PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk lahan, mengacu kepada sekelompok satuan lahan yang homogen atau
heterogen dengan irri satuan lahan atau susunan satuan lahan yang khusus. Suatu
bentuklahan menunjukkan irri irri tampilan luar, seperti bentuk permukaan
lahan(morfografi), proses / asal usul (morfogenetik), nilai dari bentuk
permukaan / kemiringan lereng, panjang lereng dan kerapatan pola pengaliran
(morfometri) dan material penyusun (lithologi).
Bentuk lahan yang ada di permukaan bumi bermacam-macam salah satu
bentuk yaitu bentuk lahan solusional yang mana bentuk tersebut mendominasi
topografi lahan karst.Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari
bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krst / krast yang merupakan
nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota
Trieste. Moore and Sullivan (197 menyebutkan bahwa istilah karst diperoleh dari
bahasa Slovenia, terdiri dari kar (batuan) dan hrast (oak), dan digunakan pertama kali
oleh pembuat peta-peta Austria mulai tahun 1774 sebagai suatu nama untuk daerah
berbatuan gamping berhutan oak di daerah yang bergoa di sebelah Barat laut
Yugoslavia dan sebelah Timur Laut Italia.
Beberapa ilmuwan lain menyebutkan pula bahwa asal mula ditemukannya
daerah yang akhirnya dinamakan karst adalah karena akibat adanya perumputan
(grassing) oleh ternak-ternak pada suatu kawasan, sehingga tersingkaplah batuan dan
fenomena didalamnya yang ternyata sangat khas dan unik. Istilah karst ini akhirnya
dipakai untuk menyebut semua kawasan berbatuan gamping di seluruh dunia yang
mempunyai keunikan dan spesifikasi yang sama, karena proses pelarutan
(solusional), bahkan berlaku pula untuk fenomena pelarutan pada batuan lain seperti
gypsum, serta batuan garam dan anhidratnya. Beberapa istilah dalam karst yang juga
1
diambil dari daerah ini diantaranya adalah bentukan Polje yang merupakan nama
suatu kota di Yugoslavia, Beberapa istilah bentukan karst yang lain diantaranya
adalah bukit dan tower karst, diaklas, pinacle, cockpit, uvala, doline, sinkhole, goa,
lapies, speleothem, dan sungai bawah
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bentuk lahan solusional atau karst?
2. Apa saja syarat-syarat dan faktor-faktor yang mempengaruhi lahan asal
solusional?
3. Bagaimana bentuk-bentuk lahan karst?
4. Bagaimana ciri-ciri bentuk lahan solusional/karst?
5. Bagaimana proses terbentuknya bentuk lahan karts?
C. Tujuan
1) Mengetahui apa itu lahan karts.
2) Mengetahui Syarat-syarat dan factor-faktor yang mempengaruhi
solusional.
3) Mengetahui bagaimana bentuk bentuk lahan katrs.
4) Mengetahui bagaimana ciri-ciri lahan karst.
5) Mengetahui bagaimana proses terbentuknya lahan karts.
BAB II
PEMBAHASAN
lahan asal
dikenal
di Indonesia
sebenarnya
diadopsi
dari
1. Terdapat batuan yang mudah larut, yaitu batu gamping ataupun dolomite
2. Batu gamping dengan kemurnian tinggi
3. Mempunyai lapisan batuan yang tebal
4. Banyak terdapat diaklas/retakan
Batuan karbonat memiliki banyak diaklas akan memudahkan air untuk
melarutkan CaCO3. Oleh karena itu batuan karbonat yang sedikit diaklas
atau tidak memiliki diaklas , walaupun terletak pada wilayah dengan
curah hujan yang tinggi, namun tidak terbentuk topografi karst.
5. Pada daerah tropis basah
Kondisi iklim mencakup ketersediaan curah hujan yang sedang hingga
lebat yang bersamaan dengan temperature yang tinggi. Kondisi semacam
ini menyebabkan pelarutan dapat berlangsung secara intensif.
6. Vegetasi penutup yang lebat
Vegetasi yang rapat akan menghasilkan humus, yang menyebabkan air di
daerah LW memiliki PH rendah atau asam. Pada kondisi asam, air akan
mudah melarutkan karbonat (CaCO3). Perpaduan antara batuan karbonat
4
dengan banyak diaklas , curah hujan dan suhu tinggi, serta vegetasi yang
lebat akan mendorong terbentuknya topografi kars.
Geologi
Faktor yang sebenarnya paling penting adalah jenis batuannya. Tidak semua
jenis batuan dapat larut di dalam air. Air hanya dapat melarutkan material batuan
karbonat tertentu(mengandung CaCO3). Lapisan batuannya pun harus tebal, karena
apabila tidak tebal semuanya akan habis terlarut dan bentukan karstnya tidak tersisa.
