PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya
hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini
mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat
diproses secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh akan
meningkat. Gula yang meliputi polisakarida, oligosakarida, disakarida, dan
monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan aktivitas
manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin
tersebut. Karenanya, penderita diabetes melitus (diabetisi) biasanya akan
mengalami lesu, kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan
penglihatan menjadi kabur. Gejala lain akibat adanya kadar glukosa yang terlalu
tinggi akan menjadi ateroma sebagai penyakit awal penyakit jantung koroner.
Menurut American Diabetes Association (2003) yang dikutip oleh Pusat
Lipid dan Diabetes RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo FKUI, diabetes melitus
merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf,
jantung, dan pembuluh darah.
Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan
bahwa sekarang sudah ada sekitar 230 juta penderita diabetes. Angka ini terus
bertambah hingga 3 persen atau sekitar 7 juta orang setiap tahunnya. Dengan
demikian, jumlah penderita diabetes diperkirakan akan mencapai 350 juta pada
tahun 2025 dan setengah dari angka tersebut berada di Asia terutama India,
Pakistan, dan Indonesia.
53
54
I.4. Target
Target yang ingin dicapai dari kegiatan promosi kesehatan ini meliputi :
1. Memberikan informasi kepada dewasa usia pertengahan dan usia lanjut yang
dating ke Posyandu Lansia Semangka RW 06 Bancar Kembar mengenai
penyakit diabetes mellitus, pencegahan, penanganan dan terapi, edukasi, serta
komplikasi penyakit tersebut.
2. Diharapkan informasi yang sudah diberikan kepada dewasa usia pertengahan
maupun usia lanjut yang memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus ataupun
tidak, dapat mengaplikasikan informasi mengenai penyakit diabetes melitus
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dengan memahami informasi yang diberikan, diharapkan dapat membantu
Menurunkan angka penderita diabetes mellitus pada dewasa usia pertengahan
maupun dewasa usia lanjut yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut
serta menurunnya angka terjadinya komplikasi pada penderita diabetes
mellitus di RW 06 Bancar Kembar.
I.5. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu berupa Posyandu lansia dan
penyuluhan di Posyandu Lansia Semangka RW 06 Bancar Kembar.
I.6. Pelaksanaan
1. Tempat: Posyandu Lansia Semangka RW 06 Bancar Kembar
2. Tanggal
: 28 Juni 2016
3. Waktu
4. Peserta
5. Tema
55
56
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya.
II.2. Etiologi
DM tipe 2 disebut juga Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM) disebabkan karena kegagalan relatif sel dan resistensi insulin.
II.3. Mekanisme Pelepasan Insulin
57
oleh sel beta pankreas yang dimediasi oleh glukosa transporter GLUT2.
Kemudian glukosa akan mengalami glikolisis dan citric acid cycle dengan
bantuan enzim glukokinase, sehingga melepaskan NADH dan FADH2 di dalam
mitokondria, yang akan mendonorkan elektronnya pada mitochondrial
electrone-transport chain.
Tahap selanjutnya akan terjadi pengeluaran proton oleh komplex I, III, dan
IV yang akan menyebabkan perubahan gradien elektrokimia pada sel beta
pankreas. Perubahan gradien yang terlalu tinggi akan memicu pemasukan
kembali proton ke dalam mitokondria melalui ATP sintetase dan uncoupling
protein 2. Jalur ATP sintetase akan menyebabkan diproduksinya ATP dengan
adanya ADP dan fosfat inorganik, sedangkan jalur uncoupling protein 2 akan
menghasikan pelepasan energi berupa panas. Peningkatan ATP dan ADP akan
menghambat ATP-sensitive K+ channel sehingga kanal akan tertutup dan terjadi
penurunan
depolarisasi
dari
membran
plasma.
Depolarisasi
membran
mengakibatkan terbukanya kanal Ca2+, sehingga terjadi transport Ca2+ dari luar
sel ke dalam sel (peningkatan kadar Ca2+ intraseluler). Pada akhirnya
konsentrasi Ca2+ intrasel yang tinggi akan memicu release insulin dari sel beta
pankreas.
Golongan obat antidiabetes peroral memiliki mekanisme kerja pada jalur
ini, yaitu dengan hambatan secara langsung pada kanal K+ sensitif ATP.
II.4. Klasifikasi
Berdasarkan American Diabetes Association (ADA, 2010):
1. DM Tipe 1.
Destruksi sel pancreas.
