F14rha PDF
F14rha PDF
RICKY HARIANJA
ii
ABSTRAK
RICKY HARIANJA. Analisis Perancangan Traktor Ringan (Light Tractor) Satu
Roda Untuk Lahan Sawah. Dibimbing oleh RADITE PRAEKO AGUS
SETIAWAN
Traktor ringan (light tractor) digunakan untuk pemupukan, penyemprotan,
dan penyiangan. Mekanisasi dengan mesin atau traktor konvensional tidak bisa
dilakukan karena tidak adanya lapisan keras (hard pan) pada lahan sawah
sehingga diperlukan sebuah inovasi mesin yang dapat memudahkan perawatan
dan mempersingkat waktu pada proses perawatan tanaman padi sawah. Light
tractor harus memiliki bobot yang ringan dan konstruksi yang kuat, oleh karena
itu diperlukan suatu analisis pembebanan statik untuk perhitungannya. Analisis
pembebanan statik menggunakan perangkat lunak Solidworks 2014. Analisis
pembebanan statik dilakukan dengan memberikan pembebanan merata sebesar
750 N terhadap rangka utama sesuai dengan berat badan manusia rata-rata, pada
dudukan mesin dikenai pembebanan merata sebesar 200 N, dan pada roda traksi
dikenai beban terpusat sebesar 700 N. Adapun nilai tegangan Von Mises
maksimum pada rangka utama yang dihasilkan yaitu sebesar 19.37 MPa, pada
dudukan mesin sebesar 85.80 MPa, dan pada roda traksi sebesar 186 MPa.
Simulasi menggunakan material berupa baja campuran jenis AISI 5140 yang
memiliki nilai tegangan luluh sebesar 293 MPa.
Kata kunci:
ABSTRACT
RICKY HARIANJA. Design Analysis of Light Tractor (Single wheel) for Rice
Field. Supervised by RADITE PRAEKO AGUS SETIAWAN
Light tractor works for fertilization, spraying, and weeding. Rice crops
treatment can spend a lot of time and effort, besides that, the conventional tractor
couldnt be done because of the lack of the hard layer. So we need a machine that
can simplify the maintenance and shorten time treatment on the rice crops. Static
loading analysis using Solidworks 2014. According to average human body
weight, the analysis performed by delivering a centralized force of 750 N to main
frame. Whereas machine holder were given force evenly of 200 N, and traction
wheel were given concentrated load of 700 N. The Von Mises maximum stress
value produced on main frame are equal to 19.37 MPa, Von Mises maximum
stress value on machine holder are equal to 85.80 MPa, and maximum stress value
on traction wheel is equal to 186 MPa. Materials constructions are made of AISI
5140 alloy steel with yield strength value are equal to 293 MPa.
Keywords:
iii
RICKY HARIANJA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
iv
Judul Skripsi : Analisis Perancangan Traktor Ringan (Light Tractor) Satu Roda
untuk Lahan Sawah
Nama
: Ricky Harianja
NIM
: F14070119
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini
adalah Traktor Ringan, dengan judul Analisis Perancangan Traktor Ringan (Light
Tractor) Satu Roda untuk Lahan Sawah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Radite Praeko Agus
Setiawan, M.Agr selaku pembimbing yang memiliki kelapangan dan kesabaran
yang besar dalam mengarahkan saya selama ini serta Bapak Dr. Ir. I Wayan
Astika, MS selaku koordinator mayor S1 Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem yang telah banyak memberi dorongan, menambah inspirasi, dan banyak
membantu dari segi mental hingga selesainya tugas akhir ini. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc, Ibu
Ratna beserta staf Fakultas Teknologi Pertanian, dan Bapak Nandang beserta staf
UPT AAK Departemen Teknik Mesin dan Biosistem yang telah membantu,
memberikan motivasi, dan pencerahan selama mengerjakan tugas akhir.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, kakak, keluarga, dan
rekan-rekan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem atas segala motivasi, doa,
dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor,
Juni 2014
