ABSTRACT
This research aims to determine the index of community satisfaction and
measuring performance in Agam District Hospitals as providers of public
services. In general, the level of health services in Hospital Lubuk Basung of
Kabupaten Agam is included in good category, where the service element of the
most prominent is the certainty of service procedures and service schedule. Of
the 14 elements analyzed, 11 are elements of a quality of service above average,
and only 3 elements that are below average. The elements that are below average
are comfortable environment, the discipline and speed of service care workers.
Based on the results of multiple regression analysis can be seen that there
are seven elements of service which significantly influence the level of
community satisfaction. The seventh element of the service order of dominant
influence based on the speed of service, discipline of service personnel, obtain
justice services, the ability of service personnel, schedule assurance services, the
reasonableness of the cost of service, clarity of service personnel.
Key word: index of community satisfaction, public services, customer
satisfaction
1. PENDAHULUAN
Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang,
aparatur Negara dalam hal ini dititikberatkan kepada aparatur pemerintahan
hendaknya memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, berorientasi pada
kebutuhan dan kepuasan penerima pelayanan, sehingga dapat meningkatkan
daya saing dalam pemberi pelayanan barang dan jasa.
Permintaan pelayanan publik terus meningkat baik kuantitas maupun
kualitasnya. Hal tersebut terkait dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk, meningkatnya tingkat pendidikan, meningkatnya kebutuhan, semakin
beragambya
lapangan
pekerjaan
dan
semakin
bertambahnya
tingkat
84
administratif saja tetapi lebih tinggi dari itu yaitu pemenuhan keinginan dari
publik. Oleh karena itu diperlukan kesiapan bagi adminitator pelayan publik agar
dapat dicapai kualitas pelayanan yang baik. (Sumartono, 2007)
Berlakunya UU Nomor 22 Tahun 1999 yang disempurnakan menjadi UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 Tahun
1999 yang juga disempurnakan menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah , maka
pemerintah daerah di harapkan memberikan dampak nyata yang luas terhadap
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Pelimpahan wewenang dari
Pemerintah Pusat ke Daerah memungkinkan terjadinya penyelenggaraan
pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih ringkas dan membuka peluang bagi
Pemerintah Daerah untuk melakukan inovasi dalam pemberian dan peningkatan
kualitas pelayanan.
Salah satu sumber penerimaan dari Kabupaten Agam adalah pemberian
jasa pelayanan kesehatan. Pendapatan Pemerintah Daerah dari sector Jasa
Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Agam masih tergolong kecil. Berdasarkan
data yang ada kecendrungan masyarakat yang ada di Kabupaten Agam lebih
memilih jasa pelayanan kesehatan di daerah lain seperti di Kota Bukittinggi.
Kondisi ini tentunya berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Agam khususnya di sector jasa pelayanan kesehatan.
Pemerintah daerah sebagai pelayan publik dituntut untuk bisa melayanai
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah dengan
kinerja yang baik yang tergambar dalam kualitas pelayan prima, akuntabel dan
transparan karena masyarakat menuntut penyelenggaraan pemerintahan yang
lebih menekankan pada nilai-nilai kalitas pelayaan dengan aparat birokrasi yang
professional.
Namun demikian apa yang menjadi cita-cita ideal tidak sesuai dengan
apa yang terjadi implementasi yang terjadi di lapangan. Pemerintah lebih
berorientasi pada birokratis dan kurang mempunyai apresiasi yang baik kepada
penerima layanan yang dalam hal ini masyarakat. Kalaupun masyarakat masih
85
Kep/25/M.PAN/2/2004,
maka
diperlukannya
suatu
penelitian dan kajian tentang pelayanan publik dalam bentuk penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dimaksudkan untuk mengukur kinerja dan
86
2. PERUMUSAN MASALAH
Dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) amanat yang perlu
dilakukan adalah melakukan kajian kualitas layanan publik untuk menghasilkan
Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai perwujudan Good Governance dalam
bentuk akuntabilitas, transparansi, supremasi hukum serta menjawab kebutuhan
masyarakat. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih
banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang
diharapkan oleh masyarakat.
