Anda di halaman 1dari 21

3

KELOMPOK KHUSUS KEPERAWATAN GIGI DALAM


MASYARAKAT

2.1 Pengertian Kelompok Khusus


Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun sosial budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya
sendiri.
Perawatan gigi kelompok khusus adalah upaya di bidang keperawatan gigi
masyarakat yang ditujukan kepada kelompok kelompok individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan
terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan tujuan
meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatan giginya, mengutamakan
upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative
yang ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok kelompok
yang ada dimasyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan gigi dengan pendekatan
pemecahan masalah melalui proses keperawatan.

2.2 Tujuan Proses Keperawatan Gigi Pada Kelompok Khusus


1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan gigi kelompok untuk dapat
menolong diri mereka sendiri (self care) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak
lain.

4
2. Tujuan khusus
Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan gigi dan keperawatan gigi kelompok
khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
2. Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan gigi yang mereka
hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.
3. Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan gigi yang mereka hadapi
berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
4. Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara kesehatan
gigi mereka sendiri.
5. Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan gigi diri sendiri.
6. Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak berbuat
dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
7. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan gigi dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan gigi mayarakat.

2.3 Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi terhadap kelompok khusus dan
pelayanan kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara baik atau
melalui melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi dan anak balita atau
terhadap kelompok kelompok khusus dengan ciri khas tertentu misalnya kelompok
usila, kelompok penderita berpenyakit kusta dan sebagainya.

5
A. Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Terhadap Kelompok Khusus
Lembaga lembaga sosial kemasyarakatan yang menyelenggarakan
pemeliharaan dan pembinaan kelompok kelompok khusus tertentu, diantaranya:

Panti wreda

Panti asuhan

Pusat rehabilitasi anak cacat (fisik, mental, sosial)

Penitipan balita

Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di


institusi meliputi:
a. Penghuni
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap masalah
kesehatan dan umumnya merekalah yang bermasalah baik secara individu maupun
kelompok. Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi dengan profesi kesehatan
lain maupun dengan petugas petugas terkait.
b. Petugas
Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan pelayanan
penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan merekalah yang
paling mengetahui.
c. Lingkungan
Lingkungan mendapat perhatian karena dapat berpotensi menjadi salah satu
mata rantai penyebaran penyakit atau sebab kesakitan.

6
B. Pelayanan Kelompok Khusus Di Masyarakat
Pelayanan kelompok khusus di masyarakat dilakukan melalui kelompok
kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui
pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok
khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil,
bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin dapat dilakukan.

2.4 Klasifikasi Kelompok Khusus


Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan
kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan pengawasan akibat
pertumbuhan dan perkembangannya misal:

Kelp. Ibu hamil

Kelp. Ibu bersalin.

Kelp. Ibu nifas.

Kelp. Bayi dan anak balita.

Kelp. Anak usia sekolah.

Kelp. Usia lanjut.

b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan


bimbingan, diantaranya:

Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)

Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)

Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, sosial)

Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS,


penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).

2.5 Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan kegiatan yang
terorganisasi sebagai berikut:

Pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Penyuluhan kesehatan.

Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok,


kader kesehatan dan petugas panti.

Penemuan kasus secara dini.

Melakukan rujukan medic dan kesehatan.

Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan


petugas panti atau pusat pusat rehabilitasi kelompok khusus.

Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada


petugas panti, kader kesehatan.

2.6 Prinsip dasar


Yang menjadi prinsip dasar dalam perawatan kelompok khusus adalah:

Meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok khusus dalam


meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Menekankan kepada upaya preventif dan promotif dengan tidak


melupakan upaya kuratif dan rehabilitative.

Pendekatan yang menyeluruh menggunakan proses keperawatan


secara konsisten dan berkesinambungan.

Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan


kelompok sebagai subyek maupun obyek pelayanan.

Dilakukan diinstitusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan kelompok khusus dimasyarakat terhadap kelompok khusus
yang mempunyai masalah yang sama.

Ditekankan pada pembinaan perilaku penghuni panti, petugas panti,


lingkungan panti bagi yang diinstitusi dan masyarakat yang
mempunyai masalah yang sama kearah perilaku sehat.

2.7 Tahap Tahap Perawatan Kelompok Khusus


1. Tahap persiapan

Mengidentifikasi jumlah kelompok khusus yang ada dimasyarakat dan


jumlah panti atau pusat pusat rehabilitasi yang ada disuatu wilayah
binaan.

Mengadakan pendekatan sebagai penjajagan awal pembinaan kelompok


khusus terhdap institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terhadap kelompok khusus dan kelompok khusus yang ada di masyarakat.

Identifikasi masalah kelompok khusus di masyarakat dan di panti /institusi


melalui pengumpulan data.

Menganalisa data kelompok khusus dimasyarakat dan diinstitusi

Merumuskan masalah dan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan


kelompok khusus di masyarakat dan institusi.

