterata, Pilum
Mollusca, dan pilum Arthropoda. Disamping itu terdapat pula perkembangan dari
golongan vertebrata maupun jenis flora.
Tyrannosaurus Rex merupakan jenis dinosaurus pemangsa terbesar yang hidup
pada jaman kapur, dinosaurus ini dapat berkembang dengan panjang tubuh mencapai 45
feet dan tinggi 20 feet. Elasmosaurusmerupakan golongan mamalia yang hidup di laut
dan memiliki panjang antara 40 sampai 50 feet. Pterodon merupakan golongan reptil
terbang

yang

memiliki

bentang

sayap

23

sampai

25

feet.

Fosil

dari Elasmosaurus danPterodon ditemukan di daerah Niobrara, Kansas, Amerika pada


batu gamping.

Di Indonesia terdapat endapan-endapan yang jelas termasuk zaan kapur hanya


terdapat di berbagai tempat yang terpencar. Di Indonesia bagian barat system kapur
dicirikan oleh endapan klastik dengan fosil Orbitolina, meskipun fosil ini juga dijumpai
pada sistem kapur yang ada di Indonesiabagian timur. Di Sumatera, di Bukit Garba,
dimana di bagian bawah terdiri dari napal tufan, tufa, pilit dan marmer. Bagian atasnya
terdiri dari batu rijang yang mengandung fosil Radiolaria.
Di jawa endapan yang berumur kapur telah diketahui dalam bentuk lensa-lensa
batu gamping yang mengandung fosil Orbitolina terapit diantara lempung dan serpih.
Endapan tersebut dijumpai di Lok Ulo, Karangsambung, selatan Banjarnegara, Jawa
Tengah. Batu guling dengan fosil Orbitolina telah dijumpai dalam konglomerat Eose di
Pegunungan Jiwo, selatan Klaten. Di tempat ini endapan kapur bertalian erat dengan
batuan metamorf dan mungkin selaan-selaan di dalamnya.
Apabila ditinjau secara menyeluruh, karena genang laut yang terjadi pada
Cenomanian mengakibatkan lautan di Indonesia menjadi lebih luas daripada zaman
Jura. Daratan Philipina yang masih menjadi satu dengan daratan Papua pada waktu
zaman Jura, sekarang .Sekarang oleh genang laut tersebut terbagi menjadi 2 daratan,
yaitu daratan Philipina dan daratan Papua. Di bagian tenggara Indonesia, lautan
menggenangi daratan bagian utara daratan Australia sehingga terjadi teluk-teluk. Pada
waktu yang bersamaan maka Geosinklin Tasmania meluas ke arah utara jika
dibandingkan dengan luas wilayahnya di zaman Jura.
Teori kepunahan dinosaurus
1. Teori Pemanasan Global
Dinosaurus sudah punah secara bertahap jauh sebelum hantaman batu raksasa
pada planet ini sekitar 65 juta tahun lalu. Penyebabnya adalah pemanasan global dan
kenaikan permukaan air laut.
Para ilmuwan juga berpendapat bahwa sepanjang sejarah bumi terdapat banyak
zaman es. Yang terakhir terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu. Zaman es yang sangat
parah bisa mengubah suhu menjadi beku. Dinosaurus tidak akan mampu hidup dalam
kondisi seperti ini, dan menyebabkan kepunahan.
Beberapa ilmuwan berpikir bahwa teori asteroid dan vulkanik berkontribusi
terhadap perubahan iklim secara bertahap dan dan perubahan permukaan air laut.

Terlepas dari apa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus, naiknya permukaan air laut
menandai akhir dari masa dominasi Tyrannosaurus rex yang mematikan dan membuka
pintu bagi mamalia untuk cepat mengalami diversifikasi dan berkembang.
Naiknya permukaan laut telah membatasi gerak dinosaurus, sehingga perlahanlahan mereka mengalami keterbatasan makanan, dan akhirnya menuju kepunahan.

