Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN SIKAP ILMIAH SISWA

MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH


PTK di Kelas III SDN Kedaung Kaliangke 12 Pagi Cengkareng, Jakarta Barat
Afit Fatimah
Abstrak, Penelitian Tindakan Kelas ini ditujukan untuk membuktikan bahwa pemanfaatan lingkungan
sekitar sekolah dapat mening-katkan sikap ilmiah siswa kelas III SDN Kedaung Kaliangke 12 Pagi,
Cengkareng, Jakarta Barat. Data hasil penelitian membuktikan bahwa pada siklus I dengan aktivitas
guru dan siswa dalam pemanfaatan lingkungan mencapai rata-rata 56%, nilai rata-rata sikap ilmiah
siswa mencapai 57,13%, pada siklus II dengan pemanfaatan limgkungan rata-rata mencapai 72%, nilai
rata-rata sikap ilmiah siswa mencapai 64,04%, dan pada siklus III dengan pemanfatan lingkungan
mencapai rata-rata 88%, nilai rata-rata sikap ilmiah siswa mencapai 77,09%. Dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran
IPA, khususnya dalam pembelajaran tentang tumbuhan.
Kata kunci: Sikap Ilmiah Siswa, Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah
menekankan pada

PENDAHULUAN
Peningkatan mutu lulusan dari sebuah

langsung

pemberian

sehingga

untuk meningkatkan keterkaitan (relevansi)

Pembelajaran IPA di SD harus ditekankan pada

antara program pembelajaran dengan keadaan

kegiatan pengamatan, percobaan, penemuan,

dan kebutuhan masyarakat saat ini. Terkait

dan penyimpulan agar siswa memperoleh

dengan mutu pendidikan ini, maka pemerintah

pemahaman yang lebih mendalam tentang

terus berupaya untuk memperbaharui dan

alam sekitar dan dirinya sendiri.

berbagai

upaya,

secara

lebih

memahami

melalui

sekitar

dapat

lembaga pendidikan menjadi suatu keharusan

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

alam

siswa

pengalaman

ilmiah.

Pada kenyataannya pembelajaran

seperti:

IPA di kelas III SD belum berhasil sebagaimana

pengembangan kurikulum SD, penyediaaan

yang diharapkan oleh kurikulum IPA SD 2004.

sarana SD, dan peningkatan kemampuan

Pembelajaran IPA yang seharusnya dapat

profesionalisme guru SD.

menumbuh-kembangkan sikap ilmiah siswa

Sekolah Dasar merupakan lembaga

belum

terlaksana

pendidikan yang sangat penting. Di SD inilah

Fakta

yang

anak-anak

pembelajaran di kelas III banyak menggunakan

Indonesia

pengalaman

mendapatkan

pertamanya

bersekolah.

ceramah.

sebagaimana

ada

Selain

itu,

harusnya.

menunjukkan

pembelajaran

bahwa

hanya

Pengalaman belajar yang dijalani siswa selama

menggunakan buku ajar sebagai satu-satunya

di SD inilah yang akan menjadi dasar bagi

sumber belajar IPA. Akibatnya, pembelajaran

siswa untuk pengembangan potensi-potensi

menjadi

yang dimilikinya lebih lanjut pada jenjang

Pembelajaran hanya menumbuh-kembangkan

pendidikan

dimensi

penguasaan

berikutnya.
konsep

Oleh

yang

karena

benar

itu,

menjadi

sangat penting dalam pembelajaran di SD.


Pembelajaran IPA di SD diharapkan

monoton

pengetahuan

dan

siswa.

membosankan.

