Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SISTEM TRANSMISI PADA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

KELOMPOK 7
Anggota
1110952050

TIKA AMELIA

1110952055

RISNA JULIANTI

1110952057

MARDIAH BAHRI

Dosen
FITRILINA S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, pelayanan telekomunikasi mempunyai peranan yang besar untuk berbagai
aspek kehidupan. Contohnya bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri dan sebagainya.
Agar telekomunikasi dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan sistem komunikasi.
Sistem komunikasi dapat berupa sistem komunikasi optic, radio dan terrestrial, serta satelit.
Pada awalnya, sistem komunikasi terrestrial banyak di pakai untuk pelayanan
telekomunikasi, tapi pelayanan telekomunikasi dengan menggunakan terestrial memerlukan
banyak biaya pembangunan infrastruktur. Selain itu, sistem komunikasi terrestrial tidak
mampu melayani telekomunikasi secara global, hal ini disebabkan antar benua dipisahkan
oleh samudra yang luas. Sedangkan komunikasi terrestrial memanfaatkan pemantulan
gelombang radio pada lapisan ionosfer.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, memungkinkan berkembangnya
teknologi untuk pelayanan telekomunikasi. Salah satu bentuk perkembangan layanan
telekomunikasi, yaitu dengan adanya sistem komunikasi satelit. Dimana sistem komunikasi
ini memakai layanan satelit untuk berkomunikasi secara global tanpa dibatasi oleh jarak antar
benua di dunia.
Komunikasi satelit pada saat ini menyediakankapasitas yang sangat besar baik untuk
percakapan telepon maupun untuk transmisi video. Selain itu, pemakaian stasiun bumi telah
berkurang dari pada dengan pemakaian sistem komunikasi terrestrial.
Sistem komunikasi tidak terlepas dari sistem transmisi, karena informasi yang akan
dikirimkan harus mempunyai media untuk terjadinya komunikasi atau sering disebut dengan
media transmisi. Dan setiap media transmisi memiliki sistem transmisi yang sesuai dengan
karakteristik media tramsmisi. Karena hal tersebut maka pada makalah ini akan dibahas
mengenai sistem transmisi pada sistem komunikasi satellite.
1.2 Batasan Masalah
Pada makalah ini dibahas tentang sistem transmisi sistem komunikasi satelit,
khususnya satelit komunikasi, meliputi link budget dan jaringan satelit komunikasi.

BAB 2
TEORI
2.1 Sistem Komunikasi Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi
tertentu. Ada dua jenis satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan.
1. Satelit Alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit
sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya, Bulan
adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet yang
mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi,
tetapi jarang digunakan. Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit alami Matahari.
2. Satelit Buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda lain,
misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi.
Satelit Komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa dengan tujuan
telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit
komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe
terbaru menggunakan satelit pengorbit bumi rendah.
Untuk pelayanan tetap, satelit komunikasi menyediakan sebuah teknologi tambahan
bagi kabel komunikasi kapal selam optik fiber. Untuk aplikasi bergerak, seperti komunikasi
ke kapal laut dan pesawat terbang di mana aplikasi teknologi lain seperti kabel, tidak praktis
atau tidak mungkin digunakan.

Komponen Dasar Link Satelit

Arsitektur Komunikasi Satelit

Ada 2 bagian penting pada sistem komunikasi satelit yaitu space segment (bagian
yang berada di angkasa) dan ground segment (biasa disebut stasiun bumi).

Space Segment, terdiri dari


Struktur / Bus
Payload
Power Supply
Kontrol temperature
Kontrol attitude dan orbit
Sistem propulsi
Telemetry, Tracking, & Command (TT&C)
Space segment berguna untuk mengontrol dan memonitor satelit. Hal ini termasuk,
tracking, telemetry dan command station (TT&C) bersama dengan satellite control centre,
tempat operasional dari station-keeping dan checking fungsi vital dari satelit dilakukan.
Gelombang radio yang ditransmisi oleh stasiun bumi, diterima oleh satelit. Link yang
terbentuk disebut UPLINK. Satelit akan mentransmisi gelombang radio ke stasiun bumi
penerima, dan link nya disebut DOWNLINK. Kualitas dari suatu link radio ditentukan oleh
carrier-to-noise ratio. Kualitas dari overall link menentukan kualitas sinyal yang dikirim ke
end user.
Pada prinsipnya satelit komunikasi merupakan stasiun pengulang (repeater)diangkasa.
Sinyal-sinyal yang dikirim oleh antena di bumi setelah diterimadiperkuat oleh peralatan-peralatan
di satelit kemudian dikirim kembali ke bumi.Keuntungan utama dari satelit komunikasi adalah daya
tampung lalu lintastelekomunikasi yang besar dan fleksibel serta mempunyai daerah liputan
yangluas di bumi.
Subsistem - subsistem yang harus dimiliki oleh satelit :
a) Sub-sistem Antena ; untuk memnerima dan memancarkan sinyal
b) Transponder : peralatan-peralatan elektronik untuk menerima, memperkuatdan
merubah frekwensi sinyal-sinyal yang diterima dan dipancarkankembali ke bumi.
c) Sub-sistem pembangkit daya listrik : untuk membangkitkan daya listrikyang
dibutuhkan bagi satelit.
d) Sub-sistem

