Sejarah Bumi
Sejarah Bumi
Bumi adalah planet ketiga dan kelima terbesar. Bumi terbentuk sekitar 4,54
miliar tahun yang lalu, dan kehidupan muncul di permukaannya pada miliar tahun
pertama. Sejarah bumi:
1. Masa Prakabrium.
Zaman prakambium adalan kurun waktu yang lebih tua dari 600 juta tahun yang
lalu. Ciri zaman prakambium adalah lapisan-lapisannya selalu terdapat di bawah yang
mengandung fosil. Lapisan batuan zaman prakambium selalu tertutup lapisan berfosil
dari masa kambrium. Batuan prakambium terdiri atas batuan-batuan berhablur, baik
yang berasal dari pembekuan magma cair maupun peleburan dan penghabluran kembali
sedimen-sedimen dari batuan lainnya yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan fisi
pada sedimen dan batuan beku.
Batuan prakambium sangat jarang di temui di permukaan bumi,, hanya terdapat
di beberapa daerah tertentu. Batuan prakambium tidak tampak di permukaan bumi
karena sejak pembentukannya batuan pernah tertutup oleh sedimen yang lebih muda
atau sedimen-sedimen tersebut sudah habis terkikis oleh erosi. Umumnya daerah-daerah
tersebut merupakan pusat gempa bumi.
Wilayah batuan dan metamorf yang luass, relatif datar, dan stabil pada kerak
disebut perisai benua. Di sekitar bagian pusat yang berbentuk perisai itu, lapisan
prakambium tertutup oleh lapisan-lapisan yang lebih muda. Semakin jauh dari bagian
pusat, lapisan tersebut akan semakin tebal
Pada wilayah Grand Canyon di sepanjang sungai Colorado, terlihat lapisan
prakambium sebagai alas dan di atasnya terdapat tumpukan lapisan sedimen yang makin
ke atas makin muda. Lapisan-lapisan pada daerah itu dapat di bedakan menjadi lapisan
teratas termasuk lapisan Mesoziokum, dan bagian terbawah terdiri atas lapisan-lapisan
prakambium. Contoh lain adalah perisai Canada di sekitar Great Lake, perisai
Fennoskandia di Finlandia, dan perisai Australia.
Pada era prakambium dapat diketahui pula bahwa di beberapa daerah terdapat
iklim yang sangat dingin (endapan terbentuk oleh gletser) .pada lapisan lain di ketahui
iklimnya panas dan lembab (lapisan yang berwarna merah dengan rekah kerut). Pada
permukaan bumi yang berada di atas muka laut belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat.
Faktor lain adalah oksigen bebas dalam atmosfer jauh lebih sedikit dari pada sekarang.
Setelah dilakukan penelitian dan penyeldikan yang seksama terhadap sisa-sisa
batuan, di ketahui bahwa pada era prakambium tidak di temukan bentuk-bentuk mahluk
hidup dengan rangka keras. Mahluk hidup pada era ini umumnya berupa bakteri, spons,
anemon, hewan karang, dan cacing. Zaman pra-kambrium terbagi dua masa yaitu :
a.
4500 2500 juta tahun yang lalu. Arkeozoikum adalah suatu eon geologi sebelum
Proterozoikum yang berakhir 2500 juta tahun yang lalu. Bersama dengan masa
Proterozoikum, masa Arkeozoikum dikenal sebagai masa pra-kambrium.
Batas ini tidak ditentukan secara stratigrafi melainkan secara kronometri. Titik
awal masa ini tidak secara resmi diakui oleh International Commission on Stratigraphy,
tapi biasanya dianggap berlangsung sejak 3800 juta tahun yang lalu, di akhir eon
Hadean. Arkeozoikum (Arkean) terdiri dari empat era, berturut-turut dari yang paling
awal: Eoarkean, Paleoarkean, Mesoarkean, dan Neoarkean.
Zaman Arkeozoikum merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi
yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Jadi kerak bumi terbentuk setelah
pendinginan bagian tepi dari balon bumi (bakal calon bumi). Plate tectonic /
Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan
hidup masa itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton /
perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini
juga merupakan awal terbentuknya Indrorfer dan Atmosfer serta awal muncul
kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang).
Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan
umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.
b.
awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang
dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes).
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak
seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang buktibuktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Prakambrium adalah nama informal untuk eon-eon pada skala waktu geologi
yang terjadi sebelum eon Fanerozoikum saat ini.
Periodenya dimulai dari pembentukan Bumi sekitar 4500 juta tahun yang lalu
hingga evolusi hewan makroskopik bercangkang keras, yang menandai dimulainya
Kambrium, periode pertama dari era pertama (Paleozoikum) eon Fanerozoikum, sekitar
542 juta tahun yang lalu. Umumnya Prakambrium dianggap terdiri dari eon Hadean,
Arkean, dan Proterozoikum.
2.
Masa Paleozoikum.
a. Zaman Kambrium.
Nama Kambrium berasal dari kata cambria yang merupakan nama Latin untuk
Wales. Nama ini diusulkan untuk pertama kalinya oleh seorang ahli geologi
Inggris Adam Sedgwick pada tahun 1935. Sebagai daerah tipe dari Sistem Kambrium ini
terdapat di daerah Wales, Sistem Kambrium ini merupakan sistem yang tertua yang
mengandung banyak fosil terletak tidak selaras di atas Sistem Pra-Kambrium yang
kebanyakan terdiri dari batuan metamorf.
Sifat Batuan Kambrium
Sistem
Kambrium
terbentuk
baik
dalam
geosinklin
maupun
dalam
terlipat
dan
termetamorfkan
sangat
kuat
sedang
batuan
Kambrium
A R C H E O C YATH A
Golongan ini termasuk Filum Porifera, hidup dalam lingkungan laut. Meskipun
hidupnya tidak membentuk koloni yang cukup besar, tetapi merupakan pembentuk
endapan gamping yang cukup tebal teutama khas untuk Zaman Kambrium.
Batu gamping yang mengandung fosil dari jenis ini banyak dijumpai
di California, New york, Quebeq, Labrador, New foundland, Siberia, Tiongkok,
Sardinia, Spanyol, Australia, dan Antartika.
Di Australia binatang ini pada Zaman Kambrium telah membentuk terumbu
penghalang sebanyak 600 meter dengan tebal 70 m, yang letaknya sejajar dengan pantai
timur Australia sekarang.
