Anda di halaman 1dari 111

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Institusi birokrasi disebut sebagai tempat paling buruk dalam bidang
pelayanan dan infrastruktur. Hal yang sama terjadi pada penggunaan anggaran
yang tidak mampu diserap secara efektif. Selain itu berbagai regulasi dan
sistem yang berbelit-belit dibuat untuk mencegah penyelewengan namun pada
akibatnya hal ini justru menghambat kemajuan.
Selama ini kita mengetahui bahwa sistem dalam birokrasi tidak beroperasi
sebagaimana fungsinya. Pemerintah banyak menggelontorkan dana untuk
menghidupi lembaga namun uang tersebut tidak berfungsi secara efektif karena
terdapat penyalahgunaan anggaran di sana-sini. Para profesional birokrasi
terjebak dalam sistem akibatnya beberapa kebijakan mengambang tak
tereksekusi karena tersandung oleh dampak regulasi atas kinerjanya sendiri.
Untuk itulah perlu adanya revitalisasi dan perombakan besar pada
lembaga-lembaga pemerintah (Osborne dan Plastrik, 1997: 36) dalam bukunya
Memangkas Birokrasi, bahwasanya merombak lembaga-lembaga pemerintah
adalah pekerjaan besar. Agar berhasil, anda harus mendapatkan dongkrak yang
mampu memindahkan gunung. Anda harus mendapatkan strategi yang
menyebabkan reaksi berantai dalam organisasi atau sistem anda, efek domino
yang akan menentukan kartu-kartu lain yang harus dijatuhkan.

Namun

sebelum

melakukan

perombakan

yang

membuat

publik

terguncang, pemerintah sebaiknya melakukan peninjauan kembali terhadap apa


yang disebut dengan pembaruan. Pembaruan berkaitan dengan restrukturisasi
organisasi dan sistem pemerintah dengan mengubah tujuan, insentif,
akuntabilitas, distribusi kekuasaan, dan budaya mereka. Ketika seseorang
melakukan pembaruan, kadang-kadang masuk akal untuk mengubah struktur
organisasinya. Tetapi jika anda memulai dengan struktur, anda akan kelelahan
sendiri jauh sebelum anda mengubah unsur-unsur yang penting (Osborne dan
Plastrik, 1997: 42).
Lebih lanjut Osborn dan Plastrik (1997: 42) menjelaskan bahwa
melakukan

pembaruan

bukan

sekedar

menghilangkan

pemborosan,

kecurangan, dan penyelewengan. Pembaruan bukan mengenai kajian efisiensi


yang menghasilkan sebuah daftar perubahan sekali-jadi untuk menghemat
uang; pembaruan adalah penciptaan organisasi pemerintah yang secara terus
menerus mencari cara untuk menjadi lebih efisien. Pembaruan bukan seperti
menyiangi kebun, tetapi membuat peraturan yang menjaga agar kebun bebas
dari rumput liar.
Masih menurut Osborne, inti dalam pembaruan ini adalah penggantian
sistem yang birokratis menjadi sistem yang bersifat wirausaha. Menciptakan
organisasi dan sistem pemerintah yang terus menerus berinovasi, yang secara
kontinyu memperbaiki kualitas mereka tanpa mendapat tekanan dari pihak luar.
Menciptakan sektor pemerintah yang mempunyai dorongan dalam diri untuk
melakukan perbaikan.

Sementara itu Jean Baptiste Say (1800), seorang ekonom Perancis,


mendefinisikan wirausaha sebagai pemindahan sumber-sumber ekonomi dan
produktivitas terendah menjadi produktivitas tertinggi dan berlimpah ruah.
Menurutnya wirausaha adalah seorang yang orang yang dapat melakukan
perubahan dalam memaksimalkan produktivitas dan efektivitas.
Berkaitan dengan uraian di atas penulis tidak sedang menghubungkan
efisiensi

birokrasi

dengan

privatisasi.

Privatisasi

sendiri

merupakan

pemindahan sebagian atau seluruh kepemilikan pemerintah kepada swasta.


Sementara pokok pembahasan kali ini bukanlah tentang swastanisasi namun
pengelolaan mandiri yang disebut sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
Untuk mempersempit topik penelitian, penulis mengambil salah satu
wadah pelayanan publik yaitu rumah sakit umum daerah. Rumah sakit yang
selama ini kita kenal terbiasa dengan sistem gift artinya seluruh asset
mengandalkan kucuran dana dari pemerintah. Dimana ketika anggaran tersebut
habis maka saat itu pula terjadi pemotongan fasilitas pelayanan oleh pihak
rumah sakit yang pada ujungnya menuai kritik dari masyarakat bahwa
pelayanan publik ini buruk dan tidak profesional.
Untuk mengatasi masalah ini pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui
pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum. Setelah berbentuk BLUD, lembaga ini
diberi kebebasan untuk mengelola sistemnya sendiri terutama masalah
keuangan.

Walaupun RSUD pada kemudiannya diberi kewenangan sendiri untuk


mengurus rumah tangga keuangan, pemerintah masih memegang peran sebagai
regulator dan penyedia dana strategis. Hal yang sama berlaku pada Rumah
Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten Boyolali yang sudah
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD) dengan status Badan Layanan Umum daerah (BLUD) secara penuh.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten Boyolali
melalui Surat Nomor 445/2382/33/08 tanggal 23 Desember 2008 telah
mengajukan permohonan agar Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
dapat ditetapkan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan
Pola Peengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
Kemudian berdasarkan hasil penilaian dari Tim Penilaian Usulan
Penerapan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten Boyolali
dengan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) yang dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Nomor
900/00144/22/2009 tanggal 10 Januari 2009, Rumah Sakit Umum Daerah
Pandan Arang Kabupaten Boyolali memenuhi persyaratan untuk ditetapkan
sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
Berdasarkan status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) secara penuh
maka lembaga rumah sakit tersebut diberikan keleluasaan dalam mengelola
keuangan beserta pelaksanaannya.

Sementara itu dalam studi penelitian ini penulis menggunakan laporan


keuangan sebagai data, dan menelaah analisisnya melalui literatur yang relevan
dengan masalah penelitian.
Fungsi kajian literatur ini adalah mengemukakan pemikiran secara analitis,
kritis, dan sistematis dalam menjelaskan gejala yang ditemukan dalam
penelitian sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
penelitian selanjutnya.
Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih mendalam dengan judul: PENGELOLAAN KEUANGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN
BOYOLALI SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (Studi Kasus Tahun
2006 - 2011).
B. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang timbul dari uraian latar belakang dan judul
di atas:
1. Bagaimana hasil analisis atas laporan keuangan sebelum dan sesudah
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum?
2. Keuntungan dan kendala apa saja yang dihadapi oleh institusi sebelum dan
sesudah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui secara mendalam pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.
2. Mengetahui penerapan sistem akuntansi sebelum dan sesudah ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum.

3. Guna mengetahui perkembangan dan peningkatan pelaksanaan anggaran,


mencakup

pendapatan dan belanja, proyeksi neraca, dan catatan atas

laporan keuangan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi akademisi penelitian ini dapat menjadi referensi dan acuan untuk
mendukung

dan

mengembangkan

penelitian

selanjutnya

yang

berhubungan dengan pemangkasan birokrasi yang kemudian dikenal


dengan istilah Badan Layanan Umum.
2. Bagi Pemerintah semoga penelitian ini berguna dan bermanfaat dalam
pembenahan dan penerapan kebijakan Badan Layanan Umum di masa
yang akan datang.
3. Bagi institusi Badan Layanan Umum terutama RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali

semoga dapat memberikan masukan yang lebih

bermanfaat untuk perkembangan, perbaikan, dan peningkatan dalam


pengelolaan keuangan.
E. Sistematika Penulisan
Sistimatika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab yang diuraikan
dalam:
BAB I:

PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistimatika penulisan.
BAB II:

TINJAUAN PUSTAKA

Berikutnya pada bab ini penulis membahas tentang teori-teori yang dalam
literatur yang mendasari penelitian ini.
BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode pengolahan dan analisis data hasil penelitian dan
metodologi yang digunakan.
BAB IV:

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas hasil pengolahan dan analisis data dan
penguraian jawaban masalah dalam penelitian.
BAB V:

PENUTUP

Terakhir dalam bab ini, penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan serta saran yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bab II
Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori
1. Badan Layanan Umum
a. Konsep Badan Layanan Umum
Konsep ini kaitannya dengan kebijakan pemerintah dalam
merevitalisasi BUMN dan mengurangi intervensi birokrasi adalah
meningkatkan standard dan mutu layanan untuk masyarakat. Sadar akan
hal ini, maka pemerintah membentuk pengelolaan mandiri atau sering
disebut sebagai Badan Layanan Umum.

Pengertian Badan Layanan Umum menurut Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan
Layanan Umum, yaitu instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
Definisi lain, Badan Layanan Umum adalah Suatu badan usaha
pemerintah yang tidak bertujuan mencari laba, meningkatkan kualitas
pelayanan publik, dan memberikan otonomi fleksibilitas manajemen
rumah sakit publik, baik milik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Bentuk BLU merupakan alternatif penting dalam menerapkan
otonomi daerah yang merumuskan Rumah Sakit Daerah (RSD) sebagai
layanan teknis daerah.
Berpedoman pada definisi bahwa Badan Layanan Umum
merupakan konsep layanan yang berbasis manajemen mandiri yang
tidak mencari keuntungan namun tetap meningkatkan kualitas
pelayanan publik, maka hal tersebut berpengaruh terhadap penerapan
pengelolaan keuangan. Dalam rencana bisnis dan anggaran BLU
terdapat dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi
program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu BLU yang
dikelola dengan praktek bisnis yang sehat.
BLU
beroperasi
sebagai
satuan

kerja

kementrian

negara/lembaga/pemerintah daerah dengan kewenangan yang bersifat


fleksibel dan penuh keleluasaan namun pendelegasian pelaksanaan dan

pertanggungjawabannya tidak terpisah secara hukum dari institusi


induknya.
Namun demikian, pendapatan yang dihasilkan oleh rumah sakit
bersangkutan tidak disetor ke kas negara, cukup dilaporkan ke
Departemen Keuangan. Selain itu rumah sakit dapat melakukan
pembangunan dan peningkatan pelayanan tanpa perlu khawatir dengan
biaya

operasional,

kepegawaian,

investasi,

dan

modal

karena

pemerintah masih memberikan subsidi pada institusi tersebut.


b. Tujuan dan Asas Badan Layanan Umum
Tujuan daripada BLU ini adalah guna meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas
dalam

pengelolaan

keuangan

berdasarkan

prinsip

ekonomi,

produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.


Adapun asas-asas Badan Layanan Umum, terdiri dari:
1) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara / lembaga /
pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang
pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh
instansi induk yang bersangkutan.
2) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian
negara / lembaga / pemerintah daerah dan karenanya status hukum
BLU tidak terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah
daerah sebagai instansi induk.
3) Menteri / pimpinan lembaga / gubernur / bupati / walikota
bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan

10

pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi


manfaat layanan yang dihasilkan.
4) Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan
kepadanya oleh menteri / pimpinan lembaga / gubernur / bupati /
walikota.
5) BLU menyelenggarakan

kegiatannya

tanpa

mengutamakan

pencarian keuntungan.
6) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja
kementerian negara / lembaga / SKPD / pemerintah daerah.
7) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan
praktek bisnis yang sehat.
c. Persyaratan, Penetapan, dan Pencabutan
1) Persyaratan Badan Layanan Umum, terdiri dari:
a) Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola
keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi persyaratan
substantif, teknis, dan administratif.
b) Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang
bersangkutan

menyelenggarakan

layanan

umum

yang

berhubungan dengan:
1. Penyediaan barang dan / atau jasa layanan umum;
2. Pengelolaan wilayah / kawasan tertentu untuk tujuan
meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum;
3. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi
dan / atau pelayanan kepada masyarakat.
c) Persyaratan teknis terpenuhi apabila:

11

1. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak


dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU
sebagaimana direkomendasikan oleh menteri / pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya;
2. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan
adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan
penetapan BLU.
d) Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah
yang bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja
2.
3.
4.
5.
6.

pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;


Pola tata kelola;
Rencana strategis bisnis;
Laporan keuangan pokok;
Standar pelayanan minimum;
Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit

secara independen
e) Dokumen sebagaimana dimaksud pada nomor empat disampaikan
kepada menteri / pimpinan lembaga / kepala SKPD untuk
mendapatkan persetujuan sebelum disampaikan kepada Menteri
Keuangan / gubernur / bupati / walikota, sesuai dengan
kewenangannya.
f) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administratif diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan / gubernur / bupati /
walikota sesuai dengan kewenangannya.
2) Penetapan dan pencabutan Badan Layanan Umum terjadi apabila:
a) Menteri / pimpinan lembaga / kepala SKPD mengusulkan instansi
pemerintah yang memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan
administratif untuk menerapkan PPK-BLU kepada Menteri

12

Keuangan/gubernur/bupati/walikota,

sesuai

dengan

kewenangannya.
b) Menteri Keuangan / gubernur / bupati / walikota menetapkan
instansi pemerintah yang telah memenuhi persyaratan untuk
menerapkan PPK-BLU.
c) Penetapan dapat berupa pemberian status BLU secara penuh atau
status BLU bertahap.
d) Status BLU secara penuh diberikan apabila seluruh persyaratan
telah dipenuhi dengan memuaskan.
e) Status BLU-Bertahap diberikan apabila persyaratan substantif dan
teknis telah terpenuhi, namun persyaratan administratif belum
terpenuhi secara memuaskan.
f) Status BLU-Bertahap berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.
3) Pencabutan status BLU dapat terjadi apabila:
a) Dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya;
b) Dicabut oleh Menteri Keuangan / gubernur / bupati / walikota
berdasarkan usul dari menteri / pimpinan lembaga / kepala SKPD,
sesuai dengan kewenangannya;
c) Berubah statusnya menjadi badan hukum dengan kekayaan
negara yang dipisahkan.
d. Tarif Layanan
Tarif layanan RSUD diusulkan oleh BLU kepada Menteri /
pimpinan lembaga / kepala SKPD kemudian ditetapkan oleh menteri
keuangan / gubernur / bupati / walikota. Adapun tarif layanan yang
akan ditetapkan harus mempertimbangkan empat hal, diantaranya:
1) Kontinuitas dan pengembangan layanan
2) Daya beli masyarakat
3) Asas keadilan dan kepatutan
4) Kompetisi yang sehat
2. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

13

a. Perencanaan dan Anggaran


Dalam menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan, BLU
mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Negara / Lembaga
(Renstra-KL) atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD).
Rencana Bisnis dan Anggaran BLU yang disebut RBA merupakan
dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi program,
kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu BLU.
RBA disusun selain berdasarkan basis kinerja dan perhitungan
akuntansi biaya menurut jenis layanannya, penyusunan RBA juga melihat
aspek kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diterima dari masyarakat, badan lain, dan APBN / APBD.
BLU mengajukan RBA yang menjadi bagian dari RKA-KL,
rencana kerja, anggaran SKPD atau rancangan APBD beserta usulan
standar pelayanan minimum dan biaya dari keluaran yang dihasilkan
kepada menteri / pimpinan lembaga / kepala SKPD.
RBA BLU yang telah disetujui kemudian diajukan kepada Menteri
Keuangan / PPKD untuk dikaji kembali standar biaya dan anggaran BLU
sebagai mekanisme pengajuan dan penetapan APBN / APBD.
Dokumen pelaksanaan anggaran BLU yang diajukan tersebut
paling sedikit mencakup seluruh pendapatan dan belanja, pryeksi arus kas,
serta jumlah dan kualitas jasa dan / atau barang yang akan dihasilkan oleh
BLU.

14

Selanjutnya Menteri Keuangan / PPKD mengesahkan dokumen


pelaksanaan anggaran BLU paling lambat 31 Desember menjelang awal
tahun anggaran.
Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan akan menjadi
lampiran dari perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh menteri /
pimpinan lembaga / gubernur / bupati / walikota dengan pimpinan BLU
yang bersangkutan.
b. Pendapatan dan Belanja
Pendapatan BLU terdiri dari penerimaan anggaran yang bersumber
dari APBN dan APBD dan hasil kerjasama dengan pihak lain dan / atau
hasil usaha lainnya. Sementara pendapatan operasional BLU merupakan
pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau
badan lain.
Pendapatan-pendapatan

tersebut

dikelola

langsung

untuk

membiayai belanja BLU sesuai RBA barulah kemudian dilaporkan


sebagai pendapatan negara bukan pajak kementerian / lembaga atau
pendapatan bukan pajak pemerintah daerah.
Apabila belanja BLU melampaui ambang batas fleksibilitas, maka
harus mendapat persetujuan Menteri Keuangan / gubernur / bupati /
walikota atas usulan menteri / pimpinan lembaga / kepala SKPD. Jika
terjadi kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBN / APBD.
c. Pengelolaan Kas
Pengelolaan kas BLU harus dilaksanakan berdasarkan praktek
bisnis yang sehat dengan menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:

15

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas


Melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan
Menyimpan kas dan mengelola rekening bank
Melakukan pembayaran
Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek
Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh

pendapatan tambahan.
Penarikan dana yang bersumber dari APBN / APBD dilakukan
dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Pengelolaan Piutang dan Utang
BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan
barang, jasa, dan / atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.
Piutang ini dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien,
ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta dapat memberikan
nilai tambah sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan berlandaskan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BLU juga dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan
operasional dan / atau perikatan peminjaman dengan pihak lain.
Pemanfaatan utang ini berasal dari perserikatan peminjaman jangka
pendek ditujukan hanya untuk belanja operasional. Sementara
pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka
panjang ditujukan hanya untuk belanja modal.

3. Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan


Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh profesi
akuntansi Indonesia.

16

Laporan keuangan BLU setidaknya terdiri dari laporan realisasi


anggaran / laporan operasional, neraca, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan disertai laporan mengenai kinerja.
Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran
berikutnya kecuali atas perintah Menteri Keuangan / gubernur / bupati /
walikota sesuai dengan kewenangannya disetorkan sebagian atau
seluruhnya ke Kas Umum Negara / Daerah dengan mempertimbangkan
posisi likuiditas BLU.
Sementara defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya
dalam tahun anggaran berikutnya kepada Menteri Keuangan / PPKD
melalui menteri / pimpinan lembaga / kepala SKPD Baru kemudian
Menteri Keuangan / PPKD dapat mengajukan anggaran untuk mwnutup
defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN / APBD tahun
anggaran berikutnya.
4. Tata Kelola BLU
Instansi pemerintah yang menerapkan PPK-BLU harus menyusun
struktur kelembagaan dengan berpedoman pada ketentuan yang
ditetapkan

oleh

menteri

yang

bertanggung

jawab

di

bidang

pendayagunaan aparatur negara.


Adapun pejabat pengelola BLU terdiri dari:
a. Pemimpin;
b. Pejabat keuangan;
c. Pejabat teknis
Pemimpin adalah penanggung jawab umum profesional dan
keuangan BLU yang memili kewajiban:
a. Menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
b. Menyiapkan RBA tahunan;

17

c. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai


dengan ketentuan yang berlaku;
d. Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan
keuangan BLU.
Pejabat keuangan BLU adalah penanggung jawab keuangan yang
berkewajiban:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Mengkoordinasi penyusunan RBA;


Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;
Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
Menyelenggarakan pengelolaan kas;
Melakukan pengelolaan kas;
Melakukan pengelolaan utang-piutang;
Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan

investasi BLU;
h. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
i. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan.
Adapun pejabat teknis BLU berfungsi sebagai penanggung jawab
teknis di bidang masing-masing yang memiliki kewajiban:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA;
c. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Pembinaan teknis BLU dilakukan oleh menteri / pimpinan lembaga
/ kepala SKPD terkait. Sementara pembinaan keuangan BLU dilakukan
oleh Menteri Keuangan / PPKD sesuai dengan kewenangannya.
Di dalam pelaksanaan pembinaan tersebut selanjutnya dibentuk
dewan pengawas yang dikhususkan pada BLU yang memiliki realisasi
nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran atau nilai aset
menurut neraca yang memenuhi syarat minimum yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.

18

B. Penelitian Terdahulu
Megawati Hartono (2011) dengan penelitian berjudul Analisis
Persepsi Stakeholder Tentang Kesiapan dan Fleksibilitas Implementasi
Kebijakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan, melalui
metodologi observasional yang dianalisis secara deskriptif kualitatif
dengan cara wawancara mendalam menggunakan kuesioner dan
pengumpulan data sekunder, menemukan bahwa persepsi fleksibilitas
pengelolaan BLUD belum optimal, artinya bahwa persepsi stakeholder
tentang implementasi BLUD belum sepenuhnya benar.
Muflihatunnaimah (2008) dengan penelitian yang berjudul,
Pengembangan Rancangan Job Analisis Pengelola Keuangan Sebagai
Pendukung Badan Layanan Umum (BLU) di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang, menemukan bahwa wewenang pengelolaan
keuangan RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang mendukung
Kebijakan

BLU

dalam

peningkatan

kinerja

keuangan

dan

meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.


Sri Lestari (2006) dengan penelitian berjudul Evaluasi Sistem
Penerimaan Kas pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta Instalasi Rawat
Inap, menemukan bahwa RSUD Dr. Moewardi telah memiliki sistem
kroscek yang baik dengan pengelolaan anggaran dan penerimaan kas
sesuai dengan yang diharapkan.

19

C. Kerangka Pemikiran

Sebelum Badan
Layanan Umum
Tingkat
Capaian
Kinerja

Tingkat
Penyerapan
Anggaran

Pengelolaan
Anggaran

Sesudah Badan
Layanan Umum

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Anggaran

Analisis Kinerja
Keuangan

20

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
Kabupaten Boyolali yang beralamat di Jalan Kantil No.14 Pandan Arang
Boyolali.
Tipe penelitian yang dilakukan adalah studi deskriptif dimana hasil
penelitian yang dilakukan bersifat non hipotesis yang berarti dalam langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis karena tidak bersifat menguji
melainkan memaparkan (deskriptif) temuan dari penelitian dan mencari
jawaban (eksplorasi) terhadap permasalahan yang ingin diketahui (Suharsimi,
2002 dalam Joko Handoyo, 2011).
Alasan penulis melakukan penelitian deskriptif di RSUD Pandan
Arang Kabupaten Boyolali adalah untuk memperolah gambaran keuangan
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali sebelum dan setelah menjadi
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

21

B. Data dan Sumber Data


Peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan yang diterbitkan oleh RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
dari tahun 2006 hingga 2011. Laporan keuangan tersebut mencakup evaluasi
neraca perbandingan, laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah, laporan arus kas, dan laporan operasional.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari pegawai bagian
keuangan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali yang secara langsung
mengetahui permasalah tentang objek penelitian ini.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan data dari laporan
keuangan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali, peraturan pemerintah
tentang pengelolaan BLU, dan literatur-literatur yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan.
D. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
kinerja laporan keuangan sebelum dan sesudah diberlakukannya BLU adalah
sebagai berikut:
1. Mendapatkan informasi tentang laporan keuangan RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali sebelum dan sesudah BLU.
2. Menganalisis peraturan pemerintah tentang BLU dan aktualisasinya di
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.

22

3. Mengevaluasi pelaksanaan BLU yang digambarkan dalam laporan


keuangan dan potensi pengembangan RSUD Pandan Arang Kabupaten
Boyolali.

4. Menganalisis kinerja keuangan dalam mengukur keberhasilan dan


keefektifan keuangan sebelum dan sesudah BLU dengan membandingkan
neraca, realisasi, arus kas, dan operasional.
Efektifitas kinerja keuangan ini dihitung dalam bentuk persentase, dengan
rumus sebagai berikut:
Efektifitas Kinerja Keuangan =

Realisasi Keuangan Kegiatan


Target Keuangan Kegiatan

x100%

Departemen Dalam Negeri dengan keputusan Menteri Dalam Negeri


Nomor 690.900-327 tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian dan Kinerja
Keuangan, mengkategorikan kemampuan efektivitas keuangan sebagai
berikut:
SE: Sangat Efektif, bila nilai yang diperoleh di atas 100%
E: Efektif, bila nilai yang diperoleh 90%-100%
CE: Cukup Efektif, bila nilai yang diperoleh 80%-90%
KE: Kurang Efektif, bila nilai yang deroleh 60%-80%
TE: Tidak Efektif, bila nilai yang diperoleh kurang dari 60%

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

23

A. Gambaran Umum RSUD Pandan Arang Boyolali


1. Sejarah dan Perkembangan RSUD Pandan Arang Boyolali
Rumah Sakit Boyolali didirikan tanggal 1 Oktober 1961 berdasarkan
Perda Kabupaten Boyolali No.12/IV/DPRGR/Bi/1961 tanggal 28 Maret
1961 dan mulai berfungsi tanggal 1 Oktober 1961.
Pada 12 November 1991 barulah diberi nama Rumah Sakit Umum
Pandan Arang sesuai dengan Surat Keputusan No.1346 tahun 1991.
Dalam perjalanannya RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali mendapat
status Klasifikasi Type C berdasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 009-G/MENKES/SK/I/1993.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja RSU Pandan Arang sebagai
Badan RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali yang merupakan lembaga
Teknis Daerah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali merupakan Lembaga
Teknis Daerah berdasar Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga
Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali.
Pada 26 Februari 2009, RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) secara penuh. Hal ini berdasarkan
pada Keputusan Bupati Nomor 900/57 Tahun 2009 Tentang Penetapan
RSUD Pandan Arang sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

24

(PPK-BLUD). Setelah berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah


(BLUD) secara penuh wajib menyusun sistem akuntansi dengan
pengelolaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan
Pelaksanaannya.
2. Visi dan Misi
Visi
Terwujudnya rumah sakit umum sebagai pelayanan dan rujukan
kesehatan terbaik, ditunjang dengan pelayanan profesional dan familiar
menjadi pilihan utama masyarakat.
Misi
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu kepada
seluruh lapisan masyarakat melalui organisasi pembelajar / learning
organitation, sumber daya manusia yang profesional, produktif dan
berkomitmen serta manajemen mandiri, efektif dan effsien.
3. Motto Pelayanan dan Janji Layanan
Motto Pelayanan
a. Tekadku pelayanan terbaik
b. Pelayananku untuk kesembuhan
c. Pengabdian untuk meringankan penderitaan
Janji Layanan
Melayani dengan Hati Nurani
4. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi RSUD Pandan Arang Boyolali

Direktur
Kelompok
Jabatan
Fungsional

Bagian Umum
Subag Tata
Usaha dan
Rumah Tangga

Subag
Kepegawaian
dan Diklat

Subag
Hukum
Humas dan
SIM

25

Badan
Pelayanan

Bidang Penunjang
Pelayanan

Bidang
Keuangan

Seksi Pelayanan
Medik dan
keperawatan

Seksi Pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana

Seksi Anggaran
dan Pendapatan

Seksi Pelayanan
Penunjang
Medik

Seksi Logistik
Medik dan
Non Medik

Seksi
Perencanaan dan
Mobilisasi Dana

Instalasi

Tim/Satuan

Keterangan:
a. Direktur RSUD Kelas C
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kelas C
mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan tugas membantu
Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang
pelayanan kesehatan.
Penjabaran tugas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Pandan Arang Kelas C sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
sebagai berikut:
1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan;
2) Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan
kinerja, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
3) Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas
Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kelas C;

26

4) Memberi saran, pendapat dan pertimbangan kepada


atasan;
5) Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan
kepada bawahan;
6) Membina dan melaksanakan koordinasi dengan instansi
pemerintah dan lembaga lain di bidang pelayanan
kesehatan;
7) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Rumah Sakit
Umum Daerah Pandan Arang Kelas C;
8) Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan
termasuk memberikan DP3;
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
bidang tugasnya.
b. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan
manajemen umum meliputi urusan umum, tata usaha, rumah
tangga Rumah Sakit dan perlengkapan, kepegawaian dan diklat,
kehumasan

dan

hukum,

serta

penyelenggaraan

kegiatan

pengumpulan data dan informasi dalam Sistem Informasi


Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS).
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bagian Umum mempunyai fungsi:
1) Penyelenggaraan administrasi ketatausahaan;
2) Pelaksanaan perencanaan dan pengelolaan perlengkapan;
3) Pelaksanaan urusan rumahtangga Rumah Sakit.
c. Bidang Pelayanan
Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi program pelayanan medis dan penunjang medis, standar
mutu profesi dan pengembangan tenaga medis serta keperawatan,

27

mengoordinasikan kebutuhan dan kegiatan pelayanan medis dan


penunjang medis serta keperawatan
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bidang Pelayanan mempunyai fungsi:
1) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian

proses

pelayanan medis dan penunjang medis serta keperawatan;


2) Pelaksanaan standar mutu dan prosedur pelayanan medis
dan dan penunjang medis serta keperawatan;
3) Pelaksanaan perencanaan kebutuhan tenaga medis dan
keperawatan serta pelayanan medis khusus.
d. Bidang Penunjang Layanan
Bidang Penunjang Pelayanan mempunyai tugas pokok
melaksanakan

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan,

monitoring dan evaluasi program pelayanan pemeliharaan, sarana,


prasarana

logistik

medik

dan

non

medik

Rumah

Sakit,

Mengoordinasikan kebutuhan dan kegiatan penunjang pelayanan


medik.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), bidang Penunjang Pelayanan mempunyai fungsi:
1) Perencanaan, pengkoordinasian kebutuhan pemeliharaan,
sarana, prasarana logistik medik dan non medik;
2) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana medis yang meliputi
kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang fisik
gedung dan perlengkapannya serta pemeliharaan peralatan
elektromedis.
e. Bidang Keuangan
Bidang Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan

28

evaluasi penyusunan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit


serta melaksanakan kegiatan penatausahaan keuangan, penyusunan
program dan laporan, mengoordinasikan kebutuhan dan kegiatan
keuangan.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bidang Keuangan mempunyai fungsi:
1) Pelaksanaan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Rumah Sakit;
2) Pelaksanaan Pengelolaan Belanja Rumah Sakit yang
meliputi

belanja

pegawai,

belanja

barang,

belanja

pemeliharaan dan lain-lain;


3) Pelaksanaan sistem akuntansi dan verifikasi keuangan
rumah sakit.
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional adalah sejumlah tenaga
fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan
keahliannya. Kelompok Tenaga Fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipimpin oleh seorang koordinator mempunyai tugas
pokok melaksanakan kegiatan fungsional di bidang masing-masing
sesuai dengan keahliannya.
Kelompok Tenaga Fungsional dalam melaksanakan tugasnya
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh
Kepala. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut dalam ayat
(1) dan (3) diatur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
5. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Kelas C

29

Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kelas C mempunyai tugas


pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di
bidang pelayanan kesehatan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kelas C mempunyai
fungsi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Penyelenggaraan pelayanan medis;


Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis;
Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan;
Penyelenggaraan pelayanan rujukan;
Penyelenggaraan pendidikan pelatihan;
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan;
Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum

dan

keuangan;
h.
Penyelenggaraan tata usaha dan kerumahtanggaan.
6. Pelayanan Medis
Pelayanan media RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali, terdiri
dari:
a.
b.
c.
d.

Medical Check Up
dr. Umum
dr. Gigi
dr. Spesialis / Sub Spesialis
1) Anak
2) Bedah
3) Kebidanan dan Kandungan
4) Penyakit Dalam
5) Syaraf
6) THT
7) Mata
8) Kulit dan Kelamin
9) Paru-paru
10) Jiwa
11) Orthopedi
12) Gastroenterohepatologi
7. Fasilitas Penunjang Medis
Fasilitas penunjang medis RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali,
terdiri dari:
a. Instalasi Radiologi USG, Panoramik, CT Scan
b. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

30

c. Instalasi Farmasi
d. Instalasi Gizi
e. Instalasi Rehabilitasi Medik
f. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
g. Satuan Rekam Medik
h. Satuan Keamanan, Ketertiban, & Kendaraan
i. Satuan Taman, Kebun, dan Linen
j. Pelayanan Darah
k. Hemodialisa
l. Peralatan Modern : Fundoscopy, EEG, ECG, CSSD, Treadmil, dll.
8. Instalasi Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali,
terdiri dari:
a. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
b. Poliklinik Spesialis Paru
c. Poliklinik Spesialis Mata
d. Poliklinik Spesialis Syaraf
e. Poliklinik Spesialis Kebidanan & kandungan
f. Poliklinik Spesialis Kulit & Kelamin
g. Poliklinik Spesialis Bedah
h. Poliklinik Spesialis Gastroenterohepatologi
i. Poliklinik Spesialis Jiwa
j. Poliklinik Spesialis Anak
k. Poliklinik Tumbuh Kembang Anak
l. Poliklinik Gigi & Mulut
m. Rehabilitasi Medik
n. Konsul Psychologi
o. Konsul Gizi
9. Instalasi Rawat Inap
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali memiliki 244 TT yang
terdiri dari:
a. Utama
: 16 TT
b. Teladan
: 59 TT
c. Kelas I
: 36 TT
d. Kelas II
: 46 TT
e. Kelas III
: 61 TT
f. Ruang Rawat Khusus : 17 TT
g. Ruang Rawat Gabung : 9 TT
Sementara itu, masing-masing instalasi rawat inap memiliki nama
ruang, antara lain:
a. Ruang Anggrek
b. Ruang Bougenville
c. Ruang Cempaka

31

d. Ruang Edelwise
e. Ruang Flamboyan
f. Ruang VK / Ruang bersalin
g. Ruang ICU
h. Ruang Perinatologi
i. Ruang Sindoro
j. Ruang Semeru
k. Ruang Merapi
l. Ruang merbabu
m. Ruang Arjuna
10. Instalasi Gawat Darurat
Instalasi gawat darurat RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
memiliki waktu pelayanan 24 jam dengan fasilitas dan peralatan sebagai
berikut:
a. Fasilitas:
1) Kamar Periksa
2) Kamar Bedah Minor
3) Kamar Isolasi
b. Peralatan:
1) Resusisator
2) ECG
3) DC Shop
4) Nebulizer
5) Suction Pump
11. Peningkatan SDM
RSUD Pandan Arang Boyolali melakukan peningkatan SDM melalui
berbagai kegiatan, diantaranya:
a. Pelatihan SDM Struktural
1) Pelatihan Optimalisasi Pendapatan
2) Pelatihan Manajemen RS
3) Pelatihan BLUD
b. Pelatihan SDM Fungsional
1) Pelatihan perawat ICU, HD
2) Pelatihan yang bertujuan meningkatkan keterampilan
12. Kerjasama RSUD dalam Bidang Pelayanan
Dalam hal pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya peserta
askes sosial maka RSUD Pandan Arang Boyolali bekerjasama dengan:
a. PT Askes
b. PT AJII
c. PT Jamsostek
d. PT Teras Adi Kharisma

32

e. Jamkesmas & Jamkesda


f. Asuransi PT Puri Asih
Selanjutnya berdasarkan perjanjian kerjasama maka masing-masing
pihak sepakat untuk bersama memberikan pelayanan dengan syarat dan
ketentuan seperti yang diatur dalam perjanjian.