pengatur

daya :

untuk

mengatur

dan

merubah

daya listrik

yangdibangkitkanke dalam bentuk-bentuk yang dibutuhkan oleh peralatan-peralatan


elektronik.
e) Sub-sistem komando dan telemetri : untuk memancarkan data-datatentang satelit ke
bumi dan menerima komando (perintah-perintah)daribumi.
f) Sub-sistem pendorong (thrust) untuk mengatur perubahan-perubahanposisi dan
ketinggian satelit agar bisa berada tetap pada posisi tertentudalam orbit.

g) Sub-sistem stabilisasi : untuk menjaga agar antena-antena satelit dapatselalu


mengarah ke sasaran yang tepat di bumi.
Ground Segment, terdiri dari
User Terminal
SB Master
Jaringan.
Dari SB (stasiun bumi) langsung dihubungkan ke end user. Stasiun bumi dibedakan
atas ukurannya yang bervariasi berdasarkan volume traffic yang dibawa oleh link satelit dan
tipe trafiknya. Stasiun terbesar memiliki antena berdiameter 30 m (standard A dari Intelsat
Network),
yang terkecil memiliki diameter antena 0,6 m atau lebih kecil lagi berupa mobile station
terminal. Sebagian stasiun berfungsi menerima dan mengirim, namun ada juga yang hanya
menerima saja (RCVO station)
Berdasarkan fungsinya, ground segment dibedakan atas :1) Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi yang
berdungsi untuk mengendalikansatelit agar tetap ditempat yang diperintahkan, serta
menjalankan fungsiyang dikomandokan.2) Stasiun Bumi Besar : stasiun bumi yang dapat
mengirimkan danmenerima sinyal-sinyal informasi dan siaran televisi
3) Stasiun Bumi Kecil : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan menerimasinyal-sinyal informasi tetapi
hanya dapat menerima siaran televisi.4) Stasiun Bumi Bergerak (SBB) : stasiun bumi yang untuk
keadaan daruratataupun khusus misalnya peliputan siaran TV secara langsung.5) Television Reception
Only (TVRO) : stasiun bumi yang hanya dapatmenerima siaran televisi lewat satelit.
2.2 Perkembangan Sistem Komunikasi Satelit
Komunikasi Satelit muncul pada Perang Dunia II yang merupakan pengembangan
teknologi saat itu, Missiles dan Microwaves, untuk dikombinasikan sebagai awal dari era
komunikasi satelit.
Secara garis besar sejarah satelit dunia dari tahun ke tahun diantaranya:
1945 : Athur Clarke menerbitkan essay tentang Extra Terrestial Relays
1957 : Diluncurkan pertama kali satelit sputnic
1959 : Satelit cuaca pertama, Vaguard 2
1960 : Diluncurkan satelit komunikasi Refleksi ECHO
1963 : Diluncurkan satelit komunikasi Geostasioner SYNCOM
1965 : Komunikasi satelit Geostasioner komersial pertama di dunia, INTELSAT I
1976 : Satelit marisat untuk komumnikasi maritim dan peluncuran PALAPA

1982 : Sistem telepon dengan satelit mobile , INMARSAT 4


1988 : Sistem satelit dengan komunikasi data dan telepon mobile, INMARSAT C
1993 : Sistem telepon denga digital satelit
1998 : Sistem satelit Global untuk Small Mobile Phones.
1999 : Peluncuran Telkom 1

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pentransmisian Sistem Komunikasi Satelit


Pada prinsip karakteristik Sistem Komunikasi Satelit serupa dengan microwave radio
links tapi dibedakan atas 3 karakteristik penting:

Sinyal Komunikasi Satelit

menempuh jarak yang sangat jauh tanpa penguatan,

konsekuensinya satelit bersifat aktif, mempunyai penguatan sinyal yang on-board.

Peralatan berada di daerah yang tidak dihuni manusia (extreme environment = luar
angkasa)

Perbaikan dapat dianggap mustahil dilakukan setelah satelit diluncurkan ke orbit (baru
bisa dilakukan pada orbit LEO)
Satelit komunikasi awalnya digunakan untuk pelengkap sistem kabel jarak jauh (long

distance cable systems), namun terdapat beberapa perbedaaan diantara


kedua sistem tersebut :

Long distance cable bersifat point-to-point connections, Komunikasi Satelit bersifat

point-to-multipoint / multipoint-to-multi point connections


Biaya sistem kabel meningkat dengan pertambahan jarak, biaya link satellite tidak

tergantung oleh jarak antar Stasiun bumi.


