Anda di halaman 1dari 50

Galeri Nasional Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Logo Galeri Nasional Indonesia

Galeri Nasional Indonesia


Galeri Nasional Indonesia (bahasa Inggris: National Gallery of Indonesia) adalah sebuah
lembaga budaya negara yang gedungnya antara lain berfungsi sebagai tempat pameran, dan
perhelatan acara seni rupa Indonesia dan mancanegara.[1] Gedung ini merupakan institusi milik
pemerintah di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. [2] Kewajiban utama Galeri Nasional
adalah melasanakan pengkajian, pengumpulan, registrasi, perawatan, pengamanan, pameran,
kemitraan, layanan edukasi dan publikasi karya seni rupa. [2] Lalu fungsi utamanya adalah
melindungi, pengembangan, dan pemanfaatan asset kesenian (seni rupa) sebagai fasilitas
pendidikan dan kebudayaan.[2] Galeri Nasional beralamat di Jalan Medan Merdeka Timur No. 14
Jakarta Pusat. [1]

Daftar isi

1 Sejarah

2 Aktivitas

3 Pengembangan

4 Rujukan

Sejarah
Sebelum resmi menjadi Galeri Nasional Indonesia, pada tahun 1900 Yayasan Kristen Carpentier
Alting Stitching (CAS) membangun sebuah sekolah beserta asrama khusus bagi wanita yang
merupakan sekolah pertama di Hindia Belanda.[3] Hingga pada tahun 1955, pemerintah Indonesia
melarang segala aktifitas komunitas Belanda yang berakibat pengalihan gedung menjadi milik
Yayasan Raden Saleh meskipun masih dibawah gerakan Belanda yang bernama Vijmetselaren
Lorge.[3] Tetapi, pemberhentian total baru dilakukan pada tahun 1962 atas perintah tertinggi
presiden Sukarno sehingga Yayasan Raden Saleh dibubarkan dan segala peralatan diserahkan ke
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.[4]
Dari sini lah cikal bakal galeri bertaraf nasional dirintis dengan nama awal Wisma Seni
Nasional / Pusat Pembangunan Kebudayaan Nasional.[1] Prof. Dr. Fuad Hasan sebagai kepala
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merancang ulang gedung tersebut menjadi Gedung
Pameran Seni Rupa Depdikbud pada tahun 1987.[1] Perjuangan pengembangan dan perubahan
nama menjadi Galeri Nasional Indonesia baru diperjuangkan oleh Prof. Edi Sedyawati sejak
tahun 1995 yang pada akhirnya memperoleh penyetujuan oleh Menko Pengawasan
Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara pada tahun 1998.[3] Pada masa
pengurusannya, Galeri Nasional sempat diurus oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata lalu
berpindah ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[1][4]

Aktivitas

Foto Galeri Nasional Indonesia tampak dari depan pada tahun 1999.
Aktivitas yang dimiliki gedung Galeri Nasional Indonesia beragam mulai dari pameran,
preservasi, seminar keilmuan, diskusi ilmiah, pemutaran film, penampilan kesenian, festival,
perlombaan dan lain sebagainya dengan tujuan pendidikan dan perkenal budaya pada masyarakat
luas.[3] Selain itu, Galeri Nasional Indonesia juga mengoleksi kurang lebih 1700 karya dari para
tokoh di Indonesia mulai dari lukisan, fotografi, patung dan pahatan.[4] Terdapat juga karya-karya
dari para tokoh seniman negara nonblok seperti Sudan, India, Peru, Kuba, Vietnam, Myanmar
dan lainnya.[2]

Pengembangan

Pengembangan infrastruktur fisik maupun maya telah dilakukan Galeri Nasional Indonesia
dengan langkah membuat kompetisi desain bangunan baru yang bekerjasama dengan Ikatan
Arsitek Indonesia.[5] Selain itu, website utamanya juga telah direnovasi ulang dengan
pengembangan di sisi data dan informasi seperti daftar koleksi seni, fasilitas, agenda acara, dan
pengaturan dwibahasa untuk pengguna non bahasa Indonesia.[6]
Galeri nasional ini adalah sebuah gedung yang berfungsi sebagai tempat koleksi, pameran, dan
perhelatan acara seni rupa Indonesia dan mancanegara.Gedung ini merupakan institusi milik
pemerintah di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tempat ini sangat cocok bagi kalian
pecinta seni dan sejenisnya karena karya-karya yang dipamerkan sangat unik dan sangat
mengagumkan, seperti :

Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia terdiri dari: Pameran Tetap,
Pameran Temporter dan Pameran Keliling. Gedung pameran yang tersedia, terdapat 4 (empat)
gedung, yaitu: Gedung A, Gedung B, Gedung C dan Gedung D. Masing-masing gedung/ruang
dikhususkan untuk memajang karya seni rupa modern dan kontemporer, seperti; Lukisan,
patung, kria, grafis, fotografi, instalasi, seni media baru, dan lain-lain.
Terdapat Pameran penting yang pernah digelar di Galeri Nasional Indonesia antara lain: CP
Open Biennale, Pameran Seni Rupa Nusantara, Asean New Media Arts Exhibition, OK Video,
Jakarta Biennale, Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: MANIFESTO, Indonesia Art Award
Exhibition; Pameran Karya Anak2 Berprestasi; Pameran The Jakarta International Photo
Summit, dll serta pameran lain yang menampilkan karya seniman Indonesia dan mancanegara.
Kegiatan Pameran di Galeri Nasional terdiri dari 3 jenis pameran seni yaitu :

1. Pameran Tetap
2. Pameran Temporer
3. Pameran Keliling
4. Disingkat GNI. Pada mulanya bernama Wisma Seni Rupa Depdikbud dan terletak di Jl.
Batu depan Stasiun Gambir Jakarta Pusat. Berdiri diatas bangunan bekas milik

Charpentier Alting Stihting yang didirikan antara tahun 1902-1903. Di gedung yang telah
menjadi cagar budaya ini sempat dijadikan Markas KAPPI dan KAMI, untuk menumpas
gerakan G 30 S/PKI.
5. Gagasan GNI, muncul pada tahun 1980-an pada masa Menteri P dan K Prof. Dr. Fuad
Hasan dimasudkan sebagai lembaga resmi milik Pemerintah RI yang bertanggung jawab
memfasilitasi eksistensi dan menyebar luaskan informasi seni rupa di panggung tertinggi
tingkat nasional untuk kemudian dibawa ke forum internasional. Di samping tentunya
mewadahi aikon seni rupa yang hingga saat itu, cukup banyak berceceran di mana-mana
agar tidak hilang dan tidak terawat sekaligus merealisir kebutuhan museum seni rupa
sebagaimana yang dirindukan oleh banyak pihak. Dalam format ini, GNI dianggap
memiliki visi, museologis dan misi menaikkan wibawa seni rupa Indonesia.
6. Salah satu pameran internasional paling berbobot, dan monumental yang pernah
diselenggarakan GNI adalah pameran Seni Rupa Negara Gerakan Non Blok yang
diprakarsai oleh Jim Supangkat sebagai kuratornya. Tercatat sebagai direktur GNI yang
pertama Dra. Watie Murani yang menjabat hingga tahun 2003, sejak saat itu
GNI dikelola oleh sebuah tim kerja otonom untuk lebih membeli ruang gerak dalam dan
tolok ukur yang independen dan berwibawa dunia seni rupa Indonesia.
Di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta bertemakan GeoEtnik

Untuk pertama kalinya pameran desain dan kriya berskala nasional yang mengedepankan konsep
kreatif dan inovasi dalam arti yang sebenar-benarnya digelar dan dapat merupakan ajang
Parameter Desain Indonesia.
Ajang bertajuk Biennale Desain dan Kriya Indonesia 2013 digelar sebulan penuh dari tanggal 19
Desember 2013 hingga 19 Januari 2014, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Tema yang
diangkat dalam Biennale kali ini adalah GeoEtnik.
Perkembangan industri kreatif di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat.
Ditandai dengan munculnya berbagai macam industri kecil dan menengah yang cukup besar
perannya dalam pertumbuhan ekonomi negeri kita.
Hal ini menandakan bahwa industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu
pendorong utama perekonomian nasional. Mengembangkan industri kreatif menjadi suatu
kegiatan perekonomian berbasis kreativitas membutuhkan pasar yang besar. Sebagai negara
dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia jelas bahwa Indonesia sendiri merupakan
pasar yang sangat potensial.
Namun kesempatan ini kelihatannya masih lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahanperusahaan asing baik yang menjadi langsung maupun membuat produknya di Indonesia. Segi
positifnya, dapat menjadi salah satu indikator dan tolak ukur bahwa dari sudut standar
kemampuan dan ketrampilan mutu hasil produksi para pekerja kreatif Indonesia tidak kalah
apabila harus bersaing dengan pekerja industri kreatif dari manapun juga.

Desainer kita tidak boleh terjebak dengan kata etnik. Mengangkat nilai-nilai tradisi dengan
mengambil esensinya untuk kemudian dipadukan menjadi sesuatu yang baru dan segar sehingga
memberikan kontribusi parameter desain Indonesia.
Inspirasi dari berbagai sudut Indonesia bisa dilihat disini, Indonesia memiliki 600 etnik, ini
cukup besar bila dibandingkan dengan negara-negara yang lain.

Biennale Desain & Kriya yang baru pertama kali ada di Indonesia ini melibatkan 93 peserta dari
delapan sektor ekonomi kreatif, yaitu bidang arsitektur, interior, mebel, produk, kriya, tekstil,
desain interior, mode, dan grafis yang terbagi dalam 13 karya kolaborasi dan 53 karya
perseorangan.
Acara ini diprakarsai oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan dibuka oleh Dr.
Sapta Nirwandar, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pengunjung dapat
memperkaya referensi akan desain melalui forum Desain dan Kriya yang akan dilaksanakan pada
20 Desember 2013 ini. Salah satu karya Ramadhoni Dwi Payana, berupa tumpukan potongan
kayu-kayu yang terinspirasi dari ombusombus, yaitu kue tradisional khas Batak Sumatera Utara
(Gambar bawah).