13. Kunjungan Pasien


Berikut kunjungan pasien RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
berdasarkan asal wilayah :

Gambar 4.2 Diagram Kunjungan Pasien


14. Prestasi
Prestasi yang diraih oleh RSUD Pandan Arang Boyolali, antara lain:
a. Tahun 1986 Juara III lomba Stratum I RSU kelas D.
b. Tahun 1987 Juara III Stratifikasi RSU pemerintah kelas D dalam
rangka Hari Kesehatan Nasional Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
c. Tahun 1995 Pengakuan WHO tentang Rumah Sakit sayang bayi.
d. Tahun 1997 Rumah Sakit Pandan Arang terakreditasi pelayanan
dengan akeditasi penuh.
e. Tahun 2000 RS Type C berpenampilan kerja terbaik, Provinsi Jawa
Tengah.

33

f. Tahun 2001 Rumah Sakit Pandan Arang terakreditasi 12 pelayanan


dengan akreditasi penuh tingkat lanjut.
g. Tahun 2006 Juara III Rumah Sakit Sayang Ibu - Bayi tingkat
Provinsi Jawa Tengah.
h. Tahun 2007 Rumah Sakit Pandan Arang terakreditasi 16 pelayanan
dengan akreditasi penuh tingkat lanjut.
i. Tahun 2008 menerima penghargaan Citra Pelayanan Prima yang
diprakarsai oleh Menpan.
j. Tahun 2008 nominator 5 besar penghargaan PERSI ( Persatuan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia ) Award.
k. Tahun 2008 menerima penghargaan Pelopor Inovasi Layanan
Prima oleh Menpan.
l. Tahun 2009 penerima penghargaan Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi ( RSSIB ) terbaik tingkat provinsi yang diberikan dalam
rangka peringatan Hari Ibu Ke 81 oleh Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak dan Menteri
Kesehatan RI.
m. Tahun 2009 penerima penghargaan pengelola Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi ( RSSIB ) Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
n. Tahun 2010 penerima penghargaan pengelola Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi (RSIB) Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
B. Pembahasan
1. Ketentuan Umum Badan Layanan Umum
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disebut BLUD
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk melayani masyarakat

dan

melakukan kegiatan tanpa mencari keuntungan.


Sistem pencatatan dan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
Daerah bersifat fleksibel, itu artinya pemerintah memberikan kebebasan

34

pada SKPD untuk melakukan praktek bisnis yang sehat untuk


meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Adapun substansi laporan keuangan institusi publik adalah suatu
bentuk pertanggungjawaban Keuangan Daerah pada akhir tahun anggaran
atas pelaksanaan program yang telah dilaksanakan dalam APBD. Laporan
Keuangan merupakan tahap akhir dari siklus anggaran untuk tahun
anggaran tertentu dengan demikian perlu memuat data realisasi
pelaksanaan APBD.
Penyusunan dan analisis laporan keuangan Rumah Sakit Umum
Daerah Boyolali, terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menunjukkan
perbandingan antara pendapatan dan belanja dengan realisasinya
dalam suatu periode.
b. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan
institusi, yaitu aset, hutang, dan ekuitas keuangan dalam kurun
waktu tertentu.
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan aktivitas
institusi publik dalam mengelola penerimaan dan pengeluaran
keuangan.
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Menggambarkan informasi tentang penjelasan kebijakan fiskal,
ekonomi, makro, pencapaian target APBD yang dianggap perlu atas
laporan keuangan sehingga pengguna laporan dapat memahami
data yang disajikan.

35

Secara mainstream laporan keuangan bertujuan untuk menyajikan


informasi tentang kondisi keuangan realisasi anggaran, arus kas, dan
kinerja keuangan dalam periode tertentu yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya.
Jelasnya tujuan pelaporan keuangan Kabupaten Boyolali adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya
yang dimiliki.
Sesuai dengan aturan Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah,
RSUD Pandan Arang Boyolali menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) yang berlaku pada 2009.
Dengan ini pencatatan keuangan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
menerapkan dua mekanisme, yaitu pencatatan keuangan berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK).
Berikut landasan hukum penyusunan laporan keuangan BLUD
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali :
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

36

e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah.
f. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
h. Undang-Undang Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
i. Undang-Undang Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
2. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus disajikan dengan menunjukkan
perbandingan antara periode berjalan dengan periode sebelumnya.
Perubahan akuntansi apa pun harus tetap diungkapkan dalam laporan
keuangan. Penyusunan perlu memasukkan transaksi-transaksi atau
kejadian-kejadian yang penting. Informasi laporan keuangan dapat
diandalkan bila pengguna dapat menggunakannya untuk mengambil
keputusan atas suatu transaksi dan kejadian penting berdasarkan kondisi
keuangan yang sesungguhnya. Laporan keuangan tersebut mencakup
laporan perhitungan anggaran, neraca, laporan arus kas, dan nota
perhitungan anggaran. Penerbitannya dilakukan segera setelah periode
akuntansi berakhir. (Gede Edy Prasetya, SE.,MM.)
Adapun teknik analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Analisis perbandingan antara laporan keuangan lebih dari satu
periode untuk mengetahui perubahan kenaikan atau penurunan
masing-masing komponen.

37

b. Analisis persentase untuk membandingkan persentase kenaikan


atau penurunan masing-masing komponen dalam neraca.
c. Analisis trend merupakan analisis yang dinyatakan dengan
persentasi tertentu dan penghitungannya berdasarkan periode dasar
dan periode berjalan.
d. Analisis sumber dan penggunaan dana.
Penyusunan laporan keuangan RSUD Pandan Arang Kabupaten
Boyolali adalah hasil proses pencatatan akuntansi yang terdiri atas
komponen Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan catatan atas
laporan keuangan.
Sementara itu penyusunan laporan keuangan RSUD untuk Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) terdiri dari Neraca, Laporan Arus Kas,
dan Laporan Opersional.

39
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pada
tanggal pelaporan dan dibandingkan dengan tanggal pelaporan sebelumnya.
Rumah Sakit Umum Boyolali
Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2006 dan 2007
Pos-pos dalam Neraca
Aset Lancar
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di Badan Layanan Umum
Piutang
Persediaan
Total Aset Lancar
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, dan jaringan
Aset tetap dan lainnya
Total Aset Tetap
Aset Lainnya
Aset tidak berwujud

Tahun 2006

Tahun 2007

Naik / Turun
(RP)

3.416.600.030
0

4.803.586.297
0

1.386.986.267
0

179.510.516
812.331.152
4.408.441.698

1.553.864.469
921.194.942
7.278.645.708

3.698.617.000
7.850.500.087
3.345.372.050
476.257.000
1.085.477.299
16.456.223.43
6

3.755.223.000
8.743.360.261
4.292.800.257
516.016.388
1.085.477.299
18.392.877.20
5

49.734.043

49.734.043

Trend %
2007
140,6
0

1.374.353.953
108.863.790
2.870.204.010

40,60
0
765,6
1
13,40
65,11

56.606.000
892.860.174
947.428.207
39.759.388
0

1,53
11,37
28,32
8,35
0,00

101,5
111,4
128,3
108,3
100

1.936.653.769

11,77

111,8

865,6
113,4
165,1

41
Total Aset Lainnya
TOTAL AKTIVA
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang

0
20.864.665.13
4
0
0

49.734.043
25.721.256.95
6
0
0

4.856.591.822
0
0

23,28
0,00
0,00

123,3
0
0

Ekuitas Dana Lancar


Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

3.416.600.030

4.713.386.938

1.296.786.908

137,96

Cadangan untuk Piutang


Cadangan untuk Persediaan
Pendapatan yang Ditangguhkan
Total Ekuitas Dana Lancar

179.510.516
812.331.152
0
4.408.441.698

1.553.864.469
921.194.942
90.199.359
7.278.645.708

1.374.353.953
108.863.790
90.199.359
2.870.204.010

37,96
765,6
1
13,40
65,11

165,1

0
16.456.223.43
6

0
18.392.877.20
5

0
1.936.653.769

11,77

111,8

49.734.043

49.734.043

0
18.442.611.24
8
25.721.256.95
6

0
1.986.387.812

12,07

112,1

Total Ekuitas Dana

0
16.456.223.43
6
20.864.665.13
4

4.856.591.822

23,28

123,3

TOTAL PASSIVA

20.864.665.13

25.721.256.95

4.856.591.822

23,28

123,3

Ekuitas Dana Investasi


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk
Dana Cadangan)
Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Hutang
Jangka Panjang
Total Ekuitas Dana Investasi

49.734.043

865,6
113,4

43
4

Tabel 4.1 Neraca Perbandingan Tahun 2006-2007


(sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Neraca RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali tahun 2006-2007)

45
Penjelasan umum perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca tahun 2006
& 2007:
Sisi aset lancar:
1) Kas di bendahara

pengeluaran

terjadi

kenaikan

sebesar

Rp1.386.986.267 atau sekitar 40,60%, yaitu peningkatan dari tahun


2006 sebesar Rp3.416.600.030 menjadi Rp4.803.586.297 pada tahun
2007. Jumlah tersebut merupakan saldo kas di bendahara tanggal 31
Desember 2007 dan 2006 yang terdiri dari kas di bank dan uang tunai.
2) Terjadi kenaikan pada piutang sebesar Rp1.374.353.953 atau sekitar
765,61%

dari

tahun

2006

sebesar

Rp179.510.516

menjadi

Rp1.553.864.469 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya


penambahan piutang dari pasien rawat inap, piutang RI dan RJ
Askeskin, piutang RI dan RJ Askes Sosial, piutang Haemodialisa
Maskin dan Sosial, piutang obat maskin, Piutang Askes Swasta.
3) Persediaan terjadi peningkatan sebesar Rp108.863.790 atau sekitar
13,40% yaitu peningkatan dari tahun 2006 sebesar Rp812.331.152
menjadi Rp921.194.942 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan adanya
penambahan alat listrik, alat listrik kantor, dan persediaan obat-obatan.
Sementara itu persediaan bahan kimia, peralatan RT, dan persediaan
lain-lain mengalami penurunan.
4) Sisi aset lancar terjadi peningkatan sebesar Rp2.870.204.010 atau
sekitar 65,11% dari tahun 2006 sebesar Rp4.408.441.698 menjadi
Rp7.278.645.708 pada tahun 2007.
Sisi aktiva tetap:
1) Terjadi kenaikan pada tanah sebesar Rp 56.606.000 atau sekitar 1,53%
dari tahun 2006 sebesar Rp3.698.617.000 menjadi Rp3.755.223.000

47
pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya mutasi tambah dari
dana APBD TA 2007.
2) Terjadi kenaikan pada peralatan dan mesin sebesar Rp 892.860.174
atau sekitar 11,37% dari tahun 2006 sebesar Rp7.850.500.087 menjadi
Rp8.743.360.261 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya
mutasi tambah dari dana APDB dan Non APBD.
3) Terjadi kenaikan pada gedung dan bangunan sebesar Rp 947.428.207
atau sekitar 28,32% dari tahun 2006 sebesar Rp 3.345.372.050 menjadi
Rp 4.292.800.257 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya
mutasi tambah dari dana APDB dan Non APBD.
4) Terjadi kenaikan pada jalan, irigasi, dan

jaringan

sebesar

Rp39.759.388 atau sekitar 8,35% dari tahun 2006 sebesar Rp


476.257.000 menjadi Rp 516.016.388 pada tahun 2007. Hal ini
disebabkan karena adanya mutasi tambah dari dana APBD untuk
bangunan air.
5) Aset tetap dan lainnya tidak mengalami kenaikan maupun penurunan.
6) Total asset tetap terjadi peningkatan sebesar Rp 1.936.653.769 atau
sekitar 11,77%, yaitu

peningkatan

dari

tahun 2006 sebesar

Rp16.456.223.436 menjadi Rp18.392.877.205 pada tahun 2007. Hal


ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva tetap lebih besar dari
yang dikeluarkan. Aset tetap yang tercantum dalam Neraca Badan
RSU Pandan Arang Tahun 2007 belum termasuk Aset yang diperoleh
dari dana APBN dari DIPA Nomor 1291.0/024-04.1/-/2007 untuk
program Upaya Kesehatan Perorangan tanggal 31 Desember 2006.
7) Tidak ada pencatatan untuk aset tidak berwujud pada 2006, kemudian
tahun 2007 terjadi pencatatan akun sebesar Rp49.734.043.
8) Total aktiva terjadi peningkatan sebesar Rp4.856.591.822 atau sekitar
23,28%, yaitu peningkatan dari tahun 2006 sebesar Rp20.864.665.134

49
menjadi Rp25.721.256.956 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan oleh
adanya jumlah peningkatan aktiva secara keseluruhan.
Sisi Ekuitas:
Kekayaan bersih Badan RSU Pandan Arang Boyolali yang bersifat
lancar per 31 Desember 2007 dan 2006, terdiri dari:
1) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) mengalami peningkatan
sebesar Rp 1.296.786.908 atau sekitar 37,96% dari tahun 2006 sebesar
Rp3.416.600.030 menjadi Rp4.713.386.938 pada tahun 2007.
2) Cadangan Piutang mengalami peningkatan sebesar Rp1.374.353.953
atau sekitar 765,61% dari tahun 2006 sebesar Rp179.510.516 menjadi
Rp1.553.864.469 pada tahun 2007.
3) Cadangan Persediaan mengalami peningkatan sebesar Rp 108.863.790
atau sekitar 13,40% dari tahun 2006 sebesar Rp 812.331.152 menjadi
Rp 921.194.942 pada tahun 2007.
4) Tidak ada pencatatan untuk pendapatan yang ditangguhkan pada 2006,
kemudian tahun 2007 ada pencatatan pendapatan yang ditangguhkan
yang terdiri dari:
a) Pengembalian Gaji PTT th 2006
b) Jasa Giro Bendahara Penerima Bln. Des 2007
c) Jasa Giro Bendahara Pengeluaran Bln. Des 2007
d) LHP (Pengembalian jasa pihak ketiga th.2006)

71.438.000
11.974.587
4.016.112
2.770.660 (+)
Rp90.199.359

5) Total ekuitas dana lancar meningkat sebesar Rp2.870.204.010 atau


sekitar 65,11% dari tahun 2006 sebesar Rp4.408.441.698 menjadi
Rp7.278.645.708 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena semua
komponen ekuitas dana lancar meningkat.
Ekuitas Dana Investasi:
Jumlah tersebut merupakan kekayaan bersih Badan RSU Pandan Arang
Boyolali yang diinvestasikan per 31 Desember 2007 dan 2006, yang
terdiri dari:

51
1) Diinvestasikan dalam investasi Jangka Panjang tidak ada transaksi atau
pencatatan.
2) Terjadi kenaikan

pada

investasi

dalam

aset

tetap

sebesar

Rp1.936.653.769 atau sekitar 11,77% dari tahun 2006 sebesar


Rp16.456.223.436 menjadi Rp 18.392.877.205 pada tahun 2007.
3) Tidak ada pencatatan untuk aset tidak berwujud pada 2006, kemudian
tahun 2007 terjadi pencatatan akun sebesar Rp49.734.043
4) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang
tidak ada transaksi atau pencatatan.
5) Total ekuitas dana investasi mengalami

peningkatan

sebesar

Rp1.986.387.812 atau sekitar 12,07% dari tahun 2006 sebesar


Rp16.456.223.436 menjadi Rp18.442.611.248 pada 2007. Hal ini
disebabkan

karena

seluruh

komponen

ekuitas

dana

investasi

meningkat.
6) Total ekuitas dana mengalami peningkatan sebesar Rp4.856.591.822
atau sekitar 23,28% dari tahun 2006 sebesar Rp20.864.665.134
menjadi Rp25.721.256.956 pada 2007. Hal ini disebabkan karena
seluruh komponen ekuitas mengalami peningkatan.
7) Total Passiva meningkat sebesar Rp4.856.591.822 atau sekitar 23,28%
dari tahun 2006 sebesar Rp20.864.665.134 menjadi Rp25.721.256.956
pada 2007. Hal ini disebabkan karena RSU Pandan Arang Boyolali
tidak

memiliki

peningkatan.

utang,

sementara

jumlah

ekuitas

mengalami

53

Rumah Sakit Umum Boyolali


Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2007 dan 2008
Tahun Dasar
2006

Tahun 2007

Tahun 2008

3.416.600.030
0
179.510.516
812.331.152
4.408.441.698

4.803.586.297
0
1.553.864.469
921.194.942
7.278.645.708

10.000
0
1.810.474.146
1.287.804.339
3.098.288.485

(4.80

Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, dan jaringan
Aset tetap dan lainnya
Total Aset Tetap

3.698.617.000
7.850.500.087
3.345.372.050
476.257.000
1.085.477.299
16.456.223.436

3.755.223.000
8.743.360.261
4.292.800.257
516.016.388
1.085.477.299
18.392.877.205

5.587.400.000
6.397.094.478
10.082.229.499
126.916.500
0
22.193.640.477

1.83
(2.34
5.78
(38
(1.08
3.80

Aset Lainnya
Aset tidak berwujud
Total Aset Lainnya
TOTAL AKTIVA
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang

0
0
20.864.665.134
0
0

49.734.043
49.734.043
25.721.256.956
0
0

49.734.043
49.734.043
25.341.663.005
0
0

(37

3.416.600.030
179.510.516
812.331.152
0
4.408.441.698

4.713.386.938
1.553.864.469
921.194.942
90.199.359
7.278.645.708

10.000
1.810.474.146
1.287.804.339
0
3.098.288.485

(4.71
25
36
(9
(4.18

Pos-pos dalam Neraca

Aset Lancar
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di Badan Layanan Umum
Piutang
Persediaan
Total Aset Lancar

