Blok 2.2
Skenario 2: INFEKSI BERUNTUN
Tutor:
Dr. Hasnar Hasjim
Disusun Oleh :
Kelompok 10 B
Ketua
: Randy Fitratullah
1210312095
Sekretaris
1210312117
1210313035
1210312025
Felicia Octofinna
1210313069
Nadya Novenia
1210312022
Fadhilah Al Hijjah
1210312046
Nidianti Nerissa
1210313043
1210314001
Titi Isnaini
1110313089
Laporan Tutorial
Blok 2.2
Skenario 2: INFEKSI BERUNTUN
Tutor:
Dr. Hasnar Hasjim
Disusun Oleh :
Kelompok 10 B
Ketua
: Randy Fitratullah
1210312095
Sekretaris
1210312117
1210313035
1210312025
Felicia Octofinna
1210313069
Nadya Novenia
1210312022
Fadhilah Al Hijjah
1210312046
Nidianti Nerissa
1210313043
1210314001
Titi Isnaini
1110313089
MODUL 2
BAKTERI GRAM NEGATIF DAN SPIRAL PATOGEN
SKENARIO 2: INFEKSI BERUNTUN
Pada era serba instan ini makanan dan minuman dapat diperoleh dimanapun. Salah
satunya air minum isi ulang yang dapat dikonsumsi langsung tanpa dimasak terlebih dahulu.
Mela 21 tahun mahasiswi FK Unand berpikir, bahwa air minum yang tidak dimasak akan
berbahaya bagi kesehatan dan dapat menimbulkan sakit perut, mual, muntah, diare dan
demam. Dari kuliah Mila pada bok sistem pencernaan, bakteri E coli yang normal terdapat
dalam feses ditetapkan sebagai indikator Uji Coliform untuk menentukan kualitas air minum
dan makanan secara bakteriologis. Uji ini sebaiknya berlaku juga untuk air minum isi
ulang, kata Mila dalam hati sambil mencari siaran di TV.
Mila melihat berita di TV kasus leptospirosis yang terjadi pada kelompok petani
disuatu desa. Mila ingat pamannya di kampung juga petani pernah menderita demam, sakit
kepala dan ikterus, tidak ada diare. Ketika dibawa ke Puskesmas, dokter merujuk ke rumah
sakit umum dan dianjurkan rawat inap. Kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
didapatkan kadar bilirubin total 7mg%, dan pemeriksaan urine mikroskopis langsung
ditemukan adanya bentuk spiral halus dengan hook pada salah satu ujung. Sekarang paman
Mila sudah sembuh dn dianjurkan berkerja memakai sepatu boot. Anak tetangga Mila juga
dirawat di rumah sakit dengan demam dan kejang, menurut dokter diduga infeksi
Meningococcus.
Bagaimana anda menjelaskan proses terjadinya infeksi pada berbagai kasus di atas?
I.
TERMINOLOGI
1. Bakteri E.coli
Bakteri gram negatif sebagai flora normal di usus besar manusia.
2. Uji Coliform
Uji untuk menentukan ada atau tidaknya bakteri pada sampel air minum dan
memperkirakan jumlahnya.
3. Leptospirosis
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri leptospira dan dapat menyebabkan
meningitis, neritis, hepatitis, bersifat zoonosis da terjadi pada musim- musim
tertentu.
4. Meningokokus
Disebut juga Neiseria meningitis: Bakteri kokus gram negatif yang merupakan
penyebab meningitis
II.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa air minum isi ulang dapat dikonsumsi langsung tana harus dimasak
terlebih dahulu?
2. Mengapa air minum ynag tidak dimasak bisa berbahaya bagi kesehatan?
3. Bagaimana komposisi dari air yang tidak matang tersebut, sehingga bisa
menyebabkan sakit perut, mual, muntah, diare dan demam?
4. Bagaiman car uji coliform untuk menentukan ada atau tidaknya bakteri pada
5.
6.
7.
8.
air minum?
Mengapa bakteri E. coli dijadikan sebagai indikator uji coliform?
Mengapa perlu dilakukan uji coliform pada air minum isi ulang?
Apakah hubungan kasus leptospirosis dengan profesi sebagai petani?
Mengapa leptospirosis banyak terjadi pada kelompok petani dan adakah
ANALISIS MASALAH
1. Air minum isi ulang sudah menjalani proses sterilisasi dengan alat tertentu,
dengan membunuh bakteri yang terkandung didalamnya. Selain itu air minu
isi ulang yang telah memiliki izin dari DepKes telah melalui uji kelayakan
dengan melihat bateri yang ada di dalamnya.
