Anda di halaman 1dari 7

HAKIKAT KTSP

Kurikulum adalah komponen sistem pendidikan yang dipakai sebagai


acuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki thinking skill ( kemampuan
berfikir). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum
operasional yang disusun,dikembangkan, dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan sebagai penggerak mesin utama pendidikan, yakni pembelajaran.
KTPS menjadi seperangkat pengembangan kurikulum yang dilebarkan pada posisi
yang paling dekat dengan kebutuhan warga belajar. Sebagai wujud reformasi
pendidikan, KTSP memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan
kebutuhannya masing - masing. Pada sistem KTSP sekolah memiliki tanggung
jawab dan kewenangan penuh dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran
sesuai dengan visi, misi dan tujuan.
Dalam KTSP,pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, komite sekolah, dewan pendidikan, tenaga kependidikan, wali murid,
tokoh masyarakat, dan stakeholder yang bisa dilibatkan dalam menetapkan
kebijakan berdasarkan ketentuan - ketentuan pendidikan yang berlaku.
Selanjutnya kurikulum dirumuskan oleh komite sekolah menjadi program program operasional untuk mencapai tujuan sekolah ( to meet need ). KTSP
didedikasikan sebagai tonggak pembaharu yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dan mampu menciptakan generasi unggul. Tinggal bagaimana tiap tiap siswa mampu memaksimalkan potensi diri untuk mengemban amanat tongkat
estafet pembangunan bangsa.
http://taufiksma2.blog.plasa.com/2008/05/15/hakikat-ktsp/

KTSP DAN UJIAN NASIONAL


SESUAI dengan PP 19 Tahun 2005, setiap satuan pendidikan (sekolah)
diwajibkan menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu
sebuah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan (Pasal 1). Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan
yang disusun oleh BSNP (Pasal 16), baik untuk model kurikulum dengan sistem
paket maupun sistem SKS, untuk sekolah kategori standar maupun mandiri.
KTSP ini dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/
karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik (Pasal
17). Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah
supervisi dinas pendidikan atau kandep Agama.
Dalam kurikulum 2004 sebenarnya sudah dikenal adanya KTSP, namun tidak
semua sekolah diwajibkan menyusunnya. Hanya sekolah-sekolah yang memenuhi
beberapa kriteria yang boleh menyusun KTSP, yaitu sekolah yang memiliki
tenaga pengajar yang kompeten, memiliki biaya yang cukup, kepemimpinan yang
baik dan berorientasi ke masa depan. Namun dalam kurikulum 2006 yaitu
kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan dengan Peraturan Mendiknas No. 22
dan 23 tahun 2006 (Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan) semua sekolah
wajib menyusun KTSP tanpa perkecualian.
KOMPONEN KTSP
KTSP terdiri atas batang tubuh dan lampiran-lampiran, yang keduanya
merupakan satu dokumen yang tidak terpisahkan. Batang tubuh KTSP merupakan
naskah utama kurikulum sekolah, yang terdiri atas komponen-komponen berikut:
1. Latar belakang yang menggambarkan kondisi dan konteks sekolah yang
bersangkutan, sebagai hasil analisis kritis terhadap diri dan lingkungannya.
2. Identitas sekolah dan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran sekolah, yang
menggambarkan kekhasan sekolah (apakah sekolah reguler, sekolah
standar nasional, sekolah unggul, sekolah terpadu, sekolah koalisi, atau
bertaraf internasional) dan model pembelajaran yang diterapkan di sekolah
tersebut. Visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah adalah sebagaimana yang
telah disusun sekolah dalam rencana pengembangan strategis (RPS) atau
rencana induk pengembangan sekolah.
3. Struktur dan Muatan Kurikulum, yang mencakup (a) struktur kurikulum
sekolah yang digunakan sesuai dengan jenjang sekolah dan kekhasan
sekolah atau program, (b) muatan kurikulum: muatan wajib, muatan lokal,
program pengembangan diri, kecakapan hidup, atau keunggulan lokal dan
global, (c) beban belajar, (d) ketuntasan belajar, (e) kenaikan dan
kelulusan siswa.
4. Kalender Pendidikan, yaitu kalender akademik mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur
sekolah (berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya satu minggu dan
jeda antar semester), sebagaimana yang diatur dengan peraturan menteri.

