Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga
masa awal dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah
dewasa tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya
dimulai saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia
18-22 tahun.
Pada masa remaja, seseorang akan mengalami perubahan fisik yang
drastis, seperti kenaikan pada berat badan dan tinggi badan, pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis serta suara.
Perubahan fisik yang drastis tersebut dipengaruhi dan mempengaruhi
status dan kesehatan gizi seorang remaja. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan permasalahan gizi baik kelebihan
gizi maupun kekurangan gizi. Banyak faktor yang mempengaruhi permasalahan
gizi yang timbul pada seorang remaja. Pengetahuan terhadap faktor-faktor
tersebut dapat menjadi acuan untuk mencegah terjadinya gangguan atau
permasalahan nutrisi di kalangan remaja.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian remaja?
1.2.2 Apa saja karakteristik perilaku makan remaja?
1.2.3 Apa saja tujuan pemberian nutrisi pada remaja?
1.2.4 Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia
1.2.5

remaja?
Bagaimana kebutuhan energi dan zat nutrisi pada usia remaja?

1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya paper ini adalah untuk mengetahui dan memahami
hal-hal yang berkaitan dengan :
1

1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5

Pengertian remaja
Karakteristik prilaku makan remaja
Tujuan pemberian nutrisi pada remaja
Faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia remaja
Kebutuhan energi dan zat nutrisi pada usia remaja

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dengan membaca paper ini yaitu pembaca
dapat mengetahui sekaligus memahami hal-hal sebagai berikut
1.4.1 Pengertian remaja
1.4.2 Karakteristik prilaku makan remaja
1.4.3 Tujuan pemberian nutrisi pada remaja
1.4.4 Faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia remaja
1.4.5 Kebutuhan energi dan zat nutrisi pada usia remaja

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remaja
Usia remaja merupakan masa penting yang perlu diperhatikan
karena menjadi masa transisi antara masa anak anak dan dewasa.
Usia 10-15 tahun dikenal dengan masa pertumbuhan cepat
(growth spurt) merupakan tahapan pertama dari serangkaian perubahan
menuju kematangan fisik dan seksual selain itu, pada usia ini ciri ciri
seks sekunder akan semakin tampak, seperti perubahan fisik,
tercapainya kematangan fertilitas, perubahan suara pada laki laki.
Secara alamiah, anak putri lebih cepat mengalami pubertas daripada
laki laki, karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia
reproduksi, sementara putra baru dapat menyusul dua tahun kemudian.
2

Remaja putri biasanya mengalami pubertas pada usia 8 13


tahun, sedangkan remaja putra pada usia 10-15 tahun. Puncak
pertambahan berat dan tinggi badan putri tercapai pada usia masing
masing 12,1 dan 12,9 tahun, sementara putra pada usia 14,1 dan 14,3
tahun. Menarche akan terjadi pada usia 9-12 bulan setelah itu. Di
negara maju, pertumbuhan cepat ini tidak berlangsung lama, biasanya
setelah berusia 17 tahun. Namun di negara berkembang, pendewasaan
fisik berjalan lebih lama dan biasanya baru terselesaikan setelah usia
19 tahun, hal ini mengakibatkan menarche muncul lebih larut
(Arisman,2004).
Gizi seimbang pada masa ini sangat diperlukan, untuk
menentukan kematangan di masa depan. Seperti halnya pada remaja
putri yang harus memperhatikan asupan makanan karena akan menjadi
calon ibu.
2.2 Karakteristik Perilaku Makan Remaja
Adapun karakteristik pola konsumsi makanan remaja

adalah

kebiasaan makan yang meliputi jenis dan jumlah makanan serta


frekuensi makanan yang dikonsumsi remaja dalam waktu tertentu
(Suhardjo, 1989).
Pada umumnya remaja mengalami perubahan sikap dan perilaku
dalam kebiasaan makan yang sebagian besar dipengaruhi oleh teman
sebaya, pengaruh teman sebaya lebih besar daripada pengaruh
keluarga. Hal ini karena remaja menyukai hal hal baru yang
menganggap bahwa orang dewasa tidak memahami dan mengerti
keadaan mereka, terlihat seringnya aktivitas mereka di luar rumah,
seperti berkumpul bersama teman teman sekolah maupun di luar
kegiatan sekolah (Lein, 1989).
Mustopa (2003) menyatakan bahwa konsumsi makanan yang
awalnya adalah makanan tradisional yang mulai jarang dikonsumsi
oleh sebagian masyarakat terutama remaja, mulai beralih pada
makanan cepat saji (fast food) yang cenderung mengandung lemak,

