KESEHATAN PUSKESMAS
TAHUN 2000 / 2001
PENDAHULUAN
Pelayanan laboratorium kesehatan dalam program pembangunan kesehatan
merupakan program pokok, karena pelayanan laboratorium kesehatan termasuk dalam
program pelayanan kesehatan masyarakat merupakan suatu program pelayanan kesehatan
dasar terpadu yang di tujukan untuk lebih memperluas cakupan dan sekaligus meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dasar serta menumbuh kembangkan sikap dan kemandirian dalam
pemeliharaan kesehatan di lingkungan warga dan masyarakat.
Pendekatan pelayanan kesehatan dasar lebih bersifat pencegahan dan peningkatan
yang di selenggarakan secara serasi dengan kegiatan pengobatan dan pemulihan. Sasaran
program ini adalah :
a.
Kelompok-kelompok beresiko tinggi yaitu ibu, bayi dan balita, anak usia sekolah
pendidikan dasar dan kelompok usia lanjut serta penduduk di desa-desa miskin dan
terpencil secara keseluruhan.
b.
c.
KEBIJAKSANAAN
Kebijaksanaan
pembangunan
kesehatan
yang
berkaitan
dengan
pelayanan
b.
Pelayanan laboratorium sederhana yang dapat di lakukan oleh bidan desa terhadap
beberapa jenis pemeriksaan.
c.
2.
(pemerintah maupun swasta) dalam suatu jaringan pelayanan laboratorium kesehatan yang di
kenal dengan sistim rujukan laboratorium baik horizontal maupun vertikal dari tingkat yang
sederhana (Puskesmas) sampai ke tingkat Nasional.
Rujukan laboratorium ini meliputi rujukan spesimen, sarana, pengetahuan dan tekhnologi di
Puskesmas. Pelayanan laboratorium kesehatan ini biasanya di sebut Pelayanan Laboratorium
Sederhana dan merupakan salah satu upaya pokok Puskesmas.
Untuk dapat memberikan pelayanan laboratorium kesehatan yang sebaik-baiknya
kepada masyarakat, ada 5 (lima) hal pokok yang harus di pedomi :
a. Hubungan pasien/masyarakat dengan tenaga kesehatan
b. Pemilihan jenis pemeriksaan
c. Pemilihan metode pemeriksaan
d. Mutu pemeriksaan
e. Keterbatasan pemeriksaan
PROSEDUR PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN
1.
jenis pemeriksaan
2.
Urine
a.
Jenis Pemeriksaan
Hitung eritrosit
b.
Hitung lekosit
c.
d.
e.
Golongan darah
f.
Hemoglobin
g.
Malaria
a. Volume, warna, kejernihan
b. Berat jenis
c. pH
d. Sedimen
e. Protein
f. Bilirubin
g. Glucose
3.
Faeses
4.
Lain-lain
Sumber :
c.
d.
a.
Amuba
Mycobacterium tubercolose (BTA)
b.
Kusta (BTA)
c.
Gonorrhoe
d.
Jamur
Ditjen Binkesmas Depkes RI.
Keterangan
adalah
kemampuan
pemeriksaan
laboratorium
tersebut untuk mendeteksi suatu unsur dalam kadar yang sangat rendah.
Spesifisitas : adalah kemampuan pemeriksaan laboratorium tersebut
mendeteksi suatu unsur dalam kadar yang rendah tanpa reaksi silang.
b. Manfaat pemeriksaan
Beberapa pemeriksaan sifatnya merupakan pemeriksaan penyaring sederhana
lainnya merupakan pemeriksaan konfirmasi.
Untuk menguji seseorang sakit atau tidak, maka pemeriksaan pertama yang di
lakukan haruslah merupakan pemeriksaan yang memiliki sensitivitas tinggi,
selanjutnya di periksa dengan pemeriksaan yang memiliki spesifisitas tinggi untuk
menentukan diagnosis, memantau terapi dan perjalanan penyakitnya.
Terdapat beberapa pemeriksaan yang fungsinya sama, sehingga cukup di pilih 1
(satu)
jenis pemeriksaan saja. Selain itu terdapat pula pemeriksaan yang telah
digantikan oleh pemeriksaan yang lain, karena jenis pemeriksaan yang baru
mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik.
Pemeriksaan yang dipilih harus dapat memberikan informasi lebih lanjut atau
dapat memberikan pengertian yang lebih baik mengenai penyakit pasien.
c. Biaya pemeriksaan
Biaya pemeriksaan sangat erat hubungannya dengan mutu hasil pemeriksaan,
umumnya makin baik mutu pemeriksaan akan makin besar pula biaya yang
dikeluarkan.
Jangan menyimpan makanan, minuman dalam lemari pendingin bersamasama spesimen dan atau reagen.
tehnik kelistrikan.
Gunakan alat penjepit atau sarung tangan ketika memegang barang gelas
yang panas.
e. Seberapa besar pemeriksaan tersebut di pengaruhi oleh faktor-faktor yang ada pada
pasien.