Defisiensi insulin absolut.
2. DM Tipe 2.
58
Riwayat keluarga DM
Umur
Riwayat DM gestational
59
Riwayat BBLL
60
Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan glukosa darah puasa sebagai patokan
penyaring dapat dilihat pada table berikut ( dalam mg/dL) :
Kadar
glukosa
darah
sewakt
u
Kadar
glukosa
darah
puasa
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Plasma
vena
< 100
100 - 199
200
Darah
kapiler
Plasma
vena
< 90
90 - 199
200
< 100
100 125
126
Darah
kapiler
< 90
90 - 99
100
61
I.8. Penatalaksanaan
1. Edukasi
a. Perjalanan penyakit DM
b. Perlunya pengendalian dan pemantauan DM
c. Penyulit DM dan risikonya
d. Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target perawatan
e. Interaksi antara asupan makanan, aktifitas fisik, dan obat hipoglikemik
oral atau insulin
f. Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah
g. Mengatasi sementara keadaan gawat darurat
h. Pentingnya latihan jasmani yang teratur
62
63
1. Golongan sulfonilurea
a. Generasi 1 : tolbutamid, tolazamid, asetoheksimid dan klorpropamid
b. Generasi 2 : glibenkamid, glipizid, glimepirid, glikasid
c. Mekanisme Kerja : merangsang sekresi insulin dari granul sel sel
Langerhans pancreas. Rangsangan melalui interaksinya dengan ATPsensitive K channel
d. Farmakokinetik
Absorpsi melalui saluran cerna cukup efektif. Makanan dan
keadaan hiperglikemia dapat mengurangi absorpsi. Untuk mencapai
sebelum makan
Dalam plasma sekitar 90%-99% terikat protein plasma terutama
albumin.
Metabolisme di hepar
64
(maintenance dose) 3 500 mg, dosis maksimal 2,5 gram. Obat diminum
pada waktu makan.
67
II.8.2. Insulin
Indikasi insulin:
68
Sediaan insulin
Prinsip:
1. Kerja cepat : (lispro dan aspart)
a.Onset of action dan duration of action sangat cepat
b. Onset of action : 5-15 menit (lispro); 10-12 menit(aspart)
c.Puncak : 1 jam
d. Duration of action : 3-5 jam
e.menyerupai sekresi insulin endogen secara fisiologis pada saat makan
f. Pemberian :SC, CSII
g. Dapat dicampur dengan NPH, lente, atau ultralente dalam satu siring
tanpa mempengaruhi absorpsi
h. Diberikan segera sebelum makan (5 menit sebelum makan)
2. Kerja pendek: (regular insulin)
a.Onset of action cepat
b. Onset of action : 30 menit (lispro)
c.Puncak : 2 dan 3 jam
d. Duration of action : 5-8 jam
e.Hexamer mula kerja dan lama kerjanya lebih lama
f. Pemberian : dapat diberikan iv (ketoasidosis, setelah operasi atau
infeksi akut)
g. Diberikan 30 menit sebelum makan
3. Kerja sedang : (lente,NPH) insulin
a.Lente insulin: Campuran 30% semilente (onset of action cepat) + 70%
ultralente insulin (onset and duration of action panjang)
b. NPH
69
a. Ultra lente
b. Glargin insulin
Sliding scale
GDS
200-250
250-300
300-350
>350-400
>400
-
RI
5U
10 U
15 U
20 U
25 U
RI
4U
8U
12 U
16 U
Tiap 6 jam cek GDS selama 24 jam insulin yang masuk dijumlah
kemudian dibagi 3
Sedang
Buruk
Glukosa darah
puasa(mg/dL)
Glukosa darah 2jam(mg/dL)
80-100
80-144
100-125
145-179
126
180
A1C
< 5,5
6,5-8
>8
70
< 200
200-239
240
< 100
100-129
130
> 45
Trigliserida (mg/dL)
< 150
150 -199
200
IMT ( kg/m)
18,5-23,0
23 - 25
> 25
130/80
130-140/80-90
> 140/90
absolut
ataupun relatif
b. Hiperosmolar nonketotik
71
c. Hipoglikemia
dan
gejala
neuro-
72
II.10. Komplikasi
1. Makroangiopati :
a. Pembuluh darah jantung
b. Pembuluh darah perifer
c. Pembuluh darah otak
2. Mikroangiopati :
a. Retinopati diabetik
b. Nefropati diabetik
c. Neuropati
73