LAPORAN PRAKTIKUM
FLUIDA RESERVOIR
EMULSI
NAMA
: Safira Andriani
NIM
: 12212080
KELOMPOK
:8
DOSEN
ASISTEN
: 1. Nikkie Nazneen
(1221303
LABORATORI
UM
ANALISIS
FLUIDA
RESERVOIR
PERMINYAKAN
PROGRAM
STUDI
INSTITUT
BANDUNG
2016
TEKNIK
TEKNOLOGI
DAFTAR ISI
Bab I .......4
Bab II ...6
Bab IV17
Bab V..18
Daftar Pustaka..19
DAFTAR GAMBAR
3.1 Jenis-jenis Emulsi...................................................................................................... 6
3.2 Demulsifikasi.. 7
3.3 Demulsifikasi dengan cara gravity settling 8
3.4 demulsifikasi dengan cara pemanasan 10
DAFTAR TABEL
4.1 Gravity Settling 500 RPM.......................................................................................... 7
4.2 Gravity Settling 800 RPM...........................................................................................8
4.3 Demulsifier..9
4.4 Pemanasan..................................................................................................................10
DAFTAR GRAFIK
4.1 Grafik Percobaan 1.....................................................................................................11
4.2 Grafik Percobaan 2.....................................................................................................11
4.3 Grafik Percobaan 3.....................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
3
I. JUDUL
Emulsi
III. TEORI
3.1 Emulsi
Emulsi adalah campuran dua jenis cairan yang immiscible, yaitu cairan yang dalam keadaan
normal tidak dapat bercampur. Emulsi adalah bagian dari sistem 2 fasa dari materi yang dinamakan
koloid. Di dalam emulsi, terdapat droplets dari cairan yang terdispersi di dalam cairan lainnya. Dua
macam cairan dapat membentuk tipe-tipe yang berbeda dari emulsi. Contohnya, minyak dan air
bisa membentuk water-in-oil emulsion dan oil-in-water emulsion dan water in oil in water.
Minyak bumi pada dasarnya adalah emulsi yang tersusun dari minyak dan air.
Kestabilan emulsi bergantung pada viskositas minyak, agitasi, temperatur, dan emulsifier.
Dilakukannya agitasi membuat emulsi lebih mudah bercampur. Sedangkan emulsifier menurunkan
tegangan permukaan (karna ada gugus polar yang mengikat air dan gugus nonpolar yang mengikat
minyak) dan membentuk lapisan penghalang pada droplets, sehingga mempersulit terjadinya
flokulasi dan coalescence.
Gambar 3.1
Emulsi dapat dibentuk dari proses pengadukan/agitasi, dan pemberian emulsifier. Pengadukan
dilakukan supaya terjadi pemerataan komposisi di semua bagian. Biasanya air dan minyak tidak
akan bercampur dalam beberapa jenis emulsi ini kecuali ada agen pengemulsi atau sering disebut
dengan emulsifier yang dapat mencegah minyak dan air tersebut terpisah. Jadi, emulsifier berguna
4
untuk menjaga kestabilan emulsi antara air dan minyak karena ia mempunyai dua gugus polar dan
nonpolar, polar untuk berikatan dengan air dan nonpolar dengan minyak.
3.2 Demulsifikasi
Emulsi dapat dipecah dengan menggunakan beberapa metode, di antaranya, gravity settling,
pemberian demulsifier, pemanasan, dan elektrostatis. Dengan metode gravity settling, cairan
penyusun emulsi akan terpisah, dimana yang massa jenisnya lebih berat akan berada di bawah
yang massa jenisnya lebih ringan. Dalam metode pemberian demulsifier, komponen-komponen
kimia yang dikandung demulsifier dapat meningkatkan terjadinya flokulasi (bertemunya droplet
yang satu dengan yang lainnya, seperti buah anggur) dan coalescence (menyatunya droplets yang
tadinya bertemu menjadi satu bagian besar). Pada metode pemanasan, peningkatan temperatur
mengakibatkan meningkatnya energi kinetik droplets, sehingga tumbukan antar droplet semakin
banyak. Sedangkan pada metode elektrostatis, aliran listrik yang diberikan pada emulsi dapat
memecah
emulsi
dengan
memanfaatkan
perbedaan
muatan
BAB II
PENGOLAHAN DATA
2.