2. Tidak bisa dilihat dengan kasat mata ada atau tidak bakteri di dalam air
tersebut, tetapi jika dimasak terlebih dahulu, minimal bisa mematikan kumankuman yang terkandung didalamnya (khususnya yang tidak tahan panas).
3. Terdapat bermacam- macam bakteri dan logam di dalam air yang tidak
dimasak, sehingga bisa menimbulkan gangguan pada pencernaan hingga
sistemik tubuh kita.
Contoh: Bakteri E. coli dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan gangguan
absorbsi usus sehingga menimbulkan gangguan pencernaan.
4. Uji Coliform terdiri dari 4 tahap:
a. Dugaan: menduga jumlah bakteri dengan menggunakan mikroskop
langsung.
menjadi asam.
6. Uji coliform pada air minum isi ulang dilakukan untuk menentukan kualitas air
minum itu sendiri.
7. Petani berkerja di sawah dan tidak menggunakan pelindung kaki, sehingga jika
terjadi luka maka Leptospira akan masuk melalui luka. Disawah banyak
terdapat tikus, sementara Leptospira sangat suka hidup di dalam tubuh tikus.
Selain itu di sawah airnya tergenang lama sehingga memperbesar
kemungkinan berkeliarannya Leptospira.
8. Profesi yang berisiko menyebebkan infeksi Leptospira: peternak, orang- orang
yang sering berkontak dengan binatang, nelayan di sungai- sungai yang
dangkal, penggali parit, perkerja tambang.
9. Leptospiral mempunyai antigen yang secara langsung dapat meransang system
imun untuk mengeluarkan berbagai sitokinin yang menyerang pusat
pengaturan suhu di Hipotalamus sehingga menyebabkan demam dan sakit
kepala. Ketika Leptospiral masuk ke dalam tubuh dan sampai ke aliran darah
maka Leptospiral cenderung untuk menetap di organ parenkima hati dan
ginjal. Dan bisa juga menyebabkan hepatitis dan nefritis. Leptospirosis juga
mempunyai kemampuan hemolisis sehingga keberadaan Leptospirosis di hati
menyebabkan banyaknya lisis eritrosit sehingga meningkatkan kadar bilirubin
dan menyebabkan ikterik.
10. Karena masa inkubasinya lama sehingga harus dirawat inap, dan dikarenakan
keadaan umumnya yang berat sehingga membutuhkan pemeriksaan penunjang
serta penatalaksanaan yang lebih intensif.
11. Interprestasi hasil pemeriksaan labor: bilirubin sangat tinggi ikterus
interprestasi hasil pemeriksaan mikroskopis: bakteri spiral dengan hook di
ujung leptospira
IV.
SISTEMATIKA
Profesi
berisiko
leptospirosi
s
Virulens
i Bakteri
Anjuran
Demam
Diagnosis,
Perawatan,
Terapi
Infeksi
Leptosp
ira
Bakteri
Patogen
Patogene
sis
Meningoko
kus
Pemeriksaan
laboratorium
& mikroskopis
Sterilisa
si
Uji
Coliform
E. coli
Kejang
Gejala
Klinis
V.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Klasifikasi Bakteri Gram negatif
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Patogenesis Bakteri Kokus Gram Negatif
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Patogenesis Bakteri Batang Gram Negatif
4.
5.
6.
7.
8.
VI.
Salmonella
Pseudomonas
Escherichia
Vibrio
Shigella
salmonelosis
Neisseria
Bordetella
disentri
Legionella
meningitis, gonorea
batuk rejan
Treponema
legionnaires' disease
Chlamydia
gastroenteritis
kolera
tukak lambung
Campylobacter
bronkitis, pneumonia
Helicobacter
sifilis
Haemophilus
pencairan
selaput lemak sel sehingga terjadi kerusakan mitochandria yang akan
mengakibatkan terjadinya metabolik asidosis dan hypoxia cellulair. Kondisi
ini akan mempermudah masuknya bakteri kedaiam tubuh yang kemudian
akan berkembang biak di selaput nasofaring.
Orang yang terpajan N. meningitis dapat berkembang menjadi dua
kemungkinan yaitu:
b.
meningen,
persendian,
mata
dan
paru-paru.
Manifestasi klinik yang tampak akan bergantung kepada seberapa jauh lokalisasi
metastasenya.
# Kelainan Pasca Meningitis
Penderita Meningitis meningokokus yang sudah diobati dapat
ditemukan gejala sisa (squale), berupa hydrocefalus, tuli, buta dan para
paresis (Benenson 1987, Jannis 1995).