Transmisi satelit dapat mengatasi hambatan fisik dan politik yang tidak dapat dilewati

oleh sistem kabel.


Satelit dapat menyediakan layanan bagi mobile terminals.
Perbedaan ini mengubah evolusi layanan Komunikasi Satelit. Satelit sendiri memiliki

2 peranan, yaitu:
o Memperkuat (amplify) received carriers untuk retransmisi pada posisi downlink
o Mengubah frekuensi carrier untuk menghindari re-injection dari sebagian transmitted
power ke receiver.
Alokasi Frekuensi untuk Layanan Satelit
Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit adalah proses yang sangat kompleks
yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional. Hal ini dilakukan
dibawah pengawasan International Communication Union (ITU). Dalam hal perencanaan
frekuensi ini (frequency planning), dunia dibagi menjadi 3, yaitu:
Kawasan 1: Eropa, Afrika, Rusia (dulu masih Soviet) dan Mongolia
Kawasan 2: Amerika Utara dan Selatan, Greenland
Kawasan 3: Asia (diluar daerah 1), Australia dan Pasifik Barat Daya
Dalam setiap kawasan, frekuensi dialokasikan untuk berbagai macam layanan satelit,
walaupun frekuensi tersebut dipakai untuk layanan yang berbeda di kawasan lain. Beberapa
layanan satelit adalah sebagai berikut:

a. Fixed Satellite Service (FSS)


FSS menyediakan link untuk jaringan telepon dan juga untuk pentransmisian sinyal
televisi ke perusahaan tv kabel, untuk kemudian didistribusikan melalui jaringan kabel.
Contoh FSS: DTH (Direct To Home), akses internet, video conferencing, satelit new
gathering (SNG), frame relay, Digital Audio broadcasting (DAB).
Keunggulannya tidak tergantung pada jarak, dapat menyediakan layanan untuk
cakupan semua wilayah.
b. Broadcasting Satellite Service (BSS)
BSS diperuntukkan untuk broadcast langsung ke rumah-rumah masyarakat sehingga
sering juga disebut DBS (Direct Broadcast Satellite).
c. Mobile Satellite Service
Mobile satellite service melayani komunikasi bergerak baik di daratan, laut maupun
udara.
d. Navigational Satellite Service
Navigational satellite service melayani global positioning system (GPS).
e. Meteorological Satellite Service
Meteorological service melayani riset dan layanan penyelamatan (rescue).
Orbit
Dalam fisika, suatu orbit adalah jalan yang dilalui oleh objek, di sekitar objek lainnya,
di dalam pengaruh dari gaya tertentu. Orbit pertama kali dianalisa secara matematis oleh
Johannes Kepler yang merumuskan hasil perhitungannya dalam hukum gerakan planet
Kepler. Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita adalah berbentuk elips
dan bukan lingkaran atau episiklus seperti yang semula dipercaya. Orbit adalah lintasan yang
dilalui oleh satelit. Satelit akan bergerak lebih pelan pada lintasannya ketika jarak dari bumi
meningkat.
MacamMacam Orbit Satelit
Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa
mengorbit dengan ketinggian berapa pun.

Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO) : 300 - 1500km di atas permukaan bumi.
Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
Orbit Geosinkron (Geosynchronous orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas

permukaan Bumi
Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan
Bumi.

Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.

Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit,
diantaranya:

Orbit Molniya, orbit satelit dengan periode orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63.
Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu

melintas ekuator pada jam lokal yang sama.


Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub.

Satelit Geostasioner
Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di atas ekuator Bumi
(0 lintang), dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari permukaan Bumi, objek yang
berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) di angkasa karena periode
orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan periode rotasi Bumi. Orbit ini sangat
diminati oleh operator-operator satelit buatan (termasuk satelit komunikasi dan televisi).
Karena letaknya konstan pada lintang 0, lokasi satelit hanya dibedakan oleh letaknya di
bujur Bumi.
Orbit geosinkron (GEO, Geosynchronous Earth Orbit) berada pada ketinggian 36.000
km. Periode orbitnya 24 jam, sama dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Satelit
telekomunikasi dan pengamat cuaca umumnya ada di sini. Satelit GEO dengan inklinasi
(sudut kemiringan terhadap bidang ekuator) nol derajat dan dikontrol terus (seperti pada
satelit telekomunikasi) bisa berada pada titik stasioner, sehingga orbitnya disebut
geostationer orbit (GSO).
Keuntungan dari GEO diantaranya:
Bandwidth lebar. Satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka-band (20-30 GHz) akan
dapat menyalurkan troughput dalam orde giga bit per detik.
Relatif murah. Sistem satelit relatif lebih murah karena tidak ada biaya penggelaran
dan satu satelit dapat mengcover daerah yang luas.
Topologi network sederhana. Dibandingkan dengan model interkoneksi mesh pada
network terestial, satelit GEO memiliki konfigurasi yang lebih sederhana.
Dengan topologi sederhana maka performasi network lebih mudah dikendalikan.
Disamping itu, ada beberapa kerugiannya, yaitu:
Satelit GEO memerlukan power yang lebih besar untuk hand set. Hal ini membuat
hand set menjadi lebih besar dan mengurangi umur baterai.
Delay tetap yang dapat dirasakan oleh user. Biasanya, delaynya detik, tetapi dapat
lebih lama. Pada telfon selular, delay lebih besar dari detik tidak dapat diterima.

