Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN
ahaya mempunyai sifat dibiaskan yaitu pembelokkan
cahaya sehubungan dengan perubahan kelajuan cahaya
rambat dari satu medium ke medium lainnya. Pembiasan
cahaya dapat terjadi pada lensa. Lensa adalah benda bening
yang dibatasi oleh 2 permukaan dan minimal salah satu
permukaan itu merupakan bidang lengkung.
Lensa dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
bahkan sangat mudah kita temui. Misalnya: kamera yang
kita gunakan prinsip lensa. Oleh karena itu, sangat penting
dilakukan percobaaan menentukan fokus lensa.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan
masalah yaitu Bagaimana menentukan jarak fokus lensa
positif dan Bagaimana menentukan jarak fokus lensa
negative?.
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan
jarak fokus lensa positif dan menentukan jarak fokus lensa
negatif.
. . .(1)
2
bayangan nyata. Untuk memperoleh bayangan yang tajam
dilayar, lensa dan atau layar dapat digeser-geser sedemikian
hingga bayangan tersebut diterima jelas layar.
Menentukan fokus lensa negatif:
Ilustrasi pembentukan bayangan dapat dilihat dimana
bayangan lensa negatif dianggap benda oleh lensa positif.
Perhatikan bahwa s(-) = x dan s(+) = x + d, sehingga dari
rumus untuk lensa positif berlaku :
+
. . .(2)
. . .(3)
. . .(7)
. . .(8)
= . . .(9)
. . .(10)
. . .(11)
Gambar 4. Titik fokus pertama dan kedua dari sebuah lensa konvergen tipis.
Nilai numerik f adalah positif.
Gambar 4. Parameter yang digunakan untuk menentukan jarak fokus suatu
lensa tipis
(4)
(5)
. . .(6)
Gambar 5. Titik fokus kedua dan titik fokus pertama dari sebuah lensa
divergen tipis. Nilai numerik f adalah negatif.
m=-
= . . .(12)
. . .(13)
b.
KR =
xf
PF =
Teknik analisis untuk lensa cekung (negative) sebagai
berikut.
-d
x 100%
DK = 100% - KR
x=
= +
KR =
xf
x 100%
DK= 100% - KR
PF =
= . . .(14)
- d . . . (15)
5
semakin besar jarak benda maka semakin kecil jarak
bayangan tetapi pada percobaan ada yang sama padahal
jaraknya semakin besar. Hal ini disebabkan beberapa
faktor, antara lain: kesulitan dalam menentukan bayangan
yang paling tajam pada layar dan kurang cermat dalam
mengukur bayangan. Setelah mendapat jarak bayang lensa
negatif (x), maka dapat dicari menggunakan persamaan :
+
. . .(16)
Dari persamaan diatas maka diperoleh jarak fokus masingmasing sebesar (-0,8550,0115)m, (-0,42840,002359)m,
dan (-0,34290,001398)m dengan ketidakpastian relatif
masing-masing sebesar 1,34%;0,5%; dan 0,4%. Jika
dibandingkan hipotesis yang saya gunakan , percobaan
dengan teori tidak sesuai seharusnya jarak fokus tiap
percobaan tetap/sama besar karena nilai f tergantung pada
kelengkungan lensa dan lensa yang digunakan pada ketiga
percobaan. Pada lensa negatif, jarak fokus bertanda negatif
(-).
V. KESIMPULAN
Pada percobaan lensa cekung, jarak benda yang berbedabeda masing-masing sebesar 0,3 m;0,5 m; dan 0,7 m; jarak
bayangan yang dihasilkan masing-masing sebesar 0,055 m;
0,05 m;dan 0,05m; dan jarak fokus masing-masing sebesar
(0,04648 0,0003691)m, (0,04545 0,00004545)m, dan
(0,04667 0,0004378)m . Jika dibandingkan dengan teori
tidak sesuai, seharusnya semakin besar jarak benda maka
semakin kecil jarak bayangan dan seharusnya sama jarak
fokusnya tiap percobaan sama karena lensa yang digunakan
sama maka kelengkungan lensa yang digunakan juga sama.
Pada percobaan lensa cembung, jarak benda lensa negatif
masing-masing sebesar 0,3 m; 0,45 m; dan 0,6 m dan jarak
bayangan lensa negatif (x) masing-masing sebesar (-0,2221
0,0006546)m;
(-0,21950,001148)m,
dan
(0,21820,001146)m. dan jarak fokus masing-masing
sebesar(-0,8550,0115)m, (-0,42840,002359)m, dan (0,34290,001398)m. Jika dibandingkan dengan teori tidak
sesuai, seharusnya semakin besar jarak benda maka
semakin kecil jarak bayangan dan seharusnya sama jarak
fokusnya tiap percobaan sama karena lensa yang digunakan
sama maka kelengkungan lensa yang digunakan juga sama.
Tanda negatif (-) menunjukkan bayangan bersifat maya,
tegak, diperkecil, dan didepan lensa.
VI. UCAPAN TERIMA KASIH
Saya mengucapkan terima kasih kepada asisten
Pembiasan Lensa (GO-3) yaitu Putri Anggraini yang
memberikan bimbingan dan panduan saat melakukan
percobaan. Serta teman-teman praktikum satu kelompok
yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan percobaan
ini.
VII.
[1]
DAFTAR PUSTAKA
[2]
[3]
[4]
[5]
Giancolli,Doughlas.2001.
Fisika
2
Edisi
kelima
jilid
2.Jakarta:Erlangga.
Kanginan, Marthen.2002.Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta:Erlangga.
Sutrisno.1986. Seri Fisika Dasar Gelombang dan Optik. Bandung:ITB.
Tim Dosen Fisika.2015.Modul Praktikum Fisika Dasar II.
Banjarmasin:P.MIPA Fisika FKIP UNLAM.