Anda di halaman 1dari 8

Material Komposit

Desain Alat

Kelompok 6:
Andhika Priotomo Rahardjo (1306449334)
Kezia Dara Euodia (1406567914)
Stephanie Sabhanindita (1406575241)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2016

Desain Alat 1
Kolam ikan untuk pembiakan ikan dengan kapasitas air kurang lebih 1000 liter.

Gambar 1. Kolam pembiakan ikan


(Sumber: image.google.com)

a. Kolam ikan untuk pembiakan umumnya bersifat fleksibel atau dapat di pindahpindahkan, maka pemilihan bahan yang ringan diperlukan. Waktu untuk
melakukan pembiakan ikan berlangsung

3 bulan hingga anakan muncul,

sehingga diperlukan kolam yang cukup tahan lama. Mengingat pembiakan ikan
tidak hanya berlangsung 1 kali seumur hidup ikan, maka kolam juga harus dapat
digunakan berulang kali dan memiliki ketahanan lingkungan yang baik. Kapasitas
air 1000 L dianggap kolam akan dibuat berbentuk persegi dengan dimensi
1,4x1x0,7 m. Bahan untuk membuat kolam pemiakan ikan dapat berupa komposit
termoset. Matriks komposit termoset yang cocok untuk kolam ini adalah poliester
karena mudah dibentuk dan murah, namun dapat digunakan juga resin epoxy dan
vinyl ester. Jenis reinforcement yang digunakan adalah fiber reinforcement
berupa fiberglass atau carbon fiber, namun fiberglass lebih banyak digunakan
karena lebih murah. Bentuk fiber yang digunakan adalah chopped strand mats
karena memiliki sifat mekanis yang lebih baik.
b. Pembuatan komposit kolam pembiakan ikan menggunakan metode open mould.
Metode ini dipilih karena murah, fleksibel, dan cocok untuk fabrikasi struktur

besar. Karena bagian halus permukaan yang dibutuhkan hanya pada bagian dalam
(bagian luar boleh dibuat seikit bergelombang), maka cetakan positif atau male
plug. Proses yang digunakan adalah wet lay-up jenis hand lay-up karena struktur
besar tetapi tidak massive sehingga masih dapat dikerjakan manual. Metode
manual ini dipilih karena lebih murah, fleksible, dan mudah memperbaiki
kualitasnya, serta dianggap permintaan terhadap produk ini tidak terlalu banyak
sehingga volume produksi tidak harus besar tetapi berkualitas.
c. Tahap pembuatan komposit ini adalah:

Gambar 2. Open mould untuk kolam pembiakan ikan


(Sumber: Akovali, Guneri, 2011)

1. Membersihkan mould dengan mengaplikasikan release agents agar komposit


nantinya mudah dilepaskan.
2. Melapisi dengan gel coating yang diberi warna sesuai dengan warna kolam
yang diinginkan. Tahap ini menggunakan mesin penyemprot dalam
pengaplikasiannya.
3. Setelah gel coat kering, resin poliester diaplikasikan dengan roller atau kuas
dengan merata pada permukaan mould hingga gelembung udara hilang.
Selanjutnya, reinforce fiberglass dilapiskan. Proses ini dilakukan secara
berulang (5-6 lapis) hingga mencapai ketebalan yang diinginkan. Pengerjaan
proses ini juga harus memperhatikan ketebalan agar produk memiliki
ketebalan yang sama.
4. Proses curing yang dilakukan adalah infrared heating mengingat bahwa
ukuran produk cukup besar jika harus dimasukan kedalam oven curing.
5. Setelah komposit mengeras dan kuat, selanjutnya dikeluarkan dari cetakan.
Maka, kolam pembiakan ikan jadi dan dapat digunakan.
Desain Alat 2

Tanki silinder berdiameter 2 meter dengan panjang 5 meter untuk menyimpan


premium.
a. Bahan (matriks dan penguat) yang digunakan, juga bahan lain yang diperlukan
b. Cara pembuatan (proses manufaktur) alat tersebut
c. Jelaskan tahapan pembuatan masing-masing alat tersebut
Tangki silinder berdiameter 2 meter dengan panjang 5 meter untuk menyimpan
premium.

Gambar 3. Tangki Premium


(Sumber: image.google.com)

a.

Bahan matriks yang digunakan pada pembuatan tangki premium ini adalah
menggunakan Thermoset, yaitu Polyester. Polyester digunakan sebagai
produksi komposit karena memiliki nilai kekuatan tensile dan flex yang baik,
kegetasan yang kecil, dan memiliki ketahanan kimia dan korosi yang baik,
serta ketahanan dari lingkungan luar yang sangat baik, sehingga sangat sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan pada tangki premium. Selain itu, dalam
proses

pembuatannya

tidak

diperlukan

tekanan

yang

tinggi

dalam

memprosesnya. Fiber yang digunakan pada pembuatan tangki ini merupakan


E-Glass. Hal tersebut dikarenakan proses pembuatan pada tangki ini
menggunakan close mould yang biasanya menggunakan E-Glass sebagai
standar bahan penguat dan memiliki konten alkali yang sangat rendah (kurang

dari 1%). E-glass pun digunakan secara umum karena biaya yang
diperlukannya cukup rendah. Karakteristik dari system resin adalah dapat
menjaga fiber dan mendistribusikan beban secara merata, menjaga fiber dari
abrasi dan abrasi serta korosi setelah curing, memberikan kekuatan shear
interlaminar, dan mengontrol sifat kimia dan elektrik pada bagian komposit.
Resin yang digunakan adalah Phenolic, karena sifat-sifat dari bahan tersebut
yang sangat baik ketahanannya terhadap api, ketahanan yang baik pada
temperature tinggi, tingkat asap dan toxic yang rendah, cure sangat cepat, dan
prosesnya. Penggunaan resin tersebut digunakan untuk menutupi kekurangan
yang dimiliki oleh matrix polyester.
b.