TRILOBITA
2.
penciri
dan
daerah
fauna
Pasifik
penting dan terus berkembang hingga sekarang. Kedua golongan binatang tersebut khas
untuk daerah tropis. Di samping itu golongan Cgaetopoda antara lain Ottia prolifica,
Canadia spinosa, Canadia setigera banyak dijumpai pada Kambrium Tengah.
Pelamparan Batuan Kambrium
Batuan Kambrium terbentuk baik dalam geosinklin maupun Kraton ataupun
dalam epikontinen. Dengan demikian maka endapan Kambrium keseluruhannya
berkembang sebagai batuan sedimen. Batuan Kambrium antara lain dijumpai di :
1.
2.
3.
1.
Kambrium Bawah tersusun dari kwarsit, graywacke, dan sabak yang tidak
mengandung fosil yang mungkin sebagian diendapkan dalam lingkungan darat, sedang
2.
di bagian atas dijumpai fosil Obolella yang termasuk dalam Filum Brachiopoda
Kambrium tengah terdiri dari sabak yang semula merupakan endapan laut
3.
Kambrium Atas terdiri dari batu pasir yang mengandung fosil Lingula yang
termasuk Filum Brachiopoda.
Di Norwegia terutama terdiri dari batuan metamorf antara lain sabak yang
dikenal sebagai sabak Roros, makin ke timur metamorfosenya makin berkurang
sehingga akhrinya merupakan batuan yang berfosil. Bagian bawah bersambung
dengan fillit yang termasuk pada Pra-Kambrium.
Di Bohemia endapan Kambrium berkembang dengan baik. Kambrium bawah
merupakan endapan darat dengan konglomerat polimik, graywacke, dan kwarsit.
Sedangkan Kambrium Tengah dan Kambrium Atas merupakan endapan laut dengan
fosil yang terawetkan sangat baik. Di samping itu pada Kambrium Atas banyak kegiatan
volkanisme. Di Geosinklin Mediterania bagian selatan terdapat banyak kegiatan
volkanisme dengan lelehan yang bersifat basa, di samping itu berkembang pula batu
gamping Archeocyathus.
Daerah geosinklin di Asia; Perisai Fenoskandia-Rusia di sebelah timur
dibatasi oleh Geosinklin Ural yang melampar dari Geosinklin Mediterania ke utara.
Geosinklin Mediterania ini bersambung dengan Geosinklin Paleokataisia yang
melampar melalui Tibet sepanjang pantai timur Tiongkok hingga Peking. Pada
geosinklin ini terjadi endapan batugamping Archeocyathus yang tebalnya sampai 1.000
meter.
Di India di daerah Punjab dijumpai endapan Kambrium yang terlipat dan
tersesarkan hingga menjadi lipatan yang tertutup. Di Utara Pegunungan Range di
lembah Sungai Spiti terdapat pula lapisan endapan Kambrium yang merupakan endapan
laut.
Di daerah geosinklin di Amerika; sepanjang tepi timur Amerika Utara dan
Kanada melampar Geosinklin Appalachia yang terpisahkan oleh lengkungan pulaupulau dari Samudra Atlantik. Dalam geosinklin ini diendapkan sedimen klastik yang
tebalnya mencapai 4.000 m. Sepanjang tepi barat Amerika Utara melampar Geosinklin
Rocky
Mountains
atau
Geosinklin
Cordillera
dengan
endapan
Kambrium. Apabila ada kemungkinan akan dijumpai di daerah yang berdekatan dengan
tempat terdapat endapan Pra-Kambrium, kemungkinan di daerah Irian.
b. Ordovisium.
Selama periode Ordovisium, bagian dari era Paleozoikum, beragam kehidupan
laut berkembang di laut yang luas dan tanaman primitif pertama mulai muncul di lahan
sebelum kepunahan massal terbesar kedua sepanjang masa berakhir periode.
Sebagian besar daratan di dunia datang bersama-sama untuk menciptakan
superbenua Gondwana, yang termasuk benua Afrika, Amerika Selatan, Antartika, dan
Australia. Gondwana melayang selatan sepanjang masa, akhirnya Kutub Selatan.
Daratan yang akan menjadi Amerika Utara digabungkan menjadi superbenua dari
Laurentia, yang dipisahkan dari Gondwana oleh Samudera Iapitus sempit. ProtoAmerika Utara mengangkangi Khatulistiwa, meskipun untuk mulai dengan itu sebagian
besar terletak di bawah air.
Untuk sebagian besar iklim bumi hangat dan basah, dengan naiknya
permukaan air laut sebanyak 1.970 kaki (600 meter) di atas kepentingan hari ini. Tapi
begitu Gondwana mengambil posisi kutub dalam Ordovisium akhir, gletser besar
terbentuk atas Afrika di pusat superkontinen itu. Zaman es digembar-gemborkan 20-juta
tahun di mana dangkal, hidup kaya laut menyusut jauh.
Laut Dipenuhi
Hidup di awal Ordovisium tetap terbatas pada lautan dengan hewan baru
mereka-awal dari fashion untuk pelapisan baja antara ikan. Lamprey dan hagfish adalah
keturunan hidup ikan ini.
Spons kuno karang penghuni Kambrium memberi jalan untuk bryozoa-kecil,
kelompok-hidup hewan yang dibangun karang seperti struktur. Terumbu Ordovisium
juga rumah bagi lili laut besar, keluarga bintang laut. Berlabuh ke bawah di dalam
tabung berkapur, mereka mengumpulkan partikel makanan dengan tangan berbulu yang
melambai di arus laut.
c.
SILUR
Nama Silur diusulkan oleh Murchison pada tahun 1835. Murchison, seorang ahli
Silur Bawah dan Silur Atas dipisahkan oleh suatu susut laut sedang di beberapa
daerah oleh suatu pembentukan pegunungan dalam waktu yang singkat. Oleh sebab itu
lapisan Silur Atas terletak tidak selaras bersudut dengan Silur Bawah.
Pada sisi atasnya, Sistem Silur terpisahkan dengan sistem yang lebih muda yaitu
Sistem Devon oleh suatu orogenesa yang penting. Dengan demikian maka Sistem
Devon terletak di atas Sistem Silur dengan suatu ketidakselarasan bersudut atau dengan
suatu rumpang.
SIFAT BATUAN SILUR
Sistem Silur berkembang baik sebagai endapan darat maupun endapan laut.