Ricky Harianja
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Rancangan Fungsional
Rancangan Struktural
Rangka Utama
Dudukan motor
Pulley
10
Gear Box
10
Roda Traksi
11
11
12
Rangka Slider
12
Slider
13
vii
Perbedaan Antara Model 1 dan Model 2 Guna Kepentingan Analisis
14
Pemilihan Material
14
15
16
18
18
18
18
19
20
20
21
21
22
22
23
24
24
25
26
27
28
28
29
Simpulan
29
Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
30
RIWAYAT HIDUP
33
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rancangan fungsional
Tabel 2 Data material penyusun dan ketebalan komponen
Tabel 3 Komposisi AISI 5140
Tabel 4 Karakteristik material baja AISI 5140
Tabel 5 Fixtures dan loads pada rangka utama
Tabel 6 Fixtures dan loads pada dudukan motor
Tabel 7 Fixtures dan loads pada roda traksi
Tabel 8 Bobot traktor ringan
Tabel 9 Fixture dan loads pada rangka utama model 2
Tabel 10 Fixture dan loads pada dudukan rangka model 2
8
14
14
15
16
16
17
20
24
26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kurva tegangan-regangan material ulet dan material getas
Gambar 2 Diagram alir penelitian
Gambar 3 Rangka Utama
Gambar 4 Motor Honda GX160
Gambar 5 Dudukan Motor
Gambar 6 Pulley penggerak
Gambar 7 Pulley transmisi
Gambar 8 Gear Box
Gambar 9 Roda Traksi
Gambar 10 Rangka hopper
Gambar 11 Hopper
Gambar 12 Rangka Slider
Gambar 13 Slider
Gambar 14 Penamaan komponen traktor ringan (Light Tractor)
Gambar 15 Hasil simulasi bobot rangka utama model 1
Gambar 16 Hasil simulasi bobot dudukan motor model 1
Gambar 17 Hasil simulasi bobot roda traksi model 1
Gambar 18 Hasil simulasi rangka utama model 2
Gambar 19 Tampilan tegangan Von Mises rangka utama model 1
Gambar 20 Tampilan besaran displacement rangka utama model 1
Gambar 21 Tampilan Tegangan Von Mises dudukan motor model 1
Gambar 22 Tampilan besaran displacement dudukan motor model 1
Gambar 23 Tampilan tegangan Von Mises roda traksi model 1
Gambar 24 Tampilan besaran displacement roda traksi model 1
Gambar 25 Tampilan tegangan Von Mises rangka utama model 2
Gambar 26 Tampilan besaran displacement rangka utama model 2
Gambar 27 Tampilan Tegangan Von Mises dudukan motor model 2
Gambar 28 Tampilan besaran displacement dudukan motor model 2
Gambar 29 Tampilan tegangan Von Mises roda traksi model 2
Gambar 30 Tampilan besaran displacement roda traksi model 2
4
7
9
9
10
10
10
11
11
12
12
12
13
13
18
18
19
19
20
21
21
22
23
23
25
25
27
27
28
29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Spesifikasi Motor Honda Tipe GX160
Lampiran 2 Perhitungan Bobot pada Pembebanan (Arah gaya sumbu Z)
Lampiran 3 Assembly Traktor Ringan
Lampiran 4 Gambar Teknik Rangka Utama
Lampiran 5 Gambar Teknik Motor Honda Tipe GX160
Lampiran 6 Gambar Teknik Dudukan Motor
Lampiran 7 Gambar Teknik Pulley
Lampiran 8 Gambar Teknik Gear Box
Lampiran 9 Gambar Teknik Roda Traksi
Lampiran 10 Gambar Teknik Rangka Hopper
Lampiran 11 Gambar Teknik Hopper
Lampiran 12 Gambar Teknik Rangka Slider
Lampiran 13 Gambar Teknik Slider
Lampiran 14 Gambar Teknik Pegas Penekan
31
32
33
34
35
36
37
39
40
41
42
43
44
45
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki potensi besar di bidang
pertanian. Namun, banyak kendala yang menyebabkan pertanian di Indonesia
berkembang begitu lambat. Penggunaan peralatan tradisional atau bahkan masih
menggunakan tangan menyebabkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
pekerjaan tanaman pertanian berjalan lambat. Salah satu sektor pertanian yang
dinilai cukup potensial untuk dikelola secara profesional adalah sawah dengan
komoditasnya padi sawah. Selain karena lahan persawahan di Indonesia yang
cukup luas, padi (beras) juga merupakan makanan pokok bagi masyarakat di
Indonesia pada umumnya yang harganya meningkat sejak sepuluh tahun terakhir
ini.
