Anda di halaman 1dari 2

Kemauan Anak VS Kemauan Orang Tua

Oleh:
Salim Ali Mutasyaddiq
XII IPA 1
Sebentar lagi siwa kelas XII akan disibukkan dengan berbagai macam ujian. Baik
itu ujian akhir sekolah, ujian praktek, maupun Ujian Nasional nanti yang akan menjadi
penentu apakah mereka lulus dari jenjang SMA atau tidak. Dan setelah itu siswa kelas
XII masih akan disibukkan lagi dengan sebuah pilihan untuk memutuskan ke
Universitas mana yang dituju untuk melanjukan pendidikan. Namun walau waktunya
sebentar lagi, masih banyak siswa yang belum bisa memutuskan. Tak sedikit dari
mereka yang belum bisa memutuskan diakibatkan karena kemauan mereka yang
berbeda dengan kemauan orang tua.
Masih kurangnya wawasan orang tua mengenai jurusan yang baik bagi anak
Orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anakya, termasuk jurusan yang
akan dituju saat di Universias. Namun, tidak sedikit orang tua yang cenderung lebih
condong ke salah satu jurusan dan menganggap jurusan iulah yang terbaik. Padahal
sebenarnya semua jurusan itu baik, tergantung pada anaknya. Apakah dia mampu
untuk mengembangkan kemampuan dirinya atau tidak. Contohnya seperti jurusan
kedokteran. Banyak sekali orang tua yang menginginkan anaknya menjadi dpkter
karena mereka menganggap dokterlah yang bisa menjamin masa depan anaknya.
Padahal tidak sedikit dokter yang tidak ada pasien karena mereka yang tidak mampu
unuk mengembangkan dirinya sehingga akhirnya dia tidak mampu unuk bersaing
dengan dokter-dokter lain yang lebih baik.
Kurang pandainya anak dalam melobby orang tua
Setelah mengetahui kemauannya berbeda dengan kemauan orang tuanya,
seringkali sang anak hanya diam dan menurut. Padahal apabila anak
membicarakannya lagi kepada orang tua dengan lebih baik, bukan tidak ada
kemungkinan orang tua akan mengerti. Sebaliknya, seringkali anak menjadi marah
dengan kemauan orang tua yang berbeda dengan kemauannya sehingga mereka
memaksa dan berbicara dengan keras dan kasar kepada orang tua yang akhirnya
malah memancing emosi orang tua dan mengakibatkan hubungan orang tua dan anak
menjadi renggang dan menjadi saling tidak memahami. Yang akhirnya masalah tidak
dapat terselesaikan.

Memang tidak ada salahnya mengikuti kemauan orang tua, karena tidak sedikit
mereka yang sukses dengan mengikuti kemauan orang tua mereka. Namun, tidak
sedikit pula dari mereka yang akhirnya merasa terkekang dan tidak dapat
mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Jika diibaratkan, orang tua
adalah pemanah, dan anak adalah anak panahnya. Sebelum anak panah dilepaskan
pemanah bisa merawat, mempertajam, dan mengarahkannya. Tetapi setelah anak
panah dilepaskan hanya dia dan alam yang menentukan dia mau menancap kemana.

Anda mungkin juga menyukai