Sedangkan lampiran-lampiran KTSP meliputi silabus semua mata


pelajaran seluruh jenjang kelas, termasuk muatan lokal (mulok) dan
pengembangan diri; dan rencana pelaksanakan pembelajaran (RPP) semua mata
pelajaran seluruh semester dan jenjang kelas.
Bisa dibayangkan betapa tebalnya dokumen KTSP yang disusun oleh sekolah.
Batang tubuh KTSP barangkali hanya berkisar 30 40 halaman. Namun
lampirannya, silabus dan RPP seluruh mata pelajaran bisa lebih dari 1.000
halaman.
HAKIKAT KTSP
Sebagaimana dikemukakan di atas, KTSP adalah dokumen milik sekolah,
yang disusun dan disahkan penggunaannya oleh sekolah dan komite sekolah, serta
diketahui oleh Dinas Pendidikan atau Kandep Agama kabupaten dan kota terkait.
KTSP ini dapat direviu secara berkala oleh sekolah dan guru, agar keberadaannya
selalu mutakhir (up to date).
Sebagai dokumen milik sekolah, apabila ada pergantian kepala sekolah,
maka kepala sekolah pengganti tidak perlu mengganti atau menyusun KTSP yang
baru kecuali ada perubahan yang mendasar dari sekolah tersebut. Misalnya
status sekolah berubah atau visi dan misi sekolah diganti. Demikian pula jika ada
perpindahan guru. Guru pengganti atau guru baru tidak perlu menyusun lagi
silabus dan RPP baru. Guru ini cukup menggunakan silabus dan RPP yang sudah
ada di sekolah.
Hal ini berbeda dengan pada kurikulum-kurikulum sebelumnya, dimana
silabus dan RPP atau perangkat pembelajaran (program tahunan, program
semester, AMP, satuan pelajaran dan RP) adalah milik guru. Sehingga setiap
guru harus membuat dan menyusunnya setiap tahun. Kalau mereka pindah tugas,
maka dibawalah perangkat pembelajaran tersebut sebagai milik pribadinya. Guru
baru penggantinya, harus menyusun lagi perangkat pembelajaran tersebut.
Akan menjadi ironi, manakala sekolah sudah memiliki KTSP, lantas para
guru di sekolah itu setiap tahunnya masih disuruh menyusun lagi silabus dan RPP
bahkan harus ditulis tangan dalam buku folio. Sementara itu tugas-tugas guru
sebagai pelaksana dan penilai pembelajaran masih sangat banyak. Mengapa
mereka masih direpotkan dengan tugas-tugas administratif seperti itu lagi,
padahal KTSP sudah disusun dengan susah payah oleh sekolah dan guru?
KONSEKUENSI KTSP
KTSP merupakan indikator bahwa pendidikan sudah didesentralisasikan
bukan hanya ke daerah-daerah, melainkan juga ke sekolah-sekolah. Sekolah
menjadi lebih otonom dalam melaksanakan tugas pokoknya untuk mencerdaskan
putra-putri bangsa. Dengan demikian kurikulum di Indonesia atau di daerah
menjadi sangat bervariasi dalam banyak hal, kecuali dalam standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD) yang sudah ditetapkan secara nasional oleh
Pusat.
Dengan adanya KTSP ini, maka seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah
dilaksanakan sesuai dengan isi KTSP. Penyusunan program pembelajaran di
sekolah dan pembiayaannya didasarkan kepada hal-hal yang sudah disusun atau
ditetapkan dalam KTSP. Dengan demikian ada acuan yang jelas bagi sekolah
dalam menyusun RAPBS dan dalam meminta dana partisipasi orang tua di daerah

yang belum menggratiskan pendidikan, atau menghitung besarnya subsidi


pemerintah kepada sekolah sesuai dengan kebutuhan riil sekolah.
Sesuai dengan hakikat KTSP, maka kenaikan kelas dan kelulusan siswa
seharusnya menjadi wewenang sekolah. Peraturan menteri seharusnya lebih
bersifat sebagai peraturan dasar atau rambu-rambu saja. Sekolah perlu diberi
otonomi yang lebih besar dalam menentukan kenaikan dan kelulusan siswa.
Terkait dengan ujian nasional (UN), maka UN harus diubah dalam
beberapa hal. Ujian nasional masih tetap perlu dilaksanakan, karena sudah diatur
dalam PP 19 Tahun 2005. Standar kelulusan yang terus meningkat setiap tahunnya
juga masih diperlukan, karena akan dijadikan dasar untuk memetakan mutu
pendidikan di Indonesia dan di daerah. Namun pembuatan soal UN tidak disusun
oleh Pusat. Daerah (provinsi atau kabupaten/kota) perlu diberi kewenangan dalam
menyusun soal UN berdasarkan kisi-kisi soal yang disusun dari Pusat (Puspendik
Depdiknas). Hal ini mirip dengan zaman EBTANAS, dimana pusat memberikan
kisi-kisi soal, daerah menyusun soal, direview oleh pusat, kemudian digunakan
oleh daerah. Kelulusan siswa juga ditentukan oleh daerah dan/atau sekolah.
Kalau penyusunan soal UN dan penentuan kelulusan siswa masih
ditentukan oleh Pusat, lantas untuk apa daerah dan sekolah bersusah payah
menyusun KTSP?
Di sini dituntut konsistensi pemerintah dalam menyusun dan/atau
melaksanakan kebijakan pendidikan. Selama ini sudah terlalu sering ditemukan
kebijakan pendidikan yang saling bertabrakan, sehingga membingungkan
sekolah atau daerah dalam mengimplementasikannya. Semoga hal ini tidak
diulangi lagi.
http://rijono.wordpress.com/2008/03/25/ktsp-dan-ujian-nasional/

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan
terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari
kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu
kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga
harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003
dan PP 19/2005. Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama,
Panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang
dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL.Termasuk
dalam ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan
ketentuan PP 19/2005 serta prinsip dan langkah yang harus diacu dalam
pengembangan KTSP. Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir
pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan berpedoman
pada Panduan Umum yang dikembangkan BSNP. Sebagai model KTSP, tentu
tidak dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hendaknya digunakan sebagai referensi.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi
kesempatan peserta didik untuk :
1.
2.
3.
4.
5.

belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
belajar untuk memahami dan menghayati,
belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

A. Landasan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat
(19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2);
Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat
(5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2),
(3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal
11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3);
Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2),
(3); Pasal 20.
Standar Isi
SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam
SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap
jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.
Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006
B. Tujuan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan
SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
C. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.

D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan
berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk
pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi,
dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh BSNP .
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
1. Beragam dan terpadu
2. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
3. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
4. Menyeluruh dan berkesinambungan
5. Belajar sepanjang hayat
6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
http://guruw.wordpress.com/2007/04/30/ktsp-kurikulum-tingkat-satuanpendidikan-whats-up/

Anda mungkin juga menyukai