Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paradigma pembelajaran bahasa telah mengalami pergeseran sejak terjadinya perubahan
kurikulum 1984 ke kurikulum 1994. Ketika kurikulum 1984 diberlakukan, pembelajaran
berfokuskan pada penguasaan hal-hal yang bersifat gramatikal. Sedangkan kurikulum 1994 yang
diganti menjadi kurikulum 2004 yang kemudian disempurnakan menjadi kurikulum 2006
mengkehendaki pembelajaran berorientasi pada pengembangan empat keterampilan berbahasa,
yaitu mendengarkan (listening), membaca (reading), berbicara (speaking) dan menulis (writing)
(Nurhayati, 2012).
Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah bertujuan agar siswa terampil bebahasa
Indonesia, artinya siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun
tulisan. Keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa memungkinkan siswa itu dapat melahirkan
gagasan, pengetahuan, perasaan, serta keinginan dalam bentuk bahasa yang baik (Churiyah,
2011).
Akan tetapi, keadaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah tidak membawa
siswa ke arah pencapaian kemahiran berbahasa tersebut. Dalam proses pembelajaran, guru
mendominasi memberikan bekal berupa teori dan pengetahuan bahasa daripada mengutamakan
keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan (Summardi, 1992).
Di dalam kegiatan menulis, membaca, mendengarkan dan berbicara, siswa diharuskan
dapat menggunakan ejaan dan kalimat efektif. Di dalam menggunakan ejaan, siswa masih sering
melakukan kesalahan. Yang dimaksud dengan ejaan, antara lain berisi sistem penulisan huruf,
penulisan kata, penggunaan unsur serapan dan penggunaan tanda baca (Churiyah, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan membahasan mengenai penggunaan bahasa
Indonesia di sekolah-sekolah. Pembahasan ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana
sebenarnya penggunaan bahasa Indonesia di kalangan guru serta siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat diantaranya:
1. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di sekolah?
2. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia dalam buku pelajaran di sekolah?
3. Apa saja cara agar guru maupun siswa menggunakan bahasa Indonesia baik lisan
maupun tulisan?
1.3 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah studi literatur. Studi literatur digunakan
untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang
diangkat dalam suatu makalah. Studi literatur dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti,
internet, buku, serta dari skripsi atau tesis.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat utama dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Orang yang terampil menggunakan bahasa tentu saja dapat menjadi
anggota masyarakat yang baik dan dapat menyesuaikan diri dengan anggota masyarakat secara
cepat (Churiyah, 2011).
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan situasi pembicaraan (sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan dan ragam
pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia (kaidah ejaan,
istilah, dan tata bahasa) (Purba, 2013). Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah,
khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2.2 Bahasa Indonesia di Sekolah
Anak-anak pada umumnya memperoleh bahasa nonstandar sebagai bahasa pertama,
kemudian belajar bahasa standar di sekolah. Dapat dikatakan bahwa bahasa Indoensia adalah
bahasa kedua bagi sebagian besar anak di Indonesia. Bahasa Indonesia secara formal mulai
dipelajari ketika mereka duduk di bangku sekolah dasar (SD) (Kushartanti, 2007).
Di dalam masyarakat saat ini telah berkembang dan banyak yang menyatakan pendapat
bahwa para remaja (dalam konteks ini mengacu pada siswa) kita dengan bahasa prokemnya
(bahasa gaul) telah merusak bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagian besar anak saat
berkomunikasi telah jauh dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, walaupun mereka
masih dalam kalangan akademik yang masih mendapatkan pendidikan. Sehingga bahasa
Indonesia yang telah
dilupakan (Purba, 2013).

disusun rapi dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) telah jauh

Anda mungkin juga menyukai