2. Teori Hantaman Meteor


Teori kedua menyebutkan, meteor yang jatuh di Semenanjung Yucatan, di
kawasan tenggara Meksiko itulah yang memicu kepunahan massal. Meteor ini
menyebabkan kebakaran raksasa, melontarkan serpihan debu ke langit dan memblokir
sinar matahari selama ratusan juta tahun.
Akibat hantaman meteor berukuran lebar sekitar 15 kilometer itu, muncul
lubang selebar sekitar 200 kilometer. Pasir, debu dan material lain yang terlontar ke
angkasa kemudian jatuh tersebar di permukaan bumi dan menghasilkan lapisan yang
disebut dengan K-T boundary (lapisan yang menandai batas era Cretaceous dan the
Tertiary).
Sepotong tanduk dinosaurus bisa menjawab perdebatan seputar apakah
dinosaurus darat masih ada saat asteroid itu menabrak Bumi, 65 juta tahun lalu. Tanduk
berukuran 45 sentimeter, kemungkinan milik seekor triceratops itu ditemukan di
kawasan Hell Creek, Montana, Amerika Serikat.
Penemunya adalah Tyler Lyson, ketua tim peneliti dari Yale University. Ia
menyebutkan, spesimen yang ditemukan itu berada hanya 13 sentimeter di bawah
lapisan material yang disebabkan oleh tumbukan meteor. Ini membuatnya menjadi fosil
dinosaurus termuda yang pernah ditemukan, ucap Lyson, seperti dikutip dari ABC, 13
Juli 2011.
Lyson menyebutkan, karena tanduk itu ditemukan di batu lumpur, kemungkinan
jarak antara usia fosil itu dengan tumbukan asteroid bisa berselisih hanya 1 tahun saja.
Fosil ini menunjukkan bahwa dinosaurus non avian atau dinosaurus darat setidaknya
masih hidup saat meteor menabrak Bumi, kata Lyson.
Lyson menyadari bahwa penelitiannya tidak sepenuhnya membantah proses
pemunahan bertahap. Akan tetapi ia yakin bahwa temuannya membantah salah satu
teori yang menyebutkan bahwa dinosaurus lebih dulu punah sebelum hujaman asteroid.

Seperti diketahui, teori seputar punahnya dinosaurus akibat diperkenalkan 30


tahun lalu. Sejak itu, muncul perdebatan seputar apakah dinosaurus darat punah
sebelum tabrakan terjadi. Temuan terbaru ini sendiri dipublikasikan di jurnal Biology
Letters dari Royal Society.

3. Teori Perubahan Komposisi Udara


Analisa ilmiah sekarang membuat kita memahami, bahwa di masa yang telah
lama lampau di mana bumi baru saja terbentuk, di udara sama sekali tidak ada oksigen,
kandungan dioksida malah sangat tinggi. Seiring munculnya autotrof, fotosintesis mulai
mengauskan dioksida dan proses pembuatan oksigen, dengan demikian mengubah
lingkungan udara di bumi. Di saat yang sama, di satu sisi dioksida melalui penetapan
organisme melalui sedimen lapisan batu bara dan minyak bumi, dan di sisi lainnya juga
melalui ada tidaknya peluang bersedimen dengan menggunakan berbagai macam
formula karbonat. Dan sedimen tersebut berlangsung terus-menerus.
Bukti menunjukkan, kekentalan dioksida masa Mesozoikum kehidupan
dinosaurus sangat tinggi, sedangkan kekentalan dioksida Neozoikum selanjutnya malah
agak rendah. Perubahan komposisi udara tersebut, apakah ada hubungannya dengan
punahnya dinosaurus?
Sebagaimana diketahui setiap jenis organisme baru dapat hidup secara normal
dalam lingkungan yang sesuai, perubahan lingkungan acap kali dapat mengakibatkan
kesuburan dan kemunduran sebuah spesies. Saat lingkungan bermanfaat terhadap
spesies tersebut, ia akan berkembang biak dengan subur; lingkungan sebaliknya, dapat
merosot atau bahkan menjadi punah. Faktor lingkungan termasuk suhu, air dan faktor
lainnya, bahkan termasuk komposisi udara. Namun, apakah perubahan pada komposisi
udara dapat mempengaruhi kehidupan organisme? Jawabannya pasti. Misalnya,
manusia berada di bawah lingkungan yang dioksidanya tinggi berisiko terhadap
keselamatan jiwanya, bahkan ada sejumlah binatang yang lebih sensitif terhadap
perubahan kekentalan dioksida dibanding manusia.
Masa Neozoikum kehidupan dinosaurus, kandungan dioksida di udara lebih
tinggi, menunjukkan bahwa dinosaurus sangat cocok pada lingkungan udara yang
kekentalan dioksidanya tinggi. Mungkin, hanya dalam lingkungan udara seperti itu,
mereka baru dapat hidup dengan baik. Waktu itu, meskipun binatang menyusui telah