Oleh karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
2.
3. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Kep./25/M.PAN/2/2004 tentang Indek Kepuasan Masyarakat, menyatakan
bahwa: Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang
tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitaif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
pelayanan
dari
aparatur
penyelenggara
pelayanan
public
dengan
87
relevan, valid dan reliable, sebagai unsur minimal yang harus ada sebagai
dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat, yaitu:
1)
2)
untuk
mendapatkan
pelayanan
sesuai
dengan
jenis
pelayanannya.
3)
4)
5)
petugas
dalam
penyelenggaraan
dan
penyelesaian
pelayanan.
6)
7)
8)
9)
88
89
dalam
Sumarto
(2004)
menyatakan:
Profesionalisme
pemerintah sedang mengalami pemunduran. Saat ini lebih banyak pejabat politik
dalam birokrasi, dan lingkungan kerja belum mendukung atau dapat dipercaya.
Tetapi pejabat pemerintah mempunyai peran penting untuk memulihkan
lingkungan kerja agar sesuai dengan standart profesionalisme. Dengan demikian
bidang pelayanan public masih perlu mendapat perhatian dan pembenahan
secara sungguh-sunguh dalam berbagai sector yang menjadi pendukung
terselenggaranya pelayanan publik yang efektif sehingga dapat menjawab
tantangan yang ada yaitu memberikan pelayanan yang professional guna
memenuhi tuntutan masyarakat.
Dalam kondisi demikian tentunya menjadi tugas pemerintah untuk
mewujudkan pelayan yang dibutuhkan masyarakat. Maka salah satu alasan
penting kehadiran pelayanan pemerintah, termasuk pelayanan publik yaitu
diperlukan untuk melindungi kepentingan masyarakat, jika layanan yang
dibutuhkan itu ternyata tidak dapat dijangkau masyarakat atau disediakan oleh
mekanisme pasar. Meluasnya peran pemerintah dalam menyelenggarakan fungsi
pelayanan (public) berkembnag dengan munculnya paham atau pandangan
tentang filsafat negara. Adanya perluasan fungsi tersebut tidak lain adalah untuk
kesejahteraan rakyat. Perluasan yang besar pada akhir-akhir ini dalam fungsi
kesejahteraan itu telah memperlihatkan konsepsi baru tentang sifat pemerintahan
90
2)
terhadap segala
setiap aparatur harus mempunyai komitmen yang besar pada nilai dan
standar moralitas yang tinggi dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan.
Berdasarkan pemikiran yang disampaikan diatas maka kerangka konseptual
penelitian ini adalah sebagai berikut:
91
Customer
Public Policy
Masyarakat
Pemerintah Daerah/Negara
Standart Pelayanan
Pelayanan Publik
b.
sesuai
dengan
tugas
dan
fungsinya
secara
menyeluruh.
92
4. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah diuraikan
sebelumnya, pentingnya penelitian survey penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Agam, yang dapat
digunakan sebagai acuan terhadap pelayanan Rumah Sakit di Kabupaten
Agam.
Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Rumah Sakit di
Kabupaten Agam selaku penyelenggara pelayanan public.
2. Mengetahui kecenderungan kinerja pelayanan Rumah Sakit di Kabupaten
Agam.
93
5. MANFAAT KEGIATAN
Secara umum manfaat kajian penelitian Analisis Pelayanan Publik
Terhadap Masyarkat (Kasus Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Agam) ini
diharapkan akan menambah pemahaman peneliti tentang kepuasan terhadap
pelayanan publik yang dimiliki masyarakat Kabupaten Agam, khususnya
terhadap pelayanan rumah sakit di Kabupaten Agam.
