Disusun Oleh
Zhita Wahyu Agrinartanti
G4A014051
G4A014052
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS STASE 6 PROGRAM POKOK PUSKESMAS
PERMASALAHAN TUBERKULOSIS PARU PADA PROGRAM P2M
DI PUSKESMAS 2 TAMBAK
Disusun Oleh
Zhita Wahyu Agrinartanti
G4A014051
G4A014052
Oktober 2015
Pembimbing Lapangan
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Daftar Isi..
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan.
C. Manfaat Penulisan...
III.
11
B. Input.......
13
18
23
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
38
IV.
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit tuberkulosis (TB) paru masih merupakan masalah utama
kesehatan yang dapat menimbulkan kesakitan (morbiditas) dan kematian
(mortalitas) (Aditama & Chairil, 2002). Diperkirakan sekitar sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun
1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB di
seluruh dunia (Depkes RI, 2006).
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain adalah:
1. Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara
negara yang sedang berkembang.
2. Kegagalan program TB selama ini. Hal ini diakibatkan oleh:
a. Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan
b. Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh
masyarakat, penemuan kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidak
terjamin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan
pelaporan yang standar, dan sebagainya).
c. Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang
tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis)
d. Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG.
e. Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami
krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat.
3. Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan
perubahan struktur umur kependudukan.
4. Dampak pandemi infeksi HIV (Depkes, 2006).
Ada sekitar delapan juta penderita baru tuberkulosis di seluruh
dunia dalam setahunnya, dan hampir tiga juta orang yang meninggal setiap
tahunnya akibat penyakit ini. Paling sedikit satu orang akan terinfeksi
Tuberkulosis setiap detik, dan setiap sepuluh detik ada satu orang yang mati
akibat Tuberkulosis. Banyak orang mempertanyakan gambaran tuberkulosis
di masa mendatang. Dye menyatakan bahwa bila situasi penanggulangan
tuberkulosis tetap bertahan seperti sekarang, maka jumlah kasus
tuberkulosis pada 2020 akan meningkat menjadi 11 juta orang. Peneliti lain,
Pil Heu (1998) menyatakan bahwa insidens tuberkulosis akan terus
meningkat dari 8,8 juta kasus pada 1995 menjadi 10,2 juta kasus pada tahun
2000 dan 11,9 juta kasus tuberkulosis baru pada tahun 2005 (Eddy W,
2004).
Situasi TB di dunia semakin memburuk, jumlah kasus TB
meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan terutama pada
negara yang dikelompokkan dalam 22 negara dengan masalah TB besar
(high burden countries). Menyikapi hal tersebut pada tahun 1993, WHO
mencanangkan TB sebagai kedaruratan dunia (global emergency).
provinsi. Angka kejadian TB Paru di Jawa Tengah pada tahun yang sama
sebesar 107/100.000 penduduk.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2014,
Tuberkulosis Paru terkonfirmasi bakteriologis (BTA Positif) di antara
seluruh kasus Tuberkulosis Paru yang tercatat di Jawa Tengah, sebesar
61,09%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penemuan kasus baru
Tuberkulosis Paru di kab/kota adalah kasus baru Tuberkulosis Paru BTA
positif daripada kasus baru TB BTA Negatif dengan Rontgen Positif. Data
ini juga menunjukkan prioritas penemuan kasus tuberkulosis yang menular
di antara pasien Tuberkulosis yang diobati sudah baik (Profil Kesehatan
Jawa Tengah, 2014).
Berdasarkan
data
tersebut,
angka
penemuan
kasus
baru
adalah
Poliklinik
Desa
(Polindes),
Pusat
Kesehatan
program
Puskesmas
Tambak
II,
sehingga
perlu
Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyakit TB Paru
baik faktor risiko, cara penularan, pengobatan dan pencegahan
b. Menjadi dasar ataupun masukan bagi Puskesmas dalam mengambil
kebijakan jangka panjang dalam upaya pemberantasan penyakit TB
Paru.
c. Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk meningkatkan upaya
kinerja dalam peningkatan 6 program pokok Puskesmas Tambak II
khusunya pada bagian P2M.
II.
: Desa Watuagung
Sebelah timur
Sebelah Selatan
: Kabupaten Kebumen
: Desa Gebangsari
Sebelah Barat
Bila dibandingkan
b. Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk tahun 2013 yang paling banyak adalah Desa
Purwodadi sebesar 6.190 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.655
jiwa/km2, sedangkan yang paling sedikit penduduknya adalah Desa
11
12
GAMBAR 2.1. Grafik Penduduk Usia 10 tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan tahun 2010
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
TIDAK/BELUM PERNAH
TIDAK TAMAD
SEKOLAH
TAMAT
SLTP
SD SDSEDERAJAT
SLTA SEDERAJAT
DIPLOMADIVI / S-1 S-2 S-3
B. INPUT
1. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan tenaga kunci dalam mencapai
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan.