muncul, namun mereka akhirnya tidak mengalami perkembangan besar, mungkin ini
justru karena komposisi udara dan lingkungan lainnya sangat tidak menguntungkan
terhadap mereka, karenanya mereka terus berada pada posisi yang lemah di masa
Neozoikum, dan berkembang lamban.
Seiring dengan pergeseran waktu, setelah tiba di akhir zaman kapur, lingkungan
udara mengalami perubahan besar, kandungan dioksida menurun, sedangkan kandungan
oksigen bertambah, lingkungan yang tidak menguntungkan terhadap dinosaurus ini
mungkin tercermin pada dua hal. Pertama, terjadi ketidaknyamanan pada tubuh
dinosaurus, di bawah lingkungan yang baru, sangat mudah menjadi sakit, bahkan
penyakit akan seperti wabah menyebar. Kedua, lingkungan udara yang baru lebih sesuai
untuk kehidupan binatang menyusui, binatang menyusui menjadi lebih maju, penyaing
adaptasi yang lebih kuat. Di bawah efek kedua faktor tersebut, dinosaurus akhirnya
musnah. Sedangkan binatang melata lainnya merupakan minoritas spesies yang dapat
menyesuaikan diri.
Teori perubahan komposisi udara yang menyebabkan punahnya dinosaurus
tersebut memiliki dua titik awal. Pertama, komposisi udara masa Mesozoikum tidak
sama dengan sekarang. Ilmu pengetahuan sekarang telah dapat membuktikan hal ini.
Dan kedua, setiap jenis makhluk hidup memerlukan lingkungan udara yang sesuai,
barulah dia dapat hidup. Ilmu pengetahuan sekarang juga tidak sulit untuk mengadakan
pembuktian terhadap hal demikian.
Atmosfer pada zaman purbakala hampir tidak ada oksigen, sedangkan
kandungan dioksida sangat tinggi. Belakangan, karena munculnya makhluk hidup, di
bawah efek fotosintesis kandungan dioksida di atmosfer perlahan-lahan berkurang, dan
kandungan oksigen perlahan-lahan bertambah, proses ini mungkin dapat menjelaskan
sejumlah besar gejala dalam sejarah perkembangan makhluk hidup. Sebab binatang
tidak dapat secara langsung menggunakan makhluk anorganik melakukan fotosintesis,
sumbernya lebih terbelakang daripada sumber tumbuhan, harus mendapatkan
kandungan oksigen di udara yang mencapai derajat setara.

4. Teori Vulkanik
Teori lain yang menjelaskan bagaimana dinosaurus punah adalah akibat aktivitas
gunung berapi. Para ahli memperkirakan, bahwa peningkatan aktivitas vulkanik dalam

skala besar menyemburkan abu tebal ke udara, sehingga menghambat sinar matahari
dan menyebabkan kematian bagi hewan, termasuk dinosaurus.
Kedua hipotesis tersebut diatas tampaknya paling populer di kalangan ilmuwan.
Namun, masih ada hipotesis lain tentang penyebab kepunahan dinosaurus. Aktivitas
vulkanik di wilayah yang kini meliputi India, adalah sebab musabab kepunahan hewan
raksasa itu. Yang memungkinkan manusia berevolusi dan menjadi penguasa dunia.
Para ahli berpendapat, lava yang mengalir selama puluhan ribu tahun dari
Deccan Traps, sebuah daerah vulkanik dekat Mumbai, telah memuntahkan sulfur dan
karbon dioksida beracun ke atmosfer, menyebabkan kepunahan massal lewat
pemanasan global dan pengasaman lautan.
Penemun tersebut, yang dipresentasikan Rabu 5 Desember lalu dalam pertemuan
American Geophysical Union. Makin memperuncing perdebatan, apakah asteroid atau
gunung api yang bertanggungjawab memusnahkan secara massal dinosaurus atau
kepunahan K-T (Kapur- Tersier).
"Data kami adalah sebuah panggilan untuk penilaian ulang, apa yang sebenarnya
menyebabkan kepunahan massal K-T," kata Gerta Keller, geolog dari Princeton
University, yang terlibat dalam penelitian ini, seperti dimuat situs sains, LiveScience.
Selama beberapa tahun, Keller telah menyatakan bahwa aktivitas gunung berapi
lah yang membunuh dinosaurus. Sebaliknya, para pendukung hipotesis Alvarez
meyakini, meteorit raksasa menghantam Chicxulub, Meksiko sekitar 65 juta tahun lalu,
menyemburkan gas dan debu ke atmosfer, menutupi sinar matahari, membuat suhu
bumi turun drastis. Debu juga membuat pada dinosaurus mati sesak nafas, meracuni
lautan. Meteorit juga mungkin memicu aktivitas vulkanik, gempa bumi, dan tsunami.
"Penelitian terakhir mendemonstrasikan bahwa Deccan Traps terjadi sebelum
kepunahan massal, dan mungkin punya kontribusi, seluruhnya atau bahkan total
terhadap kepunahan tersebut," kata Eric Front, geolog dari University of Lisbon,
Portugal, yang tak terlibat dalam penelitian.