Terjadinya interferensi dan atau koneksi yang tidak teratur disebabkan adanya salju,
hujan, dan bentuk lain gangguan cuaca.
LEO System
Orbit bumi rendah (Low Earth Orbit, LEO) adalah sebuah orbit sekitar Bumi antara
atmosfer dan sabuk radiasi Van Allen, dengan sebuah sudut inklinasi rendah. Batasan ini tidak
didefinisikan secara pasti, tetapi biasanya sekitar 300-1500 km. Orbit ini biasanya berada di
bawah intermediate circular orbit (ICO) dan jauh di bawah orbit geostationary. Orbit lebih
rendah dari sini tidak stabil dan akan turun secara cepat karena gesekan atmosfer. Orbit yang
lebih tinggi dari orbit ini merupakan subyek dari kegagalan elektronik awal karena radiasi
yang kuat dan pengumpulan muatan. Orbit dengan sebuah sudut inklinasi yang lebih tinggi
biasanya disebut orbit polar.
Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer di thermosphere (sekitar 80-500 km
di atas) atau exosphere (kira-kira 500 km ke atas), tergantung dari ketinggian orbit.
Kebanyakan penerbangan angkasa berawak telah berada di LEO, termasuk seluruh space
shuttle dan bermacam misi stasiun angkasa, satu pengecualian adalah tes penerbangan
suborbital seperti Proyek Mercury awal dan penerbangan SpaceShipOne (yang tidak
ditujukan mencapai LEO), dan misi Proyek Apollo ke Bulan (yang melewati LEO). Dari segi
penggunaannya, sistem-sistem LEO dapat dibagi dalam dua sistem, yaitu:

Sistem yang dapat beroperasi dengan membypass jaringan telekom yang ada.

Dalam group ini hanya IRIDIUM yang baru dapat digolongkan kedalamnya.
Sistem yang bekerja melalui jaringan telekom yang ada. Sehingga dapat dianggap
sebagai perluasan sistem-sistem Cellular ataupun jaringan telekom yang ada.

MEO System
Benda yang berada di orbit menengah (MEO, Medium Earth Orbit) berada pada
ketinggian 5.500-36.000 km. Sistem satelit navigasi GPS (global positioning system) milik
Amerika Serikat dan GLONASS (global navigation satellite system) milik Rusia menempati
orbit menengah ini, sekitar 18.000-20.000 km dari Bumi.
Interferensi Pada Sistem Satelit
Interferensi pada sistem transmisi satelit dapat disebabkan oleh banyak sumber, yaitu:

Sistem satelit terdekat. Apabila SB penerima memiliki antena dengan pattern receive
yang buruk, artinya gain side-lobenya cukup besar (tinggi), maka sinyal down-link
yang berasal dari satelit lain akan diterima juga oleh SB penerima sebagai sinyal
interferensi.

SB pemancar (Up-link) Sinyal interferensi timbul disebabkan oleh SB pemancar dari


satelit lain. Apabila SB pemancar tersebut memiliki antenna dengan pattern side-lobe
dengan gain yang cukup besar, maka carrier pada arah side-lobe juga memiliki daya

yang cukup tinggi untuk mengganggu sistem satelit.


Intermodulasi kanal terdekat Satu transponder dibebani atau dioperasikan untuk multi
carrier seperti sistem FDMA atau 2T , maka carrier-carrier tersebut akan
menimbulkan sinyal termodulasi pada transponder tersebut dan transponder dikanankirinya. Walaupun pada output multiplexer transponder sudah dilengkapi filter yang
akan mem-filter sinyal intermodulasi, tetapi energi yang ditimbulkan akan tetap

melebar ditransponder kanan-kirinya.


