BAB I
PENDAHULUAN
yang
kelak akan berbicara bagaimana kualitas dari proses pendidikan itu berlangsung.
Kegagalan dan keberhasilan mereka merupakan gambaran dari keberadaan
pendidikan itu sendiri.
Hamalik menyatakan bahwa banyak kegagalan pembelajaran di sekolah
karena disebabkan penggunaan pendekatan tradisional yang tidak cocok dengan
cara kebanyakan siswa belajar.2 Hal senada juga dikemukan oleh Langgulung3
1 pasif dengan keadaan, akan kesulitan
bahwa : Guru yang mengajar hanya bersifat
menciptakan pembelajaran yang dinamis. Akibatnya, akan sangat jauh dan
keberhasilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran bahkan berimplikasi
pada kegagalan pencapaian tujuan institusi dan pendidikan. Memang tidak
gampang mewujudkan pembelajaran yang berhasil dan efekti. Hal ini
membutuhkan kesungguhan guru untuk mau mengembangkan model-model
pembelajaran .
Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan
dan berpikir, mausia juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain
dalam pekembanganya. Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu
memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan megembangkan diri
sesuai dengan keunikan atau tiap-tiap pontensi tanpa menimbulkan konflik
dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman idividu, maka
diperlukanlah
bimbingan
untuk
membantu
setiap
individu
mencapai
1. Malas
Siswa menganggap belajar disekolah hanya suatu kewajiban tanpa
dibarengi niat dan tidak belajar dirumah sudah menjadi budaya.
2. Terlalu santai
Siswa yang pada umumnya sering dimanja orang tua, anak hanya
dibiarkan bersenang-senang serta membuang-buang waktu untuk
sesuatu yang tidak bermanfaat malah menjadi terlalu santai
sehingga hal yang bermanfaat juga sering terabaikan, misalnya
tidak memusatkan perhatiannya kepada pelajaran yang dijarkan
guru disekolah.
3. Menggampangkan tugas
Kesadaran siswa untuk hal ini sangat rendah , selalu menganggap
mudah tugas sehingga tugas atau PR dikerjakan dengan asal-asalan
dan terkadang mengerjakannya di saat pagi hari sebelum bel masuk
berbunyi.
Sebagai pembimbing, guru harus mencari solusi bagi pemecahan masalah
rendahnya prestasi belajar siswa ini, salah satu hal yang dianggap mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan memberikan layanan iformasi
bidang bimbingan belajar. Layanan informasi membantu meningkatkan
penyadaran dengan kata kunci bagi sebuah usaha menyadarkan siswa agar tidak
lagi melakukan kesalahan-kesalahan, termasuk rendahnya prestasi belajar yang
dianggap hal wajar oleh siswa. Untuk itu peneliti tertarik untuk memberikan
layanan informasi dengan tujuan siswa mampu meninkatkan prestasi belajar
siswa, menjadi sebuah pertanyaan akan kontribusi yang diberikan, oleh karena itu
penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh layanan informasi bidang
bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Melati Binjai
Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah perlu ditentukan agar topik penelitian menjadi jelas
dan terarah. Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Masih banyak siswa yang menganggap sekolah hanya kewajiban dan tidak
belajar dirumah sudah membudaya.
2. Masih banyak siswa yang terlalu santai dan banyak membuang-buang
waktu disekolah.
3. Masih banyak siswa yang menggampangkan tugas sehingga mengerjakan
PR disekolah pada pagi hari sebelum bel masuk sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada ruanglingkup masalahdi atas penulis
membatasi permasalahan padapengaruh layanan informasi bidang bimbingan
belajar terhadap prestasi belajar belajar siswa kelas XSMA Melati Binjai Tahun
Pelajaran 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sangat erat hubungannya dengan jenis penelitian yang
layanan
informasi
bidang
konseling
untuk
bimbinganbelajar
untuk
BAB II
KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoretis
1. Layanan Informasi Bidang Bimbingan Belajar
4 Rusyan Tabrani, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung; Remadja
Rosda Karya, 1989), hal. 197.
8
5 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), hal. 62.
supaya
orang
yang
dilayani
menjadi
mampu
mengatur
10
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi
belajar yang cocok dengankecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan
kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.8
Sedangkan fungsi utama layanan bimbingan belajar adalah fungsi
pemeliharaan dan pengembangan.9 Belajar adalah aktivitas yang harus dilakukan
oleh siswa di sekolah. Maka siswa harus mendapatkan proses bimbingan agar
tercapai keberhasilan dalam prestasi belajarnya. Bimbingan belajar dimaksudkan
adalah membantu siswa untuk memiliki kemampuan dalam penyesuaian baik
dalam situasi belajarnya, sehingga siswa benar-benar secara efesien dan efektif
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan memperoleh perkembangan
seoptimal mungkin.