Endapan darat kadang-kadang bentuknya sebagai endapan fluviatil (terbentuk di
sungai), kadang-kadang lakustrin (terbentuk di danau) terutama gamping air yang tidak
begitu luas ataupun sebagai endapan evaporit.
Endaan laut berkembang menjadi 2 macam yaitu endapan serpih dengan
fosil Graptolit dan endapan batupasir gampingan.
Endapan serpih Graptolit terutama terdiri dari serpih, lempung hitam dan sabak
yang banyak mengandung fosil Graptolit dan mempunyai pelamparan yang luas.
Endapan batupasir gampingan dijumpai di tempat-tempat yang di dekatnya
terdapat daerah yang terangkat. Di tempat yang lebih jauh lagi dari pantai terbentuklah
batugamping
dengan
dan
lain-lain,
sedang
kelompok Vertebrata.
mencirikan
endapan
Kambrium mencapai perkembangan dan kemudian punah pada Zaman Silur, sedangkan
golongan Graptolit yang diketahui sudah muncul sejak Kambrium kemudian mencapai
perkembangan dan punah sama sekali pada akhir Silur. Karena perkembangannya yang
khas, maka mereka dapat dipergunakan untuk membagi Silur di daerah tipenya menjadi
beberapa jenjang. Ternyata kemudian bahwa pembagian ini dapat pula dipergunakan di
daerah yang letaknya berjauhan, antara lain di Amerika, Tiongkok, Norwegia, dan lainlain. Hal ini disebabkan golongan tersebut hidup secara plangtonik sehingga
mempunyai penyebaran yang cukup luas.
Untuk Kala Ordovisium yang merupakan Silur Bawah berturut-turut dari
bawah ke atas dibagi menjadi,
1. Jenjang Tremadocian dengan fosil Bryograptus dan Dictyonema.
2. Jenjang Arenigian dengan fosil Didymograptus,Phyllograptus, dan Tetragraptus.
3. Jenjang Llanvirnian dan Llandeillian dengan fosil Dicellograptus, Nematogratus,
Climacograptus, dan Glossograptus.
4.
Jenjang Ashgillian dengan fosil Dicellograptus dan Orthograptus.
Untuk kala Silurian yang merupakan Silur Atas berturut-turut dari bawah k eats
dibagi menjadi jenjang seperti berikut :
1.
2.
3.
Setelah
jenjang
ini
punahlah
graptolite-graptolit
tersebut
kecuali Dendroidea yang terus hidup hingga Zaman Karbon. Di samping Graptolit
berkembang pula
1.
2.
3.
dan
batugamping
yang
cukup
tebal
dengan
diiringi
oleh lava
rombakan yang terangkut dan terbentuklah batu gamping dan serpih yang termasuk
dalam kelompok Clinton.
Pada waktu pegunungan telah lenyap seluruhnya akibat pengikisan dan airnya
tidak keruh lagi, maka ada kesempatan untuk hidup jasad-jasad pembentuk
batugamping yang kompak yang termasuk dalam kelompok Lockport. Batugamping
inilah yang menyebabkan terbentuknya air terjun tadi.
PERKEMBANGAN SILUR DI INDONESIA
Fosil tertua yang pernah ditemukan di Indonesia adalah berumur Silur dan
dijumpai di Irian. Hubungan statigrafi dengan batuan yang lebih tua tidak diketahui
dengan jelas. Cekungan sedimentasi di Irian ini dikenal sebagai Palung Papua dan
mempunyai sifat geosinklin yang pada hakekatnya merupakan perluasan ke arah utara
dari Geosinklin Tasmania yang membujur sepanjai Pantai Timur Australia mulai dari
pulau Tasmania di selatan Australia sampai juga menggenangi Jasirah York di Australia
Utara. Kedua cekungan yang bersifat geosinklin tersebut termasuk dalam system
Pegunungan Sirkum Australia. Di palung Papua batuan yang diendapkan berumur silur
atas berupa batu gamping hijau yang mengandung fosil Halysites wallichi Reed serta
diketemukannya pula batu guling di sepanjang anak Sungai Sint. Laurent yang
mengalir di lereng selatan Pegunungan Jayawijaya. Di bagian barat wilayah Indonesia
belum pernah ditemukan tanda-tanda adanya cekungan pada Zaman Silur yang
merupakan tempat sedimentasi betuan yang berumur Silur.
d.
Devon.
Nama Devon diusulkan oleh Adam Sedgwick dan Murchison pada tahun 1839.
Nama Devon diambil dari sebuah daerah Devonsihre di Inggris yang merupakan
endapan tipenya.
Zaman Devon dapat dipisakan dari Zaman Silur yang ada di bawah dan Zaman
Karbon yang ada di atasnya baik menerut paleontology maupun statigrafi. Zaman
Devon dicirikan dengan munculnya tumbuh-tumbuhan darat pertama dan binatang
bertulang punggung. Di laut dijumpai perkembangan yang luas dari kelompok binatang
yang tak bertulang belakang antara lain Ammonit dan Brachiopoda. Di samping itu
golongan Tertracoral berkembang sangat baik dan beberapa diantaranya khas untuk
Zaman Devon.
Telah diuraikan di depan bahwa Zaman Devon dicirikan dengan munculnya
tumbuh-tumbuhan darat pertama dan bintang Vertebrata, di samping itu Pilum
Brachiopoda, Coelentererata dan golongan
Spirifer mercurii,
S. (Hysterolithes)primaeevus,
S. hystricus,
S. bichoffi,
S. arduennis,
S. hercyneae,
S. paradoxus,
S. decheni,
S. spicious,
S. cutijugatus,
S. elegans.
Spirifer osteolatus,
S. mediotextus,
S. apeturtus,
S. anosoffi, dan
S. mucronatus
Spirifer verneuilli,
S. archiaci, dan
Cyrtina murchisoni
Pilum
Coelelenterata
diwakili
oleh Tetracoral.
