Anda di halaman 1dari 18

Angga Pebriana, 0706997

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Sekarang ini baja sering digunakan sebagai bahan pembuat bangunan, jembatan,
bahkan atap. Peranan kayu yang sejak dari dulu sering digunakan sebagai bahan struktur,
sekarang lebih cenderung menggunakan bahan baja. Dibandingkan dengan kayu,
penggunaan baja lebih praktis, proses pemasanganya pun tidak sesulit, hanya tinggal
merakit dan agar kaku digunakan bout, paku keling atau las sebagai penyambung. Serta
dalam hal ukuran, ketelitianya lebih tinggi dari pada kayu, karena baja bahan pabrikasi
sehingga ketelitianya lebih akurat. Kemudian baja tidak mengenal istilah susut, serat
yang dimana jika dalam kayu susut kayu dan serat kayu sangat lah berpengaruh.
Untuk mengenal lebih jauh tentang baja, pada makalah ini kami mencoba
memaparkan bagaimana proses pembuatan baja, bentuk atau jenis profil baja, dan sifatsifat baja.

1.2

Tujuan
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah :
1. Mengetahui proses pembuatan baja
2. Mengetahui bentuk atau jenis profil baja
3. Mengetahui sifat-sifat baja
4. Memenuhi tugas mata kuliah Striktur Baja I, dosen Drs. Sudjani, M.Pd.

BAB II

Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997

BAJA SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

2.1.

Proses Produksi Baja


Baja dan Besi sampai saat ini merupakan logam yang paling banyak digunakan,
besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar
karbon nya yang membedakan besi dan baja. Penggunaan besi dan baja sekarang ini
sudah meluas mulai dari perlatan kecil seperti jarum, peniti sampai dengan alat alat dan
mesin berat.
Proses produksi material baja untuk struktur, prosesnya dimulai
dari bijih besi sampai menjadi baja profil atau baja pelat. Adapun
prosesnya terbagi dalam bebarapa tahap, yaitu :
2.1.1

Proses Pertama:
1) Bahan dasar : iron ore (bijih besi), limestone (tanah kapur), coke (dibuat dari
coal, khusus untuk pembuatan steel) dimasukkan ke dalam blast furnace
( gambar 2.1)

Gambar 2.1 Furnance

2) Cairan besi (molten metal) yang panas di dalam furnace terpisah menjadi 2
bagian, yang atas adalah slag (waste, impurities), dan yang bawah adalah besi
yang hendak dipakai. Besi yang dihasilkan ini kemudian dicetak menjadi pig
iron (Gambar 2.2). Kadar Karbon (C) dalam pig iron bisa mencapai 2%.
Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997

Gambar 2.2. Pig Iron


2.1.2

Proses Kedua:
1) Pig iron dimasukkan ke dalam primary steelmaking furnace, ada beberapa
proses yang bias digunakan, seperti :
a) Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan
menghadap kesamping.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai 1500 0C,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. ( 1/8 dari volume
konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari kompresor.
Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan
hasilnya.
Metode Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung
kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar
kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2,
SiO2 + CaO

CaSiO3

Metode Thomas (basa)

Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997


Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api atau dolomit
[ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang
diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 2 %, Mn 1 2
% dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk
oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat
kapur (CaO),
3 CaO + P2O5

Ca3(PO4)2 (terak cair)

b) Proses Siemens Martins

Menggunakan sistem regenerator ( 3000 0C.) fungsi dari regenerator


adalah :
Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
Sebagai Fundamen/ landasan dapur
Menghemat pemakaian tempat

Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Jika besi kelabu dinding
dalamnya dilapisi batu silika (SiO 2) dan jika besi putih dilapisi dengan
batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3).
c) Proses Basic Oxygen Furnace

Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)


Oksigen ( 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan
kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan
1400 kN/m2.
Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

Keuntungan dari BOF adalah:


BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
Proses hanya lebih-kurang 50 menit.

Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997


Tidak perlu tuyer di bagian bawah
Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
Biaya operasi murah

d) Proses Dapur Listrik ( Electric Arc Furnace)

Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan


induksi listrik.
Keuntungan :
Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
Temperatur dapat diatur
Efisiensi termis dapur tinggi
Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik
Kerugian akibat penguapan sangat kecil

e) Proses Dapur Kopel

Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama 15 jam.
Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700 800 mm dari dasar tungku.
Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 15 % ton/jam dimasukkan.
15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu


kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi: CaCO3 CaO CO2 , CO2
akan bereaksi dengan karbon: CO2 C 2CO
Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997


Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit mesin-mesin lain.

f) Proses Dapur Cawan

Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan

besi kasar dalam cawan,


Kemudian dapur ditutup rapat.
Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan

dan muatan dalam cawan akan mencair.


Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan

menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan

Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997

Gambar 2.3 Prose Pembuatan Baja


2) Baja yang dihasilkan dicetak dalam bentuk Slab, Bloom atau Billet.