3.
Mixer
4.
Heater
5.
Stopwatch
6.
Pipet
1.
2.
Demulsifier
Bahan:
Menit ke-
10
15
21
25.5
33
36.5
10
39
11
40
12
40.5
13
41
14
41.5
15
42
16
42
17
42.5
18
42.5
19
42.5
20
42.5
Data Jatibarang Heavy oil dengan agitasi 650 rpm (volume total : 100 mL) (Tabel 4.2)
Menit ke-
15
23
27
30
10
32
12
33
14
34
16
35
18
36
20
37
22
37
24
38
26
38
28
38
30
38
Menit ke-
Volume (mL)
0.5
15
10
39
1.5
46
49
2.5
51
52
11
3.5
53
53
4.5
54
54
5.5
55
55
6.5
56
56
7.5
56
56
8.5
57
57
9.5
57
10
57
12
Waktu ( detik )
30
60
90
120
150
10
180
10
210
20
240
30
270
40
300
40
330
40
360
40
390
40
420
40
III. PERHITUNGAN
13
50
38
25
400 RPM
13
650 RPM
waktu (menit)
Grafik 4.1
60
45
30
Volume (mL)
15
0
0.5
1.5
2.5
3.5
4.5
5.5
6.5
7.5
8.5
9.5 10
14
Grafik 4.2
50
40
30
Volume
20
10
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
Grafik 4.3
15
BAB III
ANALISIS
1. Asumsi Percobaan
Pada percobaan kali ini, kami menggunakan beberapa asumsi percobaan (sehingga
dapat dianggap dalam kondisi ideal) yaitu:
-
Sampel crude oil murni dan tidak terkotori (tidak tercampur air, atau jenis minyak
lain sebelumnya)
2. Prinsip Percobaan
Beberapa prinsip yang kami gunakan dalam percobaan ini adalah:
a) Menentukan pengaruh agitasi terhadap kestabilan emulsi terhadap putaran yang berbedabeda yaitu 250 RPM, 500 RPM, dan 750 RPM (dengan asumsi percobaan pada poin 1).
Emulsi berupa campuran dari minyak mentah bebas air dan aiar formasi dengan
perbandingan volume 60:40. Agitasi dilakukan selama 3 menit dan dilakukan dengan
menggunakan mixer. Hasilnya adalah data mengenai volume kumulatif air yang terpisah
dari minyak, yang diamati selama 40-60 menit (pengamatan dilakukan setiap 2 menit).
16
17
Digunakan untuk mengambil bahan kimia (demulsifier) dari gelas kimia untuk
diteteskan pada emulsi minyak dan air
Bahan:
1. Crude oil
Digunakan sebagai medium pendispersi pada emulsi. Crude oil yang kami gunakan
pada percobaan ini memiliki kualitas yang kurang baik sehingga pada pengamatan
demulsifikasi dengan cara gravity settling tidak dapat teramati pemisahannya.
2. Air formasi
Digunakan sebagai media terdispersi dalam emulsi.
3. Aquades
Digunakan sebagai media untuk pemanasan pada percobaan mengenai pengaruh
pemanasan terhadap pemecahan emulsi. Digunakan aquades agar pemanasan dapat
lebih cepat karena air mempunyai kapasitas panas yang rendah sehingga akan lebih
cepat panas.
4. Demulsifier
Digunakan sebagai bahan kimia yang memecah emulsi yaitu mempercepat
demulsifikasi.
