Daftar isi
1 Sejarah
2 Aktivitas
3 Pengembangan
4 Rujukan
Sejarah
Sebelum resmi menjadi Galeri Nasional Indonesia, pada tahun 1900 Yayasan Kristen Carpentier
Alting Stitching (CAS) membangun sebuah sekolah beserta asrama khusus bagi wanita yang
merupakan sekolah pertama di Hindia Belanda.[3] Hingga pada tahun 1955, pemerintah Indonesia
melarang segala aktifitas komunitas Belanda yang berakibat pengalihan gedung menjadi milik
Yayasan Raden Saleh meskipun masih dibawah gerakan Belanda yang bernama Vijmetselaren
Lorge.[3] Tetapi, pemberhentian total baru dilakukan pada tahun 1962 atas perintah tertinggi
presiden Sukarno sehingga Yayasan Raden Saleh dibubarkan dan segala peralatan diserahkan ke
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.[4]
Dari sini lah cikal bakal galeri bertaraf nasional dirintis dengan nama awal Wisma Seni
Nasional / Pusat Pembangunan Kebudayaan Nasional.[1] Prof. Dr. Fuad Hasan sebagai kepala
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merancang ulang gedung tersebut menjadi Gedung
Pameran Seni Rupa Depdikbud pada tahun 1987.[1] Perjuangan pengembangan dan perubahan
nama menjadi Galeri Nasional Indonesia baru diperjuangkan oleh Prof. Edi Sedyawati sejak
tahun 1995 yang pada akhirnya memperoleh penyetujuan oleh Menko Pengawasan
Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara pada tahun 1998.[3] Pada masa
pengurusannya, Galeri Nasional sempat diurus oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata lalu
berpindah ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[1][4]
Aktivitas
Foto Galeri Nasional Indonesia tampak dari depan pada tahun 1999.
Aktivitas yang dimiliki gedung Galeri Nasional Indonesia beragam mulai dari pameran,
preservasi, seminar keilmuan, diskusi ilmiah, pemutaran film, penampilan kesenian, festival,
perlombaan dan lain sebagainya dengan tujuan pendidikan dan perkenal budaya pada masyarakat
luas.[3] Selain itu, Galeri Nasional Indonesia juga mengoleksi kurang lebih 1700 karya dari para
tokoh di Indonesia mulai dari lukisan, fotografi, patung dan pahatan.[4] Terdapat juga karya-karya
dari para tokoh seniman negara nonblok seperti Sudan, India, Peru, Kuba, Vietnam, Myanmar
dan lainnya.[2]
Pengembangan
Pengembangan infrastruktur fisik maupun maya telah dilakukan Galeri Nasional Indonesia
dengan langkah membuat kompetisi desain bangunan baru yang bekerjasama dengan Ikatan
Arsitek Indonesia.[5] Selain itu, website utamanya juga telah direnovasi ulang dengan
pengembangan di sisi data dan informasi seperti daftar koleksi seni, fasilitas, agenda acara, dan
pengaturan dwibahasa untuk pengguna non bahasa Indonesia.[6]
Galeri nasional ini adalah sebuah gedung yang berfungsi sebagai tempat koleksi, pameran, dan
perhelatan acara seni rupa Indonesia dan mancanegara.Gedung ini merupakan institusi milik
pemerintah di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tempat ini sangat cocok bagi kalian
pecinta seni dan sejenisnya karena karya-karya yang dipamerkan sangat unik dan sangat
mengagumkan, seperti :
Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia terdiri dari: Pameran Tetap,
Pameran Temporter dan Pameran Keliling. Gedung pameran yang tersedia, terdapat 4 (empat)
gedung, yaitu: Gedung A, Gedung B, Gedung C dan Gedung D. Masing-masing gedung/ruang
dikhususkan untuk memajang karya seni rupa modern dan kontemporer, seperti; Lukisan,
patung, kria, grafis, fotografi, instalasi, seni media baru, dan lain-lain.
Terdapat Pameran penting yang pernah digelar di Galeri Nasional Indonesia antara lain: CP
Open Biennale, Pameran Seni Rupa Nusantara, Asean New Media Arts Exhibition, OK Video,
Jakarta Biennale, Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: MANIFESTO, Indonesia Art Award
Exhibition; Pameran Karya Anak2 Berprestasi; Pameran The Jakarta International Photo
Summit, dll serta pameran lain yang menampilkan karya seniman Indonesia dan mancanegara.
Kegiatan Pameran di Galeri Nasional terdiri dari 3 jenis pameran seni yaitu :
1. Pameran Tetap
2. Pameran Temporer
3. Pameran Keliling
4. Disingkat GNI. Pada mulanya bernama Wisma Seni Rupa Depdikbud dan terletak di Jl.
Batu depan Stasiun Gambir Jakarta Pusat. Berdiri diatas bangunan bekas milik
Charpentier Alting Stihting yang didirikan antara tahun 1902-1903. Di gedung yang telah
menjadi cagar budaya ini sempat dijadikan Markas KAPPI dan KAMI, untuk menumpas
gerakan G 30 S/PKI.
5. Gagasan GNI, muncul pada tahun 1980-an pada masa Menteri P dan K Prof. Dr. Fuad
Hasan dimasudkan sebagai lembaga resmi milik Pemerintah RI yang bertanggung jawab
memfasilitasi eksistensi dan menyebar luaskan informasi seni rupa di panggung tertinggi
tingkat nasional untuk kemudian dibawa ke forum internasional. Di samping tentunya
mewadahi aikon seni rupa yang hingga saat itu, cukup banyak berceceran di mana-mana
agar tidak hilang dan tidak terawat sekaligus merealisir kebutuhan museum seni rupa
sebagaimana yang dirindukan oleh banyak pihak. Dalam format ini, GNI dianggap
memiliki visi, museologis dan misi menaikkan wibawa seni rupa Indonesia.