Tujuan lain dari Biennale Desain & Kriya 2013 ini adalah untuk mendorong ekspresi kreatifitas
di bidang desain dan kriya. Berbagai pihak pun berjanji akan terus mendukung acara ini, setelah
melakukan evaluasi secara mendalam agar dapat terlaksana dengan konsisten dan semakin
meningkatkan kontribusi pada dunia ekonomi kreatif.

Di pameran ini tersaji karya-karya yang sudah ada di pasar, meski 80


persen adalah karya desain yang sifatnya lebih awal. Dalam acara ini juga dipajang 13 karya
kolaborasi antar seniman yang memiliki latar belakang dalam cabang desain yang berbeda.

Semua karya tersebut memiliki satu tema, yaitu GeoEtnik. Tema ini
sengaja dipilih karena Indonesia sejatinya memiliki 600 etnik. Identitas bangsa ini penting untuk
digali agar desain Indonesia tidak menjadi pengikut (follower), tapi justru menjadi landasan
untuk memunculkan identitas desain Indonesia. Dunia seni, industri, ekonomi dan aspek-aspek
budaya Indonesia akan selalu saling terkait satu sama lain-nya dan kembali keakar.
Desain dan Kriya memang merupakan produk budaya jaman yang kehadirannya mewakili dan
menjadi salah satu pertanda sejarah jamannya. Desain dan Kriya yang baik akan mampu untuk
selalu hadir dan beradaptasi dimanapun dan kapanpun, karena keberadaannya memang selalu
dibutuhkan untuk meningkatkan mutu dan harkat hidup manusia pemakainyadari jaman ke
jaman.

Perangkat minum teh karya Ahadiat Joedawinata yang terinspirasi dari aneka bungkus makanan
tradisional di Indonesia. Juga Chicken Storage karya Hadhi Siswanto, yang merupakan wadah
menyimpan barang tanpa kehilangan estetikanya sebagai pajangan di dalamruangan. Biennale
Desain dan Kriya Indonesia juga menyediakan lokakarya menarik, selama dua hari (Jan14/p3)

Profile

"Sejarah Berdirinya Galeri Nasional Indonesia"


galeri nasional indonesia
:pameranceremonial.blogspot.com

Berdirinya Galeri Nasional Indonesia ( GNI ) merupakan salah satu wujud


upaya pembangunan Wisma Seni Nasional / Pusat Pembangunan Kebudayaan Nasional
yang telah dirintis sejak tahun 60-an.
Sambil menunggu realisasi Wisma Seni Nasional, Prof. Dr. Fuad Hasan ( waktu menjabat
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ) memprakarsai renovasi gedung utama
tersebut menjadi Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud, sebagai sarana aktivitas dan
apresiasi seni rupa yang diresmikan pada tahun 1987.
Melalui prakarsa Ibu Prof. Edi Sedyawati ( waktu itu sebagai Direktur Jendral
Kebudayaan ) diperjuangkan secara intensif pendirian Galeri Nasional Indonesia tahun
1995. Akhirnya pada tahun 1998 telah di setujui melalui surat persetujuan Menko
Pegawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara No. 34 / MK.WASPAN /
1998. Selanjutnya ditetapkan melalui Kepmendikbud No.099a/0/1988 dan diresmikan
operasionalnya pada tanggal 8 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bpk.
Yuwono Sudharsono.
Struktur awal organisasi GNI ( Kepmendikbud No. No.099a/0/1988 ) mengalami
beberapa kali perubahan , terakhir ketika GNI berada dibawah Departemen Kebudayaan
dan
Pariwisata,
maka
SK
GNI
dirubah
menjadi
Kepmendikbud
Nomor
PM.41/OOT.001/MKP-2006.
Organisasi tata kerja Galeri Nasional Indonesiasaat ini berdasarkan Permendibud Nomor
72 Tahun 2012 merupakan unit pelaksanan teknis dilingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Kebudayaan.

Koleksi Galeri Nasional Indonesia


Galeri Nasional indonesia menyimpan,menghimpun dan memamerkan karya seni rupa
seperti lukisan,sketsa ,grafis,patung,keramik,fotografi,seni kriya dan seni instalasi.saat
ini Galeri Nasional indonesia memiliki sekitar 1785 koleksi karya seniman Indonesia dan
manca negara,antara lain;Raden Saleh,Hendra Gunawan,Affandi,S. Sudjojono,Basoeki
Abdullah,Barli Sasmitawi Nata,Trubus ,Popo Iskandar,Ahmad
Sadali,Nashar,Soedarsono,Sunaryo,Amrus Natalsya,Hardi,Heri Dono,Dede Eri
Supria,Ivan Sagita,FX. Harsono,Lucia Hartini,Irlantine Karnaya,Hendrawan

Kanaryo,Nyoman Gunarsa, Made Wiyanta,Ida Bagus Made, I Ketut Soki, Wassily Kand
insky (Rusia), Hans Hartung (Jerman), Victor Vassarely (Hongaria), Sonia Delauney
(Ukraina), Pierre Saulages (Parncis), Zao Wou Ki (China). Selain itu terdapat karya
seniman dari sudan , India, Peru, Cuba, Vietnam,Myanmar dan lain-lain.

Aktifitas Galeri Nasional Indonesia


Ruang lingkup kegiatan Galeri Nasional yaitu,melaksanakan pameran (permanen,
temporer, keliling), melaksanakan preservasi (konservasi, restorasi), akuisisi dan
dokumentasi , seminar, diskusi, workshop, performance art, pemutaran film / video
( screening) , festival, lomba, dan lain-lain yang berkenan dengan peningkatan
pemahaman, keterampilan dan apresiasi seni rupa. Galeri Nasional Indonesia juga
memberikan pelayanan riset koleksi dan pemanduan ( guilding ) untuk pelajar,
mahasiswa dan masyarakat umum.

Sejarah Berdirinya Galeri Nasional Indonesia


Berdirinya Galeri Nasional Indonesia ( GNI ) merupakan salah satu wujud upaya
pembangunan Wisma Seni Nasional / Pusat Pembangunan Kebudayaan Nasional yang
telah dirintis sejak tahun 60-an.
Sambil menunggu realisasi Wisma Seni Nasional, Prof. Dr. Fuad Hasan ( waktu menjabat
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ) memprakarsai renovasi gedung utama
tersebut menjadi Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud, sebagai sarana aktivitas dan
apresiasi seni rupa yang diresmikan pada tahun 1987.
Melalui prakarsa Ibu Prof. Edi Sedyawati ( waktu itu sebagai Direktur Jendral
Kebudayaan ) diperjuangkan secara intensif pendirian Galeri Nasional Indonesia tahun
1995. Akhirnya pada tahun 1998 telah di setujui melalui surat persetujuan Menko
Pegawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara No. 34 / MK.WASPAN /
1998. Selanjutnya ditetapkan melalui Kepmendikbud No.099a/0/1988 dan diresmikan
operasionalnya pada tanggal 8 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bpk.
Yuwono Sudharsono.
Struktur awal organisasi GNI ( Kepmendikbud No. No.099a/0/1988 ) mengalami
beberapa kali perubahan , terakhir ketika GNI berada dibawah Departemen Kebudayaan
dan
Pariwisata,
maka
SK
GNI
dirubah
menjadi
Kepmendikbud
Nomor
PM.41/OOT.001/MKP-2006.
Organisasi tata kerja Galeri Nasional Indonesiasaat ini berdasarkan Permendibud Nomor
72 Tahun 2012 merupakan unit pelaksanan teknis dilingkungan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Kebudayaan.

Koleksi Galeri Nasional Indonesia


Galeri Nasional indonesia menyimpan,menghimpun dan memamerkan karya seni rupa
seperti lukisan,sketsa ,grafis,patung,keramik,fotografi,seni kriya dan seni instalasi.saat

ini Galeri Nasional indonesia memiliki sekitar 1785 koleksi karya seniman Indonesia dan
manca negara,antara lain;Raden Saleh,Hendra Gunawan,Affandi,S. Sudjojono,Basoeki
Abdullah,Barli Sasmitawi Nata,Trubus ,Popo Iskandar,Ahmad
Sadali,Nashar,Soedarsono,Sunaryo,Amrus Natalsya,Hardi,Heri Dono,Dede Eri
Supria,Ivan Sagita,FX. Harsono,Lucia Hartini,Irlantine Karnaya,Hendrawan
Kanaryo,Nyoman Gunarsa, Made Wiyanta,Ida Bagus Made, I Ketut Soki, Wassily Kand
insky (Rusia), Hans Hartung (Jerman), Victor Vassarely (Hongaria), Sonia Delauney
(Ukraina), Pierre Saulages (Parncis), Zao Wou Ki (China). Selain itu terdapat karya
seniman dari sudan , India, Peru, Cuba, Vietnam,Myanmar dan lain-lain.

Aktifitas Galeri Nasional Indonesia


Ruang lingkup kegiatan Galeri Nasional yaitu,melaksanakan pameran (permanen,
temporer, keliling), melaksanakan preservasi (konservasi, restorasi), akuisisi dan
dokumentasi , seminar, diskusi, workshop, performance art, pemutaran film / video
( screening) , festival, lomba, dan lain-lain yang berkenan dengan peningkatan
pemahaman, keterampilan dan apresiasi seni rupa. Galeri Nasional Indonesia juga
memberikan pelayanan riset koleksi dan pemanduan ( guilding ) untuk pelajar,
mahasiswa dan masyarakat umum.

VISI DAN MISI


Visi
Terwujudnya pelestarian karya seni rupa untuk menumbuhkan masyarakat Indonesia
yang kreatif, apresiatif dan mencintai khasanah budaya bangsa.

Misi

Melaksanakan
pengumpulan,
kajian,
dokumentasi,
pemeliharaan
pengamanan karya seni rupa, khususnya yang menjadi koleksi negara.