5. Cakram "Dark Matter" (Materi Gelap)


Fisikawan di Amerika Serikat mengungkap teori bahwa kepunahan dinosaurus
sekira 65 juta tahun lalu karena adanya cakram "dark matter" (materi gelap).

Dilansir Ibtimes, Senin (10/3/2014), Lisa Randall dan Matthew Reece dari Harvard
University, Massachusetts, galaksi Bima Sakti berbagi dengan 100-400 miliar bintang
lainnya, yang berisi sebuah "disc" atau cakram fenomena aneh yang dikenal sebagai
materi gelap.
Para fisikawan percaya bahwa cakram materi gelap ini terjepit antara bagian sisi
atas dan bawah galaksi. Saat matahari berputar di sekitar tepi luar galaksi, setiap 35 juta
tahun sekali matahari bisa melewati cakram materi gelap ini dan memicu peningkatan
hujan asteroid.
Hanya sedikit diketahui mengenai materi gelap. Ilmuwan yang menggunakan
teleskop luar angkasa Fermi Gamma-ray menerima sinyal yang menyerupai materi
gelap dari galaksi pusat. Peneliti kemudian memeriksa kawah meteor dengan diameter
lebih dari 20 kilometer.
Randall dan Reece memeriksa kawah meteor ini yang pernah jatuh ke Bumi
sekira 350 tahun lalu. Siklus hantaman asteroid terbesar ini diyakini terjadi setiap 35
juta tahun sekali saat matahari melewati cakram materi gelap.
Asteroid raksasa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus telah menjadi alasan
logis yang paling populer. Teori baru yang menyebabkan kepunahan dinosaurus ini
menimbulkan kontroversi.
Coryn Bailer-Jones dari Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg
mengatakan, materi gelap yang bertanggung jawab atas peningkatan frekuensi meteorit
ini merupakan sebuah kemungkinan. Teka-teki yang belum jelas terungkap ialah,
apakah matahari benar-benar melewati cakram materi gelap sejak kepunahan dinosaurus
65 juta tahun lalu.
Apakah kemungkinan matahari bisa melewati cakram materi gelap ini? Badan
Antariksa Eropa dengan Gaia Mission akan mengonfirmasi kebenaran cakram materi
gelap ini. Bila Badan Antariksa Eropa tidak menemukan materi gelap, maka teori baru
ini akan mati.
"Ini adalah mencoba untuk mengubah ide agak gila ini ke dalam ilmu pengetahuan,
dengan mengatakan kami akan membuat prediksi berdasarkan (sains itu). Kami tidak
bilang bahwa kami berpikir ini 100 persen akan menjadi kenyataan," kata Randall.
4

Kenozoikum/neozoikum
Zaman kenozoikum/neozoikum berlangsung sekitar 60 Juta tahun yang lalu.

Zaman ini ditandai dengan keadaan fisik maupun iklim di bumi yang sudah membaik,

zaman ini terdiri atas zaman Tersier dan Kuarter serta merupakan tingkat kehidupan
baru.
Zaman Tersier (65 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya
primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta,
sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan
fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus
berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan
merambat dan rumput. Pada zaman Tersier Kuarter, pemunculan dan kepunahan
hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
Zaman tersier di bagi menjadi 5 masa yaitu :
a

Palosen
Paleosen, "awal fajar masa kini", adalah kala yang berlangsung antara 65,5 0,3

hingga 55,8 0,2 juta tahun yang lalu. Paleosen merupakan kala pertama
dari periode Paleogen di era modern Kenozoikum.

Seperti

halnyaskala

waktu

geologi lainnya, stratum yang menunjukkan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan
jelas, tapi waktu pasti akhirnya tidak terlalu jelas.
Paleosen

dimulai

langsung

setelah kepunahan

massal pada

akhir

periode Kapur yang dikenal dengan namabatas K-T (Kapur - Tersier), yang menandai
punahnya dinosaurus.