6. Salah satu pameran internasional paling berbobot, dan monumental yang pernah
diselenggarakan GNI adalah pameran Seni Rupa Negara Gerakan Non Blok yang
diprakarsai oleh Jim Supangkat sebagai kuratornya. Tercatat sebagai direktur GNI yang
pertama Dra. Watie Murani yang menjabat hingga tahun 2003, sejak saat itu
GNI dikelola oleh sebuah tim kerja otonom untuk lebih membeli ruang gerak dalam dan
tolok ukur yang independen dan berwibawa dunia seni rupa Indonesia.
Di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta bertemakan GeoEtnik
Untuk pertama kalinya pameran desain dan kriya berskala nasional yang mengedepankan konsep
kreatif dan inovasi dalam arti yang sebenar-benarnya digelar dan dapat merupakan ajang
Parameter Desain Indonesia.
Ajang bertajuk Biennale Desain dan Kriya Indonesia 2013 digelar sebulan penuh dari tanggal 19
Desember 2013 hingga 19 Januari 2014, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Tema yang
diangkat dalam Biennale kali ini adalah GeoEtnik.
Perkembangan industri kreatif di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat.
Ditandai dengan munculnya berbagai macam industri kecil dan menengah yang cukup besar
perannya dalam pertumbuhan ekonomi negeri kita.
Hal ini menandakan bahwa industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu
pendorong utama perekonomian nasional. Mengembangkan industri kreatif menjadi suatu
kegiatan perekonomian berbasis kreativitas membutuhkan pasar yang besar. Sebagai negara
dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia jelas bahwa Indonesia sendiri merupakan
pasar yang sangat potensial.
Namun kesempatan ini kelihatannya masih lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahanperusahaan asing baik yang menjadi langsung maupun membuat produknya di Indonesia. Segi
positifnya, dapat menjadi salah satu indikator dan tolak ukur bahwa dari sudut standar
kemampuan dan ketrampilan mutu hasil produksi para pekerja kreatif Indonesia tidak kalah
apabila harus bersaing dengan pekerja industri kreatif dari manapun juga.
Desainer kita tidak boleh terjebak dengan kata etnik. Mengangkat nilai-nilai tradisi dengan
mengambil esensinya untuk kemudian dipadukan menjadi sesuatu yang baru dan segar sehingga
memberikan kontribusi parameter desain Indonesia.
Inspirasi dari berbagai sudut Indonesia bisa dilihat disini, Indonesia memiliki 600 etnik, ini
cukup besar bila dibandingkan dengan negara-negara yang lain.
Biennale Desain & Kriya yang baru pertama kali ada di Indonesia ini melibatkan 93 peserta dari
delapan sektor ekonomi kreatif, yaitu bidang arsitektur, interior, mebel, produk, kriya, tekstil,
desain interior, mode, dan grafis yang terbagi dalam 13 karya kolaborasi dan 53 karya
perseorangan.
Acara ini diprakarsai oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan dibuka oleh Dr.
Sapta Nirwandar, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pengunjung dapat
memperkaya referensi akan desain melalui forum Desain dan Kriya yang akan dilaksanakan pada
20 Desember 2013 ini. Salah satu karya Ramadhoni Dwi Payana, berupa tumpukan potongan
kayu-kayu yang terinspirasi dari ombusombus, yaitu kue tradisional khas Batak Sumatera Utara
(Gambar bawah).
Tujuan lain dari Biennale Desain & Kriya 2013 ini adalah untuk mendorong ekspresi kreatifitas
di bidang desain dan kriya. Berbagai pihak pun berjanji akan terus mendukung acara ini, setelah
melakukan evaluasi secara mendalam agar dapat terlaksana dengan konsisten dan semakin
meningkatkan kontribusi pada dunia ekonomi kreatif.
Semua karya tersebut memiliki satu tema, yaitu GeoEtnik. Tema ini
sengaja dipilih karena Indonesia sejatinya memiliki 600 etnik. Identitas bangsa ini penting untuk
digali agar desain Indonesia tidak menjadi pengikut (follower), tapi justru menjadi landasan
untuk memunculkan identitas desain Indonesia. Dunia seni, industri, ekonomi dan aspek-aspek
budaya Indonesia akan selalu saling terkait satu sama lain-nya dan kembali keakar.
Desain dan Kriya memang merupakan produk budaya jaman yang kehadirannya mewakili dan
menjadi salah satu pertanda sejarah jamannya. Desain dan Kriya yang baik akan mampu untuk
selalu hadir dan beradaptasi dimanapun dan kapanpun, karena keberadaannya memang selalu
dibutuhkan untuk meningkatkan mutu dan harkat hidup manusia pemakainyadari jaman ke
jaman.
Perangkat minum teh karya Ahadiat Joedawinata yang terinspirasi dari aneka bungkus makanan
tradisional di Indonesia. Juga Chicken Storage karya Hadhi Siswanto, yang merupakan wadah
menyimpan barang tanpa kehilangan estetikanya sebagai pajangan di dalamruangan. Biennale
Desain dan Kriya Indonesia juga menyediakan lokakarya menarik, selama dua hari (Jan14/p3)
Profile
Kanaryo,Nyoman Gunarsa, Made Wiyanta,Ida Bagus Made, I Ketut Soki, Wassily Kand
insky (Rusia), Hans Hartung (Jerman), Victor Vassarely (Hongaria), Sonia Delauney
(Ukraina), Pierre Saulages (Parncis), Zao Wou Ki (China). Selain itu terdapat karya
seniman dari sudan , India, Peru, Cuba, Vietnam,Myanmar dan lain-lain.
ini Galeri Nasional indonesia memiliki sekitar 1785 koleksi karya seniman Indonesia dan
manca negara,antara lain;Raden Saleh,Hendra Gunawan,Affandi,S. Sudjojono,Basoeki
Abdullah,Barli Sasmitawi Nata,Trubus ,Popo Iskandar,Ahmad
Sadali,Nashar,Soedarsono,Sunaryo,Amrus Natalsya,Hardi,Heri Dono,Dede Eri
Supria,Ivan Sagita,FX. Harsono,Lucia Hartini,Irlantine Karnaya,Hendrawan
Kanaryo,Nyoman Gunarsa, Made Wiyanta,Ida Bagus Made, I Ketut Soki, Wassily Kand
insky (Rusia), Hans Hartung (Jerman), Victor Vassarely (Hongaria), Sonia Delauney
(Ukraina), Pierre Saulages (Parncis), Zao Wou Ki (China). Selain itu terdapat karya
seniman dari sudan , India, Peru, Cuba, Vietnam,Myanmar dan lain-lain.