Tujuan pelayanan bimbingan belajar tersebut adalah :
a) Mencarikan cara-cara belajar yang efesien dan efektif bagi seorang
anak atau kelompok anak.
b) Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku
pelajaran.
c) Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan
perpustakaan.
d) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan
ujian.
e) Memilih suatu bidang studi (mayor dan minor) sesuai dengan bakat,
minat, kecedasan, cita-cita, dan kondisi fisik atau kesehatannya.
f) Menunjukkan cara-cara mengadapi kesulitan dalam bidang studi
tertentu.
g) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.
8 Prayitno, Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Buku III
Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Sekolah Menengah Umum (SMU), (Jakarta : PT. Ikrar
Mandiriabadi, 2007), hal. 87.
11
luar sekolah dalam proses belajar siswa maka sehingga perlu mendapat perhatian.
Kesulitan belajar
12
13
1.
2.
3.
14
16 Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan
Konseling di Sekolahal.hal. 62.
17 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Di Sekolahal., hal. 280.
15
membaca,
mencatat,
bertanya
dan
menjawab
dan
menulis.Peningkatan keterampilan belajar ini dapat dilakukan dengan kegiatankegiatan sebagai berikut :
1. Membuat catatan waktu guru mengajar
2. Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca
3.Membuat laporan (laporan peninjauan, diskusi, pelaksanaan kegiatan
tertentu)
4.Mengembangkan cara menjawab/memecahkan soal-soal ulangan/ujian
5. Menyusun makalah
6. Membaca efektif
7. Berbahasa efektif (lisan dan tulisan)
8. Bertanya efektif.19
d. Pengajaran perbaikan
18 Ibid,hal.90 -91
16
19 Ibid,hal.92.
20 W.J.S. Poerwadamita, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
1994.hal 26
21 Sujianto. 2008. Penggunaan Media pada Pengajaran . Sumber : SMA Negeri I,
Singosari.
17
18
yang optimal pada suatu bidang studi tertentu dalam rangka mengikuti program
belajar mengajar di sekolah.25
3. Pengertian Belajar
Surakhmad mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.26 Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang
dipelajari itu berguna di kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar
terus dengan cara yang lebih mudah.
G.A. Kimble dalam Tarigan mengatakan bahwa:
Belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tingkah
laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak
termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan atau
kerusakan pada susunan syarat atau dengan kata lain bahwa mengetahui
dan memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang
yang belajar.27
Adapun yang dilakukan dan dikerjakan manusia dalam kehidupan selalu
berusaha agar pekerjaan memperoleh hasil yang baik, jadi, prestasi belajar adalah
prestasi telah dicapai, dilakukan dan dikerjakan.
Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa yang dipelajari itu berguna di
kemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang
lebih mudah.Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian
25 Ibid,.hal.74
26 Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi BelajarMengajar, (Bandung:Tarsito,2004)
.hal.137
19
atau bila
20
bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman.30
Slameto mennyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam
interaksi dengan lingkungannya.31
Istilah pembelarajan digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan
siswa. Menurut Tabrani Pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.32
Didalam pembelajaran interaksi siswa tidak dibatasi kehadiran guru secara
fisik, siswa dapat belajar melalui bahan ajar.Ciri utama pembelajaran adalah
meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa. Ciri lainnya adalah adanya
interaksi. Interaksi terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik dengan
guru dan siswa lainnya.Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan yang
dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu. Kegiatan
pembelajaran mengacu pada metode dan media dalam membahas materi.
Ahuja dan Pramila Ahuja mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
21
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.33
Dari kutipan di tersebut penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar dapat
diartikan sebagai prestasi belajar yang berarti hasil dari kemampuan seseorang
dalam belajar. Namun keberhasilan itu ada kalanya memuaskan dan ada kalanya
mengecewakan. Oleh karena itu prestasi belajar yang baik diperoleh dari orang
yang belajar dan yang mau berusaha.
