Disusun oleh:
Kelompok 6
Apriliya Dani Eka Susanti S.Kep
131613143012
131613143016
131613143050
131613143062
131613143079
131613143109
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan keperawatan pada pasien dengan katarak di Ruang bedah
Melati (Mata), yang telah dilaksanakan mulai tanggal 5 September sampai 16
September 2016 dalam rangka pelaksanaan profesi Keperawatan Dasar
Telah disetujui untuk melaksanakan seminar Profesi Keperawatan dasar.
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
Mengetahui,
Kepala Ruangan Bedah Melati (Mata)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Cover
i
Lembar Pengesahan .................................................................................................... ii
Daftar isi
iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Umum ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan Khusus ...................................................................................... 3
BAB 2 RESUME KASUS ........................................................................................ 4
2.1 Definisi Katarak .................................................................................... 4
2.2 Klasifikasi Katarak ............................................................................... 4
2.3 Etiologi Katarak ................................................................................... 7
2.4 Patofisiologi Katarak ............................................................................ 7
2.5 WOC (Web Of Caution) Katarak ......................................................... 8
2.6 Manifestasi Klinis Katarak ................................................................... 8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik Katarak ......................................................... 9
2.8 Tatalaksana Katarak ........................................................................... 11
2.9 Pencegahan katarak ............................................................................ 12
2.10 Prognosis Katarak................................................................................ 13
2.11 Asuhan Keperawatan Teori ............................................................... 13
2.12 Asuhan Keperawatan Kasus ............................................................... 23
BAB 3 PEMBAHASAN ......................................................................................... 44
BAB 4 PENUTUP .................................................................................................. 47
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 48
Lampiran ................................................................................................................. 49
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan peran perawat sebagai care giver, counsellor, educator dan,
change agent. Seorang perawat harus memiliki pengetahuan dan keahlian dalam
merawat pasien dengan penyakit katarak dan sehingga dapat melakukan asuhan
keperawatan yang efektif dan efisien yang akan berpengaruh pada status
penderita katarak menjadi lebih baik. Kebutuhan dasar manusia menjadi hal
yang sangat penting untuk dipenuhi oleh pasien. Kebutuhan dasar manusia
merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut
Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan,
cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar
manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Dan beberapa
kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya. Oleh
karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya.
Kebutuhan dasar manusia seperti makan ,air, keamanan dan cinta merupakan
hal yang penting bagi manusia. Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar
manusia tersebut dapat digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan
dasar manusia dalam mengaplikasikan ilmu keperawatan di dunia kesehatan.
walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap
orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. &esarnya kebutuhan
dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang
sehat-sakit. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah sebuah
teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hunbungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini,
beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dari pada kebutuhan lainnya, oleh
karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain.
Misalnya, orang yang lapar akan lebih mencari makanan daripada melakukan
aktivitas untuk meningkatkan harga diri. Oleh karena itu, upaya yang harus
dilakukan oleh perawat adalah memberikan asuhan kperawatan pada pasien
gangguan penglihatan secara komprehensif tidak hanya fokus pada masalah
BAB 2
RESUME KASUS
Katarak kongenital
Katarak congenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera
setelah lahir dan bayi berusia 1 tahun. Katarak ini dapat terjadi karena
kesalahan metabolism bawaan, infeksi rubella ibu pada trisemester
pertama, anomali kongenital, dan penyebab genetik yang biasanya
dominan autosomal.
2.
