Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan energi listrik nasional dari hari ke hari semakin bertambah
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG), dan lain sebagainya.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Panglima Besar Soedirman
adalah salah satu pilihan alternatif yang sangat tepat karena di Indonesia kaya
akan air. PLTA ini memanfaatkan air sebagai media untuk memutar turbin. Turbin
yang diputar oleh tekanan air akan dikopel dengan generator sehingga
menghasilkan energi listrik. Dari generator ini energi yang dihasilkan akan
disalurkan ke trafo, trafo yang digunakan yaitu trafo step up dimana untuk
menaikkan energi yang dihasilkan ke sistem transmisi. Sebagai sumber energi
listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memiliki peran yang penting,
sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidak dikehendaki karena sangat
mengganggu sistem, terutama generator yang berdaya besar. Dan juga karena
letaknya di hulu, PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus
aman bagigenerator, walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan
Untuk menjaga keandalan dari kerja generator, maka
dilengkapilah generator dengan peralatan-peralatan proteksi. Peralatan proteksi
generator harus betul-betul mencegah kerusakan generator, karena
kerusakan generator selain akan menelan biaya perbaikan yang mahal juga sangat
mengganggu operasi sistem. Proteksi generator juga harus mempertimbangkan
pula proteksi bagi mesin penggeraknya, karena generator digerakkan oleh mesin
penggerak mula.
1.2
Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian dalam Kerja Praktik ini adalah :
1.
2.
1.3
2.
1.4
3.
yang nyata.
Memperoleh pengetahuan mengenai sistem pembangkitan listrik di
4.
Indonesia.
Mengetahui penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama
dibangku kuliah pada dunia kerja.
5.
1.4.2
1.4.3
2.
perkuliahan.
Mengetahui sejauh mana kemampuan dan usaha mahasiswa dalam
3.
2.
3.
bekerja di perusahaan.
Peran serta dibidang penelitian terutama pengabdian kepada
masyarakat.
1.5
praktik adalah :
1.
2.
3.
praktik.
Metode Literatur
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam melakukan pembahasan tentang materi yang
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan pendahuluan meliputi latar belakang, ruang lingkup,
tujuan, manfaat, metodologi pelaksanaan kerja praktik dan sistematika penulisan.
Bab ini membahas tentang system proteksi generator pada PLTA PBS serta serta
pemeliharaan rele proteksi dalam menjaga kestabilan system.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran, sebagai
hasil dari pelaksannan kerja praktik di PT Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit
PLTA Panglima Besar Soedirman.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
Indonesia yang sudah ada sejak akhir abad 19. Pada tahun 1994, dengan terbitnya
PP No. 23 tanggal 6 Juni 1994 status PLN dari PERUM beralih menjadi
PERSERO. Perubahan ini diikuti oleh unit PLN dengan terbitnya SK Direksi No.
010.K/023/Dir/1995, keputusan ini merubah struktur PLN menjadi Kantor Induk
Unit Bisnis, Anak Perusahaan dan Usaha Patungan (PT.IndonesiaPower, 2008).
Pembenahan dalam tubuh PLN terus bergulir, dengan terbitnya SK Direksi
No. 093.K/023/Dir/1995 tanggal 2 Oktober 1995 yang meningkatkan fungsi PLN
P2B menjadi P3B dengan penyalurannya. Dengan perubahan fungsi tersebut maka
PLN KJB dan KJT focus pada pembangkitan saja. Dua perusahaan ini kemudian
menjadi cikal bakal anak perusahaan PLN, yaitu PJB I dan PJB II sebagai tindak
lanjut SK Direksi No. 010.K/023/Dir/1995 tanggal 28 Maret 1995, maka pada
tanggal 3 Oktober 1995 lahir PLN PJB I dan PJB II dan sekaligus menjadi tanggal
berdirinya PT PLN PJB I berdasarkan SK Direksi PLN Pesero No.
94.K/023/Dir/95 yang menunjuk Ir. Firdaus Akmal sebagai direktur utamanya.
