Permen No.57-2010
Permen No.57-2010
Mengingat
Menetapkan
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
2.
3.
4.
Pasal 2
Prinsip SPP meliputi:
a. keadilan dan perlindungan pada kepentingan umum;
b. keterpaduan pelayanan perkotaan; dan
c. keberlanjutan.
Pasal 3
SPP bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan
perkotaan bagi masyarakat.
BAB III
STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN
Pasal 4
SPP didasarkan pada:
a. status kawasan perkotaan; dan
b. ukuran kawasan perkotaan.
Pasal 5
(1) Status kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a meliputi:
a. kota otonom;
b. ibukota kabupaten; dan
c. ibukota provinsi.
(2) Ukuran kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b meliputi:
a. kawasan perkotaan besar;
b. kawasan perkotaan sedang; dan
c. kawasan perkotaan kecil.
Pasal 6
(1) Kawasan Perkotaan Besar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a
dengan jumlah penduduk yang dilayani paling sedikit 500.000 (lima ratus ribu) jiwa.
(2) Kawasan Perkotaan Sedang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b
dengan jumlah penduduk yang dilayani lebih dari 100.000 (seratus ribu) jiwa dan kurang
dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa.
(3) Kawasan Perkotaan Kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c
dengan jumlah penduduk yang dilayani paling banyak 100.000 (seratus ribu) jiwa.
Pasal 7
SPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikelompokkan sesuai dengan fungsi kawasan
perkotaan yang terdiri atas:
a. tempat permukiman perkotaan;
b. pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan;
c.
d.
Pasal 8
(1) Tempat permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a terdiri
atas jenis pelayanan:
a. perumahan;
b. air minum;
c. drainase;
d. prasarana jalan lingkungan;
e. persampahan;
f. air limbah;
g. energi;
h. komunikasi dan informasi; dan
i. ruang terbuka hijau.
(2) Pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf b terdiri atas jenis pelayanan:
a. perkantoran pemerintah;
b. pelayanan administrasi kependudukan dan administrasi pertanahan;
c. pelayanan ketenagakerjaan;
d. pelayanan perizinan;
e. sarana pengendalian lingkungan hidup;
f. penanggulangan bencana; dan
g. ketentraman dan ketertiban.
(3) Pelayanan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c terdiri atas jenis
pelayanan:
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pusat pelayanan sosial;
d. rekreasi dan olahraga;
e. sarana peribadatan; dan
f. pemakaman.
(4) Kegiatan ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d terdiri atas jenis
pelayanan:
a. pusat perdagangan dan jasa;
b. pergudangan;
c. ruang untuk sektor informal dan usaha kecil dan menengah;
d. jasa keuangan;
e. pusat informasi daerah;
f. penginapan; dan
g. pelayanan transportasi.
Pasal 9
Uraian jenis pelayanan kawasan perkotaan berdasarkan status dan ukuran kawasan
perkotaan tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri ini.
BAB IV
PENYEDIAAN JENIS PELAYANAN PERKOTAAN
Pasal 10
(1) Penyediaan jenis pelayanan perkotaan sesuai dengan SPP dilakukan oleh pemerintah
dan/atau pemerintah daerah.
(2) Pemerintah daerah dalam menyediakan jenis pelayanan perkotaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah lainnya dan/atau
dunia usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemerintah daerah dalam melaksanakan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) mempertimbangkan efektifitas, efisiensi, dan sinergitas sistem pelayanan regional.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 Nopember 2010
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
GAMAWAN FAUZI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Nopember 2010
MENTERI HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 544
Salinan sesuai dengan aslinya
Plt. KEPALA BIRO HUKUM
ttd
ZUDAN ARIF FAKRULLOH
Pembina (IV/a)
NIP. 19690824 199903 1 001