Katarak juvenil
Katarak yang terjadi pada anak muda, usia 1-40 tahun. Katarak juvenil
biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital. Prevalensi pada negara
berkembang sekitar 2-4 tiap 10.000 kelahiran hidup. Katarak juvenil
biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik atau metabolik dan
penyakit lainnya seperti (Mutiarasari, 2011):
1) Katarak metabolik
(1) Katarak diabetik dan galaktosemik (gula)
(2) Katarak hipokalsemik (tetanik)
(3) Katarak defisiensi gizi
(4) Katarak
aminoasiduria
(termasuk
sindrom
Lowe
dan
homosistinuria)
(5) Penyakit Wilson
(6) Katarak berhubungan dengan kelainan metabolic lain
2) Otot
Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
3) Katarak traumatik
4) Katarak komplikata
1) Kelainan
kongenital
dan
herediter
(siklopia,
koloboma,
6) Katarak radiasi
Gejala katarak juvenil:
1) Berupa pandangan kabur
2) Silau
3) Penurunan tajam penglihatan
4) Bayangan ganda
5) Selain itu kadang dapat ditemukan gejala awal seperti diplopia
monokular
3.
Katarak presenil
Katarak yang terjadi pada usia 40-50 tahun.
4.
Katarak senil
Katarak yang terjadi setelah usia 50tahun akibat adanya perubahan kimia
protein lensa pada pasien lansia, terdapat 4 stadium dalam katarak senil
(Ilyas, 2004).
Tabel 1. Stadium pada katarak senil
Insipien Imatur
Matur
Hipermatur
Kekeruhan
Ringan Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan Lensa
Berkurang
Iris
Normal Terdorong
Normal
Tremulans
Normal
Dalam
Normal Sempit
Normal
Terbuka
Shadow test
(-)
(+)
(-)
+/-
Visus
(+)
<
<<
<<<
Penyulit
(-)
Glaukoma
(-)
Uveitis+glaucoma
Katarak yang paling banyak terjadi, lokasinya terletak pada nucleus atau
bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan.
2. Katarak kortikal
Katarak yang biasanya terjadi pada korteks. Mulai dari kekeruhan putih
dari tepi lensa dan berjalan ke tengah sehingga mengganggu penglihatan.
Banyak terjadi pada penderita DM.
3. Katarak subkapsular
Mulai dengan kekeruhan kecil di bawah kapsul lensa. Tepat pada layar
jalan sinar masuk. DM, renitis pigmentosa, dan pemakaian kotikosteroid
dalam jangka waktu yang panjang dapat mencetuskan kelainan ini.
Biasanya dapat terlihat pada kedua mata.
yang baru diproduksi pada korteks, serat lensa ditekan menuju sentral. Seratserat lensa yang padat, lama-lama menyebabkan hilangnya transparansi lensa
yang tidak terasa nyeri dan sering bilateral.
Selain itu, penyebab-penyebab katarak tersebut menyebabkan gangguan
metabolism pada lensa mata. Dimana gangguan metabolism ini menyebabkan
perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam lensa yang pada
akhirnya memyebabkan kekeruhan pada lensa. Kekeruhan tersebut dapat
berkembang di berbagai bagaian lensa maupun kapsulnya. Pada gangguan ini,
sinar yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang mengalami
kekeruhan atau buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang sampai
pada
retina.
Sehingga
berakibat
otak
menginterpretasikan
sebagai
2.5. WOC
Terlampir
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan
seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Gangguan penglihatan bisa berupa
a. Peka terhadap sinar atau cahaya.
b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
c. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
3. Kesulitan melihat pada malam hari.
4. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan
mata.
5. Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari ).
Gejala lainya adalah :
1. Sering berganti kaca mata.
2. Penglihatan sering pada salah satu mata. Kadang katarak menyebabkan
pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata ( glukoma )
yang bisa menimbulkan rasa nyeri.
10
11
2.
Pengobatan
dan
bromfenak.
3.
Pembedahan
1)
2)
3)
Fakoemulsifikasi
Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru
dimana menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan
nucleus sehingga material nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui
insisi 3 mm. Operasi katarak ini dijalankan dengan cukup dengan
bius lokal atau menggunakan tetes mata anti nyeri pada kornea (selaput
bening mata), dan bahkan tanpa menjalani rawat inap. Sayatan sangat
minimal, sekitar 2,7 mm. Lensa mata yang keruh dihancurkan
(Emulsifikasi) kemudian disedot (fakum) dan diganti dengan lensa
buatan yang telah diukur kekuatan lensanya dan ditanam secara
permanen. Teknik bedah katarak dengan sayatan kecil ini hanya
memerlukan waktu 10 menit disertai waktu pemulihan yang lebih
cepat.