# Masa Inkubasi
Masa inkubasi bervariasi antara 2 - 10 hari, umumnya 3 - 4 hari
b. Neisseria Gonorroeae (gonokokus)
# Ciri Khas
Neisseria gonore adalah organisme gram negative, nonmotil, nonspore forming yang tumbuh sendiri dan berpasangan (dalam bentuk
monokokus dan diplokokus). Neisseria gonore sebagai pathogen yang
eksklusif pada manusia memiliki 3 kopi genom per unit kokus. Poliploidi
ini memungkinkan variasi antigen dan survival organism ini dalam tubuh
host. Gonokokus seperti spesies neiserria lainnya merupakan kuman
aerofilik dan bersifat oksidase positif. Neisseria gonore dibedakan dari
neiserria lainnya dari kemampuannya hidup dalam media selektif dan
menggunakan glukosa, namun tidak dapat menggunakan sukrosa, maltose,
atau laktosa.
# Struktur Antigen
Secara antigenik bersifat heterogen dan dapat mengubah struktur
permukaannya in vitro atau in vivo untuk menghindari pertahanan inang.
- Pili : Alat mirip rambut yang dibangun oleh tumpukan protein Pilin (BM
17.000-21.000) menjulur ke luar beberapa mikrometer dari permukaan
Gonokokus yang membantu perlekatan pada sel inang dan resistensi
terhadap fagositosis. Pada ujung N molekul Pilin mengandung banyak asam
amino hidrofobik. Rangkaian asam amino dekat bagian tengah molekul
berguna untuk melekat pada sel inang dan kurang berguna untuk respon
imun. Urutan asam amino dekat ujung karboksi sangat variabel dan sangat
berperan dalam respon imun. Pilin pada semua strain Gonokokus berbeda
secara antigenik dan satu strain dapat membuat berbagai pilin yang secara
antigenik berbeda.
- Por (Protein I) : Menjulur dari selaput sel Gonokokus dan terdapat dalam
bentuk trimer untuk membentuk pori di permukaan, tempat masuknya
beberapa nutrien ke dalam sel dengan bobot molekul 34.000-37.000. Setiap
strain Gonokokus hanya memiliki satu tipe Por, tetapi Por dari strain lain
secara antigenik berbeda. Penentuan tipe secara serologi alam laboratorium
terhadap Por oleh reaksi aglutinasi dengan antibodi monoklonal berhasil
membedakan 18 serovar PorA dan 28 serovar PorB.
- Opa (Protein II): Berfungsi untuk pelekatan gonokokus di dalam
koloninya dan pelekatan pada sel inang. Satu bagian molekul Opa (BM
24.000-32.000) terdapat pada selaput luar Gonokokus dan sisanya pada
permukaan, dari koloni opak tetapi pada koloni transparan dapat ada atau
tidak. Satu strain Gonokokus kadang dapat memiliki hingga tiga tipe Opa,
meskipun setiap strain mempunyai sepuluh atau lebih gen tiap Opa.
- Rmp (Protein III): Protein reduksi yang dapat dimodifikasi dan
mengalami perubahan pada berat molekulnya (BM ~ 33.000) ketika
tereduksi, secara antigenik dalam semua Gonokokus. Rmp bekerja sama
dengan Por dalam pembentukan pori pada permukaan sel.
3. Mahasiswa mampu
Negatif
a. E.coli
# Ciri Khas
Escherichia coli umumnya merupakan bakteri pathogen yang
banyak ditemukan pada saluran pencernaan manusia sebagai flora normal.
Morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk batang pendek (coccobasil),
gram negatif, ukuran 0,4 0,7 m x 1-3 m, sebagian besar gerak positif
dan beberapa strain mempunyai kapsul.
Bakteri E. Coli bisa berperan sebagai bakteri flora normal tubuh di
saluran pencernaan,yang bisa berfungsi sebagai penghasil nutrisis bagi
manusia (vit K1). E.coli bersifat pathogenic bagi manusia jika E.coli tidak
berada di tempatnya,dan jika jumlahnya berlebihan.