Keadaan tubuh pasien yang sakit kadang-kadang mempengaruhi suatu
pemeriksaan dan memberikan hasil pemeriksaan yang tidak di harapkan. Perlu
dipelajari apakah keadaan penyakit seseorang mempunyai pengaruh yang besar
terhadap suatu jenis pemeriksaan, sehingga perubahan yang seharusnya di peroleh
dari pemeriksaan malah tidak terjadi karena pengaruh tersebut.
Selain itu dalam memilih jenis pemeriksaan hendaknya tidak memilih
pemeriksaan yang sangat dipengaruhi oleh variasi antar individu.
Obat-obat yang sedang dimakan pasien dapat pula mempengaruhi hasil
pemeriksaan, misalnya obat-obatan anti diabetik, antilipidemi dan lain-lain.
f. Persiapan dan waktu pemeriksaan.
Pasien dengan keadaan tubuh yang sakit sering tidak dapat sempurna
dipersiapkan untuk suatu pemeriksaan. Untuk itu tenaga kesehatan perlu
mempertimbangkan kemungkinan antara tetap melakukan pemeriksaan dengan
persiapan pasien yang tidak sempurna atau tidak melakukan pemeriksaan tersebut.
Perlu dicari alternatif pengganti pemeriksaan yang lebih sesuai dengan keadaan
pasien.
Untuk kasus-kasus dengan keperluan yang mendesak, maka seharusnya yang
dipilih adalah jenis pemeriksaan yang waktu pemeriksaannya lebih cepat dan bila di
perlukan pasien harus di puasakan minimal 10 jam sebelum pemeriksaan darahnya.
Limit of delection
Nano grams / ml
Time required
2 10 mins
2.
Nano grams / ml
2 10 mins
3.
ELISA : Conventional
Nano grams / ml
2 8 hrs
Nano grams / ml
2 10 mins
Dipstik
4.
Nano grams / ml
1 24 hrs
5.
(CIA)
Nano grams / ml
4 24 hrs
Sesuai dengan alat yang ada di laboratorium dan dapat dilakukan dengan baik
oleh petugas laboratorium.
Ekonomis.
4.
Mutu Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium dikatakan berguna bagi pasien apabila hasil pemeriksaan
tersebut dapat dijamin mutunya.
Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang di tentukan atau yang
tersirat.
Untuk meningkatkan mutu pemeriksaan maka dilaksanakan kegiatan Pemantapan
Mutu baik internal maupun eksternal, dengan tujuan agar pemeriksaan dapat
menunjukkan ketelitian dan ketepatan yang tinggi.
Ketelitian adalah ukuran jauh dekatnya beberapa hasil pemeriksaan yang sama
terhadap 1 (satu) bahan. Semakin dekat hasil pemeriksaan tersebut atau sama lainnya,
maka pemeriksaan tersebut dinyatakan semakin teliti.
Ketepatan adalah ukuran jauh dekatnya hasil suatu pemeriksaan terhadap nilai
sesungguhnya. Semakin dekat hasilnya, maka hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan
semakin tepat dan pemeriksaan tersebut dinyatakan mempunyai ketepatan yang tinggi.
Pemantapan Mutu Internal (PMI/IQC) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
petugas laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan antara lain :
a. Pengecekan peralatan secara teratur sesuai dengan spesifikasinya, misalnya
pengecekan kebersihan mikroskop dan ketepatan opticnya, kalibrasi pipet, alat takar,
alat timbang.
b. Uji mutu media dan reagen.
c. Uji ketelitian dan pemeriksaan (Precision control).
d. Uji ketepatan pemeriksaan (accurary control).
e. Uji mutu aquadest/aquadem yang digunakan.
Pemantapan Mutu Eksternal (PME/EQA) adalah kegiatan yang diselenggarakan
oleh pihak luar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan
laboratorium dalam bidang yang di tentukan. Untuk beberapa Puskesmas kegiatan ini
sudah dilaksanakan yaitu untuk pemeriksaan mikroskopis BTA, malaria dan telur cacing.
Quality assurance (QA) adalah keseluruhan proses atau tindakan yang diambil
untuk menjamin hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
5. Keterbatasan Pemeriksaan
Tidak semua penyakit akan memberikan kelainan laboratorium. Pada tingkat
perkembangan penyakit sampai tahap molekuler, maka pemeriksaan laboratorium tidak
dapat mendeteksi adanya kelainan. Kelainan laboratorium baru dapat dijumpai bila tahap
perkembangan penyakit mencapai tahap biokimia dan tahap histopatologik, yang
merupakan tahap perkembangan penyakit yang lebih lanjut.
Adanya kelainan laboratorik juga tidak selalu dapat di deteksi dengan setiap
pemeriksaan. Terdapat pemeriksaan yang mempunyai sensitivitas tinggi sehingga dapat
mendeteksi adanya kelainan laboratorik secara dini. Sebalinya terdapat pula pemeriksaan
yang mempunyai sensitivitas rendah sehingga baru dapat mendeteksi kelainan
laboratorik pada tahap lebih lanjut.
Dengan demikian pemeriksaan jenis sensitivitas tinggi sangat sesuai untuk
pemeriksaan penyaring. Keterbatasan mendeteksi kelainan laboratorik juga ditentukan
oleh saat pemeriksaan.