protein, gula, garam dan rendah serat. Hal ini karena kurangnya
pengetahuan remaja tentang konsumsi makanan bergizi.
Fenomena tersebut dipengaruhi berbagai faktor

seperti

ketersediaan waktu yang dimiliki oleh ibu dalam mempersiapkan menu


makanan, kurangnya pengetahuan tentang makanan bergizi,

dan

pengaruh lingkungan teman sebaya. Pengaruh kebiasaan makan


tersebut dapat membentuk pola konsumsi makan remaja.
Anjuran untuk menciptakan pola kebiasaan pangan yang baik pada
remaja adalah:
a. Mendorong remaja untuk menikmati makanan, mencoba makanan
baru, mengonsumsi beberapa makanan di pagi hari, makan
bersama keluarga, menyeleksi makanan yang bergizi.
b. Menggariskan tujuan untuk setidaknya sekali dalam sekali dalam
sehari membuat waktu makan bersama.
c. Menyiapkan data dasar tentang pangan dan gizi sehingga remaja
dapat menentukan sendiri jenis makanan yang akan dikonsumsi.
d. Memberikan contoh khas tentang cara mempraktikan pengetahuan
tentang nutrisi tersebut.
e. Memberikan penekanan tentang manfaat makanan yang baik
seperti perbaikan vitalitas dan peningkatan ketahanan fisik.
f. Membenarkan dan memperbaiki pilihan pada makanan camilan
bergizi.
g. Melatih tanggung jawab remaja dalam hal perencanaan makanan,
pembelanjaan, dan pemasakan. (Arisman, 2004:71)
2.3 Tujuan Pemberian Nutrisi pada Usia Remaja
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pemberian nutrisi
pada usia remaja adalah :
a. Untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif serta
maturasi seksual.
b. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
c. Mencegah awitan penyakit terkait makanan, seperti penyakit
kardiovaskuler, diabetes, osteoporosis dan kanker.
d. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.
2.4 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi pada Usia
Remaja

Adapun beberapa faktor faktor yang berpengaruh terhadap


keadaan nutrisi pada usia remaja yaitu :
a. Pendidikan gizi pada remaja dan keluarga
Pendidikan gizi pada remaja ini diperlukan untuk mencapai
status gizi yang baik dan benar. Dimana, semakin tingginya tingkat
pendidikan dan pengetahuan gizi seorang remaja, maka tingkat
status gizinya akan semakin meningkat pula.
b.

Pola hidup
Kebiasaan pola hidup bersih pada remaja harus ditanamkan
sejak dini, terutama mengenai cara mencuci tangan yang baik dan
benar, menjaga kebersihan mulut dan gigi, menutup makanan,
memilih jajanan makanan dan minuman yang aman, bergizi, tidak
banyak lemak dan tidak terlalu manis.
Selain itu remaja juga dianjurkan untuk tidak meroko, tidak
menggunakan narkoba, dan tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol, karena akan berpengaruh terhadap pola makan dan
nutrisi remaja.

c. Tingkat perekonomian keluarga


Tingkat perekonomian keluarga juga berpengaruh terhadap
pemenuhan nutrisi dari remaja. Pada umumnya, semakin tinggi
tingkat perekonomiannya, maka diharapkan pula dapat membantu
untuk meningkatkan derajat kesehatan pada keluarganya.
d. Kegemaran yang tidak lazim
Remaja yang belum sepenuhnya matang, baik secara fisik,
kognitif, dan psikososial, sehingga remaja cepat sekali terpengaruh
oleh lingkungan. Kegemaran yang tidak lazim, seperti pilihan
menjadi vegetarian, atau food faddism. (Arisman,2004)
e.

Sosial budaya
Terdapat adat istiadat tertentu yang memberikan larangan
pada masyarakatnya untuk mengkonsumsi makanan tertentu.

f.