4. Analisis Hasil
Emulsi yang stabil adalah emulsi yang dapat menahan pemisahan dari fasa nya. Pada
parktikum ini, dilakukan penstabilan emulsi dengan cara agitasi atau pengadukan campuran
minyak dan air. Agitasi ini bertujuan untuk meningkatkan tumbukan antar partikel pada zat
yang diaduk sehingga mengakibatkan menyebarnya partikel secara merata. Emulsi akan
semakin stabil apabila semakin cepat pengadukan yang diberikan. Pada praktikum ini kami
tidak dapat mengamati demulsifikasi air dan minyak oleh gravity settling. hal ini dapat
disebabkan oleh minyak yang kualitas nya buruk sehingga minyak saat di
agitasi akan mudah bercampur dengan air dan akan sulit terpisah
dengana air sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk data
yang diberikan oleh asisten, terlihat bahwa semakin cepat putaran RPM,
maka emulsi yang terbentuk akan semakin stabil. Hal ini dikarenakan
semakin cepat putaran yang diberikan, maka jumlah partikel yang
bertumbukan akan semakin besar dan menghasilkan droplet yang lebih
18
kecil sehingga semakin cepat putaran maka akan semakin sulit sebuah
emulsi dipisahkan.
demulsifiers.fungsi
dari
demulsifier
ini
adalah
melemahkan lapisan film antar muka dari minyak dan air sehingga akan
menambah kemungkinan koalesensi droplet. Dari pengolahan data yang
diperoleh volume air komulatif mengalami perubahan yang signifikan
pada 18 menit pertama yaitu memisahkan sebanyak 56 mL dari 89 mL
volume total Hal ini menunjukkan bahwa kerja efektif dari demulsifier
adalah 8 menit. Setelah itu tidak terjadi perubahan yang signifikan lagi
dan volume air formasi konstan. Ini menunjukkan batas kerja dari 30
tetes demulsifier pada emulsi tersebut. Cara kerja dari demulsifier
adalah berlawanan dari kerja emulsifier yaitu dengan cara menikkan
tegangan antar muka dari droplet. Akibat dari naiknya tegangan
antarmuka droplet adalah interaksi droplet air dan minyak menjadi
berkurang dan interaksi sesama droplet semakin meningkat sehingga
memudahkan terbentuknya koelesensi. Akibatnya adalah terpecahnya
emulsi dan terjadi pemisahan air dan minyak. Jika dibandingkan dari
gravity settling cara menggunakan demulsifier lebih efektif. Hal ini
dikarenakan pemecahan emulsi difasilitasi oleh suatu chemical.
Pemecahan emulsi dengan cara pemanasan Pada metode pemecahan emulsi ini
dilakukan dengan cara memanaskan fluida pada air mendidih. Berdasarkan data yang
diperoleh pemisahan secara keseluruhan membutuhkan waktu 6 menit. Pada waktu ini
semua volume air formasi dan crude oil telah memisah. Pemisahan yang sangat cepat ini
disebabkan oleh temperatur yang tinggi dari emulsi. Pemanasan menyebabkan
meningkatnya energi kinetik dari droplet-droplet emulsi sehingga menyebabkan probabilitas
dari benturan antar droplet meningkat. Benturan antar droplet menyebabkan bergabungnya
antar droplet atau proses koelesensi semakin cepat. Sehingga proses pemecahan emulsi
berlangsung sangat cepat. Dari grafik yang diperoleh kenaikan volume air formasi terjadi
19
secara signifikan selama 4 menit, setelah itu volume air konstan. Kerugian dari metode
pemanasan ini adalah menguapnya minyak yang mempunyai titik didih rendah dan harga
yang mahal untuk pemanasan. oleh karena itu panas yang dibutuhkan seharusnya
disesuaikan dengan properties dari minyak.
disimpulkan dari percobaan bahwa metode paling efektif untuk demulsifikasi adalah
temperature>demulsifier>gravity settling.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
1. Emulsi adalah campuran yang terdiri dari partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi)
dengan zat cair lainnya (fase pendispersi). Di dalam emulsi, terdapat droplets dari cairan yang
terdispersi di dalam cairan lainnya. Emulsi dapat terjadi apabila ada 2 cairan yang pada
keadaan normal tidak dapat bercampur, adanya agitasi dan agen emulsi. Contoh dari emulsi
adalah minyak bumi yang terdiri dari minyak dan air.