Hingga pada tanggal 8 Januari 1996 PLN PJB I baru mempunyai organisasi
sendiri yang mengelola 8 unit (PT.IndonesiaPower, 2008).
Unit Bisnis Pembangkit (UBP) dan Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBP,
UBHAR, UBOH ). 8 UBP tersebut adalah sebagai berikut :
UBP
Suralaya
Saguling
Mrica
Perak Grati
Priok
Kamojang
Semarang
Bali
notaris Henny Singgih S.H. tanggal 8 Agustus 2000 yang disahkan oleh Menteri
Hukum dan Perundangan pada tanggal 1 September 2000. Maka sejak itu,
digunakan nama PT Indonesia Power, yang memantapkan posisi sebagai
perusahaan tenaga listrik terbesar yang menghasilkan energi listrik dengan biaya
terekonomis di Jawa dan Bali (PT.Indonesia Power, 2008).
Sedangkan UBP Mrica sampai saat ini mempunyai 16 Sub Unit,yaitu :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
PLTA
PLTA PB.Soedirman
PLTA Sempor
PLTA Kedung Ombo
PLTA Timo
PLTA Ketenger
PLTA Jelok
PLTA Sidorejo
PLTA Wonogiri
PLTA Wadas lintang
PLTA Garung
PLTA Klambu
PLTA Pejengkolan
PLTM Tapen
PLTM Tulis
PLTM Plumbungan
PLTM Siteki
Total (MW)
180.9
1
22,5
12
8,54
20,48
1,4
12,4
18
26,4
1,17
1,1
0,75
12,4
1,6
1,2
batu bara sebagai bahan bakar pembangkit yang persediaannya semakin menipis,
juga mulai mencari pembangkit listrik alternatif lain. Salah satu pembangkit yang
diperhatikan adalah pembangkit listrik tenaga air (PT.Indonesia Power, 2008).
Salah satu sungai yang dinilai potensial adalah Sungai Serayu, yang
merupakan salah satu sungai yang cukup besar di daerah Jawa Tengah. Sungai
yang bermuara di Samudera Hindia ini diketahui sebagai sungai yang tidak pernah
kering sepanjang tahun. Daerah sekitar aliran sungai Serayu juga merupakan
daerah yang subur dan mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Dengan
kondisi geografis yang berupa pegunungan dan lembah, semakin mendukung
daerah tersebut untuk dijadikan proyek pemanfaatan tenaga air.
Pada tahun 1971 pemerintah Indonesia menerima bantuan dari pemerintah
Australia untuk studi proyek perancangan pembangunan sumber-sumber air di
daerah aliran sungai (DAS) Serayu. Studi di lakukan oleh Snowy Mountains
Engineering Cooperation (SMEC) dari Australia yang menghasilkan:
1.
Studi pendahuluan tahun 1972 yang mengusulkan Maung dan Mrica untuk
PLTA
2.
3.
Sejak tahun 1978 sampai dengan tahun 1980 dilaksanakan perencanaan detail oleh
konsultan Techno Prom Export (TPE) dari Uni Soviet.
PLTA Mrica mulai dibangun pertengahan tahun 1982 oleh PLN proyek
induk pembangkit hidro Jawa Tengah. Peristiwa peristiwa penting selama
pembangunan PLTA Mrica adalah sebagai berikut:
10
1.
2.
3.
4.
Tanggal 28 Februari 1987, peletakan batu pertama oleh Presiden RI, Bp.
Soeharto.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
2.3
12
2.4
Struktur Organisasi
Untuk menunjang kinerja yang baik dan untuk memenuhi tuntutan
profesionalisme dalam rangka produksi tenaga listrik, maka PT. Indonesia Power,
UBP Mrica terutama PLTA PBS, dibentuklah struktur organisasi yang solid dari
PT. Indonesia Power sampai ke Unit UBP Mrica dan sub unit PLTA PBS. Struktur
organisasi dapat dilihat pada lampiran.
Adapun tugas pokok yang dibebankan kepada PT Indonesia Power terutama
UBP Mrica adalah:
1.