Siswa cuma

sebatas tahu dan ingat saja tentang banyak hal


IPA. Siswa tidak berkembang pemahaman
konsep ke-IPA-annya karena sikap ilmiahnya

dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

tidak

mempelajari alam sekitar dan dirinya sendiri.

pembelajaran. Padahal, sejak diberlakukannya

Untuk itu, pembelajaran IPA di SD harus lebih

kurikulum 2004 sampai sekarang, Standar

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010

ditumbuh-kembangkan

dalam

87

Kompetensi

IPA

belum

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfat bagi

Kerja

Ilmiah

guru, orang tua, dan sekolah dalam rangka

(penyelidikan atau penelitian, berkomunikasi

meningkatkan pembelajaran IPA, khususnya di

ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan

tingkat Sekolah dasar.

berubah,

mata

yaitu

masalah,

meliputi:

sikap

Pemahaman

pelajaran

dan

Konsep

1)

nilai
dan

ilmiah),

2)

Penerapannya,

KAJIAN TEORITIK

(makhluk hidup dan proses kehidupan, materi

1. Sikap Ilmiah

dan sifatnya, energi dan perubahannya, bumi

Semua

cabang

pemngetahuan

dan alam semesta, sains lingkungan teknologi

berkemmbang dengan adanya sikap ilmiah

dan masyarakat). (Departemen Pendidikan

pada

Nasional, 2006:24.)

mengembangkan

diri

ilmuwan.

Agar

dapat

pengetahuan

yang

Sadar akan kenyataan di atas, maka

dipelajarinya maka siswa SD perlu nmemiliki

peneliti tertarik untuk mencoba mengatasi

sikap ilmiah yang baik. Katiasa dalam Bundu

permasalahan

memfokuskan sikap ilmiah pada ketekunan,

dalam

pembelajaran

Peneliti tertarik untuk

IPA.

meningkatkan sikap

keterbukaan,
bukti,

sekitar sekolah sebagai sumber belajar IPA.

dengan pendapat. (Bundu, 2006:139) Siswa

Dengan langkah ini diharapkan sikap ilmiah

yang memiliki sikap ilmiah amat baik/positif

pada diri siswa kelas III dapat tumbuh dan

akan lebih berhati-hati dan lebih cermat dalam

berkembang sejak dini.

mengambil keputusan. Selain itu siswa akan

merupakan sumber belajar yang paling dekat

kesediaan

mempertimbangkan

ilmiah siswa melalui pemanfaatan lingkungan

Lingkungan alam sekitar sekolah

dan

kesediaan

membedakan

fakta

berpikir tentang keuntungan dan kerugian yang


diperoleh dengan keputusan yang diambilnya.

dengan siswa kelas III SD. Guru dan siswa

Katiasa menambahkan bahwa ada

sudah tentu tidak akan sulit menjangkaunya.

empat hal yang perlu diper-hatikan dalam

Lingkungan

juga

pengembangan sikap ilmiah siswa SD, yaitu: 1)

merupakan sumber belajar yang kaya dan

sikap terhadap pekerjaan di sekolah, 2) sikap

murah. Guru dan siswa tentu tidak perlu

terhadap diri mereka sendiri sebagai siswa, 3)

mengeluarkan biaya untuk memanfaatkannya

sikap terhadap ilmu pengetahuan, khususnya

secara optimal. Siswa kelas III SD yang

IPA, dan 4) sikap terhadap obyek dan kejadian

memiliki karakteristik senang mengekplorasi

di lingkungan sekitar. (Bundu, 2006: 140)

lingkungan alam sekitarnya tentu akan merasa

Keempat sikap ini akan membentuk sikap

senang

ilmiah

alam

juga

sekitar

jika

sekolah

mengikuti

kegiatan

yang

mempengaruhi

keinginan

pembelajaran IPA di luar kelasnya. Itulah

seseorang untuk ikut serta dalam kegiatan

beberapa

tertentu, dan cara seseorang merespon kepada

pertimbangan

utama

yang

meyakinkan peneliti melakukan penelitian ini.

orang lain, obyek, atau peristiwa. Itu berarti,

Berdasarkan latar belakang di atas,

dalam mengobservasi sikap ilmiah siswa SD,

maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai

guru perlu mencatat dan mengumpulkan data

berikut,

lingkungan

yang berkaitan dengan perilaku siswa terhadap

sekitar dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa

tugas-tugas ke-IPA-an, terhadap dirinya sendiri

dalam pembelajaran IPA di kelas III SDN

saat belajar IPA, terhadap mata pelajaran IPA,

Kedaung Kaliangke 12 Pagi Jakarta Barat?

