Anda di halaman 1dari 2

Konsep Dasar Tulisan Best Practice

Menyadari semakin banyaknya permintaan tentang mekanisme teknis penulisan untuk Best Practice,
Redaksi Web P2KP akhirnya memutuskan untuk merilis konsep berikut. Harapan kami, rilis ini mampu
mempermudah rekan-rekan P2KP, sehingga ke depannya tidak lagi ditemui keluhan terkait cara teknik
tulisan Best Practice.
Pertama-tama, mohon diingat, berbeda dengan tulisan partisipatif biasa, tulisan Best Practice wajib melalui
screening Tenaga Ahli (TA) KMP bersangkutan. Ini mengingat indikator kategori Best Practice berada di
tangan para TA, sedangkan tugas Redaksi dalam hal ini hanya mengedit dan mempublikasikannya di situs
kita: www.p2kp.org.

Format Tulisan
Mempertimbangkan pentingnya Best Practice diketahui khalayak luas (tidak hanya intern pelaku P2KP saja),
Redaksi memutuskan bahwa format tulisan Best Practice adalah FEATURE.
Karena, feature adalah sebuah tulisan yang lebih luwes daripada artikel/opini, lebih fokus dan informatif
daripada cerita, serta lebih deskriptif daripada berita/straight news. Namun, unsur informasinya tetap
lengkap layaknya berita. Jadi, harus tetap memenuhi 5W + 1H (What, Where, Why, Who, When dan How).
Untuk itu, sebuah tulisan Best Practice harus memenuhi:
1. What = Apa
Apa bentuk kegiatan Best Practice tersebut. Apakah termasuk ke dalam kategori kegiatan lingkungan
(fisik/infrastruktur), sosial, ekonomi, kemitraan (channeling), PAKET, Replikasi atau prestasi pelaku
(relawan penggerak, insan pemda, atau instansi terkait)
Lebih lanjut, ini akan dikaitkan dengan indikator oleh TA USK bersangkutan
2. Where = Di mana
Di mana tempat kegiatan Best Practice berlangsung.
Dengan demikian, nama tempat harus dijelaskan secara detail. Mulai dari nama dusun, RT/RW-nya,
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi. Jika perlu, dilengkapi pula dengan
karakteristik masyarakat bersangkutan (profesi umumnya, jumlah penduduknya, dan prosentase
masyarakat/KK miskinnya).
Akurasi data sangat penting agar informasi diterima secara lengkap oleh khalayak, sehingga
memudahkan para peduli yang mungkin membaca tulisan ini turut berpartisipasi di wilayah
bersangkutan.
3. Why = Mengapa
Ini juga penting diketahui, agar khalayak mengerti faktor-faktor apa saja yang memotivasi
masyarakat hingga mencetuskan kegiatan tersebut, hingga akhirnya masuk ke dalam kategori Best
Practice.
4. Who = Siapa
http://www.p2kp.org/bestpractice

Siapa saja para pelaku penggerak kegiatan Best Practice ini (masyarakat? BKM? Pemda? Tokoh
masyarakat? Kelompok Peduli?) Setidaknya, jati diri siapa ini ditulis lengkap dalam satu paragraf.
5. When = Kapan
Kapan periode pelaksanaan kegiatan. Ungkapkan pula mengenai proses dan periode proses
tersebut, mulai dari rembug, penyusunan PJM Pronangkis, hingga pelaksanaan kegiatan. Yang lebih
penting lagi, masih berlanjutkah kegiatan tersebut? Bagaimana caranya masyarakat melestarikan
tindak lanjut kegiatan?
6. How = Bagaimana
Ini berkaitan dengan kapan/periode di atas. Yaitu, bagaimana cara masyarakat me-maintain
(mengelola) setelah kegiatan rampung dilaksanakan, sehingga hasil kegiatan tersebut terus lestari
dan bertahan.
Demikian enam hal di atas adalah syarat standar tulisan Best Practice, yang wajib dipenuhi agar proses
tayang lebih cepat daripada sebelumnya.
Namun, perlu diingat, bahwa detil/rinci, bukan berarti sangat panjang. Yang diperlukan adalah kelugasan.
Hindari bahasa bunga yang pengertiannya rancu, jadi gunakan gabta kata-kata yang maknanya jelas. Katakata romantis hanya boleh digunakan untuk menggambarkan keindahan alam tempat berlangsungnya
kegiatan.

Rincian Lain
Hal penting berikutnya adalah menyertakan foto kegiatan Best Practice dan keterangannya dalam tulisan.
Gunanya, agar pembaca lebih mengerti dan terlibat secara emosi dengan tulisan. Foto (di-scan) yang
dikirimkan cukup 2 atau 3 buah, dan sebaiknya menggambarkan sebelum, sedang, dan sesudah kegiatan.
Lebih lanjut, dan merupakan poin terpenting adalah bagaimana dan apa perbedaan antara sebelum adanya
kegiatan, dengan sesudah kegiatan diselesaikan. Best Practice adalah suatu kegiatan yang demikian
hebatnya membawa perbedaan untuk wilayah tertentu. Maka, sangat penting untuk mengungkapkan
perubahan tersebut.
Agar tulisan lebih dramatis, jabarkan reaksi masyarakat terhadap kegiatan tersebut, baik reaksi sebelum
maupun sesudah pelaksanaan kegiatan.
Terakhir, jangan lupa selalu menuliskan nama penulis disertai jabatannya di P2KP, dilengkapi data KMW
(berapa, wilayah mana). Juga, cantumkan alamat KMW dan contact person-nya.

Terimakasih, sukses selalu,


dan terus bersemangat berkarya dan mengabdi kepada masyarakat!

http://www.p2kp.org/bestpractice

Anda mungkin juga menyukai