Meningkatkan aktivasi pameran dan publikasi lainnya di bidang seni rupa dalam
lingkup nasional dan internasional.

Meningkatkan kreativitas dan appresiasi terhadap karya seni rupa di kalangan


perupa, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Meningkatkan perluasan komunitas dan jaringan kerjasama / kemitraan di bidang


seni rupa.

Meningkatkan layanan edukasi dibidang karya seni rupa serta mengembangkan


sumber daya manusia dan sarana-prasarana Galeri Nasional Indonesia.

SEJARAH GEDUNG

dan

Gedung yang terletak di Konengsplein Cost no. 4 ini, yang sekarang disebut dengan
jalanMedan Merdeka Timur No.14 Jakarta Pusat. Pada tahun 1817, G.C van Rijk
membangun sebuah Indische Woonhuis di atas kavling ini dengan material yang diambil
bekas Kasteel Batavia. Pada tahun 1900 gedung ini merupakan bagian dari Gedung
Pendidikan yang didirikan oleh Yayasan Kristen Carpentier Alting Stitching ( CAS ) yang
bernaung di bawah Ordo Van Vrijmetselaren atas prakarsa pendeta Ds. Albertus Samuel
Carpentier Alting ( 1837-1935). Gedung yang berarsitektur kolonial Belanda ini
dipergunakan untuk Asrama Khusus bagi wanita, sebagai usaha pendidikan yang
pertama di Hindia Belanda.

Pada tahun 1955, pemerintahan Republik Indonesia melarang kegiatan pemerintah dan
masyarakat Belanda. Bangunan dan pengelolaan usaha pendidikan tersebut kemudian
dialihkan kepada Yayasan Raden Saleh yang masih penerus CAS dan tetap dibawah
gerakan Vijmetselaren Lorge. Berdasarkan keputusan yang dikeluarkan penguasaan
tertinggi No.5 tahun 1962 yang ditanda tangani oleh Presiden Soekarno, gerakan
Vijmetselaren Lorge dilarang dan Yayasan Raden Saleh dibubarkan. Sekolah-sekolah
beserta segala peralatannya diambil alih oleh pemerintahan Republik Indonesia dan
diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

ORGANISASI

KURATOR
Jabatan dan peranan kurator pada sebuah institusi museum/ galeri memegang peranan
penting dan strategis. Idealnya kurator ditangani oleh staf ahli di GNI itu sendiri sebagai
jabatan fungsional, akan tetapi karena predikat kurator itu sendiri memerlukan
persyaratan-persyaratan tertentu, sementara SDM yang tersedia belum memadai, maka
selama ini GNI mengangkat Kurator dari kalangan pengamat dan akademisi seni rupa.

Mereka diangkat oleh Dewan Penasehat dengan masa kerja 3 tahunan secara periodik
dan dapat diperpanjang apabila Dewan menghendaki.
Adapun tugas dan tanggungjawab yang diemban adalah membantu menjaga kualitas
dan profesionalitas dalam pelaksanaan program kegitan. Secara umum Tim Kurator
memiliki tugas, antara lain:

Mengamati dan menganalisis perkembangan seni rupa Indonesia dan seni rupa
International.

Mempertimbangkan dan menseleksi karya dan kegiatan pameran di GNI

Membantu mempertimbangkan tata pameran tetap, sistem pendokumentasian


dan kebijakan pengelolaann koleksi

Melakukan kerjasama, bimbingan, edukasi, dan apresiasi seni rupa melalui


kegiatan-kegiatan galeri.

Tim Kurator Galeri Nasional Indonesia


Kuss Indarto
Suwarno Wisetrotomo
Citra Smara Dewi
Asikin Hasan
RIzki A. Zaelani

PAMERAN
Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia terdiri dari: Pameran
Tetap, Pameran Temporter dan Pameran Keliling. Gedung pameran yang tersedia,
terdapat 4 (empat) gedung, yaitu: Gedung A (1.350 M), Gedung B (2.800 M), Gedung
C (750 M) dan Gedung D (600 M). Masing-masing gedung/ruang dikhususkan untuk
memajang karya seni rupa modern dan kontemporer, seperti; Lukisan, patung, kria,
grafis,
fotografi,
instalasi,
seni
media
baru,
dan
lain-lain.
Terdapat Pameran penting yang pernah digelar di Galeri Nasional Indonesia antara lain:
CP Open Biennale, Pameran Seni Rupa Nusantara, Asean New Media Arts Exhibition, OK
Video, Jakarta Biennale, Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: MANIFESTO, Indonesia Art
Award Exhibition; Pameran Karya Anak2 Berprestasi; Pameran The Jakarta International
Photo Summit, dll serta pameran lain yang menampilkan karya seniman Indonesia dan
mancanegara.
Kegiatan Pameran di Galeri Nasional terdiri dari 3 jenis pameran seni yaitu :

Pameran Tetap
Pameran Temporer
Pameran Keliling
Pameran Tetap Galeri Nasional adalah kegiatan pameran permanen koleksi-koleksi
museum Galeri Nasional yang diadakan sepanjang tahun berlokasi di Gedung B.
Pameran Tetap mempresentasikan koleksi Galeri Nasional Indonesia, karya seniman
Indonesia dan mancanegara dengan penataan berdasarkan kurasi tertentu bergantian
secara periodik.
Penataan materi/koleksi Pameran Tetap disusun berdasarkan pemikiran kuratorial yang
membaginya menjadi tiga bentuk materi pameran, yaitu :
A. Pameran Koleksi Sejarah (dari masa perintisan seni rupa modern Indonesia hingga
saat ini)
B. Pameran Koleksi Khusus
C. Pameran Koleksi Internasional
Jam berkunjung :

Selasa Minggu, Pukul 10.00 15.00 WIB


Hari Libur Nasional : Tutup
Free Admission / Gratis

Pameran Temporer adalah kegiatan-kegiatan pameran seni tematis yang


diselenggarakan pada periode-perido tertentu baik oleh Galeri Nasiona maupun atas
kerja sama dengan pihak lain.
Untuk Pameran Temporer tersedia ruang pameran Gedung A (1.350 M), Gedung B
(2.800 M) dan Gedung C (750 M). Masing-masing gedung/ruang dikhususkan untuk
memajang karya seni rupa modern dan kontemporer, seperti; Lukisan, patung, kria,
grafis, fotografi, instalasi, seni media baru, dan lain-lain.
Banyak pameran penting yang pernah digelar di Galeri Nasional Indonesia antara lain:
CP Open Biennale, Pameran Seni Rupa Nusantara, Asean New Media Arts Exhibition, OK
Video, Jakarta Biennale, Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: MANIFESTO, Indonesia Art
Award Exhibition; Pameran Karya Anak2 Berprestasi; Pameran The Jakarta International
Photo Summit, dll serta pameran lain yang menampilkan karya seniman Indonesia dan
mancanegara.
Pameran Keliling

Pameran keliling Indonesia atau Pameran keliling di luar negeri adalah salah satu
program kegiatan yang dipersiapkan secara berkala (minimal setahun sekali). Program
ini dimaksudkan untuk memperkenalkan lebih dekat tentang eksistensi lembaga dan
koleksi seni rupa (state collection) karya seniman Indonesia yang tersimpan di Galeri
Nasional Indonesia kepada masyarakat luas di berbagai wilayah Indonesia dan
mancanegara. Selain itu juga merupakan ajang untuk peningkatan kreativitas dan
apresiasi seni serta mendorong sepirit barkarya bagi perupa daerah.
Pameran keliling sudah dilaksanakan diberbagai kota dan negara, a.l. Medan, Menado,
Balikpapan, Ambon, Palembang, Mataram, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Hanoi dan
Tlemcen (Aljazair).

Contact Person
Galeri Nasional Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 14
Jakarta 10110 - Indonesia
Telephone: (021) 34833954 ; 3813021. (Director) 34833955
Facsimile: (021) 3813021
E-mail: galnas@indosat.net.id
Blogspot Galeri Nasional Indonesia : pameranceremonial.blogspot.com

Fasilitas Galeri Nasional

Ruang pameran tetap : Gedung B (luas 1400 m), Gedung C (luas 840 m).
Denah Ruang Pameran Tetap

Ruang pameran temporer :

Gedung

(luas

1350

kapasitas

150

karya)

Denah Gedung A

Gedung

C(luas

840

kapasitas

100

karya)

Gedung D (luas 600 m - dapat digunakan untuk pameran terbuka,


pertunjukan seni).

workshop dan

RUANG SEMINAR

Galeri Nasional Indonesia memiliki fasilitas ruang seminar (serba guna) untuk
mendukung kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni rupa. Kapasitas ruang
seminar ini dapat menampung sekitar 200 orang. Dilengkapi dengan pendingin ruangan
(AC), agar suasana seminar atau diskusi terasa nyaman.

Gedung Perpustakaan Kebudayaan


Galeri Nasional Indonesia

LABORATORIUM

Pekerjaan konservasi-restorasi dilakukan pada Laboratarium Konservasi dengan fasilitas


penerangan lampu polikhromatis dan ultra-violet. Bersikulasi udara, ber- AC, dan dialiri
air distilasi. Laboratarium ini juga dilengkapi tabung-tabung gelas yang berfungsi
sebagai wadah atau alat ukur/ analisa, alat-alat ukur elektronik dan komputer
pendukung untuk analisa dan simulasi pekerjaan teknis mekanis. Alat mikrokopis, alat
kontrol klimotologi, ruang fumigasi serta alat pendingin untuk membasmi jamur atau
serangga juga melengkapi laboratorium ini. Para tenaga terlatih kami siap melayani
anda secara profesional.