Secara khusus, ada beberapa manfaat yang diharapkan dengan adanya
penelitian ini, yaitu:
a. Pengembangan ilmu pengetahuan tentang indeks kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan publik.
b. Dengan teridentifikasinya indeks kepuasan masyarakat di rumah sakit di
Kabupaten
Agam,
diharapkan
adanya
pemecahan
masalah
dalam
6. METODE PENELITIAN
1. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam studi ini terdiri dari dua macam yaitu
data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dalam bentuk
daftar pertanyaan (kuisioner) digunakan untuk mengetahui bagaimana
tanggapan masyarakat pengguna terhadap layanan yang di berikan oleh
Rumah Sakit dalam mengkonsumsi layanan kesehatan tersebut.
Untuk itu dalam pelaksanaan pengumpulan data primer digunakan
dua jenis daftar pertanyaan (kuisioner). Pertama, modul pertanyaan yang
ditujukan kepada pasien/keluarga pasien sampel yang menerima jasa
pelayanan di Rumah Sakit. Kedua, modul pertanyaan yang di tujukan kepada
94
pasien yang menerima jasa pelayanan rawat jalan dan IGD di Rumah Sakit.
Selanjutnya pengumpulan informasi dari tenaga administrasi dan medis
dilakukan dalam bentuk pengamatan dan diskusi mendalam (indepth
interview).
b. Jumlah dan Pemilihan Sampel
Guna memperoleh penyebaran sampel yang dapat mewakili seluruh
lapisan masyarakat, maka rancangan pemilihan sampel pasien dilakukan secara
random terklasifikasi (classified random sampling). (Riduwan, 2004) dengan
jumlah sampel 100 orang pasien. Pada tahap awal, dilakukan indentifikasi
terhadap jenis pelayanan yang tersedia, selanjutnya penentuan besarnya
responden di masing-masing unit pelayanan berdasarkan pada proporsi jumlah
pasien berobat.
95
pelayanan(U7),
yaitu
target
waktu
pelayanan
dapat
96
d. Metode Analisa
Metode analisa yang digunakan adalah gabungan antara analisa deskriptif
dan analisa kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan tabel
frekwensi dan tabulasi silang, terutama ditujukan untuk menjelaskan kondisi
sosio-ekonomi penduduk dalam wilayah cakupan layanan serta karakteristik
pasien, baik yang mau berhubungan dengan rumah sakit maupun bukan.
Metode Kuantitatif diperlukan untuk menganalisis hubungan keterkaitan
antara faktor yang menentukan preferensi masyarakat terhadap jenis dan bentuk
pelayanan yang diberikan oleh masing-masing unit pada rumah sakit dan
puskesmas
1) Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
indikator/unsur pelayanan dan tingkat kepuasan sudah mencerminkan variable
pelayanan. Sedangkan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen survey
yang digunakan (kuisioner) sudah bagu/handal sehingga dapat digunakan untuk
survey-survey berikutnya dengan hasil yang tidak jauh berbeda (konsisten).
(Azwar, 2003).
2) Pengukuran IKM
Nilai IKM dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang
masing-masing
unsur
pelayanan.
Dalam
perhitungan
indeks
kepuasan
jumlah.bobot
jumlah.unsur
Total.dari.Nilai.Persepsi. perUnsur
X Nilai penimbang
Total.unsur. yang.terisi
97
Nilai Interval
Nilai Interval
Mutu
Kinerja Unit
Persepsi
IKM
Konversi IKM
Pelayanan
Pelayanan
1,00-1,75
25-43,75
Tidak Baik
1,76-2,50
43,76-62,50
Kurang Baik
2,51-3,25
62,51-81,25
Baik
3,26-4,00
81,26-100
Sangat Baik
Sumber : KEP/25/M.PAN/2/2004
98
4) Uji Analisis
Model persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisis Multiple
Linier Regression diuji lebih dahulu sebelum diinterpretasikan. Pengujian
analisis yang dipergunakan yaitu :
1. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas
99
2. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji Auto
korelasi menggunakan metode Durbin-Watson Test, kaidah keputusannya yaitu :
3. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastitas bertujuan untuk menguji dan mengetahui
apakah dalam suatu model regresi linear terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji
Heterokedastitas menggunakan metode Goldfed-Quant Test. Kaidah
keputusan uji heterokedastitas yaitu :
100
Model persamaan regresi yang bagus (bebas dari unsur bias) adalah tidak
mengalami gangguan heterokedastitas.