# Manifestasi klinis dan patogenesis:
Infeksi saluran kemih
Gejala klinis:sering berkemih,disuria,hematuria dan piuria,serta nyeri
pinggang.ISK dapat mencapai ginjal,pencapaina itu disebabkan oleh
sejumlah kecil antigen O yang telah merangkai dan memproduksi secara
spesifik factor virulensi yang menfasilitasi kolonisasi dan menyebabkan
infeksi
Diare
E.Coli menyebabkan diare pada manusia melalui beberapa mekanisme:
o E.coli enteropathogenik: Ketika E.coli masuk ke usus maka akan
menyebabkan pendatraan mikrovili. Pembentukan struktur mirip
mangkok, dan alas aktin filamentosa sehingga menyebabkan diare
cair.
dan terjadi
dengan
colitis
hemoragic,sindrom
uremic
Sepsis
Sepsis terjadi jika E.Coli masuk ke aliran darah
Meningitis
E.Coli dan Streptococcus grup B merupakan penyebab utama meningitis
pada janin E.Coli yang menyebabkan meningitis memiliki antigen K1
b. Shigella
#Ciri Khas
Shigella dalah salah satu bakteri gram negative yang bisa hidup pada
lingkungan anaerob facultative dan aerob.Semua shigella menfermentasikan
Glukosa,Shigella
tidak
menfermentasikan
laktosa
kecuali,Shigella
bahkan
kematian.
Penyakit
yang
disebabkan
oleh S.
pangkat 8.
Demam Enterik
Beberapa serotype Salmonella, Salmonella paratypi A, Salmonella
paratypi B, Salmonella typii. Salmonella cholerasuis, menyebabkan
timbulnya demam enteric. Salmonella yang tertelan akan sampai ke usus
halus, dari usus halus salmonella memasuki saluran linfatik dan kemudian
masuk ke aliran darah. Salmonella dibawa ke berbagai organ dalam
darah,salah satunya usus, akhirnya salmonella bereplikasi di dalam usus.
Setelah periode inkubasi selam 10-14 hari timbul demam,malaise, sakit
kepala, konstipasi, bradikadi, dan mialgia. Demam mencapai plato yang
tinggi,limpa dan hati membesar. Meskipun jarang rose spot dapat timbul
sebentar di perut maupun di dada. Lesi utama adalah hyperplasia dan
nekrosis jaringan limfoid, hepatitis, nekrosis fokal pada hepar, peradangan
kandung empedu, periosteum.
Bakterimia dengan lesi fokal
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh S.Choleraesus,tetapi bisa
juga disebabkan oleh setiap serotype salmonella. Setelah infeksi oral terjadi
invasi ke aliran darah, lesi fokal paru, tulang, meningen, tetapi sering tidak
menginfeksi di saluran cerna.
Enterocolitis
bersifat
pathogenic,dan
terdiri
dari
hyalurodonic
acid
pada
substansi
jaringan
dasar
T.Pallidum tidak dapat dibedakan karna telah ditemukan lebih dari 100
antigen protein telah ditemukan
#Patogenesis
Infeksi T.Palidum terjadi melalui hubungan seks,kontak langsung
terhadap lesi kulit,atau lesi yang terletak di intrarectal,perianal, atau oral.
Spirocheta berkembang baik secara fokal pada tempat masuk dan beberapa
menyebar ke pembuluh linfe di sekitarnya dan kemudian mencapai aliran
darah.Dalam 2-10 minggu pasca infeksi terbentuk lesi primer,sebuah papul
pada tempat infeksi yang kemudian akan pecah dan membentuk ulkus
dengan
dasar
yang
bersih,keras.Lesi
primer
ini
sembuh
secara
Namun demam kambuhan pada akhirnya dapat sembuh dengan total setelah
mengalami kekambuhan 3 10 kali, hal ini terjadi setelah muncul anti bodi
terhadap beberapa varian antigennya.
# Patogenesis
Borelia dapat menyebabkan demam relaps.Masa inkubasi borrelia
recurrentis selama 3 10 hari. Penyakit timbul disertai menggigil dan suhu
yang naik dengan drastis dan mendadak. Selama masa inkubasi, dalam
darah orang yang terinfeksi organisme ini terdapat banyak sekali jumlah
spirroketa. Demam berlangsung selama 3 5 hari dan kemudian menurun
menyebabkan
pasien dalam keadaan lemah tetapi tidak sakit. Masa tanpa demam ini
(lemah) berlangsung 4 10 hari dan diikuti serangan serangan kedua berupa
menggigil, demam, sakit kepala hebat dan lelu. Kejadian ini berlangsung
sampai 3 10 kali. Sesudah itu, serangan semakin ringan.
Selama stadium demam (khususnya bila suhu sedang meningkat).