Misi
Melaksanakan
pengumpulan,
kajian,
dokumentasi,
pemeliharaan
pengamanan karya seni rupa, khususnya yang menjadi koleksi negara.
Meningkatkan aktivasi pameran dan publikasi lainnya di bidang seni rupa dalam
lingkup nasional dan internasional.
SEJARAH GEDUNG
dan
Gedung yang terletak di Konengsplein Cost no. 4 ini, yang sekarang disebut dengan
jalanMedan Merdeka Timur No.14 Jakarta Pusat. Pada tahun 1817, G.C van Rijk
membangun sebuah Indische Woonhuis di atas kavling ini dengan material yang diambil
bekas Kasteel Batavia. Pada tahun 1900 gedung ini merupakan bagian dari Gedung
Pendidikan yang didirikan oleh Yayasan Kristen Carpentier Alting Stitching ( CAS ) yang
bernaung di bawah Ordo Van Vrijmetselaren atas prakarsa pendeta Ds. Albertus Samuel
Carpentier Alting ( 1837-1935). Gedung yang berarsitektur kolonial Belanda ini
dipergunakan untuk Asrama Khusus bagi wanita, sebagai usaha pendidikan yang
pertama di Hindia Belanda.
Pada tahun 1955, pemerintahan Republik Indonesia melarang kegiatan pemerintah dan
masyarakat Belanda. Bangunan dan pengelolaan usaha pendidikan tersebut kemudian
dialihkan kepada Yayasan Raden Saleh yang masih penerus CAS dan tetap dibawah
gerakan Vijmetselaren Lorge. Berdasarkan keputusan yang dikeluarkan penguasaan
tertinggi No.5 tahun 1962 yang ditanda tangani oleh Presiden Soekarno, gerakan
Vijmetselaren Lorge dilarang dan Yayasan Raden Saleh dibubarkan. Sekolah-sekolah
beserta segala peralatannya diambil alih oleh pemerintahan Republik Indonesia dan
diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
ORGANISASI
KURATOR
Jabatan dan peranan kurator pada sebuah institusi museum/ galeri memegang peranan
penting dan strategis. Idealnya kurator ditangani oleh staf ahli di GNI itu sendiri sebagai
jabatan fungsional, akan tetapi karena predikat kurator itu sendiri memerlukan
persyaratan-persyaratan tertentu, sementara SDM yang tersedia belum memadai, maka
selama ini GNI mengangkat Kurator dari kalangan pengamat dan akademisi seni rupa.
Mereka diangkat oleh Dewan Penasehat dengan masa kerja 3 tahunan secara periodik
dan dapat diperpanjang apabila Dewan menghendaki.
Adapun tugas dan tanggungjawab yang diemban adalah membantu menjaga kualitas
dan profesionalitas dalam pelaksanaan program kegitan. Secara umum Tim Kurator
memiliki tugas, antara lain:
Mengamati dan menganalisis perkembangan seni rupa Indonesia dan seni rupa
International.
PAMERAN
Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia terdiri dari: Pameran
Tetap, Pameran Temporter dan Pameran Keliling. Gedung pameran yang tersedia,
terdapat 4 (empat) gedung, yaitu: Gedung A (1.350 M), Gedung B (2.800 M), Gedung
C (750 M) dan Gedung D (600 M). Masing-masing gedung/ruang dikhususkan untuk
memajang karya seni rupa modern dan kontemporer, seperti; Lukisan, patung, kria,
grafis,
fotografi,
instalasi,
seni
media
baru,
dan
lain-lain.
Terdapat Pameran penting yang pernah digelar di Galeri Nasional Indonesia antara lain:
CP Open Biennale, Pameran Seni Rupa Nusantara, Asean New Media Arts Exhibition, OK
Video, Jakarta Biennale, Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: MANIFESTO, Indonesia Art
Award Exhibition; Pameran Karya Anak2 Berprestasi; Pameran The Jakarta International
Photo Summit, dll serta pameran lain yang menampilkan karya seniman Indonesia dan
mancanegara.
Kegiatan Pameran di Galeri Nasional terdiri dari 3 jenis pameran seni yaitu :
Pameran Tetap
Pameran Temporer
Pameran Keliling
Pameran Tetap Galeri Nasional adalah kegiatan pameran permanen koleksi-koleksi
museum Galeri Nasional yang diadakan sepanjang tahun berlokasi di Gedung B.
Pameran Tetap mempresentasikan koleksi Galeri Nasional Indonesia, karya seniman
Indonesia dan mancanegara dengan penataan berdasarkan kurasi tertentu bergantian
secara periodik.
Penataan materi/koleksi Pameran Tetap disusun berdasarkan pemikiran kuratorial yang
membaginya menjadi tiga bentuk materi pameran, yaitu :
A. Pameran Koleksi Sejarah (dari masa perintisan seni rupa modern Indonesia hingga
saat ini)
B. Pameran Koleksi Khusus
C. Pameran Koleksi Internasional
Jam berkunjung :
Pameran keliling Indonesia atau Pameran keliling di luar negeri adalah salah satu
program kegiatan yang dipersiapkan secara berkala (minimal setahun sekali). Program
ini dimaksudkan untuk memperkenalkan lebih dekat tentang eksistensi lembaga dan
koleksi seni rupa (state collection) karya seniman Indonesia yang tersimpan di Galeri
Nasional Indonesia kepada masyarakat luas di berbagai wilayah Indonesia dan
mancanegara. Selain itu juga merupakan ajang untuk peningkatan kreativitas dan
apresiasi seni serta mendorong sepirit barkarya bagi perupa daerah.