Suhu
Suhu air juga berpengaruh dalam proses solusional atau pelarutan material
batuan karena suhu yang semakin tinggi akan menyebabkan pergerakan partikel air
yang semakin cepat pula dan sekali lagi akan menyebabkan semakin banyak dan
cepatnya tumbukan antar partike air dan batuan yang dapat melepaskan partikepartikel batuan sehingga larut di dalam air.
Tektonisme
Tektonisme menjadi faktor penentu pula, sesar dan kekar menjadi faktor yang
amat penting. Menurut Faniran dan Jeje (1983), kekar-kekar yang terdapat pada
batuan itu memberikan regangan mekanik, sehingga mempermudah gerakan air
melalui batuan tersebut. Adanya kekar maupun sesar ini memudahkan perkembangan
pelarutan di dalam batuan.
C. Bentuklahan Kars
1. Bentuklahan Negatif
Bentuklahan negative dimaksudkan bentuklahan yang berada dibawah ratarata permukaan setempat sebagai akibat proses pelarutan, runtuhan maupun terban.
Bentuklahan-bentuklahan tersebut antara lain terdiri atas doline, uvala, polye, cockpit,
blind valley.
a. Doline
Doline merupakan bentuklahan yang paling banyak dijumpai di kawasan
karst. Bahkan di daerah beriklim sedang, karstifikasi selalu diawali dengan
terbentuknya doline tunggal akibat dari proses pelarutan yang terkonsentrasi. Tempat
konsentrasi pelarutan merupakan tempat konsentrasi kekar, tempat konsentrasi
mineral yang paling mudah larut, perpotongan kekar, dan bidang perlapisan batuan
miring. Doline-doline tungal akan berkembang lebih luas dan akhirnya dapat saling
menyatu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa karstifikasi (khususnya di daerah
iklim sedang) merupakan proses pembentukan doline dan goa-goa bawah tanah,
sedangkan bukit-bukit karst merupakan bentukan sisa/residual dari perkembangan
doline.
Doline merupakan suatu istilah yang mempunyai banyak sinonim antara lain,
sink, sinkhole, cockpit, blue hole, swallow hole, ataupun canote. Doline itu sendiri
telah diartikan oleh Monroe (1970) sebagai suatu ledokan atau lobang yang berbentuk
corong pada batugamping dengan diameter dari beberapa meter hingga 1 km dan
kedalamannya dari beberapa meter hingga ratusan meter. Karena bentuknya cekung,
8
doline sering terisi oleh air hujan, sehingga menjadi suatu genangan yang disebut
danau doline.
Berdasarkan genesisnya, doline dapat dibedakan menjadi 4 yaitu, doline
solusi, doline terban, dan doline alluvial dan doline reruntuhan. (Faniran dan Jeje,
1983)
Doline reruntuhan
Doline reruntuhan ini terjadi sebagai akibat dari proses pelarutan yang
ada di bawah permukaan yang menghasilkan rongga bawah tanah. Rongga
bawah tanah tersebut atapnya runtuh, hingga mengasilkan cekungan atau
depresi dipermukaan. Doline seprti ini mempunyai lereng yang cukup curamcuram terdiri dari lapisan batuan yang keras dan menurun secara tiba-tiba.
Doline Solusi
Doline
solusi
terjadi
karena
telah
berlangsungnya
proses
Uvala adalah cekungan tertutup yang luas yang terbentuk oleh gabungan
dari beberapa danau doline. Uvala memiliki dasar yang tak teratur yang
mencerminkan ketinggian sebelumnya dan karakteristik dari lereng doline yang telah
mengalami degradasi serta lantai dasarnya tidak serata polje (Whittow, 1984)
c. Polje
Polje adalah ledokan tertutup yang luas dan memanjang yang terbentuk
akibat runtuhnya dari beberapa goa, dan biasanya dasarnya tertutup oleh alluvium.
d. Blind Valley
Blind Valley adalah satu lembah yang mendadak berakhir/ buntu dan
sungai yang terdapat pada lembah tersebut menjadi lenyap dibawah tanah.
2. Bentuklahan Positif
Pada prinsipnya ada 2 macam bentuklahan karst yang positif yaitu
kygelkarst dan turmkarst
a. Kygelkarst
Kygelkarst merupakan satu bentuklahan karst tropic yang didirikan oleh
sejumlah bukit berbentuk kerucut, yang kadang-kadang dipisahkan oleh cockpit.