Cara pembuatan (proses manufaktur) tangki premium adalah dengan


menggunakan close mould. Proses close mould atau matched-die seringkali
digunakan pada industry komposit untuk pembuatan atau produksi komponen
tiga dimensi. Kategori close mould yang digunakan untuk membuat tangki
premium tersebut adalah Transfer Moulding. Proses ini memindahkan resin
dari suatu reservoir menuju ke mould tiga dimensi yang dipanaskan, dengan
curing terjadi dikarenakan temperature resin dan mould. Dengan teknik ini,
pembuatan lapisan dalam close mould dimana dalam tahap berikutnya resin
didimasukan kedalam mould dengan tekanan atau vacuum. Metode ini telah
dikenal sebagai teknik yang efektif dalam hal biaya untuk pembuatan
komponen komposit polymer. Close mould yang digunakan merupakan
centrifugal casting, dimana penggunaannya khusus untuk memproduksi
struktur dengan diameter besar seperti tangki minyak atau premium.
Centrifugal casting tersebut digunakan untuk memproduksi bagian yang
kosong (seperti tangki yang memiki dua permukaan halus).

Gambar 4. Centrifugal Casting


(Sumber: compositelabs.com)

c.

Pada centrifugal casting, bahan penguat dan resin didepositkan dengan


permukaan dalam pada mould yang berputar. Gaya sentrifugal menjaga bahanbahan tersebut tetap berada di tempatnya hingga material mengeras atau telah
cure. Dengan centrifugal casting, bagian luar permukaan, yang telah curing
terhadap permukaan bagian dalam mould, merepresentasikan permukaan
akhir. Permukaan bagian dalam pada bagian centrifugal cast diberikan
pelapisan tambahan dari resin murni untuk meningkatkan tampilan permukaan
dan memberikan tahanan kimia pada bagiannya.

Desain Alat 3
Pipa untuk mengalirkan larutan asam sulfat dengan konsentrasi 70%.

Gambar 5. Pipa komposit


(Sumber: image.google.com)

a. Bahan (matriks dan penguat) yang digunakan, juga bahan lain yang diperlukan
Pipa yang digunakan untuk mengalirkan larutan asam kuat harus memiliki
tahanan kimia yang kuat sehingga bahan yang digunakan tidak bereaksi atau
terdegradasi dengan senyawa yang dialirkan. Pipa berbentuk silinder panjang
dengan diameter tertentu. Selain memiliki tahanan terhadap senyawa kimia,
material komposit juga harus tahan korosi. Pipa harus memiliki kekuatan dan
kekakuan yang tinggi untuk mencegah terjadinya kebocoran senyawa kimia yang
berbahaya.
Oleh karena kebutuhan produksi seperti yang disebutkan diatas, dipilih
Polymer Matrix Composite. Pemilihan PMC karena sifat umumnya yang ringan,
tahan korosi, dan mudah dibentuk. Polimer yang digunakan adalah thermosetting
matrix dengan jenisnya phenolic resin karena memiliki biaya yang rendah,
kekuatan mekanis yang tinggi, kemampuan thermal medium, insulasi yang baik,
dan tahan korosi[3]. Jenis reinforce yang digunakan dapat berupa glass fiber atau
other polymeric fiber seperti polyethylene (PE). Fiber ini digunakan dalam
bentuk untaian kontinu.
b. Cara pembuatan (proses manufaktur) alat tersebut
Untuk manufaktur pipa yang digunakan adalah dengan cara filament winding,
khususnya adalah wet-winding. Metode ini dipilih karena mempunyai beberapa
keuntungan seperti dimungkinkannya pembuatan komponen yang sangat besar,
persentase kandungan fiber yang tinggi sehingga menghasilkan kekuatan produk
yang tinggi, kemampuan produksi ulang yang tinggi, dan khususnya wet winding
membutuhkan biaya proses yang paling rendah. Selanjutnya proses curing dapat
dipercepat dengan meningkatkan panas pada kolam resin.

c. Jelaskan tahapan pembuatan masing-masing alat tersebut

Gambar 6. Proses Manufaktur Filament Winding


(Sumber: http://www.nuplex.com/Composites/processes/filament-winding)

1. Tahap preparasi dimana mesin winding disiapkan, continuous fiber roving di


tempatkan pada spool dan mandrel ditempatkan pada spindle. Sebelumnya,
mandrel dapat diberikan mould release agent untuk membantu proses
pelepasan atau diberi perlakuan panas
2. Proses winding, untaian fiber dilewatkan melalui wadah yang berisi resin,
kemudian fiber tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak
dua arah, arah radial dan arah tangensial. Proses ini dilakukan berulang,
sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Proses curing, yaitu proses pemanasan untuk mengeraskan resin matrix
termoset yang sebelumnya berupa liquid menjadi lebih kaku (akibat dari reaksi
pembentukan crosslinking). Curing yang dilakukan adalah Infrared curing
karena mempertimbangkan ukuran pipa yang besar
4. Proses pelepasan mandrel dari komponen komposit. Mandrel dapat dibuang
atau digunakan kembali.
Daftar Pustaka
[1]

Akovali, Guneri (ed.). 2011. Handbook of Composite Fabrication. Ankara

[2]

Pools Construction Expert. n.d. Our Technology. [Online] Terdapat di:


http://www.pools.ae/en/our-technology.html [Diakses pada 14 Oktober 2016]

[3]

Singha, A. S, 2009. Chemical Resistance, Mechanical, and Physical Properties of


Biofiber-Based Polymer Composite. Taylor & Francis: India.

Anda mungkin juga menyukai