Anda di halaman 1dari 3

Nama : Utami Nuri Adilah

Kelas : 1 C
NIM

: 151624030

D4 TPTU
Arus AC dan DC
AC merupakan singkatan dari Alternating Current. Arus AC adalah arus listrik yang nilainya
berubah terhadap satuan waktu. Arus ini dapat pula disebut dengan arus bolak-balik. Listrik
arus bolak-balik dihasilkan oleh sumber pembangkit tegangan listrik yang terdapat pada
pusat-pusat pembangkit tenaga listrik. Pada umumnyalistri arus bolak-balik banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sebagai penerangan rumah (lampu) dan
keperluan rumah tangga seperti kipas angina, setrika, dan lain-lain (Kanginan, 2006:226).
Sementara itu, DC merupakan singkatan dari Direct Current. Arus DC adalah arus listrik
yang nilainya tetap atau konstan terhadap satuan waktu. Arus ini dapat pula disebut dengan
arus searah. Contoh sumber listrik arus searah adalah baterai dan akumulator (accu). Karena
itulah listrik banyak digunakan untuk alat elektronik, control, automotive, dan lain-lain.
Namun demikian sejalan dengan berkembangnya teknologi listrik arus AC dapat dirubah
menjadi listrik arus DC, begitu juga sebaliknya. Cara mengubahnya dengan menggunakan
alat yang disebut power supply atau adaptor. Contoh perubahan listrik AC ke DC adalah
charger handphone yang digunakan untuk mengisi baterai handphone (DC) melalui listrik AC
yang terpasang di rumah-rumah.

Perbedaan Listrik Arus AC dan DC


Ditinjau dari definisinya listrik arus AC dan DC memang sudah berbeda. Namun agar
perbedaan antara listrik AC dan DC lebih nampak sehingga mudah dimengerti, maka perlu
juga dipelajari beberapa perbedaan yang sifatnya khusus.

Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari bentuk gelombangnya. Bentuk gelombang ini
dapat diteliti dengan menggunakan osiloskop. Osiloskop adaah alat yang digunakan untuk
melihat gelombang sinus yang ditimbulkan tenaga AC dan DC ( Sapiie dan Osamu Nishino ,
2002:229) . bentuk gelombang keduanya akan terlihat perbedaan ketika dilihat melalui
osiloskop. Bentuk dan lambing gelombang listrik arus AC dan DC dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Perbedaan yang kedua dapat dilihat dari metode penggunaannya. Arus AC memiliki besar
dan arah yang berubah-ubah secara bolak-balik. Maksudnya, kutub arus ini selalu berubahubah dari positif ke negartif dan negative ke positif. Karena itulah, walaupun stop kontak
(colokan listrik) dipasang bolak-balik tidak akan terjadi konsleting ataupun kerusakan
lainnya. Sebaliknya jika sebuah baterai yang merupakan listrik arus DC dipasang terbalik,
maka beterai tidak akan berfungsi. Bahkan untuk alat-alat listrik DC lain akan terjadi
ketidaknormalan fungsi. Hal ini terjadi karena kutub arus DC tidak pernah berubah dari
positif ke negatif maupun sebaliknya.

.
Perbandingan Bahaya Listrik Arus AC dan DC.
Pada dasarnya segala bentuk sengatan listrik berbahaya. Namun tidak banyak yang paham
betul mana yang lebih berbahaya antara arus AC dan DC. Sebelum menjawab hal tersebut,
ada baiknya bila menyimak beberapa pendapat tentang tingkat bahayanya kedua jenis arus
tersebut.

Pendapat pertama mengatakan bahwa arus DC lebih berbahaya. Misalnya seseorang tersengat
listrik dengan tangan 200 volt pada arus AC. Arus AC merupakan arus bolak-balik/naik-turun
sehingga suatu saat akan mencapai tegangan O volt selama siklusnya. Pada saat itulah bagian
tubuh yang tersengat dapat melepaskan diri dari konduktor yang membuat tubuh tersengat.
Sedangkan arus DC merupakan arus searah, artinya tegangan yang lewat akan stabil pada
nilai 200 volt dan tidak akan pernah mencapai angka 0 volt, karena itulah tubuh tidak
memiliki kesempatan untuk melepaskan diri sehingga hal ini akan lebih berbahaya bagi tubuh
manusia. Namun, jika frekuensi arus AC tinggi, tubuh akan sulit merasakan siklus dimana
tegangan AC mencapai 0 volt.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa arus AC lebih berbahaya 3-5 kali lipat dibandingkan
arus DC pada tegangan yang sama. Ketika tersengat listrik arus DC otot cenderung akan
berkontraksi sehingga mampu melepaskan diri dari hubungan. Sedangkan pada arus AC, arus
berbalik arah 50 kali per detik sehingga otot tidak mampu berkontraksi satu arah, tetapi justru
bolak-balik dan cenderung menjadi kejang pada titik hubungan, selama korban masih sadar
hubungan tidak akan bisa lepas.
Ditinjau dari kapasitas terjadinya kasus tersengat listrik, arus AC cenderung lebih berbahaya
dibandingkan arus DC. Selama ini lebih banyak orang yang tersengat arus AC (listrik rumah)
dari pada arus DC. Namun, pendapat tersebut tidak berlaku lagi jika tegangan yang dimiliki
suatu aliran listrik bernilai kecil. Sesuai pendapat yang pertama tentu arus DC lebih
berbahaya pada kondisi ini.

Anda mungkin juga menyukai