Diet

Karena remaja sangat tertarik dengan diet yang mengurangi


berat badan, maka remaja mesti diajarkan untuk melakukan diet
yang aman dan efektif. Mode diet yang menjanjikan untuk
memberikan hasil yang cepat , tetapi biasanya berat yang hilang
adalah cairan dan otot (Mary, 1997). Jadi cara penurunan berat
badan yang baik dicapai melalui diet rendah kalori, olahraga, dan
modifikasi perilaku.
g. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik sangat diperlukan untuk menjaga berat badan
ideal dan kebugaran tubuh. Olahraga yang menyehatkan untuk remaja
seperti dengan bermain bola kaki, bola basket, bersepeda, jogging,
skipping dan lain sebagainya.
2.5 Kebutuhan Energi dan Zat Nutrisi pada Usia Remaja
2.5.1 Perhitungan Berat Badan (BB) Ideal
Perhitungan Berat Badan Ideal Konvensional
BBI untuk remaja dan dewasa
BBI = (TB 100) ((TB 100) x 10%)
Atau
BBI = (TB 100) x 90%
*NB : TB : Tinggi badan (cm)

Berat Badan Ideal dengan versi Rumus BMI


BMI (Body Mass Index) adalah suatu rumus kesehatan, dimana
berat badan (BB) seseorang yang dalam satuan kg dibagi dengan
tinggi badan (TB) dipangkatkan dua dalam satuan m2 .
BMI =
BB(kg )
2
TB (m)
Adapun rentangan dalam tabel BMI adalah :
BMI < 18,5 : berat badan kurang (underweight)
BMI 18,5 24 : normal
BMI 25 29 : kelebihan berat badan (overweight)
BMI >30
: obesitas
BMI >39
: obesitas berlebih

: biru
: hijau
: kuning
: orange
: merah

2.5.2

Perhitungan Kebutuhan Energi Untuk Remaja


Arisman (2004) menyatakan bahwa penentuan kebutuhan akan

zat gizi remaja secara umum didasarkan pada Recommended Daily


Allowance (RDA). Untuk praktisnya RDA disusun berdasarkan
perkembangan kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika
konsumsi energi remaja kurang dari jumlah yang dianjurkan, tidak
berarti kebutuhannya tidak tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai
secara perorangan, antropometris, diet dan psikososial.

Kebutuhan energi
Banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja dapat diacu

pada tabel RDA. Secara garis besar, remaja putra memerlukan lebih
banyak energi daripada remaja putri. Pada usia 16 tahun remaja putra
membutuhkan sekitar 3.470 kkal/hari dan menurun menjadi 2.900
kkal/hari pada usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak
pada usia 12 tahun ( 2.550 kkal/hari) kemudian menurun menjadi
2.200 kkal/hari pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada
stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis. Wait dkk
menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu
kebutuhan akan energi yang lebih baik. Perkiraan energi untuk remaja
putra, berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm, sementara remaja putri
dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm. (Arisman, 2004:67)
Selain itu ada banyak cara yang dapat digunakan untuk
menghitung kebutuhan energi remaja antara lain :
1). Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Indonesia sudah memiliki tabel AKG yang terdiri atas
kecukupan beberapa zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur bayi
sampai lansia. Berdasarkan tabel AKG, remaja memiliki kebutuhan
energi sebanyak :
Umur 10 12 tahun
Umur 13 15 tahun
Umur 16 18 tahun

: 2.050 kkal
: 2.400 kkal
: 2.600 kkal

2). Menggunakan rumus berdasarkan berat badan

Remaja putri
Umur 10 12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hari
Umur 13 18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari

Remaja putra
Umur 10 12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hari
Umur 13 18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari

Kebutuhan protein
Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan
dengan pola tumbuh, bukan usia kronologis. Untuk remaja putra,
besar kebutuhan kisaran 0,29-0,32 gr/cm tinggi badan. Sedangkan
remaja putri hanya 0,27-0,29gr/cm tinggi badan. (Arisman,
2004:67)
Adapun cara lain untuk mengetahui kecukupan protein
pada remaja adalah :
1). Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
o Umur 10 11 tahun : 50 gr/hari
o Umur 13 15 tahun : 60 gr/hari
o Umur 16 18 tahun : 65 gr/hari

2). Menggunakan pedoman berikut :


Remaja putri :

Umur 10 12 tahun
Umur 13 15 tahun
Umur 16 18 tahun

: 50 g/hari
: 57 g/hari
:50 g/hari

Remaja putra :

Umur 10 12 tahun
Umur 13 15 tahun
Umur 16 18 tahun

: 40 g/hari
: 60 g/hari
: 65 g/hari

Sumber protein hewani berasal dari telur, ikan, daging, susu


dan olahan lainnya, sedangkan protein nabati dari kacang-kacangan,
tempe, tahun dan susu kedelai.