Kepunahan

ini

menyebabkan

timbulnya

kekosongan niche ekologi di bumi dan karenanya namanya diberikan. "Paleosen"


berasal dari bahasa Yunaniyaitu merujuk kepada fauna "(lebih) tua" (, palaios)
dan

"baru"

(, kainos)

yang

muncul

pada

kala

ini,

sebelum

munculnya mamalia modern pada kala Eosen.


b Eosen
Eosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung 55,8 0,2
hingga

33,9

0,1

juta

tahun

yang

lalu

yang

merupakan

kala

kedua

pada periode Paleogen di era Kenozoikum.

Kala

kala Paleosen hingga

Awal

awal Oligosen.

kemunculan mamalia modern

pertama.

Akhir

ini

berlangsung
Eosen

Eosen

mulai

ditandai

adalah

akhir
dengan

suatu kepunahan

massal yang disebut Grande Coupure, yang mungkin berhubungan dengan satu atau
lebih bolide (meteor besar) yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay. Seperti
halnya periode geologi lain, stratum yang menentukan awal dan akhir kala ini terdefinisi
dengan jelas, walaupun waktu tepatnya kurang dapat dipastikan.
Nama "Eosen" berasal dari bahasa Yunani eos (fajar) and ceno (baru) dan
merujuk pada "kebangkitan" mamalia modern ("baru") yang muncul pada kala ini.
c

Oligisen
Di kawasan Asia selama pertengahan dari periode Oligosen, lapisan daratan

India bertumbukan dengan Eurasia menandakan dimulainya proses tumbukan


Himalaya. Peristiwa itu telah memberikan dampak yang serius pada beberapa wilayah
di Asia Tengah dan juga wilayah Timur. Selandia Baru pada periode Oligosen
tenggelam 2/3 Selandia Baru modern yang ada saat ini tertutupi lautan. Antartika
membentuk lapisan es dengan volume besar sehingga menyebabkan terjadinya iklim
dingin dan bumi memiliki lebih banyak opsi musim. Gelombang iklim dingin ini
menyebabkan kepunahan pada beberapa jenis mamalia yang telah terbiasa pada
keadaan tropis. Di lautan, beberapa penghuninya kemudian beradaptasi menjadi
organisme yang dapat bertahan dengan temperatur rendah. Sebagian dari mereka
bersama-sama menuju wilayah ekuator yang memiliki suhu hangat agar dapat
bertahan. Gejala dari turunnya suhu ini juga telah bertanggung jawab atas
berkurangnya plankton. Hal ini berdampak cukup serius karena plankton dalam
ekosistem laut adalah rantai makanan yang paling bawah. Pada pertengahan periode
Oligosen, terjadi regresi kehidupan biota laut secara global karena terus
bertambahnya jumlah es di Antartika, kemunduran jumlah spesies laut, yang di
dahului oleh plankton dan spesies invertebrata akhirnya membawa dampak serius.
Diperkirakan mamalia laut seperti jenis archaeocete (paus purba) kemudian punah
dan pada perkembangannya nanti akan tergantikan oleh saudara mereka yang lebih
modern. Iklim yang lebih dingin dan juga lebih kering ternyata berdampak positif

pada evolusi jenis tumbuhan belukar. Mereka bahkan telah menyebar selama
beberapa juta tahun dan menjadi tumpuan makanan bagi hewan, memberikan
perlindungan bagi hewan kecil, dan telah menstabilkan tanah hingga mengurangi
erosi. Jenis rerumputan dan belukar tersebut memiliki serat yang tinggi dan rendah
protein akan tetapi harus dikonsumsi dalam jumlah besar agar bisa mendapatkan
nutrisi yang cukup.
d Miosen
Pada periode Miosen ini suhu Bumi belum begitu hangat dan hampir
mempunyai kemiripan dengan periode Oligosen dan periode Pliosen. Periode Miosen
bahkanmembuat Antartika dan Amerika Selatan bersatu. Tasmania dan Antartika telah
menyediakan jalur masuk arus air dingin (circumpolar).
Fenomena circumpolar secara signifikan telah mengurangi percampuran air
tropis yang hangat dengan air dingin kutub, kemudian menyebabkan terbentuknya
lapisan es abadi di kutub Antartika.