Agar belajar dapat berjalan dengan baik perlu adanya suatu bimbingan,
memberi kesempatan belajar saja belum memadai bila jumlah yang tinggal
kelasdan putus sekolah masih tinggi. Masih perlu dipikirkan jalan agar setiap
siswa mendapatbimbingan agar ia berhasil menyelesaikan pelajarannya yang
baik.34
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Dalam pendidikan terdapat unsur berupa aktivitas atau kegiatan yang
bersifat bimbingan, bantuan atau pengaruh positif dilakukan dengan sabar oleh
guru terhadap anak didik, serta mempunyai dasar dan tujuan-tujuan tertentu. Di
dalam pendidikan, terdapat hal-hal yang memungkinkan terlaksananya aktivitas
tersebut atau yang bisa disebut dengan faktor-faktor pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Faktor Tujuan
2. Faktor Guru
33 G.C. Ahuja, dan Pramila Ahuja. How to read effectively and efficiently.(New Delhi: Sterling
Publishers 1999). hal.137
22
23
artinya
dengan transformasi
24
disajikannya, adapun dasar untuk menarik minat belajar siswa yang perlu dimiliki
oleh seorang guru adalah melalui penguasaan bahan pengajaran, penampilan dari
sikap seorang guru.
Kendatipun guru merupakan pemimpin yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan-perkembangan anak didik, akan tetapi kepemimpinan yang
dipegangnya tidak dapat disalahgunakan sehingga ia berbuat dengan semaunya
saja. Sebab kepemimpinan dalam dunia kependidikan dilandasi dengan sikap
demokrasi bukan otokrasi. Hal ini disebabkan oleh karena pelaksanaan proses
belajar mengajar memerlukan hubungan yang harmonis dan terpadu antara guru
dengan siswa, sehingga terciptalah keakraban keduanya.
Tegasnya hubungan yang harmonis antara guru sebagai pelayan informasi
bidang bimbingan belajar dan siswa akan membawa dampak yang positif, yaitu
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan semangat mengikuti proses belajar
mengajar yang dipimpin oleh guru, seperti merasa senang mengikuti jam
pelajaran yang disajikan oleh guru tersebut, disamping itu juga dapat menciptakan
keakraban antara guru dengan siswa seolah-olah antara guru dengan siswa seperti
antara orang tua dengan anaknya sendiri. Akan tetapi manakala hubungan antara
guru dengan siswa jauh atau tidak harmonis, maka akan mempengaruhi
pelaksanaan proses belajar mengajar dalam kelas, seperti anak merasa malas atau
tidak senang mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru bidang studi tersebut
atau juga boleh jadi siswa merasa benci atau takut, hal ini disebabkan karena
hubungan antara guru dengan siswa tidak harmonis.
25
35 https://marlina2.wordpress.com/2011/03/31/indikator-prestasi-belajar/
26
27
dasar, atau anggapan dasar dalam sebuah penelitian. Jadi hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
Ha : Ada pengaruh antara Layanan Informasi Bidang Bimbingan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar T.P 2016/2017
Ho : Tidak ada pengaruh antara Layanan Informasi Bidang Bimbingan
Belajar Terhadap Prestasi Belajar T.P 2016/201
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab tiga ini akan diuraikan mengenai berbgai hal yang termasuk
dalam metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian korelasi yaitu pengaruh variabel bebas ( X ) terhadap variabel terikat
(Y) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA MELATI
28
1. Mengembangkan pembelajaran berbasis iman dan taqwa serta nilainilai budaya masyarakat
2. Mengingat efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran secara
maksimal
3. Meningkatkan disiplin guru dan siswa
4. Membina group seni yang
27terampil dan profesional
5. Membina tim olahraga yang handal
6. Menumbuh kembangkan rasa tulus dan ikhlas dalam segala tugas dan
tanggung ajwab yang diemban warga sekolah
7. Membudidayakan wawasa wiyata mandala bagi seluruh warga
sekolah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksankan pada semester ganjil tahun pelajaran
2016/2017 yaitu:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
Kegiatan
Pengajuan Judul
Observasi
PembuatanProposal
BimbinganProposal
Seminar
Pengumpulan Data
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agst
Sept
29
1. Populasi
Menurut
Arikunto,
populasi
adalah
keseluruhan
subjek
penelitian.37Populasi dalam penelitian ini dalah siswa kelas X SMA Melati Binjai
yang terdiri dari hanya 1 kelas dengan jumlah 45 orang siswa.
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk dijadikan
penelitian. Dalam Arikunto dikatakan: sampel adalah bagian atau wakil populasi
yang
diteliti.