Pada lahan sawah biasanya tidak hanya padi yang tumbuh subur, ada juga
tanaman lain yang tumbuh disekitarnya. Tanaman yang tumbuh disekitar tanaman
padi selain tanaman padi itu sendiri yang keberadaannya mengganggu tanaman
padi disebut sebagai gulma (tanaman pengganggu). Pengendalian gulma padi
sawah oleh para petani di Indonesia pada umumnya masih menggunakan cara
manual. Cara manual yaitu dengan cara mencabut gulma dengan tangan. Dengan
cara ini tentu akan merepotkan para petani karena tenaga yang dibutuhkan
tidaklah sedikit dan juga waktu pengerjaan yang dibutuhkan juga cukup lama,
apalagi bila lahan persawahan yang dikerjakan cukup luas.
Mekanisasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan
produktifitas komoditas pertanian. Penerapan mekanisasi pada bidang pertanian
bukanlah hal yang mudah. Berbagai faktor perlu diperhatikan seperti biaya,
kinerja alat yang akan diperkenalkan, dan faktor sawah di Indonesia yang
kebanyakan tidak terkonsolidasi sehingga tidak memiliki lapisan tanah keras
(hard pan) yang mengakibatkan penggunaan traktor atau mesin konvensional
mengalami kendala di lahan sawah. Oleh karena itu, diperlukan mesin pertanian
(traktor) yang ringan tetapi dengan material yang kuat agar mesin pertanian
tersebut dapat beroperasi pada lahan sawah yang ada di Indonesia. Pada saat ini
mulai bermunculan penelitian mengenai alat dan mesin perawatan tanaman padi
sawah. Alat yang dirancang pada penelitian ini berbasis pada traktor ringan (light
tractor) yang karakteristiknya disesuaikan sehingga dapat dioperasikan pada lahan
persawahan di Indonesia. Light tractor merupakan traktor pemeliharaan tanaman
yang digunakan untuk penyiangan, penyemprotan, dan pemupukan dengan waktu
kerja yang lebih cepat daripada pengerjaan secara manual dan juga memiliki berat
alat yang rendah sehingga dalam pengoperasiannya tidak ada kendala terutama
pada saat perpindahan alur perawatan tanaman.
Traktor ringan untuk perawatan tanaman padi sawah harus memiliki bobot
yang ringan namun kuat karena traktor akan mendapatkan beban tarik, beban
angkut, dan beban tekan. Beberapa faktor yang diperlukan pada analisis
perancangan traktor ringan (light tractor) diantaranya bobot pengemudi, kondisi
lintasan, berat motor yang digunakan, getaran yang dihasilkan dari motor, beban
angkat, dan beban tarik yang dilakukan oleh traktor. Namun, untuk kepentingan
2
analisis statik yang diperlukan cukup bobot pengemudi dan bobot motor yang
digunakan.
Saat ini telah dilakukan penelitian mengenai traktor ringan. Namun,
penelitian yang dilakukan belum mendapatkan hasil yang memuaskan karena
terkendala pada desain, analisis perancangan, dan pemilihan material yang belum
tepat.
Perumusan Masalah
Traktor ringan (Litor) yang telah dirancang memerlukan adanya analisis
struktur untuk mengevaluasi konstruksinya. Struktur rangka yang dirancang
sedemikian rupa untuk dapat menahan beban dari komponen-komponen mesin,
beban operator, dan juga kondisi lintasan traktor ringan ini akan dioperasikan
belum mendapatkan hasil yang maksimal. Lalu desain traktor ringan seperti apa
yang memenuhi kriteria desain? Apakah material yang digunakan sudah
memenuhi kriteria apabila dilakukan pengujian atau analisis static case? Apakah
desain ini sudah layak untuk masuk pada tahapan proses pembuatan alat?
Tujuan Penelitian
Analisis struktur dari rangka utama, dudukan motor, dan roda traksi yang
akan dipakai dengan menggunakan perangkat lunak Solidworks 2014.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Von mises
Von Mises (1913) menyatakan bahwa akan terjadi luluh bilamana tegangan
normal itu tidak tergantung dari orientasi atau sudut (invariant) dari kedua
tegangan J2 yang melampaui harga kritis.
