Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

Sel adalah unit terkecil yang mampu atau dapat tepat hidup tanpa
kehadiran sel yang lain. Sel mempunyai bentuk dan fungsi tertentu, setiap sel
setelah tumbuh dan berdiferensiasi akan berubah bentuknya sesuai dengan
fungsinya. Sel-sel penyusun makhluk hidup sangat bervariasi baik ukuran, bentuk,
struktur maupun fungsinya. Setiap sel bergantung pada sel lain untuk melakukan
fungsinya. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama dari sekumpulan jaringan yang akan membentuk organ. Jaringan tumbuhan
adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan
struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan di bedakan menjadi dua yaitu
meristem primer dan meristem sekunder. Sedangkan jaringan hewan adalah
sekumpulan sel-sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama, di
bedakan menjadi empat yakni jaringan otot, jaringan ikat, jaringan syaraf dan
jaringan ephitelium. Mempelajari sel dan jaringan sangan penting, karena sel
adalah penyusun utama tubuh tumbuhan dan hewan.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui bagian
bagian sel hewan,sel tumbuhan, dan jaringan hewan melalui pengamatan preparat
dengan mikroskop. Selain itu, agar praktikan dapat membuat preparat segar yang
digunakan untuk praktikum. Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini

adalah menambah pengetahuan tentang sel dan jaringan beserta bagian-bangian


dan ciri-cirinya.
BAB II
MATERI DAN METODE
Pratikum Biologi dengan materi Pengenalan Sel dan Jaringan dilaksanakan
pada Jumat, 9 Oktober 2015 pukul 15.00-17.00 di Laboratorium Fisiologi dan
Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.
2.1.

Materi
Materi yang digunakan pada praktikum pengenalan sel dan jaringan

meliputi mikroskop biologi untuk melakukan pengamatan, preparat awetan sel


usus halus ayam dan daun Rhoeo discolor segar sebagai objek dalam pengamatan
sel, preparat awetan akar dan batang Zea mays, akar jarak dan batang Hibiscus
rosa-sinensis sebagai objek dalam pengamatan jaringan, kaca objek yang
digunakan sebagai wadah untuk objek pengamatan, kaca penutup digunakan
sebagai penutup objek pada kaca objek, pipet tetes sebagai alat untuk memberi air
pada objek, silet digunakan untuk memotong objek dan air.
2.2.

Metode

2.2.1. Pengenalan Sel

Pertama persiapkan mikroskop yang akan digunakan, cek kelengkapan dan


keadaan fisiknya. Pastikan mikroskop dalam keadaan baik. Lalu nyalakan
mikroskop dan lampunya. Ambil preparat awetan berupa sel usus hewan dan
preparat buatan Rhoe discolor dengan cara memotong tipis bagian daun tersebut
lalu letakan diatas kaca objek lalu tetesi dengan air dan kemudian tutup dengan
kaca penutup. Jepit preparat tersebut agar letaknya tidak berubah-ubah.. Atur letak
preparat sehingga tepat berada diatas cahaya. Amati dengan perbesaran 40 x dan
100 x lalu gambar hasil pengamatan. Lakukan secara bergantian.
2.2.2. Pengenalan Jaringan
Pertama persiapkan mikroskop yang akan digunakan, cek kelengkapan dan
keadaan fisiknya. Pastikan mikroskop dalam keadaan baik. Nyalakan mikroskop
dan lampunya. Ambil preparat awetan berupa akar dan batang Zea mays, akar
jarak dan batang Hibiscus rosa-sinensis dan letakan diatas tempat pengamatan.
Jepit preparat awetan tersebut agar letaknya tidak berubah-ubah. Atur letak
preparat sehingga tepat berada diatas cahaya. Amati dengan perbesaran 40 x lalu
gambar hasil pengamatan. Lakukan secara bergantian.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1

Pengenalan Sel
Sel adalah bagian atau bentuk terkecil dari suatu organisme. Hal ini sesuai

dengan pendapat Setiadi (2007) yang menyatakan bahwa sel tubuh manusia
adalah sel mikroskopik yang berdiameter 10 sampai dengan 30 m. Sel memiliki
kemampuan untuk tumbuh dan bereproduksi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sumardi dan Marianti (2007) bahwa sel juga merupakan struktur terkecil yang
mampu melakukan pertumbuhan dan reproduksi. Sel juga merupakan penyusun
makhluk hidup yang dapat berkembangbiak. Hal ini sesuai dengan pendapat
Isnaeni (2006) bahwa sel memiliki semua kemampuan zat hidup, termasuk
pertahanan diri dan perkembangbiakan.
3.1.1

Sel Hewan
Hasil pengamatan pada praktikum acara pengenalan sel hewan

ditampilkan pada Ilustrasi 1. Data yang ditampilkan merupakan preparat usus


ayam dengan perbesaran 100 x (sisi kiri) dan gambar pembanding (sisi kanan)
adalah sebagai berikut :

Ilustrasi 1. Data Pengamatan Sel Hewan


Berdasarkan praktikum dapat terlihat melalui gambar bahwa sel hewan
pasti memiliki lapisan membran sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Isnaeni
(2006) yang mengatakan sebuah sel adalah setitik masa protoplasma (berbentuk
seperti selai) yang berisi inti atau nukleus yang dibungkus membran sel. Membran
terdiri dari fosfolipid yang tersusun dengan kepala hidrofiliknya menghadap
lingkungan cair di kedua sisi membrane dan ekor asil lemak membentuk bagian
tengah membran yang hidrofobik. Membran sel berupa selaput tipis dibangun
oleh fosfolipid, protein, dan karbohidrat menurut Sumadi dan Marianti (2007).
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat semi permeable,
berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat kedalam dan keluar sel,
sesuai dengan pernyataan Campbell et al. (2004).

3.1.2

Sel Tumbuhan
Hasil pengamatan pada praktikum acara pengenalan sel tumbuhan

ditampilkan pada Ilustrasi 2. Data yang ditampilkan merupakan preparat daun


Rhoeo discolor dengan perbesaran 100 x (sisi kiri) dan gambar pembanding (sisi
kanan) adalah sebagai berikut:

Ilustrasi 2. Data Pengamatan Sel Tumbuhan


Berdasarkan hasil pengamatan daun Rhoe discolor didapatkan hasil
pengamatan bahwa struktur sel antara lain membran sel, dinding sel, stomata, dan
sitoplasma. Stomata berfungsi sebagai berlangsungnya reaksi kimia proses
fotosintesis. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang mengatakan
bahwa di dalam sel tumbuhan terdapat sitoplasma yang berfungsi sebagai tempat
terjadinya reaksi kimia dalam sel tumbuhan Rhoeo discolor. Pada pengamatan di
temukan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi sel. Hal ini sesuai
dengan pernyataan George (2006) yang menyatakan fungsi dari dinding sel adalah
melindungi organel, memberi bentuk sel dan sebagai tempat transportasi antar sel
selain itu dinding sel juga berfungsi sebagai penyokong.

3.2.

Pengenalan Jaringan
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan

organ reproduksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Woelaningsih dalam Silaban
(2013) bahwa organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti
jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan
pengangkut. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jaringan adalah
sekumpulan sel yang mempunyai fungsi yang sama untuk menyusun organ. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Mulyani (2006) bahwa definisi jaringan adalah
sekelompok sel dengan asal usul, struktur dan fungsi yang sama.
3.2.1. Jaringan Tumbuhan Monokotil
Hasil pengamatan pada praktikum acara pengenalan jaringan tumbuhan
monokotil ditampilkan pada Ilustrasi 3. Data yang ditampilkan berupa preparat
awetan batang Zea mays 40 x (kiri) dan akar Zea mays 40 x (kanan) adalah
sebagai berikut :

Ilustrasi 3. Data Pengamatan Jaringan Monokotil


Berdasarkan hasil praktikum pada akar dan batang Zea mays terlihat
bahwa setiap organ dalam tumbuhan memiliki lapisan epidermis, xylem dan floem

juga jaringan-jaringan lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Irawan (2014)
bahwa jaringan epidermis merupakan jaringan terluar dari setiap organ tumbuhan,
jaringan ini tersusun dari sel-sel parenkim. Pada batang monokotil, epidermis
terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada
stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral
tertutup yang artinya diantara xylem dan floem tidak ditemukan kambium.
Menurut Silaban et al. (2013) tidak adanya cambium pada Monokotil
menyebabkan batang monokotil tidak dapat tumbuh membesar. Bagi tumbuhan,
batang memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai penopang, pengangkut air
dan zat-zat makanan, penyimpanan makanan cadangan, serta sebagai alat
perkembangbiakan.
Tumbuhan monokotil mempunyai sususan jaringan pengangkut yang
menyebar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyani (2006) monokotil
mempunyai berkas pengangkut tersebar atau melingkar dekat bagian tepi.
Menurut Thaem (2012) tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang
dari pangkal ke ujung daun secara sejajar. Bagi tumbuhan, fungsi daun memiliki
beberapa kegunaan misalnya, sebagai tempat pembuatan makanan, pernapasan
dan penguapan.
3.2.2. Jaringan Tumbuhan Dikotil
Hasil pengamatan pada praktikum acara pengenalan jaringan tumbuhan
dikotil ditampilkan pada Ilustrasi 4. Data yang ditampilkan berupa preparat
awetan batang akar jarak 40 x (kiri) dan batang Hibiscus rosa-sinensis 40 x
(kanan) adalah sebagai berikut:

Ilustrasi 4. Data Pengamatan Jaringan Dikotil


Berdasarkan

hasil

pengamatan

menggunakan

mikroskop

dengan

perbesaran 40 x ditemukan adanya epidermis, korteks, endodermis, floem dan


xylem. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyani (2006) bahwa sebagian besar
monokotil dan dikotil mempunyai lapisan pemisah yang terdiri atas sel bergabus.
Xylem merupakan jaringan yang mengangkut air dan mineral-mineral dari dalam
tanah ke bagian atas tumbuhan sedangkan floem merupakan jaringan pengangkut
yang berfungsi untuk menghantar makanan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Campbell et al. (2012) bahwa xilem dan floem
merupakan jaringan vaskular yang melaksanakan transpor material jarak jauh
antara sistem akar dan sistem tunas dimana xilem mengantarkan air dan mineral
terlarut ke atas dari akar menuju ke tunas sedangkan floem mentranspor gula,
yang merupakan produk fotosintesis dari tempat pembuatannya yaitu daun ke
tempat yang membutuhkan.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Campbell et al.(2012) yang menyatakan bahwa
jaringan epidermis merupakan jaringan tunggal lapisan pelindung terluar

10

tumbuhan dan menjadi pertahan pertama melawan kerusakan fisik dan patogen.
Epidermis memiliki berbagai karakteristik yang terspesialisasi pada setiap organ.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Woelaningsih dalam Silaban (2013) bahwa
walaupun berbeda epidermisnya, semua epidermis tersusun rapat satu sama lain
dan membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Jika terdapat ruang antar
sel, misalnya epidermis mahkota bunga, ruang itu ditutupi oleh kutikula.

11

BAB IV
SIMPULAN
4.1.

Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang sudah dibuat dapat

disimpulkan bahwa sel dan jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbedabeda pada organel sel nya baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan dan
merupakan struktur terkecil pada makhluk hidup karena membutuhkan mikroskop
untuk mengamati bagian-bagian sel dan jaringan dengan perbesaran 40 x dan 100
x dan tidak dapat dibagi lagi. Sekumpulan sel yang memiliki fungsi yang sama
akan membentuk jaringan.
4.2.

Saran
Melihat dari praktikum yang telah kami lakukan sebelumnya, saran dari

kami adalah sebaiknya ketersediaan akan alat-alat di laboratorium yang digunakan


untuk praktikum seperti kaca penutup (cover glass), kaca objek, tersedia dengan
lengkap dan bersih sehingga tidak akan ada kekurangan ketika melakukan
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Cahyana, D. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.

12

Campbell N, A. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.


Campbell N, A. 2006. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Campbell N, A. 2012. Biologi. Erlangga, Jakarta.
George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.
Gruhlke, M, C.H., Hemmis, B., Noll, U., Wagner, R., Lhring, H., and
Slusarenko, A, J. (2014). The defense substance allicin from garlic
permeabilizes membranes of Beta vulgaris, Rhoeo discolor, Chara
coralline and artificial lipid bilayers. Biochimica et Biophysica Acta. 606.
Irawan

P. E (2014) Pengamatan stomata pada daun. Program Studi


Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.

Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta (Anggota IKAPI)


Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta (Anggota IKAPI)
Rompas, Y., Rampe, H, L., Rumondor, M, J. 2011. Struktur sel epidermis dan
stomata daun beberapa tumbuhan suku Orchidaceae. Jurnal Bioslogos. 1
(1) : 14-19.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Silaban, E, T., Purba, E., dan Ginting, J. 2013. Pertumbuhan dan produksi jagung
(Zea mays sacaratha Sturt. L) pada berbagai jarak tanam dan waktu olah
tanah. Jurnal Online. Agroekoteknologi. 1 (1) : 815-816.
Sumadi dan Marianti, A. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Thaem A. (2012) Metode diskusi dalam pembelajaran struktur tumbuhan di kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 10 sungai Melayu Rayak Ketapang. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univ. Tanjungpura, Pontianak. Artikel.

Anda mungkin juga menyukai