Jumlah tenaga
13
penduduk.
c. Dokter Gigi
Dokter gigi tidak ada. Standar IIS 2010, 11/100.000 penduduk
d. Tenaga Farmasi
Tenaga farmasi tidak ada.
penduduk
e. Tenaga Bidan
Tenaga D-III Kebidanan jumlahnya 7 orang. Berarti ratio tenaga
bidan adalah 34,38/100.000 penduduk. Standar IIS 2010, jumlah
tenaga bidan 100/100.000 atau 16 bidan.
Dengan demikian
14
Jenis Tenaga
1.
2.
Dokter Umum
Dokter
Spesialis
Dokter Gigi
Farmasi
Bidan
Perawat
Ahli Gizi
Sanitasi
Kesh. Masy
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jumlah Tenaga
Kesehatan
Ratio /100.000
pddk
Target IIS /
100.000 pddk
2
0
10
0
40
6
0
0
7
5
1
1
2
0
0
34,38
24,56
4,91
6
24
11
10
100
117,5
22
40
40
Tabel 2.3. Nama dan Jumlah Tenaga Medis, Paramedis dan Non medis
Puskesmas II Tambak Tahun 2015
N
NAMA
NIP
PANGKAT/GOL JABATAN
O
dr. Harry
19821220 201001 1
Kepala
1
Penata/IIIC
Widyatomo
016
Puskesmas
2 dr.Agus Suyudi
19580822 198603 1 Pembina Tk.
Dokter
016
I/IVb
Puskesmas
3
Eko
19681203 198903 2 Penata Tk I/ III d Bidan
Suyatini,Amd.Ke 009
15
25
b
Lilis Lismawati, 19691103 198903
Amd. Keb
003
Marino
19630903 198503
009
Muji Rahadi
19621229 198503
011
Eko
Wardoyo, 19700726 199103
AMK
003
Sulistijo, AMK
19710820 199103
004
dr. Indra Purwa
19790602 201001
009
Maria
19650324 199103
Purwantiningsih,
002
AMG
Pujiwanto
19590807 198703
014
Sairun
19650816 198903
018
Roisah
19650203 199103
007
Zuhrotun
19850117 201101
Abadiyah, SKM
009
Dwi Indriana M, 19850712 201101
SKM
004
Sawinah
19580415 198007
001
Nursasi
Sri 19790501 200903
Harpeni, AMK
002
Tusem, Amd.Keb 19720724 200604
011
Sri
Wahyuni, 19770429 200801
Amd.Keb
008
Arif
Hidayat, 19860721 201101
AMKG
006
Rodiyah
19650203 200701
008
Uun
Kunaefi, 11.4.048.4664
Amd.Keb
Tri
Mulyani, 11.4.3402742
Amd.Keb
Erliyas Wiwit W., 11.4.3300986
Amd. Keb
Khamiyati
26
Dian
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Isnaeni,
2 Penata Tk I/ III d
Bidan
1 Penata Tk I/ III d
Sanitarian
1 Penata Tk I/ III d
Perawat
1 Penata Tk I/ III d
Perawat
1 Penata Tk I/ III d
Perawat
1 Penata / III c
Dokter
2 Penata / III c
Gizi
1 Penata Muda
I/IIIb
1 Penata Muda
I/IIIb
2 Penata Muda
I/IIIb
2 Penata Muda
I/IIIa
2 Penata Muda
I/IIIa
2 Pengatur/IId
Tk Staf
Tk Staf
Tk Ka. Subag
Tk Epidemiol
og
Tk Promkes
Staf
2 Pengatur/IId
Perawat
2 Pengatur/IIc
Bidan
2 Pengatur/IIc
Bidan
1 Pengatur/Iic
2 Pengatur
Tk I/Iib
PTT
Perawat
Gigi
Muda Staf
Bidan desa
PTT
Bidan desa
PTT
Bidan desa
Honorer
Administra
si loket
Perawat
Honorer
16
AMK
Yekti Kusumawati
Ninuk
Retno
M.H, AMK
Susi Reniati
27
28
29
30
31
Uswah
Hikmawati, AMK
Lidi
Prihasto,
AMK
Apriliana
Dewi
K., Amd.Keb
Siti
Kamilatun,
S.ST
Sarana Kesehatan
32
33
2.
Honorer
Honorer
Perawat
Perawat
Honorer
Administra
si
Perawat
Honorer
Honorer
Kontrak
Bidan
Kontrak
Akutansi
pembiayaan
di
Puskesmas
terdiri
dari
17
18
19
penggerakan
dan
pelaksanaan
program,
serta
b.
Proses
a. Pengorganisasian
Hanya terdapat 2 perawat utama di Puskesmas 2 Tambak yang
bertugas sebagai penggerak dan pelaksana program, serta pengawas
kegiatan.
b. Penggerakan dan pelaksanaan program
Kurangnya sumber daya manusia yang tanggap di tiap desa sebagai
kader kesehatan untuk menangani program P2M masalah TB Paru
c. Pengawasan dan pengendalian kegiatan
Pengawasan dan pengendalian kegiatan di tingkat puskesmas dan
dinas kesehatan Banyumas sudah baik, hanya saja kurangnya
pengawasan dari tingkat tiap desa di Kecamatan Tambak.