Dimana:
Subtitusi persamaan (2.3) dalam persamaan (2.2) maka akan menghasilkan bentuk
kriteria luluh Von Mises :
Dari persamaan (2.4) dapat diduga bahwa peristiwa luluh akan terjadi apabila
selisih tegangan pada sisi kanan persamaan melampaui tegangan luluh dalam uji
tarik uniaksial 0.
Untuk mengidentifikasi tetapan k dalam persamaan (2.1), perlihatkan
keadaan tegangan dalam geser murni, seperti dalam uji puntir, dimana :
Kriteria luluh Von Mises menyatakan bahwa luluh tidak tergantung pada
4
tegangan normal atau tegangan geser tertentu, melainkan tergantung dari fungsi
ketiga harga tegangan geser utama. Kriteria luluh didasarkan atas selisih tegangan
normal 1 - 2 dan sebagainya, maka kriteria tersebut tidak bergantung pada
komponen tegangan hidrostatik. Karena kriteria luluh Von Mises melibatkan suku
pangkat dua, hasilnya tidak tergantung dari tanda tegangan individual.
Semula Von Mises mengusulkan kriteria ini karena matematikanya
sederhana. Setelah itu, Hencky (1924) menunjukan bahwa persamaan (2.4) setara
dengan perumpamaan bahwa luluh itu terjadi bilamana energi distorsi mencapai
suatu harga kritis. Energi distorsi adalah bagian energi regangan total per volume
satuan yang diperlukan untuk menyatakan perubahan bentuk yang berlainan
dengan energi-energi perubahan volume.
Analisis Kekuatan Bahan Terhadap Beban Mekanis
Analisis kekuatan bahan menunjukkan kemampuan struktur material
tertentu dalam menerima gaya yang dikenakan. Kegagalan pada suatu elemen
mesin dapat terjadi dalam berbagai wujud seperti misalnya yielding, retak, patah,
scoring, pitting, korosi, aus, dan lain-lain. Faktor yang menyebabkan kegagalan
suatu bahan juga bermacam-macam seperti kesalahan desain, beban operasional,
kesalahan perawatan, kecacatan material, temperatur, lingkungan, dan waktu. Para
ahli dapat mempertimbangkan berbagai aspek penyebab kegagalan pada
perancangan sehingga kegagalan tidak akan terjadi selama masih dalam umur
teknisnya.
5
Faktor Keamanan (Safety Factor)
Faktor keamanan adalah faktor yang digunakan untuk mengevaluasi agar
perencanaan elemen mesin terjamin keamanannya dengan dimensi dan material
yang minimum .
Skala yang digunakan pada faktor keamanan yaitu antara 0 sampai 10.
Faktor keamanan harus memiliki nilai lebih besar dari 1.0 untuk menghindari
tingkat kegagalan. Faktor keamanan yang harganya sedikit diatas 1.0 hingga 10
dapat dipergunakan. Memasukkan faktor keamanan kedalam desain bukanlah
suatu perkara yang sederhana. Apabila nilai faktor keamananan kurang dari 1.0
maka rancangan yang dibuat memiliki konstruksi yang ringkih dan memiliki
tingkat kegagalan struktur yang tinggi. Apabila faktor keamanan yang digunakan
terlalu besar maka rancangan yang dibuat memiliki konstruksi yang kuat namun
tingkat penggunaan bahan yang digunakan terlalu boros sehingga biaya konstruksi
alat menjadi lebih mahal. Penentuan suatu faktor keamanan harus
memperhitungkan kemungkinan pembebanan yang melampaui batas
(overloading) dari struktur, seperti jenis-jenis pembebanan (statik, dinamik, atau
berulang) kemungkinan keruntuhannya lelah (fatique failure) dan lain-lain.
METODE PENELITIAN
8
Rancangan Fungsional
Tabel 1 Rancangan fungsional
No.
1.
Fungsi
2.
3.
Dudukan Motor
4.
Pulley
5.