dan terhadap peristiwa yang ada di lingkungan

88

Apakah

pemanfaatan

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol. II No. 1 Januari 2010

alam sekitar. Harlen dalam Bundu menyatakan

tabel pengelompokkan sikap ilmiah menurut

bahwa ada 7 dimensi sikap ilmiah, yaitu: 1)

beberapa ahli. Bila dibandiingkan dan dianalisi

sikap ingin tahu, 2) sikap respek terhadap

jelas bahwa terdapat beberapa hal yang sama

data/fakta, 3) sikap berpikir kritis, 4) sikap

dan beberapa hal yang berbeda. Persamaan

penemuan dan kreativitas, 5) sikap pemikiran

dan perbedaan tersebut sudah tentu akan

terbuka dan kerja sama, 6) sikap ketekunan, 7)

saling melengkapi.

sikap

peka

terhadap

lingkungan

sekitar.

(Bundu, 2006: 143) Di bawah ini merupakan

Pengelompokkan Sikap Ilmiah Siswa SD


(Bundu, 2006: 140)

Gega
-

Harlen

Curiosity (sikap
ingin tahu)
Inventiveness (sikap
penemuan)
Critical thinking
(sikap berfikir kritis)
Persistence (sikap
teguh pendirian)

AAAS

Curiosity (sikap ingin tahu)


Respect for evidence (sikap
respek terhadap data)
Critical reflection (sikap refleksi
kritis)
Perseverance (sikap ketekunan)
Creativity and Inventiveness (sikap
kreatif dan penemuan)
Open mindedness (sikap
berpikiran terbuka)
Co-operation with others (sikap
bekerja sama dengan yang lain)
Willingness to tolerate uncertainty
(sikap menerima ketidakpastian)
Sensitivity to environment (sikap
sensitif terhadap lingkungan)

Honesty (sikap
jujur)
Curiosity (sikap
ingin tahu)
Open minded
(sikap berpikiran
terbuka)
Skepticism (sikap
keragu-raguan)

Dari penjelasan para pakar di atas dapatlah

strategi

pemanfaatan

disimpulkan bahwa sikap ilmiah siswa ialah

sekolah

sebagai

respon siswa terhadap berbagai hal yang

pemanfatan lingkungan sekitar sekolah dalam

terkait dengan pelajarn IPA.

pembelajaran

Respon itu

lingkungan

sumber

maka

belajar.

guru

akan

sekitar
Dengan

dapat

mencakup 5 dimensi, yaitu:

mengembangkan dimensi sikap yang paling

1)

sikap ingin tahu,

mendasar yaitu sikap ingin tahu. Banyak

2)

sikap berpikir kritis,

bertanya tentang berbagai hal IPA yang ada di

2. sikap pemikiran terbuka,

lingkungan sekitar sekolah merupakan cara

3. kerja sama,

yang dapat dilakukan oleh guru, Dengan

4. sikap ketekunan.

bertanya maka guru akan mestimulus rasa

Pembelajaran IPA di SD hendaknya

ingin tahu siswa. Siswa tentu akan berusaha

menerapkan strategi yang dapat memberi

mencari tahu jawabannya di lingkungan sekitar

kesempatan kepada siswa untuk menumbuh-

seko-lahnya. Dengan mengembangkan sikap

kembangkan

ilmiah

ingin tahu, maka siswa akan menda-patkan

tersebut. Salah satu strategi di antaranya ialah

pengetahuan baru yang berkaitan dengan IPA.

kelima

dimensi

sikap

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010

89

Sikap berpikir kritis dapat dikembangkan oleh

lingkungan

guru melalui pemberian tugas mengamati suatu

daripada manusia yang tinggal di lingkungan

benda

pegunungan.

dan

membuat

catatan

sederhana

pantai

cenderung

lebih

hitam

tentang benda yang diamati. Sikap berpikir

Menurut Dirdjosoemitro, lingkungan

terbuka siswa dapat dikembangkan melalui

selalu menggambarkan sesuatu yang kompleks

kegiatan diskusi kelompok yang memungkinkan

karena ada berbagai faktor misalnya cahaya,

siswa memperbaiki jawaban jika belum tepat

suhu, tanah, air, kelembaban udara dan lain-

berdasarkan data lain yang diberikan oleh

lain. (Dirdjosumitro, 1991: 57) Sartain dalam

teman.