Yang
dikenal
diantaranya
adalah Calceola sandalina yang dijumpai di seluruh benua Erasia. Jenis lain yang sering
didapatkan antara lain Pleurodyctum problematicum, Phylilip sastraea pentagona,
Cyathophyllum hypercrateroforme,sedang bentuk-bentuk yang terkhusus untuk Zaman
Devon
adalah Ptenophyllum,
Astrophyllum,
Kereophyllum,
Dohmophillum,
Diatylophyllum,
Spongophyllum,
Stringgophyllum,
pada
batuan
yang
berumur
Devon
Atas
di
Escuminac,
Quebeq, Ichthyostega sebangsa Amfibia yang dijumpai pada batuan yang berumur
Devon
di
daerah
Greenland
dan
dianggap
golongan
Tetrapoda
yang
tertua, Hemicyclaspis murchisoni termasuk golongan ikan yang didapatkan pada batuan
yang berumur Devon Bawah di Downtownian di Inggris, Lasanius problematicus
termasuk golongan ikan yang sudah diketahui sejak Zaman Silur Atas dan pernah
didapatkan pada batuan yang berumur Devon di Glasgow, Skotlandia, Climatus
reticulatus termasuk golongan ikan yang dijumpai pada Batupasir Merah Tua di Turin
Hill, Skotlandia, Dinichthys termasuk golongn ikan yang dijumpai pada serpih yang
berumur Devon Atas di Cleveland, Ohio.
Fosil ikan yang didapatkan pada tahun 1953 di Grahamstown, Afrika Selatan
ialah Crossopterygian, sedang jenis yang sama ialah Pterichthyods milleri yang berumur
Devon Tengah didapatkan di Skotlandia. Yang termasuk golongan ikan paus
ialah Cladoselache flyleri yang panjangnya 7,3 m didapatkan di Clevelan, Ohio pada
batuan yang berumur Devon Atas bagian atas.
Golongan tumbuh-tumbuhan sudah banyak dikenal pada Zaman Devon di
antaranya Rhyneayang
didapatkan
pada
Batupasir
Merah
Tua
di
Skotlandia, Archeopteris yang dijumpai di Pulau Bear daerah Artika pada batuan yang
berumur Devon Atas, Eospermatopteris, Protolepidodendrom yang didapatkan di daerah
Gilboa,
New
York
pada
batuan
yang
berumur
Devon
Tengah, Ateroxylon
mackiei dan Hornaelignieri yang didaptkan di Rhynie, Skotlandia pada batuan yang
berumur Devon Bawah. Kesemua jenis tumbuh-tumbuhan tersebut masih terbatas pada
jenis yang masih sederhana atau dinamakan tumbuhan tingkat rendah.
Sistem Devon dapat dibedakan dan berkembang dalam dua macam faries dengan
penyebaran yang luas. Zaman Devon sebagian termasuk dalam fase erosi daur laut
Caledonia. Dalam hal ini Za,man Devon terutama berkembang sebagai fasies Batupasir
Merah Tua (Old Red Sandstone)dimana nama ini diambil dari daerah pertambangan di
Inggris. Lapisan batubara di sini
Batupasir Merah Tua terdiri dari arkose, konglomerat, batupasir, serpih yang
utama berwarna merah. Di samping itu didapatkan perlapisan silang siur, gelembur
gelombang, rekah kerut yang menunjukkan bahwa di situ terdapat air tawar yang
melimpah. Oleh sebab itu pada lapisan tersebut didapatkan sisa-sisa ikan dan fosil
Amfibia dalam jumlah yang banyak antara lain didapatkan di Tanah Hijau. Tebal lapisan
Batupasir Merah Tua ini mencapai 6.000 m.
Di Australia Sistem Devon di cirikan oleh volkanisme yang hebat yang terjadi
setelah perlipatan Geosinklin Tasmania pada akhir Zaman Silur dalam hal ini
dinamakan sebagai orogenesa Bowning, seusia dengan Orogenesa Caledonia.
Orogenesa Bowning ini yang menyababkan terjadinya susut laut sehingga endapan laut
hanya dijumpai di Tasmania, New South Wales dan Queensland, sedang selama Devon
Tengah laut menggenangi daratan lagi. Di tempat itu masih diendabkan bahan-bahan
volkanik dengan di beberapa tempat terdapat selinagan terumbu koral dan fosil laut
lainnya. Devon Tangah berakhir dengan suatu pembentukan pegunungan sehingga
seluruh Geosinklin Tasmania terangkat lagi. Orogenesa yang menyebabkan disebut
sebagai Oroganesa Tabberabbera. Pengendapan di laut tidak banyak dan terjadilah
cekungan yang luas dengan pembentukan endapat limne.
e.
Zaman karbon
1.
Rentang waktu
Zaman
Karbon
adalah
suatu
periode
dalam
skala
waktu
geologi
yang berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 2,5 juta tahun yang laluhin
gga awal periode Perm sekitar 299,0 0,8 juta tahun yang lalu. Selain itu,karbon
berasal
dari
kata
Latin
untuk
batubara,
carbo.
Karbon
berarti
"batubara- bantalan". Dua pertiga masa awal periode ini disebut subperiode Mississippi
andan
sisanya
disebut
subperiode
Pennsylvanian.
Tanggal
tepatnya
dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi
meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama juga mulai muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku
ekorkuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua
dimuka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, danterjadi
perubahan lingkungan untuk menyesuaikan dengan berbagai bentukkehidupan.
Zaman Karbon merupakan masa pembentukan batu bara yang paling produktif,
dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan
bumi bagian utara terbentuk. Selain itu, di zaman ini terjadi pertumbuhan pohon-pohon
purba yang tampaknya menyedot banyak sekali karbon dioksida dariatmosfer, sehingga
menghasilkan oksigen yang melimpah ruah.
f.
Zaman Perm
Masa perm memiliki letak lapisan yang bersifat diskor dan di atas lapisan masa
karbon mengandung batu bara. Ciri lain adalah adanya penyimpangan fauna laut dan
fosil pada zaman Paleozoikum akhir.
Di indonesia, peninggalan masa perm di temukan di lembah sungai Timor
berupa lapisan lava-lava bantal. Lapisan batuan di zaman perm mengandung minyak,
kalium, lempung, besi, dan batu bara.
Pada masa ini, benua Pangea telah terbentuk dan terjadi kondisi iklim yang
ekstrem berupa iklim dingin dan kering di bagian selatan serta iklim panas dengan
fluktuasi kondisi basah dan kering di bagian utara.
Tumbuhan yang dominan umumnya berupa konifer, tumbuhan paku, dan
tumbuhan lain yang tahan kekeringan. Hewan yang berkembang pada masa ini adalah
hewan darat berkaki empat, seperti reptil dan nenek moyang mamalia, ikan bertulang
belakang, amonit, dan nautiloid.