Interferensi dari sistem terresterial. Sistem terresterial beroperasi pada frekuensi band

yang sarna dengan sistem frekuensi pada Satelit Palapa, yaitu C-band 6/4 Ghz.
Cross Polarisasi Antena
Sistem satelit Palapa, alokasi transponder menggunakan sistem polarisasi ganda
(polarisasi ortogonal), yaitu polarisasi Vertikal dan polarisasi Horizontal. Pada sistem
Ku-band, cross-polarisasi lebih banyak disebabkan oleh pengaruh butiran air hujan
yang dapat mengubah polarisasi sinyal. Sedangkan pada C-band terjadinya crosspolarisasi lebih banyak disebabkan oleh jeleknya isolasi antara polarisasi Vertikal dan
horizontal pada sistem feed-horn antena. Isolasi cross-poll yang diijinkan adalah >30
dB.

Sistem lainnya
Sebagai contoh adalah interferensi dari sinyal liar yang ditimbulkan oleh sistem
pembakaran motor dua tak yang tidak sempurna, yaitu dapat mengganggu pada sistem
digital dimana carriernya kecil. Contoh lainnya adalah terganggunya/lenyapnya sinyal
sinkronisasi pada sistem TDMA yang mengakibatkan terganggunya sistem secara
keseluruhan.

3.2 Link Budget Sistem Komunikasi Satelit


Link budget adalah kegiatan menghitung dari rencana power yang akan dipancarkan
ke satelit dari stasiun bumi untuk mendapatkan suatu nilai C/N total dari suatu link. Dalam
perhitungan link budget ini besarnya power yang dipancarkan akan tergantung dari : jenis
carrier, ukuran antena penerima, karakteristik satelit, lokasi stasiun bumi dan servis yang
diharapkan. Dalam mendesain link budget harus diusahakan supaya penggunaan satelit dapat

optimal. Yang dimaksud optimal adalah persentase dari penggunaan banwidth dan power
satelit adalah sama.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendisain link budget adalah :
a).
b).
c).
d).
e).
f).
g).
h).
i).

Antena stasiun bumi


Intermodulasi
Interferensi satelit
Cross polarisasi antenna
Redaman hujan
Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya
Bandwidth carrier
Pattern coverage satelit (SFD, G/T, EIRP)
Kualitas pelayanan yang diharapkan

Antena stasiun bumi


Antena adalah faktor komponen utama dalam mendisain suatu link budget karena
antena ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengirim dan menerima sinyal dan
efeknya

yaitu

sidelobe

antena,

karena

hal

inilah

yang

akan

berakibat

pada

gangguan/interferensi ke satelit lain. Ada tiga tipe antena yang biasa digunakan dalam sistem
komunikasi satelit.
Ketiga jenis antena tersebut adalah
1. Cassegrian / focal fed antennas
Jenis antena ini banyak digunakan untuk TVRO, sedangkan untuk mengirimkan sinyal maka
dibutuhkan kabel yang agak panjang untuk sampai ke fed nya. Gambar focal fed antennas

2. Gregorian
Tipe antena ini banyak dibuat untuk antena yang berukuran besar, antena ini juga mempunyai
efisiensi yang tinggi untuk transmit dan receive. Gambar antenna Gregorian

3. Offset fed antenna


Tipe dari antena ini masih tergolong baru karena reflector dari antena tidak simetris. Sehingga
tipe antena ini susah dalam pembuatan dan mahal untuk jenis antena yang berukuran besar
(lebih besar dari 2.4 meter). Gambar antenna Offset fed.

Gain antenna
Antena yang digunakan untuk komunikasi satelit tidak hanya untuk menerima sinyal
saja tetapi yang lebih penting adalah untuk mengirimkan sinyal ke satelit. Diameter antena
yang digunakan akan sangat berpengaruh pada besarnya power yang harus disediakan untuk
mengirimkan sinyal ke satelit.
Secara umum gain antena dapat dirumus-kan sebagai berikut :
G = [df/c]ataug = 10log() + 20*log(df/c)
dimana :

g = gain antena (dbi)


= efisiensi antena
d = antenna diameter (meter)
f = frequency (hz)
c = kecepatan cahaya (3x108m/s)

Sidelobe antena/antenna pattern


g() = 29-25*log()
g() = 32-25*log()
g/t antenna
sistem penerimaan untuk sistem komunikasi satelit yang berhubungan dengan antena
biasanya selalu diberikan dalam bentuk perbandingan g/t.
Dalam perhitungan g/t biasanya referensi titik yang diambil adalah pada input LNA, tetapi
kenyataannya tidak demikian namun hal ini tidak akan berpengaruh pada besarnya g/t antena
meskipun titik referensinya berbeda
perhitungan g/t antena :
G/t = grxa-loss-10xlog(Tsys)
Tsys=ta/l+to(l-1)/l+t1+to(f-1)/g
dalam praktek biasanya diambil Tsys= 80K sedangkan untuk ku-band Tsys=160K

Intermodulasi

Intermodulasi terjadi akibat dari penguat dari power TWTA atau SSPA yang tidak
linear. Sehingga apabila power SSPA dipakai untuk penggunaan multi carrier maka harus
dilakukan output backoff. Besarnya backoff ini tergantung dari berapa besar nilai
intermodulasi yang diijinkan. Besarnya output backooff ini dihasilkan oleh karakteristik dari
am/am dari power TWTA atau SSPA. Gambar intermodulasi antar carrier dapat dilihat
dibawah ini.