Kelainan laboratorik sering hanya muncul pada saat tertentu dalam perjalanan
penyakit dan akan normal pada saat sebelum dan sesudah masa tersebut.
Keterbatasan lainnya bersumber pada alat, reagen maupun kualitas tenaga
laboratorium, tetapi hal ini masih dapat ditingkatkan sejalan dengan peningkatan mutu
pemeriksaan di laboratorium tersebut.
Desinfeksi
hewan.
Desinfektan : Zat-zat yang dapat membunuh bahan infeksi.
Dekontaminasi
alat, meja tempat kerja, ruangan laboratorium atau bahan bekas baik
berbentuk cair ataupun padat.
Sterilisasi
Spesimen
: Bahan yang berasal dari manusia, hewan atau bahan yang berasal dari bukan
manusia yang dikirim ke laboratorium yang bertujuan untuk di periksa.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Jenis spesimen
Cuci tangan dengan sabun/ desinfektan setiap selesai bekerja atau menerima
spesimen.
4. Tata Ruang dan Fasilitas laboratorium
o Seluruh ruangan dalam laboratorium harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
dibersihkan. Permukaan meja kerja tidak tembus air, juga tahan asam, basa dan panas
yang sedang.
o Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan laboratorium.
o Penerangan yang cukup.
o Tersedia bak cuci dengan air mengalir dekat pintu keluar.
o Tempat sampah dilengkapi dengan kantong plastik.
o Sampah kertas, sarung tangan karet, dan alat-alat plastik dipisahkan dari tempat
sampah gelas/ kaca.
o Ventilasi harus cukup.
o Udara dalam ruang laboratorium dibuat mengalir searah.
o Fasilitas listrik disesuaikan dengan kapasitas yang memadai.
o Fasilitas air PAM/ sumur kulitas yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan
5. Sterilisasi, Desinfeksi, Dekontaminasi dan tata laksana.limbah laboratorium
A. Desinfeksi/ sterilisasi cara kimia
1. Fenol (asam karbol)
o Turunan fenol merupakan desinfektan yang cukup kuat.
o Efektif untuk semua microorganisme kecuali spora
o Memberikan efek yang bervariasi terhadap virus
2. Alkohol
o
Pemeriksaan laboratorium (Hb, fungsi hati, fungsi ginjal, hepatitis dan BTA).
Photo Rontgen
B. Pencegahan Tubercolosis
Bagi petugas laboratorium yang menangani langsung bahaya yang diduga
mengandung bakteri Tubercolosis harus diperiksa photo torax setiap tahun.
C. Pemantauan Kesehatan
Jika petugas laboratorium sakit lebih dari 3 (tiga) hari tanpa keterangan yang jelas
maka, petugas keamanan kerja harus melaporkan kepada kepala Puskesmas tentang
kemungkinan terkena infeksi dari laboratorium.
Jika dicurigai adanya infeksi laboratorium, maka petugas keamanan kerja
laboratorium melaporkan kepada kepala puskesmas.
Laboratorium harus memiliki buku laporan atau catatan mengenai kesehatan dan
kecelakaan yang disebabkan oleh pekerjaan.
7. Pengiriman Spesimen dan Bahan Infeksi dari Laboratorium
A. Persyaratan, kemasan dan dokumentasi
Bahan infeksi dan spesimen harus dikemas dalam 3 (tiga) lapisan, yang terdiri atas :
o
Wadah kedap air berisi bantalan absorben yang cukup banyak untuk
menghisap semua cairan spesimen yang kemungkinan bocor.
Wadah untuk melindungi wadah ke dua dari pengaruh luar seperti kerusakan
fisik dan air selama dalam perjalanan.
Kemasan diberi label lengkap, seperi : Tanda bahaya; Alamat pengirim dan
penerima dengan jelas.
Bahan infeksi dianggap sebagai bahan yang berbahaya, selain dari formulir berisi
data spesimen,, surat, informasi lain yang menerangkan tentang spesimen, harus
ditempel pada bagian luar wadah kedua.
Dua lembar salinan ke dua masing-masing dikirim ke laboratorium penerima dan
arsip si pengirim. Hal ini memudahkan laboratorium penerima mengidentifikasi
spesimen dan mencantumkan bagaimana cara untuk menangani dan memeriksanya.
B. Pengiriman Paket/ Kemasan
Untuk menjamin bahwa paket/ kemasan dikirim dengan aman tiba di tujuan dengan
dalam keadaan baik maka hal-hal yang dilakukan oleh si pengirim sebagai berikut :
Hubungi pemberi jasa transportasi dan si penerima untuk menjamin agar spesimen
segera diantar dan segera diperiksa.
Siapkan dokumen pengiriman.
Jika terlihat ada pecahan gelas (objek gelas) atau pecahan botol tempat
spesimen,
kumpulkan
dan
tempatkan
dalam
kantong
plastik
dengan
Jika ada cairan yang keluar dari kemasan, segera di desinfeksi daerah yang
terkontaminasi.
PEDOMAN KERJA
DI LABORATORIUM PUSKESMAS
O
L
E
H
HERI SUSANTO