12
2.10 Prognosis
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi
sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada
bedah katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa
komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi
menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis
pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
14
2) Analisa Data
Pre-operasi
No
Data
.
1.
DS:
-Klien
menengeluh
mata terasa seperti
berkabut
-Klien
mengeluh
pengelihatan menjadi
kurang tajam
2.
3.
DO:
-Lensa mata keruh
DS:
-Klien mengeluh takut
dengan operasi yang
akan dilakukan
DO:
-Klien tampak gelisah,
wajah tegang, panic,
dan tangan meremasremas
DS:
Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
DO:
Wajah klien
bingung
terlihat
Post-operasi
No
Data
.
1.
DS:
-Klien
menengeluh
mata kanan sakit
2.
DO:
P: Nyeri
Q: tumpul
R: mata
S: 1-10
T: terus-menerus
DS:-
Etiologi
Katarak
Masalah
Keperawatan
Resiko
jatuh
(00155)
Ansietas
(00126)
Kurang
pengetahuan
(00126)
Kurang pengetahuan
Etiologi
Katarak
Masalah
Keperawatan
Nyeri
akut
(00132)
Pembedahan
Diskontinuitas
jaringan
Nyeri akut
Katarak
15
Risiko infeksi
(00004)
DO:
-Konjungtiva hiperemi
-Palpebra edema
-Suhu > 37,5C
Pembedahan
Terbentuknya port de
entry bakteri
Risiko infeksi
3) Diagnosa keperawatan
Pre operasi
1) Resiko jatuh (00155) berhubungan dengan penurunan ketajaman
pengelihatan
2) Kecemasan (00146) berhubungan dengan pembedahan yang akan
dialami
3) Kurang pengetahuan (00126) berhubungan dengan kurangnya
informasi
Post operasi
1) Nyeri akut (00132) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
2) Resiko infeksi (00004) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
16
4) Intervensi Keperawatan
Pre-Operasi
DX KEP
RENCANA PERAWATAN
NOC
NIC
berhubungan
dengan
penurunan
ketajaman
penglihatan
dijangkau klien
5. TTV normal(5)
17
Tujuan:
(00146)
berhubungan
dengan
berkurang.
pembedahan
orang tua
yang
dialami
klien
mampu
mengungkapkan
perasaannya (5)
18
3. Menggunakan
teknik
relaksasi
mengenai
pembedahan
yang
akan
yang
mungkin
terjadi,
tanggal
dan
tempat
pembedahan
R/ orang tua paham dengan prosedur pembedahan
sehingga dapat mengurangi kecemasan
6. Instruksikan orang tua klien untuk menggunakan
teknik relaksasi seperti nafas dalam
R/ nafas dalam dapat mengurangi kecemasan
7. Observasi TTV orang tua klien
R/ mengetahui perkembangan kesehatan orang tua
klien
Kurang
pengetahuan
(00126)
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Review pengetahuan klien tentang penyakitnya
1x24 jam klien mengetahui tentang penyakitnya.
