KELOMPOK 7
Anggota
1110952050
TIKA AMELIA
1110952055
RISNA JULIANTI
1110952057
MARDIAH BAHRI
Dosen
FITRILINA S.T., M.T.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, pelayanan telekomunikasi mempunyai peranan yang besar untuk berbagai
aspek kehidupan. Contohnya bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri dan sebagainya.
Agar telekomunikasi dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan sistem komunikasi.
Sistem komunikasi dapat berupa sistem komunikasi optic, radio dan terrestrial, serta satelit.
Pada awalnya, sistem komunikasi terrestrial banyak di pakai untuk pelayanan
telekomunikasi, tapi pelayanan telekomunikasi dengan menggunakan terestrial memerlukan
banyak biaya pembangunan infrastruktur. Selain itu, sistem komunikasi terrestrial tidak
mampu melayani telekomunikasi secara global, hal ini disebabkan antar benua dipisahkan
oleh samudra yang luas. Sedangkan komunikasi terrestrial memanfaatkan pemantulan
gelombang radio pada lapisan ionosfer.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, memungkinkan berkembangnya
teknologi untuk pelayanan telekomunikasi. Salah satu bentuk perkembangan layanan
telekomunikasi, yaitu dengan adanya sistem komunikasi satelit. Dimana sistem komunikasi
ini memakai layanan satelit untuk berkomunikasi secara global tanpa dibatasi oleh jarak antar
benua di dunia.
Komunikasi satelit pada saat ini menyediakankapasitas yang sangat besar baik untuk
percakapan telepon maupun untuk transmisi video. Selain itu, pemakaian stasiun bumi telah
berkurang dari pada dengan pemakaian sistem komunikasi terrestrial.
Sistem komunikasi tidak terlepas dari sistem transmisi, karena informasi yang akan
dikirimkan harus mempunyai media untuk terjadinya komunikasi atau sering disebut dengan
media transmisi. Dan setiap media transmisi memiliki sistem transmisi yang sesuai dengan
karakteristik media tramsmisi. Karena hal tersebut maka pada makalah ini akan dibahas
mengenai sistem transmisi pada sistem komunikasi satellite.
1.2 Batasan Masalah
Pada makalah ini dibahas tentang sistem transmisi sistem komunikasi satelit,
khususnya satelit komunikasi, meliputi link budget dan jaringan satelit komunikasi.
BAB 2
TEORI
2.1 Sistem Komunikasi Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi
tertentu. Ada dua jenis satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan.
1. Satelit Alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit
sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya, Bulan
adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet yang
mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi,
tetapi jarang digunakan. Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit alami Matahari.
2. Satelit Buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda lain,
misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi.
Satelit Komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa dengan tujuan
telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit
komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe
terbaru menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.
Untuk pelayanan tetap, satelit komunikasi menyediakan sebuah teknologi tambahan
bagi kabel komunikasi kapal selam optik fiber. Untuk aplikasi bergerak, seperti komunikasi
ke kapal laut dan pesawat terbang di mana aplikasi teknologi lain seperti kabel, tidak praktis
atau tidak mungkin digunakan.
Ada 2 bagian penting pada sistem komunikasi satelit yaitu space segment (bagian
yang berada di angkasa) dan ground segment (biasa disebut stasiun bumi).
pengatur
daya :
untuk
mengatur
dan
merubah
daya listrik
BAB 3
PEMBAHASAN
Peralatan berada di daerah yang tidak dihuni manusia (extreme environment = luar
angkasa)
Perbaikan dapat dianggap mustahil dilakukan setelah satelit diluncurkan ke orbit (baru
bisa dilakukan pada orbit LEO)
Satelit komunikasi awalnya digunakan untuk pelengkap sistem kabel jarak jauh (long
2 peranan, yaitu:
o Memperkuat (amplify) received carriers untuk retransmisi pada posisi downlink
o Mengubah frekuensi carrier untuk menghindari re-injection dari sebagian transmitted
power ke receiver.
Alokasi Frekuensi untuk Layanan Satelit
Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit adalah proses yang sangat kompleks
yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional. Hal ini dilakukan
dibawah pengawasan International Communication Union (ITU). Dalam hal perencanaan
frekuensi ini (frequency planning), dunia dibagi menjadi 3, yaitu:
Kawasan 1: Eropa, Afrika, Rusia (dulu masih Soviet) dan Mongolia
Kawasan 2: Amerika Utara dan Selatan, Greenland
Kawasan 3: Asia (diluar daerah 1), Australia dan Pasifik Barat Daya
Dalam setiap kawasan, frekuensi dialokasikan untuk berbagai macam layanan satelit,
walaupun frekuensi tersebut dipakai untuk layanan yang berbeda di kawasan lain. Beberapa
layanan satelit adalah sebagai berikut:
Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO) : 300 - 1500km di atas permukaan bumi.
Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
Orbit Geosinkron (Geosynchronous orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas
permukaan Bumi
Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan
Bumi.
Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit,
diantaranya:
Orbit Molniya, orbit satelit dengan periode orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63.
Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu
Satelit Geostasioner
Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di atas ekuator Bumi
(0 lintang), dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari permukaan Bumi, objek yang
berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) di angkasa karena periode
orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan periode rotasi Bumi. Orbit ini sangat
diminati oleh operator-operator satelit buatan (termasuk satelit komunikasi dan televisi).
Karena letaknya konstan pada lintang 0, lokasi satelit hanya dibedakan oleh letaknya di
bujur Bumi.
Orbit geosinkron (GEO, Geosynchronous Earth Orbit) berada pada ketinggian 36.000
km. Periode orbitnya 24 jam, sama dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Satelit
telekomunikasi dan pengamat cuaca umumnya ada di sini. Satelit GEO dengan inklinasi
(sudut kemiringan terhadap bidang ekuator) nol derajat dan dikontrol terus (seperti pada
satelit telekomunikasi) bisa berada pada titik stasioner, sehingga orbitnya disebut
geostationer orbit (GSO).
Keuntungan dari GEO diantaranya:
Bandwidth lebar. Satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka-band (20-30 GHz) akan
dapat menyalurkan troughput dalam orde giga bit per detik.
Relatif murah. Sistem satelit relatif lebih murah karena tidak ada biaya penggelaran
dan satu satelit dapat mengcover daerah yang luas.
Topologi network sederhana. Dibandingkan dengan model interkoneksi mesh pada
network terestial, satelit GEO memiliki konfigurasi yang lebih sederhana.
Dengan topologi sederhana maka performasi network lebih mudah dikendalikan.
Disamping itu, ada beberapa kerugiannya, yaitu:
Satelit GEO memerlukan power yang lebih besar untuk hand set. Hal ini membuat
hand set menjadi lebih besar dan mengurangi umur baterai.
Delay tetap yang dapat dirasakan oleh user. Biasanya, delaynya detik, tetapi dapat
lebih lama. Pada telfon selular, delay lebih besar dari detik tidak dapat diterima.
Terjadinya interferensi dan atau koneksi yang tidak teratur disebabkan adanya salju,
hujan, dan bentuk lain gangguan cuaca.
LEO System
Orbit bumi rendah (Low Earth Orbit, LEO) adalah sebuah orbit sekitar Bumi antara
atmosfer dan sabuk radiasi Van Allen, dengan sebuah sudut inklinasi rendah. Batasan ini tidak
didefinisikan secara pasti, tetapi biasanya sekitar 300-1500 km. Orbit ini biasanya berada di
bawah intermediate circular orbit (ICO) dan jauh di bawah orbit geostationary. Orbit lebih
rendah dari sini tidak stabil dan akan turun secara cepat karena gesekan atmosfer. Orbit yang
lebih tinggi dari orbit ini merupakan subyek dari kegagalan elektronik awal karena radiasi
yang kuat dan pengumpulan muatan. Orbit dengan sebuah sudut inklinasi yang lebih tinggi
biasanya disebut orbit polar.
Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer di thermosphere (sekitar 80-500 km
di atas) atau exosphere (kira-kira 500 km ke atas), tergantung dari ketinggian orbit.
Kebanyakan penerbangan angkasa berawak telah berada di LEO, termasuk seluruh space
shuttle dan bermacam misi stasiun angkasa, satu pengecualian adalah tes penerbangan
suborbital seperti Proyek Mercury awal dan penerbangan SpaceShipOne (yang tidak
ditujukan mencapai LEO), dan misi Proyek Apollo ke Bulan (yang melewati LEO). Dari segi
penggunaannya, sistem-sistem LEO dapat dibagi dalam dua sistem, yaitu:
Sistem yang dapat beroperasi dengan membypass jaringan telekom yang ada.
Dalam group ini hanya IRIDIUM yang baru dapat digolongkan kedalamnya.
Sistem yang bekerja melalui jaringan telekom yang ada. Sehingga dapat dianggap
sebagai perluasan sistem-sistem Cellular ataupun jaringan telekom yang ada.