Pameran keliling sudah dilaksanakan diberbagai kota dan negara, a.l. Medan, Menado,
Balikpapan, Ambon, Palembang, Mataram, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Hanoi dan
Tlemcen (Aljazair).
Contact Person
Galeri Nasional Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 14
Jakarta 10110 - Indonesia
Telephone: (021) 34833954 ; 3813021. (Director) 34833955
Facsimile: (021) 3813021
E-mail: galnas@indosat.net.id
Blogspot Galeri Nasional Indonesia : pameranceremonial.blogspot.com
Ruang pameran tetap : Gedung B (luas 1400 m), Gedung C (luas 840 m).
Denah Ruang Pameran Tetap
Gedung
(luas
1350
kapasitas
150
karya)
Denah Gedung A
Gedung
C(luas
840
kapasitas
100
karya)
workshop dan
RUANG SEMINAR
Galeri Nasional Indonesia memiliki fasilitas ruang seminar (serba guna) untuk
mendukung kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni rupa. Kapasitas ruang
seminar ini dapat menampung sekitar 200 orang. Dilengkapi dengan pendingin ruangan
(AC), agar suasana seminar atau diskusi terasa nyaman.
LABORATORIUM
AGENDA
Pameran Besar Seni Rupa Indonesia Manifesto #4 (2014)
Assalamualaikum wr.wb
Kepada para seniman yang turut berpameran kami ucapkan selamat. Kami juga
menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para curator, panitian,
dan semua pihak yang telah bekerja sama menyiapkan kegiatan pameran besar ini.
Terima Kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
PENGANTAR
yang menunjukkan berbagai gejala dan tanda penting dalam perkembangan seni
rupa Indonesia.
Pameran MANIFESTO ke-empat (4) dengan judul KESEHARIAN ini adalah sebuah
kesempatan yang khusus ditujukan kepada inisiatif dan penjelajah estetik yang
dilakukan oleh para seniman generasi muda Indonesia. Pameran ini diikuti oleh 79
karyayang terdiri dari 5 perupa sebagai commission artists dan selebihnya adalah
karya para perupa generasi muda Indonesia yang menunjukkan konsistensi sikap
berkarya dan proyeksi pengembangan diri yang memenuhi syarat untuk dipilih
sebagai peserta pameran oleh Tim Kurator Pameran. Mereka menampilkan berbagai
bentuk, media, teknik, dan ekspresi seperti lukisan, patung, kriya, seni cetak,
Fotografi, Video Art, Object, dsn Seni Instalasi.
Semoga pameran ini tak hanya memberikan kesempatan dan dorongan kepada
para seniman muda kita tetapi juga berhasil menyampaikan kepada kita semua
seluruh pandangan, sikap, dan pesan generasi muda yang bersemangat serta
optimis dalam mengembangkan dan memajukan seni rupa Indonesia dimasa
mendatang. Kami ucapkan selamat kepada para seniman yang terlibat dalam
kegiatan pameran ini serta kami sampaikan ucapan terima kasih kepada para
curator, pengelola kegiatan, dan seluruh pihak yang telah bekerjasama mewujudkan
kegiatan ini. Terima Kasih
Andre
disenggalarakan pada tahun 2014 ini. Pameran Besar Seni Rupa Indonesia dua tahunan
(bienalle) yang dikenal dengan Manifesto ini kini telah memasuki edisi keempatnya.
Sejak penyelenggaran pertamanya di tahun 2008 silam, Manifesto telah menyedot
perhatian banyak seniman dari berbagai kota besar di Indonesia untuk ikut
berpartisipasi. Tak kurang dari 350 seniman dari seluruh Indonesia akan memamerkan
karya-karya terbaiknya pada Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: Manifesto #4 (2014)
ini.
Selain itu, di pameran inilah para penikmat seni bisa memuaskan hasratnya menikmati
karya-karya terbaik seniman generasi muda Indonesia, yang dipamerkan bersama
karya-karya maestro Indonesia koleksi Galeri Nasional lainnya. Karya-karya maestro
Indonesia yang turut ditampilkan pada pameran Manifesto-Manifesto terdahulu ialah
karya-karya Affandi, Sudjojono, Hendra Gunawan, Mochtar Apin, dan lain-lain.
Kurang lebih ada 79 karya seni rupa 2 Dimensional dan 3 Dimensional berupa Lukisan,
Patung, Seni Cetak, Seni Kriya, Fotografi, Video Art, Object, dan Seni Instalasi yang akan
ditampilkan pada pameran akbar Manifesto #4 2014 ini. Karya-karya tersebut
mengusung satu tema bertajuk KESEHARIAN: Mencandra Tanda-Tanda Masa. Disinilah
letak daya tarik Pameran Besar Seni Rupa Indonesia Manifesto. Ratusan seniman
generasi muda Indonesia pilihan dan dinilai memiliki konsistensi, sikap berkarya, dan
proyeksi pengembangan diri yang baik akan mengimplementasikan tema besar
tersebut sesuai dengan interpretasi, rasa, dan karsa masing-masing.
Mencandra keseharian adalah sebuah cara untuk menyelami kembali esensi
pengalaman dan kejadian keseharian itu sendiri: mencoba keluar dari rutinitas dan
keragu-raguan untuk menemukan kepastian yang lebih nyata, yaitu menjadi manusia
yang mampu memelihara kesadaran. Mencandra keseharian di masa kini berarti
mengenal, mengurai, dan menarik peta hubungan serta kaitan yang terjadi di sini dan
di sana, antara yang lokal dengan yang global, serta milik pribadi dengan milik orang
lain. Lebih jauh lagi mencandra keseharian sendiri mengajak untuk membaca tandatanda zaman yang beredar melalui berbagai media interaksi dan komunikasi. Oleh
sebab itu MANIFESTO#4 (2014) telah memilih para seniman dari generasi muda yang
mengenal dengan sangat akrab pola interakasi dan komunikasi masa kini.