komplikasi
yang
dapat
timbul
dari
penyakitnya
R/ klien mengetahui komplikasi yang dapat timbul
dari penyakitnya
20
Post-Operasi
DX KEP
RENCANA PERAWATAN
NOC
Nyeri
NIC
akut Tujuan:
(00132)
berhubungan
dengan
memejamkan mata/tidur
non
farmaka:
dalam
Resiko
Tujuan:
infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Lakukan perawatan mata secara aseptik dan
(00004)
21
berhubungan
dengan
R/ mencegah infeksi
2. Observasi tanda dan gejala infeksi
22
2.12
PENGKAJIAN
1. Identitas
1) Identitas Klien
Nama
: An. E
Nama
: Tn. N
Umur
: 9 tahun
Umur
: 36 tahun
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Banyuwangi
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:-
Suku Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Banyuwangi
Tanggal MRS
: 5-9-2016
Tgl Pengkajian
: 6-9-2016
No.Register
: 1249xxxx
2. Status Kesehatan
1) Status Kesehatan Saat ini
(1) Keluhan Utama:
Saat MRS : Tidak ada keluhan
Saat ini
23
: tidak ada
katarak
(4) Diagnosa medis dan terapi
:-
: Normal
3) Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB dan BAK normal
Saat sakit
6) Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Klien ganti pakaian 2x sehari dan rapi
Saat sakit
24
8) Pola Aman
Sebelum sakit : Klien merasa terlindungi karena tinggal bersama orang
tuanya
Saat sakit
: Sangat kooperatif
4. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Tingkat kesadaran
: Komposmentis
GCS
: 456
2) TTV
25
3) Keadaan fisik
(1) Kepala dan leher
: Normal
(2) Dada
a. Paru
: Normal
b. Jantung
: Normal
: Normal
: Normal
Integumen
: Normal
(7) Ekstremitas
a. Atas
: Normal
b. Bawah : Normal
(8) Neurologis
a. Status mental dan emosi
: Normal
: Normal
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Hasil laboratorium tanggal 6-9-2016:
(1) Na : 124 mMol/L (135-145 mMol/L)
(2) Cl : 99 mMol/L (101-111mMol/L)
(3) Ca : 9,8 mMol/L (3,6-2,62 mMol/L)
(4) Ig M & Ig G Rubella positif
(5) Ig G CMV positif
2) Pemeriksaan mata tanggal 6-9-2016
(1)
Palpebra
: Edema -/-
(2)
Konjungtiva
: hiperemi -/-
(3)
Kornea
: Jernih +/+
(4)
BMD
: Dalam +/+
(5)
Pupil
: Bulat +/+
(6)
Lensa
: Keruh +/+
26
Perubahan kandungan
bahan-bahan lensa
Lensa Keruh
Pre-operasi:
Kecemasan orang tua
(00146)
Katarak Juvenil
Pembedaan
Sinar terhalang
Post-Operasi:
1. Nyeri
akut
(00132)
2. Resiko
infeksi
(00004)
masuk ke lensa
Mengabutkan bayangan
semu yang sampai pada
retina
Penglihatan
Pre-operasi:
Risiko jatuh
(00155)
Otak menginterpretasikan
sebagai pengelihatan
bayangan yang berkabut
27
ANALISA DATA
No
Data
.
1.
DS:
-tidak ada keluhan
DO:
-Lensa mata keruh
-VOD 1/300 VOS 5/5
-TTV:
N=90x/menit
S=37,3C
R=22x/menit
2.
DS:
-Orang
tua
klien
mengeluh takut dengan
operasi yang akan
dilakukan oleh anaknya
DO:
-Orang
tua
klien
tampak gelisah, wajah
tegang
Etiologi
Katarak
Masalah
Keperawatan
Resiko
jatuh
(00155)
28
Ansietas orang
tua (00126)
NO.
TANGGAL/ JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN
Pre-op:
6-9-2016/
10.00 WIB
6-9-2016/
Kecemasan orang tua (00146) berhubungan dengan pembedahan yang akan dialami anak
10.30 WIB
29
HARI/
NO DX
RENCANA PERAWATAN
TGL
Selasa/
6-9-16
NOC
00035
NIC
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Fall Prevention (6490):
1x24 jam klien dapat terhindar dari risiko jatuh.
klien
5. TTV normal(5)
30
00146
Tujuan:
berkurang.