2.
2.5
13
14
BAB III
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
3.1
dengan cara memanfaatkan energi potensial dari tenaga air yang dikonversikan
menjadi energi mekanik menggunakan turbin air dan energi mekanik tersebut
digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Dari berbagai jenis pembangkit di Indonesia, PLTA merupakan pembangkit
listrik yang digunakan untuk memikul beban dasar (base load). Hal ini lebih
dikarenakan PLTA merupakan pembangkit yang ekonomis dan memiliki
kehandalan yang bagus dibandingkan pembangkit listrik jenis lainnya.
Operasi PLTA sendiri bergantung pada besar kecilnya debit air yang akan
digunakan sebagai sumber energinya. Sumber air yang digunakan pada PLTA PB
Soedirman berasal dari aliran sungai Serayu serta waduk Mrica. PLTA PB
Soedirman beroperasi pada kondisi saat beban puncak dan saat musim hujan.
3.2
menjadi energi listrik secara bertahap. Mula-mula potensi tenaga air tersebut
dirubah menjadi energi listrik dalam turbin air. Kemudian turbin air memutar
generator yang membangkitkan energi listrik.
15
Prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Air secara umum sebagai
berikut :
1.
Aliran sungai dengan jumlah debit air yang demikian besar ditampung
dalam waduk (Reservoir) atau bendungan (Dam) untuk mengumpulkan
2.
apabila
terjadi
perbaikan/pemeliharaan turbin.
gangguan
atau
saat
dilakukan
16
3.
Air yang mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) dirubah
menjadi energi mekanik pada turbin dengan dialirkan melalui sirip-sirip
4.
5.
6.
3.3
Komponen PLTA
3.3.1 Turbin
Turbin adalah alat yang memanfaatkan aliran fluida dan berfungsi untuk
menghasilkan energi putar pada porosnya. Energi yang berasal dari aliran fluida
ini secara mekanis akan dikonversikan menjadi energi kinetik. Sesuai dengan
hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan, namun suatu bentuk energi dapat dikonversikan
kedalam bentuk energi yang lain. Turbin air memanfaatkan air sebagai fluida
kerjanya. Air mempunyai energi yang disebut energi potensial. Dari energi
potensial air inilah guna mengkonversikan energi tersebut, energi potensial air
diubah menjadi energi kinetik. Dengan kata lain, apabila air mengalir dan
memiliki kecepatan tertentu, dan dilewatkan melalui turbin, maka energi tersebut
akan dikonversikan ke bentuk energi yang lain.
Terdapat beberapa jenis turbin berdasarkan konstruksinya, yaitu Propeller
Turbine dan Impulse Turbine. Propeller Turbine terdiri dari dua tipe yakni Turbin
Kaplan dan Turbin Francis.
17
Gambar 3.2. Propeller Turbin (kiri) dan Impulse Turbin (kanan) PLTA PBS
Turbin yang digunakan pada PLTA PBS Mrica adalah Propeller Turbine
dengan jenis Turbin Francis, yaitu turbin dengan air mengalir ke runner dengan
arah radial dan keluarannya dengan arah aksial. Turbin Francis bekerja dengan
tekanan lebih. Pada waktu air masuk ke sudu jalan sebagian dari energi potensial
jatuh, yang melewati guide vane (sudu pengatur) diubah menjadi kecepatan
masuk. Sisa energi potensial dimanfaatkan oleh runner. Daya yang dihasilkan
dapat diatur dengan mengubah posisi pembukaan guide vane dengan demikian
debit air yang mengalir pada runner dapat diatur.
Poros turbin pada PLTA PBS merupakan poros tegak (vertikal), putaran
poros turbin adalah searah jarum jam. Semua massa yang ikut berputar dari turbin
ditopang sepenuhnya oleh bantalan aksial generator.