Dapat disimpulkan dari aspek proses, kelemahan program P2M TB
Paru dikarenakan:
1. kurangnya sumber daya manusia berupa petugas yang terlalu sedikit,
20
penularan
penyakit.
Rendahnya
kesadaran
masyarakat
21
22
III.
23
jumlah
tenaga
kesehatan
yang
hanya
berfokus
pada
pemberantasan TB
8. Merekrut petugas puskesmas baru yang memiliki keterampilan analisis
laboratorium
24
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis (Depkes, 2007). Tuberkulosis merupakan
masalah kesehatan masyarakat dunia saat ini. World Health Organization
(WHO) telah mencanangkan TB sebagai Global Emergency dikarenakan 1/3
penduduk dunia terinfeksi TB dan jumlah kasus terbanyak terjadi di Asia
Tenggara. Tahun 2004, WHO melaporkan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru
TB pada tahun 2002, dengan 3,9 juta kasusnya adalah kasus Basil Tahan Asam
(BTA) positif (WHO, 2012). Indonesia menempati urutan ke-3 dunia untuk
jumlah kasus TB terbanyak. Penyakit ini menjadi pembunuh nomor satu di
antara penyakit menular lainnya (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011).
B. Patogenesis
Paru merupakan port d entree kasus infeksi, terutama TB. Ukuran bakteri
TB sangat kecil (droplet nuclei) sehingga bisa mencapai alveolus melalui
udara yang terhirup. Reaksi imunologi nonspesifik langsung terjadi ketika
bakteri TB mencapa alveolus. Makrofag langsung dapat menghancurkan
sebagian besar bakteri TB, namun sebagian kecil makrofag tidak dapat
menghancurkan bakteri TB dan bakteri tersebut justru hidup serta bereplikasi
dalam tubuh makrofag. Bakteri TB dalam tubuh makrofag tersebut akan terus
25
26
1. Tuberkulosis Paru
a. Berdasarkan pemeriksaan sputum (BTA)
1) Tuberkulosis paru BTA (+)
Pemeriksaan BTA sewaktu-pagi-sewaktu, menunjukkan 2 hasil
positif dari 3 pemeriksaan tersebut. Bisa juga hasil pemeriksaan
BTA menunjukkan 1 positif dan terdapat kelainan pada gambaran
radiologik paru. Atau hasil pemeriksaan BTA menunjukkan 1
positif dan biakan kultur positif (Alsagaff, 2004).
27
28
Selain
itu
terdapat
peningkatan
leukosit
dan
limfosit
29
Bercak milier
30
31
32
nuclei dapat bertahan dalam waktu beberapa jam di kondisi gelap dan
lembap.
d. Daya penularan pasien : ditentukan oleh banyaknya bakteri yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan sputum = makin infeksius pasien tersebut
e. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan bakteri TB ditentukan
oleh konsentrasi droplet nuclei di udara dan lamanya menghirup udara
tersebut
(Werdhani, 2002)
2. Risiko penularan
a. Pasien TB paru BTA positif memberikan risiko penularan lebih besar
dari pasien TB paru BTA negatif
b. Risiko penularan setiap tahun ditunjukkan dengan Annual Risk of
Tuberculosis Infection (ARTI), yaitu proporsi penduduk berisiko
terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1% berarti 10 orang di
antara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun.
c. ARTI di Indonesia : 1 3 %
(Werdhani, 2002)
3. Risiko menjadi sakit TB
a. Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB
b. ARTI 1% diperkirakan di antara 100.000 penduduk, rata-rata terjadi
1000 penduduk terinfeksi TB dan 10% di antaranya (100 orang) akan
menjadi sakit TB setiap tahun, dengan 50 di antaranya pasien TB BTA
positif.
c. Faktor risiko seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh
rendah, seperti pada pasien HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk)
d. Pasien TB yang tidak diobati setelah 5 tahun akan (Werdhani, 2002):
1) 50% pasien meninggal
2) 25% sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi
3) 25% menjadi kasus kronis yang tetap menular
33
34
35
Kemungkinan
Penyebab
Tatalaksana
(OAT diteruskan)
Rifampisin
Pirazinamid
Isoniazid
Rifampisin
Beri penjelasan
Kemungkinan
Penyebab
Semua jenis
OAT
Streptomisin
Tatalaksana
(OAT dihentikan)
Streptomisin
STOP,
ganti
Etambutol
Streptomisin Streptomisin
STOP,
ganti
Etambutol
Sebagian besar Hentikan SEMUA OAT sampai
OAT
ikterik menghilang
Beri hepatoprotektor
Sebagian besar Hentikan SEMUA OAT
OAT
Tes fungsi hepar (SGOT-SGPT)
Etambutol
Rifampisin
STOP Etambutol
STOP Rifampisin
36
37
38
DAFTAR PUSTAKA
39