Anda di halaman 1dari 13

Tugas Metode Penelitian

1. Konsep dasar belajar


2. Konsep tentang strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran,
tekik pembelajaran, taktik pembelajaran, sarana dan prasarana belajar ?
3. Jenis-jenis penelitian.

Dikirim ke : lukmanarhami@gmail.com
Format file : Metode Penelitian_Ali Zainuddin_5315117178

Konsep Dasar Belajar

Konsep Tentang Strategi Pembelajaran


Strategi (strategy), menurutT Raka Joni (1991) adalah ilmu dan kiat dalam memanfaatkan
segala sumber dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Kemudian A .J. Romiszowski (1981) berpendapat bahwa strategi adalah suatu pandangan
umum tentang rangkaian tindakan yang diadaptasi dari perintah-perintah terpilih untuk
metode pembelajaran. Lebih lanjut ditunjukkan bahwa strategi pembelajaran itu banyak
ragamnya, ibarat berada dalam satu rentang (continum) antara dua ujung yang saling
berlawanan yaitu ekspositori dan diskoveri/inkuiri.
Selanjutnya Dick & Carey (1990) menyatakan bahwa strategi menunjukan komponen umum
suatu set bahan ajar instruksional dan prosedur yang akan digunakan bersama bahan ajar
tersebut untuk memperoleh hasil belajar tertentu. Komponen yang dimaksud meliputi
kegiatan pra-instruksional, penyajian informasi dan partisipasi peserta didik, tes dan tindak
lanjut.
Mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih
bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.
Dengan demikian strategi menunjukan langkah-langkah kegiatan (Syntax) atau prosedur
yang digunakan dalam menyajikan bahan ajar untuk mencapai tujuan, kompetensi, hasil
belajar. Strategi dipilih untuk melaksanakan metode-metode pembelajaran terpilih.
Sumber: Departemen Pendidikan Nasinal, Pendekatan strategi dan metode pembelajaran,
2006

Metode Pembelajaran
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos jalan, cara. Karena itu, metode
diartikan cara melakukan sesuatu.
Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan cara untuk mencapai tujuan. Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan
urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.
Secara keseluruhan metode pengajaran mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan
(preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh
langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa tahap I
(persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di rumah. Ini
membuktikan bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang
ada di rumah sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana
pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan
yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana
pengembangannya. Karena itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru
mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan
pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut:
1) pemilihan bahan,
2) penyusunan bahan,
3) penyajian,
4) pemantapan, dan
5) penilaian formatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode
pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang
dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah
metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-tahapnya) dengan berpedoman
kepada pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut. Pendekatan (dan juga prinsip) inilah yang
mempengaruhi setiap langkah kegiatan metode, yaitu mempengaruhi pemilihan bahan,
penyusunan, pengajian, pemantapan, dan juga penilaian. Karena itu, tidak heran bila namanama metode pengajaran bahasa banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya.
Sumber : Prisip pendekatan metode teknik strategi dan Model pembelajaran, 2012

Jenis-jenis metode dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pendekatan, diantaranya


berdasarkan dari pemberian informasi, pemecahan masalah dan berdasarkan penugasan yang
diberikan.
1) Berdasarkan pemberian informasi:
a) Metode Ceramah
b) Metode Tanya Jawab
c) Metode Demonstrasi
2) Berdasarkan pemecahan masalah:
a) Metode Curah Pendapat (Brainstorming)
b) Metode Diskusi Kelompok
c) Metode Rembuk Sejoli
d) Metode Diskusi Kelompok Kecil (Buzz Group)
e) Metode Panel
f) Metode Forum Debat
g) Metode Seminar
h) Metode Simposium
3) Berdasarkan penugasan:
a) Metode Latihan (Drill)
b) Metode Penugasan (Resitasi)
c) Metode Permainan:
i. DIAD
ii. Kubus Pecah
iii. Role Playing
iv. Sosiodrama
v. Simulasi
d) Metode Kelompok Kerja (Workshop)
e) Metode Studi Kasus
f) Metode Karyawisata
Sumber : Direktori Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, 2013

Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran (instructional), sumber informasi adalah dosen, guru, instruktur, peserta
didik, bahan bacaan dan sebagainya. Menurut Schramm (1977), media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Briggs (1977) mendifinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk
menyampaikan isi / materi pembelajaran. Sedang menurut Arief S. Sadiman (1986) media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
peserta didik sehingga proses belajar terjadi
Berdasarkan fitur yang dimilikinya media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi: (1)
media cetak/teks; (2) media pameran/display; (3) media audio; (4) gambar bergerak/motion
pictures; (5) multimedia; (5) media berbasis web atau internet.
Ragam media yang digunakan untuk aktivitas belajar dan pembelajaran juga dapat
dikelompokkan berdasarkan cara pemanfaatannya mejadi media tradiosinal dan media digital.
Media tradisional adalah ragam media yang digunakan dengan tanpa dukungan perangkat
kelektronik atau komputer. Sedangkan media digital adalah ragam media yang penggunaanya
harus didukung oleh penggunaan perangkat komputer.
Ragam media yang tergolong sebagai media tradisional yaitu: buku, poster, realia, dan
model. Walaupun tidak tergolong sebagai media yang mutakhir, media tradisional tetap
pouler untuk digunakan sebagai sumber belajar. Contoh media yang tergolong digital adalah
media audio, video, animasi, visual atau program multiedia dan program yang ditayangkan
lewat jaringan internet..
Sumber : sumberbelajar.belajar.kemendikbud.go.id

Teknik Pembelajaran
Teknik yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran atau
mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk
melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka
menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran saat itu.
eknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap pelaksanaan
pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang mengajar di
kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru - murid itu adalah teknik mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh
hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan
metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi
dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Karena itu, teknik yang
digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik
pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.
Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemmapuan guru
mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil
dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik pembelajaran di
antaranya 1) situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi peserta didik, sifat-sifat peserta didik,
dan kondisi yang lain. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah
peserta didik yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah peserta didiknya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang peserta didiknya tergolong aktif dengan kelas yang peserta didiknya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.

Taktik Pembelajaran
Taktik Pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak
keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman
dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Sumber : Prisip pendekatan metode teknik strategi dan Model pembelajaran, 2012

Sarana Dan Prasarana Belajar


Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan kelengkapan, dan benda-benda yang
digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut
murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk
memudahkan mempelajari mata pelajaran.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing,
yaitu sarana pendidikan untuk memudahkan penyampaian/mempelajari materi pelajaran,
prasarana pendidikan untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan. Sarana
pendidikan itu berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi: (1) alat
pelajaran, (2) alat peraga, dan (3) media pengajaran/pendidikan.

a. Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk rekam-merekam bahan
pelajaran atau alat pelaksanaan kegiatan belajar.
b. Alat peraga
Alat peraga adalah segala macam alat yang digunakan untuk meragakan
(mewujudkan, menjadikan terlihat) objek atau materi pelajaran (yang tidak tampak
mata atau tak terindera, atau susah untuk diindera).
c. Media Pendidikan
Media adalah sesuatu (apapun) yang di dalamnya terkandung pesan (message)
komunikasi, yang merupakan saluran (perantara) komunikasi. Dengan pengertian
dasar serupa itu, maka yang disebut media pendidikan dapat didefinisikan
sebagai segala sesuatu yang berisikan pesan berupa materi pelajaran dari pihak
pemberi materi pelajaran kepada pihak yang diberi pelajaran.
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat, perlengkapan, atau benda-benda yang dapat
digunakan untuk memudahkan (membuat nyaman) penyelenggaraan pendidikan.
Sumber : http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/04/07/pengertian-sarana-dan-prasaranapendidikan/