Kebutuhan mineral
Peningkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling
mencolok karena kedua mineral ini menjadi komponen penting
pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang dianjurkan
sebesar 800 mg (praremaja) sampai 1.200 mg (remaja). Sementara
kebutuhan air di usia remaja sama dengan dewasa yaitu minimal 2
liter/hari.

Kebutuhan vitamin
Kebutuhan vitamin perlu ditingkatkan, karena vitamin
berperan dalam proses pelepasan energi dari karbohidrat.
Percepatan sintesis jaringan mengisyaratkan pertambahan asupan
vitamin B6, B12, dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan
dalam sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga agar sel dan
jaringan baru agar tidak cepat rusak, asupan vitamin A, C dan E.
selain itu diperlukan juga vitamin D untuk proses pembentukan
tulang. (Dep.Pertanian AS,Guenter dkk, 1986).

Kebutuhan karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam
makanan, dan sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang
dianjurkan adalah 50% atau lebih dari energi total serta tidak lebih
dari 10-25% berasal ari karbohidrat sederhana seperti sukrosa dan
fruktosa.

Kebutuhan lemak
Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam esensial untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di
berbagai

negara

termasuk

Indonesia

(gizi

seimbang),

menganjurkan konsumsi lemak tidak lebih dari 30% dari energi


total dan tidak lebih dari 10% berasal dari lemak jenuh.
Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging
(berlemak), keju, mentega/margarine, makanan seperti cake, donat,
kue sejenis, ice cream dan lain sebagainya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan
antara lain :
3.1.1 Usia remaja merupakan masa penting yang perlu diperhatikan karena
menjadi masa transisi antara masa anak anak dan dewasa. Remaja putri
biasanya mengalami pubertas pada usia 8 13 tahun, sedangkan remaja
putra pada usia 10-15 tahun.
3.1.2 Adapun karakteristik pola konsumsi makanan remaja adalah kebiasaan
makan yang meliputi jenis dan jumlah makanan serta frekuensi makanan
yang dikonsumsi remaja dalam waktu tertentu.
3.1.3 Tujuan dalam pemberian nutrisi pada usia remaja adalah untuk pertumbuhan

10

fisik dan perkembangan kognitif serta maturasi seksual, memberikan cukup


cadangan bila sakit atau hamil, dan mendorong kebiasaan makan dan gaya
hidup sehat
3.1.4 Faktor faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia remaja
yaitu pendidikan gizi remaja, diet, pola hidup, sosial budaya, aktivitas fisik
dan kegemaran yang tidak lazim.
3.1.5 Kebutuhan Energi dan Zat Nutrisi pada Usia Remaja yaitu didasarkan atas
perhitungan BB ideal terlebih dahulu, kemuan perhitungan kebutuhan energi
dan nutrisi remaja.

3.2 Saran
Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini,
agar kami dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah-makalah kami
selanjutnya.

11

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004.Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi.Jakarta : EGC.
Badiah, R.2016. Gizi pada Remaja. http://adiakep.blogspot.co.id/2013/05/gizipada-remaja.html. diakses pada tanggal 10 Februari 2016.
Courtney M, Mary.1997.Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi.Edisi 2.
Jakarta:Hipokrates.
IDAI. 2013. Nutrisi Pada Remaja.
http://idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja

diakses pada tanggal 10 Februari 2016.


Kurniasih, Dedeh, dkk.2010. Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang.
Jakarta:Gramedia.
Putra,Yunus.2012.Nutrition and Health : Asupan Gizi Untuk Remaja.
http://yunusputra11.blogspot.co.id/2012/08/asupan-gizi-untukremaja.html?m=1.diakses pada tanggal 10 Februari 2016.
Manjilala.2012.Kebutuhan Gizi Remaja.
http://manjilala.info/kebutuhan-gizi-remaja/ . diakses pada tanggal 9
Februari 2016.
Angka Kecukupan Gizi. http://gizi.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 10
Februari 2016.
http://ejournal.unesca.ac.id/article/11408/article .pdf. diakses pada tanggal 10
Februari 2016.

12

Anda mungkin juga menyukai