teknik
relaksasi
tua klien
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
untuk
31
32
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO
DX
HARI
TGL/
TINDAKAN KEPERAWATAN
EVALUASI PROSES
EVALUASI
TTD
JAM
Selasa/ Pre-op
00035
6-916/
12.00
12.05
2. Mengiobservasi
7-9-16
lingkungan
12.15
klien
12.30
barang
tidak
mudah
licin,
djangkau
4. Menginstruksikan klien untuk 4. Klien didampingi orang tua klien, klien menggunakan
meminta dampingan keluarga/
12.35
N= 86x/menit
dan lain-lain
S=36,9C
5. Menyediakan
33
RR=18x/menit
07.00
April
yang adekuat
12.40
6. Memastikan
klien
yang pas
VOS=5/5
pas
12.45
7. Observasi TTV
7. N=
86x/menit,
RR=18x/menit
12.55
8. Kolaborasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
+ IOL
00146
nomor 8
6-9-16
7-9-16
13.00
13.10
kedatangan perawat
dengan
1. Orang
kecemasan
perhatian
tua
klien
mengungkapkan kecemasan
klien
tua
mengungkapkan
harapan perawat
orang tua
13.15
07.15
tua
klien
semakin
34
tentang
yang
pembedahan
akan
pada anaknya
dilakukan
Fita
13.30
yang
tua
klien
mempraktikan
nafas
komplikasi
mungkin
dalam
tempat
2. Wajah
terjadi,
akan
dilakukan:
yang
tanggal
dan
dijelaskan
1. Orang
pembedahan
6. Menginstruksikan
13.40
klien
untuk
terlihat
lebih
tenang
orang
menggunakan
nafas dalam
91x/menit
RR=19x/menit
dalam
7. Observasi TTV orangtua klien
13.50
7. TD=130/70
mmHg,
91x/menit, RR=19x/menit
N= A:
Masalah
teratasi
sepenuhnya
P: Hentikan intervensi
35
Pola Bernafas
Normal
36
2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Tingkat kesadaran
: Komposmentis
GCS
: 456
2)
TTV
: N=86x/menit, S=37,4C,
RR=20x/menit
3) Keadaan fisik
(1)
(2)
Dada
: Normal
a.
Paru
: Normal
b.
Jantung
: Normal
(3)
(4)
Abdomen
(5)
Genetalia
(6)
Integumen
(7)
Ekstremitas
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
a.
Atas : Normal
b.
Bawah
: Normal
(8) Neurologis
a.
: Normal
b.
: Normal
c.
Pemeriksaan refleks
: Normal
3. Penatalaksanaan
Operasi: OD disisi osperasi + IOL implant dengan GA tanggal 7 September
2016
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mata tanggal 8 September 2016:
VOD :1/60
VOS : 5/5
37
Palpebra
Edema +/-
Konjungtiva
Hiperemi +/-
Kornea
Jernih +/-
BMO
Dalam +/+
Pupil
Bulat +/+
Lensa
Keruh -/+
5. Terapi
1) Diet TKTP
2) Infus D5 NS 60 cc/jam
3) Parasetamol 4x400 mg intravena
4) Lavofloxacin 1x250mg intravena
5) Dexametason 2 x 500 mg intravena
ANALISA DATA
No
Data
.
1.
DS:
-Klien
menengeluh
mata kanan sakit
2.
DO:
P: Nyeri
Q: tumpul
R: mata
S: 3
T: terus-menerus
DS:DO:
-Konjungtiva hiperemi
-Palpebra edema
-Suhu 37,4C
Etiologi
Katarak
Masalah
Keperawatan
Nyeri
akut
(00132)
Pembedahan
Diskontinuitas
jaringan
Nyeri akut
Katarak
Pembedahan
Terbentuknya port de
entry bakteri
Risiko infeksi
38
Risiko infeksi
(00004)
NO.