Interferensi satelit
Sumber-sumber interferensi
1. Jaringan terrestrial
biasanya, interferensi ini diakibatkan oleh antena yang mempunyai elevasi rendah/kecil.
2. Adjacent satellite/jaringan satelit lain
interferensi diakibatkan oleh jarak antar satelit, pattern dari antena yang tidak baik, coverage
dari satelit mempu-nyai cakupan daerah dan beroperasi pada frekuensi yang sa-ma. Jarak
satelit normalnya 2
oleh sebab itu untuk sistem komunikasi satelit diharuskanmenggunakan antena yang
mempunyai spesifikasi sebagai be-rikut : g() = 29-25*log()
3. Intermodulation product
interferensi ini disebabkan oleh akibat ketidak linearan (non linearity) dari TWTA atau SSPA
4. Crosspolarization
interferensi ini akibat oleh gerakan antena akibat dari ada-nya angin atau gangguan lain.

Dalam perhitungan interferensi antar satelit ini ada dua tipe interfwrensi yaitu
interferensi uplink dan interferensi downlink. Interferensi antar satelit ini lebih disebabkan
oleh side lobe dari antenna yang digunakan.
Loss/redaman

I. Tipe dari loss


1. Redaman jarak (free space loss)
redaman karena jarak akan tergantung pada frekuensi yang digunakan dan juga tergantung
pada aktual jarak dari sta-siun bumi ke satelit, sedangkan jarak ini akan dipengaruhui oleh
lokasi dari stasiun.
2. Redaman hujan (rain attenuation)
redaman akibat hujan ini merupakan faktor yang cukup pen-ting yang harus diperhatikan
dalam sistem komunikasi sate-lit. Hal ini terutama bila sistem komunikasi satelit berope rasi
diatas 10 Ghz. Besarnya redaman akibat hujan hujan dipengaruh besarnya butiran hujan,
frekuensi, ketinggian hujan dan polarisasi da-ri gelombang yang dipancarkan.
3. Pointing error (pe)
redaman loss akibat gerakan satelit dan hal ini terjadi bila antena tidak menggunakan sistem
autotrack.

BANDWIDTH CARRIER
Metode Perhitungan Bandwidth Untuk Carrier Digital
Carier Digital :
BWOCC = 1.2x (IR+OH)x(1/m)x(1/FECxRS)
dimana :
TR = (IR+0H)/(RSxFEC)
SR = TR/m
IR = Information Rate
OH = Overhead Rate
dengan IR>1544 kbps (OH=96 kbps)
IR<1544 kbps (OH=IR/15 kbps)
m = modulation indeks; (BPSK;m=1), (QPSK;m=2)

FEC= Forward Error Correction


RS = Reed Solomon Code
BWALC =1.2x BWOCC
BWXPDR= INT(BWALC/30)x30+30
Konversi dari EB/NO ke C/ NO dan C/N :
C/ NO = EB/NO +10 x LOG(TR) ATAU C/N = EB/NO +10 x LOG(TR/BWOCC)
Untuk Carrier Analog :
1. Sistem
A.TV ANALOG (PAL, NTSC)
B.FDM, SCPC
2. Perhitungan Bandwitdh
BW= 2(Dfv + fv)
dimana :
Dfv = peak deviation video signal (11MHz)
fv = top baseband frekuensi
Konversi dari C/NO ke S/N :
S/N = C/NO + 10 x LOG[3fpk2/(2fv3)]+ PW IM + CF
Dimana:
fpk= peak deviasi dari signal video (tipikalnya 9.85MHz)
PW = factor emphasis dan weighting (NTSC = 12.3 dB, PAL B/B= 16.3 dB)
IM = margin (tipikalnya 1-2 dB)
CF = faktor konversi rms ke peak to peak
Metode Perhitungan Link Budget
Link komunikasi satelit terdiri dari dua komponen utama yaitu kompenen sisi uplink
(pemancar) dan komponen sisi downlink (penerimaan). Tetapi hal ini tidak mungkin karena
adanya penambhan noise akibat termal dan faktor gangguan akibat interferensi yaitu
interferensi akibat dari sistem satelit lain dan interferensi cross polariasi dari sistem/carrier
lain dan efek dari intermodulasi.
1. Link up/transmit
persamaan dari komponen uplink untuk sistem transmisi satelit dapat dituliskan
sebagai berikut :
C/NUP = EIRPES - FSLUP PE - LRAIN + G/TSAT K B
dimana :

EIRPES = POWERES + GTXES(dBW)