Masa perm di akhiri dengan kepunahan massal yang memusnahkan lebih dari 90
persen hewan laut dan 70 persen hewan darat. Peristiwa ini merupakan kepunahan
terbesar yang pernah terjadi di bumi hingga saat ini. Terdapat beberapa pendapat para
ilmuwan seputar penyebab kepunahan ini, antara lain letusan gunung api, perubahan
iklim, gempa bumi, dan tsunami, hingga tumbukan meteorit.
3.
MESOZOIKUM
1.)
dengan umur bumi. Masa ini berlangsung antara 205 135 juta tahun yang lalu. Secara
harfiah mesozoikum berarti umur pertengahan. Masa ini disebut sebagai zaman
Gymnospermae karena banyak dijumpai tumbuhan gymnospermae yang hidup pada
masa ini.
2.)
Teuku Jacob : Masa mesozoikum berlangsung pada 225 65 juta tahun yang
lalu. Masa ini terbagi menjadi zaman Trias, Jura, Creta. Masa ini disebut sebagai zaman
Gemilang Reptilia. Mamalia, Aves, dan ikan mulai berkembang di masa ini, terutama
ikan bertulang sejati (osteichthyes)
3.)
Dermawan Sumardi : Masa ini berlangsung pada 225 70 juta tahun yang lalu.
Peran invertebrata mulai tergantikan oleh reptile. Pada masa itu laut banyak
menggenangi daratan.
Berdasarkan pendapat para ahli tadi, dapat disimpulkan bahwa masa mesozoikum
berlangsung dari 65 245 juta tahun yang lalu. Pada masa mesozoikum ini terbagi
menjadi 3 zaman. Yaitu zaman Trias, Jura, Kapur. Kehidupan yang terjadi pada masa
mesozoikum ini didominasi oleh reptil, baik itu dari darat, laut, maupun udara. Masing
masing zaman pada masa mesozoikum ini dicirikan dengan adanya kehidupan tertentu
maupun peristiwa peristiwa geologis khusus.
A. Zaman Trias
Zaman Trias berlangsung sejak 245 208 juta tahun yang lalu. Nama Trias
diusulkan oleh F. von Alberti, seorang ahli geologi berkebangsaan jerman. Nama Trias
diambil dari perkembangan endapan Mesozoikum yang didapat di cekungan Jerman,
yang kemudian dianggap sebagai wilayah tipe untuk Sistem Trias, walaupun singkapan
yang relatif lengkap dan banyak mengandung fosil justru didapatkan di Amerika bagian
barat, Amerika bagian timur dan Kanada. Sistem Trias terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
Trias Bawah, Trias Tengah, Trias Atas. Adapun pengertian dari 3 bagian tersebut
adalah :
1.)
Trias Bawah :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Buntsandsteinmerupakan seni
sedimentasi yang terjadi di darat dan terdiri dari batu pasir, batu lempung, konglomerat
dengan beberapa bagian terdapat sisipan endapan laguna. Warna seri sedimen tersebut
dari merah cerah hingga lembayung.
2.)
Trias Tengah :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Muschelkamerupakan seni
sedimentasi yang terjadi di laut yang mencapai ketebalan kurang lebih 200 m.
3.) Trias Atas :
Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Keuper merupakan seni sedimen
yang seluruhnya diendapkan di darat. Pada bagian alasnya terdiri dari dolomit dan
gipsum yang merupakan endapan penguapan, yang diakhiri dengan batu pasir yang
diendapkan di sungai dengan fosil tumbuh tumbuhan yang menyerupai ekor kuda
yang dikenal dengan nama setempat sebagai Schlifsandstein.
Perkembangan kehidupan pada zaman Trias menunjukkan banyak terjadi
perubahan baik untuk jenis Fauna terutama untuk golongan Vertebrata maupun
golongan Invertebrata. Golongan Invertebrata Pilum Brachiopoda dan Pilum Mollusca
serta Pilum Arthropoda. Untuk Pilum Mollusca termasuk di antaranya dari Kelas
Pelecypoda dan Kelas Cephalopoda sedang untuk Pilum Arthropoda khususnya yang
termasuk Kelas Crustacea. Demikian pula untuk jenis flora menunjukan adanya
perkembangan yang pesat. Untuk jenis Vertebrata khususnya yang termasuk Reptilia
sudah mulai dikenalRutiodon (sebangsa Phytosaurus) yang mulai muncul semula hidup
dalam lingkungan air kemudian mengadaptasikan diri hidup dalam lingkungan darat
yang kemudian punah pada zaman ini. Selain itu yang mulai muncul pada zaman ini
pula
antara
lain
yang
termasuk
dinosaurus
ialah Anchiasaurus,Cynognathus,
Thrinacodon, placerias gigas, Inchtyosurus yang berkembang pada Zaman Trias dan
punah pula pada akhir Zaman Trias.
Didasarkan atas fasiesnya Sistem Trias di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.)
Indonesia bagian barat : dengan macam fasies bermula dari fasies paralas,
di Indonesia bagian barat, hanya di tempat ini tidak dijumpai fasies volkanik, terutama
berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi Sulawesi timur dan
tenggara, pulau pulau kecil di kepulauan Nusa Tenggara antara lain Pulau Roti, Pulau
Timor, Pulau Leti, Pulau Tanimbar, Pulau Kei, Pulau Seram, Pulau Buru dan Pulau
Buton.
Di Indonesia bagian timur pada zaman Trias terjadi peristiwa genang laut di
bagian bawah umumnya terdiri dari batuan klastik yang berbutir kasar antara lain
breksi, konglomerat yang kemudian diikuti dengan batu pasir, serpih yang mengandung
bitumina yang kemudian diakhiri dengan napai dan batu gamping.
Dari Kesamaan Fasies batuan Trias di pulau pulau Indonesia timur dapat ditarik
kesimpulan bahwa pulau pulau tersebut setidak tidaknya pada Zaman Trias Atas
termasuk dalam satu lingkungan sedientasi yang selalu mengalami penurunan atau
dikatakan merupakan daerah pelamparan Geosinklin Banda. Geosinklin ini memanjang
ke arah barat daya yang kemudian bersambung dengan Geosinklin Westralia sedang kea
rah barat bersambung dengan Geosinklin danau.
B.