Ekuitas Dana Lancar


Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Cadangan untuk Piutang
Cadangan untuk Persediaan
Pendapatan yang Ditangguhkan
Total Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
Panjang

Nai

25
36
(4.18

55
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak
termasuk Dana Cadangan)
Dana yang harus disediakan untuk
Pembayaran Hutang Jangka Panjang
Total Ekuitas Dana Investasi

16.456.223.436

18.392.877.205

22.193.640.477

49.734.043

49.734.043

0
16.456.223.436

0
18.442.611.248

0
22.243.374.520

3.80

Total Ekuitas Dana

20.864.665.134

25.721.256.956

25.341.663.005

(37

TOTAL PASSIVA

20.864.665.134

25.721.256.956

25.341.663.005

(37

Tabel 4.2 Neraca Perbandingan Tahun 2007-2008

(sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Neraca RSUD Pandan Arang


Kabupaten Boyolali tahun 2007-2008)

3.80

57

Penjelasan umum perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca tahun

2007 & 2008:


Sisi Aset Lancar:
1. Kas di bendahara pengeluaran tahun 2007 sebesar Rp4.803.576.297
dan tahun 2008 sebesar Rp10.000. Jumlah tersebut merupakan saldo
kas di bendahara RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali per 31
Desember 2008 yang berada pada bendahara pengeluaran yang
terdiri dari SILPA 2008 yang belum disetor ke Kas Daerah sebesar
Rp10.000.
2. Terjadi kenaikan pada piutang sebesar Rp 256.609.677 atau sekitar
16,5% dari tahun 2007 sebesar Rp 1.553.864.469 menjadi Rp
1.810.474.146 pada tahun 2008. Hal ini disebabkan karena adanya
penambahan jumlah piutang retribusi per 31 Desember 2008 dan
2007 yang terdiri dari:
2007

2008

Piutang Askes

Rp1.326.445.752

Rp1.538.263.457

Piutang Pasien Rawat Inap

Rp 272.210.689

Rp 272.210.689

Jumlah

Rp1.553.864.469

Rp1.810.474.146

Piutang Askes merupakan piutang atas belum diterimanya klaim


Askes RSU Pandan Arang yang terdiri dari Jamkesmas, Askes PNS
dan Askes Swasta sampai dengan bulan Desember 2008. Piutang
pasien rawat inap merupakan piutang pasien rawat inap pada RSU
Pandan Arang.
3. Persediaan terjadi peningkatan sebesar Rp366.609.397 atau sekitar
39,8%, yaitu peningkatan dari tahun 2007 sebesar Rp 921.194.942
menjadi Rp 1.287.804.339 pada tahun 2008. Jumlah tersebut

59

merupakan saldo persediaan per 31 Desember 2008 dan 2007 yang


terdiri dari:
2007

2008

Alat tulis kantor

Rp

10.340.568

Rp 36.970.56

Alat listrik

Rp

51.543

Bahan/ material: Bahan obat-

Rp1.180.639.123

Rp 778.189.76

Bahan Laboratorium

Rp

41.355.386

Rp

14.568.69

Bahan makanan pokok

Rp

9.357.983

Rp

14.568.69

Bahan/ Peralatan RT

Rp

33.456.02

Persediaan lain-lain:

Rp

84.035.63

Rp

604.26

obatan

Barang cetak

Rp 11.214.750

Bahan dan alat pembersih

Rp

6.138.691

Bahan radiologi

Rp

2.076.300

Jumlah

Rp1.287.804.339

Rp 921.194.94

4. Sisi aset lancar terjadi pengurangan sebesar Rp4.180.357.223 atau


sekitar 57,4% dari tahun 2007 sebesar Rp7.278.645.708 menjadi
Rp3.098.288.485 pada tahun 2008.

Sisi aktiva tetap:


1. Terjadi kenaikan pada tanah sebesar Rp1.832.177.000 atau sekitar
48,8% dari tahun

2007 sebesar Rp3.755.223.000 menjadi

Rp5.587.400.000 pada tahun 2008. Hal ini disebabkan karena


adanya penambahan aset hasil perhitungan APBD 2008.
2. Terjadi pengurangan pada peralatan dan mesin

sebesar

Rp2.346.265.783 atau sekitar 26,8% dari tahun 2007 sebesar

61

Rp8.743.360.261 menjadi Rp6.397.094.478 pada tahun 2007. Hal ini


disebabkan karena adanya pengurangan aset 2008.
3. Terjadi kenaikan pada gedung dan bangunan

sebesar

Rp5.789.429.242 atau sekitar 134,9% dari tahun 2007 sebesar


Rp4.292.800.257 menjadi Rp10.082.229.499 pada tahun 2008. Hal
ini disebabkan karena adanya penambahan aset tetap tahun 2008.
4. Terjadi pengurangan pada jalan, irigasi, dan jaringan sebesar
Rp389.099.888 atau sekitar 75,4% dari tahun 2007 sebesar
Rp516.016.388 menjadi Rp126.916.500 pada tahun 2008. Hal ini
disebabkan karena adanya mutasi pengurangan aset dari dana APBD
TA 2008.
5. Aset tetap lainnya tercatat sebesar Rp1.085.477.299 pada 2007, dan
pada 2008 tidak ada pencatatan.
6. Total asset tetap terjadi kenaikan sebesar Rp3.800.763.272 atau
sekitar

20,7%,

yaitu

penurunan

dari

tahun

2007

sebesar

Rp18.392.877.205 menjadi Rp22.193.640.477 pada tahun 2008. Hal


ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva tetap lebih besar.
Terutama aset tanah, gedung, dan bangunan.
7. Tidak ada perubahan untuk aset tidak berwujud pada 2007 dan tahun
2008.
8. Total aktiva terjadi penurunan sebesar Rp379.593.951 atau sekitar
1,5%, yaitu peningkatan dari tahun 2007 sebesar Rp25.721.256.956
menjadi Rp25.341.663.005 pada tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh
adanya jumlah pengurangan aset lancar yang lebih besar dibanding
dengan total aset tetap.
Sisi Ekuitas:
1. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun 2007 sebesar
Rp4.713.386.938 dan tahun 2008 sebesar Rp10.000. Jumlah tersebut
merupakan kekayaan bersih RSUD Pandan Arang Boyolali yang
bersifat lancar per 31 Desember 2008 dan 2007.

63

2. Cadangan Piutang mengalami penurunan sebesar Rp 256.609.677


atau sekitar 16,5% dari tahun 2007 sebesar Rp 1.553.864.469
menjadi Rp 1.810.474.146 pada tahun 2008.
3. Cadangan
Persediaan
mengalami
peningkatan

sebesar

Rp366.609.397 atau sekitar 39,8% yaitu peningkatan dari tahun 2007


sebesar Rp 921.194.942 menjadi Rp 1.287.804.339 pada tahun 2008.
Jumlah tersebut merupakan saldo persediaan per 31 Desember 2008
dan 2007.
4. Pada 2007 ada pencatatan terhadap pendapatan yang ditangguhkan
sebesar Rp90.199.359 sementara pada 2008 tidak ada pencatatan
pada pendapatan yang ditangguhkan.
5. Total ekuitas dana lancar menurun sebesar Rp4.180.357.223 atau
sekitar 57,4% dari tahun 2007 sebesar Rp7.278.645.708 menjadi
Rp3.098.288.485 pada tahun 2008. Hal ini disebabkan karena semua
komponen ekuitas dana lancar meningkat.
Ekuitas Dana Investasi:
1. Total

ekuitas

dana

investasi

mengalami

kenaikan

sebesar

Rp3.800.763.272 atau sekitar 20,6% dari tahun 2007 sebesar


Rp18.442.611.248 menjadi Rp22.243.374.520 pada 2008. Jumlah
tersebut merupakan kekayaan bersih Badan RSU Pandan Arang
Boyolali yang diinvestasikan per 31 Desember 2007 dan 2008, yang
terdiri dari:

Diinvestasikan dalam
investasi Jangka panjang
Rp 0,00
Rp 0,00

2007
Rp 0,00

2008
Rp 0,00

Diinvestasikan dalam aset Rp18.293.877.205

Rp22.193.640.477

tetap
Diinvestasikan dalam aset Rp

Rp

lainnya

49.734.043

49.734.043

65

Dana yang harus disediakan Rp 0,00


untuk
Pembayaran hutang jangka
panjang
Jumlah

Rp

0,00

Rp18.442.611.248

Rp22.243.374.520

2. Total ekuitas dana mengalami penurunan sebesar Rp379.593.951


atau sekitar 1,5% dari tahun 2007 sebesar Rp25.721.256.956
menjadi Rp25.341.663.005 pada 2008.
3. Total Passiva mengalami penurunan sebesar Rp379.593.951 atau
sekitar 1,5% dari tahun 2007 sebesar Rp25.721.256.956 menjadi
Rp25.341.663.005 pada 2008.

Rumah Sakit Umum Boyolali


Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2008 dan 2009
Pos-pos dalam Neraca
Aset Lancar
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di Badan Layanan Umum
Piutang
Persediaan
Total Aset Lancar
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, dan jaringan
Aset tetap dan lainnya
Total Aset Tetap
Aset Lainnya
Aset tidak berwujud
Total Aset Lainnya

Tahun Dasar 2006

Tahun 2008

Tahun 2009

3.416.600.030

10.000

5.070.274.156

179.510.516

1.810.474.146

1.160.482.169

812.331.152

1.287.804.339

1.815.064.617

4.408.441.698

3.098.288.485

8.045.820.942

3.698.617.000

5.587.400.000

3.755.223.000

7.850.500.087

6.397.094.478

8.157.257.468

3.345.372.050

10.082.229.499

7.603.951.446

476.257.000

126.916.500

1.025.684.888

1.085.477.299

842.120

16.456.223.436

22.193.640.477

20.542.958.922

49.734.043

49.734.043

49.734.043

49.734.043

67

TOTAL AKTIVA
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Cadangan untuk Piutang
Cadangan untuk Persediaan
Pendapatan yang Ditangguhkan
Total Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana
Cadangan)
Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka
Panjang
Total Ekuitas Dana Investasi
Total Ekuitas Dana
TOTAL PASSIVA

20.864.665.134

25.341.663.005

28.638.513.907

3.416.600.030

10.000

5.070.274.156

179.510.516

1.810.474.146

1.160.482.169

812.331.152

1.287.804.339

1.815.064.617

4.408.441.698

3.098.288.485

8.045.820.942

16.456.223.436

22.193.640.477

20.542.958.922

49.734.043

49.734.043

16.456.223.436

22.243.374.520

20.592.692.965

20.864.665.134

25.341.663.005

28.638.513.907

20.864.665.134

25.341.663.005

28.638.513.907

Tabel 4.3 Neraca Perbandingan Tahun 2008-2009

(sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Neraca RSUD Pandan Arang Kabupaten
Boyolali tahun 2008-2009

69

Penjelasan umum perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca tahun 2008 &
2009:
Sisi aset lancar:
1

Kas di bendahara pengeluaran tahun 2008 sebesar Rp10.000 dan tahun


2009 sebesar Rp5.070.274.156. Jumlah tersebut merupakan saldo kas per
31 Desember 2009 dan 2008 yang merupakan saldo kas di Bendahara
RSU Pandang Arang Kabupaten Boyolali per 31 Desember 2009 yang

terdiri dari SILPA 2009 yang belum disetor ke Kas Daerah.


2 Terjadi penurunan pada piutang sebesar Rp649.991.977 atau sekitar
35,9% dari tahun 2008 sebesar Rp 1.810.474.146 menjadi Rp
1.160.482.169 pada tahun 2009. Hal ini disebabkan karena adanya
pengurangan jumlah piutang askes dan piutang pasien rawat inap.
Piutang askes merupakan piutang pelayanan kesehatan dari penjamin
pihak askes sosial, askes swasta, jamkesmas, JPK, dan JKK yang telah
diklaim kepada penjamin namun belum dibayar oleh pihak penjamin.
Piutang pasien rawat inap merupakan piutang pelayanan kesehatan dari
pasien umum yang telah dinyatakan sembuh dan sudah pulang dari
Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali namun belum melunasi
biaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksankan oleh Rumah Sakit
3

Umum Pandan Arang Boyolali.


Persediaan terjadi peningkatan sebesar Rp527.260.278 atau sekitar
40,9%, yaitu peningkatan dari tahun 2008 sebesar Rp 1.287.804.339
menjadi Rp1.815.064.617 pada tahun 2009. Hal ini disebabkan adanya
penambahan bahan obat-obatan, bahan laboratorium, dan bahan

makanan pokok secara signifikan.


Sisi aset lancar terjadi peningkatan sebesar Rp 4.947.532.457 atau
sekitar 159,7% dari tahun 2008 sebesar Rp 3.098.288.485 menjadi
Rp8.045.820.942 pada tahun 2009.

Sisi aktiva tetap:

71
1

Terjadi penurunan pada tanah sebesar Rp1.832.177.000 atau sekitar


32,8% dari tahun 2008 sebesar Rp5.587.400.000 menjadi Rp
3.755.223.000 pada tahun 2009. Hal ini disebabkan karena adanya
mutasi pengurangan aset hasil perhitungan BMD 2009.
Terjadi kenaikan pada peralatan dan mesin sebesar Rp1.760.162.990

atau sekitar 27,5% dari tahun 2008 sebesar Rp6.397.094.478 menjadi


Rp8.157.257.468 pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena adanya
mutasi penambahan aset tetap dari dana APBD TA 2009.
Terjadi penurunan pada gedung dan bangunan

sebesar

Rp2.478.278.053 atau sekitar 24,6% dari tahun 2008 sebesar


Rp10.082.229.499 menjadi Rp7.603.951.446 pada tahun 2009. Hal ini
disebabkan karena adanya pengurangan aset tetap tahun 2009 (harga di
bawah Rp500.000)
Terjadi kenaikan

pada

jalan,

irigasi,

dan

jaringan

sebesar

Rp898.768.388 atau sekitar 708,2% dari tahun 2008 sebesar


Rp126.916.500 menjadi Rp1.025.684.888 pada tahun 2009. Hal ini
5

disebabkan karena adanya mutasi tambah dari dana APBD TA 2009.


Aset tetap lainnya yang semula pada tahun anggaran 2008 tidak terjadi

transaksi pencatatan, pada 2009 tercatat Rp842.120


Total asset tetap terjadi penurunan sebesar Rp1.650.681.555 atau
sekitar

7,4%,

yaitu

penurunan

dari

tahun

2008

sebesar

Rp22.193.640.477 menjadi Rp20.542.958.922 pada tahun 2009. Hal


ini disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap lebih besar.
7

Terutama aset tanah, gedung, dan bangunan.


Tidak ada perubahan untuk aset tidak berwujud pada 2008 dan tahun

2009.
Total aktiva terjadi peningkatan sebesar Rp3.296.850.902 atau sekitar
13,01%, yaitu peningkatan dari tahun 2008 sebesar Rp25.341.663.005
menjadi Rp28.638.513.907 pada tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh
adanya jumlah peningkatan aktiva secara keseluruhan.

Sisi Ekuitas:
Kekayaan bersih Badan RSU Pandan Arang Boyolali yang bersifat lancar per
31 Desember 2007 dan 2006, terdiri dari:

73
1

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun 2008 sebesar


Rp10.000 dan tahun 2009 sebesar Rp5.070.274.156. Jumlah tersebut
merupakan kekayaan bersih RSUD Pandan Arang Boyolali yang

bersifat lancar per 31 Desember 2009 dan 2008 yang terdiri dari:
- Total Pendapatan (RSUD PA)
Rp28.945.579.532
- Setor ke Kas Daerah
Rp 3.169.652.798
- Pendapatan Pelayanan Kesehatan
Rp25.775.926.734
Belanja melalui Kas RSUD PA
Rp20.705.652.578
Rp 5.070.274.156
2 Cadangan Piutang mengalami penurunan sebesar Rp649.991.977 atau
sekitar 35,9% dari tahun 2008 sebesar Rp 1.810.474.146 menjadi
Rp1.160.482.169 pada tahun 2009.
Jumlah tersebut merupakan saldo piutang retribusi per 31 Desember

2009 dan 2008 yang terdiri dari:


2008
Piutang Askes
Rp1.538.263.457
Piutang Pasien Rawat Inap Rp 272.418.717
Rp1.810.474.146

2009
Rp882.393.446
Rp278.418.717
Rp1.160.482.169

Piutang askes merupakan piutang pelayanan kesehatan dari penjamin


pihak Askes Sosial, Askes Swasta, Jamkesmas, JPK, dan JKK yang
telah diklaimkan kepada penjamin namun belum dibayar oleh pihak
penjamin. Untuk piutang Jamkesmas jumlah piutang yang diakui
adalah klaim sampai bulan Oktober karena hasil verifikasi oleh
verifikator independen (tenaga kontrak Departemen Kesehatan Pusat)
baru sampai bulan Oktober 2009.
Piutang pasien Rawat Inap merupakan piutang pelayanan kesehatan
dari pasien umum yang telah dinyatakan sembuh dan sudah pulang di
Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali namun belum melunasi
biaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan Rumah Sakit
Umum Pandan Arang.
3

Cadangan Persediaan mengalami peningkatan sebesar Rp527.260.278


atau sekitar 40,9% dari tahun 2008 sebesar Rp1.287.804.339 menjadi
Rp1.815.064.617 pada tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh saldo

persediaan yang meningkat.


