PENDAHULUAN
Komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien merupakan salah satu kompetensi
yang sangat penting dan harus dikuasai oleh dokter. Kompetensi komunikasi menentukan
keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Komunikasi yang
efektif dapat mengurangi keraguan pasien, serta menambah kepatuhan dari pasien. Dokter
dan pasien sama-sama memperoleh manfaat dari saling berbagi dalam hubungan yang erat.
Setiap pihak merasa dimengerti. Pasien merasa aman dan terlindungi jika dokter yang
menanganinya melakukan yang terbaik untuk pasiennya. Ketika saling terhubung, sang
dokter dapat mengerti dan bereaksi lebih baik pada perubahan perilaku dan perhatiannya
pada pasien setiap saat.
Komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien sangatlah diperlukan untuk
memperoleh hasil yang optimal, berupa masalah kesehatan yang dapat diselesaikan dan
kesembuhan pasien. Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak
superior- inferior) sangat diperlukan agar pasien mau/dapat menceritakan sakit/keluhan yang
dialaminya secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien
dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya, sedangkan komunikasi
tidak efektif akan mengundang masalah.
1.2 TUJUAN
1.
2.
3.
4.
1.3 MANFAAT
2. Menjaga hubungan baik antara sesama
3. Mendapatkan informasi
4. Mengolah informasi dengan baik dan benar
5. Mengetahui cara berkomunikasi dengan baik dan benar
6. Mengetahui tujuan dan fungsi komunikasi
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
A. SKENARIO MODUL
KENAPA KOK BEGINI? KENAPA KOK BEGITU?
Dosen X menyampaikan keluhannya kepada saya bahwa pada waktu pelaksanaan
DKK 1 pada mahasiswa semester satu, dia menyatakan bahwa sasaran diskusinya tidak
tercapai mungkin karena mahasiswa kurang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar.
Selain itu juga mahasiswa belum terampil berbicara, bertanya, menjawab, dan menjadi
pendengar yang baik. Dan pada waktu pleno mahasiswa dapat mempresentasikan hasil
diskusinya.
B. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS
1. IDENTIFIKASI ISTILAH
a. Diskusi : Bertukar pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih untuk
memperoleh suatu pengertian yang lebih tepat mengenai suatu masalah.
b. Komunikasi : proses penyampaian informasi, ide atau pikiran yang dilakukan
dua orang atau lebih dengan menggunakan symbol verbal maupun non-verbal
yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap/pemikiran orang lain.
c. Presentasi : Penyampaian atau pemaparan materi/informasi secara individu dan
kelompok kepada orang banyak.
d. Pleno: Sidang besar yang dihadiri oleh seluruh anggota.
e. Keterampilan: Kemampuan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompok.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa tujuan komunikasi ?
2. Apa saja komponen komunikasi ?
3. Apa saja jenis-jenis komunikasi ?
4. Bagaimana proses komunikasi ?
5. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar ?
6. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh dalam berkomunikasi ?
7. Bagaimana cara presentersi yang baik ?
8. Perlukah alat penyampaian dalam komunikasi ? mengapa alat tersebut sangat
diperlukan ?
9. Bagaimana cara agar mahasiswa bisa terampil berbicara, bertanya, menjawab, dan
menjadi pendengar yang baik?
10. Apa pentingnya memiliki sasaran dalam diskusi dan bagaimana caranya agar
sasaran tersebut dapatt tercapai?
3
3. ANALISIS MASALAH
1. Tujuan komunikasi
a. Menyampaikan informasi bagi penerima pesan agar penerima pesan mengerti.
b. Membangun hubungan baik antar individu maupun kelompok.
c. Menyampaikan dan menerima informasi.
d. Membangun hubungan sosial yang baik antara komunikator dan komunikan
e. Agar mendapatkan atau memberikan pesan atau informasi yang positif
2. Komponen komunikasi: pembicara atau sumber, pendengar, isi pesan, media, respon
a. Komunikator adalah seseorang yang biasanya menyampaikan pesan kepada
penerima pesan.
b. Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator.
c. Pesan : suatu isi informasi, ide, gagasan yang biasa disampaikan dalam
berkomunikasi.
d. Media : alat yang biasa dipakai untuk membantu memperjelas penyampaian
pesan.
e. Efek.adalah hasil dari suatu komunikasi bisa berupa pengetahuan, perubahan
sikap dan tingkah laku.
3. Jenis-jenis komunikasi
a. Kominukasi intrapersonal : Komunikasi yang dilakukan individu terhadap diri
sendiri contohnya merenung.
b. Komunikasi interpersonal : Komunikasi individu dengan individu lain atau
lebih. Contoh :berdiskusi.
c. Komunikasi public
: Komunikasi public atau public speaking adalah
Komunikasi yang dilakukan dengan pendengar dalam jumlah banyak,.
Contoh:berpidato dilapangan, kampanye hidup sehat dilapangan,dll.
d. Komunikasi Media massa : Komunikasi melalui media baik dilakukan satu
arah maupun dua arah.Contoh :telepon, tv, surat, Koran, dll.
4. Proses komunikasi
Pengirim pesan/komunikator
balik ).
Presentasi yang baik akan menyajikan sesi tanya jawab,agar materi yang tidak
dipahami oleh audiens dapat dijelaskan ulang oleh komunikator.
Selain itu juga sebagai feedback bagi komunikator apakah presentasi yang
dipaparkan baik atau tidak.
f. Memakai media penunjang dari komunikasi, seperti lcd proyektor dll.
g. Pembicara melihat dan menyesuaikan keadaana udiens.
Sebagai komunikator/ pembicara yang baik harus dapat melihat keadaan audiens
dan dapat menyesuaikan diri.
8. Karena dengan alat bantu tersebut dapat mempermudah menyampaikan dan
menerima informasi kemudian membantu pemahaman komunikasi terhadap
informasi.
9. Cara agar mahasiswa bisa terampil berbicara, bertanya, menjawab, dan menjadi
pendengar yang baik :
a. Sering berlatih berbicara
b. Belajar dengan orang yang lebih ahli atau dari referensi buku
c. Bisa menjelaskan kembali apa yang disampaikan
10. Pentingnya memiliki sasaran dalam diskuksi :
Karena sasaran itu merupakan tujuan dari kita berkomunikasi. Cara agar sasaran
diskusi dapat tercapai adalah harus ada pokok bahasan dan tujuannya
4. PETA KONSEP
PRINSIP DASAR
KOMPONEN
JENIS-JENIS
KOMUNIKASI
TUJUAN
FAKTOR-FAKTOR
PROSES
Cara
5. LEARNING OBJECTIV
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :
1. Komunikasi
a. Definisi
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Jenis-Jenis
e. Bentuk
f. Komponen
g. Proses
h. Hambatan
i. Etika dalam berkomunikasi
2.
3.
4.
5.
6.
7. BELAJAR MANDIRI
Pada tahap ini kami melakukan belajar mandiri sesuai dengan learning objective yang
ingin dicapai.
7
8. SINTESIS
KOMUNIKASI
a. Definisi Komunikasi
1. Komunikasi sebagai sebuah proses penyesuaian dan adaptasi yang dinamis
antara dua orang atau lebih dalam sebuah interaksi tatap muka yang pada saat
tersebut terjadi pertukaran ide, makna, perasaan dan perhatian (Battey, 2004).
2. Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan
tanda-tanda berupa simbol-simbol verbal atau non-verbal yang disadari maupun
tidak disadari yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain (Liliweri,
2007).
3. Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku seseorang
(Wiryanto, 2004).
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah suatu proses penyesuaian adaptasi yang dinamis antara dua orang atau
lebih berupa ide, gagasan dan pikiran menggunakan simbol verbal maupun nonverbal yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap atau pikiran orang lainke arah
yang lebih positif dan maksimal.
b. Tujuan Komunikasi
1. Untuk mengevaluasi diri ke arah yang lebih baik.
2. Membina hubungan saling percaya anatar komunikan dengan komunikator.
3. Mengembangkan pendengar kearah yang lebih positif.
4. Untuk saling bertukar informasi.
5. Mempererat hubungan komunikan dan komunikator.
6. Mempengaruhi komunikan ke arah yang persuasif.
c. Manfaat Komunikasi
1. Sebagai hiburan.
2. Menambah pengetahuan.
3. Menjadi lebih termotivasi.
4. Merubah sikap ke arah lebih baik.
5. Komunikan dan komunikator lebih mendalami pribadi satu sama lain.
d. Jenis-Jenis Komunikasi
1. Verbal : Komunikasi yang menggunakan kata-kata yang dimana kata-kata
tersebut merupakan ide atau gagasan dari topik yang ingin dibicarakan secara
tersirat atau terucap (Stuart, 1998).
Komunikasi verbal meliputi :
8
1. Intrapersonal : Komunikasi yang dilakukan oleh satu orang saja dengan tujuan
untuk mengevaluasi diri sehingga orang tersebut bisa lebih baik lagi dalam
bertindak.
2. Interpersonal : Komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
3. Kelompok Kecil : Komunikasi yang dilakukan oleh sekelompok orang tertentu.
Dengan jumlah komunikan yang tidak terlalu banyak. (ceramah & seminar).
4. Kelompok Besar : Komunikasi yang dilakukan oleh sekelompok komunikator
kepada sekelompok komunikan dengan jumlah yang terbilang banyak.
(kampanye).
5. Media : Komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat perantara.
(pamflet & brosur).
6. Massa : Komunikasi yang ditujukan kepada masyarakat luas yang
menggunakan alat peraga (Televisi & Radio).
(Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan:2000)
f. Komponen Komunikasi
1. Komunikator : Orang yang menyampaikan informasi dalam suatu komunikasi.
2. Komunikan : Orang yang menerima pesan atau informasi dalam suatu
komunikasi.
3. Pesan : Informasi yang diberikan komunikator kepada komunikan dalam suatu
komunikasi.
4. Media : Sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan
kepada komunikan.
5. Efek : Dampak positif atau negatif yang dihasilkan dalam suatu komunikasi.
6. Feed back : Evaluasi yang diberikan komunikator kepada komunikan.
g. Proses Komunikasi
1. Persiapan : Proses mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
2. Perkenalan : Kegiatan yang dilakukan pada saat awal komunikasi dengan
tujuan untuk mengetahui satu sama lain.
3. Kerja : Proses saling bertukar informasi antara komunikator dan komunikan.
4. Terminasi : Akhir dari komunikasi yang berisi kesimpulan dari apa yang
disampaikan oleh komunikator
.
h. Hambatan Komunikasi
1. Komunikator tidak menguasai materi.
2. Komunikan tidak percaya kepada komunikator.
3. Komunikator berbicara terlalu cepat.
4. Media yang digunakan tidak sesuai/tidak layak.
10
5.
6.
7.
8.
penerima
pesan
menerimanya.
Jadi
sebelum membangun
4. Audible : Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik oleh penerima pesan.
5. Clarity
Kejelasan, terkait dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
Kejelasan juga berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi,
individu perlu mengembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa
percaya dari penerima pesan.
(Artikel Komunikasi yang Relevan dan Efektif Antara Dokter dan Pasien: 2012)
pesan.
Komunikan dapat memakai waktu secara efektif.
Komunikasi harus santun dan beretika.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan dan materi yang disampaikan.
Menghindari pembicaraan yang menyimpang dari komunikasi.
b.
1)
2)
3)
4)
5)
12
13
14
Hippocrates
The best physician is the one who has providence to tell to the patients
according to his knowledge the present situation, what has happened before
and what efektif
is goingdiharapkan
to happen in
the future.
Komunikasi
dapat
mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh
kedua pihak, pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan
komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus
diluruskan. Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi yang efektif
dengan pasiennya, banyak hal-hal negative dapat dihindari. Dokter dapat mengetahui
dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada
dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.
Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan
petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk
kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa dokter tersebut dapat membantu
menyelesaikan masalah kesehatannya.
Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak memerlukan
waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit waktu karena dokter
terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin sembuh). Dalam pemberian
pelayanan medis, adanya komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien merupakan
kondisi yang diharapkan sehingga dokter dapat melakukan manajemen pengelolaan
masalah kesehatan bersama pasien, berdasarkan kebutuhan pasien.
Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk
mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih
memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan efisien bagi
keduanya (Kurtz, 1998).
Menurut Kurzt (1998), dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi yang
digunakan:
15
16
Membimbing
pasien
sampai
pada
pengertian
yang
sebenarnya
tentang
18
3
2
21
23
24
KOMUNIKASI INTERPROFESIONAL
Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi
klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa
menjadi ahli untuk semua penyakit yang diderita oleh pasiennya, sedangkan perawatan
tetap harus diberikan sehingga membutuhkan bantuan dokter spesialis lain dan profesi
kesehatan yang memiliki keterampilan khusus seperti perawat, ahli farmasi, fisioterapis,
teknisi laboratorium, pekerja social dan lainnya. Seorang dokter sebagai anggota profesi
kesehatan, diharapkan memperlakukan profesi kesehatan lain lebih sebagai anggota
keluarga dibandingkan sebagai orang lain, bahkan sebagai teman.
Sebagai balasan atas kehormatan yang diberikan masyarakat dan kepercayaan
yang diberikan oleh pasien, maka profesi kesehatan harus membangun standar perilaku
yang tinggi untuk anggotanya dan prosedur pendisiplinan dalam menyelidiki tuduhan
adanya tindakan yang tidak benar dan jika perlu menghukum yang berbuat salah.
Kewajiban untuk melaporkan kolega yang melakukan tindakan yang tidak kompeten,
mencelakakan, perbuatan tidak senonoh ditekankan dalam Kode Etik Kedokteran
Internasional yang dikeluarkan oleh WMA menyatakan: Dokter harus berusaha keras
untuk menyatakan kekurangan karakter dan kompetensi dokter ataupun yang terlibat
dalam penipuan atau kecurangan. Penerapan prinsip ini tidaklah mudah, di satu sisi
seorang dokter mungkin menyerang reputasi koleganya karena motif yang tidak benar
seperti karena rasa iri atau terhina oleh koleganya. Dokter juga merasa sungkan atau ragu
untuk melaporkan tindakan koleganya yang tidak benar karena simpati atau persahabatan.
Konsekuensi pelaporan tersebut dapat berakibat kurang baik bagi yang melapor, yang
tertuduh atau bahkan dari kolega lain.
Hubungan ini dijalin bertujuan untuk memelihara hubungan kerjasama, memupuk
kesetiakawanan, menjaga martabat dan nama baik, saling menghargai teman sejawat dan
saling mengingatkan teman sejawat. Namun perlu diperhatikan dalam kerjasama dokter
dengan non medis harus memperhatikan aspek etika berupa mengutamakan kejujuran,
patuh terhadap etika yang ada serta mampu mengatasi hambatan komunikasi yang
mungkin terjadi.
25
Guru
siswa
-
26
lanjutan dengan persetujuan dokter yang merujuk dan pasien. Setelah selesai perawatan
dokter rujukan mengirim kembali kepada dokter yang merujuk.
Pada pasien rawat inap, sejak awal pengambilan kesimpulan sementara, dokter
dapat menyampaikan kepada pasien kemungkinan untuk dirujuk kepada sejawat lain
karena alasan kompetensi. Rujukan dimaksud dapat bersifat advis, rawat bersama atau
alih rawat. Pada saat meminta persetujuan pasien untuk dirujuk, dokter harus memberi
penjelasan tentang alasan, tujuan dan konsekuensi rujukan termasuk biaya, seluruh
usaha ditujukan untuk kepentingan pasien. Pasien berhak memilih dokter rujukan, dan
dalam
rawat
bersama
harus
ditetapkan
dokter
penanggung
jawab
utama.
Dokter yang merujuk dan dokter penerima rujukan, harus mengungkapkan segala
informasi tentang kondisi pasien yang relevan dan disampaikan secara tertulis serta
bersifat rahasia.
Jika dokter memberi pengobatan dan nasihat kepada seorang pasien yang
diketahui sedang dalam perawatan dokter lain, maka dokter yang memeriksa harus
menginformasikan kepada dokter pasien tersebut tentang hasil pemeriksaan,
pengobatan, dan tindakan penting lainnya demi kepentingan pasien.
2. Bekerjasama dengan Sejawat
Dokter harus memperlakukan teman sejawat tanpa membedakan jenis kelamin,
ras, kecacatan, agama/kepercayaan, usia, status social atau perbedaan kompetensi yang
dapat merugikan hubungan profesional antar sejawat. Seorang dokter tidak dibenarkan
mengkritik teman sejawat melalui pasien yang mengakibatkan turunnya kredibilitas
sejawat tersebut. Selain itu tidak dibenarkan seorang dokter memberi komentar tentang
suatu kasus, bila tidak pernah memeriksa atau merawat secara langsung.
27
b. Tidak boleh mengubah akuntabilitas pribadi dalam perilaku keprofesian dan asuhan
yang diberikan
c. Menghargai kompetensi dan kontribusi anggota tim
d. Memelihara hubungan profesional dengan pasien
e. Berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim di dalam dan di luar tim
f. Memastikan agar pasien dan anggota tim mengetahui dan memahami siapa yang
bertanggung jawab untuk setiap aspek pelayanan pasien
g. Berpartisipasi dalam review secara teratur, audit dari standar dan kinerja tim, serta
menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk
kekurangan tim
h. Menghadapi masalah kinerja dalam pelaksanaan kerja tim dilakukan secara terbuka
dan sportif.
4. Memimpin Tim
Dalam memimpin sebuah tim, seorang dokter harus memastikan bahwa :
a.Anggota tim telah mengacu pada seluruh acuan yang berkaitan dengan pelaksanaan
dan pelayanan kedokteran
b.Anggota tim telah memenuhi kebutuhan pelayanan pasien
c. Anggota tim telah memahami tanggung jawab individu dan tanggung jawab tim
untuk keselamatan pasien. Selanjutnya, secara terbuka dan bijak mencatat serta
mendiskusikan permasalahan yang dihadapi
d. Acuan dari profesi lain dipertimbangkan untuk kepentingan pasien
e. Setiap asuhan pasien telah terkoordinasi secara benar, dan setiap pasien harus tahu
siapa yang harus dihubungi apabila ada pertanyaan atau kekhawatiran
f. Pengaturan dan pertanggungjawaban pembiayaan sudah tersedia
g. Pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut dari audit standar pelayanan
kedokteran dan audit pelaksanaan tim dijalankan secara berkala dan setiap
kekurangan harus diselesaikan segera
h. Sistem sudah disiapkan agar koordinasi untuk mengatasi setiap permasalahan dalam
kinerja, perilaku atau keselamatan anggota tim dapat tercapai
i. Selalu mempertahankan dan meningkatkan praktek kedokteran yang benar dan baik.
28
bahwa
dokter
pengganti
mempunyai
kemampuan,
pengalaman,
pengetahuan, dan keahlian untuk mengerjakan tugasnya sebagai dokter pengganti. Dokter
pengganti harus tetap bertanggung jawab kepada dokter yang digantikan atau ketua tim
dalam asuhan medis.
6. Mematuhi Tugas
Seorang dokter yang bekerja pada institusi pelayanan/ pendidikan kedokteran
harus mematuhi tugas yang digariskan pimpinan institusi, termasuk sebagai dokter
pengganti. Dokter penanggung jawab tim harus memastikan bahwa pasien atau keluarga
pasien mengetahui informasi tentang diri pasien akan disampaikan kepada seluruh
anggota tim yang akan memberi perawatan. Jika pasien menolak penyampaian informasi
tersebut, dokter penanggung jawab tim harus menjelaskan kepada pasien keuntungan
bertukar informasi dalam pelayanan kedokteran.
7. Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang kepada perawat, mahasiswa kedokteran, peserta
program pendidikan dokter spesialis, atau dokter pengganti dalam hal pengobatan atau
perawatan atas nama dokter yang merawat, harus disesuaikan dengan kompetensi dalam
melaksanakan prosedur dan pemberian terapi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dokter yang mendelegasikan tetap menjadi penanggung jawab atas penanganan pasien
secara keseluruhan.
29
30
fisioterapis
menilai
kemajuan
klien
secara
bersama-sama
dan
mengembangkan tujuan dan rencana pulang yang melibatkan klien dan keluarga.
Selain itu, dokter merujuk klien ke fisioterapis untuk perawatan lebih jauh.
32
memiliki
peran
yang
utama
dalam
meningkatkan
dan
dimasukkan dalam rencana persiapan pulang. Seorang ahli farmasi adalah seorang
profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan mendistribusikan obatobatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga
terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem
pemberian obat.
Contoh, ketika dokter mengamprah obat di apotek maka antara dokter
dengan apoteker akan menjalin komunikasi. Dokter akan meminta obat sesuai
dengan kebutuhan pasien. Sedangkan apoteker akan memberikan obat beserta
penjelasan terkait obat tersebut. Dokter mendengarkan dengan baik lalu memilah
dan mengeceknya.
E. Komunikasi antara Dokter dengan Ahli Gizi
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di RS
merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan
yang bermutu.
Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka
dokter harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang obatan yang digunakan
pasien, jika dokter tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan
makanan oleh ahli gizi yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut.
Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara dokter dengan ahli gizi.
(Komunikasi Antar Petugas Kesehatan:2008)
34
35
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi maka dapat dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah suatu interaksi antara dua orang atau lebih dengan tujuan memberikan informasi.
Jenis komunikasi terbagi menjadi dua yaitu verbal dan non verbal. Bentuk komunikasi
antara lain interapersonal, interpersonal, kelompok kecil, kelompok besar, media, dan
massa. Proses komunikasi antara lain persiapan, perkenalan, kerja, dan teminasi.
Komponen komunikasi antara lain komunikator, komunikan, pesan, media, efek, dan
umpan balik. Etika dalam berkomunikasi antara lain respect, empati, audible, clarity,
humble. Dalam berkomunikasi kita harus mengetahui cara menjadi pembicara,
pendengar, dan penanya yang baik agar komunikasi berjalan secara efektif.
Komunikasi sangat penting bagi setiap individu. Khususnya bagi mahasiswa
dalam terciptanya kesuksesan. Dalam komunikasi terdapat dasar-dasar komunikasi yaitu,
membuka diri, mendengar, bertanya, mengekspresikan. Tetapi dalam praktiknya terdapat
gangguan dalam berkomunikasi seperti penggunaan bahasa yang tidak tepat, serta
ketidaksepahaman.
pasien bertujuan untuk mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya dari pasien. Dan
komunikasi interpersonal sangat dibutuhkan guna meningkatkan pelayanan kesehatan tim
medis pada pasien.
3.2 Saran
Sebagai seorang calon dokter gigi dan seorang mahasiswa kita harus trampil
dalam berkomunikasi, karena itu merupakan modal awal kita dalam menghadapi dunia
profesi dokter gigi dan sangat cocok dengan model pembelajaran dengan sistem PBL
yang mengharuskan memiliki ketrampilan dalam berkomunikasi.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurtz, S., Silverman, J. & Drapper, J. 1998. Teaching and Learning Communication
Skills in Medicine. Oxon: Radcliffe Medical Press.
2. Ellis, R. B., Gates, R. J., & Kenworthy, N. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Liliweri, A. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktek. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
5. Fourianalistyawati, E. 2012. Komunikasi yang Relevan dan Efektif Antara Dokter dan
Pasien. Fakultas Psikologi Universitas YARSI.
Desember 2012.
6. Basuki. 2008. Komunikasi Antar Petugas Kesehatan. PDF File.
7. Sumber : http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=150
8. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Manual Komunikasi : Komunikasi Efektif Dokter
Pasien. Jakarta.
37