Zaman Jura
Zaman Jura berlangsung sejak 208 145 juta tahun yang lalu. Nama Jura
pertama kali dipakai pada tahun 1799 oleh A. von. Humboldt seorang ahli geologi
berkebangsaan Jerman. Penelitian secara intensif pada saat itu dilakukan di Inggris,
walupun demikian maka nama sistem ini diambilkan dari nama Pegunungan Yura yang
membentang dari Perancis sampai Swiss. Tempat inilah yang kemudian digunakan
sebagai daerah tipe untuk sistem Yura.
Endapan Jura baik yang terjadi di laut mupun yang di darat banyak mengandung fosil.
Untuk golongan Invertebrata diwakili oleh Pilum Coelenterata, Porifera, Echinodermata
dan Mollusca.
Brontosaurus merupakan salah satu anggota dari Dinosaurus yang terbesar yang
hidup dan pernah dijumpai dalam bentuk fosil di Amerika dan berkembang baik hingga
zaman
Jura.
Dari
kerangka
yang
telah
berhasil
direkontruksi
jenis Brontosaurus mempunyai tubuh hingga 18 feet dengan panjang hingga 67 feet.
Archaeopteryx meruapakan burung yang pertama kali dikenal dalam sejarah. Burung ini
memiliki ukuran sebesar burung gagak, fosilnya dijumpai pada batu gamping
litographhi di daerah Solenhoven, Bavaria. Ichtyosaurusmerupakan reptile laut yang
memiliki panjang tubuh 10 feet.
Endapan jura didapatkan baik di Indonesia barat maupun Indonesia Timur. Di
Indonesia barat tidak banyak dijumpai endapan Jura. Adakemungkinan bahwa sebagian
besar daerah Indonesia barat pada zaman itu merupakan daratan sehingga tidak
dimungkinkan terbentuknya endapan. Di Indonesia timur perkembangan endapan Jura
relatif baik. Endapannya berkembang sebagai batu gamping dengan fosil Arnioceras.
Dengan memperhatikan tempat tempat terdapatnya endapan Jura maka dapat diamnbil
kesimpulan bahwa terdapat genang laut selama zaman Jura sehingga mengakibatkan
seolah - olah Indonesia terbagi menjadi 3 bagian oleh palung Anambas, geosnklin
Banda dan geosinklin Papua.
C.
Zaman Kapur
Zaman kapur berlangsung semenjak 145-65 juta tahun yang lalu. Zaman kapur
dicirikan oleh suatu daur pengendapan susut laut genang laut susut laut. Selama
zaman kapur berkembang bermacam macam kehidupan. Beberapa diantaranya
merupakan kelanjutan dari zaman Jura disamping terdapat pengembangan kehidupan
yang baru. Diantara jenis jens yang mencirikan untuk jaman Kapur antara lain anggota
dari Pilum Protozoa khususnya dari ordo Foraminifera, Pilum Coelenterata, Pilum
Mollusca, dan pilum Arthropoda. Disamping itu terdapat pula perkembangan dari
golongan vertebrata maupun jenis flora.
Tyrannosaurus Rex merupakan jenis dinosaurus pemangsa terbesar yang hidup
pada jaman kapur, dinosaurus ini dapat berkembang dengan panjang tubuh mencapai 45
feet dan tinggi 20 feet. Elasmosaurusmerupakan golongan mamalia yang hidup di laut
dan memiliki panjang antara 40 sampai 50 feet. Pterodon merupakan golongan reptil
terbang
yang
memiliki
bentang
sayap
23
sampai
25
feet.
Fosil
Terlepas dari apa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus, naiknya permukaan air laut
menandai akhir dari masa dominasi Tyrannosaurus rex yang mematikan dan membuka
pintu bagi mamalia untuk cepat mengalami diversifikasi dan berkembang.
Naiknya permukaan laut telah membatasi gerak dinosaurus, sehingga perlahanlahan mereka mengalami keterbatasan makanan, dan akhirnya menuju kepunahan.
muncul, namun mereka akhirnya tidak mengalami perkembangan besar, mungkin ini
justru karena komposisi udara dan lingkungan lainnya sangat tidak menguntungkan
terhadap mereka, karenanya mereka terus berada pada posisi yang lemah di masa
Neozoikum, dan berkembang lamban.
Seiring dengan pergeseran waktu, setelah tiba di akhir zaman kapur, lingkungan
udara mengalami perubahan besar, kandungan dioksida menurun, sedangkan kandungan
oksigen bertambah, lingkungan yang tidak menguntungkan terhadap dinosaurus ini
mungkin tercermin pada dua hal. Pertama, terjadi ketidaknyamanan pada tubuh
dinosaurus, di bawah lingkungan yang baru, sangat mudah menjadi sakit, bahkan
penyakit akan seperti wabah menyebar. Kedua, lingkungan udara yang baru lebih sesuai
untuk kehidupan binatang menyusui, binatang menyusui menjadi lebih maju, penyaing
adaptasi yang lebih kuat. Di bawah efek kedua faktor tersebut, dinosaurus akhirnya
musnah. Sedangkan binatang melata lainnya merupakan minoritas spesies yang dapat
menyesuaikan diri.
Teori perubahan komposisi udara yang menyebabkan punahnya dinosaurus
tersebut memiliki dua titik awal. Pertama, komposisi udara masa Mesozoikum tidak
sama dengan sekarang. Ilmu pengetahuan sekarang telah dapat membuktikan hal ini.
Dan kedua, setiap jenis makhluk hidup memerlukan lingkungan udara yang sesuai,
barulah dia dapat hidup. Ilmu pengetahuan sekarang juga tidak sulit untuk mengadakan
pembuktian terhadap hal demikian.
Atmosfer pada zaman purbakala hampir tidak ada oksigen, sedangkan
kandungan dioksida sangat tinggi. Belakangan, karena munculnya makhluk hidup, di
bawah efek fotosintesis kandungan dioksida di atmosfer perlahan-lahan berkurang, dan
kandungan oksigen perlahan-lahan bertambah, proses ini mungkin dapat menjelaskan
sejumlah besar gejala dalam sejarah perkembangan makhluk hidup. Sebab binatang
tidak dapat secara langsung menggunakan makhluk anorganik melakukan fotosintesis,
sumbernya lebih terbelakang daripada sumber tumbuhan, harus mendapatkan
kandungan oksigen di udara yang mencapai derajat setara.