Total ekuitas dana lancar meningkat sebesar Rp4.947.532.457 atau
sekitar 159,7% dari tahun 2008 sebesar Rp3.098.288.485 menjadi

75
Rp8.045.820.942 pada tahun 2009. Hal ini disebabkan karena semua
komponen ekuitas dana lancar meningkat.
Ekuitas Dana Investasi:
1

Total ekuitas dana investasi mengalami pengurangan sebesar


Rp1.650.681.555 atau sekitar 7,4% dari tahun 2008 sebesar
Rp22.243.374.520 menjadi Rp20.592.692.965

pada 2009. Jumlah

tersebut merupakan kekayaan bersih Badan RSU Pandan Arang


Boyolali yang diinvestasikan per 31 Desember 2008 dan 2009, yang
terdiri dari:
2008
2009
Diinvestasikan dalam investasi
Rp 0,00
Rp
0,00
Jangka panjang
- Diinvestasikan dalam aset tetap Rp22.193.640.477 Rp20.542.958.922
- Diinvestasikan dalam aset lainnya Rp
49.734.043 Rp
49.734.043
- Dana yang harus disediakan
Rp 0,00
Rp
0,00
Untuk pembayaran hutang jangka panjang
Jumlah
Rp22.243.374.520 Rp20.592.692.965
2 Total ekuitas dana mengalami peningkatan sebesar Rp3.296.850.902
-

atau sekitar 13,01% dari tahun 2008 sebesar Rp25.341.663.005 menjadi


Rp28.638.513.907 pada 2009. Hal ini disebabkan karena seluruh
3

komponen ekuitas mengalami peningkatan.


Total Passiva meningkat sebesar Rp3.296.850.902 atau sekitar 13,01%
dari tahun 2008 sebesar Rp25.341.663.005 menjadi Rp28.638.513.907
pada 2009. Hal ini disebabkan karena RSU Pandan Arang Boyolali
tidak

memiliki

utang,

sementara

jumlah

ekuitas

mengalami

peningkatan.
Rumah Sakit Umum Boyolali
Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2009 dan 2010
Pos-pos dalam Neraca

Tahun
Dasar
2006

Tahun
2009

Tahun
2010

3.416.600.
030

5.070.274
.156

179.510.5

1.160.482

Naik /
Turun
(RP)

Tre
nd
%
2010

(10
0)

Aset Lancar
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di Badan Layanan Umum
Piutang

4.650.407
.648
1.712.116

(5.070.274
.156)
4.650.407.
648
551.634.0

0
47,

953,8

77

Persediaan
Total Aset Lancar

16
812.331.1
52
4.408.441.
698

.169
1.815.064
.617
8.045.820
.942

.192
1.778.031
.982
8.140.555
.822

23
(37.032.63
5)
94.734.88
0

5
(2,
04)
1,2

184,7

3.698.617.
000
7.850.500.
087
3.345.372.
050
476.257.0
00
1.085.477.
299
16.456.22
3.436

3.755.223
.000
8.157.257
.468
7.603.951
.446
1.025.684
.888

3.755.223
.000
20.316.15
4.954
8.920.379
.799
1.613.517
.888

101,5

12.158.89
7.486
1.316.428.
353
587.833.0
00
14.064.24
2.339

149
,1
17,
3
57,
3
128
,7
68,
5

842.120

1.925.620

1.083.500

20.542.95
8.922

34.607.20
1.261

20.864.66
5.134

49.734.04
3
49.734.04
3
28.638.51
3.907

122.824.0
43
122.824.0
43
42.870.58
1.126

73.090.00
0
73.090.00
0
14.232.06
7.219

146
,96
146
,96
49,
7

3.416.600.
030
179.510.5
16
812.331.1
52
0
4.408.441.
698

5.070.274
.156
1.160.482
.169
1.815.064
.617
0
8.045.820
.942

4.650.407
.648
1.712.116
.192
1.778.031
.982
0
8.140.555
.822

(419.866.5
08)
551.634.0
23
(37.032.63
5)
0
94.734.88
0

16.456.22
3.436

20.542.95
8.922

34.607.19
2.261

49.734.04
3

122.824.0
43

218,9

Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, dan jaringan
Aset tetap dan lainnya
Total Aset Tetap

258,8
266,6
338,8
0,177
210,3

Aset Lainnya
Aset tidak berwujud

Total Aset Lainnya

TOTAL AKTIVA
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)
Cadangan untuk Piutang
Cadangan untuk Persediaan
Pendapatan yang Ditangguhkan
Total Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi
Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya (Tidak termasuk Dana
Cadangan)
Dana yang harus disediakan untuk
Pembayaran Hutang Jangka
Panjang

(8,
3)
47,
5
(2,
04)
0

205,5

136,1
953,8
218,9

1,2

184,7

14.064.23
3.339

68,
5

210,3

73.090.00
0

146
,96

79

Total Ekuitas Dana Investasi


Total Ekuitas Dana
TOTAL PASSIVA

16.456.22
3.436
20.864.66
5.134
20.864.66
5.134

20.592.69
2.965
28.638.51
3.907
28.638.51
3.907

34.730.01
6.304
42.870.57
2.126
42.870.57
2.126

14.137.32
3.339
14.232.05
8.219
14.232.05
8.219

68,
7
49,
7
49,
7

211,0
45
205,5
205,5

Tabel 4.4 Neraca Perbandingan Tahun 2009-2010

(sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Neraca RSUD Pandan Arang Kabupaten
Boyolali tahun 2009-2010)

81
Penjelasan umum perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca tahun 2009 &
2010:
Sisi aset lancar:
1 Saldo kas per 31 Desember 2010 dan 2009 yang terdiri dari:
2009
-

2010

Kas di bendahara pengeluaran


Kas di bendahara penerimaan
Kas di Badan Layanan Umum

Rp5.070.274.156
Rp
0,00
Rp
0,00

Rp
0,00
Rp
0,00
Rp4.650.407.648

Jumlah

Rp5.070.274.156

Rp4.650.407.648

Kas di Badan Layanan Umum

Rp5.070.274.156

Rp4.650.407.648

Jumlah tersebut merupakan saldo kas di Badan Layanan Umum RSUD


Pandan Arang Boyolali per 31 Desember 2010 yang berada pada
rekening Badan Layanan Umum.
2

Terjadi kenaikan pada piutang sebesar Rp551.634.023 atau sekitar 47,5%


dari tahun 2009 sebesar Rp1.160.482.169 menjadi Rp1.712.116.192 pada
tahun 2010. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan jumlah

piutang retribusi per 31 Desember 2010 dan 2009 yang terdiri dari:
2009
2010
Piutang Askes
Rp 882.393.446
Rp1.399.639.316
Piutang Pasien Rawat Inap Rp 278.088.723
Rp 312.476.876
Jumlah
Rp1.160.482.169
Rp1.712.116.192
Piutang Askes merupakan piutang atas belum diterimanya klaim Askes
RSU Pandan Arang yang terdiri dari Askes Sosial, Jamkesmas, dan
Askes Swasta, Jamsostek, Jamkesda, Bantuan Kesehatan Karyawan.
Untuk Klaim Jamkesmas yang diakui sebagai piutang adalah klaim
Jamkesmas bulan Juli 2010, untuk klaim bulan Agustus sampai dengan
Desember 2010 belum bisa diakui piutang karena proses verifikasi oleh
Verifikator Independen dari Kementrian Kesehatan RI belum selesai
dilaksanakan.
Piutang pasien rawat inap merupakan piutang pasien rawat inap pada
RSU Pandan Arang.
3

Persediaan terjadi penurunan sebesar Rp37.032.635 atau sekitar 2,04%


yaitu penurunan dari tahun 2009 sebesar Rp1.815.064.617 menjadi

83
Rp1.778.031.982 pada tahun 2010. Jumlah tersebut merupakan saldo
persediaan per 31 Desember 2010 dan 2009 yang terdiri dari:
2009

2010

- Alat tulis kantor


Rp
4.197.932
Rp 15.763.716
- Alat listrik
Rp
0,00
Rp
0,00
- Bahan/ material:
Bahan obat-obatan
Rp1.697.069.629
Rp1.664.272.764
Bahan Laboratorium
Rp 43.706.074
Rp 97.945.743
- Bahan makanan pokok
Rp 17.802.192
Rp 24.087.049
- Barang cetak
Rp
4.959.905
Rp
11.981.365
- Bahan dan alat pembersih
Rp
114.250
Rp
1.013.980
- Bahan radiologi
Rp 10.182.000
Rp
0,00
Jumlah
Rp1.778.031.982
Rp1.815.064.617
4 Total aset lancar terjadi kenaikan sebesar Rp94.734.880 atau sekitar 1,2%
dari tahun 2009 sebesar Rp8.045.820.942 menjadi Rp8.140.555.822 pada
tahun 2010.
Sisi aktiva tetap:
1 Aset tanah tercatat tahun 2009 dan 2010 tetap senilai Rp3.755.223.000.
2 Terjadi kenaikan pada peralatan dan mesin sebesar Rp12.158.897.486
atau sekitar 149,1% dari tahun 2009 sebesar Rp8.157.257.468 menjadi
3

Rp20.316.154.954 pada tahun 2010.


Terjadi kenaikan pada gedung dan bangunan sebesar Rp1.316.428.353
atau sekitar 17,3% dari tahun 2009 sebesar Rp7.603.951.446 menjadi

Rp8.920.379.799 pada tahun 2010.


Terjadi kenaikan pada jalan, irigasi, dan jaringan sebesar Rp587.833.000
atau sekitar 57,3% dari tahun 2009 sebesar Rp1.025.684.888 menjadi

Rp1.613.517.888 pada tahun 2010.


Aset tetap lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp1.083.500 atau sekitar
128,7% dari tahun 2009 sebesar Rp842.120 menjadi Rp1.925.620 pada

tahun 2010.
Total asset tetap terjadi kenaikan sebesar Rp14.064.242.339 atau sekitar
68,5%, yaitu kenaikan dari tahun 2009 sebesar Rp20.542.958.922
menjadi Rp34.607.201.261 pada tahun 2010.
Penambahan aset tetap selama tahun 2010 sebesar Rp14.064.233.339

terinci sebagai berikut:


- Penambahan aset 2010
- Penambahan aset non APBN
- Kapitalisasi aset
- Hasil review inspektorat

Rp5.787.403.797
Rp8.062.166.000
Rp(200.122.458)
Rp 414.786.000

85
Jumlah
Rp14.064.233.339
7 Aset tidak berwujud terjadi kenaikan sebesar Rp73.090.000 atau sekitar
146,9%, yaitu kenaikan dari tahun 2009 sebesar Rp49.734.043menjadi
8

Rp122.824.043 pada 2010.


Total aktiva terjadi kenaikan sebesar Rp14.232.067.219 atau sekitar
49,7%, yaitu peningkatan dari tahun 2009 sebesar Rp28.638.513.907
menjadi Rp42.870.581.126 pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh
kenaikan aset lancar dan aset tetap.
Sisi Ekuitas:

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun 2009 terjadi penurunan


sebesar Rp419.866.508 atau sekitar 8,3%, yaitu peningkatan dari tahun
2009 sebesar Rp5.070.274.156 menjadi Rp 4.650.407.648 pada tahun
2010. Jumlah tersebut merupakan kekayaan bersih RSUD Pandan Arang

Boyolali yang bersifat lancar per 31 Desember 2010 dan 2009


Cadangan Piutang mengalami penurunan sebesar Rp551.634.023 atau
sekitar 47,5% dari tahun 2009 sebesar Rp1.160.482.169 menjadi

Rp1.712.116.192 pada tahun 2010.


3 Cadangan Persediaan mengalami penurunan sebesar Rp37.032.635 atau
sekitar 2,04%, yaitu penurunan dari tahun 2009 sebesar Rp1.815.064.617
menjadi Rp1.778.031.982 pada tahun 2010. Jumlah tersebut merupakan
4

saldo persediaan per 31 Desember 2010 dan 2009.


Total ekuitas dana lancar terjadi kenaikan sebesar Rp94.734.880 atau
sekitar 1,2% dari tahun 2009 sebesar Rp8.045.820.942 menjadi
Rp8.140.555.822 pada tahun 2010. Hal ini disebabkan karena semua
komponen ekuitas dana lancar meningkat.
Ekuitas Dana Investasi:

Total

ekuitas

dana

investasi

mengalami

kenaikan

sebesar

Rp14.137.323.339 atau sekitar 68,7% dari tahun 2009 sebesar


Rp20.592.692.965 menjadi Rp34.730.016.304 pada 2010. Jumlah tersebut
merupakan kekayaan bersih Badan RSU Pandan Arang Boyolali yang

diinvestasikan per 31 Desember 2009 dan 2010, yang terdiri dari:


2009
2010
Diinvestasikan dalam investasi
Rp
0,00
Rp
0,00
Jangka panjang
Diinvestasikan dalam aset tetap
Rp20.542.958.992
Rp34.607.192.261
Diinvestasikan dalam aset lainnya Rp 122.824.043
Rp
49.734.043

87
-

Dana yang harus disediakan untuk Rp


0,00
Rp
0,00
Pembayaran hutang jangka panjang
Jumlah
Rp34.730.016.304
Rp20.592.692.965
2 Total ekuitas dana mengalami kenaikan sebesar Rp14.232.058.219 atau
sekitar 49,7% dari tahun 2009 sebesar Rp28.638.513.907 menjadi
3

Rp42.870.572.126 pada 2010.


Total Passiva mengalami kenaikan sebesar Rp14.232.058.219 atau sekitar
49,7%

dari

tahun

2009

sebesar

Rp28.638.513.907

menjadi

Rp42.870.572.126 pada 2010.

Rumah Sakit Umum Boyolali


Neraca Perbandingan
Per 31 Desember 2010 dan 2011
Tahun
2010

Tahun
2011

Naik /
Turun
(RP)

4.650.407
.648
0

7.613.523
.281
0

2.963.115.6
33
0

0
179.510.51
6
0

0
1.712.116
.192
0

0
354.081.5
50
0

0
(1.358.034.
642)
0

Piutang Dana Alokasi Umum

Piutang Dana Alokasi Khusus

0
2.831.655
.146

0
2.831.655.1
46

Pos-pos dalam Neraca

Tahun
Dasar
2006

Trend
%
2011

Aset
Aset Lancar
Kas di Bendahara penerimaan
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di Badan Layanan Umum
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Dana Bagi Hasil

Piutang PAD Lainnya

0
3.416.600.
030
0

0
63,
7

(79
,3)

197,248
361

89
0
812.331.15
2
4.408.441.
698

0
1.778.031
.982
8.140.555
.822

0
1.204.637
.418
12.003.89
7.395

0
(573.394.5
64)
3.863.341.5
73

Pinjaman Kepada Perusahaan Negara

Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah


Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah
Lainnya

Investasi dalam Surat Utang Negara

Investasi Non Permanen Lainnya

Jumlah Investasi Non Permanen

Investasi Permanen Lainnya

Jumlah Investasi Permanen


JUMLAH INVESTASI JANGKA
PANJANG

3.698.617.
000
7.850.500.
087
3.345.372.
050
476.257.00
0
1.085.477.
299
0

3.755.223
.000
20.316.14
5.954
8.920.379
.799
1.613.517
.888

4.533.759
.000
15.856.40
4.661
9.016.255
.799
1.613.517
.888

1.925.620

Piutang Lain-lain
Persediaan
Total Aset Lancar

(32
,2)
47,
5

148,293
884
272,293
436

778.536.00
0
(4.459.741.
293)

20,
7
(22
,0)

95.876.000

1,1

0,0

4.012.720

2.087.100

10
8,4

122,579
845
201,979
549
269,514
292
338,791
427
0,36967
332

0
16.456.223
.436

0
34.607.19
2.261

0
31.023.95
0.068

0
(3.583.242.
193)

(10
,4)

188,524
118

122.824.0
43

0,0

122.824.0
43
60.161.00
0
182.985.0
43
43.210.83
2.506

Investasi Jangka Panjang


Investasi Non Permanen

Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah
Penyertaan Modal dalam Proyek
Pembangunan
Penyertaan Modal Perusahaan
Patungan

Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, dan jaringan
Aset tetap dan lainnya
Konstruksi dalam pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Total Aset Tetap
Aset Lainnya
Aset tidak berwujud
Aset lain-lain
Total Aset Lainnya
TOTAL AKTIVA

0
20.864.665
.134

122.824.0
43
42.870.57
2.126

60.161.000
60.161.000

49,
0

340.260.38
0

0,8

207,100
532

91

Utang Jangka Pendek

Utang Jangka Panjang

3.416.600.
030
179.510.51
6
812.331.15
2
0
4.408.441.
698

4.650.407
.648
1.712.116
.192
1.778.031
.982
0
8.140.555
.822

7.613.523
.281
3.185.736
.696
1.204.637
.418
0
12.003.89
7.395

2.963.115.6
33
1.473.620.5
04
(573.394.5
64)
0
3.863.341.5
73

16.456.223
.436

34.607.19
2.261
122.824.0
43

31.023.95
0.068
182.985.0
43

(3.583.242.
193)

Total Ekuitas Dana Investasi

16.456.223
.436

34.730.01
6.304

31.206.93
5.111

Total Ekuitas Dana

20.864.665
.134

42.870.57
2.126

TOTAL PASSIVA

20.864.665
.134

42.870.57
2.126

Ekuitas Dana Lancar


Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)
Cadangan untuk Piutang
Cadangan untuk Persediaan
Pendapatan yang Ditangguhkan
Total Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Investasi
Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
(Tidak termasuk Dana Cadangan)
Dana yang harus disediakan untuk
Pembayaran Hutang Jangka Panjang