Perhitungan untuk mendapatkan F-hitung yaitu :
F Hitung =
unsur
penilaian.
Pengumpulan
data
primer
dilaksanakan
dengan
101
validitas terlihat bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena r hitungnya lebih
besar dibandingkan r tabel (0.3).
Adapun rangkuman hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :
No.
Unsur Pelayanan
1 Prosedur pelayanan
0.881
0.361
Valid
2 Persyaratan pelayanan
0.787
0.361
Valid
0.881
0.361
Valid
0.603
0.361
Valid
0.599
0.361
Valid
0.755
0.361
Valid
7 Kecepatan pelayanan
0.738
0.361
Valid
0.753
0.361
Valid
0.795
0.361
Valid
0.612
0.361
Valid
0.707
0.361
Valid
0.639
0.361
Valid
13 Kenyamanan lingkungan
0.791
0.361
Valid
14 Keamanan Lingkungan
0.683
0.361
Valid
102
penelitian dapat diterima bila memiliki koefisien alpha lebih besar dari 0,60
seperti yang dikemukakan oleh Nugroho (2005) dan Suyuti (2005).
Untuk menentukan reliabilitas terhadap butir-butir pernyataan variabel
dilakukan pengujian dengan komputer program SPSS 15.0. for windows dengan
rumus Skala Alpha Cronbach.
Berdasarkan hasil uji koefisien reliabilitas (r Alpha) terhadap kedua
instrumen variabel yang diuji dapat dirangkum pada tabel di bawah ini :
Cronbach
Variabel
Item
Alpha
Keterangan
Unsur Pelayanan
14
0.944
Reliabel
Kepuasan
No.
Masyarakat
Reliabel
1
0.863
103
Sangat Baik
81.26 - 100
Baik
62.51 - 81.25
Tidak Baik
25.00 43.75
Tabel 4:
Matrik Simulasi Permasalahan Utama Menurut Jenis dan Unit Pelayanan
RSU Lubuk Basung Kabupaten Agam
104
Unit
A.
Temuan Masalah
Jenis
U1
Pelayanan
1.
U2
U3
U4
U5
U6
U7
U8
U9
U10
U11
U12
U13
Rawat
Rawat
U14
Inap
2.
Jalan/IGD
B.Unit
Pelayanan
1. IGD
2.Penyakit
Dalam
3.Bedah
4.Kebidanan
5.THT
6.Gizi
7.Anak
8.Mata
x
x
x
x
Keterangan :
X
U1 = Prosedur Pelayanan
U2 = Persyaratan Pelayanan
U3 = Kejelasan Petugas Pelayanan
U4 = Kedisiplinan Petugas Pelayanan
105
d.
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antar variabel bebasanya untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonearitasnya maka dapat dilihat dari nilai VIF (Varian Inflation Factor).
Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai tolerance mendekati angka
1 dan nilai VIF berada dibawah angka 10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat masalah multikolinear antar unsur pelayanan yang terdiri dari
Prosedur pelayanan, Persyaratan pelayanan, Kejelasan petugas pelayanan,
Kedisiplinan
petugas
pelayanan,
Tanggung
jawab
petugas
pelayanan,
2. Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kolerasi antara
variabel penganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode
106
1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79, kesimpulannya tidak dapat
disimpulkan (Inconclusive)
3. Uji heterokedastisitas
Uji Heterokedastitas bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah
dalam suatu model regresi linear terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji Heterokedastitas menggunakan
metode Goldfed-Quant Test.