Gambar 2.4 Proses Pembuatan Slab, Bloom, dan Billet

Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997

Gambar 2.4. Slab

Gambar 2.5. Bloom

Gambar 2.6. Billet

Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997


2.1.3 Proses Ketiga :
Baja yang telah dicetak dalam bentuk slab, bloom atau billet tersebut
selanjutnya dibentuk menjadi berbagai macam profil seperti H-beam, Angle
(siku), Channel, rel kereta,
2.2

pelat, pipa (seamless pipe), dsb.

Bentuk dan Jenis Profil

Gambar 2.8. H-Beam

Gambar 2.9. Angle

Gambar 2.10. Channel

Struktur Baja I

Angga Pebriana, 0706997

Gambar 2.11. DIN Steel


2.2

Baja Standar Nasional Indonesia


Semua baja struktural sebelum difabrikasi, harus memenuhi ketentuan
berikut ini:
1. SK SNI S-05-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari
Besi/baja);
2. SNI 07-0052-1987: Baja Kanal Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
3. SNI 07-0068-1987: Pipa Baja Karbon untuk Konstruksi Umum, Mutu dan Cara Uji;
4. SNI 07-0138-1987: Baja Kanal C Ringan;
5. SNI 07-0329-1989: Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;
6. SNI 07-0358-1989-A: Baja, Peraturan Umum Pemeriksaan;
7. SNI 07-0722-1989: Baja Canai Panas untuk Konstruksi Umum;
8. SNI 07-0950-1989: Pipa dan Pelat Baja Bergelombang Lapis Seng;
9. SNI 07-2054-1990: Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara
Uji;
10. SNI 07-2610-1992: Baja Profil H Hasil Pengelasan dengan Filter untuk Konstruksi
Umum;
11. SNI 07-3014-1992: Baja untuk Keperluan Rekayasa Umum;
12. SNI 07-3015-1992: Baja Canai Panas untuk Konstruksi dengan Pengelasan;

Struktur Baja I

10

Angga Pebriana, 0706997


13. SNI 03-1726-1989: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan
Gedung.

2.3

Sifat-sifat Baja
Sifat-sifat baja dapat ditinjau dari dua sisi, antara lain :
1. Sifat Mekanis
Sifat-sifat mekanis baja antara lain :
1) Regangan (e) : besar deformasi perpanjang awal (tanpa satuan)
2) Tegangan (s) : gaya per satuan luas dalam satuan Mpa.
3) Elongation : pertambahan panjang pada pengujian tarik (%).
4) Kekuatan tarik (tensile strength) : besar tegangan (gaya) yang diperlukan unutk
mematahkan atau memutuskan benda uji.
5) Kekuatan leleh (yield strength) : besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai
regangan plastis 0.2%.
6) Keliatan (ductility) : besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat benda uji
patah atau putus dalam satuan persen (%).
7) Kekerasan (hardness) : ketahanan bahan terhadap penetrasi dipermukaannya, yang
dinyatakan dalam Bilangan kekerasan Brinell (BHN), Vickers (DPH) dan atau
kekerasan Rockwell (R). BKB dihitung berdasarkan luas daerah lekukan yang
ditimbulkan, sedangkan R dihitung berdasarkan dalamnya lekukan.
8) Keuletan (toughness) : daya tahan bahan terhadap lenturan dan puntiran puntiran
berulang ulang yang diukur dari besarnya energi yang diperlukan untuk
mematahkan suatu benda uji yang dinyatakan dalam satuan joule. Penilaian keuletan
dilakukan dengan tes Charpy atau Izod.
9) Sifat-sifat mekanis lainnya
Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaan

Struktur Baja I

11

Angga Pebriana, 0706997


ditetapkan sebagai berikut:
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser : G = 80.000 MPa
Nisbah poisson : = 0,3
Koefisien pemuaian : = 12 x 10-6 /Oc
Jenis Baja

Tegangan
putus
minimum, fu

Tegangan
leleh
minimum, f

Peregangan
minimum
y

(%)

(MPa)

(MPa

BJ 34

340

210

22

BJ 37

370

240

20

BJ 41

410

250

18

BJ 50

500

290

16

BJ 55

510

410

13

Gambar 2.2.1 Tabel sifat sifat mekanis baja


2. Sifat-sifat Metalurgi
Sifa-sifat metalurgi baja antara lain :
a. Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
b. Tahan temperature rendah maupun tinggi
c. Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
d.

Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus

e.

Tahan terhadap oksidasi

f.