Gear Box
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Roda Traksi
Rangka Aplikator Pupuk (Rangka
Hopper)
Hopper
Rancangan Struktural
Rangka Utama
Rangka utama (frame) merupakan bagian paling penting pada traktor
ringan ini. Rangka utama mendapatkan gaya paling besar diantara komponenkomponen yang ada pada traktor ringan sehingga perancangan bentuk dan
pemilihan material merupakan hal paling utama yang perlu diperhatikan pada
proses perancangan dan analisis. Rangka traktor ringan terdiri dari konstruksi
material besi pipa dengan ukuran (diameter) 1 inch dan ketebalan 1.4 mm, besi
pipa dengan ukuran 20 mm dan ketebalan 1 mm, besi hollow ukuran 40 mm x 20
mm dengan ketebalan 1 mm, dan besi hollow ukuran 40 mm x 40 mm dengan
9
ketebalan 1 mm. keseluruhan rangka utama memiliki ukuran (p x l x t) yaitu 766
mm x 608 mm x 749 mm seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
10
11
12
Gambar 11 Hopper
Rangka Slider
Rangka slider menggunakan material besi hollow dengan ukuran 40 mm x
40 mm serta ketebalan 1 mm. Rangka slider memiliki dimensi sebesar 600 mm x
770 mm.
13
Slider
Komponen slider dibuat dengan material besi siku dan baja plat dengan
ketebalan masing-masing 3 mm. dimensi dari slider yaitu 192 mm x 160 mm x 42
mm.
Gambar 13 Slider
Komponen-komponen traktor ringan yang telah digambar kemudian dirakit
(assembly) untuk mendapatkan bentuk rancangan penuh traktor ringan. Gambar
penuh rancangan traktor ringan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
14
Perbedaan Antara Model 1 dan Model 2 Guna Kepentingan Analisis
Pada proses analisis dibuat dua buah model dengan perbedaan terletak
hanya pada ketebalan komponen penyusun rangka utama. Data ukuran komponen
kedua buah model disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2 Data material penyusun dan ketebalan komponen
No.
Komponen
1.
Rangka utama
2.
Dudukan motor
3.
Roda traksi
Material penyusun
Model 1
Model 2
Besi pipa 1 inch
Besi pipa 20 mm
Besi hollow 40x40 mm
Besi hollow 40x20 mm
Besi hollow 40x40 mm
Besi hollow 40x20 mm
Besi pipa 1 inch
Ketebalan (mm)
Model 1
Model 2
1.4
1.0
1.4
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
Pemilihan Material
Material yang digunakan pada perancangan traktor ringan (light tractor)
satu roda ini sebagian besar menggunakan baja konstruksi jenis AISI 5140.
Material ini dipilih karena material tersebut memiliki nilai yield strength yang
cukup besar dan berat jenis bahan yang cukup rendah. Adapun komposisi unsur
pada material baja campuran AISI 5140 yang dipakai pada traktor ringan ini
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Komposisi AISI 5140
Sumber:
http://www.efunda.com/materials/alloys/alloy_home/show_alloy_found.cfm?ID=AISI_5140&show_prop=all&Page_Title=
AISI%205140
15
Tabel 4 Karakteristik material baja AISI 5140
Sumber:
http://www.efunda.com/materials/alloys/alloy_home/show_alloy_found.cfm?ID=AISI_5140&show_prop=all&Page_Title=
AISI%205140
16
Tumpuan Mati, Gaya Pembebanan, dan Jenis Pembebanan
Tabel 5 Fixtures dan loads pada rangka utama
Letak fixture pada pembebanan ini terdapat pada tiga permukaan yang
berada pada bagian bawah rangka utama. Besarnya pembebanan yang dikenakan
pada rangka utama yaitu sebesar 750 N dengan satu permukaan yang kontak
langsung dengan pembebanan ditandai dengan permukaan yang berwarna biru
muda.
Tabel 6 Fixtures dan loads pada dudukan motor
Letak fixture pada pembebanan ini terdapat pada tiga permukaan yang
berada pada bagian bawah dudukan motor. Besarnya pembebanan yang dikenakan
pada rangka utama yaitu sebesar 200 N. Jumlah permukaan yang kontak langsung
17
dengan pembebanan yaitu dua permukaan yang ditandai dengan warna biru
muda.
Tabel 7 Fixtures dan loads pada roda traksi
Letak fixture pada pembebanan ini terdapat pada delapan permukaan yang
berada pada bagian sirip roda traksi. Besarnya pembebanan yang dikenakan pada
roda traksi yaitu sebesar 700 N. Permukaan yang kontak langsung dengan
pembebanan ditandai dengan permukaan yang berwarna biru muda.