Agenda besar ini akan dilangsungkan di Gedung A, B, C, dan outdoor, Ruang pameran
Galeri Nasional Indonesia. Jl. Medan Merdeka Timur No.14, Jakarta Pusat 10110.
Pameran Besar Seni Rupa Indonesia Manifesto #4 (2014) akan secara resmi dibuka oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia : Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad
Nuh, DEA pada hari selasa, 20 Mei 2014 mendatang. Perhelatan akbar ini sendiri
berlangsung selama 18 hari berturut-turut, sampai hari penutupannya pada tanggal 7
Juni 2014 mendatang.
Nama-nama yang tak asing lagi di dunia seni rupa Indonesia akan turut serta sebagai
Kurator Pameran Besar Seni Rupa Indonesia Manifesto #4 (2014) ini. Di antaranya ialah,
Jim Supangkat, Rizki A. Zaelani, A. Rikrik Kusmara dan Asikin Hasan. Serta Zamrud
Setya Negara dan Bayu Genia Krisbhie sebagai co-kurator.
Informasi Kegiatan :
Waktu
Pameran
:
20
Mei
7
Juni
2014
Peresmian
:
Selasa,
20
Mei
2014
Pukul
:
19.00
Wib
Selesai.
Tempat : Gedung A, B, C, dan outdoor, Ruang pameran Galeri Nasional Indonesia.
Jl.
Medan
Merdeka
Timur
No.14,
Jakarta
Pusat
10110
Karya : Karya seni rupa 2 Dimensional dan 3 Dimensional (Lukisan, Patung, Seni Cetak,
Seni
Kriya,
Fotografi,
Video
Art,
Object,
Seni
Instalasi.
Jumlah
Karya
:
79
karya
Peserta : Seniman generasi muda Indonesia yang menunjukkan konsistensi sikap
berkarya dan proyeksi pengembangan diri yang memenuhi syarat untuk dipilih sebagai
peserta
pameran.
Kurator : Jim Supangkat, Rizki A. Zaelani, A. Rikrik Kusmara dan Asikin Hasan.
Co-Curator : Zamrud Setya Negara dan Bayu Genia Krisbhie.
Pukul
10.00
WIB
Selesai
Ruang Seminar Galeri Nasional Indonesia.
PROGRAM
ARTIST
TALK
Program ini akan menghadirkan perwakilan seniman peserta pameran yang akan
menjelaskan dan berinteraksi dengan publik secara langsung dalam kurun waktu
penyelenggaraan
kegiatan
pameran.
Sabtu,
31
Mei
2014
Pukul
14.00
WIB
Selesai
Ruang Pameran Galeri Nasional Indonesia.
PROGRAM
GALLERY
TOUR
Program ini akan memberikan panduan penjelasan pameran oleh kurator pameran
kepada publik pengunjung pameran dalam bentuk interaksi dan dialog.
Sabtu,
31
Mei
&
7
Juni
2014
Pukul
11.00
WIB
Selesai
Ruang
Pameran
Galeri
Nasional
Indonesia.
AGENDA
Pameran Keliling "OKOMAMA : Bianglala Rupa Flobamorata" Nusa
Tenggara Timur
Tanggal: 28 April 3 Mei 2014
Pameran Keliling Karya Pilihan Koleksi Galeri Nasional Indonesia merupakan salah satu
program yang dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya dengan tujuan
memperkenalkan karya-karya seni rupa koleksi negara yang disimpan oleh Galeri
Nasional Indonesia sehingga dapat langsung dilihat dan diapresiasi oleh masyarakat
luas di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Pameran ini juga menampilkan karyakarya pilihan perupa wilayah setempat yang dipilih dan disajikan secara berdampingan
dalam satu ruang pameran.
Pameran keliling seperti ini sebelumnya telah berlangsung di beberapa kota di
Indonesia seperti: Medan (2006), Manado (2007), Balikpapan (2008), Ambon (2009),
Palembang (2010), Banjamasin (2011), Makassar (2012), Pontianak (2013), dan
Pekanbaru (2013).
Pada pameran keliling kali ini yang bertempat di Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara
Timur bertajuk OKOMAMA : Bianglala Rupa Flobamorata, ditampilkan sebanyak total
40 karya. Karya tersebut antara lain adalah : 20 lukisan karya para maestro seni rupa
Indonesia dan Internasional yang menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia seperti :
Affandi, Agus Djaja, Agus Kamal, Bagong Kussudiardjo, Dullah, G. Sidharta Soegijo,
Kartono Yudhokusumo, Labiqoh Azzahroh, Lian Sahar, Popo Iskandar, Ida Hajar, S.
Sudjojono, Tisna Sanjaya, Made Wianta, Sunarto PR, Satyagraha, Anna-Eva Bergman,
Hans Arp, Hans Hartung, dan Sonia Delauney, serta 20 karya perupa pilihan Nusa
Tenggara Timur, yang terdiri atas 15 lukisan, 2 patung, 2 karya fotografi, dan 1 karya
instalasi. Para perupa tersebut antara lain adalah: Adi Manu, Aris Umbu, Danny Stamp,
Ever Eliezer Lomi Rihi, Fredrik Messah, George Eman, Jaky lau, Fery Wabang, Yopie
Liliweri, Geradus Louis Fori, Luiz O. Wilson, Randy Sakuain, Tinik Royaniwati dan Ubed
Mashonef.
Pameran ini diharapkan dapat menjadi referensi dan meningkatkan apresiasi bagi
masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap karya-karya seni rupa, baik karya koleksi
Informasi Kegiatan :
Kurator:
Kus indarto
Asisten
Yohanes
Zamrud
Bayu Genia Krishbie
Kurator:
Liliweri
Negara
K.N.
