Makalah Stuktur Baja I
Makalah Stuktur Baja I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sekarang ini baja sering digunakan sebagai bahan pembuat bangunan, jembatan,
bahkan atap. Peranan kayu yang sejak dari dulu sering digunakan sebagai bahan struktur,
sekarang lebih cenderung menggunakan bahan baja. Dibandingkan dengan kayu,
penggunaan baja lebih praktis, proses pemasanganya pun tidak sesulit, hanya tinggal
merakit dan agar kaku digunakan bout, paku keling atau las sebagai penyambung. Serta
dalam hal ukuran, ketelitianya lebih tinggi dari pada kayu, karena baja bahan pabrikasi
sehingga ketelitianya lebih akurat. Kemudian baja tidak mengenal istilah susut, serat
yang dimana jika dalam kayu susut kayu dan serat kayu sangat lah berpengaruh.
Untuk mengenal lebih jauh tentang baja, pada makalah ini kami mencoba
memaparkan bagaimana proses pembuatan baja, bentuk atau jenis profil baja, dan sifatsifat baja.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah :
1. Mengetahui proses pembuatan baja
2. Mengetahui bentuk atau jenis profil baja
3. Mengetahui sifat-sifat baja
4. Memenuhi tugas mata kuliah Striktur Baja I, dosen Drs. Sudjani, M.Pd.
BAB II
Struktur Baja I
2.1.
Proses Pertama:
1) Bahan dasar : iron ore (bijih besi), limestone (tanah kapur), coke (dibuat dari
coal, khusus untuk pembuatan steel) dimasukkan ke dalam blast furnace
( gambar 2.1)
2) Cairan besi (molten metal) yang panas di dalam furnace terpisah menjadi 2
bagian, yang atas adalah slag (waste, impurities), dan yang bawah adalah besi
yang hendak dipakai. Besi yang dihasilkan ini kemudian dicetak menjadi pig
iron (Gambar 2.2). Kadar Karbon (C) dalam pig iron bisa mencapai 2%.
Struktur Baja I
Proses Kedua:
1) Pig iron dimasukkan ke dalam primary steelmaking furnace, ada beberapa
proses yang bias digunakan, seperti :
a) Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan
menghadap kesamping.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai 1500 0C,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. ( 1/8 dari volume
konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari kompresor.
Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan
hasilnya.
Metode Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung
kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar
kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2,
SiO2 + CaO
CaSiO3
Struktur Baja I
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Jika besi kelabu dinding
dalamnya dilapisi batu silika (SiO 2) dan jika besi putih dilapisi dengan
batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3).
c) Proses Basic Oxygen Furnace
Struktur Baja I
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama 15 jam.
Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700 800 mm dari dasar tungku.
Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 15 % ton/jam dimasukkan.
15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan
Struktur Baja I
Struktur Baja I
Struktur Baja I
Struktur Baja I
Struktur Baja I
10
2.3
Sifat-sifat Baja
Sifat-sifat baja dapat ditinjau dari dua sisi, antara lain :
1. Sifat Mekanis
Sifat-sifat mekanis baja antara lain :
1) Regangan (e) : besar deformasi perpanjang awal (tanpa satuan)
2) Tegangan (s) : gaya per satuan luas dalam satuan Mpa.
3) Elongation : pertambahan panjang pada pengujian tarik (%).
4) Kekuatan tarik (tensile strength) : besar tegangan (gaya) yang diperlukan unutk
mematahkan atau memutuskan benda uji.
5) Kekuatan leleh (yield strength) : besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai
regangan plastis 0.2%.
6) Keliatan (ductility) : besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat benda uji
patah atau putus dalam satuan persen (%).
7) Kekerasan (hardness) : ketahanan bahan terhadap penetrasi dipermukaannya, yang
dinyatakan dalam Bilangan kekerasan Brinell (BHN), Vickers (DPH) dan atau
kekerasan Rockwell (R). BKB dihitung berdasarkan luas daerah lekukan yang
ditimbulkan, sedangkan R dihitung berdasarkan dalamnya lekukan.
8) Keuletan (toughness) : daya tahan bahan terhadap lenturan dan puntiran puntiran
berulang ulang yang diukur dari besarnya energi yang diperlukan untuk
mematahkan suatu benda uji yang dinyatakan dalam satuan joule. Penilaian keuletan
dilakukan dengan tes Charpy atau Izod.
9) Sifat-sifat mekanis lainnya
Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaan
Struktur Baja I
11
Tegangan
putus
minimum, fu
Tegangan
leleh
minimum, f
Peregangan
minimum
y
(%)
(MPa)
(MPa
BJ 34
340
210
22
BJ 37
370
240
20
BJ 41
410
250
18
BJ 50
500
290
16
BJ 55
510
410
13
e.
f.
g. Mudah dibersihkan
h. Mengkilat dan tampak menarik
i. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)
Struktur Baja I
12
Struktur Baja I
13
14
15
16
2. Data perencanaan
Data perencanaan berikut harus tercantum pada gambar kerja :
1) Nomor rujukan dan tanggal standar perencanaan yang digunakan (yang masih
berlaku);
2) Beban-beban nominal;
3) Proteksi karat, jika diperlukan;
4) Taraf ketahanan kebakaran, jika diperlukan;
5) Mutu baja yang digunakan.
3. Detail perencanaan
Gambar-gambar kerja atau spesifikasi atau kedua-duanya untuk komponen
struktur atau struktur baja secara keseluruhan harus mencantumkan hal-hal
berikut:
1) Ukuran dan peruntukan tiap-tiap komponen struktur;
2) Ukuran dan kategori baut dan pengelasan yang digunakan pada
sambungan-sambungan;
3) Ukuran-ukuran komponen sambungan;
4) Lokasi dan detail titik kumpul, serta sambungan dan sambungan
lewatan yang direncanakan;
5) Setiap kendala pada saat pelaksanaan yang diasumsikan dalam
perencanaan;
6) Lawan lendut untuk setiap komponen struktur;
7) Ketentuan-ketentuan lainnya.
4. Pelaksanaan
Seluruh struktur baja yang direncanakan menurut standar ini, harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat dijamin dengan baik ketentuanketentuan yang dipersyaratkan dalam perencanaan, seperti yang tercantum dalam
gambar dan spesifikasinya.
Struktur Baja I
17
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
Sekarang baja ini banyak digunakan dalam kesipilan terutama untuk struktur
bangunan. Untuk itu seorang ahli bidang kesipilan perlu mengetahui secara detail tentang
baja. Sehingga akan memudahkan dalam proses perencanaan struktur dari baja.
Struktur Baja I
18