18
: 3 Buah
Kapasitas Daya
: 61,5 MW
Merk
: BOVING
Kecepatan
: 230,8 rpm
Type
: Francis
3.3.2 Generator
Generator berfungsi sebagai pembangkit daya, yaitu dengan mengubah
daya mekanik menjadi daya listrik. Besarnya daya listrik yang akan dibangkitkan
19
disesuaikan dengan jenis pembangkit yang ada dan jenis generator. Generator
pada PLTA PBS Mrica merupakan generator dengan jenis generator sinkron.
Generator sinkron cocok untuk menghasilkan daya dengan putaran yang
tinggi. Kemudahan lainnya seperti kemampuan untuk beroperasi secara serempak
dengan unit-unit pembangkit yang lain. Generator seporos dengan turbin,
sehingga saat turbin berputar, generator juga ikut berputar dan akan menghasilkan
GGL dengan sistem eksitasinya (sumanto, 1996).
Setelah rotor diputar oleh penggerak, maka kutub-kutub yang ada pada
rotor akan berputar. Bersamaan dengan berputarnya poros utama generator, pada
kumparan medan diberi arus searah sebagai penguat (eksitasi), maka pada
permukaan kutub-kutub rotor akan timbul medan magnet (garis-garis gaya fluks).
Karena rotor berputar maka garis-garis gaya fluks akan ikut berputar dan
memotong kumparan jangkar yang ada di stator sehingga pada kumparan jangkar
tersebut timbul GGL induksi atau tegangan induksi (sumanto, 1996).
Generator pada PLTA PBS Mrica berjumlah 3 buah, dan mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
Manufacturer
: ASEA
: 67010 kVA
Faktor daya
: 0,9
Tegangan nominal
: 13800 V
Arus Stator
: 2803 A
Eksitasi
: 160 V 1170 A
Kecepatan rata-rata
: 230,8 rpm
20
Kecepatan awal
: 388 rpm
: 5,55 Ws/VA
Insulation class
: stator F, rotor F
3.3.3 Transformator
Transformator utama di PLTA merupakan transformator daya yang
berfungsi untuk menaikkan tegangan yang dihasilkan generator sebesar 13,8 kV
(tegangan menengah) menjadi tegangan 150 kV (tegangan tinggi) untuk kemudian
ditransmisikan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) menuju ke pusatpusat beban, yaitu ke Gardu Induk Wonosobo dan Rawalo. Dengan menggunakan
saluran transmisi tegangan tinggi akan membawa arus yang relatif rendah yang
berarti mengurangi rugi panas (heat loss) yang menyertainya sampai ke pusatpusat beban. Di Gardu Induk Tegangan tinggi tersebut akan diturunkan kembali
menjadi tegangan menengah dan selanjutnya diturunkan lagi menjadi tegangan
rendah untuk kemudian didistribusikan ke konsumen.
21
Trafo utama pada PLTA PBS Mrica mempunyai 3 buah trafo dengan datadata sebagai berikut:
Manufacturer
: ASEA
: 70 MVA
Rasio Tegangan
: 150/13,8 kV
: 3 fasa, 50 Hz
Jenis Sambungan
: YNd11
Cooling class
: 2 x 2,5%
22
Trafo pemakaian sendiri terdapat 2 buah trafo dengan data teknis sebagai
berikut:
Manufacturer
: ASEA
: 1,6 MVA
Rasio Tegangan
: 13,8/0,4 kV
: Dyn11
23
Cooling Class
: 8 x 12,5%
: ASEA
: 7522810
: 315 kVA
: 1500 rpm
Tegangan
Arus
Frekuensi
: 3 phase 400 V Y
: 455 A
: 50 Hz
24
25
4.
Jenis bendungan pada PLTA PBS adalah Intake Dam dan Storage Dam.
Pada musim penghujan, PLTA beroperasi penuh selama 24 jam sehingga
bendungan berfungsi sebagai Intake Dam. Sementara pada musim kemarau PLTA
hanya beroperasi untuk beban puncak sekitar pukul 16.00 21.00 maka
bendungan bersifat Intake dan Storage Dam. Yaitu pada siang hari digunakan
untuk menyimpan air sedangkan saat operasi akan melepaskan air.