Setya
Pembukaan
Senin, 28 April 2014, Pukul 09.00 WITA s.d. Selesai
Dibuka
secara
Bapak
Frans
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pameran
dibuka
untuk
Pukul 09.00 s.d. 17.00 WITA
umum
resmi
oleh
:
Raya
Lebu
tanggal
28
April
s.d.
Mei
Rangkaian
Acara
Diskusi
Seni
Senin, 28 April 2014 Pukul 13.00 WITA s.d. selesai
Lokasi
Pameran
Di
Taman
Budaya
Jl. Kejora No. 1, Kupang
Provinsi
2014
:
Rupa
dan
Nusa
Tenggara
Kerjasama
Galeri Nasional Indonesia dan Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur
Diskusi:
Timur
:
PENGUMUMAN
Pemenang Lomba Desain Mural GNI 2014
Penyelenggaraan Lomba Desain Mural yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berakhir dan mendapat animo yang
cukup dari para pelaku/kreator/praktisi mural. Sampai batas akhir waktu penerimaan
desain mural, telah terkumpul
87 (delapan puluh tujuh) karya dari
56
(limapuluhenam ) kelompok peserta lomba yang berasal dari Sumatera Barat, lampung,
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat , Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Selanjutnya pada hari Senin,21 April 2014 dilakukan proses penjurian yang relatif alot
oleh para dewan juri yang terdiri dari Citra Smara Dewi (Kurator Galeri Nasional
Indonesia), Nono Warseno (Dosen Seni Murni ISI Yogyakarta), Irawan Karseno (Ketua
Dewan Kesenian Jakarta), maka terpilih para pemenang dengan katagori sbb:
Pemenang Terbaik :
Nama Kelompok
SERRUM
Judul Karya
"I Do Insane"
Nama Peserta
1)
2)
3)
4)
Alamat
Nama Kelompok
FOREVERFAT
Judul Karya
Nama Peserta
1) Dias Prabu
2) Fika Ria Santika
Alamat
Kepada 2 (dua) pemenang terbaik berhak mengeksekusi desain mural tersebut diatas
dinding berukuran 16,2 m x 3,14 m yang berlokasi di dalam lingkungan Galeri Nasional
Indonesia. Eksekusi karya dibagi ke dalam 2 (dua) tahap: tahap pertama berkaitan
dengan pelaksanaan Pameran Besar Seni Rupa Manifesto 4 yang akan berlangsung
pada tanggal 8 Mei 2014 di Galeri Nasional Indonesia. Sedangkan eksekusi karya tahap
kedua berkaitan dengan penyelenggaraan Pameran Triennale Patung kontemporer yang
akan berlangsung pada tanggal 22 Oktober 2014 di Galeri Nasional Indonesia.
Selain 2 kelompok pemenang terbaik, juga terpilih 3 pemenang nomonator sebagai:
1. Nominasi I
pemenang dan Galeri Nasional Indonesia mangucapkan terima kasih kepada para
perserta lomba atas partisipasinya. Semoga tetap eksis dan kreatif.
Berikut karya Pilihan Terbaik dan Nominasi yang terpilih :
Terbaik
1:
do
Insane,
SERRUM,
Rawamangun
Jakarta
Timur
Nominasi
2:
Fabel,
COMOLO
&
NIKA,
Gunung
Sindur
Bogor
Nominasi
3:
Berbagi
Senyum,
STUFO,
Makasar
Kegatan seminar dibuka dengan penampilan Tarian Tradisional Jejer Jaran Dawuk
kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh Bapak Drs. Iriaji, M.Pd (Kajur
Seni/Desain) yang kemudian di susul sambutan oleh Drs. Tubagus Sukmana, M.Ikom
(Kepala Galeri Nasional Indonesia) kemudian sambutan sekaligus peresmian Acara
Seminar Nasional oleh Prof. DR. Suparno (Rektor Universitas Negeri Malang).
Seminar ini dihadiri sekitar 300 orang melebihi target awal sebanyak 200 orang dimana
peserta seminar terdiri dari dosen guru mahasiswa serta para seniman yang berasal
dari Dewan Kesenian Malang (DKM) Dewan Kesenian Batu (DKB) .
Tampil sebagai moderator seminar adalah Dra. Lilik Indrawati M.Pd, dan materi-materi
seminar yang disampaikan terdiri dari :
Posisi Malang Dalam Peta Seni Rupa Indonesia yang disampaikan oleh DR.
Hariyanto M.Hum (Perwakilan Dosen Jurusan Seni dan Desain (Sedesa)
Universitas Negri Malang.
Seni Rupa Berlari Tanpa Henti yang disampaikan oleh Kuss Indarto (Kurator
Galeri Nasional Indonesia)
Manajemen Pameran Seni Rupa di Galnas yang disampaikan oleh Kepala Galeri
Nasional Indonesia Drs. Tubagus Sukmana, M.Ikom
Acara ditutup dengan Penyerahan sertifikat dan cinderamata kepada Nara Sumber dan
peserta secara simbolik.
Pemutaran Film/Video Dokumenter Maestro Seni Rupa Indonesia dan Profil GNI
Iman Hartono
Acara ditutup dengan Penyerahan sertifikat dan cinderamata kepada narasumber dan
peserta secara simbolik.
Pada saat yang bersamaan, di Galeri Nasional Indonesia juga masih
berlangsung Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya Guru Seni Berlari yang
berakhir 28 April 2014.
Implementasi dari fungsi Galeri Nasional Indonesia sebagai institusi museum (art
museum), diantaranya adalah melaksanakan pameran, kemitraan dan layanan edukasi
di bidang seni rupa. Fungsi ini memegang peran yang signifikan dengan dunia
pendidikan sebagai sumber belajar dalam rangka mengenal dam mencintai karya seni
dan nilai budaya bangsa. Selain itu lembaga ini juga berperan untuk meningkatkan
kreativitas dan apresiasi seni masyarakat, termasuk kalangan para pendidik dan siswa.