63,
7
86,
1
(32
,2)

222,839
174
1774,67
971
148,293
884

47,
5

272,293
436

(10
,4)
49,
0

188,524
118

(3.523.081.
193)

(10
,1)

189,636
068

43.210.83
2.506

340.260.38
0

0,8

207,100
532

43.210.83
2.506

340.260.38
0

0,8

207,100
532

60.161.000

Tabel 4.5 Neraca Perbandingan Tahun 2010-2011

(sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Neraca RSUD Pandan Arang Kabupaten
Boyolali tahun 2010-2011)

93

Grafik komposisi neraca per 31 Desember 2006-2011 disajikan sebagai


berikut:

Gambar 4.3 Grafik Komposisi Neraca

95

Rumah Sakit Umum Daerah Boyolali


Trend Presentase
Periode dasar 2006 2011
Pos-pos dalam Neraca
Aset Lancar
Kas di bendahara pengeluaran
Kas di Badan Layanan Umum
Piutang
Persediaan
Total Aset Lancar

Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, dan jaringan
Aset tetap dan lainnya
Total Aset Tetap

Trend %
2007

Trend %
2008

Trend %
2009

Trend %
2010

140,6

0,000293

148,401
2

865,6

1008,6

113,4

158,5

165,1

70,3

101,5

151,1

111,4

81,5

128,3

301,4

108,3

26,6

100

0,0

111,8

134,9

646,470
3
223,439
182,509
4

101,530
5
103,907
5
227,297
6
215,363
7
0,07758
1
124,834

953,8
218,9
184,7

101,5
258,8
266,6
338,8
0,177
210,3

Trend %
2011

197,248361
148,293884
272,293436

122,579845
201,979549
269,514292
338,791427
0,36967332
188,524118

97
Aset Lainnya
Aset tidak berwujud
Total Aset Lainnya
TOTAL AKTIVA
Utang Jangka Pendek
Utang Jangka Panjang
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Cadangan untuk Piutang
Cadangan untuk Persediaan
Pendapatan yang Ditangguhkan
Total Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Investasi


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan)
Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang
Total Ekuitas Dana Investasi
Total Ekuitas Dana

123,3

121,5

137,258
4

205,5

207,100532

0
0

137,96

0,00029

865,6

1008,6

113,4

158,5

165,1

70,3

111,8

134,9

112,1

135,2

123,3

121,5

148,401
2
646,470
3
223,439

136,1

222,839174

953,8

1774,67971

218,9

148,293884

182,509
4

184,7

272,293436

124,834

210,3

188,524118

211,045

189,636068

205,5

207,100532

125,136
2
137,258
4

99

TOTAL PASSIVA

123,3

121,5

137,258
4

205,5

207,100532

(sumber: Diolah dari Laporan Keuangan Neraca RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali tahun 2007-2011)

101

Laporan keuangan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali ini


tidak memiliki catatan kewajiban, hal ini bukan berarti organisasi ini tidak
memiliki utang. Namun, pencatatannya dilakukan ketika kas dibayarkan.
Walaupun demikian, kebijakan ini tidak berpengaruh terhadap
aktiva, dimana penjualan tetap dicatat meskipun kas belum diterima,
sehingga dalam laporan keuangan timbul piutang.
Hal ini bertujuan agar timbulnya informasi modal sehingga
pendapatan dapat diperhitungkan. Pemisahan antara pendapatan dan modal
juga menjadi suatu masalah yang penting agar dapat diketahui tingkat
ukuran kinerja. Inti masalahnya disini adalah ketika terjadi kesengajaan
manipulasi anggaran, dimana organisasi dengan mudah menyembunyikan
utang-utangnya sehingga catatan riilnya menjadi lebih kecil. Di sisi lain,
posisi kinerja keuangan dapat diketahui dengan cara membandingkan
laporan keuangan entitas antarperiode untuk mengetahui trend.
Dalam laporang keuangan tersebut kita mendapati bahwa piutang
memiliki pengaruh yang paling besar terhadap aktiva. Sehingga secara
tidak langsung populasi piutang dalam jumlah banyak ini menyebabkan
4

kemungkinan tak tertagih sangat besar.


Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menggambarkan perbandingan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dengan realisasinya yang mencakup
unsur-unsur pendapatan dan belanja dalam periode tertentu yang
menunjukkan ketaatan terhadap peraturan dan, atau, ketentuan perundangundangan.
Laporan ini terdiri dari pos-pos yang meliputi:
a) Anggaran pendapatan
b) Realisasi pendapatan
c) Anggaran belanja

103

d)
e)
f)
g)

Realisasi belanja
Surplus (defisit)
SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran)
Efektivitas Kinerja Keuangan
Berikut laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah

RSUD Kabupaten Boyolali periode 31 Desember 2006 hingga 2011:

Rumah Sakit Umum Boyolali


Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2007 dan
No.
Urut

Uraian

Anggaran 2007

Realisasi
2007

Lebi
(Kuran

PENDAPATAN

19.450.627.000

21.435.159.088

1.984.53

1.1

PENDAPATAN ASLI DAERAH

19.450.627.000

21.435.159.088

1.984.53

19.450.627.000

21.296.036.508

1.845.40

139.122.580

139.12

1.1.2

Pendapatan Retribusi Daerah

1.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

BELANJA

33.264.947.000

29.029.982.324

(4.234.96

2.1

BELANJA OPERASI

31.134.723.000

27.059.551.562

(4.075.17

2.1.1

Belanja Pegawai

18.150.347.000

15.040.071.184

(3.110.27

2.1.2

Belanja Barang

12.984.376.000

12.019.480.378

(964.89

2.2

BELANJA MODAL

2.130.224.000

1.970.430.762

(159.79

2.2.1

Belanja Tanah

70.000.000

56.606.000

(13.39

2.2.2

Belanja Peralatan dan Mesin

1.082.544.000

942.594.217

(139.94

2.2.3

Belanja Bangunan dan Gedung

937.680.000

931.471.157

(6.20

2.2.4

Belanja Jalan. Irigasi, dan Jaringan

40.000.000

39.759.388

(24

SURPLUS / (DEFISIT)

(13.814.320.000)

(7.594.823.236)

6.219.49

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

13.814.320.000

(7.594.823.236)

(21.409.14

Tabel 4.6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun 2006-2007
(Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daera
Rumah Sakit Umum Boyolali
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2008 dan

105

No.
Urut

Uraian

Anggaran 2008

Realisasi 2008

Lebih
(Kurang)

PENDAPATAN

21.521.324.000

24.107.970.086

2.586.646.086

1.1

21.521.324.000

24.107.970.086

2.586.646.086

1.1.2

PENDAPATAN ASLI DAERAH


Pendapatan Retribusi Daerah

21.521.324.000

24.107.970.086

2.586.646.086

1.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

BELANJA

39.409.822.000

35.990.390.793

(3.419.431.207)

2.1

BELANJA OPERASI

35.093.606.000

32.789.863.660

(2.303.742.340)

2.1.1

Belanja Pegawai

11.948.405.000

11.605.303.471

(343.101.529)

2.1.2

Belanja Barang

23.145.201.000

21.184.560.189

(1.960.640.811)

2.2

BELANJA MODAL

4.316.216.000

3.200.527.133

(1.115.688.867)

2.2.1

Belanja Tanah

180.000.000

(180.000.000)

2.2.2

Belanja Peralatan dan Mesin

2.658.891.000

1.730.420.633

(928.470.367)

2.2.3

Belanja Bangunan dan Gedung

1.349.425.000

1.343.190.000

(6.235.000)

2.2.4

Belanja Jalan. Irigasi, dan Jaringan

127.900.000
(17.888.498.000
)
(17.888.498.000
)

126.916.500

(983.500)

(11.882.420.707)

6.006.077.293

(11.882.420.707)

6.006.077.293

SURPLUS / (DEFISIT)
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

Tabel 4.7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun 2007-2008
(Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun 2007-2008)

Rumah Sakit Umum Boyolali


Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2009 dan
No.
Urut

Uraian

Anggaran 2009

Realisasi 2009

Lebih (Kurang)

PENDAPATAN

28.572.940.000

28.945.579.532

372.639.532

101,3

1.1

PENDAPATAN ASLI DAERAH

28.572.940.000

28.945.579.532

372.639.532

101,3

28.572.940.000

28.945.579.532

372.639.532

101,3

1.1.2

Pendapatan Retribusi Daerah

1.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

BELANJA

46.253.361.000

41.021.489.086

(5.231.871.914)

88,69

2.1

BELANJA OPERASI

41.239.390.000

36.432.868.466

(4.806.521.534)

88,34

2.1.1

Belanja Pegawai

14.015.843.000

13.557.037.352

(458.805.648)

96,73

2.1.2

Belanja Barang

27.223.547.000

22.875.831.114

(4.347.715.886)

84,03

107

2.2

BELANJA MODAL

2.2.1

Belanja Tanah

2.2.2

5.013.971.000

4.588.630.620

Belanja Peralatan dan Mesin

2.153.728.000

1.748.147.381

2.2.3

Belanja Bangunan dan Gedung

2.810.743.000

2.791.478.239

2.2.4

Belanja Jalan. Irigasi, dan Jaringan

49.500.000
(17.680.421.000
)
(17.680.421.000
)

48.995.000
(12.075.909.554
)
(12.075.909.554
)

SURPLUS / (DEFISIT)
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

(425.340.380)

91,52
-

(405.580.619)
(19.264.761
)
(505.000
)

81,17

5.604.511.446
5.604.511.446

Tabel 4.8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun 2008-2009
(Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun 2008-2009)

Rumah Sakit Umum Boyolali


Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2010 dan
No.
Urut

Uraian

Anggaran 2010

Realisasi 2010

Lebih (Kurang)

PENDAPATAN

30.572.940.000

32.290.532.394

1.717.592.394

1.1

PENDAPATAN ASLI DAERAH

30.572.940.000

32.290.532.394

1.717.592.394

1.1.2

Pendapatan Retribusi Daerah

4.254.000

5.440.950

1.186.950

1.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

30.568.686.000

32.285.091.444

1.716.405.444

BELANJA

50.622.115.000

47.263.781.655

(3.358.333.345)

2.1

BELANJA OPERASI

44.049.945.000

41.403.287.858

(2.646.657.142)

2.1.1

Belanja Pegawai

15.818.423.000

15.282.715.550

(535.707.450)

2.1.2

Belanja Barang

28.231.522.000

26.120.572.308

(2.110.949.692)

2.2

BELANJA MODAL

6.572.170.000

5.860.493.797

(711.676.203)

2.2.1

Belanja Tanah

2.2.2

Belanja Peralatan dan Mesin

4.619.147.000

4.037.893.944

(581.253.056)

2.2.3

Belanja Bangunan dan Gedung

1.354.523.000

1.233.683.353

(120.839.647)

2.2.4

Belanja Jalan. Irigasi, dan Jaringan

595.000.000

587.833.000

(7.167.000)

2.2.5

Belanja Aset Tetap Lainnya

3.500.000

1.083.500

(2.416.500)

SURPLUS / (DEFISIT)

(20.049.175.000)

(14.973.249.261)

5.075.925.739

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

(20.049.175.000)

(14.973.249.261)

5.075.925.739

Tabel 4.9 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


Tahun 2009-2010
(Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun 2009-2010)
Rumah Sakit Umum Boyolali
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

109

Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2011 dan


No.
Urut

Uraian

Anggaran 2011

Realisasi 2011

Lebih (Kurang)

PENDAPATAN

36.187.635.000

40.205.651.331

4.018.016.331

1.1

PENDAPATAN ASLI DAERAH

36.187.635.000

40.205.651.331

4.018.016.331

4.254.000

5.299.950

1.045.950

1.1.2

Pendapatan Retribusi Daerah

12

1.1.4

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

36.183.381.000

40.200.351.381

4.016.970.381

BELANJA

57.784.082.000

53.729.131.702

(4.054.950.298)

2.1

BELANJA OPERASI

53.012.172.000

49.888.755.006

(3.123.416.994)

2.1.1

Belanja Pegawai

17.727.303.000

17.135.906.502

(591.396.498)

96

2.1.2

Belanja Barang

35.284.869.000

32.752.848.504

(2.532.020.496)

92

2.2

BELANJA MODAL

4.771.910.000

3.840.376.696

(931.533.304)

80

2.2.1

Belanja Tanah

185.000.000

178.536.000

(6.464.000)

2.2.2

Belanja Peralatan dan Mesin

4.424.317.500

3.503.716.596

(920.600.904)

2.2.3

Belanja Bangunan dan Gedung

159.592.500

156.037.000

(3.555.500)

2.2.4

Belanja Jalan. Irigasi, dan Jaringan

2.2.5

Belanja Aset Tetap Lainnya

3.000.000

2.087.100

(912.900)

SURPLUS / (DEFISIT)

(21.596.447.000)

(13.523.480.371)

8.072.966.629

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

(21.596.447.000)

(13.523.480.371)

8.072.966.629

Tabel 4.10 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun 2010-2011
(Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun 2010-2011)

92

79

111

Dari hasil laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja


daerah dapat diketahui kondisi keuangan RSUD Pandan Arang Kabupaten
Boyolali Tahun 2007 2011 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah di RSUD Pandan Arang Kabupaten
Boyolali Tahun 2007-2011
Tahun
2007
2008

Target Pendapatan
19.450.627.000
21.521.324.000

Realisasi Pendapatan
21.435.159.088
24.107.970.086

Target Belanja
33.264.947.000
39.409.822.000

Realisasi Belanja
29.029.982.324
35.990.390.793

2009

28.572.940.000

28.945.579.532

46.253.361.000

41.021.489.086

2010

30.572.940.000

32.290.532.394

50.622.115.000

47.263.781.655

2011

36.187.635.000

40.205.651.331

57.784.082.000

53.729.131.702

Sumber : RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali 2007-2011 diolah

Gambar 4.4 Grafik tingkat target anggaran dan realisasi RSUD Pandan
Arang Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2011
Sumber : Tabel 4.13

Grafik ini menunjukkan bahwa target pendapatan selalu terpenuhi


pada realisasi pendapatan. Sementara terhadap target belanja RSUD

113

Pandan Arang Kabupaten Boyolali selalu mampu untuk membiayai


belanjanya.
Namun demikian, jika melihat pada posisi pendapatan dan belanja
maka dapat diketahui ukuran efektivitas dan kinerja. Kinerja yang bagus
ditandai dengan adanya kesesuaian antara anggaran dan kinerja.
Kinerja yang buruk dilihat dari belanja yang berlebih (karena
alasan yang jelas) atau belanja yang kurang (karena ada kebijakan
memveto yang untuk dibelanjakan bukan ditabung).

Analisis Laporan Keuangan BLUD (Neraca)


Berikut catatan atas laporan keuangan yang diterapkan oleh BLUD RSUD
tahun 2009 2011:
a.

Basis

b.

Akuntansi yang Mendasari Penyusunan


Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan

Keuangan BLUD RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2011 adalah Basis
Akrual (accrual basis).
Aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan biaya diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
c. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

115

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui


dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos
dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis dan dalam
mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing
dikonversikan terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Secara rinci, kebijakan akuntansi yang diterapkan terkait dengan
penyusunan Laporan Keuangan tahun 2009 - 2011 adalah sebagai berikut:
NERACA
1) Aset Lancar
Aset lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan
dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu)
periode akuntansi. Aset lancar terdiri dari Kas dan setara kas, investasi
jangka pendek, Piutang, dan Persediaan.
a) Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang menjadi
tanggung jawab/ dikelola oleh Bendahara Pengeluaran yang berasal dari
sisa uang muka kerja (UYHD) yang belum disetor ke kas daerah per
tanggal neraca dan mencakup seluruh saldo rekening Bendahara
Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas.

Kas di Bendahara Pengeluaran dicatat sebesar nilai nominal artinya

117

disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing,
maka dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral
pada tanggal neraca.
b) Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo
rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah
tanggung jawab bendahara penerimaan yang sumbernya berasal dari
pelaksanaan tugas pemerintahan dari bendahara penerimaan yang
bersangkutan.
Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang
sudah diterima oleh bendahara penerimaan dari setoran para wajib
pajak/retribusi yang belum disetorkan ke kas daerah. Kas di Bendahara
Penerimaan dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai
rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, maka dikonversi
menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal
neraca.
c) Piutang Pajak
Piutang pajak adalah merupakan piutang atas pajak-pajak daerah
yang dicatat berdasarkan surat ketetapan pajak yang pembayarannya
belum diterima. Piutang pajak dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar
nilai rupiah pajak-pajak yang belum dilunasi.
d) Piutang Retribusi

119

Piutang Retribusi merupakan piutang yang diakui atas jumlah yang


belum terbayar sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi
berdasarkan bukti penetapan retribusi. Perkiraan piutang retribusi dicatat
sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum
dilunasi.
e) Piutang Lainnya
Akun Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang
berkaitan dengan pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dan Piutang
Pajak. Termasuk dalam akun ini adalah piutang Konstruksi Dalam
Pengerjaan. Piutang Lainnya dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar
nilai rupiah piutang yang belum dilunasi.
f) Persediaan
Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan
(supplies) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual
dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam
waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan.
Saldo persediaan adalah jumlah persediaan yang masih ada pada
tanggal neraca. Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan apabila
diperoleh dengan pembelian, biaya standar apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri dan nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya

121

seperti donasi/rampasan.
2) Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perkiraan aset
tetap terdiri dari Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan,
Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam
Pengerjaan. Untuk dapat diakui sebagai asset tetap, suatu asset harus
berwujud dan memenuhi kriteria:
a.

Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;

b.