Power HPA/SSPA = POWERES+LWAVEGUIDE (dBW)
FSLUP = free space loss uplink (dB)
PE = pointing error dari antena transmit (dB)
LRAIN = redaman hujan untuk sisi uplink (dB)
G/TSAT = G/T dilihat dari contour (dB/K)
K = boltzmanns constant (-228.6 dBW/K/Hz)
B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)
2. Link down/receive
persamaan dari komponen uplink untuk sistem transmisi satelit dapat dituliskan sebagai
berikut :
C/NDN = EIRPSAT - FSLDN PE - LRAIN + G/TES K B
dimana :
EIRPSAT = EIRPSATELLITE SATURATION-OBOCARRIER(dBW)
FSLDN = free space loss downlink (dB)
PE = pointing error dari antena receive (dB)
LRAIN = redaman hujan untuk sisi downlink (dB)
G/TES = G/T dari stsasiun bumi (dB/K)
K = boltzmanns constant (-228.6 dBW/K/Hz)
B = occupied bandwidth dari carrier (dB-Hz)
untuk mendapatkan nilai dari OBOCARRIER dapat dijelaskan sebagai berikut :sebelum kita
menghitung nilai OBO, kita kita harus mengetahui hubungan antara input power dan output
power dari satelit (karakteristik dari SSPA/TWTA) dari satelit dan hal ini dapat dilihat atau
mengacu pada data/curva am/am yang diberikan dari SSPA atau TWTA yang digunakan.
Untuk menghitung ouput power, langkah pertama adalah menghitung power input backoff
dari titik saturasi dibandingkan dengan flux density power uplink terhadap saturatined fluxd
density dari satelit yang didapat dari countour tadi. Nilai dari SFD satelit ini diberikan
berdasarkan spesifikasi dari satelit dan lokasi dari stasiun bumi yang digunakan. Dari
penjelasan tersebut perhitungan dari IBOCXR dan OBOCXR dapat diberikan sebagai berikut
:
IBOCXR = SFD -C = SFD - EIRPES + FSLUP + PE + LRAIN - G1
OBOCXR=IBOCXR-(IBOAGG-OBOAGG)
dimana :

IBOAGG= input backoff pada multi-carrier (palapa-c = 6 dB)


OBOAGG= output backoff pada multi carrier (palapa-c = 4.5 dB)
SFD = saturated flux density dari satelit
3. Link total
perhitungan C/N total dari link dapat diberikan sebagai beri kut
[C/NTOTAL]-1 = [C/NUP]-1 + [C/NDN] -1 + [C/IM]-1 + [C/IADJ]-1 + [C/XPOLL]-1
Atau
C/NTOTAL = [(C/NUP)-1 + (C/NDN )-1 + (C/IM )-1 + (C/IADJ)-1 + (C/XPOLL)-1]-1
dimana :
C/IADJ= C/NREQ+12.2 dB;
Untuk Carrier Digital C/NREQ==Eb/NoREQ+ 10 LOG(TR/BW)
C/XPOLL= 30 dB
Keunggulan Komunikasi Satelit

a.

Cakupan yang luas: satu negara, region, ataupun satu benua


Bandwith yang tersedia cukup lebar;
Independen dari infrastruktur terrestrial;
Instalasi jaringan segmen bumi yang cepat;
Biaya relatif rendah per site;
Karakteristik layanan yang seragam;
Layanan total hanya dari satu provider;
Layanan mobile/wireless yang independen terhadap lokasi.
Baik untuk jenis
Titik Ke Titik

b. Titik Ke Banyak Titik

c. Banyak Titik Ke Satu Titik

Kelemahan Komunikasi Satelit

Delay propagasi besar.


