Metode Perpetual
Dalam system perpetual, perubahan jumlah persediaan (fisik maupun rupiah)
dimonitor setiap saat. Caranya dengan menyediakan kartu persediaan untuk
setiap jenis persediaan. Apabila ada selisih dalam pencatatan persediaan
maka pada jurnal dicatat sebagai selisih pencatatan persediaan.Perusahaan
yang menggunakan Sistem Perpetual, memiliki beberapa ciri-ciri perusahaan
perpetual adalah sebagai berikut:
2.
Metode Periodik
Pada sistem ini, Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold) baru dihitung dan
dicatat pada akhir periode akuntansi. Cara yang dilakukan adalah dengan
menghitung kuantitas barang yang ada di gudang di setiap akhir periode,
kemudian mengalikanya dengan harga pokok per unitnya. Dengan cara ini
maka jumlahnya, baik fisik maupun harga pokoknya, tidak dapat diketahui
setiap saat. Konsekuensinya, jumlah barang yang hilang tidak dapat dideteksi
oleh system ini Untuk dapat menghitung Harga Pokok Penjualan dan harga
Pokok Persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara yaitu:
Identifikasi Khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama dengan
arus biaya. Tiap jenis barang dipisah berdasarkan harga pokoknya dan tiap
kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri. Contohnya ponsel merek A
tipe 123 dibuatkan kartu persediaan sendiri.Harga pokok penjualan terdiri
dari harga pokok barang-barang yang dijual, dan sisanya merupakan
persediaan akhir.
Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan prosedur
pencatatan persediaan dengan cara fisik maupun cara buku. Tetapi karena
cara ini menimbulkan banyak pekerjaan tambahan maupun gudang yang
luas maka jarang digunakan.Metode ini biasanya diterapkan pada
perusahaan yang menjual produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis
produknya terbatas.
Rata-rata Tertimbang
Dalam metode ini barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan
dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata