Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Pada berbagai jenis mesin dan peralatan
yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena itu
akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana
logam melepaskan partikel disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi
keausan yang lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang usia dari
mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami
gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra. Untuk mengetahui perlakuan yang harus
dilakukan terhadap minyak tersebut, sebab ada hubungannya dengan indikasi sifat
pemompaan dan kemampuan alir pada suhu rendah. Perlu adanya penelitian untuk
mengetahui pour point dari setiap pelumas.
Definisi pour point menurut uji Standart ASTM (American Standart Test for
Materials), yaitu temperatur terendah di mana minyak masih dalam keadaan cair ketika
didinginkan. Pour Point dari bahan bakar dinyatakan sebagai kelipatan 5 oF (3oC) dimana
bahan bakar diamati mengalir apabila bahan bakar didinginkan dan diperiksa pada kondisi
tertentu. Dibawah temperatur pour point ini bahan bakar sudah tidak dapat mengalir lagi
atau membeku karena adanya kandungan lilin (wax) (Harris, 1986).
Percobaan Pour Point dilakukan dimana bahan bakar dipanaskan pada temperatur
o
115 C untuk melarutakan semua lilin (wax) didalam bahan bakar, dan didingikan pada
temperatur 90oF sebelum percobaan dilakukan . Campuran pendingin disebarkan pada 15oF
sampai 30oF dibawah Pour Point yang diperkirakan. Pada setiap penurunan 50F tabung uji
diangkat secara hati-hati dari penangas pendingin yang dilapisi gasket di dalamnya, lalu
tabung tersebut diletakkan mendatar untuk mengetahui apakah bahan bakar mengalir. Jika
tidak mengalir, maka dinyatakan bahan bakar tersebut telah membeku. Temperature saat itu
disebut dengan titik beku (freezing point). Pour Point dapat diketahui 5oF (3oF) di atas titik
beku (Ahadiat, 1987).
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan pour point adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengukur nilai pour point pada sampel berdasarkan metode ASTM
D97-05?
2. Bagaimana cara mengetahui klasifikasi bahan bakar atau pelumas berdasarkan nilai
pour point?

I-1

BAB 1 PENDAHULUAN
I.3 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan dari praktikum pour point adalah :
1 Untuk mengetahui cara mengukur nilai pour point pada sampel berdasarkan metode
ASTM D97-05.
2 Untuk mengetahui klasifikasi bahan bakar atau pelumas berdasarkan nilai pour point.

Laboratorium Teknik
Pembakaran
Program Studi D3 Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh

I-2

Anda mungkin juga menyukai