Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai
kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian
masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap
bangsa itu sendiri.
1.
2.
3.
4.
Demikian juga ketika kita berbicara tentang nasionalisme. Nasionalisme merupakan jiwa
bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme
bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman
ini. Ciri-ciri nasionalisme di atas dapat ditangkap dalam beberapa definisi nasionalisme
sebagai berikut :
Nasionalisme ialah cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.
Nasionalisme ialah suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise
bangsa.
Nasionalisme ialah suatu kebaktian mistis terhadap organisme sosial yang kabur, kadangkadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai bangsa atau Volk yang kesatuannya lebih
unggul daripada bagian-bagiannya.
Nasionalisme adalah dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk bangsa
dan bangsa demi bangsa itu sendiri.
NASIONALISME INDONESIA
Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia
untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Sejak abad 19 dan abad 20
muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia.
1. Faktor-Faktor Nasionalisme Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
a. Faktor dari dalam (internal)
1. Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir,
dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi
Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan
pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu
menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan
karena maritimnya yang kuat.
2. Bersatunya negara-negara Asia dan Afrika sejak zaman dahulu kala
Faktor yang mendorong rasa nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan
itu sudah dimiliki sejak zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama
perdagangan yang telah saling melengkapi antara suku produsen benda yang berlainan
(sehingga terjadi pertukaran tanpa adanya keserakahan seperti yang dilakukan bangsa barat).
Mereka saling menghormati dan menjaga. Namun kedatangan bangsa barat yang menjajah
mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang
imperialisme barat.
3. Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan
pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang
untuk melawan penjajahan.
4. Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
a. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi
masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi
manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
b. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi
asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
c. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan
mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing
di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
b. Faktor dari luar (eksternal)
1. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan
Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa
kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia
melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan
Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit
melawan bangsa asing di negerinya.
4.
Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri
sendiri.
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore.
e.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
sekedar dikenal saja tetapi mereka dianggap memiliki kepekaan yang tinggi. Sebab selain
memperoleh pelajaran di kelas mereka akan membentuk kelompok kecil untuk saling
bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai negara Indonesia melalui diskusi
bersama. Meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda tetapi mereka merasa senasip
sepenanggunagan untuk mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan
moral, peneterasi budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka
membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka
membentu organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha
menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa nasionalisme,
menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi kepentingan nasional
daripada kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi
pergerakan nasional tersebut mereka melakukan gerakan untuk melawan penjajahan yang
selanjutnya membawa Indonesia pada kemerdekaan.
Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia meskipun keberadaannya
sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi pelopor pergerakan
nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuangan melawan penjajah dan memperoleh
kemerdekaan.
b. Golongan Profesional
Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru, dan
dokter. Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya. Golongan
profesional ini lebih banyak ada dan mengembangkan profesinya didaerah perkotaan.
Golongan profesional pada masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat,
sehingga mereka dapat mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu. Sehingga
golongan ini dapat menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah
kolonial Belanda.
1. Peran Guru
a.
Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari keterbelakangan.
b. Guru memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui
lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh pemerintah
kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia.
c. Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme
yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah
kolonial Belanda.
d. Guru telah membangun dan membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia.
e. Guru telah mendidik dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam
memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.
f. Orang-orang pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasiorganisasi modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh
kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan
langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya membebaskan
bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.
Bagi guru tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada, di
sekolah tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk
mencapai kemerdekaannya.
Contoh lembaga pendidikan yang ada, yaitu :
1. Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
2. Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan
Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar
dunia. Di tangan gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada guru
maka mungkin Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
2. Peran Dokter
1. Pada masa kolonial dokter memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat.
2. Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui
penyakit yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat
Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia adalah akibat
dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.
3. Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui perjuangan dengan membentuk wadah
organisasi yang bersifat sosial dan budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20
Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr.
Gunawan Mangunkusumo.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
Golongan Pers
Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan pers
dapat dilihat dalam bentuk surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar
hanya digunakan untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari
masyarakat pribumi maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi menggunakan
bahasa Melayu. Peran media :
Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut ternyata
dimuat isu-isu mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak
langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat Indonesia.
Melalui Surat kabar/ majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu memperluas pengetahuan
bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat (opini) umum.
Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan di surat kabar dan media
masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan kritis pembaca yang dapat
membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa Indonesia.
Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling potensial untuk memuat berita,
wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat kabar), bahkan ide dan pemikiran secara
struktural dapat dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan dikontrol ketat oleh pemerintah
kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan segala
sesuatu yang dikehendaki dan diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa
diinformasikan kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih memihak pada
pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai peranan yang sangat
penting bahkan organisasi pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendirisendiri, seperti Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het
Tiidsriff dan De
Expres (Indische
Partij), Indonesia
Merdeka (Perhimpunan
Indonesia), Soeloeh Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat(Partindo), Daulah Rajat (PNI
Baru)
Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi salah satu sarana untuk
menyampaikan bentuk-bentuk perjuangan kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan
memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat ketika
secara resmi Budi Utomo (Perpanjangan tangan Belanda) diakui oleh Pemerintah Belanda
pada tahun 1908. Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai
sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi utomo berdiri
organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki
situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo,
Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
2. Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische
Partij dan Gerakan Pemuda.
3. Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai
kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama
dengan penjajah). Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan
Indonesia, PKI, PNI.
4. Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh
pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga
organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan
pemerintah Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah
Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan
dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di
Indonesia. Nasionalisme adalah rasa luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, cerminan dari
komitmen yang pernah diikrarkan berpuluh-puluh tahun lampau, bertolak dari rasa
persaudaraan, senasib sepenanggungan.
Nasionalisme India
Mahatma Gandhi
a. Pemberontakan Sepoy
Sampai awal abad ke-19, sebagian besar wilayah India telah jatuh ke tangan Inggris.
Eksploitasi Inggris telah menimbulkan kesengsaraan dan kebencian rakyat India terhadap
Inggris. Dengan diprakarasi oleh para prajurit India yang masuk dinas militer Inggris (tentara
Sepoy) meletuslah suatu pemberontakan yang dikenal sebagai Pemberontakan Sepoy.
Pemberontakan Sepoy membawa akibat sebagai berikut.
1. Lenyapnya Dinasti Moghul sebab Sultan Bahadur Syah, Raja Moghul terakhir ditangkap dan
dibuang ke Rangoon hingga meninggal di sana.
2. East India Company (EIC) dibubarkan. Selanjutnya sejak tanggal 1 November 1858 secara
resmi India diambil alih oleh pemerintah Inggris.
3. Rakyat India sadar bahwa gerakan militer tersebut dilaksanakan secara tergesa-gesa. Di
samping itu, mereka juga sadar bahwa Inggris tidak mungkin dapat diusir dengan kekerasan
senjata. Oleh karena itu, jalan yang ditempuh adalah dengan membentuk organisasi politik
dan perkumpulan agama. Pada tahun 1885 berdirilah All Indian National Congres sebagai
organisasi politik yang pertama di India.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
Santineketan
Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air, cinta bangsa, dan cinta
kebudayaan India. Tokohnya adalah Rabindranath Tagore.
Kongres (All Indian National Congres) 1885.
Kongres pada dasarnya merupakan majelis rakyat di mana duduk para wakil rakyat India dari
berbagai golongan yang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan India lepas dari belenggu
penjajahan Inggris. Berdirinya Kongres tahun 1885 ini atas inisiatif Allan Octavian Home
(seorang Inggris kelahiran Skotlandia) yang simpati terhadap perjuangan rakyat India.
Partai Kongres di bawah pimpinan W.C. Bannerji dalam perkembangannya banyak program
dan kegiatannya yang didominasi oleh golongan Hindu. Bahkan, dari pihak Hindu yang
ekstrim menyatakan semboyan "India untuk Hindu" (India adalah Hindu). Itulah sebabnya
para tokoh Islam yang aspirasi kelompoknya tidak mendapat tempat yang wajar dalam
Kongres memisahkan diri.Pada tahun 1907 dalam Kongres sendiri terdapat dua aliran, yakni:
Aliran Moderat, yang puas dengan tuntutan swaraj atau home rule. Artinya menuntut
pemerintahan sendiri dalam lingkungan kerajaan Inggris. Tokohnya W.C. Bannerji dan
Motilal Nehru.
Aliran Ekstrim (radikal) yang menuntut kemerdekaan penuh (purna swaraj) dengan tokohnya
Tilak dan Jawaharlal Nehru.
Liga Muslim (Muslim League) 1906.
Pada 1906 kelompok muslim keluar dari Kongres dan mendirikan partai tersendiri, yakni
Liga Muslim (Muslim League) dengan tokoh-tokohnya Moh. Ali Jinnah, Liquat Ali Khan,
dan Aga Khan.
Ajaran Mahadma Gandhi
Mahadma Gandhi yang ditetapkan sebagai Bapak Kemerdekaan India dilahirkan pada tahun
1869 di Gujarat dengan nama kecilnyanya Mohandas Karamchand Gandhi. Sebagai tokoh
Kongres beliau menjiwai perjuangan Kongres dengan ajaran-ajarannya sebagai berikut:
Ahisma, artinya melawan musuh tanpa kekerasan fisik.
Hartal, artinya pemogokan, tidak melakukan pekerjaan sebagai protes
terhadap peraturan yang tidak adil atau tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang
menyedihkan.
Satyagraha, tetap setia kepada kebenaran dan menolak bekerja sama dengan Inggris; karena
Inggris salah sedangkan India berdiri di atas kebenaran. Jadi, satyagraha berarti
noncooperation.