Pada pertengahan tahun lalu, Galeri Nasional Indonesia untuk pertama kalinya berhasil
menyelenggarakan Pameran Karya Pengajar Seni Rupa 2013 : "Melihat/Dilihat".
Pameran tersebut menghadirkan 74 peserta dengan 74 karya seni rupa dari 31
Perguruan Tinggi Seni dan Universitas di seluruh Indonesia. Pameran ini juga diiringi
dengan Seminar Nasional "Melihat/Dilihat": Menyorot Pendidikan Tinggi Seni di
Indonesia". Aktivitas pameran dan seminar ini mendapatkan sambutan yang sangat
positif, tidak saja oleh civitas akademika perguruan tinggi seni dan universitas, tetapi
juga oleh masyarakat umum.
Kali ini Galeri Nasional Indonesia untuk pertama kalinya memberikan ruang bagi para
guru seni budaya SMP, SMA, SMK, dan yang sederajat dari seluruh Indonesia, untuk
menunjukan kreativitas dan kompetensinya dalam berkarya seni maupun dalam
mempersiapkan media pembelajaran melalui ajang pameran seni rupa berskala
nasional yang bertajuk Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya 2014: GURU SENI
BERLARI.
Animo para guru seni budaya untuk berpartisipasi pada kegiatan ini cukup besar, tidak
kurang dari 400 karya yang berasal dari 22 propinsi mengikuti seleksi. Setelah melalui
proses seleksi dan undangan khusus oleh Tim Kurator (Suwarno Wisetrotomo dan
Citra Smara Dewi), terpilih 111 karya (peserta) dari 19 provinsi di Indonesia, yaitu terdiri
dari para guru seni budaya tingkat SMP (40 Orang), SMA (37 Orang), SMK (30 Orang)
dan sekolah yang sederajat (4 Orang). Masing-masing menampilkan karya dalam
berbagai medium, teknik dan ekspresinya, yakni berupa lukisan, patung, instalasi, kriya,
grafis, fotografi, batik, dll.
Pameran ini akan berlangsung 11 - 28 April 2014 dan akan dirangkai dengan kegiatan
Seminar Nasional yang mengambil tema 'Sinergitas Galeri Nasional dan Guru dalam
Pendidikan Seni Budaya' serta acara workshop seni grafis.
Harapan kami, semoga Kegiatan ini dapat dijadikan sarana untuk memotivasi diri,
memacu guru untuk terus berlari meningkatkan kreativitas dan kompetensinya sejalan
dengan implementasi Kurikilum 2013, dimana pelajaran seni budaya mendapat
tambahan porsi jam termasuk penerapan muatan lokal yang lebih fleksibel agar para
siswa dan guru memiliki kesempatan untuk mempertajam kreativitasnya. Pendidikan
seni budaya merupakan bagian penting dari pendidikan karakter bangsa. Manusiamanusia yang mengerti dan mampu mengapresiasi seni, adalah mereka yang memiliki
sensitivitas kemanusiaan yang lebih baik, di manapun posisi, jabatan, dan peran
mereka dalam kehidupan.
Peserta Pameran :
1. Miftahul Fauzi (SMAK Santo Yusup Karangpilang Surabaya) - Jawa Timur
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
SESI I
Sub tema : Galeri Nasional Indonesia dan Guru dalam Pendidikan Seni Rupa.
Moderator : Citra Smara Dewi (Dekan Seni Rupa IKJ dan Kurator GNI)
SESI II
Sub tema : Peran Guru Seni Budaya dalam Implementasi Kurikulum 2013
Tatang Subagyo (Tim Pengembang Kurikulum dan Penulis Buku Seni Budaya)
Sebagai salah satu kegiatan dalam Program Bimbingan dan Edukasi, Galeri Nasional
menggelar kegiatan "Galnas Goes to School" yang akan diadakan di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 3 (SMKN 3) Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Galnas Goes to School" Tasikmalaya 2014 yang mengusung tema Aktualisasi Peran
Galeri Dalam Membangun Kreativitas dan Apresiasi Seni ini akan diikuti kurang
lebih sebanyak 150 peserta dari kalangan Pelajar, Guru dan Perupa di kota Tasikmalaya.
Kegiatan ini akan berlangsung pada hari Kamis, 27 Maret 2014 dimulai pada pukul
09.00 WIB hingga selesai dan digelar di Aula Desain Komunikasi Visual SMKN 3
Tasikmalaya.
Selain akan diresmikan oleh Walikota Tasikmalaya Bpk. Drs. H. Budi Budiman, acara
"Galnas Goes to School"kali ini akan terdiri dari beberapa rangkain kegiatan seperti
Seminar, Pemutaran Film/Video Dokumenter Maestro Seni Rupa Indonesia dan Profil GNI,
Opening Ceremony juga akan digelar kegiatan berupa Diskusi dan MotivaTalk serta
GALNAS Edu Corner.
Beberapa pembicara yang akan hadir dalam kegiatan ini antara lain Acep Zam Zam
Noor (Budayawan), Tubagus Sukmana (Kepala Galeri Nasional), Rizki A. Zaelani (Kurator
GNI) dan Aruman (Praktisi Seni Rupa dan Dosen Pengajar Institut Seni Indonesia
Yogyakarta).
Program ini terselenggara atas kerjasama Galeri Nasional Indonesia dan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya dan Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 3 (SMKN 3) Tasikmalaya.
Galeri Seni Nasional Indonesia diresmikan tepatnya pada 8 Mei 1999, terletak di Jalan Merdeka
Timur No.14 Jakarta, berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Galeri Nasional Indonesia sebagai salah satu lembaga museum dan pusat
kegiatan seni rupa, memiliki tujuan melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan koleksi
seni rupa sebagai sarana edukasi-kultural dan rekreasi. Galeri Nasional Indonesia diharapkan
bisa menjadi media untuk meningkatkan kreativitas dan apresiasi seni.
