Analisis Jeje
Analisis Jeje
Glukosa darah
Hemoglobin
Serum albumin
Tes HIV (Tes ini harus disertai dengan konseling orang tua anak)
Elektrolit
D Pemeriksaan Anthropometrik
Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel
standar.
Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam
kilogram)
dibagi
dengan
tinggi
badan
(dalam
meter).
Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
3
Mengukur
ketebalan
lipatan
kulit.
Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan,
sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan
jangka
Lemak
lengkung
dibawah
kulit
banyaknya
(kaliper).
adalah
50%
dari
lemak
tubuh.
Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada
wanita.
4
Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang
tidak berlemak).
Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed. Ke-6, EGC,
Jakarta
Nelson. 2007. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Behrman Kliegman Aevin : EGC.
Rabinowitz SS, Gehri M, Stettler N, Di Paolo ER.2009. Marasmus. eMedicine from WebMD
Available at http://emedicine.medscape.com/article/984496-overview
mengenai sel rodopsin, maka sel tersebut akan terurai. Sel tersebut akan mengumpul lagi pada
cahaya yang gelap. Inilah yang disebut adaptasi rodopsin. Adaptasi ini butuh waktu. Jadi, rabun
senja terjadi karena kegagalan atau kemunduran adaptasi rodopsin.
Pada keadaan marasmus yang menyolok ialah pertumbuhan yang kurang atau terhentidisertai
atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawah kulit. Pada mulanya kelainan demikianmerupakan
suatu proses fisiologis. Untuk kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energiyang dapat
dipenuhi oleh makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada intake yangkurang,
karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein tubuh sebagai sumber
energi.Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi
kebutuhanenergi, akan tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya
sepertiberbagai asam amino untuk komponen homeostatik. Oleh karena itu pada marasmus berat,
kadang-kadang masih ditemukan kadar asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat
membentukalbumin
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya
muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di
bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering
diare), pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak sering rewel dan banyak menangis
meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. Berikut adalah gejala pada marasmus
adalah (Depkes RI, 2000) :
a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-ototnya, tinggal
tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Iga gambang dan perut cekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant)
e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar