Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan Baja walaupun dari jenis yang
paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai
perbandingan kekuatan per volume lebih
tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan
bangunan lainnya yang umum dipakai,
sehingga memungkinkan perencanaan sebuah
konstruksi baja bisa mempunyai beban mati
yang lebih kecil untuk bentang yang lebih
panjang. Sifat-sifat dari baja yang seragam
sebagai bahan bangunan maupun dalam
bentuk struktur dapat terkendali dengan baik
sekali sehingga dapat dihindari berbagai
ketidakpastian yang biasa terjadi dalam
perencanaan. Disamping itu Baja memiliki
sifat Duktilitas, yaitu sifat dari baja yang dapat
mengalami deformasi yang besar di bawah
pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa
hancur atau putus, adanya sifat ini membuat
struktur baja mampu mencegah terjadinya
proses robohnya bangunan secara tiba-tiba.
(Amon, Knobloch, and Mazumder, 1999)
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan gedung
bertingkat tinggi, salah satunya adalah gempa.
Berdasarkan hal ini setiap bangunanyang akan
dibuat baik yang berada baik yang berada di
atas permukaan tanah maupun yang berada di
bawah permukaan tanah harus memasukkan
resiko gempa di dalam perencanaannya. Syarat
dalam merencanakan bangunan tahan gempa
adalah stabil, kuat, dan kaku antar
sambungannya. Pada dasarnya beban gempa
adalah beban lateral yang bersifat siklik
(bolak-balik) sehingga struktur harus diberi
pengaku untuk menahannya. Bermacammacam pengaku dapat digunakan, antara lain
dinding struktur (DS), core (inti), dan pengaku
baja. Untuk menahan beban lateral pada
struktur baja umumnya digunakan pengaku
(bracing), dimana fungsi dari pengaku adalah
sebagai perkuatan struktur dan kestabilan. Ada
2 jenis sistem pengaku, yaitu Sistem Rangka
Bracing Eksentrik dan Sistem Rangka Bracing
Konsentrik.
Tujuan akhir dari Tugas Akhir ini
adalah menghasilkan perencanaan struktur
gedung baja yang rasional dan mengacu pada
berbagai peraturan yang berlaku diantaranya
SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002 tentang
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
2
3. Perencanaan pondasi bangunan yang
terdiri dari perhitungan daya dukung
pondasi dan desain pondasi.
4. Analisa struktur dengan menggunakan
program Bantu ETABS V9.2.
5. Tidak membahas metode pelaksanaan
di lapangan.
6. Tidak meninjau analisa biaya dan
manajemen konstruksi.
7. Peraturan yang digunakan yaitu SNI
03-1726-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002
tentang Tata Cara Perencanaan
Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2002 tentang
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung, dan SNI
03-1727-1989 tentang Tata Cara
Pembebanan Indonesia Untuk Rumah
dan Gedung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Penggunaan baja sebagai bahan
struktur utama dimulai pada akhir abad ke-19
ketika metode pengolahan baja yang murah
dikembangkan dengan skala yang luas. Baja
merupakan bahan yang mempunyai sifat
struktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan
yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik
maupun tekan sehingga baja adalah elemen
struktur yang memiliki batasan sempurna yang
akan menahan beban jenis tarik aksial, tekanan
aksial dan lentur dengan fasilitas yang hampir
sama. Berat jenis baja tinggi, tetapi
perbandingan antar kekuatan terhadap
beratnya juga tinggi sehingga komponen baja
tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan
dengan kapasitas muat bebannya, selama
bentuk-bentuk struktur yang digunakan
menjamin bahwa bahan tersebut digunakan
secara efisien. Oleh karena itu, pada bagian
dimana beban lentur dipikul, penggunaan
penampang melintang baja yang diperbaiki
dan penampang memanjang adalah penting.
(Salmon & Johnson, 1991)
3
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
PERENCANAAN STRUKTUR
SEKUNDER
Pengumpulan Data
-Shop drawing gedung
-Data Tanah
Studi Kepustakaan
Konsep Desain
Preliminary Design
Pembebanan
Desain Struktur
- Struktur sekunder
- Struktur utama
- Struktur bawah
NOT
OK
Kontrol Desain
OK
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Selesai
Denah Tangga
Persyaratan perencanaan :
60cm 2t i 65cm
( 2 15) 30 60cm
(ok)
25 40 = 26,565
(ok)
4
4.2. Perencanaan Pelat
Untuk Pelat Lantai Dengan Bentang Menerus :
- Berdasarkan Tabel 2. (Tabel Perencanaan
Praktis Brosur Lysaght BONDEX), tebal
pelat = 12 cm dan tulangan negatif = 4,99
cm2/m,
- Dipakai tulangan D 10, As = 0,7854 cm2
- Jumlah tulangan yang dibutuhkan tiap 1 m :
N = 4,99 / 0,7854 = 6,353 7 buah
- Jarak antar tulangan = 100 / 7 = 14,286
15 cm
- Jadi dipasang tulangan negatif D 10 150.
Untuk Pelat Atap Dengan Bentang Menerus :
- Berdasarkan Tabel 2. (Tabel Perencanaan
Praktis Brosur Lysaght BONDEX), tebal
pelat = 12 cm dan tulangan negatif = 3,59
cm2/m,
- Dipakai tulangan D 10, As = 0,7854 cm2
- Jumlah tulangan yang dibutuhkan tiap 1 m :
N = 3,59 / 0,7854 = 4,6 5 buah
- Jarak antar tulangan = 100 / 5 = 20 cm
- Jadi dipasang tulangan negatif D 10 200.
4.3. Perencanaan Balok Anak
Data Perencanaan :
Balok anak WF 350 x 175 x 6 x 9
BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2
fu = 4100 kg/cm2
Panjang balok (span) L = 8000 mm = 8 m
Menghitung Momen Nominal
Menentukan gaya yang terjadi
C = 0,85.fc.tplat.beff
= 0,85.350.12.200 = 535500 kg
T = As.fy
=52,68.2500 = 131700 kg (menentukan)
Menentukan jarak-jarak dari centroid gayagaya yang bekerja:
As. fy
131700
a
2,2cm
0,85 . fc '.beff
0,85 .350 .200
Menghitung kekuatan nominal penampang
komposit
a
d
Mn As. fy ts
2
2
2, 2
35
131700 12
2
2
= 3740280 kgcm
Syarat :
Mu .Mn
2236928 kgcm 0,85 3740280 kgcm
2236928 kgcm 3179238 kgcm
Ec 0,041.wc . fc' =
0,041.24001,5. 35
= 28519 Mpa
Es 2.10 5 Mpa
beff = 200 cm (balok interior)
Es 2.10 5
=
=7
Ec 28519
beff
200
btr =
=
= 28,52 cm
n
7
n =
Atr .t platbeton
Yna
d
As t platbeton
2
Atr As
399,27 12
35
52,6812
2
2
399,27 52,68
= 11,7 cm
b efektif
btr
ts
Yna
GN komposit
GN baja
yt
L
800
=
= 2,222 cm
360 360
5.( q DL q LL ).l 4
=
ymaks
384 .E .Ix
f '=
5.(9,97 10).8004
384.2.106.80873,5
= 1,32 cm < f ' ..................ok
5
4.4. Perencanaan Balok Lift
Pada perencanaan Balok Lift ini
meliputi balok-balok yang berkaitan dengan
ruang mesin lift. Desain lift disini adalah
memperhitungkan balok penggantung lift yang
disesuaikan dengan ruang konstruksi yang
disesuaikan jenis lift. Pada bangunan ini
menggunakan lift penumpang dengan datadata sebagai berikut (untuk lebih jelasnya lihat
lampiran brosur) :
- tipe lift
: Passenger Elevator
- merk
: Young Jin
- kapasitas
: 11 orang / 750 kg
- kecepatan
: 60 m/min
- lebar pintu
: 800 mm
- dimensi hoistway : 1800 x 2000 mm2
- dimensi sangkar
inside
: 1400 x 1350 mm2
outside
: 1460 x 1505 mm2
- dimensi ruang mesin : 2000 x 3700 mm2
- beban reaksi ruang mesin
R1 = 4550 kg
R2 = 2800 kg
Data data Perencanaan
Digunakan profil WF 300 x 250 x 9 x 14
BJ-41 : fy = 2500 kg/cm
fu = 4100 kg/cm2
Panjang balok (span) L = 8000 mm = 8 m
BAB V
PEMBEBANAN
DAN ANALISA STRUKTUR
5.1 Analisa Struktur Utama
Pada perhitungan struktur utama
digunakan program Bantu ETABS V9.2.