MEO System
Benda yang berada di orbit menengah (MEO, Medium Earth Orbit) berada pada
ketinggian 5.500-36.000 km. Sistem satelit navigasi GPS (global positioning system) milik
Amerika Serikat dan GLONASS (global navigation satellite system) milik Rusia menempati
orbit menengah ini, sekitar 18.000-20.000 km dari Bumi.
Interferensi Pada Sistem Satelit
Interferensi pada sistem transmisi satelit dapat disebabkan oleh banyak sumber, yaitu:
Sistem satelit terdekat. Apabila SB penerima memiliki antena dengan pattern receive
yang buruk, artinya gain side-lobenya cukup besar (tinggi), maka sinyal down-link
yang berasal dari satelit lain akan diterima juga oleh SB penerima sebagai sinyal
interferensi.
yang sarna dengan sistem frekuensi pada Satelit Palapa, yaitu C-band 6/4 Ghz.
Cross Polarisasi Antena
Sistem satelit Palapa, alokasi transponder menggunakan sistem polarisasi ganda
(polarisasi ortogonal), yaitu polarisasi Vertikal dan polarisasi Horizontal. Pada sistem
Ku-band, cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh pengaruh butiran air hujan
yang dapat mengubah polarisasi sinyal. Sedangkan pada C-band terjadinya crosspolarisasi lebih banyak disebabkan oleh jeleknya isolasi antara polarisasi Vertikal dan
horizontal pada sistem feed-horn antena. Isolasi cross-poll yang diijinkan adalah >30
dB.
Sistem lainnya
Sebagai contoh adalah interferensi dari sinyal liar yang ditimbulkan oleh sistem
pembakaran motor dua tak yang tidak sempurna, yaitu dapat mengganggu pada sistem
digital dimana carriernya kecil. Contoh lainnya adalah terganggunya/lenyapnya sinyal
sinkronisasi pada sistem TDMA yang mengakibatkan terganggunya sistem secara
keseluruhan.
optimal. Yang dimaksud optimal adalah persentase dari penggunaan banwidth dan power
satelit adalah sama.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendisain link budget adalah :
a).
b).
c).
d).
e).
f).
g).
h).
i).
yaitu
sidelobe
antena,
karena
hal
inilah
yang
akan
berakibat
pada
gangguan/interferensi ke satelit lain. Ada tiga tipe antena yang biasa digunakan dalam sistem
komunikasi satelit.
Ketiga jenis antena tersebut adalah
1. Cassegrian / focal fed antennas
Jenis antena ini banyak digunakan untuk TVRO, sedangkan untuk mengirimkan sinyal maka
dibutuhkan kabel yang agak panjang untuk sampai ke fed nya. Gambar focal fed antennas
2. Gregorian
Tipe antena ini banyak dibuat untuk antena yang berukuran besar, antena ini juga mempunyai
efisiensi yang tinggi untuk transmit dan receive. Gambar antenna Gregorian
Gain antenna
Antena yang digunakan untuk komunikasi satelit tidak hanya untuk menerima sinyal
saja tetapi yang lebih penting adalah untuk mengirimkan sinyal ke satelit. Diameter antena
yang digunakan akan sangat berpengaruh pada besarnya power yang harus disediakan untuk
mengirimkan sinyal ke satelit.
Secara umum gain antena dapat dirumus-kan sebagai berikut :
G = [df/c]ataug = 10log() + 20*log(df/c)
dimana :
Intermodulasi
Intermodulasi terjadi akibat dari penguat dari power TWTA atau SSPA yang tidak
linear. Sehingga apabila power SSPA dipakai untuk penggunaan multi carrier maka harus
dilakukan output backoff. Besarnya backoff ini tergantung dari berapa besar nilai
intermodulasi yang diijinkan. Besarnya output backooff ini dihasilkan oleh karakteristik dari
am/am dari power TWTA atau SSPA. Gambar intermodulasi antar carrier dapat dilihat
dibawah ini.
Interferensi satelit
Sumber-sumber interferensi
1. Jaringan terrestrial
biasanya, interferensi ini diakibatkan oleh antena yang mempunyai elevasi rendah/kecil.