Biaya perolehan asset dapat diukur secara andal;

c.

Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;

d.

Diperoleh dengan maksud untuk digunakan.


Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2009 tanggal 12 Desember
2009 tentang Kebijakan Akuntansi, batas biaya/belanja yang bisa
dikapitalisasi untuk aset tetap adalah sama dengan atau lebih dari Rp
500.000,00
a)

Tanah
Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang

dimiliki atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan


operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Dalam akun
tanah termasuk tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi dan

123

jaringan.
Tanah diakui sebagai aset pada saat diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah dengan nilai
historis, yaitu harga perolehan. Harga perolehan ini meliputi harga
pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan
dengan pengukuran dan penimbunan. Jika tidak tersedia data secara
memadai, maka tanah dicatat dengan estimasi nilai wajar pada saat
perolehan.
b)

Peralatan dan Mesin


Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan

bermotor, alat elektronik, seluruh inventaris kantor dan peralatan lainnya


yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas)
bulan dan dalam kondisi siap digunakan.
Peralatan dan mesin dicatat sebagai aset pemerintah pada saat
diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat
penguasaannya berpindah.

Peralatan dan mesin dicatat dengan nilai

historis, yaitu harga perolehan.


Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai
peralatan dan mesin dicatat berdasarkan atas nilai wajar pada saat
perolehan.

Peralatan dan mesin yang berasal dari hibah dinilai

berdasarkan nilai wajar pada saat perolehan.


c) Gedung dan Bangunan

125

Gedung dan Bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan


yang diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan
bangunan dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya
berpindah.

Gedung dan bangunan dicatat dengan nilai historis, harga

perolehan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai
gedung dan bangunan dicatat berdasarkan atas nilai wajar pada saat
perolehan.
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan
yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh
pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Jalan, irigasi dan jaringan
dicatat sebagai aset pemerintah saat diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaanya berpindah dengan nilai
historis/perolehan, yaitu harga perolehan.
Apabila penilaian jalan, irigasi dan jaringan dengan menggunakan
biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai jalan, irigasi dan
jaringan didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.

e) Aset Tetap Lainnya

127

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat


dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan
dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap digunakan.
Aset tetap lainnya dicatat sebagai aset pemerintah pada saat telah
diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat
penguasannya berpindah. Aset tetap lainnya dicatat dengan nilai
historis/harga perolehan.

Apabila penilaian aset tetap lainnya dengan

menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset teap


lanilla didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
f) Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan merupakan bagian dari aset tetap
mencakup tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi
dan jaringan; dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau
pembangunannya membutuhkan status periode waktu tertentu dan belum
selesai.
Pengakuan konstruksi dalam pengerjaan dilakukan bila konstruksi
dalam pengerjaan telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan
atau pada saat penguasaanya berpindah. Konstruksi dalam pengerjaan
dicatat dengan biaya perolehan.
Konstruksi dalam pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang
diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap

129

dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun (prosentase progres fisik


dikalikan dengan nilai kontrak pekerjaan tersebut).
3) Aset Lainnya
Aset

lainnya

adalah

aset

pemerintah

yang

tidak

dapat

diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap


dan dana cadangan.
Aset lainnya antara lain terdiri dari Tagihan Penjualan Angsuran,
Tagihan TGR, Kemitraan dengan pihak ketiga, Aset tak berwujud dan Aset
Lain-lain.
a) Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat
diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai
pemerintah.

Contoh tagihan penjualan angsuran antara lain adalah

penjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas.


Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari
kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi
dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas daerah atau
daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

b) Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)


TP/TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap
bendahara/pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut

131

penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat
langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum
dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.
TP diakui sejak diterbitkannya Surat Keputusan Pembebanan (SKP)
sedangkan

TGR

diakui

sejak

diterbitkannya

Surat

Keterangan

Tanggungjawab Mutlak (SKTM).


Tagihan TP/TGR dicatat sebesar nilai nominal dalam surat keputusan
setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan ke kas negara.

c) Kemitraan
Perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen
untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan
menggunakan aset atau hak usaha yang dimiliki. Dokumen kemitraan
antara lain berupa Perjanjian Kerjasama.

d) Aset tak berwujud


Aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk
tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan inteletual.

e) Aset Lain-lain

133

Aset Lain-lain adalah aset-aset yang tidak dapat dikelompokkan ke


dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Ganti
Rugi dan Kemitraan dengan Pihak Ketiga.

Contoh dari aset lain-lain

adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah (aset
tetap yang kondisinya rusak berat).
Aset Lain-lain diakui pada saat suatu asset dimiliki tidak dapat lagi
diklasifikasikan pada salah satu pos ini, termasuk asset-aset sudah
dihapuskan. Aset lain-lain dicatat berdasarkan nilai tercatatnya (carrying
amount).
4) Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan
akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek diakui pada saat dana pinjaman diterima
dan/atau pada saat kewajiban timbul. Kewajiban dicatat sebesar nilai
nominal. Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa
PFK yang belum disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan
keuangan sebesar jumlah yang harus disetorkan.
5) Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang tidak
diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan.

Kewajiban jangka panjang diakui jika besar kemungkinan

135

bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah


dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat ini dan
perubahan atau kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang
dapat diukur dengan andal. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat
dana pinjamam diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul.
6) Ekuitas Dana
Ekuitas Dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang
menampung selisih antara aset dan kewajiban SKPD. Pos Ekuitas Dana
terdiri dari dua kelompok, yaitu Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana
Investasi.
a) Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek.
b) Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan bersih pemerintah
yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas
dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam
investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya, dikurangi kewajiban
jangka panjang.

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI

137

NERACA PERBANDINGAN
PER 31 DESEMBER 2008 DAN PER 31 DESEMBER 2009
Realisasi
2009

Naik / Turun
(RP)

5.743.680

6.160.295.546

6.154.551.866

107.153,46

1.810.474.146

1.160.482.169

(649.991.977)

(35,90)

1.287.804.339

1.815.064.617

527.260.278

40,94

3.104.022.165

9.135.842.332

6.031.820.167

194,32

Tanah

5.587.400.000

3.755.223.000

(1.832.177.000)

(32,79)

Peralatan dan Mesin

6.397.094.478
10.082.229.49
9

8.157.257.468

1.760.162.990

27,52

7.603.951.446

(2.478.278.053)

(24,58)

126.916.500

1.025.684.888

898.768.388

708,16

842.120

842.120

Uraian

Realisasi
2008

ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pelayanan
Piutang Lain-lain
Persediaan
Beban Dibayar Dimuka
Total Aktiva Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG
ASET TETAP

Gedung dan Bangunan


Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap

0
22.193.640.47
7

20.542.958.922

(1.650.681.555)

(7,44)

ASET LAINNYA

49.734.043

49.734.043

0,00

TOTAL AKTIVA

25.347.396.68
5

29.728.535.297

4.381.138.612

17,28

49.138.823

49.138.823

1.045.032.173

1.045.032.173

Total Aktiva Tetap

KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA


KEWAJIBAN LANCAR
Utang Usaha
Beban yang Masih Harus Dibayar
Pendapatan diterima dimuka
Utang lain-lain

5.733.680

44.989.217

39.255.537

684,65

Total Kewajiban lancar

5.733.680

1.139.160.213

1.133.426.533

19.767,87

5.733.680

1.139.160.213

1.133.426.533

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


TOTAL KEWAJIBAN

19.767,87

139

EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar

3.098.288.485
22.243.374.52
0

Ekuitas Dana Investasi


Ekuitas Dana Cadangan

7.996.682.119

4.898.393.634

158,10

20.592.692.965

(1.650.681.555)

(7,42)

Total Ekuitas Dana

0
25.341.663.00
5

28.589.375.084

3.247.712.079

12,82

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

25.347.396.68
5

29.728.535.297

4.381.138.612

17,28

Tabel 4.12 Neraca Perbandingan BLUD Tahun 2009


(Sumber: Laporan Keuangan Neraca Percaya Perbandingan BLUD Tahun 2009)

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI

141

NERACA PERBANDINGAN
PER 31 DESEMBER 2009 DAN PER 31 DESEMBER 2010
Uraian

Realisasi 2009

Realisasi 2010

Naik / Turun
(RP)

6.160.295.546

8.011.969.327,85

1.851.673.782

30,06

1.160.482.169

1.537.236.645

376.754.476

32,47

1.815.064.617

1.778.031.982

(37.032.635)

(2,04)

ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pelayanan
Piutang Lain-lain
Persediaan
Beban Dibayar Dimuka
Total Aktiva Lancar

0
9.135.842.332

11.327.237.954,85

2.191.395.623

23,99

Tanah

3.755.223.000

3.755.223.000

0,00

Peralatan dan Mesin

8.157.257.468

20.316.145.954

12.158.888.486

149,06

Gedung dan Bangunan

7.603.951.446

8.920.379.799

1.316.428.353

17,31

Jalan, Irigasi, dan Jaringan

1.025.684.888

1.613.517.888

587.833.000

57,31

842.120

1.925.620

1.083.500

128,66

20.542.958.922

34.607.192.261

14.064.233.339

68,46

(49.734.043)

(100,00)

16.205.894.919

54,51

49.138.823

(49.138.823)

(100,00)

1.045.032.173

(1.045.032.173)

(100,00)

INVESTASI JANGKA PANJANG


ASET TETAP

Aset Tetap Lainnya


Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap
ASET LAINNYA

49.734.043

TOTAL AKTIVA

29.728.535.297

45.934.430.216

KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA


KEWAJIBAN LANCAR
Utang Usaha
Beban yang Masih Harus Dibayar
Pendapatan diterima dimuka
Utang lain-lain
Total Kewajiban lancar
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

44.989.217

5.733.680

(39.255.537)

(87,26)

1.139.160.213

5.733.680

(1.133.426.533)

(99,50)

143

TOTAL KEWAJIBAN

1.139.160.213

5.733.680

(1.133.426.533)

(99,50)

7.996.682.119

3.098.288.485

(4.898.393.634)

(61,26)

20.592.692.965

22.243.374.520

1.650.681.555

8,02

Total Ekuitas Dana

28.589.375.084

25.341.663.005

(3.247.712.079)

(11,36)

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS


DANA

29.728.535.297

25.347.396.685

(4.381.138.612)

(14,74)

EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Cadangan

Tabel 4.13 Neraca Perbandingan BLUD Tahun 2010


(Sumber: Laporan Keuangan Neraca Percaya Perbandingan BLUD Tahun 2010)

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI


NERACA PERBANDINGAN

145

PER 31 DESEMBER 2010 DAN PER 31 DESEMBER 2011


Realisasi
2010

Realisasi
2011

8.011.969.327,85

6.160.295.546

(1.851.673.782)

(23,11)

1.537.236.645

1.160.482.169

(376.754.476)

(24,51)

1.778.031.982

1.815.064.617

37.032.635

2,08

11.327.237.954,85

9.135.842.332

(2.191.395.623)

(19,35)

3.755.223.000

3.755.223.000

0,00

20.316.145.954

8.157.257.468

(12.158.888.486)

(59,85)

Gedung dan Bangunan

8.920.379.799

7.603.951.446

(1.316.428.353)

(14,76)

Jalan, Irigasi, dan Jaringan

1.613.517.888

1.025.684.888

(587.833.000)

(36,43)

1.925.620

842.120

(1.083.500)

34.607.192.261

20.542.958.922

(14.064.233.339)

(40,64)

45.934.430.216

29.678.801.254

(16.255.628.962)

(35,39)

49.138.823

49.138.823

1.045.032.173

1.045.032.173

Uraian

Naik / Turun
(RP)

ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pelayanan
Piutang Lain-lain
Persediaan
Beban Dibayar Dimuka
Total Aktiva Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin

Aset Tetap Lainnya


Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap
ASET LAINNYA
Kas Titipan Jamkesmas
Kas Titipan Sido Muncul
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-lain
TOTAL AKTIVA
KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
KEWAJIBAN LANCAR
Utang Usaha
Beban yang Masih Harus Dibayar
Pendapatan diterima dimuka
Utang lain-lain

5.733.680

44.989.217

39.255.537

684,65

Total Kewajiban lancar

5.733.680

1.139.160.213

1.133.426.533

19.767,87

147

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

5.733.680

1.139.160.213

1.133.426.533

19.767,87

3.098.288.485

7.996.682.119

4.898.393.634

158,10

22.243.374.520

20.592.692.965

(1.650.681.555)

(7,42)

Total Ekuitas Dana

25.341.663.005

28.589.375.084

3.247.712.079

12,82

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

25.347.396.685

29.728.535.297

4.381.138.612

17,28

TOTAL KEWAJIBAN
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Cadangan

Tabel 4.14 Neraca Perbandingan BLUD Tahun 2011


(Sumber: Laporan Keuangan Neraca Percaya Perbandingan BLUD Tahun 2011)

Dari hasil neraca 2008 2011 dapat diketahui komposisi keuangan


BLUD RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali sebagai beirkut:
Gambar 4.5 Komposisi Neraca BLUD RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali Tahun 2008 2011

149

151

Rumah Sakit Umum Daerah Boyolali


Trend Presentase
Periode dasar 2006 2011
Uraian

Realisasi 2008

Realisasi 2009

Realisasi 2010

Trend %
2009

Realisasi 2011

Trend %
2010

Trend %
2011

ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas

5.743.680

6.160.295.546

8.011.969.327,85

6.160.295.546

107253

139492

107253

1.810.474.146

1.160.482.169

1.537.236.645

1.160.482.169

64

85

64

1.287.804.339

1.815.064.617

1.778.031.982

1.815.064.617

141

138

141

3.104.022.165

9.135.842.332

11.327.237.954,85

9.135.842.332

294

365

294

Tanah

5.587.400.000

3.755.223.000

3.755.223.000

3.755.223.000

67

67

67

Peralatan dan Mesin

6.397.094.478

8.157.257.468

20.316.145.954

8.157.257.468

128

318

128

10.082.229.499

7.603.951.446

8.920.379.799

7.603.951.446

75

88

75

126.916.500

1.025.684.888

1.613.517.888

1.025.684.888

808

1271

808

842.120

1.925.620

842.120

Investasi Jangka Pendek


Piutang Pelayanan
Piutang Lain-lain
Persediaan
Beban Dibayar Dimuka
Total Aktiva Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG

ASET TETAP

Gedung dan Bangunan


Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap

153

Total Aktiva Tetap

22.193.640.477

20.542.958.922

ASET LAINNYA

49.734.043

49.734.043

TOTAL AKTIVA

25.347.396.685

29.728.535.297

34.607.192.261

45.934.430.216

20.542.958.922

29.678.801.254

93

156

93

100

117

181

117

KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA


KEWAJIBAN LANCAR
Utang Usaha

49.138.823

49.138.823

1.045.032.173

1.045.032.173

Beban yang Masih Harus Dibayar


Pendapatan diterima dimuka
Utang lain-lain

5.733.680

44.989.217

5.733.680

44.989.217

785

100

785

Total Kewajiban lancar

5.733.680

1.139.160.213

5.733.680

1.139.160.213

19868

100

19868

5.733.680

1.139.160.213

5.733.680

1.139.160.213

19868

100

19868

3.098.288.485

7.996.682.119

3.098.288.485

7.996.682.119

258

100

258

22.243.374.520

20.592.692.965

22.243.374.520

20.592.692.965

93

100

93

Total Ekuitas Dana

25.341.663.005

28.589.375.084

25.341.663.005

28.589.375.084

113

100

113

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

25.347.396.685

29.728.535.297

25.347.396.685

29.728.535.297

117

100

117

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


TOTAL KEWAJIBAN
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Cadangan

155

Analisis Trend dalam presentase:


Trend rasio dalam neraca BLU tidak dapat diperbandingkan dengan neraca sistem akuntansi pemerintah karena terjadi
ketimpangan perbedaan yang signifikan. Adapun laporan keuangan ini tidak memiliki manfaat prediktif sehingga tidak dapat
diperkirakan informasi dimasa yang akan datang.
Laporan keuangan ini bersifat materialitas dalam pengertian hanya memuat informasi yang bersifat meteriil, sehingga apabila
terjadi kesalahan atau kelalaian yang disengaja maupun tidak disengaja tidak akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan
demikian, jika seluruh informasi yang material telah disajikan, maka laporan keuangan tersebut dapat dikatakan wajar. Hal inilah
yang menyebabkan adanya informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan.