Struktur utama ini dimodelkan sebagai rangka
terbuka karena dinding bata tidak diasumsikan
sebagai pemikul beban. Pemikul beban
struktur utama berupa balok dan kolom,
sedangkan struktur pelat dibebankan ke balok
anak dan beban balok anak menjadi beban
terpusat pada balok induk. Struktur tangga
sebagai beban terpusat yang bekerja pada
balok utama dimana tangga tersebut berada.
5.2 Pembebanan
Struktur utama dibebani oleh beban
hidup dan beban mati yang berasal dari lantai,
beban struktur sendiri, beban angin dan beban
gempa. Beban mati dan beban hidup
dimasukkan dalam beban gravitasi yang
dipikul oleh balok hasil penyaluran pelat lantai
maupun dari pelat atap yang selanjutnya beban
tersebut disalurkan ke kolom dan akhirnya
6
6.1.1
170
170
= 10,752
250
< p 8,33 < 10,752 , penampang kompak
h
200
=
=
= 16,67
12
tw
p =
fy
1680
1680
= 106,253
250
< p 16,67<106,253, penampang kompak
fy
1900
4
,
88
r
250
Fy
91,64 120,167 OK
6.1.3 Kontrol Kekuatan pengaku :
Kuat tarik rencana :
Pn = x Fy x Ag
= 0,9 x 2500 x 35,77
= 80482,5 kg ( menentukan )
Misal An = 0,85 x Ag
U = 0,9
Ae = U x An
Pn = x Fu x Ae ; Ae = U x An
= 0,75x 4100 x ( 0,9 x (0,85 x 35,77))
= 84144,5 kg
Pn = 80482,5 kg Pu = 35521,82 kg
Kuat tekan rencana :
k
L
Fy
c = c
=
r
E
1 447,214
2500
= 1,031
4,88
2 x10 6
0,25 < 1,031 < 1,2
Untuk 0,25 < c < 1,2, maka
1,43
1,6
1,6 0,67 c
2500
= 1589,6 kg/cm2
1,6
Pn = x Ag x fcr
= 0,85 x 35,77 x 1586,6
= 48329,9 kg
Pn = 48329,9 kg Pu = 41948,77 kg
fcr
k .E
h
1,1 n
tw
fy
5
Dimana, kn = 5
, untuk balok dengan
2
a
h
pengaku vertikal
kn =5, untuk balok tanpa pengaku
vertikal pelat badan.
Sehingga,
342
5(2.106 )
1,1
8
2500
42,75 69,57.............................. OK
Vn = 0,6.fy.Aw
= 0,6.2500 kg/cm (34,2.0,8) cm2
= 41040 kg
Persyaratan :
Vu Vn
18254,93 Kg 0,9. 41040 Kg
18254,93 Kg < 36936 kg
Kondisi Balok Utama Setelah Komposit
Zona momen Positif
Dari hasil output ETABS v9.2.0 didapatkan
momen positif
adalah Mmaks = 2127400,4 Kgcm (batang
B-52).
C3 =
Qn ( C
tidak menentukan )
n1
C
210300
= 3,542
cm
b eff
d3
Py
a
3,542
= 12 10,23 cm
2
2
d2 = 0 profil baja tidak mengalami
tekan
d 40
d3 =
20 cm
2 2
Menghitung
kekuatan
nominal
penampang komposit
Mn C .(d 1 d 2 ) Py (d 3 d 2 )
C = 210300 kg
Py = As.fy = 84,3.2500 = 210300 kg
Mn = 56357369 kgcm
Syarat :
Mu .Mn
2127400,4 kgcm 0,85.56357369 kgcm
2127400,4 kgcm 5403763,7 kgcm.
Kekuatan nominal penampang komposit
lebih besar daripada momen akibat beban
berfaktor, sehingga penampang mampu
menahan beban yang terjadi.
Zona momen negatif
Dari hasil output program ETABS v9.2.0
didapatkan momen negatif Mmaks = 3254740,3 Kgcm (batang B-52).
L = 800 cm
beff .L = .800 cm = 200 cm
tbondex = 0,75 mm
fyr = 240 Mpa
Menentukan Lokasi Gaya Tarik pada
Balok Baja
Batang tulangan menambah kekuatan
tarik nominal pada pelat beton. Dipasang
tulangan negatif D 10 - 150.
d1 = tb -
2
2
= 92180,3 Kg
Gaya pada sayap, Tf = bf . tf . fy
= 20 . 1,3 . 2500
= 65000 Kg
Ts
Pyc Tc
Tf
2
= 92180,3 65000
= 27180,3 Kg
Jarak garis netral dari tepi bawah sayap :
aw
Tw
27180,3
= 13,6 cm
fy.tw 2500.0,8
8
6.2.1.1 Perencanaan Penghubung Geser
Untuk penghubung geser yang dipakai adalah
tipe stud dengan:
ds = 16 mm
Asc = 201,062 mm2
fu = 550 Mpa = 55 kg/mm2
Ec = w1, 5 .0,041. fc' 24001,5.0,041 35
= 28519,03 Mpa
Qn = 0,5.Asc. fc'.Ec = 100438,8 N/stud
= 10043,88 kg/stud
Syarat :
Qn Asc.fu
10043,88 kg/stud 201,062 x 55 kg/stud
10043,88 kg/stud 11058,4 kg/stud
Jumlah stud untuk setengah bentang
N
Vh 210300 kg
20,96 21buah
Qn
10043,88
20cm
N
42
Jarak maksimum (Pmaks)
=8(tplatbeton) ... SNI 03-1729-2002
= 8 x 12 cm = 96 cm
Jarak minimum
= 6(diameter) ... SNI 03-1729-2002
= 6 x 1,6 cm = 9,6 cm
Jadi, shear connector dipasang sejarak 20 cm
sebanyak 40 buah untuk masing-masing
bentang.
6.3 Perhitungan Dimensi Kolom
6.3.1 Perhitungan Kolom Lantai 1 - 4
Pada perencanaan ini, ditunjukkan
contoh perhitungan kolom Story 1 element
C68. Pada perhitungan berikut Kolom
direncanakan
dengan
profil
WF
400x400x45x70. Panjang kolom (L) = 400 cm.
Dari hasil output ETABS v9.2.0 untuk Story 1
element C68 :
Pu
= - 824142,65 kg
Mux
= - 1051349 kgcm
Muy
= - 589077 kgcm
Kontrol Penampang :
Terhadap Tekan :
170
665
r =
=
= 42,06
fy
250
=
bf
400
=
= 2,9 < r .. Ok
2t f
2(70)
216
h
=
= 4,8
< r .. Ok
tw
45
Terhadap Lentur :
bf
400
=
=
= 2,9 < p .. Kompak
2t f
2(70)
=
p =
170
fy
170
= 10,752
250
216
h
=
= 4,8
< p .. Kompak
tw
45
1680
1680
p =
=
= 106,253
fy
250
Karena penampang kompak, maka Mnx =
Mny = Mp :
Mx
= Sx.fy = 30000000 kgcm
1,5Mx = 1,5(30000000) = 45000000 kgcm
Mnx = Mpx = Zx.fy = (14385)(2500)
= 35962500 kgcm
= 35962500 kgcm 1,5Mx
= 45000000 kgcm ... O.K
My
= Sy.fy = 11825000 kgcm
1,5My = 1,5(11825000) = 17737500 kgcm
Mny = Mpy = Zy.fy = (6713)(2500)
= 16782500 kgcm
= 16782500 kgcm 1,5My
= 17737500 kgcm .. OK
Jadi diperoleh : Mnx = 35962500 kgcm
Mny = 16782500 kgcm
=
Ix = 298000cm4
Iy = 94400cm4
Ix = 23700 cm4
Ix = 23700 cm4
Ix = 298000cm4
Iy = 94400cm4
9
Terhadap sumbu x :
Kontrol kekakuan portal :
Ic
G=
L
c
Ib
L
b
2(298000 400)
= 25,14
2( 23700 / 800)
GB = 1 (Ujung kolom dianggap jepit)
Diperoleh : kc = 0,87 (berpengaku)
k L
0,87 x 400
x= c =
= 17,67
ix
19,7
Terhadap sumbu y:
Kontrol kekakuan portal :
GA =
Ic
Lc
G=
Ib
Lb
kc L
= = 30,63
iy
Rumus Interaksi :
terbesar = y = 30,63
WF 350 X 175 X 6 X 9
L 60 X 60 X 6
20 MM
WF 350 X 175 X 7 X 11
2(94400 400)
=8
2(23700 / 800)
GB = 1 (Ujung kolom dianggap jepit)
Diperoleh : kc = 0,85 (berpengaku)
c =
60
30
GA =
y=
BAB VII
PERENCANAAN SAMBUNGAN
fy
30,63 2500
=
= 0,33
E
2 10 6
1,43
= 1,04
1,6 0,67. c
L 60 X 60 X 6
20 MM
fy
2500
Pn = Ag. = 770,1.