Dalam perjalanannya sebagai galeri yang memfokuskan pada pengembangan seni dan rupa
Indonesia, memiliki 1775 koleksi karya seniman Indonesia dan mancanegara. Galeri Nasional
Indonesia memiliki visi bisa mewujudkan pelestarian karya seni rupa untuk bisa menumbuhkan
masyarakat Indonesia yang kreatif, apresiatif dan mencintai khasanah budaya bangsa. Untuk bisa
menjalankan visi tersebut dalam jangka panjang, diperlukan misi diantaranya :
Meningkatkan aktivasi pameran dan publikasi lainnya di bidang seni rupa dalam lingkup
nasional dan internasional.
Meningkatkan kreativitas dan appresiasi terhadap karya seni rupa di kalangan perupa,
pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Meningkatkan layanan edukasi dibidang karya seni rupa serta mengembangkan sumber
daya manusia dan sarana-prasarana Galeri Nasional Indonesia.
Galeri Nasional Indonesia terbagi atas tiga gedung, yaitu Gedung A - Gedung D, dimana semua
gedung dipakai untuk pameran koleksi seni dan rupa. Masing-masing gedung atau ruang
dikhususkan untuk memajang karya seni rupa modern dan kontemporer seperti : lukisan, patung,
kria, grafis, fotografi, instalasi, seni media baru, dan lainnya.
Pameran di Galeri Nasional Indonesia dibagi atas pameran tetap dan pameran temporer.
Pameran Tetap adalah program yang mempresentasikan koleksi Galeri Nasional Indonesia, karya
seniman Indonesia dan mancanegara dengan penataan berdasarkan kurasi tertentu dan bergantian
secara periodik. Pergantian koleksi biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali. Ruang pameran
tetap sekarang mencakup Gedung B dengan luas 1400 m dan Gedung C dengan luas 840
m.
Penataan materi atau koleksi pameran tetap disusun berdasarkan pemikiran kuratorial yang
membaginya menjadi tiga bentuk materi pameran, antara lain :
1. Pameran Koleksi Sejarah (dari masa perintisan seni rupa modern Indonesia hingga saat
ini)
2. Pameran Koleksi Khusus.
3. Pameran Koleksi Internasional.
Sesuai dengan pergantian pameran tetap secara periodik setiap dua tahun, pameran tetap pada
2015 ini kembali dibuka. Proses revitalisasi dan renovasi membutuhkan waktu hampir dua
tahun, dan sepanjang proses tersebut dijalankan maka ruang pameran tetap ditutup. Pameran
tetap kembali dibuka pada 7 Oktober 2015, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
Anies Baswedan dan Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus Sukmana.
Pameran Tetap yang baru menampilkan koleksi permanen dari Galeri Nasional Indonesia dan
ditata sebagai museum seni yang menggunakan pendekatan artistik, edukatif, dan informatif,
serta memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan.
Sebagian besar seni yang ditampilkan adalah hasil karya dari para maestro dan perupa lokal
seperti Raden Saleh, Wakidi, S. Soedjojono, Affandi, Basoeki Abdullah, Popo Iskandar dan
lainnya. Sementara itu, hasil karya dari seniman mancanegara ditampilkan dalam sebuah ruangan
terpisah. Karya yang ditampilkan antara lain karya seniman Victor Vasarely, Wassily Kandinsky,
Hans Arp, Zao Wou-Ki, Hans Hartung dan Sonia Delaunay .
Pameran Tetap yang terletak di Gedung B, lantai 2 ini terbagi menjadi dua bagian pameran yaitu
Galeri 1 dan Galeri 2. Galeri 1 menampilkan Seni Rupa Modern Indonesia dan Internasional,
ruangan ini dibagi menjadi tujuh bagian.
Galeri 2 menampilkan seni rupa kontemporer Indonesia dan terbagi menjadi empat bagian.
Pameran Tetap juga dilengkapi dengan teknologi canggih dan berbagai macam multimedia, yang
memberikan kemudahan kepada para pengunjung untuk mempelajari lebih dalam lagi Sejarah
Seni Rupa Indonesia serta dari mancanegara.
Pameran Temporer adalah kegiatan-kegiatan pameran seni tematis yang
diselenggarakan pada periode-periode tertentu baik oleh Galeri Nasional ataupun atas kerja sama
dengan pihak lain. Tersedia ruang pameran temporer di Gedung A dengan luas 1350 m dan
bisa memuat kapasitas 150 karya serta Gedung C dengan luas 840 m yang bisa memuat
kapasitas 100 karya para seniman.
Banyak pameran penting yang pernah digelar di Galeri Nasional Indonesia antara lain: CP Open
Biennale, Pameran Seni Rupa Nusantara, Asean New Media Arts Exhibition, OK Video, Jakarta
Biennale. Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: MANIFESTO, Indonesia Art Award Exhibition,
Pameran Karya Anak2 Berprestasi, Pameran The Jakarta International Photo Summit serta yang
lainnya. Pameran di Galeri Nasional Indonesia sampai saat ini sudah banyak menampilkan karya
seniman Indonesia dan mancanegara.
Gedung D yang mempunyai luas 600 m, dapat dipergunakan untuk pameran terbuka,
workshop dan pertunjukan seni. Galeri Nasional Indonesia juga dilengkapi dengan fasilitas ruang
serba guna yang dilengkapi dengan AC dan dapat menampung sekitar 200 orang. Ruang serba
guna ini dapat dipakai untuk kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni rupa. Fasilitas lain
yang disediakan adalah gedung Perpustakaan Kebudayaan Nasional, selain itu fasilitas
labolatorium yang lengkap disediakan untuk bisa melakukan pekerjaan konservasi restorasi
pada koleksi.
Telepon
3823021
: galnas@indosat.net.id
Website
: www.galeri-nasional.or.id
Waktu buka