Anda di halaman 1dari 5

BIOMEKANIKA

Mekanika merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang membahas tentang
deskripsi geometri pergerakan benda, gaya yang bekerja pada benda baik benda dalam
keadaan diam maupun dalam keadaan bergerak.
Dalam mekanika kita akan menjumpai besaran besaran pokok fisika antara lain,
besaran massa (satuan kg) yang merupakan inersia dari suatu benda, besaran panjang
(satuan meter-m), besaran waktu (detik (dt) atau sekon (s)). Disamping itu dijumpai
besaran turunan, yaitu besaran yang mengandung besaran-besaran pokok seperti
volume, gaya, percepatan, kecepatan dan sebagainya.
Biomekanika merupakan aplikasi mekanika dalam bidang biologi dan
kedokteran. Tiga hukum dasar dalam biomekanika tidak lain dikenal sebagai hukum I,
II, III Newton yang dirumuskan oleh Isaac Newton.
Hukum I Newton, mengungkapkan tentang hukum inersia (hukum kelembaman),
atau hukum kesetimbangan.
Berdasarkan klasifikasi pergerakan yang dilakukan benda, kesetimbangan
suatu benda disyaratkan sebagai berikut;
Kesetimbangan translasi
F 0 (Jumlah gaya atau resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda adalah nol)
Apabila pada benda bekerja hanya dua buah gaya maka kedua buah gaya memiliki
garis kerja yang sama, dan apabila terdapat lebih dari dua buah gaya maka terdapat
titik potong antara garis-garis kerja masing-masing gaya di suatu titik.
F2

F1

Kesetimbangan rotasi
0 (Jumlah momen gaya (gaya putar) atau
resultan momen gaya yang bekerja pada benda di sembarang titik acuan adalah nol).
Momen gaya atau gaya putar merupakan perkalian dua buah vektor, yaitu gaya dan
lengan gaya atau secara matematis dituliskan sebagai

= l x F = lF sin
dimana
F = gaya yang bekerja pada benda
l = lengan gaya
=+ (rotasi berlawanan arah jarum jam)
= - (rotasi searah jarum jam)

l
0

apabila sudut yang dibentuk 900 maka besarnya momen = lF

F1

Hukum II Newton, menjelaskan bahwa laju perubahan momentum dari suatu benda
bergantung secara proporsional pada gaya yang bekerja pada benda dan searah dengan
gaya tersebut.
d (mv )
dp
dm
F=
=
= m.a + v
dt
dt
dt
dimana
p = mv adalah momentum linier (m, massa benda (kg) dan v kecepatan
pergerakan benda (m/s))
a = percepatan pergerakan benda (m/s2)
F = gaya yang bekerja pada benda (Newton, N)
Hukum kedua di atas juga diungkapkan sebagai berikut : apabila pada benda bekerja
gaya eksternal atau resultan gaya yang bekerja pada benda tidak nol, maka benda akan
bergerak dengan percepatan yang searah dengan gaya tersebut. Secara matematis
hubungan tersebut dituliskan dalam bentuk
F = m . a

(dimana massa benda m konstan atau

dm
= 0)
dt

Hukum kedua ini mengungkapkan bahwa apabila kesetimbangan yang disyaratkan


pada benda tidak terpenuhi, baik itu kesetimbangan translasi/pergeseran atau
kesetimbangan rotasi/perputaran, maka benda kan mengalami pergerakan baik dal
bentuk pergeseran atau perputaran. Untuk pergerakan perputaran, persamaan
pergerakan benda dituliskan dalam bentuk
=

dL
dt

atau
= I .
dimana
L = momentum sudut benda (mvr)
I = momen inersia benda (I = mr2)
= percepatan sudut yang dialami benda (rad/s2)
Hukum III Newton, mengungkapkan bahwa untuk setiap aksi selalu terdapat reaksi
yang sebanding dan berlawanan arah; ketika suatu benda melakukan gaya pada benda
kedua, benda kedua juga melakukan gaya yang sebanding dan berlawanan arah
dengan benda pertama.
Gaya (Force = F)
Pada uraian-uraian sebelumnya kita selalu menjumpai suatu besaran yang
disebut gaya. Apakah sebenarnya gaya itu ?
Gaya secara sederhana didefinisikan sebagai dorongan atau tarikan yang dilakukan
pada benda. Gaya juga menyatakan hubungan atau interaksi yang dialami oleh dua
benda atau lebih, yang dapay diketahui pada gaya Coulomb, gaya magnet, atau gaya
gravitasi.

Gaya yang bekerja pada benda dapat diklasifikasikan dari simbol gaya tersebut, antara
lain:
- F (force) menyatakan gaya eksternal yang bekerja pada benda
- W (weigh) menyatakan gaya gravitasi bumi atau berat benda; W = m.g dimana g
adalah percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s2.
- N (Normal) menyatakan gaya normal pada benda, yang tegak lurus permukaan
benda
- f (friction) menyatakan gaya gesekan yang dialami benda; f =N dimana
koefisien gesekan dan N gaya normal
Gaya merupakan besaran vektor (memepunyai nilai dan arah). Satuan yang digunakan
untuk besaran gaya adalah Newton (N) atau kg.m/s2 untuk satuan SI atau MKS,
sedangkan untuk satuan cgs digunakan dyne atau gr.cm/s 2 dimana 1 dyne = 10-5 N.
Disamping itu terdapat satuan Inggris untuk gaya yaitu lb (pound) = 4,448 N
Gaya Pada Tubuh Dalam Keadaan Statis
Tinjauan gaya yang bekerja pada tubuh manusia dibedakan berdasarkan
keadaan tubuh manusia apakah dalam keadaan diam (statis) atau dalam keadaan
bergerak (dinamis).
Tubuh pada keadaan statis berarti tubuh dikatakan berada dalam kesetimbangan baik
kesetimbangan translasi maupun kesetimbangan rotasi terpenuhi. Untuk memenuhi
keadaan kesetimbangan tersebut, sistem otot dan tulang pada tubuh bekerja sebagai
sistem pengumpil yang diklasifikasikan dalam 3 jenis atau 3 klas.
a. Klas Pertama
W

F
M
b. Klas Kedua
M W

F
c. Klas Ketiga
M

F
W

Keuntungan Mekanis
Keuntungan mekanis aktual (actual mechanical advantage AMA) didefinisikan
sebagai
Gaya beban

AMA = Gaya yang dilakukan =


F
sedangkan
Keuntungan mekanis ideal (ideal mechanical advantage IMA) didefinisikan
lF
lengan gaya
IMA = lengan beban =
lW
Analisa Gaya
Gaya sebagai besaran vektor dimana selain besar atau nilainya, arah gaya juga
berpengaruh dalam analisa gaya-gaya yang bekerja pada benda.
a. Resultan gaya sejajar
R = F 1 + F2
- searah
F1
F2
- berlawanan arah
F1

R = F 2 F1
F2

b. Gaya yang membentuk sudut


Fy

Fx = Proyeksi gaya pada sumbu x = F cos

Fy = Proyeksi gaya pada sumbu y = F sin

Fx
c. Resultan beberapa gaya
Fy1
F2

Fy2
2

Fx2

F1

Fx = Fx1 Fx2
Fy = Fy1 + Fy2
Resultan gaya F =

( Fx ) 2 ( F y ) 2

Sudut Resultan = arctg (


Fx1

Untuk resultan dua buah gaya berikut dapat diperoleh melalui

Fy
Fx

F2
F = F1 2 F2 2 2 F1 F2 cos

F1

Anda mungkin juga menyukai