Jenis Jenis Penelitian


Jenis-jenis penelitian sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan dasar
keilmuan yang dimiliki oleh para pakar dalam memberikan klasifikasi akan jenis penelitian
yang diungkapkan.
Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu: penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif.
1. Jenis penelitian kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka-angka) yang diolah dengan metoda statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif
dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan menyandarkan kesimpulan hasil penelitian
pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metoda kuantitatif akan
diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang
diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitaif merupakan penelitian dengan jumlah sampel
besar.
Bila disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara mendalam dibagi
menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.
a. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan
menyajikan data secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan
disimpulkan. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat
fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Analisis yang
sering digunakan adalah: analisis persentase dan analisis kecenderungan. Kesimpulan yang
dihasilkan tidak bersifat umum. Jenis penelitian deskriptif yang cukup dikenal adalah
penelitian survei.
b. Penelitian inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian
hipotesis. Dengan demikian, kesimpulan penelitian jauh melebihi sajian data kuantitatif saja,
dan kesimpulannya adakalanya bersifat umum.
2. Jenis penelitian menurut pendekatan kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif pada umumnya menekankan analisis proses
dari proses berfikir secara deduktif dan induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan
antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian
kualitatif tidak berarti tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, akan tetapi lebih
ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang
dihadapi.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada


masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari
bawah (grounded theory), dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari
fenomena yang dihadapi.
PENELITIAN MENURUT TUJUAN
1. Penelitian Eksploratif
Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu
yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokkan suatu gejala, fakta, dan
penyakit tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.
2. Penelitian Pengembangan
Jenis penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan aspek ilmu pengetahuan.
Misalnya: penelitian yang meneliti tentang pemanfaatan terapi gen untuk penyakit-penyakit
menurun.
3. Penelitian Verifikatif
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu fenomena. Misalnya
saja, masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak Daryan mampu mengobati penyakit
mata dan kulit. Fenomena ini harus dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah
memang air tersebut mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.
PENELITIAN MENURUT RANCANGAN
Ada beberapa jenis penelitian yang didasarkan pada rancangan yang digunakan untuk
memperoleh data, misalnya penelitian korelasional, kausal-komparatif, eksperimen, dan
penelitian tindakan (action research).
1. Penelitian Korelasional (correlational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi
pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain
berdasarkan pada koefisien korelasi.
Contoh penelitian korelasional yang umum dilakukan:
a

Studi yang mempelajari hubungan antara skor pada test masuk perguruan tinggi
dengan indeks prestasi semester pada mahasiswa STIKes di Wilayah Jawa Barat.

Studi analisis faktor mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan, pendidikan, dan
status sosial dengan pemilihan jenis persalinan di desa tertinggal.

2. Penelitian Kausal-Komparatif (causal-comparative research)


Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab-akibat dengan berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan
mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Penelitian kausal-komperatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah
semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih
akibat sebagai dependent variable dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke
masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
3. Penelitian Eksperimental-Sungguhan (true-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan
saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental dengan satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Ciri utama dari penelitian eksperimen meliputi:
a

Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat, baik


dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi (pengaturan
secara rambang).

Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan
dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenai perlakuan eksperimental.

Memusatkan usaha pada pengontrolan varians dengan cara: pemilihan subyek secara
acak, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara rambang, dan penentuan
perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang.

Validitas internal merupakan tujuan pertama metode eksperimental.

Tujuan ke dua metode eksperimental adalah validitas eksternal.

Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakan agar
konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan
bervariasi.

4. Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)


Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang
merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang
sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau
memanipulasikan semua variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti
kompromi apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya dan
berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Ciri penelitian eksperimen semu meliputi:

Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang di


dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan
kecuali beberapa dari variabel tersebut.

Subyek penelitian adalah manusia, misalnya dalam mengukur aspek minat, sikap,
dan perilaku.

Tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga validitas internal masih dapat
dijaga.

5. Penelitian Tindakan (action research)


Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau
cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia
kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh penelitian tindakan misalnya adalah:
a. Penelitian tentang pelaksanaan suatu program inservice training untuk melatih para
konselor bekerja dengan anak putus sekolah;
b. Penelitian untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada
pendidikan pengemudi;
c. Penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau
metode menanam padi yang inovatif.
Ciri penelitian tindakan adalah:
a

Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan


baru.

Penelitian mendasarkan diri kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku,
dan tidak berdasar pada pendapat subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa
lampau.

Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama masa penelitiannya


mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation dan inovasi.
Sumber : Pusat pengembangan Bahan Ajar UMB, 2012

dan

Anda mungkin juga menyukai