Kuat dan dapat ditempa

g. Mudah dibersihkan
h. Mengkilat dan tampak menarik
i. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)

Struktur Baja I

12

Angga Pebriana, 0706997


2.4

Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung


Sekarang ini baja banyak sekali digunakan sebagai bahan bangunan gedung ,
salah satu contohnya adalah sebagai bahan rangka atap. Dalam perencanaan struktur baja
ada beberapa hal yang harus di perhatikan, yaitu :
1. Persyaratan Umum Perencanaan Struktur Baja
1) Ketentuan Umum
Tujuan perencanaan struktur adalah untuk menghasilkan suatu struktur
yang stabil, cukup kuat, mampu-layan, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan
lainnya seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut
stabil bila ia tidak mudah terguling, miring, atau tergeser, selama umur
bangunan yang direncanakan. Suatu struktur disebut cukup kuat dan mampulayan bila kemungkinan terjadinya kegagalan-struktur dan kehilangan
kemampuan layan selama masa hidup yang direncanakan adalah kecil dan
dalam batas yang dapat diterima. Suatu struktur disebut awet bila struktur
tersebut dapat menerima keausan dan kerusakan yang diharapkan terjadi
selama umur bangunan yang direncanakan tanpa pemeliharaan yang
berlebihan.
2) Beban-beban dan aksi lainya
a. Beban-beban
Perencanaan suatu struktur untuk keadaan-keadaan stabil batas,
kekuatan batas, dan kemampuan-layan batas harus memperhitungkan
pengaruh-pengaruh dari aksi sebagai akibat dari beban-beban berikut ini:
1) beban hidup dan mati seperti disyaratkan pada SNI 03-1727-1989
atau penggantinya;
2) untuk perencanaan keran (alat pengangkat), semua beban yang
relevan yang disyaratkan pada SNI 03-1727-1989, atau
penggantinya;
3) untuk perencanaan pelataran tetap, lorong pejalan kaki, tangga,
semua beban yang relevan yang disyaratkan pada SNI 03-17271989, atau penggantinya;

Struktur Baja I

13

Angga Pebriana, 0706997


4) untuk perencanaan lift, semua beban yang relevan yang
disyaratkan pada SNI 03-1727-1989, atau penggantinya;
5) pembebanan gempa sesuai dengan SNI 03-1726-1989, atau
penggantinya;
6) beban-beban khusus lainnya, sesuai dengan kebutuhan.
b. Kumbinasi Pembebanan
Berdasarkan beban-beban tersebut di atas maka struktur baja harus
mampu memikul semua kombinasi pembebanan di bawah ini:
1,4D (6.2-1)
1,2D + 1,6 L + 0,5 (La atau H) (6.2-2)
1,2D + 1,6 (La atau H) + ( L L atau 0,8W) (6.2-3)
1,2D + 1,3 W + L L + 0,5 (La atau H) (6.2-4)
1,2D 1,0E + L L (6.2-5)
0,9D (1,3W atau 1,0E) (6.2-6)
Keterangan:
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan
layan tetap L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan
gedung, termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti
angin, hujan, dan lain-lain La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan
selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama
penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak H adalah beban hujan,
tidak termasuk yang diakibatkan genangan air W adalah beban angina E
adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 031726 1989, atau
penggantinya dengan,

L = 0,5 bila L< 5 kPa, dan L = 1 bila L 5 kPa.


Kekecualian: Faktor beban untuk L di dalam kombinasi pembebanan pada
persamaan 6.2-3, 6.2-4, dan 6.2-5 harus sama dengan 1,0 untuk garasi
parkir, daerah yang digunakan untuk pertemuan umum, dan semua daerah
di mana beban hidup lebih besar daripada 5 kPa.
Struktur Baja I

14

Angga Pebriana, 0706997


c. Aks-aksii lainya
Setiap aksi yang dapat mempengaruhi kestabilan, kekuatan, dan
kemampuan-layan struktur, termasuk yang disebutkan di bawah ini, harus
diperhitungkan:
1) gerakan-gerakan pondasi;
2) perubahan temperatur;
3) deformasi aksial akibat ketaksesuaian ukuran;
4) pengaruh-pengaruh dinamis;
5) pembebanan pelaksanaan.
Jika ada pengaruh struktural akibat beban yang ditimbulkan oleh
fluida (F), tanah (S), genangan air (P), dan/atau temperatur (T) harus
ditinjau dalam kombinasi pembebanan di atas dengan menggunakan faktor
beban: 1,3F, 1,6S, 1,2P, dan 1,2T, sehingga menghasilkan
kombinasi pembebanan yang paling berbahaya.
d. Gaya-gaya horosintal minimum yang perlu diperhitungkan
Pada struktur bangunan berlantai banyak harus dianggap bekerja
gaya-gaya horisontal fiktif masing-masing sebesar 0,002 kali beban
vertikal yang bekerja pada setiap lantai. Gaya-gaya horisontal fiktif ini
harus dianggap bekerja bersama-sama hanya dengan beban mati dan
beban hidup rencana dari SNI 03-1727-1989, atau penggantinya dan
dibandingkan dengan persamaan (6.2-5) dan (6.2-6) untuk menghasilkan
kombinasi pembebanan yang lebih berbahaya untuk keadaan-keadaan
kekuatan batas dan kemampuan-layan batas. Gayagaya horisontal fiktif ini
tidak boleh dimasukkan untuk keadaan kestabilan batas.
Keadaan kekuatan batas
Komponen struktur beserta sambungannya harus direncanakan untuk
keadaan kekuatan batas sebagai berikut:
1) beban-beban dan aksi-aksi harus ditentukan sesuai dengan Butir
a dan c dan beban-beban keadaan kekuatan batas harus
ditentukan sesuai dengan Butir b;
Struktur Baja I