AGENDA
Pameran Besar Seni Rupa Indonesia Manifesto #4 (2014)

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDYAAN


REPUBLIK INDONESIA

Assalamualaikum wr.wb

Secara umum, orang menghargai soal kebudayaan dalam bukti-bukti ekspresi


kesenian. Dalam sejarah panjang kesalahan-pahaman di bidang ilmu pengetahuan
tentang kebaruan kebudayaan non-barat, dibandingkan kebudayaan barat, adalah
ukuran-ukuran yang dipahami melaluiberbagai pencapaian dan kemajuan di bidang
seni. Dengan demikian, bagaimana ekspresi seni sebuah masyarakat ditunjukkan
dan dibanggakan maka disitu pula wajah kemajuan budaya sebuah bangsa
dipertontonkan. Jaminan bagi perkembangan dan kemajuan seni tidak hanya
menunjukkan bagaimana identitas kultural sebuah bangsa akan bisa dikenal dan
dikenang tetapi juga menyediakan kemungkinan bagi para pendukung budaya atau
para seniman untuk terus mengembangkan kemampuan dan kapasitas mereka
untuk menghasilkan karya-karya seni yang bermutu dan memiliki faedah.
Kompleksitas kemajuan kebudayaan Indonesia kini tak hanya mengandung aneka
kemajemukan budaya tetapi juga arus besar pembentukan masyarakat
kontemporer yang berwatak global. Tantangan dibidang pengembangan seni tak
hanya menyangkut
upaya mengembangkan cara-cara untuk mengenal,
menghargai, dan merayakan perbedaan budaya secara bersama; tetapi juga
menimbang berlangsungnya dampak-dampak yang merugikan dari perkembangan
proses industrialisasi seni dan budaya. Dampak semacam ini akan bisa
mengkerdilkan sikap, daya juang, dan kemampuan kreatifitas sebuah bangsa dalam
iklim persaingan budaya secara global.

Lembaga-lembaga kebudayaan dan kesenian Negara, sepertihalnya Galeri Nasional


Indonesia yang bernaung dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud akan
terus dikembangkan agar bisa bekerja melayani perkembangan seni dan budaya
sehingga mampu menjamin berlangsungnya kemajuan dibidang seni, kreativitas,
serta pemikiran. Pencapaian-pencapian dibidang seni tidak hanya akan mampu
berkembang selaras dengan berbagai kemajuan di bidang teknologi dan perubahan
sosial tetapi juga bisa diapresiasi sebagai transkripsi pengalaman hidup dan
pengetahuan yang memberikan manfaat. Penyelenggaraan Pameran Besar Seni
Rupa Indonesia MANIFESTO #4 2014, dengan topic masalah tentang keseharian,
ini adalah salah satu contoh mengenai dinamika kemajuan seni rupa yang didorong
oleh inisiatif kreatif para seniman generasi muda Indonesia. Semoga karya-karya
mereka yang inspiratif dan mengandung gagasan yang segar ini akan memberikan
informasi dan gagasan yang baru mengenai perkembangan seni rupa Indonesia di
masa mendatang.

Kepada para seniman yang turut berpameran kami ucapkan selamat. Kami juga
menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para curator, panitian,
dan semua pihak yang telah bekerja sama menyiapkan kegiatan pameran besar ini.

Terima Kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Jakarta, 20 Mei 2014


Mohammad Nuh

PENGANTAR

KEPALA GALERI NASIONAL INDONESIA


Penyelenggaraan Pameran Besar Seni Rupa Indonesia yang lebih dikenal sebagai
Pameran MANIFESTO pada tahun ini adalah yang ke-empat (4) kalinya. Pameran
MANIFESTO yang pertama (1) diikuti oleh 350 karya dari para seniman di Indonesia,
diselenggarakan pada tahun 2008 dalam rangka menyambut peringatan 100 tahun
hari Kebangkitan Nasional Indonesia. Kegiatan Pameran MANIFESTO kemudian
diselenggarakan
secara
rutin
setiap
dua
(2)
tahun
sekali
hingga
penyelenggaraannya pada tahun ini. Pameran MANIFESTO Kedua (2) berjudul
Percakapan Masa tahun 2010 sedangkan MANIFESTO yang ketiga (3) diadakan
pada tahun 2012 dengan judul ORDE dan KONFLIK. Meski tidak dinyatakan
sebagai suatu pameran bienal seni rupa, namun MANIFESTO yang diselenggarakan
Galeri Nasional Indonesia pada dasarnya adalah pameran dua tahunan (biennale)

yang menunjukkan berbagai gejala dan tanda penting dalam perkembangan seni
rupa Indonesia.

Galeri Nasional Indonesia sebagai lembaga kebudayaan bekerja tidak hanya


menjalankan fungsinya sebagai museum seni rupa modern Indonesia tetapi juga
secara aktif mendorong perkembangan seni rupa yang terus berubah dan
menunjukkan berbagai tahap keberhasilan yang bersifat dinamis. Galeri Nasional
Indonesia tidak hanya menjaga koleksi karya-karya seni rupa penting dan
bersejarah milik Negara, tetapi juga mengundang partisipasi dan interaksi public:
para seniman, pemerhati dan pecinta seni rupa di Indonesia dalam berbagai
kegiatan pameran yang menarik dan berbagai jenis diskusi maupun lokakarya seni
rupa yang bersifat mendidik dan inspiratif. Kegiatan pameran MANIFESTO adalah
salah satu tradisi pameran besar Galeri Nasional Indonesia, selain Pameran Seni
Rupa Nusantara, yang terus menerus mencoba untuk memberikan penghargaan
kepada hasil-hasil pemikiran dan prestasi kerja para seniman Indonesia.

Pameran MANIFESTO ke-empat (4) dengan judul KESEHARIAN ini adalah sebuah
kesempatan yang khusus ditujukan kepada inisiatif dan penjelajah estetik yang
dilakukan oleh para seniman generasi muda Indonesia. Pameran ini diikuti oleh 79
karyayang terdiri dari 5 perupa sebagai commission artists dan selebihnya adalah
karya para perupa generasi muda Indonesia yang menunjukkan konsistensi sikap
berkarya dan proyeksi pengembangan diri yang memenuhi syarat untuk dipilih
sebagai peserta pameran oleh Tim Kurator Pameran. Mereka menampilkan berbagai
bentuk, media, teknik, dan ekspresi seperti lukisan, patung, kriya, seni cetak,
Fotografi, Video Art, Object, dsn Seni Instalasi.

Semoga pameran ini tak hanya memberikan kesempatan dan dorongan kepada
para seniman muda kita tetapi juga berhasil menyampaikan kepada kita semua
seluruh pandangan, sikap, dan pesan generasi muda yang bersemangat serta
optimis dalam mengembangkan dan memajukan seni rupa Indonesia dimasa
mendatang. Kami ucapkan selamat kepada para seniman yang terlibat dalam
kegiatan pameran ini serta kami sampaikan ucapan terima kasih kepada para
curator, pengelola kegiatan, dan seluruh pihak yang telah bekerjasama mewujudkan
kegiatan ini. Terima Kasih

Jakarta, 20 Mei 2014


Tubagu
Sukamana

Andre

elaran akbar Galeri Nasional Indonesia yang paling ditunggu-tunggu kembali

disenggalarakan pada tahun 2014 ini. Pameran Besar Seni Rupa Indonesia dua tahunan
(bienalle) yang dikenal dengan Manifesto ini kini telah memasuki edisi keempatnya.
Sejak penyelenggaran pertamanya di tahun 2008 silam, Manifesto telah menyedot
perhatian banyak seniman dari berbagai kota besar di Indonesia untuk ikut
berpartisipasi. Tak kurang dari 350 seniman dari seluruh Indonesia akan memamerkan
karya-karya terbaiknya pada Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: Manifesto #4 (2014)
ini.
Selain itu, di pameran inilah para penikmat seni bisa memuaskan hasratnya menikmati
karya-karya terbaik seniman generasi muda Indonesia, yang dipamerkan bersama
karya-karya maestro Indonesia koleksi Galeri Nasional lainnya. Karya-karya maestro
Indonesia yang turut ditampilkan pada pameran Manifesto-Manifesto terdahulu ialah
karya-karya Affandi, Sudjojono, Hendra Gunawan, Mochtar Apin, dan lain-lain.
Kurang lebih ada 79 karya seni rupa 2 Dimensional dan 3 Dimensional berupa Lukisan,
Patung, Seni Cetak, Seni Kriya, Fotografi, Video Art, Object, dan Seni Instalasi yang akan
ditampilkan pada pameran akbar Manifesto #4 2014 ini. Karya-karya tersebut
mengusung satu tema bertajuk KESEHARIAN: Mencandra Tanda-Tanda Masa. Disinilah
letak daya tarik Pameran Besar Seni Rupa Indonesia Manifesto. Ratusan seniman
generasi muda Indonesia pilihan dan dinilai memiliki konsistensi, sikap berkarya, dan
proyeksi pengembangan diri yang baik akan mengimplementasikan tema besar
tersebut sesuai dengan interpretasi, rasa, dan karsa masing-masing.
Mencandra keseharian adalah sebuah cara untuk menyelami kembali esensi
pengalaman dan kejadian keseharian itu sendiri: mencoba keluar dari rutinitas dan
keragu-raguan untuk menemukan kepastian yang lebih nyata, yaitu menjadi manusia
yang mampu memelihara kesadaran. Mencandra keseharian di masa kini berarti
mengenal, mengurai, dan menarik peta hubungan serta kaitan yang terjadi di sini dan
di sana, antara yang lokal dengan yang global, serta milik pribadi dengan milik orang
lain. Lebih jauh lagi mencandra keseharian sendiri mengajak untuk membaca tandatanda zaman yang beredar melalui berbagai media interaksi dan komunikasi. Oleh
sebab itu MANIFESTO#4 (2014) telah memilih para seniman dari generasi muda yang
mengenal dengan sangat akrab pola interakasi dan komunikasi masa kini.
Agenda besar ini akan dilangsungkan di Gedung A, B, C, dan outdoor, Ruang pameran
Galeri Nasional Indonesia. Jl. Medan Merdeka Timur No.14, Jakarta Pusat 10110.
Pameran Besar Seni Rupa Indonesia Manifesto #4 (2014) akan secara resmi dibuka oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia : Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad
Nuh, DEA pada hari selasa, 20 Mei 2014 mendatang. Perhelatan akbar ini sendiri
berlangsung selama 18 hari berturut-turut, sampai hari penutupannya pada tanggal 7
Juni 2014 mendatang.
Nama-nama yang tak asing lagi di dunia seni rupa Indonesia akan turut serta sebagai
Kurator Pameran Besar Seni Rupa Indonesia Manifesto #4 (2014) ini. Di antaranya ialah,
Jim Supangkat, Rizki A. Zaelani, A. Rikrik Kusmara dan Asikin Hasan. Serta Zamrud
Setya Negara dan Bayu Genia Krisbhie sebagai co-kurator.

Informasi Kegiatan :
Waktu
Pameran
:
20
Mei

7
Juni
2014
Peresmian
:
Selasa,
20
Mei
2014
Pukul
:
19.00
Wib

Selesai.
Tempat : Gedung A, B, C, dan outdoor, Ruang pameran Galeri Nasional Indonesia.
Jl.
Medan
Merdeka
Timur
No.14,
Jakarta
Pusat
10110
Karya : Karya seni rupa 2 Dimensional dan 3 Dimensional (Lukisan, Patung, Seni Cetak,
Seni
Kriya,
Fotografi,
Video
Art,
Object,
Seni
Instalasi.
Jumlah
Karya
:

79
karya
Peserta : Seniman generasi muda Indonesia yang menunjukkan konsistensi sikap
berkarya dan proyeksi pengembangan diri yang memenuhi syarat untuk dipilih sebagai
peserta
pameran.
Kurator : Jim Supangkat, Rizki A. Zaelani, A. Rikrik Kusmara dan Asikin Hasan.
Co-Curator : Zamrud Setya Negara dan Bayu Genia Krisbhie.

RANGKAIAN ACARA PENDUKUNG PAMERAN BESAR SENI RUPA INDONESIA


MANIFESTO #4. 2014
SEMINAR :
SENI
RUPA
INDONESIA
KINI:
Mencandra
Tanda-Tanda
Masa
Kegiatan seminar seni rupa Indonesia ini akan menghadirkan para pembicara: seniman
peserta pameran, kurator, pengamat seni rupa, dan pengamat kajian sosial-budaya
khususnya budaya populer dan perkembangan masyarakat kontemporer Indonesia saat
kini.
Rabu,
21
Mei
2014

Pukul
10.00
WIB

Selesai
Ruang Seminar Galeri Nasional Indonesia.
PROGRAM
ARTIST
TALK
Program ini akan menghadirkan perwakilan seniman peserta pameran yang akan
menjelaskan dan berinteraksi dengan publik secara langsung dalam kurun waktu
penyelenggaraan
kegiatan
pameran.
Sabtu,
31
Mei
2014
Pukul
14.00
WIB

Selesai
Ruang Pameran Galeri Nasional Indonesia.

PROGRAM
GALLERY
TOUR
Program ini akan memberikan panduan penjelasan pameran oleh kurator pameran
kepada publik pengunjung pameran dalam bentuk interaksi dan dialog.
Sabtu,
31
Mei
&
7
Juni
2014
Pukul
11.00
WIB

Selesai
Ruang
Pameran
Galeri
Nasional
Indonesia.

AGENDA
Pameran Keliling "OKOMAMA : Bianglala Rupa Flobamorata" Nusa
Tenggara Timur
Tanggal: 28 April 3 Mei 2014

Pameran Keliling Karya Pilihan Koleksi Galeri Nasional Indonesia merupakan salah satu
program yang dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya dengan tujuan
memperkenalkan karya-karya seni rupa koleksi negara yang disimpan oleh Galeri
Nasional Indonesia sehingga dapat langsung dilihat dan diapresiasi oleh masyarakat
luas di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Pameran ini juga menampilkan karyakarya pilihan perupa wilayah setempat yang dipilih dan disajikan secara berdampingan
dalam satu ruang pameran.
Pameran keliling seperti ini sebelumnya telah berlangsung di beberapa kota di
Indonesia seperti: Medan (2006), Manado (2007), Balikpapan (2008), Ambon (2009),
Palembang (2010), Banjamasin (2011), Makassar (2012), Pontianak (2013), dan
Pekanbaru (2013).
Pada pameran keliling kali ini yang bertempat di Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara
Timur bertajuk OKOMAMA : Bianglala Rupa Flobamorata, ditampilkan sebanyak total
40 karya. Karya tersebut antara lain adalah : 20 lukisan karya para maestro seni rupa
Indonesia dan Internasional yang menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia seperti :
Affandi, Agus Djaja, Agus Kamal, Bagong Kussudiardjo, Dullah, G. Sidharta Soegijo,
Kartono Yudhokusumo, Labiqoh Azzahroh, Lian Sahar, Popo Iskandar, Ida Hajar, S.
Sudjojono, Tisna Sanjaya, Made Wianta, Sunarto PR, Satyagraha, Anna-Eva Bergman,
Hans Arp, Hans Hartung, dan Sonia Delauney, serta 20 karya perupa pilihan Nusa
Tenggara Timur, yang terdiri atas 15 lukisan, 2 patung, 2 karya fotografi, dan 1 karya
instalasi. Para perupa tersebut antara lain adalah: Adi Manu, Aris Umbu, Danny Stamp,
Ever Eliezer Lomi Rihi, Fredrik Messah, George Eman, Jaky lau, Fery Wabang, Yopie
Liliweri, Geradus Louis Fori, Luiz O. Wilson, Randy Sakuain, Tinik Royaniwati dan Ubed
Mashonef.
Pameran ini diharapkan dapat menjadi referensi dan meningkatkan apresiasi bagi
masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap karya-karya seni rupa, baik karya koleksi

negara maupun karya perupa di Nusa Tenggara Timur; memberikan semangat,


dorongan dan motivasi terhadap para seniman Nusa Tenggara Timur untuk terus
berkreasi dan menciptakan karya-karya terbaiknya sehingga turut mengembangkan
seni rupa daerahnya; mempererat kerjasama semua pihak yang terlibat di dalamnya;
dan menjadi titik awal kerjasama yang baik lainnya di masa mendatang.

Informasi Kegiatan :
Kurator:
Kus indarto
Asisten
Yohanes
Zamrud
Bayu Genia Krishbie

Kurator:
Liliweri
Negara

K.N.
Setya

Pembukaan
Senin, 28 April 2014, Pukul 09.00 WITA s.d. Selesai
Dibuka
secara
Bapak
Frans
Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pameran
dibuka
untuk
Pukul 09.00 s.d. 17.00 WITA

umum

resmi

oleh

:
Raya

Lebu
tanggal

28

April

s.d.

Mei

Rangkaian
Acara
Diskusi
Seni
Senin, 28 April 2014 Pukul 13.00 WITA s.d. selesai
Lokasi
Pameran
Di
Taman
Budaya
Jl. Kejora No. 1, Kupang

Provinsi

2014
:
Rupa

dan
Nusa

Tenggara

Kerjasama
Galeri Nasional Indonesia dan Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur

Diskusi:
Timur
:

PENGUMUMAN
Pemenang Lomba Desain Mural GNI 2014
Penyelenggaraan Lomba Desain Mural yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berakhir dan mendapat animo yang
cukup dari para pelaku/kreator/praktisi mural. Sampai batas akhir waktu penerimaan
desain mural, telah terkumpul
87 (delapan puluh tujuh) karya dari
56

(limapuluhenam ) kelompok peserta lomba yang berasal dari Sumatera Barat, lampung,
DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat , Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Selanjutnya pada hari Senin,21 April 2014 dilakukan proses penjurian yang relatif alot
oleh para dewan juri yang terdiri dari Citra Smara Dewi (Kurator Galeri Nasional
Indonesia), Nono Warseno (Dosen Seni Murni ISI Yogyakarta), Irawan Karseno (Ketua
Dewan Kesenian Jakarta), maka terpilih para pemenang dengan katagori sbb:

Pemenang Terbaik :
Nama Kelompok

SERRUM

Judul Karya

"I Do Insane"

Nama Peserta

1)
2)
3)
4)

Alamat

Jl. Gurame No.3 Rawamangun


Jakarta Timur

Nama Kelompok

FOREVERFAT

Judul Karya

Indonesia Baik Baik Saja"

Nama Peserta

1) Dias Prabu
2) Fika Ria Santika

Alamat

Jl. Assamawat Rt.07 No. 178 Kampung


Kersan Tirtonirmolo
Kasihan, Bantul DIY

Yohanes Daris Adi Brata


Arief Rahman
M. Gatot P.
M. Sigit Budi S.

Kepada 2 (dua) pemenang terbaik berhak mengeksekusi desain mural tersebut diatas
dinding berukuran 16,2 m x 3,14 m yang berlokasi di dalam lingkungan Galeri Nasional
Indonesia. Eksekusi karya dibagi ke dalam 2 (dua) tahap: tahap pertama berkaitan
dengan pelaksanaan Pameran Besar Seni Rupa Manifesto 4 yang akan berlangsung
pada tanggal 8 Mei 2014 di Galeri Nasional Indonesia. Sedangkan eksekusi karya tahap
kedua berkaitan dengan penyelenggaraan Pameran Triennale Patung kontemporer yang
akan berlangsung pada tanggal 22 Oktober 2014 di Galeri Nasional Indonesia.
Selain 2 kelompok pemenang terbaik, juga terpilih 3 pemenang nomonator sebagai:
1. Nominasi I

: KOKKANG (Rinai Gerimis di Negeri Pelangi)

2. Nominasi II : COMOLO & NIKA ( Fabel)


3. Nominasi III : STUFO (Berbagi Senyum)
Demikian keputusan ini telah ditetapkan dan diumumkan kepada publik untuk dapat
diketahui dan digunakan sebagamana mestinya. Selamat dan Sukses untuk para

pemenang dan Galeri Nasional Indonesia mangucapkan terima kasih kepada para
perserta lomba atas partisipasinya. Semoga tetap eksis dan kreatif.
Berikut karya Pilihan Terbaik dan Nominasi yang terpilih :

Terbaik

1:

do

Insane,

SERRUM,

Rawamangun

Jakarta

Timur

Terbaik 2 : Indonesia baik-baik saja, FOREVERFAT, Bantul Yogyakarta

Nominasi 1 : Rinai Gerimis di Negeri Pelangi, KOKKANG, Kendal Jawa Tengah

Nominasi

2:

Fabel,

COMOLO

&

NIKA,

Gunung

Sindur

Bogor

Nominasi

3:

Berbagi

Senyum,

STUFO,

Makasar

Galnas Goes to Campus Malang


Seminar

Peran Galeri, Kurator dan Kritik Seni Rupa Kini

Universitas Negeri Malang pada tanggal 27 Februari 2014 lalu.

Galeri Nasional Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud mengawali


rangkaian kegiatan dalam Program Bimbingan Dan Edukasi Galeri Nasional Indonesia
tahun 2014 dengan menggelar Seminar Nasional bertema Peran Galeri, Kurator dan
Kritik Seni Rupa Kini yang diadakan di Aula Fakultas Sastra (AFA) Gedung E6 Lantai 2
Universitas Negeri Malang pada tanggal 27 Februari 2014 lalu.

Kegatan seminar dibuka dengan penampilan Tarian Tradisional Jejer Jaran Dawuk
kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh Bapak Drs. Iriaji, M.Pd (Kajur
Seni/Desain) yang kemudian di susul sambutan oleh Drs. Tubagus Sukmana, M.Ikom
(Kepala Galeri Nasional Indonesia) kemudian sambutan sekaligus peresmian Acara
Seminar Nasional oleh Prof. DR. Suparno (Rektor Universitas Negeri Malang).

Seminar ini dihadiri sekitar 300 orang melebihi target awal sebanyak 200 orang dimana
peserta seminar terdiri dari dosen guru mahasiswa serta para seniman yang berasal
dari Dewan Kesenian Malang (DKM) Dewan Kesenian Batu (DKB) .
Tampil sebagai moderator seminar adalah Dra. Lilik Indrawati M.Pd, dan materi-materi
seminar yang disampaikan terdiri dari :

Posisi Malang Dalam Peta Seni Rupa Indonesia yang disampaikan oleh DR.
Hariyanto M.Hum (Perwakilan Dosen Jurusan Seni dan Desain (Sedesa)
Universitas Negri Malang.

Seni Rupa Berlari Tanpa Henti yang disampaikan oleh Kuss Indarto (Kurator
Galeri Nasional Indonesia)

KRITIK SENI : Penghampiran Pada Permasalahan yang disampaikan oleh


Bambang Subarnas (Pengamat dan Kritikus Seni)

Manajemen Pameran Seni Rupa di Galnas yang disampaikan oleh Kepala Galeri
Nasional Indonesia Drs. Tubagus Sukmana, M.Ikom

Acara ditutup dengan Penyerahan sertifikat dan cinderamata kepada Nara Sumber dan
peserta secara simbolik.

Workshop Seni Grafis Cukil Kayu


bagi siswa SMP, SMA/Sederajat se-Jabodetabek
Diselenggarakan : tanggal 15 April 2014

Galeri Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan sukses menggelar kegiatan edukasi dalam bentuk Workshop Seni Grafis
Cukil Kayu bagi para siswa SMP, SMA dan sederajat di Jabodetabek pada tanggal 15
April 2014 kemarin.
Workshop ini merupakan rangkaian Program Bimbingan dan Edukasi Galeri Nasional
dalam upaya memperluas dan meningkatkan kreativitas serta apresiasi seni di kalangan
pelajar dimana sebelumnya selama tahun 2014 ini GNI telah menyelenggarakan 2
kegiatan Bimbingan dan Edukasi dalam bentuk Seminar Seni Rupa. Yang pertama
adalah Program Bimbingan dan Edukasi Galeri Nasional Indonesia, Malang 27 Februari
2014, bertempat di Aula Fakultas Sastra (AFA), Gd. E6 Lt.2 Universitas Negeri Malang
dan Program Bimbingan dan Edukasi Galeri Nasional Indonesia, Tasikmalaya 27 Maret
2014, bertempat di Aula Desain Komunikasi Visual, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
3 (SMKN 3) Tasikmalaya.
Workshop Seni Grafis Cukil Kayu diselenggarakan di ruang Serbaguna Galeri Nasional
Indonesia, Jl. Medan Merdeka Timur No.14 Jakarta Pusat -10110 yang diikuti oleh 100
lebih peserta yang berasall dari beberapa sekolah SMP, SMA dan sederajat di wilayah
Jabodetabek. Peserta melebihi target awal yang ditetapkan sebanyak 100 orang.
Diresmikan oleh Kepala Galeri Nasional Indonesia Drs. Tubagus Sukmana, M.Ikom ,
kegiatan yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB ini terdiri dari 3 rangkaian acara
sebagai berikut :

Workshop Seni Grafis Cukil Kayu

Pemutaran Film/Video Dokumenter Maestro Seni Rupa Indonesia dan Profil GNI

GALNAS Edu Corner

Hadir sebagai narasumber antara lain :

Syaiful Ardiyanto (Praktisi Seni Rupa)

Ady Oi Rasstya (Praktisi Seni Rupa)

Iman Hartono

(Praktisi Seni Rupa)

Acara ditutup dengan Penyerahan sertifikat dan cinderamata kepada narasumber dan
peserta secara simbolik.
Pada saat yang bersamaan, di Galeri Nasional Indonesia juga masih
berlangsung Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya Guru Seni Berlari yang
berakhir 28 April 2014.

PAMERAN SENI RUPA


KARYA GURU SENI BERLARI
Tanggal 11-28 April 2014
diikuti oleh 111 peserta dari berbagai proponsi di
Indonesia
Pembukaan: Jumat 11 April 2014, Pk. 19.30 WIB selesai
Pameran dibuka untuk umum tanggal 12 28 April 2014, Pk.10.00 19.00
WIB

Guna memperluas serta meningkatkan kreativitas juga apresiasi seni di kalangan


masyarakat serta menjalinnya komunikasi antar guru seni budaya se Indonesia, Galeri
Nasional Indonesia mengadakan pameran Seni Rupa Guru Seni Budaya yang
bertajuk :Guru Seni Berlari.

Implementasi dari fungsi Galeri Nasional Indonesia sebagai institusi museum (art
museum), diantaranya adalah melaksanakan pameran, kemitraan dan layanan edukasi
di bidang seni rupa. Fungsi ini memegang peran yang signifikan dengan dunia
pendidikan sebagai sumber belajar dalam rangka mengenal dam mencintai karya seni
dan nilai budaya bangsa. Selain itu lembaga ini juga berperan untuk meningkatkan
kreativitas dan apresiasi seni masyarakat, termasuk kalangan para pendidik dan siswa.

Pada pertengahan tahun lalu, Galeri Nasional Indonesia untuk pertama kalinya berhasil
menyelenggarakan Pameran Karya Pengajar Seni Rupa 2013 : "Melihat/Dilihat".
Pameran tersebut menghadirkan 74 peserta dengan 74 karya seni rupa dari 31
Perguruan Tinggi Seni dan Universitas di seluruh Indonesia. Pameran ini juga diiringi
dengan Seminar Nasional "Melihat/Dilihat": Menyorot Pendidikan Tinggi Seni di
Indonesia". Aktivitas pameran dan seminar ini mendapatkan sambutan yang sangat
positif, tidak saja oleh civitas akademika perguruan tinggi seni dan universitas, tetapi
juga oleh masyarakat umum.

Kali ini Galeri Nasional Indonesia untuk pertama kalinya memberikan ruang bagi para
guru seni budaya SMP, SMA, SMK, dan yang sederajat dari seluruh Indonesia, untuk
menunjukan kreativitas dan kompetensinya dalam berkarya seni maupun dalam
mempersiapkan media pembelajaran melalui ajang pameran seni rupa berskala
nasional yang bertajuk Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya 2014: GURU SENI
BERLARI.

Animo para guru seni budaya untuk berpartisipasi pada kegiatan ini cukup besar, tidak
kurang dari 400 karya yang berasal dari 22 propinsi mengikuti seleksi. Setelah melalui
proses seleksi dan undangan khusus oleh Tim Kurator (Suwarno Wisetrotomo dan
Citra Smara Dewi), terpilih 111 karya (peserta) dari 19 provinsi di Indonesia, yaitu terdiri
dari para guru seni budaya tingkat SMP (40 Orang), SMA (37 Orang), SMK (30 Orang)
dan sekolah yang sederajat (4 Orang). Masing-masing menampilkan karya dalam
berbagai medium, teknik dan ekspresinya, yakni berupa lukisan, patung, instalasi, kriya,
grafis, fotografi, batik, dll.
Pameran ini akan berlangsung 11 - 28 April 2014 dan akan dirangkai dengan kegiatan
Seminar Nasional yang mengambil tema 'Sinergitas Galeri Nasional dan Guru dalam
Pendidikan Seni Budaya' serta acara workshop seni grafis.

Harapan kami, semoga Kegiatan ini dapat dijadikan sarana untuk memotivasi diri,
memacu guru untuk terus berlari meningkatkan kreativitas dan kompetensinya sejalan
dengan implementasi Kurikilum 2013, dimana pelajaran seni budaya mendapat
tambahan porsi jam termasuk penerapan muatan lokal yang lebih fleksibel agar para
siswa dan guru memiliki kesempatan untuk mempertajam kreativitasnya. Pendidikan
seni budaya merupakan bagian penting dari pendidikan karakter bangsa. Manusiamanusia yang mengerti dan mampu mengapresiasi seni, adalah mereka yang memiliki
sensitivitas kemanusiaan yang lebih baik, di manapun posisi, jabatan, dan peran
mereka dalam kehidupan.