4. Teori Vulkanik
Teori lain yang menjelaskan bagaimana dinosaurus punah adalah akibat aktivitas
gunung berapi. Para ahli memperkirakan, bahwa peningkatan aktivitas vulkanik dalam
skala besar menyemburkan abu tebal ke udara, sehingga menghambat sinar matahari
dan menyebabkan kematian bagi hewan, termasuk dinosaurus.
Kedua hipotesis tersebut diatas tampaknya paling populer di kalangan ilmuwan.
Namun, masih ada hipotesis lain tentang penyebab kepunahan dinosaurus. Aktivitas
vulkanik di wilayah yang kini meliputi India, adalah sebab musabab kepunahan hewan
raksasa itu. Yang memungkinkan manusia berevolusi dan menjadi penguasa dunia.
Para ahli berpendapat, lava yang mengalir selama puluhan ribu tahun dari
Deccan Traps, sebuah daerah vulkanik dekat Mumbai, telah memuntahkan sulfur dan
karbon dioksida beracun ke atmosfer, menyebabkan kepunahan massal lewat
pemanasan global dan pengasaman lautan.
Penemun tersebut, yang dipresentasikan Rabu 5 Desember lalu dalam pertemuan
American Geophysical Union. Makin memperuncing perdebatan, apakah asteroid atau
gunung api yang bertanggungjawab memusnahkan secara massal dinosaurus atau
kepunahan K-T (Kapur- Tersier).
"Data kami adalah sebuah panggilan untuk penilaian ulang, apa yang sebenarnya
menyebabkan kepunahan massal K-T," kata Gerta Keller, geolog dari Princeton
University, yang terlibat dalam penelitian ini, seperti dimuat situs sains, LiveScience.
Selama beberapa tahun, Keller telah menyatakan bahwa aktivitas gunung berapi
lah yang membunuh dinosaurus. Sebaliknya, para pendukung hipotesis Alvarez
meyakini, meteorit raksasa menghantam Chicxulub, Meksiko sekitar 65 juta tahun lalu,
menyemburkan gas dan debu ke atmosfer, menutupi sinar matahari, membuat suhu
bumi turun drastis. Debu juga membuat pada dinosaurus mati sesak nafas, meracuni
lautan. Meteorit juga mungkin memicu aktivitas vulkanik, gempa bumi, dan tsunami.
"Penelitian terakhir mendemonstrasikan bahwa Deccan Traps terjadi sebelum
kepunahan massal, dan mungkin punya kontribusi, seluruhnya atau bahkan total
terhadap kepunahan tersebut," kata Eric Front, geolog dari University of Lisbon,
Portugal, yang tak terlibat dalam penelitian.
Dilansir Ibtimes, Senin (10/3/2014), Lisa Randall dan Matthew Reece dari Harvard
University, Massachusetts, galaksi Bima Sakti berbagi dengan 100-400 miliar bintang
lainnya, yang berisi sebuah "disc" atau cakram fenomena aneh yang dikenal sebagai
materi gelap.
Para fisikawan percaya bahwa cakram materi gelap ini terjepit antara bagian sisi
atas dan bawah galaksi. Saat matahari berputar di sekitar tepi luar galaksi, setiap 35 juta
tahun sekali matahari bisa melewati cakram materi gelap ini dan memicu peningkatan
hujan asteroid.
Hanya sedikit diketahui mengenai materi gelap. Ilmuwan yang menggunakan
teleskop luar angkasa Fermi Gamma-ray menerima sinyal yang menyerupai materi
gelap dari galaksi pusat. Peneliti kemudian memeriksa kawah meteor dengan diameter
lebih dari 20 kilometer.
Randall dan Reece memeriksa kawah meteor ini yang pernah jatuh ke Bumi
sekira 350 tahun lalu. Siklus hantaman asteroid terbesar ini diyakini terjadi setiap 35
juta tahun sekali saat matahari melewati cakram materi gelap.
Asteroid raksasa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus telah menjadi alasan
logis yang paling populer. Teori baru yang menyebabkan kepunahan dinosaurus ini
menimbulkan kontroversi.
Coryn Bailer-Jones dari Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg
mengatakan, materi gelap yang bertanggung jawab atas peningkatan frekuensi meteorit
ini merupakan sebuah kemungkinan. Teka-teki yang belum jelas terungkap ialah,
apakah matahari benar-benar melewati cakram materi gelap sejak kepunahan dinosaurus
65 juta tahun lalu.
Apakah kemungkinan matahari bisa melewati cakram materi gelap ini? Badan
Antariksa Eropa dengan Gaia Mission akan mengonfirmasi kebenaran cakram materi
gelap ini. Bila Badan Antariksa Eropa tidak menemukan materi gelap, maka teori baru
ini akan mati.
"Ini adalah mencoba untuk mengubah ide agak gila ini ke dalam ilmu pengetahuan,
dengan mengatakan kami akan membuat prediksi berdasarkan (sains itu). Kami tidak
bilang bahwa kami berpikir ini 100 persen akan menjadi kenyataan," kata Randall.
4
Kenozoikum/neozoikum
Zaman kenozoikum/neozoikum berlangsung sekitar 60 Juta tahun yang lalu.
Zaman ini ditandai dengan keadaan fisik maupun iklim di bumi yang sudah membaik,
zaman ini terdiri atas zaman Tersier dan Kuarter serta merupakan tingkat kehidupan
baru.
Zaman Tersier (65 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya
primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta,
sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan
fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus
berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan
merambat dan rumput. Pada zaman Tersier Kuarter, pemunculan dan kepunahan
hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
Zaman tersier di bagi menjadi 5 masa yaitu :
a
Palosen
Paleosen, "awal fajar masa kini", adalah kala yang berlangsung antara 65,5 0,3
hingga 55,8 0,2 juta tahun yang lalu. Paleosen merupakan kala pertama
dari periode Paleogen di era modern Kenozoikum.
Seperti
halnyaskala
waktu
geologi lainnya, stratum yang menunjukkan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan
jelas, tapi waktu pasti akhirnya tidak terlalu jelas.
Paleosen
dimulai
langsung
setelah kepunahan
massal pada
akhir
periode Kapur yang dikenal dengan namabatas K-T (Kapur - Tersier), yang menandai
punahnya dinosaurus.