Data teknis dan spesifikasi bendungan dan waduk PLTA PBS adalah:
a)
Bendungan Utama
Tipe bendungan
Volume bendungan
Tinggi bendungan
Panjang bendungan
Elevasi puncak bendungan
Elevasi dasar bendungan
Tinggi tembok beton
Lebar puncak bendungan
Kemiringan bagian hulu
Kemiringan bagian hilir
26
b)
Waduk (Resesvoir)
Tinggi permukaan air maksimum
Elevasi operasi maksimum
Elevasi operasi minimum
Kapasitas efektif
Kapasitas non efektif
Volume total
Luas permukaan elevasi 231 m
Curah hujan pertahun
Luas daerah tangkapan hujan
: 234,50 m
: 231 m
: 224,50 m
: 47.000.000 m3
: 110.000.000 m3
: 165.000.000 m3
: 12.500.000 m3
: 3.900 mm/th
: 1.022 km2
:9m
Lebar buka
:5m
: 300 mm/detik
27
: 3000 mm/detik
Tinggi bangunan
: 9,5 m
: 227 m3/detik
Control Gate
: 2 buah, W x H = 5 x 9 m
: 2 buah, W x H = 7 x 19 m
: W x H = 7x 19 m
28
+234,5
Tipe
Ambang
: +219,536
Pintu
a. Jumlah
b. Lebar
c. Tinggi
d. Tipe
2. Emergency Spillway
Tipe
Puncak pelimpah
Panjang
Kapasitas debit air mask
: 4 buah
: 4x 14,15 m
: 11,965 m
: Radial Gates
: Fuse Plug
: +234 dan +234,5
: 176 m dan 165 m
: 3.500 m3/dtk
29
(Power Intake) selama operasi, sehingga dapat menambah umur operasi waduk.
Letak DDC melintas dibawah bendung utama (tepi kiri).
Draw Down Culvert terdiri atas:
1.
2.
3.
dilakukan secara berurutan pada elevasi 231,05 m, DDC membuka dan apabila
elevasi bertambah menjadi 231,1 m maka saluran pelimpah utama (Main
Spillway) akan membuka, dan jika elevasi naik menjadi 234 m maka bangunan
pelimpah darurat (Emergency Spillway) akan terbuka.
3.3.4.10 Saluran Bawah (Tail Race)
Saluran bawah adalah saluran air yang keluar dari turbin melalui pipa
lapas ke pembuangan. Saluran ini terdiri dari waduk awal (forebay) yang
dihubungkan ke pipa lepas (draft tube) saluran bawah dan pintu keluar (outlet).
Selain sebagai pintu keluar saluran ini juga berfungsi sebagai kolam golakan
maksudnya adalah menenangkan air yang keluar dari turbin. Saluran bawah
mempunyai bermacam macam jenis seperti saluran terbuka, saluran tertutup,
terowongan dan sebagainya. Sedangkan yang dibangun PLTA Panglima Besar
Soedirman adalah saluran terbuka.
3.3.4.11 Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat atau penstock merupakan pipa utama yang berfungsi
menyalurkan air dari waduk (intake) menuju ke turbin. Data teknis dari pipa
penstock adalah:
30
Bentuk penampang
Diameter
: Lingkaran
: 8,80 dan 7,50
m
Panjang
: 570 m
Debit
: 1050 m3/dtk
Kecepatan air masuk
: 227
m3/dtk
Konstruksi
: Lapis beton
BAB IV
SISTEM PROTEKSI GENERATOR
4.1SISTEM PROTEKSI
4.1.1 PENGERTIAN
Sistem proteksi atau sistem pengaman tenaga listrik merupakan
sistem pengaman yang dilakukan pada peralatan-peralatan
yang terpasang pada sistem tenaga listrik. Misalnya generator,
transformator daya, saluran udara tegangan tinggi dan
sebagainya terhadap gangguan atau kondisi abnormal yang
terjadi dalam sistem tenaga listrik itu sendiri.
4.1.2 FUNGSI
Kegunaan sistem proteksi tenaga listrik antara lain adalah :