Cockpit-cockpit inisialing berhubungan satu sama lain dan terjadi pada suatu garis
yang mengikuti pola kekar.
b. Turmkarst
Turmkarst merupakan istilah yang berpadanan dengan menara karst,
mogotewill, pepinohill atau pinnacle karst. Turmkarst merupakan bentuka positif
10
yang merupakan sisa proses solusional. Menara karst/ tumkarst terdiri atas perbukitan
belerang curam atau vertical yang menjulang tersendiri diantara dataran alluvial.
c. Stalaktit dan Stalakmit
Stalaktit adalah bentukan meruncing yang menghadap kebawah dan
menempel pada langit-langit goa yang terbentuk akibat akumulasi batuan karbonat
yang larut akibat adanya banjir.
Stalakmit hamper mirip dengan stalaktit namun berada di bawah lantai dan
menghadap keatas.
D. Ciri-ciri bentuk lahan solusional
Ciri-ciri umum daerah karst antara lain :
gamping.
Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.
memnyerupai dome. Bentuk ini dipisahkan oleh cockpit yang satu sama lain
berhubungan. Selain itu juga dipisahkan oleh dataran alluvial karts. Kubah karts
memiliki ketinggian yang seragam. Sedangkan menara karts memiliki lereng yang
curam sampai tegak atau vertikal yang terpisah satu sama lain dan sebarannya lebih
jarang.
Landform).
Negative
Karst
Landform
terlihat
seperti
cekungancekungan
berdiamater kecil sampai berdiameter besar (ratusan meter bahkan sampai 1 km) yang
disebut sebagai Dolina atau dalam bahasa Inggris disebut Sink Hole atau Closed
Depression, bisa terbentuk akibat Runtuhan (Collapse) atau terbentuk akibat
pengikisan. Beberapa Dolina yang berdekatan bisa menyatu dan disebut sebagai
Uvala. Tetapi bila Dolina yang saling berdekatan tersebut tidak menyatu dan diantara
batas dolina tersebut membentuk bukit-bukit terjal dan sempit maka disebut Cockpit
Karst. Dolina yang terbentuk akibat runtuhan dan dibawahnya terdapat aliran sungai
yang cukup deras dinamakan Collapse Sinkhole tipe Cvijik, sedangkan yang dasarnya
kering/tidak dialiri lagi oleh air dikarenakan berpindahnya lintasan aliran sungai
bawah tanah tersebut, maka bentukan seperti itu disebut Collapse Sink Hole type
Trebic.
Di Karst Landscape, pola Pengaliran Karst LandForm yang banyak ditemukan
adalah pola pengaliran multibasinal, yang didalam peta digambarkan dengan garis
putus-putus membentuk seperti bulatan. Selain itu sungai yang ada terkadang masuk
ke dalam permukaan secara tiba-tiba karena adanya proses pelarutan
Adapun vegetasi dibentang alam karst yang banyak ditemukan adalah pohon
jati, dan beberapa pohon yang dapat beradaptasi dengan lingkungan karst seperti pada
lingkungan yang berupa batu gamping. Selain itu, daerah karst juga sangat jarang
ditemukan persawahan dan perkebunan, hal ini akibat dominasi batuan gamping
tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
o Secara umum karst dapat didefinisikan sebagai medan dengan karakteristik
hidrologi dan bentuk lahan yang diakibatkan oleh kombinasi dari batuan mudah
larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. Karst
sebenarnya tidak hanya terjadi di batuan karbonat, namun sebagian besar karst
berkembang di batu gamping. Ciri utama kawasan karst adalah terdapatnya
cekungan-cekungan tertutup yang disebut sebagai dolin. Apabila dolin saling
menyatu membentuk uvala. Di beberapa tempat, dolin dapat terisi air
membentuk danau dolin. Kenampakan permukaan daerah karst selain doline dan
uvala adalah polje, ponor, pinacle, menara karst, atau kubah karst.
o Bentuk lahan karst terbagi atas bentuk lahan negatif dan bentuk lahan positif.
Bentuk lahan negatif berada di bawah permukaan rata-rata setempat sebagai
akibat proses pelarutan, runtuhan, atau terban, misalnya doline,uvala, polje, dan
lembah buta. Sedangkan bentuk lahan positif berada diatas permukaan rata-rata
setempat sebagai akibat proses pelarutan, misalnya kerucut karst, menara karst,
dan lain-lain.
B. Saran
Diharapkan kedepannya lebih banyak lagi pembahasan-pembahasan mengenai
bentuk-bentuk lahan terutama bentuk lahan solusional ( karst).
14
DAFTAR PUSTAKA
1. http://derizkadewantoro.wordpress.com/2010/07/28/geomorfologi-solusionalkarst/
2. http://suhandaeka.blogspot.com/2012/03/bentuk-lahan-asal-solusional.html
3. http://ml.scribd.com/doc/71277557/Makalah
4. http://anugrany.blogspot.com/2012/02/geomorfologi-kars.html
15