Umur
Pasien stroke rawat inap di RSKM ini lebih banyak berada pada golongan umur 51-65
tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa pola penyakit stroke pertama kali
cenderung terjadi pada golongan umur yang lebih tua tapi masih produktif.
Pada dasarnya stroke dapat terjadi pada usia berapa saja bahkan pada usia muda
sekalipun bila dilihat dari berbagai kelainan yang menjadi pencetus serangan stroke,
seperti aneurisma intrakranial, malformasi vaskular otak, kelainan jantung bawaan,
dan lainnya. Akan tetapi pola penyakit stroke yang cenderung terjadi pada golongan
umur lebih tua memang sering ditemui di banyak wilayah. Hal ini disebabkan oleh
stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran pada pembuluh darah.
Seperti kita ketahui, pembuluh darah orang yang lebih tua cenderung mengalami
perubahan secara degeneratif dan mulai terlihat hasil dari proses aterosklerosis
Jenis kelamin
Pada beberapa penelitian terlihat bahwa kejadian stroke lebih banyak dialami oleh
laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan karena perempuan lebih
terlindungi dari penyakit jantung dan stroke sampai umur pertengahan hidupnya
akibat hormon estrogen yang dimilikinya. Akan tetapi, setelah mengalami menopouse
risiko perempuan sama dengan laki-laki untuk terkena serangan stroke dan penyakit
jantung. Banyak wanita menopouse di Kanada meninggal akibat serangan stroke dan
penyakit jantung pada setiap tahunnya dibandingkan dengan penyakit kanker (Heart
And Stroke Foundation, 2010).
Riwayat Penyakit Keluarga
Pengertian riwayat penyakit keluarga dalam penelitian ini adalah latar belakang
penyakit stroke atau penyakit lainnya yang merupakan faktor risiko untuk terjadinya
stroke (hipertensi, DM, dan jantung) yang pernah dialami oleh keluarga penderita
stroke.
yang berfungsi untuk membawa kolesterol ke sel-sel untuk menjadi bagian dari
membran sel. Kolesterol yang banyak terkandung dalam partikel LDL memegang
peranan penting pada awal proses aterosklerosis (Makmun, 2003).
Kolesterol HDL
HDL adalah lipoprotein terkecil yang berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari
jaringan ekstrahepatik melalui plasma ke dalam hati. Berlawanan dengan efek LDL,
HDL dapat berperan dalam menghambat pembentukan plak aterosklerosis, karena
dapat mencegah reaksi oksidasi LDL yang dapat mempercepat proses aterosklerosis
dan mengangkut partikel lipoprotein yang mengandung unsur-unsur lemak untuk
dibawa ke hati yang selanjutnya sebagian dari komposisi lemak tersebut diolah
menjadi asam empedu untuk dikeluarkan melalui usus (Makmun, 2003). Oleh karena
itu, kadar HDL yang rendah dalam darah dapat meningkatkan risiko untuk terkena
stroke. Hal ini disebabkan oleh kolesterol HDL bertugas untuk membawa kolesterol
pergi dari pembuluh darah arteri dan mengembalikan ke hati untuk dibuang dari tubuh
(Stroke Association, 2010).
Penyakit Jantung
Beberapa jenis penyakit jantung diketahui dapat meningkatkan risiko terkena stroke.
Gagal jantung kongestif dan penyakit jantung koroner mempunyai peranan penting
dan berhubungan secara langsung untuk mendukung terjadinya stroke. Penyaki
jantung merupakan faktor risiko stroke, terutama pada stroke iskemik Akan tetapi,
banyak penelitian di rumah sakit yang menunjukkan bahwa proporsi pasien stroke
dengan penyakit jantung lebih kecil dibandingkan dengan pasien stroke tanpa
penyakit jantung. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi orang yang terkena serangan
stroke akibat penyakit jantung tidak banyak, artinya sebagian besar pasien
mendapatkan serangan stroke pertama kali bukan karena memiliki penyakit jantung.
Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes dapat meningkatkan risiko 2-4 kali lebih tinggi untuk terkena stroke
dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki penyakit diabetes melitus. Pada
penelitian kohort terhadap wanita berusia 30-55 tahun yang menderita DM tipe 1 atau
2, dijumpai peningkatan risiko untuk terserang stroke iskemik. Akan tetapi, bagi
penderita DM tipe 1 lebih berisiko untuk menderita stroke hemoragik. Diabetes
melitus merupakan keadaan hiperglikemia yang kronis, disebabkan oleh berbagai
faktor lingkungan dan faktor genetik. Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa
orang dengan DM memiliki risiko untuk menderita stroke lebih besar dibandingkan
orang yang tidak memiliki riwayat DM, karena dapat memicu terjadinya
aterosklerosis lebih cepat dibandingkan dengan orang yang tidak menderita DM.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kecerdasan menurun dan sering mengalami vertigo (pusing atau sakit kepala)
8.
9.
14. Biasanya diawali dengan Transient Ischemic Attack (TIA) atau serangan
stroke sementara
15. Gangguan kesadaran, seperti pingsan bahkan sampai koma.
No.
1.
2.
3.
4.
Perdarahan
Perdarahan
Stroke
Gejala Klinis
Intraserebral
Subaraknoid
Hemorhagik
(PIS)
Berat
Menit/Jam
Hebat
(PSA)
Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
(SNH)
Berat/Ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan/tidak ada
Tidak
ada,
Sering
Sering
kecuali lesi di
Muntah
awalnya
pada
5.
6.
Hipertensi
Kaku kuduk
Hampir selalu
Jarang
7.
Kesadaran
Biasanya hilang
8.
Hemiparesis
9.
10.
Deviasi mata
Likuor
Sering
sejak
awal
Biasa ada
Sering berdarah
Biasanya tidak
Biasanya ada
Biasanya hilang
sebentar
Awal tidak ada
Jarang
berdarah
Non-
batang otak
Sering
Tidak ada
Dapat hilang
Sering
sejak
awal
Mungkin ada
Jernih