Pada masa inkubasi organisme ini terdapat darah, namun pada masa demam
organisme ini tidak terdapat dalam darah.
c. Leptospiral
Leptospiral memiliki 2 spesies, yaitu L. biflexa yang non pathogen
serta L.
interrogans yang
interrogans yang
bersifat
menginfeksi
pathogen.
manusia,
Beberapa
serovar L.
diantaranya
L.
positif
yang
terdapat
dimana-mana,streptococcus
hemolitik
terdiri
Fusobacterium
dari:
sp
Bacteroides
,
sp,
Lactobasilus
terutama
aerob,
Bacteroides
missal;
fragilis,
Bifidobacteri,
melahirkan
anak.
Juga
terdapat
streptokokus
hemolitik
alfa,
endoserviks
mempunyai
sensitivitas
50%
dan
pembenihan
modifikasi
Thayer-Martin)
dan
hasil
oksidase
(+)
dan
tes
koagulasi,
serta
reaksi peragian.
Serologi
Serum dan cairan genital mengandung IgG dan IgA terhadap
pili Gonokokus, protein selaput luar dan LPS yang dapat
ditentukan dengan tes Immunoblotting, radioimunoasai dan
ELISA (enzyme linked immunosorbent assay). Namun kurang
berguna, karena keanekaan antigen Gonokokus, tertundanya
pembentukan antibodi infeksi akut dan tingkat antibodi yang
tinggi dalam populasi aktif secara seksual. Beberapa IgM serum
pemeriksaan serologi
Pemeriksaan lapangan gelap :Akan terlihat spirochete yang motil dan khas
Imunoflurosensi
Uji serologi:
1.
Pemeriksaan non treponemal: digunakan sebagai pemeriksaan skrining
universal sifilis, pemeriksaan ini tersedia secara luas, bianya murah. Dan sering
juga digunakan untuk menilai efektivitas terapi.
2.
Pemeriksaan antibody treponemal: Mengukur antibody terhadap antigen
T.Pallidum. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah suatu hasil positif
dari pemeriksaan nontreponemal adalah positif sejati atau positif palsu.
Leptospirosis
o Kultur : sampel dari darah ataupun CSS, segera pada gejala awal,
sebelum ddiberikan antibiotic.
o Serologi : pemeriksaan dengan cepat, dengan menggunakan PCR,
silver strain atau fluroscent antibody stain, dan mikroskop lapangan
gelap
Infeksi Borrella
o Spesimen : Darah diperoleh waktu demam meningkat, untuk sediaan
smear dan hewan percobaan
o Smear : Smear darah yang tebal maupun tipis diwarnai dengan Giemsa atau
wrigh menunjukkan adanya spiroketa dengan belitan longgar diantara sel darah
merah
o In okulasi Hewan : Tikus muda di inokulasi secara intraperitoneal dengan
darah. 2-4 hari kemudian, warna film dari darah diuji untuk spiroketa
o Serologi : Spiroketa yang tumbuh dalam kultur dapat bekerja sebagai
antigen pada tes CF, tetapi preparasi untuk memunculkannya sulit dibuat. Pasien
yang mengalami demam relaps yang endemik menghasilkan VDRL yang positif.
Infeksi Shigella
Spesiment yang digunakan bisa berupa feses segar, Diagnostik dapat
dilakukan dengan metode kultur, serologi.
Infeksi Salmonella
Spesimen dapat berupa kultur darah,sering kali positif
pada minggu
pertama pasca infeksi,kultur urin mungkin positif pada minggu ke dua,kultur feses
juga bisa dijadikan specimen dan biasanya positive pada minggu ke 2 dan ke3.
sendiri
maupun
digabungkan
Steroid
Infeksi Gonokokkus
Terapi awal adalah pemberian antibiotik. Bila keadaan tidak
membaik, karena ada beberapa golongan antibiotik yang sudah resisten
terhadap gonore yaitu quinolones, Penisilin, Tetrasiklin, dan obat-obat
Infeksi Shigella
Siprofloksasin, ampisilin, deoksisilin, trimeoprim sulfametoksasol
Infeksi Salmonella
Untuk demam enteric dan bakterimia perlu diberikan anti
mikroba,namun unruk enterocolitis tidak terlalu dibutuhkan.Namun
untuk
enterocolitis
neonates
antimikroba.Antimikroba
yang
penting
dapat
untuk
di
diberikan
berikan
antara
Infeksi E. coli
Tata
laksananya
bergantung
pada
lokasi
infeksi
dan
# Infeksi E. coli
konsumsi.
Memelihara kebersihan tubuh.
# Sifilis
Pencegahan
untamanya
adalah
mencegh
penularan,termasuk
orang
lain.
Pencegahan
penyakit
ini
dilakukan
dengan