15

Angga Pebriana, 0706997


2) pengaruh-pengaruh aksi terfaktor (Ru) sebagai akibat dari bebanbeban
keadaan batas harus ditentukan dengan analisis sesuai Butir
7;
3) kuat rencana (Rn) harus ditentukan dari kuat nominal (Rn) yang
ditentukan berdasarkan Butir 8 sampai dengan Butir 12, dikalikan
dengan faktor reduksi ()
4) semua komponen struktur dan sambugan harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga kuat rencana (Rn) tidak kurang dari
pengaruh aksi terfaktor (Ru), yaitu: Ru < Rn.
Selain hal tersebut diatas Dalam perencanaan struktur baja harus dipenuhi syarat-syarat
berikut:

1) Analisis struktur harus dilakukan dengan cara-cara mekanika teknik yang


baku;
2) Analisis dengan komputer, harus memberitahukan prinsip cara kerja program
dan harus ditunjukan dengan jelas data masukan serta penjelasan data
keluaran
3) Percobaan model diperbolehkan bila diperlukan untuk menunjang analisis
teoritis;
4) Analisis struktur harus dilakukan dengan model-model matematis yang
mensimulasikan keadaan struktur yang sesungguhnya dilihat dari segi sifat
bahan dan kekakuan unsur-unsurnya;
5) Bila cara perhitungan menyimpang dari tata cara ini, maka harus mengikuti
persyaratan sebagai berikut:
6) Struktur yang dihasilkan dapat dibuktikan dengan perhitungandan atau
percobaan yang cukup aman;
7) Tanggung jawab atas penyimpangan, dipikul oleh perencana dan pelaksana
yang bersangkutan;
8) Perhitungan dan atau percobaan tersebut diajukan kepada panitia yang ditunjuk oleh
pengawas bangunan, yang terdiri dari ahli-ahli yang diberi wewenang menentukan
segala keterangan dan cara-cara tersebut. Bila perlu, panitia dapat meminta diadakan
percobaan ulang, lanjutan atau tambahan. Laporan panitia yang berisi syarat-syarat
Struktur Baja I

16

Angga Pebriana, 0706997


dan ketentuanketentuan penggunaan cara tersebut mempunyai kekuatan yang sama
dengan tata cara ini.

2. Data perencanaan
Data perencanaan berikut harus tercantum pada gambar kerja :
1) Nomor rujukan dan tanggal standar perencanaan yang digunakan (yang masih
berlaku);
2) Beban-beban nominal;
3) Proteksi karat, jika diperlukan;
4) Taraf ketahanan kebakaran, jika diperlukan;
5) Mutu baja yang digunakan.
3. Detail perencanaan
Gambar-gambar kerja atau spesifikasi atau kedua-duanya untuk komponen
struktur atau struktur baja secara keseluruhan harus mencantumkan hal-hal
berikut:
1) Ukuran dan peruntukan tiap-tiap komponen struktur;
2) Ukuran dan kategori baut dan pengelasan yang digunakan pada
sambungan-sambungan;
3) Ukuran-ukuran komponen sambungan;
4) Lokasi dan detail titik kumpul, serta sambungan dan sambungan
lewatan yang direncanakan;
5) Setiap kendala pada saat pelaksanaan yang diasumsikan dalam
perencanaan;
6) Lawan lendut untuk setiap komponen struktur;
7) Ketentuan-ketentuan lainnya.

4. Pelaksanaan
Seluruh struktur baja yang direncanakan menurut standar ini, harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat dijamin dengan baik ketentuanketentuan yang dipersyaratkan dalam perencanaan, seperti yang tercantum dalam
gambar dan spesifikasinya.

Struktur Baja I

17

Angga Pebriana, 0706997

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

3.2

Saran
Sekarang baja ini banyak digunakan dalam kesipilan terutama untuk struktur
bangunan. Untuk itu seorang ahli bidang kesipilan perlu mengetahui secara detail tentang
baja. Sehingga akan memudahkan dalam proses perencanaan struktur dari baja.

Struktur Baja I

18

Anda mungkin juga menyukai