= 1850358,92 kg
1,04
Pu
824142,65
=
= 0,52 0,2
.Pn 0,85.1850358,92
RUMUS 1
Kontrol Tekan-Lentur
Pu
0,51 0,2
Pn
Pu 8 Mux
Muy
1,0
Pn 9 bMnx bMny
8 1051349
589077
0,52
1,0
9 0,9 x 35962500 0,9 x16782500
0,61 1 .. OK
60
30
WF 350 X 175 X 7 X 11
10
WF 350 X 175 X 6 X 9
L 60 X 60 X 6
D 20 MM
60
30
T 400 X 400 X 30 X 50
90
L 70 X 70 X 7
20 MM
60
30
30 MM
WF 350 X 175 X 7 X 11
T 350 X 175 X 7 X 11
WF 350 X 175 X 6 X 9
WF 400 X 400 X 45 X 70
D 30 MM
L 70 X 70 X 7
WF 200 X 200 X 12 X 12
60
PELAT 1,2 CM
L 60 X 60 X 6
30
D 20 MM
60
30
WF 350 X 175 X 7 X 11
D 20 MM
L 70 X 70 X 7
60
30
T 350 X 175 X 7 X 11
90
T 400 X 400 X 30 X 50
L 70 X 70 X 7
D 30 mm
WF 200 X 200 X 12 X 12
90
WF 400 X 400 X 45 X 70
PELAT 1,2 CM
45
T 400 X 400 X 30 X 50
D30 MM
60
30
WF 350 X 175 X 7 X 11
L 70 X 70 X 7
60
90
30
L 70 X 70 X 7
D 20 MM
T 350 X 175 X 7 X 11
60
90
30
D 30 MM
WF 400 X 200 X 8 X 13
T 400 X 200 X 8 X 13
T 400 X 400 X 30 X 50
11
7.9 Sambungan Bracing pada Balok
Eksterior
Dari hasil analisa ETABS diperoleh :
Pu = 35521,82 kg ( tarik )
Pu = - 41948,77 kg ( tekan )
TEBAL PELAT 7 CM
WF 400 X 400 X 45 X 70
WF 375 X 175 X 7 X 11
D 30 MM
D 30 MM
PELAT 1,2 CM
45
60
45
D 30 MM
WF 200 X 200 X 12 X 12
WF 400 X 400 X 45 X 70
120
PELAT 3 CM
D 40 MM
60
D 20 MM
PELAT 1 CM
Pondasi
interior
pada
gedung
Departemen Keuangan RI ini direncanakan
memakai pondasi tiang pancang jenis pencil
pile shoe produk dari PT. WIKA Beton.
Spesifikasi tiang pancang yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:
Diameter
: 450 mm
Tebal
: 80 mm
Type
: A1
Allowable axial
: 139,23 ton
Bending Momen crack
: 7,5 ton m
Bending Momen ultimate : 11,25 ton m
Dari hasil analisa struktur dengan
menggunakan program bantu ETABS, diambil
output reaksi perletakan yang terbesar (dengan
kombinasi 1D + 1L), hasilnya adalah sebagai
berikut :
12
Pondasi Interior :
Pu
: 738530,53 kg
Mx
: 3919,232 kgm
My
: 319,882 kgm
Hx
: 587,21 kg
Hy
: 2986,13 kg
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa yang
telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan antara lain :
1. Dilakukan
perhitungan
struktur
sekunder terlebih dahulu seperti
perhitungan tangga, pelat lantai, dan
balok anak terhadap beban-beban
yang bekerja baik beban mati, beban
hidup maupun beban terpusat.
2. Analisa balok dihitung terhadap
kontrol lendutan, kontrol penampang
(local buckling), kontrol lateral
buckling dan kontrol geser.
3. Prinsip dasar bahwa struktur sekunder
menjadi beban pada struktur utama,
dan setelah itu dilakukan analisa
struktur utama dengan bantuan
program yaitu ETABS V9.2.
9.2
Saran
Perlu dilakukan studi yang lebih
mendalam untuk menghasilkan perencanaan
struktur dengan mempertimbangkan aspek
teknis, ekonomi, dan estetika. Sehingga
diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan
mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan
dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan
perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat
waktu dalam pelaksanaannya.