157

Analisis Laporan Keuangan BLUD (Laporan Operasional)


Laporan keuangan yang selanjutnya adalah laporan operasional yang
terdiri dari:
a) Pendapatan
Pengakuan pendapatan atas pendapatan jasa layanan adalah secara
accrual basis, dan dibukukan pada saat penerbitan rekening tagihan.
Komponen pendapatan jasa layanan meliputi pendapatan rawat jalan,
rawat inap, Askes/PHB, Penunjang diagnostik, dan pendapatan non
operasional.
b) Biaya
Pengakuan biaya diakui sesuai dengan masa manfaatnya (dasar
akrual). Biaya meliputi biaya pelayanan dan biaya administrasi umum.
Biaya pelayanan, yang terdiri dari biaya pegawai, biaya bahan, jasa
pelayanan, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa dan lain-lain biaya
pelayanan.
Sedangkan biaya umum dan administrasi terdiri dari biaya pegawai,
biaya administrasi kantor, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa,
biaya promosi dan lain-lain biaya umum dan administrasi.
Berikut laporan operasional BLUD RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali untuk periode 31 Desember 2009 2011:

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI


LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009
No

Uraian

Anggaran 2009

Ralisasi 2009

Lebih

Capaian

159

PENDAPATAN

Pendapatan Operasional
1

(Kurang)

Jasa Pelayanan
a. Rawat Jalan

132.122.000

117.428.800

(14.693.200)

88,88

b. Rawat Inap

6.766.767.000

6.005.883.314

(760.883.686)

88,76

c. Askes

9.169.178.000

9.218.996.119

49.818.119

100,54

12.363.395.000

13.442.233.704

1.078.838.704

108,73

137.224.000

155.491.445

18.267.445

113,31

d. Penunjang Diagnostik
e. Pelayanan Lain-lain
2

Hibah

Hasil Kerjasama dengan Pihak Lain

Pendapatan dari APBD

Pendapatan dari APBN

28.568.686.000

28.940.033.382

371.347.382

Jumlah Pendapatan Operasional

101,30

Pendapatan Non Operasional


1

Sewa Rumah Dinas

Jasa Giro

Parkir

Lain-lain Pendapatan yang sah

4.254.000

5.546.150

1.292.150

130,37

Jumlah Pendapatan Non Operasional

4.254.000

5.546.150

1.292.150

130,37

28.572.940.000

28.945.579.532

372.639.532

101,30

a. Biaya Pegawai

14.270.287.740

12.549.662.457,84

(1.720.625.282)

87,94

b. Biaya Bahan

14.713.067.000

13.512.371.962

(1.200.695.038)

91,84

Jumlah Pendapatan

II

BIAYA

Biaya Operasional
1

Biaya Pelayanan

c. Jasa Pelayanan

470.909.500

288.698.541

(182.210.959)

61,31

1.094.311.410

583.985.687,52

(510.325.722)

53,37

550.505.145,50
31.099.080.795,5
0

370.611.761,50

(179.893.384)

67,32

27.305.330.409,86

(3.793.750.386)

87,80

9.121.569.260

8.271.324.482,16

(850.244.778)

90,68

344.223.354,50

237.617.412,98

(106.605.942)

69,03

c. Biaya Pemeliharaan

106.908.000

57.687.456

(49.220.544)

53,96

d. Biaya Barang dan Jasa

611.855.500

479.523.305

(132.332.195)

78,37

d. Biaya Pemeliharaan
e. Biaya Barang dan Jasa
f. Lain-lain Biaya Pelayanan
Jumlah Biaya Pelayanan
2

Biaya Umum dan Administrasi


a. Biaya Pegawai
b. Biaya Administrasi Kantor

161

e. Biaya Promosi

123.665.000

81.385.400

(42.279.600)

65,81

10.308.221.114,50

9.127.538.056,14

(1.180.683.058)

88,55

a. Biaya Bunga

b. Biaya Administrasi Bank

c. Kerugian Penjualan Aktiva Tetap

d. Kerugian Penurunan Nilai Akt Tetap

e. Biaya Non Operasional Lainnya

Jumlah Biaya Non Operasional

41.407.301.910

36.432.868.466

(4.974.433.444)

87,99

(12.834.361.910)

(7.487.288.934)

5.347.072.976

58,34

f. Lain-lain Biaya Umum dan Administrasi


Jumlah Biaya Pelayanan dan Administrasi

Biaya Non Operasional

Jumlah Biaya

III

SURPLUS (DEFISIT)

Tabel 4.15 Laporan Operasional BLUD Tahun 2009


(Sumber: Laporan Operasional BLUD RSUD Pandanarang Boyolali Tahun 2009)

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI


LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010
No

Uraian

Anggaran 2010

Ralisasi 2010

Lebih
(Kurang)

Capaian
%

163

PENDAPATAN

Pendapatan Operasional
1

Jasa Pelayanan
a. Rawat Jalan

132.112.000

122.712.039

(9.399.961)

92,88

b. Rawat Inap

8.584.175.769

7.075.526.395

(1.508.649.374)

82,43

c. Askes

7.805.129.000

9.465.592.834

1.660.463.834

121,27

15.356.950.200

15.777.228.529

420.278.329

102,74

141.037.000

220.786.123

79.749.123

156,54

d. Penunjang Diagnostik
e. Pelayanan Lain-lain
2

Hibah

315.741.000

315.741.000

Hasil Kerjasama dengan Pihak Lain

Pendapatan dari APBD

14.983.155.000

14.558.823.703

(424.331.297)

Pendapatan dari APBN

47.002.558.969

47.536.410.623

533.851.654

Jumlah Pendapatan Operasional

97,17

101,14

Pendapatan Non Operasional


1

Sewa Rumah Dinas

Jasa Giro

Parkir

Lain-lain Pendapatan yang sah

Jumlah Pendapatan Non Operasional

47.002.558.969

47.536.410.623

533.851.654

101,14

a. Biaya Pegawai

15.141.844.344

14.191.843.307

(950.001.037)

93,73

b. Biaya Bahan

16.476.880.294

16.071.950.307

(404.929.987)

97,54

35.000.000

29.475.000

(5.525.000)

d. Biaya Pemeliharaan

657.853.000

525.139.804

(132.713.196)

79,83

e. Biaya Barang dan Jasa

806.681.865

807.330.733

648.868

100,08

f. Lain-lain Biaya Pelayanan

906.414.173

718.963.681

(187.450.492)

79,32

34.024.673.676

32.344.702.832

(1.679.970.844)

95,06

10.297.889.864

9.604.047.654

(693.842.210)

93,26

b. Biaya Administrasi Kantor

428.897.651

291.901.414

(136.996.237)

68,06

c. Biaya Pemeliharaan

226.988.000

171.179.296

(55.808.704)

75,41

d. Biaya Barang dan Jasa

789.509.876

609.649.923

(179.859.953)

77,22

Jumlah Pendapatan

II

BIAYA

Biaya Operasional
1

Biaya Pelayanan

c. Jasa Pelayanan

Jumlah Biaya Pelayanan


2

Biaya Umum dan Administrasi


a. Biaya Pegawai

e. Biaya Promosi

165

f. Lain-lain Biaya Umum dan Administrasi

173.165.000

148.640.663

(24.524.337)

85,84

11.916.450.391

10.825.418.950

(1.091.031.441)

90,84

a. Biaya Bunga

b. Biaya Administrasi Bank

c. Kerugian Penjualan Aktiva Tetap

d. Kerugian Penurunan Nilai Akt Tetap

e. Biaya Non Operasional Lainnya

Jumlah Biaya Non Operasional

45.941.124.067

43.170.121.782

(2.771.002.285)

93,97

1.061.434.902

4.366.288.841

3.304.853.939

411,36

Jumlah Biaya Pelayanan dan Administrasi

Biaya Non Operasional

Jumlah Biaya

III

SURPLUS (DEFISIT)

Tabel 4.16 Laporan Operasional BLUD Tahun 2010


(Sumber: Laporan Operasional BLUD RSUD Pandanarang Boyolali Tahun 2010)

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI


LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011
N
o
I

Uraian
PENDAPATAN

Anggaran 2011

Ralisasi 2011

Lebih
(Kurang)

Capaian
%

167

Pendapatan Operasional
1

Jasa Pelayanan
a. Rawat Jalan

136.475.000

123.388.500

(13.086.500)

(9,59)

b. Rawat Inap

8.859.712.148

6.991.885.363

(1.867.826.785)

(21,08)

c. Askes

13.946.158.580

14.810.633.731

864.475.151

6,20

d. Penunjang Diagnostik

17.076.198.292

17.979.830.679

903.632.387

5,29

255.199.350

294.613.108

39.413.758

15,44

e. Pelayanan Lain-lain
2

Hibah

Hasil Kerjasama dengan Pihak Lain

Pendapatan dari APBD

16.950.293.352

16.491.895.954

(458.397.398)

Pendapatan dari APBN

57.224.036.722

56.692.247.335

(531.789.387)

Jumlah Pendapatan Operasional

(2,70)

(0,93)

Pendapatan Non Operasional


1

Sewa Rumah Dinas

Jasa Giro

Parkir

Lain-lain Pendapatan yang sah

Jumlah Pendapatan Non Operasional

57.224.036.722

56.692.247.335

(531.789.387)

(0,93)

a. Biaya Pegawai

17.080.915.801

16.561.179.848,81

(519.735.952)

(3,04)

b. Biaya Bahan

18.221.792.264

18.542.458.748

320.666.484

1,76

c. Jasa Pelayanan

486.800.000

413.063.200

(73.736.800)

(15,15)

d. Biaya Pemeliharaan

474.822.750

420.907.032

(53.915.718)

(11,35)

1.117.440.882

1.024.757.260

(92.683.622)

(8,29)

976.585.631

913.495.801

(63.089.830)

(6,46)

38.358.357.328

37.875.861.890

(482.495.438)

(1,26)

10.890.826.247

10.617.826.706,19

(272.999.541)

(2,51)

b. Biaya Administrasi Kantor

963.472.874

483.755.622,01

(479.717.252)

(49,79)

c. Biaya Pemeliharaan

161.343.250

102.364.865

(58.978.385)

(36,55)

d. Biaya Barang dan Jasa

906.422.930

733.766.153,36

(172.656.777)

(19,05)

219.559.500

179.134.311

(40.425.189)

Jumlah Pendapatan

II

BIAYA

Biaya Operasional
1

Biaya Pelayanan

e. Biaya Barang dan Jasa


f. Lain-lain Biaya Pelayanan
Jumlah Biaya Pelayanan
2

Biaya Umum dan Administrasi


a. Biaya Pegawai

e. Biaya Promosi
f. Lain-lain Biaya Umum dan Administrasi

(18,41)

169

Jumlah Biaya Pelayanan dan Administrasi

13.141.624.801

12.116.847.658

(1.024.777.143)

a. Biaya Bunga

b. Biaya Administrasi Bank

c. Kerugian Penjualan Aktiva Tetap

d. Kerugian Penurunan Nilai Akt Tetap

e. Biaya Non Operasional Lainnya

Jumlah Biaya Non Operasional

51.499.982.129

49.992.709.547

(1.507.272.582)

(2,93)

5.724.054.593

6.699.537.788

975.483.195

17,04

Biaya Non Operasional

Jumlah Biaya

III

(7,80)

SURPLUS (DEFISIT)

Tabel 4.17 Laporan Operasional BLUD Tahun 2011


(Sumber: Laporan Operasional BLUD RSUD Pandanarang Boyolali Tahun 2011)

Berdasarkan laporan operasional BLUD RSUD Pandan Arang


Kabupaten Boyolali diperoleh data grafik sebagai berikut:

171

Gambar 4.6 Grafik tingkat pendapatan dan biaya


BLUD RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali Tahun 2007-2011
menunjukkan bahwa target pendapatan tahun 2009 dan 2010
terpenuhi pada realisasinya meskipun berselisih sangat tipis. Sementara itu
tahun 2011 target pendapatan tidak dapat mengejar realisasinya. Dilain
sisi, terhadap target belanja RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
selama periode 2009 hingga 2001 selalu mampu untuk membiayai
belanjanya.

BAB V
PENUTUP

173

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali menggunakan 2 sistem
pencatatan akuntansi, diantaranya SAP dan SAK.
2. Teknik analisis trend bermanfaat untuk mengetahui kecenderungan
perkiraan

angka

dalam

laporan

keuangan.

Apabila

arah

kecenderungannya dapat diperkirakan maka data tersebut dapat


dianalisis. Berikut hasil perhitungan trend terhadap neraca RSUD
Pandan Arang Kabupaten Boyolali:
A. Posisi neraca aktiva dengan menerapkan sistem SAP pada RSUD
Pandan Arang Kabupaten Boyolali untuk masa sebelum berstatus
Badan Layanan Umum yaitu tahun anggaran 2006 sampai 2009
maupun untuk masa sesudah berstatus Badan Layanan Umum yaitu
tahun anggaran 2009-2011 mengalami fluktuasi yang cukup
terlihat. Diantaranya aktiva tahun 2007 mengalami peningkatan
23,28% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun turun
cukup signifikan pada 2008 dengan 1,5%. Kemudian tahun 2009
melompat ke posisi 13,01%. Tahun 2010 menguat naik 49,7% dan
tahun 2011 naik sangat tipis sebesar 0,8%.
B. Sementara itu neraca pada posisi aktiva dengan menerapkan sistem
SAK, yaitu tahun anggaran 2009-2011 untuk masa setelah
menerapkan BLU mengalami kenaikan dan penurunan yang tajam.
Tahun 2009 meningkat 17,28% dari tahun lalu, sementara tahun

175

2010 melompat tajam dengan 54,51%. Tahun 2011 anjlok sebesar


35,39%.
3. Dilihat dari posisi laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa
selama tahun berjalan 2006-2011 target pendapatan selalu terpenuhi
pada realisasi pendapatan. Sementara terhadap target belanja RSUD
Pandan Arang Kabupaten Boyolali selalu mampu untuk membiayai
belanjanya.
4. Pada laporan operasional RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
menunjukkan posisi laba tertinggi pada 2010 dengan capaian 411,36%.
Tahun 2009 mencatat kenaikan 58,34%, dan tahun 2011 mencatat
capaian terkecil dengan 17,04%.
5. Untuk tingkat pendapatan dan biaya BLUD RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa target pendapatan tahun
2009 dan 2010 terpenuhi pada realisasinya meskipun berselisih sangat
tipis. Sementara itu tahun 2011 target pendapatan tidak dapat mengejar
realisasinya. Dilain sisi, terhadap target belanja RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali selama periode 2009 hingga 2011 selalu mampu
untuk membiayai belanjanya.
6. Secara keseluruhan, laporan keuangan RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali disajikan secara informatif dan lengkap meskipun
belum terlalu akurat, hal inilah yang mempermudah penulis untuk
menilai kinerja keuangan instansi sehingga hasil analisis yang didapat
mampu menggambarkan dengan jelas situasi dari instansi tersebut.

177

B. Saran
Berdasarkan uraian pada bab 4 dan kesimpulan yang telah
dikemukakan maka saran-saran yang dapat penulis berikan pada
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
1. Secara umum RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali memiliki
rasio peningkatan dan penurunan yang kurang stabil adakalanya
naik tajam namun tahun berikutnya turun secara signifikan.
Sehingga tidak ada salahnya jika melakukan perbandingan dan
evaluasi trend perkembangan efektifitas dan efisiensi kinerja
instansi.
2. RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali mencatat kinerja
keuangan terbaik pada 2010 karena memiliki capaian tertinggi
terhadap tahun-tahun pembandingnya sehingga diharapkan hal
tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
3. Diharapkan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali lebih
meningkatkan kinerja keuangannya secara keseluruhan agar tahuntahun mendatang tidak terjadi penurunan capaian dan terus
menerus menghasilkan peningkatan yang optimal.

179

Daftar Pustaka
Achmad Amins. 2012. Manajemen Kinerja Pemerintah Daerah. Yogyakarta:
Penerbit Pressindo.
BPKP.

Program
Asistensi
Badan
Layanan
Umum
Daerah.
http://www.bpkp.go.id/dan/konten/376/Asistensi-BLUD.bpkp

David Osborne dan Ted Gabler. 1996. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta:


Penerbit PPM.
David Osborne dan Peter Plastrik. 2000. Memangkas Birokrasi. Jakarta: Penerbit
PPM
Djarwanto. 2001. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta:
Lembaga Penerbit BPFE.

181

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 2001. Keputusan Menteri Keuangan


Negara Nomor: 295/KMK-012/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pembukuan dan Pelaporan Keuangan pada Departemen / Lembaga.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Kementrian Kesehatan RI, 2010,
Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Badan
Layanan Umum Rumah Sakit.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Kementrian Kesehatan RI, 2010,
Pedoman Akuntansi BLU Rumah Sakit.

Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen


Keuangan RI, 2008, Modul Bimbingan Teknis Penyusunan
Persyaratan Adminstratif untuk Menerapkan PPK-BLU.
Gede Edy Prasetya. 2005. Penyusunan dan Analisis Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Indra Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE
Indra Bastian. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga.
Djoko Sudantoko. 2003. Dilema Otonomi Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Kieso, Donald E. And Waygandt Jerrey J. 1995. Intermediate Accounting 7th Ed
(terjemahan) John Willey and Sons inc.
Manajemen

Rumah Sakit. 2013.


Tanya Jawab Seputar BLUD.
http://manajemenrumahsakit.net/2013/04/tanya-jawab-seputar-blud%E2%80%93-bagian-3/

Megawati Hartono. 2011. Tesis Analisis Persepsi Stakeholder Tentang Kesiapan


dan Flesibilitas Implementasi Kebijakan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah di Rumah Sakit Umum Daerah
Bendan Kota Pekalongan. Universitas Diponegoro.
Meidyawati. 2010. Tesis Analisis Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Ppk-Blu) Pada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi.
Universitas Andalas.
Mudrajad Kuncoro. 1997. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

183

Muflihatunnaimah. 2008. Tesis Pengembangan Rancangan Job Analisis


Pengelolaan Keuangan Sebagai Pendukung Badan Layanan Umum
(BLU) di RSJ DR. Amino Gondhoutomo Semarang. Universitas
Diponegoro.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No:23 tahun 2005 tentang Badan
Layanan Umum.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No:24 tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No:61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
PPKBLUD.
2012.
Membuat
Laporan
http://www.ppkblud.com/about/

Keuangan

BLUD.

Sri Lestari. 2006. Skripsi Evaluasi Sistem Penerimaan Kas Pada RSUD Dr.
Moewardi Surakarta Instalasi Rawat Inap. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Suara Merdeka. 2012. RSUD Bendan Akan Jadi Percontohan PPK BLUD.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/20/130452
Sukanto Reksohadiprojo. 1999. Ekonomika Publik. Yogyakarta: BPFE.

185

Anda mungkin juga menyukai