Kepunahan
ini
menyebabkan
timbulnya
"baru"
(, kainos)
yang
muncul
pada
kala
ini,
sebelum
33,9
0,1
juta
tahun
yang
lalu
yang
merupakan
kala
kedua
Kala
Awal
awal Oligosen.
pertama.
Akhir
ini
berlangsung
Eosen
Eosen
mulai
ditandai
adalah
akhir
dengan
suatu kepunahan
massal yang disebut Grande Coupure, yang mungkin berhubungan dengan satu atau
lebih bolide (meteor besar) yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay. Seperti
halnya periode geologi lain, stratum yang menentukan awal dan akhir kala ini terdefinisi
dengan jelas, walaupun waktu tepatnya kurang dapat dipastikan.
Nama "Eosen" berasal dari bahasa Yunani eos (fajar) and ceno (baru) dan
merujuk pada "kebangkitan" mamalia modern ("baru") yang muncul pada kala ini.
c
Oligisen
Di kawasan Asia selama pertengahan dari periode Oligosen, lapisan daratan
pada evolusi jenis tumbuhan belukar. Mereka bahkan telah menyebar selama
beberapa juta tahun dan menjadi tumpuan makanan bagi hewan, memberikan
perlindungan bagi hewan kecil, dan telah menstabilkan tanah hingga mengurangi
erosi. Jenis rerumputan dan belukar tersebut memiliki serat yang tinggi dan rendah
protein akan tetapi harus dikonsumsi dalam jumlah besar agar bisa mendapatkan
nutrisi yang cukup.
d Miosen
Pada periode Miosen ini suhu Bumi belum begitu hangat dan hampir
mempunyai kemiripan dengan periode Oligosen dan periode Pliosen. Periode Miosen
bahkanmembuat Antartika dan Amerika Selatan bersatu. Tasmania dan Antartika telah
menyediakan jalur masuk arus air dingin (circumpolar).
Fenomena circumpolar secara signifikan telah mengurangi percampuran air
tropis yang hangat dengan air dingin kutub, kemudian menyebabkan terbentuknya
lapisan es abadi di kutub Antartika.
Pliosen
Pliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332
hingga 1,806 juta tahun yang lalu. Kala ini merupakan kala kedua pada periode Neogen
di era Kenozoikum. Pliosen berlangsung setelah Miosen dan diikuti oleh kala
Pleistosen. Namanya diberikan oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa
Yunani (pleion, "lebih") dan (kainos, "baru") dan kurang lebih berarti
"kelanjutan dari sekarang", merujuk pada fauna laut moluska yang relatif modern yang
hidup pada zaman ini. Seperti periode geologi lain yang lebih tua, stratum geologi yang
menentukan awal dan akhir teridentifikasi, tapi waktu pasti awal dan akhir kala ini agak
tak pasti. Batas yang menentukan kemunculan Pliosen tidak ditentukan oleh suatu
peristiwa tertentu melainkan hanya berupa batas semu antara Miosen yang lebih hangat
dan Pliosen yang relatif lebih sejuk. Batas akhir awalnya ditentukan pada awal glasiasi
Pleistosen, tapi belakangan dianggap terlalu lama. Banyak geologis berpendapat bahwa
pembagian yang lebih luas antara Paleogen dan Neogen lebih berguna. Pleistosen
adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 1.808.000 hingga
11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani (pleistos,
"paling") dan (kainos, "baru"). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti oleh
Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen
berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi.
Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan
beberapa tahap fauna.
Kala plistosen
Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara
1.808.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani
(pleistos, "paling") dan (kainos, "baru"). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti
oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen
berhubungan
dengan
akhir Zaman
Paleolitikum yang
dikenal
dalam arkeologi.
Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan
beberapa tahap fauna. Plestosen awalnya dikenal dengan diluvium, yakni formasi
sekarang (holosen atau aluvium); bermula dari 1.750.000 tahun lalu dan berakhir sampai
10000 tahun lalu. kala pertama dalam zaman kuarter, dibawah satuan waktu geologi ini
terdapat kala pliosen, dan diatasnya kala holosen. Pada kala plestosen bumi mengalami
beberapa zaman es. Kala ini menyaksikan kelahiran homo sapiens yang pertama dan
kepunahan berbagai jenis yang mendahuluinya, seperti pithecanthropus erectus. Di
pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, kala ini dicirikan dengan kegiatan
gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang. Dari masa ini juga dikenal
sebagai megaloceros (rusa
besar),coelodonta
antiquitatis (badak
berbulu
wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (beruang yang hidup dalam
gua), smilodon (semacam kucing besar), rusa kutub,bison, dll.
b
Kala holosen
Holosen adalah kala dalam skala
sekitagr
10.000 tahun
radiokgllarbon,
waktu
atau
geologli yang
kurang
berlangsung
lebih
11.430
mulai
130
tahun kalender yang lalu (antara 956y0 hingga 9300 SM). Holosen adalah kala keempat
dan terakhir dari periode Neogen. Namanya berasal dari bahasa Yunani ("holos")
yang rarti keseluruhan dan ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir. Kala ini
kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium".pada kala holosen sebagian besar es di
kutub sudah mulai lenyap sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di
daerah paparan sunda dan paparan sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi.
Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan
muncullah manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia sekarang
DAFTAR PUSTKA
Ilmusosial.net/zaman-prakambium.html. diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
https://theatheorfmyself.wordpress/2011/12/19/masa paleozoikum diakses pada tanggal
5 oktober 2016.
https://theotheorfmyself.wordpress.com/2012/01/28/masa-paleozoikum-zaman-silur/
diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
https://thetheofmyself.wordpress.com/2012/02/16/zaman-paleozoikum-zaman-devonsifat-batuan. Diakses pada tanggal 5 oktober 2016
https://www.scribd.com/doc/217388253/zaman-karbon diakses pada tanggal 5 oktober
2016.
Ilmusosial.net/kehidupan-pada-massa-perm.html. diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
http://seniorhighzone.blogspot.co.id/2010/01/zaman-kuarter-zaman-keempat-padazaman.html diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
http://ilmusosial.net/pembagian-zaman-neozoikum.html diakses pada tanggal 5 oktober
2016.
http://mobile.fourlook.com/post/5-teori-yang-menyatakan-penyebab-punahnyadinosaurus-24565.html diakses pada tanggal 5 oktober 2016.
http://syajarra.blogspot.co.id/2009/11/mesozoikum.html diakses pada tanggal 5 oktober
2016.