Peserta Pameran :
1. Miftahul Fauzi (SMAK Santo Yusup Karangpilang Surabaya) - Jawa Timur

2. Adek Marhaenika (Bina Bangsa School) - DKI Jakarta


3. Agung Prabowo (SMPN 3 Gempol Satu Atap) - Jawa Timur
4. Agung Suroso (SMAN 1 Sangatta Utara) - Kalimantan Timur
5. Agus Astoro (SMP Regina Pacis Bogor) - Jawa Barat
6. Agus Budi Khoiri (SMP Taman Harapan) - Jawa Timur
7. Agus Fitriyono (SMP Bina Mulia) - Kalimantan Barat
8. Agus Junawan (National High Jakarta School)
9. Agus Suyono (SMKN 1 Mojosongo) - Jawa Tengah
10. Amirna Tita Listiana (SMA Muhammadiyah Yogyakarta) - DI Yogyakarta
11. Amiruddin (SMKN 8 Padang) - Sumatera Barat
12. Amrianis (SMKN 4 Padang) - Sumatera Barat
13. Amy Zahrawaan (SMAN 87 Jakarta) - DKI Jakarta
14. Anang Prasetyo (SMKN 1 Boyolangu, Tulungagung) Jawa Timur
15. Andi Arifianto (SMAN 1 Driyorejo) Jawa Timur
16. Andi Hernadi (SMA Hasyim Asyari. Pekalongan) - Jawa Tengah
17. Andi Sulistiyono (SMPN 1 Jatikalen) - Jawa Timur
18. Andi Suandi (Sekolah Islam Al Izhar) - DKI Jakarta
19. Andon Esty (SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu) - DI Yogyakarta
20. Ani Suhartini (SMPN 2 Limbangan Garut) - Jawa Barat
21. Arief Rachman (SMA 1 Diponegoro) DKI Jakarta
22. Arif Fajar Hastanto (SMPN 2 Watulimo) Jawa Timur
23. Arif Fiyanto (SMP Regina Pacis Surakarta) - Jawa Tengah
24. Basuki Ratna Kurniawan (SMP Negeri 1 Saradan) - Jawa Timur
25. Basuki Sumartono (PPPPTK Seni dan Budaya) - DI Yogyakarta

26. Bentrizal (SMKN 4 Padang) - Sumatera Barat


27. Bernas Wahyu Widarti (SMAN 2 Metro) - Lampung
28. Budi Karmanto (Gandi School Ancol) - DKI Jakarta
29. Budiamin (SMPN 1 Binakal) - Jawa Timur
30. Budiman Damanik (SMAN 2 Binjay) - Sumatera Utara
31. Cendy Suryabintana (SMPN 41 Batam) - Kepulauan Riau
32. Deddy Iskandar (SMAN 1 Batu) - Jawa Timur
33. Danny Stamp Ardhiyanto (The Gandhi Memorial International School) - DKI
Jakarta
34. Denny (SMP Islam Terpadu Raudhatul Muttaqin) - Jawa Barat
35. Didin Wahyudin (SMAN 22 Jakarta) - DKI Jakarta
36. Dini Birdieni (SMPN 34 Bandung) - Jawa Barat
37. Eddy Hermanto (SMA Negeri 17 Bandung) - Jawa Barat
38. Eddy Sumiarna (Madrasah Tsanawiyah Daarul Qolam) - Jawa Barat
39. Eko Haryono (SMKN 3 (SMSR) Kasihan Bantul) - DI Yogyakarta
40. Ellys Nanik Setyawati (SMKN 12 Surabaya) - Jawa Timur
41. Eneng Nani Suryati (SMAN 1 Ngamprah) - Jawa Barat
42. Fafan Afriyadi (SMAN Taman Siswa Genteng Banyuwangi) - Jawa Timur
43. Fuad Ardi Nugraha (SMKN 3 (SMSR) Kasihan Bantul) - DI Yogyakarta
44. unawan (SMPN 17 Kota Serang) - Banten
45. Hadi Wijaya (SMAN 4 Purwokerto) - Jawa Tengah
46. Hannavy (SMAN 1 Manyar) - Jawa Timur
47. Hartono (SMKN 3 (SMSR) Kasihan Bantul) - DI Yogyakarta
48. Hasan (SMP Bina Widya Solo) - Jawa Tengah
49. Herisman Tojes (SMKN 4 Padang) - Sumatera Barat

50. I Made Putra Indrawan (SMP Harapan Mulia Denpasar) - Bali


51. I Nengah Kisid (SMAN 1 Mataram) - Nusa Tenggara Barat
52. I Putu Bambang Juliarta (SMKN 1 Sukawati) - Bali
53. I Wayan Subiartana (SMPN 2 Marga) - Bali
54. Ika Kurnia Mulyati (SMA Negeri 1 Wanasalam) - Banten
55. Indra Kesuma (SMA Islam Al-Azhar 6) - Banten
56. Isman Rahadian (SMAN 5 Sukabumi) - Jawa Barat
57. Jamaidi (SMKN 4 Padang) - Sumatera Barat
58. Jaya Adi (SMAN 2 Boyolali) - Jawa Tengah
59. Jayus Agus Tono (SMK Al Madani) - Kalimantan Barat
60. Jiyu (SMPLB Karya Bhakti Surabaya) - Jawa Timur
61. Khriz Atmaja (SMPN 1 Bonjol) - Sumatera Barat
62. Khusnul Bahri (SMKN 12 (SMSR) Surabaya) - Jawa Timur
63. M. Medik (Madrasah Aliyah Negeri, Bangil, Pasuruan) - Jawa Timur
64. Maria Giri Pratiwi (SMA Katolik Mater Dei) - Banten
65. Markhaban Mursyid (SMAN 1 Wonosari) - DI Yogyakarta
66. MC Yan Baehaqki Thamrin (SMP Islam Al-Azhar 12 Rawamangun) - DKI Jakarta
67. Misbahudin (SMPN 6 Bogor) - Jawa Barat
68. Mohammad Rohman (SMAN 3 Muaro Jambi) - Jambi
69. Muhammad Natsir (SMKN 2 Somba Oku) - Sulawesi Selatan
70. Mochadi (SMAN 1 Sale) - Jawa Tengah
71. Mufti Handayani (SMPN 3 Tengaran Semarang) - Jawa Tengah
72. Nasrul (SMKN 8 Padang) - Sumatera Barat
73. Nasuka (SMAN 2 Muara Enim) - Sumatera Selatan

74. Nia Kurniasih (SMK Karya Pembangunan 2 Bandung)


75. Nico Subagja (SMP Santa Maria) - Jawa Barat
76. Niken Apriani (SMPN 3 Cimahi) - Jawa Barat
77. Nina Irnawati (SMAN 4 Cimahi) - Jawa Barat
78. Novianto Eka Saputra (SMP Joannes Bosco Yogyakarta) - DI Yogyakarta
79. Purwoko (SMK Giripuro Sumpiuh) - Jawa Tengah
80. R. Sigit Wicaksono (SMP-SMA Triratna Jakarta Barat) - DKI Jakarta
81. Rachmad Setyo Wibowo (SMA Muhammadiyah 2 Surabaya) - Jawa Timur
82. Rina Mariana (SMPN 1 Ngamprah) - Jawa Barat
83. Risca Nogalesa Pratiwi (SMKN 12 Bandung) - Jawa Barat
84. Rochmad Taufik (SMA YPVDP) - Kalimantan Timur
85. Roni Sarwani (SMA Negeri 2 Tapung) - Riau
86. Sahat Simatupang (SMP & SMA Kristen Kalam Kudus 2 Green Garden) - DKI
Jakarta
87. Santosa - SMP Stella Maris International School - Banten
88. Sihono (SMKN 3 (SMSR) Kasihan Bantul) - DI Yogyakarta
89. Slamet Abidin (SMPN 99 Jakarta) - DKI Jakarta
90. Sri Sulastri (SMPN 4 Cimahi) - Jawa Barat
91. Studio 11 (SMPN 4 Cimahi - SMPN 3 Cimahi - SMPN 1 Marga Asih Kab. Bandung
- SMAN 4 Cimahi - SMAn 1 Cimahi) - Jawa Barat]
92. Subandi Giyanto (SMKN 5 Yogyakarta) - DI Yogyakarta
93. Sudibyo (SMAN 1 Tumpang) - Jawa Timur
94. Suhardi (SMAN 8 Yogyakarta) - DI Yogyakarta
95. Supantono (SMKN3 (SMSR) Kasihan Bantul Yogyakarta) - DI Yogyakarta
96. Suprianto (SMKN 2 Karang Baru) - Aceh

97. Surya Darma (SMK Panca Dharma Balikpapan) - Kalimantan Timur


98. Suryadi (SMK Kesehatan Bantul) - DI Yogyakarta
99. Suryanto (SMPN 1 Bawen Semarang) - Jawa Tengah
100.

Sutopo (SMK Dinamika Pembangunan 1) - DKI Jakarta

101.

Suwarliningsih Chasijati (SMPN 1 Bukateja) - Jawa Tengah

102.

Toni Jafar (MTsN Bangil Pasuruan) - Jawa Timur

103.

Tri Susianto (SMPN 11 Kota Bogor) - Jawa Barat

104.

Tri Yuli Prasetyo (Sekolah Khusus Talenta) - DKI Jakarta

105.

Tubagus Patoni (SMPN 17 Serang) Banten

106.

Wadino (SMKN 2 Sewon) - DI Yogyakarta

107.

Wahyu Nugraha (SMKN 14 Bandung) - Jawa Barat

108.

Wahyu Nugroho (Mts Negeri Pasuruan) - Jawa Timur

109.

Yusa Widiana (Yayasan Mitra Batik) - Jawa Barat

110.

Zakki Fitroni (SMP Muhammadiyah 8 Batu) - Jawa Timur

111.