2. Adjacent satellite/jaringan satelit lain
interferensi diakibatkan oleh jarak antar satelit, pattern dari antena yang tidak baik, coverage
dari satelit mempu-nyai cakupan daerah dan beroperasi pada frekuensi yang sa-ma. Jarak
satelit normalnya 2
oleh sebab itu untuk sistem komunikasi satelit diharuskanmenggunakan antena yang
mempunyai spesifikasi sebagai be-rikut : g() = 29-25*log()
3. Intermodulation product
interferensi ini disebabkan oleh akibat ketidak linearan (non linearity) dari TWTA atau SSPA
4. Crosspolarization
interferensi ini akibat oleh gerakan antena akibat dari ada-nya angin atau gangguan lain.
Dalam perhitungan interferensi antar satelit ini ada dua tipe interfwrensi yaitu
interferensi uplink dan interferensi downlink. Interferensi antar satelit ini lebih disebabkan
oleh side lobe dari antenna yang digunakan.
Loss/redaman
BANDWIDTH CARRIER
Metode Perhitungan Bandwidth Untuk Carrier Digital
Carier Digital :
BWOCC = 1.2x (IR+OH)x(1/m)x(1/FECxRS)
dimana :
TR = (IR+0H)/(RSxFEC)
SR = TR/m
IR = Information Rate
OH = Overhead Rate
dengan IR>1544 kbps (OH=96 kbps)
IR<1544 kbps (OH=IR/15 kbps)
m = modulation indeks; (BPSK;m=1), (QPSK;m=2)
a.
menggunakan kecepatan yang bervariasi antara 64 Kbps sampai 400 Kbps untuk keperluan
down-loading dengan asymmetric IP traffic: transaksi atau file.
7. Satelit Direct to Home (DTH)
Menggunakan teknologi Direct To Home (DTH) sebagai infrastruktur TV Link untuk
mengirimkan beratus-ratus program langsung ke rumah-rumah melalui jaringan satelit.
9. Satellite News Gathering (SNG)
Pelayanan SNG menjadi jenis pelayanan yang populer diantara yang ditawarkan oleh
operator-operator satelit. Pelayanan SNG ini menyediakan kepada para pelanggannya, seperti
perusahaan-perusahaan penyiaran TV, pemerintah, untuk memiliki kemampuan yang mobile
dalam meliput program-program outdoor dan siaran langsung TV (acara berita dan olahraga)
maupun untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas komunikasi pada kondisi bencana atau
darurat. Dalam mengirimkan pelayanan-pelayanan SNG, operator-operator satelit dengan
cara sederhana menyediakan stasiun bumi portable atau mobile dengan kemampuan sistem
audio, percakapan telepon dan video. Satelit-satelit dengan frekuensi-frekuensi pita Ku atau
Ka memiliki karakteristik yang fleksibel dan portabel disebabkan karena ukuran terminal
VSAT mobile nya relatif kecil dan sederhana.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Komunikasi satelit adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa dengan tujuan
telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro
2. Pada awalnya satelit digunakan untuk pelengkap sistem kabel jarak jauh.
3. Komponen sistem komunikasi satellite terdiri dari space segmen dan ground segmen
4. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendisain link budget adalah : antena
stasiun bumi, Intermodulasi, Interferensi satelit, Cross polarisasi antenna, Redaman
hujan, Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya, Bandwidth carrier,
Pattern coverage satelit (SFD, G/T, EIRP), Kualitas pelayanan yang diharapkan.
5. Pengalokasian frekuensi untuk layanan layanan satelit adalah proses yang sangat
kompleks yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional
6. Terdapat beberapa macam jenis ketinggian dalam pengorbitan satelit; orbit rendah,
orbit menengah, orbit Geosinkron, orbit Geostasioner, orbit tinggi juga ada orbit
khusus: orbit Molniya ,orbit sunsynchronous, orbit polar
7. Antena stasiun bumi merupakan adalah faktor komponen utama dalam mendisain
suatu link budget untuk mengirim dan menerima sinyal, terdapat tiga jenis antena:
antena . Cassegrian ,antena Gregorian, antena Offset fed antenna
8. Untuk mencari Gain pada Antena
G = [df/c]ataug = 10log() + 20*log(df/c)
9. Link komunikasi satelit terdiri dari dua komponen utama yaitu kompenen sisi uplink
(pemancar) dan komponen sisi downlink (penerimaan)
10. Terdapat beberapa gangguan pada system komunikasi satelit ini , yaitu :
1. Interferensi satelit
Beberapa sumber interferensi:Jaringan terrestrial, Adjacent satellite/jaringan
satelit lain,
2. redaman(loss)
adapun beberapa tipe loss: Redaman jarak (free space loss), Redaman hujan (rain
attenuation), Pointing error (pe).