18
19
Material AISI 5140 memiliki yield strength dan tensile strength sebesar 293
MPa dan 572 MPa. Densitas dari AISI 5140 sendiri yaitu 8030 kg/m. Dengan
menggunakan hasil analisis volume material dudukan motor dan densitas AISI
5140 maka dapat diketahui bobot dari dudukan motor yaitu sebesar 4.12 Kg.
Bobot Roda Traksi Model 1
20
Material AISI 5140 memiliki yield strength dan tensile strength sebesar 293
MPa dan 572 MPa. Densitas dari AISI 5140 sendiri yaitu 8030 kg/m. Dengan
menggunakan hasil analisis volume material rangka utama dan densitas AISI 5140
maka dapat diketahui bobot dari rangka utama yaitu sebesar 20.49 kg.
Data hasil analisis bobot komponen traktor dapat dilihat pada tabel
Tabel 8 Bobot traktor ringan
Bobot model 2
Bobot model 1
No.
Komponen
(Kg)
(Kg)
1.
Rangka utama
23.50
20.49
2.
Dudukan motor
4.12
4.12
3.
Roda traksi
21.09
21.09
4.
Motor
15.1
15.1
5.
Gear box
8
8
Bobot Total
71.81
68.8
21
tegangan Von Mises maksimum ditandai oleh daerah yang berwarna merah dan
tegangan Von Mises minimum ditandai daerah berwarna biru.
Displacement pada Rangka Utama Model 1
Besaran peralihan (Displacement) yang terjadi pada rangka akibat
pembebanan terpusat sebesar 750 N dapat dilihat pada gambar
22
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa tegangan yang dihasilkan oleh
pembebanan merata yang diterima pada komponen dudukan motor
mengakibatkan tegangan minimum sebesar 2.043e+004 N/m atau sebesar 20.43
kPa dan tegangan maksimum sebesar 8.576e+007 N/m atau sebesar 85.76 MPa
dengan pembebanan merata pada dudukan motor model 1 tepat dibawah motor
Honda tipe GX160. Berdasarkan perbandingan tegangan luluh (yield strength)
dari material baja konstruksi jenis AISI 5140 yang digunakan pada rangka yaitu
sebesar 2.930e+008 N/m atau 293 MPa, tegangan maksimum yang dihasilkan
akibat pembebanan lebih kecil daripada tegangan luluh (yield strength) dari
material AISI 5140. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa rangka utama
tersebut mampu menahan pembebanan merata yang diakibatkan oleh bobot motor
Honda tipe GX160 pada keadaan statik. Besarnya tegangan Von Mises
maksimum ditandai oleh daerah yang berwarna merah dan tegangan Von Mises
minimum ditandai daerah berwarna biru.
Displacement pada Dudukan Motor Model 1
Besaran displacement pada dudukan motor model 1 yang terjadi akibat
pembebanan merata dari motor Honda tipe GX160 dapat dilihat pada gambar
23
24
Dengan pembebanan terpusat yang terjadi pada roda traksi menyebabkan
hasil peralihan minimum sebesar 0 mm dan nilai peralihan maksimumnya sebesar
2.285e+000 mm atau sebesar 2.285 mm pada roda traksi model 1. Peralihan
maksimum ditandai oleh daerah yang berwarna merah dan peralihan minimum
ditandai daerah berwarna biru.
Analisis Static Case pada Desain Traktor Ringan Model 2
Tegangan Von Mises pada Rangka Utama Model 2
Tegangan Von Mises yang terjadi pada rangka model 2 dapat dilihat pada
gambar 25.
Tabel 9 Fixture dan loads pada rangka utama model 2
Letak fixture pada pembebanan ini terdapat pada tiga permukaan yang
berada pada bagian bawah rangka utama. Besarnya pembebanan yang dikenakan
pada rangka utama yaitu sebesar 750 N dengan satu permukaan yang kontak
langsung dengan pembebanan ditandai dengan permukaan yang berwarna biru
muda.
25
26
Dengan adanya pembebanan merata yang disebabkan oleh pengemudi maka
besaran peralihan minimumnya yaitu sebesar 0 mm dan nilai peralihan
maksimumnya sebesar 2.897e-001 mm atau sebesar 0.29 mm. Peralihan
maksimum ditandai oleh daerah yang berwarna merah dan peralihan minimum
ditandai daerah berwarna biru.