2.
Proses pemecahan emulsi dapat dilakukan dengan beberapa cara, diataranya adalah dengan
melakukan pemanasan pada emulsi, gravity settling, dan penambahan demulsifier pada
emulsi. Dari hasil percobaan, pemanasan merupakan cara yang paling efektif, tetapi menurut
literature, cara yang paling efektif adalah dengan sentrifugasi (tidak dilakukan dalam
percobaan ini). Sedangkan, proses pemecahan emulsi paling tidak efektif (karena memakan
waktu yang sangat lama) adalah gravity settiling.
2.
Saran
20
BAB V
KESAN DAN PESAN
Untuk praktikum modul ini sangat berkesan karena ini adalah praktikum pertama kami di
fluida reservoir. Kami semua melakukan persiapan lebih karena mendengar cerita dari shift
sebelumnya bahwa pertanyaanya banyak yang lebih praktikal. Saat pertama masuk laboratorium
langsung diadakan tes awal dengan tingkat kesulitan moderate namun ada satu soal diluar
ekspektasi yaitu soal bonus mengenai nilai interfacial tension minyak dan air. Tidak ada satupun
dari kami yang bisa menjawab pertanyaan itu. Suasan saat tes awal menegangkan karena waktu
yang diberikan kurang sehingga tidak ada waktu untuk memeriksa jawaban. Setelah tes, diadakan
tes alat dan tanya jawab secara bergiliran. Disini atmosfernya makin tegang karena disini penentuan
kami di kick atau tidak paling berpengaruh dan kami harus menjawab setiap pertanyaan yang
ditujukan tanpa dibantu teman. Soal materi, pertanyaan yang diajukan sangat detail. Secara umum
kami bisa menjawab pertanyaannya namun kami menemukan kesulitan dalam menjelaskan grafik
viskositas. Kami akhirnya diberikan pencerahan oleh assiten bahwa grafik viskositas sangat
berpengaruh terhadap tekanan. Saat tekanan berada diatas bubble point pressure viskositas minyak
akan menurun secara hamper linear, namun saat bubble point pressure, dissolved gas akan menguap
dan menyebabkan viskositas minyak akan meningkat secara rapid seiring turunnya temperature. Tes
alat secara keseluhan berjalan lancer. Kesulitan yang ditemukan adalah mengenai cara menyalakan
mixer yang ternyata berbeda dangan video panduan yang diberikan sehingga tidak ada satupun dari
kami yang menjawab benar pertanyaan mengenai urutan penggunaan mixer. Seharusnya urutan
menyalakan mixer adalah dengan menyetel range lalu kecepatan putar yang diinginkan lalu
kemudian baru memutar power karena yang diinginkan adalah kecepatan putar yang homogen.
Hasil dari tes kami semua lolos dan dapat melanjutkan praktikum. Suasan semenjak itu menjadi
santai. Pada saat praktikum, dibagi menjadi 3 kelompok untuk pengerjaan pembuatan emulsi
dengan RPM berbeda dan dibagi menjadi 2 kelompok untuk demulsifikasi menggunakan
temperature dan demulsifier. Kami semua sangat antusias karena pertama kami melihat crude oil.
21
Asisten juga sangat santai dan asik untuk diajak berdiskusi baik mengenai materi ataupun
nonmateri.
Pesan untuk asisten agar lebih mengarahkan saat praktikum karena meskipun kami sudah
mengetahui apa yang akan kami lakukan kami juga butuh bimbingan pada praktik nya.
Daftar Pustaka
McCain, William D. Jr. 1990. The Properties of Petroleum Fluids, 2nd Edition. Oklahoma:
Pen Well Publishing Co.
Siagian, Ucok. 2002. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Bandung: TM ITB.Laboratorium
Analisa Fluida Reservoir. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Fluida Reservoir. Bandung: TM
ITB.
http://petrowiki.org/Oil_emulsions (tanggal akses : 29 Oktober 2016)
http://petrowiki.org/Oil_demulsification (tanggal akses : 29 Oktober 2016))
22
Lampiran Foto
23