Purwanto,

Dengan

menyelesaikan
optimal

membimbing

semua

maka

tugas-tugas

guru

secara

menyatakan

bahwa

lingkungan

meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang

dapat

dalam

setiap

tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan

siswa. Sikap terakhir yang sama pentingnya

atau life processes kita kecuali gen-gen.

dengan sikap lain ialah sikap kerja sama.

(Purwanto,

Sikap ini dapat dikembangkan

pembelajaran,

mengembangkan

sikap

akan

siswa

ketekunan

dengan cara

cara-cara

tertentu

1990:

28)

Gagne

Dalam

konteks

dalam

Sagala

memberikan tugas yang diselesaikan secara

menjelaskan

kelompok yang memungkinkan sisiwa aktif

berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

belajar bersama teman satu kelompok..

Lingkungan memberikan stimulus terhadap

2. Pemanfaatan

Lingkungan

Sekitar

bahwa

mempengaruhi

lingkungan

sangat

pembelajaran dan berinteraksi dengan keadaan


internal kognitif siswa akan menghasilkan hasil

Sekolah
Kata pemanfaatan mengandung
arti proses atau perbuatan memanfaatkan.

belajar, seperti tergambar pada bagan di


bawah ini.

Dengan makna tersebut maka pemanfatan


dapat diartikan sebagai upaya menjadikan
sesuatu memiliki kegunaan.
Semua hal yang ada di luar diri
manusia adalah lingkungan. Udara, cahaya,
manusia lain, suhu, air, merupakan beberapa
unsur-unsur

ling-kungan.

merupakan

satu

hal

Lingkungan

yang

berpengaruh

terhadap peri-laku manusi, baik fisik maupun


psikis. Karena
itu, perilaku manusia yang tinggal di lingkungan
tepi pantai akan berbeda dengan perilaku
manusia

yang

pegunungan.

tinggal

Berbeda

di

lingkungan

juga

penampilan

fisiknya. Misalnya, kulit mansia yang tinggal di

Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran

90

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol. II No. 1 Januari 2010

(Sagala, 2005: 17)

Kondisi Internal belajar

Hasil Belajar

Informasi verbal
Keterampilan Intelek

Keadaan internal dan


proses kognitif siswa

Keterampilan motorik
Sikap
Siasat Kognitif

Berinteraksi dengan

Acara Pembelajaran

Stimulus dari lingkungan

Kondisi Eksternal belajar

Dari bagan di atas dapat dipahami

berupa bahan atau materi yang sudah tersedia

bahwa hasil belajar yang terdiri atas lima aspek

di alam, atau apapun bentuknya yang terdapat

merupakan

potensi

di lingkungan sekitar sekolah. Bisa juga berupa

intelektual yang ada dalam diri siswa dengan

nara sumber, bahan bacaan, dan lain-lain yang

lingkungannya. Dapat dipahami juga bahwa

dapat membantu memper-mudah siswa dalam

lingkungan

belajar IPA.

hasil

interaksi

sangat

besar

semua

pengaruhnya

terhadap perubahan tingkah laku siswa. Itu

Belajar

IPA

merupakan

berarti, lingkungan dapat digunakan untuk

terbentuknya

membantu siswa memahami konsep-konsep

berhubungan dengan pengetahuan alam yang

IPA.

disebabkan individu merespon lingkungannya


Lingkungan

yang

paling

dekat

tingkah

laku

baru

proses
yang

melalui pengalaman. Ilmu Pengetahuan Alam

dengan siswa SD kelas III ialah lingkungan

adalah

sekolah.

sekolah

memahami dan mengamati tentang berbagai

sebagai sumber belajar temtu merupakan

gejala alam, yang bersifat analitis, logis,

pilihan yang tepat karena sesuai dengan satu

rasional, lengkap dan cermat, yang berupa

tujuan pendidikan IPA SD, yakni agar siswa

prinsip-prinsip,

teori-teori

dapat

konsep-konsep,

maupun

Pemanfaatan

mengenal

lingkungan

lingkungan

alam

sekitar.