Pliosen
Pliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332

hingga 1,806 juta tahun yang lalu. Kala ini merupakan kala kedua pada periode Neogen
di era Kenozoikum. Pliosen berlangsung setelah Miosen dan diikuti oleh kala
Pleistosen. Namanya diberikan oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa
Yunani (pleion, "lebih") dan (kainos, "baru") dan kurang lebih berarti
"kelanjutan dari sekarang", merujuk pada fauna laut moluska yang relatif modern yang
hidup pada zaman ini. Seperti periode geologi lain yang lebih tua, stratum geologi yang
menentukan awal dan akhir teridentifikasi, tapi waktu pasti awal dan akhir kala ini agak
tak pasti. Batas yang menentukan kemunculan Pliosen tidak ditentukan oleh suatu
peristiwa tertentu melainkan hanya berupa batas semu antara Miosen yang lebih hangat
dan Pliosen yang relatif lebih sejuk. Batas akhir awalnya ditentukan pada awal glasiasi
Pleistosen, tapi belakangan dianggap terlalu lama. Banyak geologis berpendapat bahwa
pembagian yang lebih luas antara Paleogen dan Neogen lebih berguna. Pleistosen
adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 1.808.000 hingga
11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani (pleistos,
"paling") dan (kainos, "baru"). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti oleh

Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen
berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi.
Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan
beberapa tahap fauna.

Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu sekarang)


Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen
mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu.
Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala
Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial
sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula
Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4
jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat.
Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus)
muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul
pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip
dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.
a

Kala plistosen
Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara
1.808.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani
(pleistos, "paling") dan (kainos, "baru"). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti
oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen
berhubungan

dengan

akhir Zaman

Paleolitikum yang

dikenal

dalam arkeologi.

Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan
beberapa tahap fauna. Plestosen awalnya dikenal dengan diluvium, yakni formasi
sekarang (holosen atau aluvium); bermula dari 1.750.000 tahun lalu dan berakhir sampai
10000 tahun lalu. kala pertama dalam zaman kuarter, dibawah satuan waktu geologi ini
terdapat kala pliosen, dan diatasnya kala holosen. Pada kala plestosen bumi mengalami
beberapa zaman es. Kala ini menyaksikan kelahiran homo sapiens yang pertama dan
kepunahan berbagai jenis yang mendahuluinya, seperti pithecanthropus erectus. Di
pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, kala ini dicirikan dengan kegiatan
gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang. Dari masa ini juga dikenal
sebagai megaloceros (rusa

besar),coelodonta

antiquitatis (badak

berbulu

wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (beruang yang hidup dalam
gua), smilodon (semacam kucing besar), rusa kutub,bison, dll.
b

Kala holosen
Holosen adalah kala dalam skala
sekitagr

10.000 tahun

radiokgllarbon,

waktu
atau

geologli yang
kurang

berlangsung

lebih

11.430

mulai

130

tahun kalender yang lalu (antara 956y0 hingga 9300 SM). Holosen adalah kala keempat
dan terakhir dari periode Neogen. Namanya berasal dari bahasa Yunani ("holos")
yang rarti keseluruhan dan ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir. Kala ini
kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium".pada kala holosen sebagian besar es di
kutub sudah mulai lenyap sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di
daerah paparan sunda dan paparan sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi.
Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan
muncullah manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia sekarang

DAFTAR PUSTKA
Ilmusosial.net/zaman-prakambium.html. diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
https://theatheorfmyself.wordpress/2011/12/19/masa paleozoikum diakses pada tanggal
5 oktober 2016.
https://theotheorfmyself.wordpress.com/2012/01/28/masa-paleozoikum-zaman-silur/
diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
https://thetheofmyself.wordpress.com/2012/02/16/zaman-paleozoikum-zaman-devonsifat-batuan. Diakses pada tanggal 5 oktober 2016
https://www.scribd.com/doc/217388253/zaman-karbon diakses pada tanggal 5 oktober
2016.
Ilmusosial.net/kehidupan-pada-massa-perm.html. diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
http://seniorhighzone.blogspot.co.id/2010/01/zaman-kuarter-zaman-keempat-padazaman.html diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
http://ilmusosial.net/pembagian-zaman-neozoikum.html diakses pada tanggal 5 oktober
2016.
http://mobile.fourlook.com/post/5-teori-yang-menyatakan-penyebab-punahnyadinosaurus-24565.html diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
http://syajarra.blogspot.co.id/2009/11/mesozoikum.html diakses pada tanggal 5 oktober
2016.

Anda mungkin juga menyukai