Mulai dari tahap mengidentifikasi masalah, analisa data, perumusan


masalah dan prioritas masalah kesehatan/keperawatan kelompok khusus
melibatkan kader kesehatan dan petugas panti

2. Tahap perencanaan
Menyusun perencanaan penanggunangan masalah kesehatan /keperawatan
bersama petugas panti (bagi yang diinstitusi) dan kader kesehatan (yang
dimasyarakat). Yang manyangkut:

Jadwal kegiatan (Tujuan, sasaran, jenis pelayanan, biaya, kriteria hasil).

Jadwal kunjungan.

Tenaga pelaksana pengorganisasian kegiatan.

3. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan didasarkan atas rencana kerja yang telah disepakati bersama,
yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Pelaksanaan kegiatan dapat berupa:
Pendidikan dan pelatihan kader dan petugas panti.

Pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Penyuluhan kesehatan.

Imunisasi.

Penemuan khasus dini.

Rujukan bila dianggap perlu.

Pencatatan dan pelaporan kegiatan.

10

2.8 Proses Asuhan Keperawatan Pada Kelompok Khusus


1) Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan.
5 tahap kegiatan dalam fase pengkajian:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasinya. Komponen pengkajian komunitas terdiri dari:
1). Inti komunitas (core)
a. Riwayat/ sejarah perkembagnan komunitas
Dapat dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah bianaan,
luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban). Sambil
berbincang-bincang ajukan pertanyaan berikut kepada anggota masyarakat ;
sudah berapa lama anda tinggal di sisni, apakah ada perubahan daerah ini,
siapa orang yang paling lama tinggal di daerah ini dan mengetahui sejarah
daerah tersebut.

11

b. Data demografi dan vital statistic


Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin (orang seperti apa
yang anda lihat ; anak-anak, remaja, dewasa, lansia, laki-laki atau perempuan,
orang yang tidak punya tempat tinggal, orang yang tinggal sendirian), status
perkawinan, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ras atau suku dan
bahasa yang digunakan. Populasi homogen atau tidak.
Untuk vital statistic uraikan tentang : angka kesakitan, angka kematian, angka
kelahiran,

cakupan

imunisasi.

Tentukan

status

kesehatan

komunitas

berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia.
Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok
penyakit kronis, penyakit menular.
Data dapat diperoleh dengan menanyakan : keluhan yang dirasakan saat ini
oleh komunitas, kejadian penyakit dalam satu tahu terakhir (ISPA, asthma, TB
paru, penyakit kulit, penyakit mata, rematik, jantung, gangguan jiwa,
kelumpuhan, penyakit menahun lainnya)
c. Nilai dan keyakinan
Apakah di daerah tersebut ada mesjid, gereja, candi, pura? Apakah tampak
homogen? Apakah lapangan rumput dipelihara? Apakah ditanami bunga?
Apakah ada tanda seni? Bagaimana budayanya? Bagaimana warisan
leluhurnya? Apakah ada tanda peninggalan sejarah?
d. Etnisitas

12
Apakah anda melihat adanya indikator etnik kelompok tertentu (misal;
restoran, festival)? tanda kelompok budaya apa yang anda lihat?

2). Delapan (8) sub system


a. Lingkungan
Bagaimana kondisi pemukiman masyarakat? Bentuk bangunan (rumah petak,
asrama, paviliun), jenis bangunan (permanent, semi permanent, non
permanen), kebersihan lingkungan sekitar pemukiman, penyediaan air untuk
MCK, air minum, pengelolaan jamban, sarana pembuangan air limbah
(SPAL), pengelolaan sampah, polusi udara, air, tanah, suara, sumber polusi,
binatang peliharaan, batas-batas wilayah (peta wilayah), kondisi geografis.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
Kejadian akut atau kronis?Rumah Singgah?Penyembuhan Tradisional?Apakah
ada klinik, RS, pelayanan para praktisi kesehatan, pelayanan kesmasy,lembaga
kesehatan, pusat kedaruratan, rumah jompo, fasilitas pelayanan sosial (pasar,
took, swalayan) dan kesehatan mental?Adakah sumber yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat diluar daerah tersebut, dimana tempatnya?
c. Ekonomi
Apakah merupakan komunitas berkembang atau miskin? Apakah terdapat
industri, pertokoan, lapangan kerja? Jenis pekerjaan, penghasilan dan
pengeluaran rata-rata perbulan, jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah
tangga, lansia? Kemana warga masyarakat berbelanja? Apakah makanan
menggunakan
pengangguran?

tanda

pemeriksaan

kesehatan?