suatu

ilmu

yang

mempelajari,

hukum-hukum,
fakta-fakta

yang

Lingkungan sekitar sangat potensial dijadikan

ditunjukkan untuk menjelaskan gejala-gejala

bahan dan sumber belajar pada pembelajaran

alam, serta menghu-bungkan berbagai gejala

IPA. Lingkungan sekitar yang dimaksud bisa

alam yang satu dengan yang lainnya sehingga

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010

91

membentuk

suatu

sudut

pandang

baru

terhadap obyek yang diamati.


Morgan

dalam

diperoleh

melalui

melibatkan
Purwanto

yang

menyatakan bahwa Belajar adalah setiap

pembelajaran

lingkungan

sekitar

yang
sekolah.

Lingkungan sekitar sekolah tersebut terdiri atas


guru, teman, alam, dan sebagainya.

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah


laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

METODOLOGI PENELITIAN

latihan atau pengalaman. (Purwanto, 1990: 84)

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas III

Perubahan tingkah laku tersbut mencakup

SDN Kedaung Kaliangke 12 Pagi, Kecamatan

jasmani dan rohani yang saling bekerja sama

Cengkareng, Kotamadia Jakarta Barat. selama

secara terpadu dan integral.

bulan

(Agustus

s.d.

November

2007).

Dari beberapa pendapat di atas

Pemilihan lokasi penelitian disesuaikan dengan

dapat disimpulkan bahwa belajar IPA adalah

tempat peneliti mengajar karena penelitian ini

proses

merupakan

perubahan

tingkah

laku

yang

Penelitian

Tindakan

Kelas

berhubungan dengan pengetahuan alam pada

(Classroom Action Research). Model PTK ini

diri siswa yang relatif menetap dan berlangsung

terdiri dari empat tahap yaitu: merencanakan

terus-menerus

(planning),

akibat

berinteraksi

dengan

melakukan

tindakan

(acting),

lingkungan baik secara nyata maupun tidak

mengamati (observing), dan melakukan refleksi

nyata

(reflecting). Model ini mengacu kepada model

sebagai

pengalaman.

hasil

dari

latihan

dan

Perubahan tingkah laku itu

spiral dari Kemmis dan Taggart.

SIKLUS INTERVENSI TINDAKAN

Permasalahan

Pelaksanaan
Tindakan I

Perencanaan
Tindakan I

Siklus I

Permasalahan
Baru hasil
refleksi

Siklus II

Refleksi I

Pengamatan/
Pengumpulan
data I

Perencanaan
Tindakan II

Pelaksanaan
Tindakan II

Refleksi II

Pengamatan/
pengumpulan
data II

Apabila Permasalahan belum selesai


Dilanjutkan ke siklus
dilanjutkan ke siklus
berikutnya
berikutnya
Penelitian
ini menggunakan dua Instrumen,
yaitu: Lembar Pengamatan Pembelajaran IPA,
dan Angket Sikap Ilmiah Siswa.

92

HASIL ANALISIS DATA


1.

Hasil Analisis Data

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol. II No. 1 Januari 2010

a.

Hasil yang diperoleh dari siklus ke-2

Reduksi Siklus I

Dari

hasil

analisis

data

siklus

adalah 72% untuk aktivitas pembelajaran, dan

diperoleh fakta: penggunaan lingkungan (kebun

rata-rata nilai sikap ilmiah siswa 64,04%. Untuk

sekolah) belum optimal, pengelolaan waktu

lebih menyakinkan peningkatan tersebut maka

pembelajaran belum efisien, bimbing terhadap

diperlukan siklus III.

siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatan

c. Reduksi Siklus III

masih kurang, sehingga hasil pengamatan

Pada

pembelajaran

siklus

ke-3,

siswa pun kurang optimal. Selain itu guru

aktivitas siswa lebih tinggi. Siswa sangat

kurang

meningkatkan

antusias melakukan semua kegiatan yang

keterlibatan siswa dalam pembelajaran, guru

dipandu dengan Lembar Kerja Siswa. Dengan

kurang

pemanfaatan lokasi penjualan tanaman dan

memelihara

dan

memantapkan

penguasaan

materi

pembelajaran, sehingga siswa belum mampu

bunga,

memberikan

wawasan

membedakan,

banyak

tentang

perbedaan

pulkan,

mengklasifikasikan,

dan

menyim-

mengkomunikasikan

hasil

pengamatannya.

tumbuhan,

tahapan

tanaman, cara

Dengan kata lain pembelajaran IPA


pada siklus ke-1 belum optimal dan belum

yang

lebih

jenis-jenis

pertumbuhan

membudidayakan

pada

tanaman,

cara memelihara tanaman yang baik, serta


manfaat dari berbagai jenis tumbuhan.

sesuai dengan target yang ditetapkan oleh

Siswa

aktivitas guru dan siswa, sedangkan rata-rata

pengamatan langsung terhadap tumbuhan dan

nilai sikap ilmiah siswa baru mencapai 57,13%.

keterangan

Oleh karena itu, diperlukan siklus II untuk

wawancara siswa dengan narasumber (pemilik

melakukan tindakan perbaikan agar sikap

dan pekerja) di lokasi penjualan tanaman dan

ilmiah siswa, dan aktivitas pembelajaran lebih

bunga.

pembelajaran

Kegiatan

tahunya melalui

diperoleh

yang

dari

sangat

hasil

beragam

memungkinkan siswa lebih banyak mengamati,

Reduksi Siklus II

meningkat.

yang

Tumbuhan

Aktivitas

ingin

memperoleh

jawaban

b.

rasa

mampu

guru. Hasil yang diperoleh adalah 56% untuk

meningkat lagi.

dari

sudah

pembelajaran

lebih

membedakan, mengelompokkan, dan akhirnya

lebih

dapat

menarik

kesimpulan

dari

hasil

didominasi oleh siswa. Dengan memanfaatkan

pengamatan. Selain itu, tugas untuk mencari

taman di lingkungan dekat sekolah, suasana

sendiri jawaban yang dibutuhkan dengan cara

pembelajaran menjadi lebih lebih akrab dan

mewawancara pemilik atau pekerja di tempat

menye-nangkan

penjualan

siswa.

Guru

pembelajaran

dan

menumbuhkan rasa percaya diri dalam mencari

sesekali membimbing siswa yang mengalami

jawaban selengkap mungkin sehingga dalam

kesulitan dalam bekerja. Kesulitan yang masih

penulisan laporan hasil pengamatan bisa lebih

terlihat adalah pengembangan keterampilan

sempurna. Penyampaian laporan kelompok

menyimpulkan

lebih

mengarahkan

pengamatan.

bagi
kegiatan

data

yang

Pelaporan

dipeoleh

hasil

dari

baik

tanaman,

dari

dapat

melatih

sebelumnya.

Siswa

siswa

lebih

pengamatan

menghargai hasil pekerjaan diri sendiri dan

kelompok di depan kelas juga masih belum

orang lain karena diperoleh dengan kerja keras.

optimal.

Hasil yang didapat dari pengamatan


tindakan siklus ke-3 yaitu, 88% untuk aktivitas

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010

93

guru dan siswa dalam proses pembelajaran

2.

Interpretasi

Hasil

serta nilai rata-rata sikap ilmiah siswa adalah

Analisis

dan

Pembahasan

77,09%. Pada proses pembelajaran siklus ke-3

Berdasarkan hasil analisis data di atas,

ini, sudah terlihat banyak peningkatan aktivitas

dapatlah diinterpretasikan bahwa pemanfaatan

pembelajaran dan sikap ilmiah siswa sehingga

lingkungan sebagai sumber belajar dalam

dapat mencapai target yang sudah ditetapkan

pembelajaran IPA dapat meningkatakan sikap

oleh guru. Dengan demikian, guru tidak perlu

ilmiah

lagi

pembelajaran. Peningkatan sikap ilmiah siswa

melakukan

tindakan

perbaikan

pembelajaran.

siswa

dan

meningkatkan

aktivitas

dan aktivitas pembelajaran yang terjadi pada

Pembelajaran

IPA

yang

lebih

memfokuskan pada peningkatan sikap ilmiah

siklus I, siklus II, dan siklus III tersebut dapat


ditunjukkan dengan tabel di bawah ini.

siswa dan aktivitas pembelajaran siswa dan

Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa dan Aktivitas

guru, cukup berhasil melalui pemanfaatan

Pembelajaran

lingkungan sekitar sebagai sumber belajarar.