Swadesi, artinya hidup dengan usaha sendiri. Gerakan ini menganjurkan agar bangsa India
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil usahanya sendiri. Akibat senjata ini tampak
adanya pemboikotan terhadap barang-barang buatan Inggris, dan ditekankan pada
penggunaan barang-barang buatan sendiri.
Dengan gerakan ini ternyata mampu meningkatkan perekonomian bangsa India. Sebaliknya,
merupakan pukulan bagi ekspor Inggris ke India. Sebagai tanda penghormatan pada swadesi
maka gambar roda pemintal tertera pada bendera kebangsaan India yang mulai berkibar
pada tanggal 15 Agustus 1947.
Nasionalisme Mesir
a. Krisis Keuangan Mesir
Sejak dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, negara-negara Barat terutama Inggris
dan Prancis saling berlomba memperebutkan pengaruhnya di Mesir. Pengaruh
kekuasaan Inggris makin kuat mulai tahun 1875, yakni saat Khedive Ismail (18631879)
membutuhkan uang sehubungan dengan krisisnya keuangan Mesir. Khedive Ismail kemudian
menjual sebagian besar saham Mersir pada Terusan Suez kepada Inggris.
Di samping itu, Mesir juga meminjam uang dari Inggris dan Prancis. Mesir karena tidak
dapat membayar hutang-hutangnya maka Inggris dan Prancis masuk ke Mesir dan memberesi
hutang-hutangnya. Dengan demikian, sejak tahun 1876, Inggris dan Prancis telah ikut campur
dalam pemerintahan di Mesir.
Adanya campur tangan Inggris dan Prancis dalam pemerintahan, khususnya pada sahamsaham Terusan Suez menimbulkan kekecewaan yang kemudian muncul perlawanan rakyat.
Kebangkitan nasional Mesir ditandai dengan adanya pemberontakan Arabi Pasha (1881
1882). Mulamula gerakan ini antiorang asing (Inggris, Prancis dan Turki), tetapi akhirnya
menjadi gerakan untuk menuntut perubahan sistem pemerintahan. Gerakan Arabi ini timbul
karena pengaruh Jamaluddin al Afghani yang ketika itu mengajar di Mesir. Perlawanan rakyat
yang dipimpin oleh Arabi Pasha ini sangat membahayakan kedudukan Inggris dan Prancis di
Mesir. Inggris akhirnya bertindak dan berhasil menumpas pemberontakan Arabi Pasha.
b. Timbulnya Nasionalime Mesir
Mesir termasuk negara Arab sehingga bangkitnya nasionalisme Mesir merupakan hal yang
sama dengan bangkitnya nasionalisme Arab. Adapun sebab-sebab timbulnya nasionalisme
Mesir adalah sebagai berikut.
1. Adanya gerakan Wahabi, semula merupakan gerakan agama yang kemudian memberontak
pemerintahan Turki. Dengan demikian, secara politik membangkitkan tumbuhnya
nasionalisme Mesir.
2. Adanya pengaruh Revolusi Prancis. Ketika Napoleon Bonaparte mendarat di Mesir, ia juga
membawa suara Revolusi Prancis yang kemudian menimbulkan paham liberal dan
nasionalisme Mesir.
3. Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
4. Adanya Gerakan Pan Arab, yang dirintis oleh Amir Chetib Arslan dengan yang
menganjurkan persatuan semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan
bangsanya.
Sekalipun pemberontakan Arabi Pasha berhasil dipadamkan, namun cita-cita perjuangan
Arabi Pasha merupakan sumber aspirasi semangat nasionalisme bangsa Mesir. Hal ini
terbukti pada tanggal 7 Desember 1907 telah diadakan kongres nasional yang pertama di
bawah pimpinan Mustafa Kamil. Tujuannya adalah pembangunan Mesir secara liberal untuk
mencapai kemerdekaan penuh. Pemerintah Mesir yang dipengaruhi oleh Inggris berusaha
untuk menindas gerakan ini, akan tetapi gerakan nasional ini tetap hidup dan makin kuat
bahkan kemudian menjelma menjadi Partai Wafd (Utusan) di bawah pimpinan Saad Zaghlul
Pasha.
Ketika Perang Dunia I selesai, Partai Wafd menuntut Mesir sebagai negara merdeka dan ikut
serta dalam konferensi perdamaian di Prancis. Inggris menolak, bahkan mengasingkan
Zaghlul Pasha ke Malta. Pada tahun 1919 di Mesir timbul pemberontakan dan Zaghlul Pasha
dibebaskan kembali.
Kaum nasionalise Mesir menuntut kemerdekaan penuh. Pemberontakan berkobar lagi,
Zaghlul Pasha ditangkap lagi dan diasigkan ke Gibraltar. Inggris yang tidak dapat menekan
nasionalisme Mesir, terpaksa mengeluarkan Pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration)
pada tanggal 28 Februari 1922.
1. Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir.
2. Inggris berhak atas empat masalah pokok,seperti berikut:
a.
b.
c.
d.