Anda di halaman 1dari 2

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian, United Nation Childrens fund

(UNICEF) dan World health orgajization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya
disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya
diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak
berumur dua tahun (WHO, 2005). Pada tahun 2003, pemerintah indonesia mengubah
rekomendasi lamanya pemberian ASI eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.
5. Manfaat ASI.
Dari segi gizi,ASI terdiri dari air, lemak, trigliserida, karbohidratt

(gula susu),

sejumlah protein, vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor.


A. Manfaat Menyusui Bagi Bayi.
Selain nutrient, ASI mengandung sejumlah sel imun, antibody, dan bahan senyawa
yang membantu melindungi bayi terhadap infeksi sampai dia dapat membentuk sendiri
respon imun yang efektif beberapa bulan setelah lahir. Kolostrum, susu yang diproduksi
selama lima hari pertama setelah persalinan, mengandung sedikit lemak dan laktosa tetepi
dengan komponen-komponen imunoprotektif yang tinggi. Semua bayi manusia memerlukan
imunitas pasif selama gestasi oleh antibodi yang menembus plasenta dari ibu ke janinnya.
Namun, antibodi-antibodi ini berumur pendek dan tidak dapat menetap hingg bayi
memebentuk sendiri pertahanan imunologi. Bayi yang mendapat ASI memperoleh
keuntungan selama periode rentan ini melalui berbagai mekanisme :
ASI mengandung banyak sel imun baik limfosit T dan B, makrofag, maupun neutrofil
yang menghasilkan antibodi dan langsung menghancurkann miikroorganisme
patogenik. Sel-sel ini sangat banyak terdapat pada kolostrum.
IgA sekretorik, suatu jenis khusus antibodi terdapat dalam jumlah besar di ASI. IgA
sekretorik terdiri dari 2 molekul antibody IgA yang disatukan oleh apa yang disebut
sebagai komponen sekretorik yang membantu melindungi antibodi dari destruksi
oleh getah lambung bayi yang asam dan enzim-enzim pencernaan. Koleksi antibody
IgA yang diterima oleh bayi yang mendapat ASI ditunjukkan secara spesifik terhadap
patogen tertentu di lingkungan ibu dan bayi juga. Karena itu, antibody ini melindungi
bayi dari mikroba infeksi yang kemungkinan besar dijumpai oleh bayi tersebut.
Sebagian komponen dalam ASI, misalnya mukus, melekat ke mikroorganisme yang
berpotensi menjadi patogen, mencegahnya melekat ke dan menembus mukosa
usus.
Laktoferin, adalah konstituen ASI yang menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya
dengan mengurangi ketersediaan besi , suatu mineral yang dibutuhkan untuk
perkembangbiakan patogen-patogen ini.

Faktor

bifidus

pada

ASI,berbeda

dari

laktoferin,

mendorong

multiplikasi

mikroorganisme non patogen Lactobacillus bifius di salura cerna bayi. Pertumbuhan


bakteri tak berbahaya ini membantu mendesak pertumbuhan bakteri yang berpotensi
merugikan.
Komponen-komponen lain dalam ASI mendorong pematangan system pencernaan
bayi sehingga bayi lebih tahan terhadap bakteri dan virus penyebab diare.
Masih ada faktor-faktor lain ASI yang beum diketahui yang mempercepat
perkembangan kemampuan sistem imun.

Sebagian studi juga mengisayaratkan bahwa selain manfaat ASI selama bayi,
menyusui juga dapat mengurangi resiko timbulnya penyakit tertentu pada kehdupan
selanjutnya. Contohnya adalah alergi misalnya ashma, penyakit otoimun misalnya diabetes
mellitus tipe I, dan kanker misalnjya limfoma.
Bayi yang mendapat susu formula yang terbuat dari susu sapi atau bahan lain tidak
memiliki keunggulan protektif yang diberikan oleh susu ibu dan karenanya, memperlihatkan
peningkatan insidens infeksi saluran cerna, saluran napas, dan telinga daripada bayi yang
mendapat ASI. Saluran cerna neonates juga lebis siap mengelola susu manusia daripada
susu formula sehingga bayi yang mendapat susu botol cenderung lebih sering mengalami
gangguan percernaan.
B. Keuntungan Menyusui Bagi Ibu.
Menyusui juga menguntungkan bagi Ibu. Pelepasan oksitosin yang dicpicu oleh
menysui mempercepat involusi uterus. Selain itu, penghisapan oleh bayi menekan siklus
haid dengan menghambat sekresi LH dan FSH, mungkin dengan menghambat GnRH.
Karena itu, laktasi cenderung mencegah ovulasi, menurunkan kemungkinan kehamilan
berikutnya (meskipun bukan cara kontrasepsi yang handal). Mekanisme ini memungkinakan
semua sumber daya Ibu dicurahkan kepada bayi dan bukan dibagi dengan mudigah baru.

Anda mungkin juga menyukai