TANGGAL/ JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN
Post-op:
7-9-2016/
15.00 WIB
7-9-2016/
15.30 WIB
39
HARI/
NO DX
RENCANA PERAWATAN
TGL
Kamis/
7-9-16
NOC
00132
NIC
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Observasi nyeri secara menyeluruh meliputi kualitas,
1x24 jam klien dapat mengontrol nyeri.
memejamkan mata/tidur
non
farmaka:
dalam
40
Selasa/
7-9-16
00146
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Lakukan perawatan mata secara aseptik dan mengganti
1x24 klien dapat terhindar dari risiko infeksi.
bebat mata
R/ mencegah infeksi
2. Observasi tanda dan gejala infeksi
R/ monitoring kondisi klien untuk pencegahan infeksi
41
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Dx
Hari/
00132
7-9-16
19.00
1. Observasi
Tgl
Evaluasi
Tindakan Keperawatan
nyeri
Evaluasi Proses
TTD
secara 1. P : nyeri
S:
Q : tumpul
R : mata (D)
penyebab nyeri
S:2
O:
T : terus-menerus
1. P : nyeri
O : tumpul
Penyebab: pembedahan
19.10
2. Mengajarkan
teknik
non 2. Klien
menggunakan
teknik
3. Kolaborasi
22.15
4. Anjurkan
parasetamol
4x400mg intravena
klien
untuk 4. Klien
memejamkan
8-9-16
08.00
mata
2. Klien
mendengarkan
musik
untuk
mengurangi nyeri
A : masalah teratasi
sepenuhnya
sambil tiduran.
P : Hentikan intervensi
memejamkan mata/tidur
00004
R : mata (D)
T : kadang-kadang
pemberian 3. Diberikan
analgesik
Rio
S:1
mendengarkan musik
9-9-16
08.00
42
9-9-16
08.30
Sevin
O:
aseptik
bebat mata
08.30
08.35
palpebra
dan
konjungtiva hiperemi
4. Klien
mengerti,
menirukan
edema palpebra
3. Klien
dapat
layanan
dan
5. Membatasi pengunjung
5. Klien
ditunggu
oleh
6. Mempertahankan lingkungan
yang bersih di sekitar klien
12.00
7. Mengobservasi TTV
6. Lingkungan
disekitar
antibiotic
masalah
teratasi
klien sepenuhnya
bersih
7. RR : 78 x/menit
P: Hentikan intervensi
N : 81 x/menit
8. Kolaborasi pemberian
dan
adik,
S : 36,9 C
12.10
kesehata
pemberi
melakukan
mengimplementasikannya
09.00
dan
43
BAB 3
PEMBAHASAN
44
45
tangan sebelum dan sesudah menyentuh klien 2) Melakukan perawatan mata dan
mengganti bebat mata Mengobservasi tanda dan gejala infeksi, 3) Mengajarkan
cara cuci tangan yang benar 4) Membatasi pengunjung 5) Mempertahankan
lingkungan yang bersih di sekitar klien 6) Mengobservasi TTV 7) Kolaborasi
pemberian antibiotik dan 8). Setelah dilakukan intervensi, dilakukan evaluasi
dengan hasil masalah teratasi sepenuhnya.
46
BAB 4
PENUTUP
47
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, A.S, Wahid, A, 2016. Ilmu Keperawatan Dasar, Jakarta: Mitra Wacana
Media.
48
Lampiran
WOC Katarak
Proses degeneratif
Nukleus menebal
dan mengeras
Lapisan korteks lensa
menghasilkan serat
lensa baru
Komprensi Sentral
(serat) lensa
Ukuran dan
Densitas
Trauma
Infeksi virus
rubella dari ibu
pada masa
kehamilan
Perubahan
serabut lensa
Lensa robek
Ketidakseimbangan
penyerapan protein
lensa
Terbentuknya masa
atau bintil putih di
depan pupil
Hilangnya transparansi
Menular ke janin
melalui plasenta
Gangguan
metabolisme pada
lensa mata
Perubahan
kandungan bahanbahan lensa
Lensa Keruh
MK:
Kecemasan
Orang tua (00146)
Katarak
Pembedaan
Sinar terhalang
masuk ke lensa
Kurang informasi
tentang katarak
Penglihatan / buta
MK: Kurang
Pengetahuan
(00126)
49
MK:
Nyeri akut (00132)
Risiko
infeksi
(00004)