Rentan terhadap pengaruh armosfir, dll
Up Front Cost tinggi: Contoh untuk Satelit GEO: Spacecraft, Ground Segment &
Launch = US $ 200 jt, Asuransi : $ 50 jt.
Distance insensitive: Biaya komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh relatif sama.
Hanya ekonomis jika jumlah User besar dan kapasitas digunakan secara intensif.
Aplikasi dari Penggunaan Satelit
Telekomunikasi
1. Penghubung telepon global (Global tellecommunication connection)
Jaringan telepon global juga dikenal sebagai Jaringan Telepon Switch Publik (PPSTN
adalah singkatan dari Public Switched Telephone Network atau yang biasa disebut jaringan
telpon tetap (dengan kabel). PSTN secara umum diatur oleh standar-standar teknis yang
dibuat oleh ITU-T, dan menggunakan pengalamatan E.163 / E.164 (secara umum dikenal
dengan nomor telepon). Public Switched Telephone Network,PSTN ).
2. Penghubung komunikasi untuk di tempat terpencil.
Satelit mampu menyediakan link komunikasi sampai ke komunitas terpencil yang
sulit dijangkau oleh sistem komunikasi lain. Tentu saja, sinyal satelit tidak menghiraukan
batasan wilayah politik, yang bisa menjadi kelebihan ataupun kekurangan dari sistem
komunikasi ini.
3. Global Mobile Communication (GSM)
adalah salah satu standar sistem komunikasi nirkabel (wireless) yang bersifat terbuka.
Telepon GSM digunakan oleh lebih dari satu milyar orang di lebih dari 200 negara.
Banyaknya standar GSM ini membuat roaming internasional sangat umum dengan
persetujuan roaming antar operator telepon genggam. GSM berbeda banyak dengan
teknologi sebelumnya dalam pensinyalan dan channel pembicaraan adalah digital, yang
berarti ia dipandang sebagai sistem telepon genggam generasi kedua (2G). GSM merupakan
sebuah standar terbuka yang sekarang ini dikembangkan oleh 3GPP.
5. Sistem satelit untuk memperluas sistem telepon seluler
Sekarang ini, hanya 15% dari daratan dunia terlayani oleh selular atau teresterial
telefon, sehingga satelit menjadi satu-satunya alternatif bila kabel atau selular tidak tersedia.
6. Akses internet melalui satelit
Jenis teknologi satelit telah digunakan untuk aplikasi akses Internet, seperti DirectPC
di Amerika, Jepang, Kanada, dan beberapa negara di Eropa. Kecepatan akses Internet dapat

menggunakan kecepatan yang bervariasi antara 64 Kbps sampai 400 Kbps untuk keperluan
down-loading dengan asymmetric IP traffic: transaksi atau file.
7. Satelit Direct to Home (DTH)
Menggunakan teknologi Direct To Home (DTH) sebagai infrastruktur TV Link untuk
mengirimkan beratus-ratus program langsung ke rumah-rumah melalui jaringan satelit.
9. Satellite News Gathering (SNG)
Pelayanan SNG menjadi jenis pelayanan yang populer diantara yang ditawarkan oleh
operator-operator satelit. Pelayanan SNG ini menyediakan kepada para pelanggannya, seperti
perusahaan-perusahaan penyiaran TV, pemerintah, untuk memiliki kemampuan yang mobile
dalam meliput program-program outdoor dan siaran langsung TV (acara berita dan olahraga)
maupun untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas komunikasi pada kondisi bencana atau
darurat. Dalam mengirimkan pelayanan-pelayanan SNG, operator-operator satelit dengan
cara sederhana menyediakan stasiun bumi portable atau mobile dengan kemampuan sistem
audio, percakapan telepon dan video. Satelit-satelit dengan frekuensi-frekuensi pita Ku atau
Ka memiliki karakteristik yang fleksibel dan portabel disebabkan karena ukuran terminal
VSAT mobile nya relatif kecil dan sederhana.

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Komunikasi satelit adalah satelit buatan yang dipasang diangkasa dengan tujuan
telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro
2. Pada awalnya satelit digunakan untuk pelengkap sistem kabel jarak jauh.
3. Komponen sistem komunikasi satellite terdiri dari space segmen dan ground segmen
4. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendisain link budget adalah : antena
stasiun bumi, Intermodulasi, Interferensi satelit, Cross polarisasi antenna, Redaman
hujan, Loss jarak antara stasiun bumi ke satelit dan sebaliknya, Bandwidth carrier,
Pattern coverage satelit (SFD, G/T, EIRP), Kualitas pelayanan yang diharapkan.
5. Pengalokasian frekuensi untuk layanan layanan satelit adalah proses yang sangat
kompleks yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional

6. Terdapat beberapa macam jenis ketinggian dalam pengorbitan satelit; orbit rendah,
orbit menengah, orbit Geosinkron, orbit Geostasioner, orbit tinggi juga ada orbit
khusus: orbit Molniya ,orbit sunsynchronous, orbit polar
7. Antena stasiun bumi merupakan adalah faktor komponen utama dalam mendisain
suatu link budget untuk mengirim dan menerima sinyal, terdapat tiga jenis antena:
antena . Cassegrian ,antena Gregorian, antena Offset fed antenna
8. Untuk mencari Gain pada Antena
G = [df/c]ataug = 10log() + 20*log(df/c)
9. Link komunikasi satelit terdiri dari dua komponen utama yaitu kompenen sisi uplink
(pemancar) dan komponen sisi downlink (penerimaan)
10. Terdapat beberapa gangguan pada system komunikasi satelit ini , yaitu :
1. Interferensi satelit
Beberapa sumber interferensi:Jaringan terrestrial, Adjacent satellite/jaringan
satelit lain,

Intermodulation product, Crosspolarization

2. redaman(loss)
adapun beberapa tipe loss: Redaman jarak (free space loss), Redaman hujan (rain
attenuation), Pointing error (pe).

Anda mungkin juga menyukai