Model persamaan regresi yang bagus (bebas dari unsur bias) adalah
tidak mengalami gangguan heterokedastitas. Pada N k 1 ( 92 9 1 )
sebesar 82 dan taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh nilai f tabel sebesar 1.996
Perhitungan untuk mendapatkan F-hitung yaitu :
F Hitung =
F tabel = 1.996
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh fhitung < ftabel ( 1.667 < 1.996)
hal ini menunjukkan tidak ada gangguan heterokedastisitas dalam pekerjaan
survey IKM.
107
Tabel 5:
Hasil Analisis Multiple Linear Regression dengan metode stepwise
Variabel
Model
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
T
Sig.
108
(Constant)
0.908
0.125
0.148
0.036
4.121
0.21
0.031
6.687
0.079
0.031
2.528
0.013
0.185
0.035
5.263
0.085
0.029
2.89
0.005
0.098
0.026
3.709
0.064
0.021
3.076
0.003
terhadap
terhadap
109
1. Pembahasan
110
pelayanan,
persyaratan
pelayanan,
kepastian
biaya
unsur-unsur
menunjang
kenyamanan
dalam
menerima
pelayanan,
seperti
111
112
kedisiplinan petugas
b.
Saran
Hal yang perlu diperhatikan yaitu nilai rata- rata terkecil ternyata
3. Rekomendasi
1. Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Peningkatan Kualitas
Pelayan Kesehatan di Sumatera Barat dan unit-unit terdepan
2. Good Governance dan Clean Government sebagai pondasi institusional
3. Jaminan untuk akses terhadap pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat tanpa terkecuali
4. Peningkatan ketrampilan petugas pemberi pelayanan kesehatan (medis
dan administrasi) dalam bentuk pendidikan formal maupun keahlian dan
pelatihan
5. Standarisasi pelayanan kesehatan di semua unit kerja serta pelaksanaan
program kerja yang terarah, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
113
DAFTAR PUSTAKA
Atmoko. Tjipto, Drs, S.U, Hj. Jenny Ratna Suminar, Dra., M. Si, dan Dr. Dede
Mariana, Drs., M. Si, 2007, Pengukuran Kualitas Pelayanan
Administrasi Penanaman Modal di Kabupaten Garut , Lembaga
Penelitian, UNPAD.
114
115
Smith, Adam. 1776, An Inquiry Into The Nature And Causes Of The Wealth of
Nations.dalam marx83.wordpress.com/tag/adam-smith/ - Cached Similar. 15 Mei 2010.
Suharto, Edi (2008c), Trend Lansia dan Pelayanan Sosial yang Harus
Disediakan: Perspektif Pekerjaan Sosial , makalah yang disajikan pada
Lokakarya Kelanjut Usiaan dan Pelayanan Sosial Modern, Depsos RI,
Bogor 23 Maret
Sujianto, Agus Eko. (2006). Aplikasi Statistik dengan SPSS. Prestasi Pustaka
Publisher. Jakarta
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun
1993, Tentang Pelayanan Pemerintah.
Thoha, Miftah, 1983, Perilaku Organisasi, Fisipol UGM, Rajawali Press,
Jakarta.
Tjiptono, Fandy (1995). Strategi Pemasaran. dalam, igilib.unnes.ac.id/
gsdl/collect /skripsi/archives/HASH5a88.dir/doc.pdf
UU Nomor 22 Tahun 1999, Tentang Pemerintahan Daerah,
UU Nomor 25 Tahun 1999, Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
UU Nomor 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah.
UU Nomor 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
Winarno, Budi. 1997, Teori dan Proses Kebijakan Publik. Media Pressindo :
Yogyakarta.
Wulandari. Eka, 2007, Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas
Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum, Skripsi Jurusan Phisikologi,
Universitas Negeri Semarang.
Zeithaml, Valarie A. (et.al), 1990,Delivering Quality Services dalam
www.scribd.com/doc/11319551/Pengertian-Pelayanan-Publik. 15 Mei
2010. 16:10:30 WIB.
116
117