Berikut adalah grafik peningkatan aktivitas

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

pembelajaran dan nilai sikap ilmiah siswa pada

Aspek

siklus I, siklus II, dan siklus III.

Pengamatan
Sikap Ilmiah

Grafik Peningkatan Aktivitas Pembelajaran dan


Sikap Ilmiah Siswa

Siswa

Siklus I

Siklus II

Siklus III

57,13%

64,04%

77,09%

56%

72%

88%

Aktivitas Siswa
dan Guru

Berdasarkan hasil penelitian di atas


dapat

disimpulkan

bahwa

pemanfaattan

lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber


belajar

dalam

pembelajaran

IPA

ternyata

mampu meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas


III SDN Kedaung Kaliangke 12 Pagi, Jakarta
Barat. Melalui pembelajaran yang berinteraksi
langsung dengan lingkungan sekitar sekolah
maka sikap ilmiah siswa dapat berubah ke arah
yang lebih baik/positif.
d. Penyimpulan Hasil Analisis Data
Pembelajaran

dengan

lingkungan sebagai sumber

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan

pendekatan
belajar

dapat

banyak implikasi bagi pembelajaran IPA di SD,


khususnya di kelas III. Dua implikasi di

membantu siswa mengembangkan rasa ingin

antaranya ialah:

tahu, daya kritis, ketekunan, kemauan bekerja

1)

Pembelajaran IPA menggunakan benda

sama, sikap respek terhadap data, serta ke-

atau alat peraga konkret yang ada di

inginan mendapatkan sesuatu yang baru.

lingkungan sekitar sekolah agar hasil


belajarnya lebih optimal, sebab tahap
perkembangan intelektual siswa kelas III

94

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol. II No. 1 Januari 2010

2)

SD masih berada pada tahap operasional

dalam pembelajaran IPA. Guru hendaknya

konkret.

melakukan

Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah

Kelas)

banyak diterapkan dalam pembelajaran

permasalahan

IPA di Kelas III SD untuk meningkatkan

pembelajaran.

sikap ilmiah siswa dan mempermudah


siswa memahami materi ajar IPA.

2)

PTK

(Penelitian

untuk

mengatasi
yang

ada

Tindakan
setiap
dalam

Guru hendaknya banyak memanfaatkan


lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber

Berdasarkan hasil penelitian di atas

belajar IPA agar sikap ilmiah siswa terus

dapatlah peneliti sampaikan dua saran berikut,

meningkat. Dengan sikap ilmiah yang terus

khususnya kepada teman-teman guru SD:

meningkat

1)

mencapai kompetensi yang diharapkan

Guru

hendaknya

dapat

segera

menemukan masalah yang dihadapi oleh

maka

siswa

akan

mudah

dalam pembelajaran.

siswa dalam pembelajaran, khususnya

DAFTAR PUSTAKA

A.Suhaenah Suparno. Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Belajar Pendidikan Dasar.


Depdikbud-Dirjen Dikti. 1998/1999.
Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2006 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
2006.
E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya, 2002.
Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990.
Patta Bundu. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD.Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional- Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan, 2006.
S. Dirdjosoemitro. Pendidikan IPA I. Jakarta: Depdikbud, PPTK Perguruan Tinggi,1991.
Suharsimi Arikunto, dkk.. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2005.
Usman Samatowa. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas, 2006.

Keterangan Penulis
Afit Fatimah Adalah Guru SD Kedaung Kaliangke 12 Pagi Cengkareng, di Jakata Barat

Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010

95

Anda mungkin juga menyukai