Zirwen Hazry (SMSR (SMKN 4 Padang)) - Sumatera Barat

Rangkaian Acara Seminar:


Sabtu, 12 April 2014
09.00 - 13.30 WIB

SESI I
Sub tema : Galeri Nasional Indonesia dan Guru dalam Pendidikan Seni Rupa.

Suwarno Wisetrotomo (Dosen ISI Yogyakarta dan Kurator GNI)

Heri Dono (Praktisi Seni/Seniman)

Moderator : Citra Smara Dewi (Dekan Seni Rupa IKJ dan Kurator GNI)

SESI II
Sub tema : Peran Guru Seni Budaya dalam Implementasi Kurikulum 2013

Edy Hermanto (Guru Seni Budaya)

Tatang Subagyo (Tim Pengembang Kurikulum dan Penulis Buku Seni Budaya)

Moderator : Bambang Subarnas (Pengamat dan Kritikus Seni)


WORKSHOP SENI GRAFIS :

Selasa, 15 April 2015


09.00 WIB - selesai
Peserta Undangan SMP, SMA se-Jabodetabek

Galeri Nasional Indonesia Goes to School 2014


SMKN 3 Tasikmalaya

Sebagai salah satu kegiatan dalam Program Bimbingan dan Edukasi, Galeri Nasional
menggelar kegiatan "Galnas Goes to School" yang akan diadakan di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 3 (SMKN 3) Tasikmalaya, Jawa Barat.
"Galnas Goes to School" Tasikmalaya 2014 yang mengusung tema Aktualisasi Peran
Galeri Dalam Membangun Kreativitas dan Apresiasi Seni ini akan diikuti kurang
lebih sebanyak 150 peserta dari kalangan Pelajar, Guru dan Perupa di kota Tasikmalaya.

Kegiatan ini akan berlangsung pada hari Kamis, 27 Maret 2014 dimulai pada pukul
09.00 WIB hingga selesai dan digelar di Aula Desain Komunikasi Visual SMKN 3
Tasikmalaya.

Selain akan diresmikan oleh Walikota Tasikmalaya Bpk. Drs. H. Budi Budiman, acara
"Galnas Goes to School"kali ini akan terdiri dari beberapa rangkain kegiatan seperti
Seminar, Pemutaran Film/Video Dokumenter Maestro Seni Rupa Indonesia dan Profil GNI,
Opening Ceremony juga akan digelar kegiatan berupa Diskusi dan MotivaTalk serta
GALNAS Edu Corner.

Beberapa pembicara yang akan hadir dalam kegiatan ini antara lain Acep Zam Zam
Noor (Budayawan), Tubagus Sukmana (Kepala Galeri Nasional), Rizki A. Zaelani (Kurator
GNI) dan Aruman (Praktisi Seni Rupa dan Dosen Pengajar Institut Seni Indonesia
Yogyakarta).

Program ini terselenggara atas kerjasama Galeri Nasional Indonesia dan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya dan Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 3 (SMKN 3) Tasikmalaya.

Galeri Seni Nasional Indonesia diresmikan tepatnya pada 8 Mei 1999, terletak di Jalan Merdeka
Timur No.14 Jakarta, berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Galeri Nasional Indonesia sebagai salah satu lembaga museum dan pusat
kegiatan seni rupa, memiliki tujuan melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan koleksi
seni rupa sebagai sarana edukasi-kultural dan rekreasi. Galeri Nasional Indonesia diharapkan
bisa menjadi media untuk meningkatkan kreativitas dan apresiasi seni.
Dalam perjalanannya sebagai galeri yang memfokuskan pada pengembangan seni dan rupa
Indonesia, memiliki 1775 koleksi karya seniman Indonesia dan mancanegara. Galeri Nasional
Indonesia memiliki visi bisa mewujudkan pelestarian karya seni rupa untuk bisa menumbuhkan
masyarakat Indonesia yang kreatif, apresiatif dan mencintai khasanah budaya bangsa. Untuk bisa
menjalankan visi tersebut dalam jangka panjang, diperlukan misi diantaranya :

Melaksanakan pengumpulan, kajian, dokumentasi, pemeliharaan dan pengamanan karya


seni rupa, khususnya yang menjadi koleksi negara.

Meningkatkan aktivasi pameran dan publikasi lainnya di bidang seni rupa dalam lingkup
nasional dan internasional.

Meningkatkan kreativitas dan appresiasi terhadap karya seni rupa di kalangan perupa,
pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Meningkatkan perluasan komunitas dan jaringan kerjasama / kemitraan di bidang seni


rupa.

Meningkatkan layanan edukasi dibidang karya seni rupa serta mengembangkan sumber
daya manusia dan sarana-prasarana Galeri Nasional Indonesia.

Galeri Nasional Indonesia terbagi atas tiga gedung, yaitu Gedung A - Gedung D, dimana semua
gedung dipakai untuk pameran koleksi seni dan rupa. Masing-masing gedung atau ruang
dikhususkan untuk memajang karya seni rupa modern dan kontemporer seperti : lukisan, patung,
kria, grafis, fotografi, instalasi, seni media baru, dan lainnya.
Pameran di Galeri Nasional Indonesia dibagi atas pameran tetap dan pameran temporer.
Pameran Tetap adalah program yang mempresentasikan koleksi Galeri Nasional Indonesia, karya
seniman Indonesia dan mancanegara dengan penataan berdasarkan kurasi tertentu dan bergantian
secara periodik. Pergantian koleksi biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali. Ruang pameran
tetap sekarang mencakup Gedung B dengan luas 1400 m dan Gedung C dengan luas 840
m.
Penataan materi atau koleksi pameran tetap disusun berdasarkan pemikiran kuratorial yang
membaginya menjadi tiga bentuk materi pameran, antara lain :
1. Pameran Koleksi Sejarah (dari masa perintisan seni rupa modern Indonesia hingga saat
ini)
2. Pameran Koleksi Khusus.
3. Pameran Koleksi Internasional.
Sesuai dengan pergantian pameran tetap secara periodik setiap dua tahun, pameran tetap pada
2015 ini kembali dibuka. Proses revitalisasi dan renovasi membutuhkan waktu hampir dua
tahun, dan sepanjang proses tersebut dijalankan maka ruang pameran tetap ditutup. Pameran
tetap kembali dibuka pada 7 Oktober 2015, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
Anies Baswedan dan Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus Sukmana.

Pameran Tetap yang baru menampilkan koleksi permanen dari Galeri Nasional Indonesia dan
ditata sebagai museum seni yang menggunakan pendekatan artistik, edukatif, dan informatif,
serta memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan.
Sebagian besar seni yang ditampilkan adalah hasil karya dari para maestro dan perupa lokal
seperti Raden Saleh, Wakidi, S. Soedjojono, Affandi, Basoeki Abdullah, Popo Iskandar dan
lainnya. Sementara itu, hasil karya dari seniman mancanegara ditampilkan dalam sebuah ruangan
terpisah. Karya yang ditampilkan antara lain karya seniman Victor Vasarely, Wassily Kandinsky,
Hans Arp, Zao Wou-Ki, Hans Hartung dan Sonia Delaunay .
Pameran Tetap yang terletak di Gedung B, lantai 2 ini terbagi menjadi dua bagian pameran yaitu
Galeri 1 dan Galeri 2. Galeri 1 menampilkan Seni Rupa Modern Indonesia dan Internasional,
ruangan ini dibagi menjadi tujuh bagian.
Galeri 2 menampilkan seni rupa kontemporer Indonesia dan terbagi menjadi empat bagian.
Pameran Tetap juga dilengkapi dengan teknologi canggih dan berbagai macam multimedia, yang
memberikan kemudahan kepada para pengunjung untuk mempelajari lebih dalam lagi Sejarah
Seni Rupa Indonesia serta dari mancanegara.
Pameran Temporer adalah kegiatan-kegiatan pameran seni tematis yang
diselenggarakan pada periode-periode tertentu baik oleh Galeri Nasional ataupun atas kerja sama
dengan pihak lain. Tersedia ruang pameran temporer di Gedung A dengan luas 1350 m dan
bisa memuat kapasitas 150 karya serta Gedung C dengan luas 840 m yang bisa memuat
kapasitas 100 karya para seniman.
Banyak pameran penting yang pernah digelar di Galeri Nasional Indonesia antara lain: CP Open
Biennale, Pameran Seni Rupa Nusantara, Asean New Media Arts Exhibition, OK Video, Jakarta
Biennale. Pameran Besar Seni Rupa Indonesia: MANIFESTO, Indonesia Art Award Exhibition,
Pameran Karya Anak2 Berprestasi, Pameran The Jakarta International Photo Summit serta yang
lainnya. Pameran di Galeri Nasional Indonesia sampai saat ini sudah banyak menampilkan karya
seniman Indonesia dan mancanegara.
Gedung D yang mempunyai luas 600 m, dapat dipergunakan untuk pameran terbuka,
workshop dan pertunjukan seni. Galeri Nasional Indonesia juga dilengkapi dengan fasilitas ruang
serba guna yang dilengkapi dengan AC dan dapat menampung sekitar 200 orang. Ruang serba
guna ini dapat dipakai untuk kegiatan seminar, diskusi pembahasan karya seni rupa. Fasilitas lain
yang disediakan adalah gedung Perpustakaan Kebudayaan Nasional, selain itu fasilitas
labolatorium yang lengkap disediakan untuk bisa melakukan pekerjaan konservasi restorasi
pada koleksi.

Informasi Galeri Nasional Indonesia


Alamat

: Jl. Medan Merdeka Timur No.24. Jakarta Pusat

Telepon
3823021

: 021- 348 33954, 021-348 33955. Fax. 021-

Email

: galnas@indosat.net.id

Website

: www.galeri-nasional.or.id

Waktu buka

Pameran Tetap, Selasa - Minggu


tutup)

: 09.00 - 16.00 WIB (Senin dan hari libur nasional

Pameran Temporer, setiap hari


tutup)

: 10.00 - 19.00 WIB (kecuali hari libur nasional

Tiket Masuk : Gratis

Anda mungkin juga menyukai