Dinamakan
penelitian
sampel
apabila
bermaksud
untuk
mengambil
30
Karena dalam penelitian ini variabelnya ganda, maka variabel yang satu
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang lain. Variabel bebas mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat.
D. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional dari variabel tersebut yaitu :
1. Layanan informasi bidang bimbingan belajar
Layanan informasi bidang bimbingan sosial adalah layanan yang diberikan
kepada siswa agar dapat membantu perkembangan belajarnya dengan tujuan
mendapat prestasi yang baik.
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah hasil belajar yang berbentuk nilai (angka)
dari mata pelajaran yang telah dipelajari disekolah sebelumnya.
E. Instrumen penelitian
1. Pengertian instrument penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Skala. Alat pengumpulan data
ini digunakan untuk menghemat waktu dan dapat menghimpun data atau
informasi yang dibutuhkan dengan waktu yang relatif singkat. Setiap responden
akan menerima pernyataan atau pertanyaan dan kemungkinan jawaban yang sama,
31
hal ini akan memudahkan penulis mengelola dan menganalisis data yang
diperoleh.
2. Proses pembuatan instrumen
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengadaan instrumen penelitian
melalui beberapa tahap. Menurut Arikunto prosedur yang ditempuh adalah :
perencanaan butir soal, penulisan butir soal, uji coba, penganalisaan hasil, dan
pengadaan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik.39
Untuk menilai jawaban siswa menggunakan skala likert dengan dua sifat
pernyataan yaitu favourable (positif) dan unfavourable (negatif), dengan skala
likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel
kemudian indikator-indikator tesebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan. 40 Untuk
memberikan jawaban siswa hanya perlu memberi tanda ceklist ( ) pada kolom
yang disediakan. Berikut keterangan tingkatan skor pada skala likert :
Tabel 3.2
Pemberian Skor Skala
Pertanyaan favourable (+)
Keterangan
Skor
Skor
32
Setuju (S)
Setuju (S)
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Layanan Informasi Bidang Bimbingan Belajar
No
1
Indikator
Deskriptor
Pengembangan
sikap dan
kebiasaan
belajar
a. Bertanya saat
mengulang
pelajaran
No item
favourable unfafourable
5,8
2
Jlh
2
11
16
33
materi pelajaran
b. Memahami
materi yang
disampaikan
oleh guru
Orientasi belajar a. Dapat memilih
di Sekolah
program
Lanjutan
keahlian
b. Dapat
mengenal
lingkungan
sekolah dengan
baik
Pengembangan
a. Mampu
pengetahuan dan
mengaplikasika
kemamapuan
n teori dengan
serta
praktik
pengembangan
b. Kemauan untuk
pribadi
belajar karena
adanya tujuan
yang ingin
dicapai
jumlah
13
18
14,21
22
10,17
15,23
19,24
25
20
12
14
11
25
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar
No
Indikator
Deskriptor
Kognitif :
a.Pengamatan
b. Ingatan
c. pemahaman
Mampu
mengenal dan
memperhatikan
objek atau
peristiwa
Mampu
mengambil
informasi
dimasa lampau
Mampu
No item
favourable unfafourable
Jlh
1,25
15
17
19
16,23
20
34
d. Mampu
menerapkan
e. Analisis
(Pemeriksaan)
Afektif :
a. Penerimaan
b. Sambutan
c. Apresiasi
(menghargai)
d. internalisasi
(pendalaman)
e. karakterisa
si
Psikomotorik :
a. Keterampil
an
bergerak
dan
bertindak
Jumlah
3. Uji instrumen
mengartikan
dengan caranya
sendiri
Mampu
mempraktikkan
sesuatu teori
Teliti terhadap
suatu pekerjaan
18
22
21
24
mampu
menerima
materi yang
disampaikan
mampu
bersikap ramah
diawal
pertemuan
mampu
memberi
ucapan yang
baik kepada
guru
mampu
menghayati
atau mendalami
materi yang
disampaikan
Mampu
menampilkan
karakter yang
dimiliki
5,10
12
14
11
13
Mampu
bergerak sigap
dan cepat
14
11
25
35
rxy
n XY X Y
{n X 2 X }{n Y 2 Y }
2
12
n
r11
1
12
n 1
dengan rumus:
Dimana :
r11
: Jumlah responden
n-1
: Jumlah responden -1
36
12
2
1
t =
r N2
1r 2
37
Dimana :t
: signifikan korelasi
r
: koefisien korelasi
: jumlah sampel