Tegangan Von Mises pada Dudukan Motor Model 2
Hasil simulasi tegangan Von Mises yang terjadi pada dudukan motor model
2 setelah mendapatkan pembebanan merata yang dihasilkan oleh motor Honda
tipe GX160 dapat dilihat pada Gambar 27
Tabel 10 Fixture dan loads pada dudukan rangka model 2
Letak fixture pada pembebanan ini terdapat pada tiga permukaan yang
berada pada bagian bawah dudukan motor. Besarnya pembebanan yang dikenakan
pada rangka utama yaitu sebesar 200 N. Jumlah permukaan yang kontak langsung
dengan pembebanan yaitu dua permukaan yang ditandai dengan warna biru
muda.
27
28
Dengan adanya pembebanan merata yang disebabkan oleh motor Honda tipe
GX160 terhadap dudukan motor maka dihasilkan besaran peralihan minimumnya
sebesar 0 mm dan nilai peralihan maksimumnya sebesar 1.627e+000 mm atau
sebesar 1.63 mm. Peralihan maksimum ditandai oleh daerah yang berwarna merah
dan peralihan minimum ditandai daerah berwarna biru.
Tegangan Von Mises pada Roda Traksi Model 2
Hasil simulasi tegangan Von Mises yang terjadi pada roda traksi model 2
setelah mendapatkan pembebanan di roda traksi dapat dilihat pada gambar
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah. 2007. Analisis Statik Rangka Motor Hibrid Menggunakan Software
Catia V5 [skripsi]. Depok (ID): Universitas Gunadarma
Foale T and Wiloughby V. 1984. Motor Cycle Chassis Design. London (GB):
Osprey Publishing Limited.
Purwoko W. 2008. Perencanaan Gear Box dan Analisis Statik Rangka Konveyor
Menggunakan Software Catia V5 [skripsi]. Depok (ID): Universitas
Gunadarma.
Smith HP and Wilkes LH. 1976. Farm Machinery and Equipment. Sixth Edition.
New Delhi (IN): Mc Grow Hil Company Ltd.
Surowinoto S. 1980. Budidaya Tanaman Padi Sawah [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
31
Lampiran 1 Spesifikasi Motor Honda Tipe GX160
Sumber : http://engines.honda.com/models/model-detail/gx160
32
Lampiran 2 Perhitungan Bobot pada Pembebanan (Arah gaya sumbu Z)
1. Pembebanan pada Rangka Utama
mpengendara = 75 kg
g
= 10 m/s
F
=mxg
= 75 kg x 10 m/s
= 750 kg.m/s
= 750 N
2. Pembebanan pada Dudukan Motor
mmotor
= 20 kg
g
= 10 m/s
F
=mxg
= 20 kg x 10 m/s
= 200 kg.m/s
= 200 N
3. Pembebanan pada Roda Traksi
L1
= 0.21 m
L2
= 0.67 m
wm
L1
L2
A1
A2
M A1
( wm x L1 ) A2( L1 + L2 )
( 75 kg x 0.21 m ) A2 ( 0.21 m + 0.67 m )
A2
A2
Bobot rangka yang masuk =
=0
=0
=0
= (75 kg x 0.21 m)
(0.21 m + 0.67 m)
= 17.89 kg
x 25 kg
= 5.97 kg
Maka pada roda traksi terkena gaya pembebanan sebesar :
Bobot rangka yang masuk =
5.97
kg
Bobot motor
=
20
kg
Bobot dudukan motor
=
4.12
kg
Bobot dudukan gear box =
4
kg
Bobot gear box + isi
=
18
kg
A2
=
17.89
kg +
69.98
kg
F = 69.98 kg x 10 m/s = 699.8 N dibulatkan menjadi 700 N
33
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada tanggal 21 Juli
1989 penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dari pasangan Bangdol
Harianja dan Siti Astuti. Penulis menempuh Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri 1 Rumpin dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1
Parung yang semuanya dijalani di tempat kelahiran Penulis, Kabupaten Bogor.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian di
Departemen Teknk Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Aktifitas Penulis selama menjadi
mahasiswa adalah sebagai mahasiswa aktif dan ikut bergabung di berbagai
organisasi dan kepanitian. Penulis tercatat merupakan bagian dari kepengurusan
Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian sebagai anggota periode 2008-2009,
Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian 2009-2010, dan Kegiatan Tetranology
sebagai seksi konsumsi pada Tahun 2009.