Anda di halaman 1dari 3

2.1.

Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan adalah:
1. Garpu tala dengan frekuensi 288 Hz, 341.3 Hz, 426.6 Hz, dan 512 Hz
2. Audiometer Welch Allyn

2.2.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah teringa pencoba


2.3. Tata kerja
Pemeriksaan Dengan Garpu Tala
Pemeriksaan dengan garpu tala dilakukan dengan berbagai macam, yaitu Rinne,
Weber, dan Schwabach.
A. Cara Rinne:
1. Pegang garpu tala pada gagangnya. Getarkan kedua ujung garpu tala
dengan dipukulkan pada telapak tangan atau mendekatkan kedua ujung
garpu tala kemudian secara mendadak dilepaskan (seperti mencubit).
Jangan sekali-kali dipukulkan ke pinggir meja atau benda keras.
2. Tempelkan degan sedikit tekanan gagang dari garpu tala pada prosesus
mastoideus pada sisi telinga yang diperiksa sampai mahasiswa relawan
memberi tanda tidak mendengar.
3. Segera pindahkan garpu tala kesisi lubang telinga lebih kurang 1.5 cm
dengan kedua ujungnya mengarah ke atas papda bidang frontal dan
dengarkan getarannya.
Hasilnya : Rinne positif (+) bila mahasiswa relawan masih mendengar
suara setelah dipindahkan ke isis lubang telinga.
4. Catatlah waktu (dalam detik) saat pemindahan garpu tala sampai
mahasiswa relawan member tanda tidak mendengar lagi. Lakukan ini pada
telinga kanan dan kiri pada semua garpu tala (5 frekuensi).
5. Lakukan pemeriksaan pada telinga yang sakit atau tiruan dengan
menyumbat salah satu telinga dengan kapas yang dibasahi air dan lakukan
tes Rinne ini pada telinga yang disumbat tersebut (cukup dengan salah
satu garpu tala).
B. Cara Weber
1. Garpu tala yang bergetar ditempelkan pada vertex atau dahi (pada garis
median) subyek.
2. Tanyakan apakah terdengar sama keras pada kedua telinga
Hasilnya: - Jika terdengar sama keras berarti tidak ada lateralisasi
- Jika terdengar berbeda berarti ada lateralisasi, ditanyakan pada
sisi yang mendengar lebih keras

3. Lakukan pemeriksaan pada telinga yang sakit atau tiruan dengan


menyumbat dengan kapas yang dibasahi air.
Di sini pemeriksaan dilakukan hanya dengan menggunakan 1 garpu tala.
Perhatikan: Dalam praktikum ini yang disumbat dengan kapas hanya 1 (satu)
lubang telinga saja, misalnya telinga kanan subyek.
C. Cara Schwabach (Dengan salah satu garpu tala saja)
1. Garpu tala yang digetarkan ditempelkan pada prosesus mastoideus sisi
telinga yang diperiksa, sampai mahasiswa relawan memberi tanda sudah
tidak mendengar lagi.
2. Segera garpu tala dipindahkan ke prosesus mastoideus pemeriksa
(dengan telinga normal).
- Bila pemeriksa masih mendengar suara getaran, disebut
Schwabach memendek (mahasiswa relawan mendengar dalam
waktu lebih pendek dari pemeriksa).
- Bila pemeriksa sudah tidak mendengar suara getaran, ada
kemungkinan Schwabach normal atau memanjang.
3. Lakukan pula pada telinga yang sakit atau tiruan dengan menyumbat
salah satu telinga dengan kapas yang dibahasi air.
Di sini pemeriksaan dilakukan hanya dengan menggunakan satu frekuensi
garpu tala. Catat hasil pemeriksaan garpu tala cara Schwabach.
Pemeriksaan Dengan Audiometer
A. Persiapan:
1. Mahasiswa relawan duduk membelakangi audiometer.
2. Hidupkan audiometer dengan menekan tombol On-of (F1), biarkan
beberapa menit untuk pemnasan.
3. Pilih jenis nada (F9 pada steady tone).
4. Pasanglah ear phone pada kedua telinga (ttanda merah untuk telinga
kanan, biru untuk telinga kiri).
5. Berikan tombol tekan tanda mendengar pada subyek.
6. Telinga kanan diperiksa lebih dahulu (atur dengan tombol F8).
B. Pelaksanaan
1. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan dengan frekuensi 1000 Hertz
( pilih dengan F7) dan intensitas 40dB (F3). Bunyikan suara dengan
menekan F4 selama 1-2 detik (untuk menghindari adaptasi). TUjuannya
agar mahasiswa relawan mengenal jenis suara yang akan diperiksa. Bila
belum mendengar, naikkan intensitas 5dB (tiap kali) sampai di atas nilai
ambang pendengaran mahasiswa relawan (dapat mendengar suara).
2. Frekuensi tetap 1000 Hz. Pilih intensitas -10 dB. Naikkan intensitas 5 dB
(tiap kali) sampai mahasiswa relawan mendengar suara. Lalu intensitas
diturunkan 10 dB sampai tak terdengar. Dinaikkan lagi 5 dB sampai
terdengar kembali untuk menentukan nilai ambang, Ulangi hingga tiga

3.
4.
5.
6.
7.

kali untuk mengklarifikasi nilai ambang, Catat nilai ambang pada


audiogram.
Lakukan prosedur no.2 untuk berbagai frekuensi dengan urutan: 1000,
2000, 3000, 4000, 6000, dan 8000 Hz.
Ulangi frekuensi 1000Hz lalu 500 dan 250 HZ.
Bila ada perbedaan > atau = 20 dB diantara 2 oktaf yang berturutan, tes
lah pada inter-octave responses, yaitu 750 dan 1500 HZ.
Catat data nilai ambang yang diperoleh pada audiogram.
Lakukan hal yang sama untuk telinga kiri.

Catatan:

Beri tenggang waktu 2 detik untuk membunyikan suara lagi.

Menurunkan intensitas tiap kali 10 dB. Menaikkan tiap kali 5 dB.

Anda mungkin juga menyukai