Bagaimanakah

angka

13
d. Transportasi dan keamanan
Bagaimana warga masyarakat melakukan perjalanan? Kondisi jalan? Jenis
kendaraan pribadi atau umum apa yang biasa mereka gunakan? Apakah
terlihat adanya bus, taksi, sepeda? Apakah ada jalur khusus untuk pejalan
kaki? Apakah keadaan udara dievaluasi? Jenis tindakan kriminal apa yang
terjadi? Apakah masyarakt merasa aman tinggal disana? System keamanan
lingkungan,

penanggulangan

kebakaran,

penanggulangan

bencana,

penanggulangan polusi air, udara, tanah?


e. Politik dan pemerintahan
Apakah ada tanda kegiatan politik (misal : rapat, poster)? Partai mana yang
paling mempengaruhi? Apakah masyarakat terlibat dalam pengambilan
keputusan ? bagaimana pemerintahan di daerah tersebut dibentuk (dengan
pemilihan atau calon tunggal)? system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas?
f. Komunikasi
Adakah tempat khusus bagi masyarakat untuk berkumpul? Apakah masyarakat
mempunyai TV dan radio? Topik apa yang biasanya didengar oleh
masyarakat? Apakah informasi formal dan non formal yang ada? Apakah ada
koran? Sarana umum komunikasi, jenis alat komunikasi yang digunakan, cara
penyebaran informasi?
g. Pendidikan
Apakah ada sekolah disana? Bagaimana kondisinya? Apakah ada badan yang
mengurus pendidikan? Bagaiman fungsinya?bagaimana reputasi sekolah yang
ada? Tingkat pendidikan komunitas? Fasilitas pendidikan yang tersedia
(formal, informal)? Apa isu utama yang muncul tentang pendidikan? Angka

14
putus sekolah? Sumber daya manusia, tenaga pendidik? Kegiatan ekstra
kurikuler, apakah dimanfaatkan oleh peserta didik? Pelayanan kesehatan
sekolah? Adakah perawat di sekolah?

h. Rekreasi
Dimana anak-anak bermain? Bentuk rekreasi utama? Fasilitas rekreasi yang
ada?

Sumber data yang bisa digunakan dalam melakukan analisa data adalah :
1. Data primer : dikumpulkan dari pengkajian kepada komunitas
2. Data sekunder : kelurahan, Puskesmasm Medical Record
Cara/metode pengumpulan data :
1. Pengamatan/Inspeksi :

menggunakan

semua

indera,

melakukan whinshield survey (learning about community on


foot)
2. Wawancara : komunikasi timbale balik yang berbentuk Tanya
jawab

dengan

masyarakat.

Mendengarkan

(auskultasi)

keluhan masyarakat. Wawancara harus dilakukan dengan


ramah, terbuka dan bahasa yang sederhana serta mudah
dipahami.
3. Menyebarkan kuesioner : untuk mendapatkan data yang
lebih akurat.
2. Pengolahan data

15
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
a.

Klasifikasi data/ kategori data

b.

Perhitungan persentase cakupan dengan menggunakan telly

c.

Tabulasi data

d.

Interpretasi data

3. Analisis data
Analisa

data

adalah

kemampuan

untuk

mengaitkan

data

dan

menghubungkan data sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau


masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Format Analisa Data


No

DATA
Data subyektif (hasil wawancara)

MASALAH

ETIOLOGI

Data obyektif (angket&observasi)


4. Perumusan/ penentuan masalah
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat. Namun demikian masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan
prioritas
masalah.

5. Prioritas masalah
Dalam

menentukan

priorirtas

masalah

mempertimbangkan berbagai factor :

kesehatan

masyarakat

perlu

16
a.

Perhatian masyarakat

b.

Prevalensi kejadian

c.

Berat ringannya masalah

d.

Kemungkinan masalah untuk diatasi

e.

Tersedianya sumber daya masyarakat

f.

Aspek politis

2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.
Diagnosa keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri dari :
a.

Masalah..sehat..sakit

b.

Karakteristik polulasi

c.

Karakteristik lingkungan (aktual, resiko, potensial)


Dianosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan

status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi
(resiko dan potensial). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama :
a.

Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari


keadaan normal yang seharusnya terjadi.

b.

Etiologi (penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau


keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,
yang meliputi :

Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial

17

c.

Interaksi perilaku dan lingkungan


Sign atau symptom (tanda dan gejala) :

Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa

Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan cara :


DK = P + E + S
Resiko(masalah)(populasi)

b.d

(kurang

pengetahuan)

yang

dikarakteristikkan dengan
Contoh diagnosa keperawatan komunitas :
1. Anemia ibu hamil di RT 01 Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir
Surabaya sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal
kebutuhan gizi ibu selama hamil yang ditandai dengan

35,5% ibu hamil mengeluh pusing

25% ibu hamil pucat dan lemah

71,5% menyatakan kebutuhan makanan selama hamil sama dengan saat


tidak hamil

Jumlah kader yang aktif hanya 5 orang, kader tidak tersebar di semua RT,
ada RT yang tidak mau menjadi kader

90% bumil tidak mempunyai KMS

60% keluarga mengolah sayur dipotong dulu baru di cuci

75% ibu hamil tidak memperoleh informasi tentang kebutuhan gizi ibu
hamil.

2. Resiko timbulnya kenakalan remaja di RT 01 Kelurahan Medokan Kecamatan


Semampir Surabaya sehubungan dengan :

18

Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas perkembangan

Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : jumlah remaja RT 01 83 orang,


2,69%remaja merokok, 0,19% remaja minum-minuman keras, 0,28% main
kartu, 38,8% remaja mengisi waktu luang berkumpul dengan teman sebaya.
Hasil observasi banyak ditemukan remaja berkumpul di gang-gang jalan,
dari hasil wawancara didapatkan cukup banyak remaja yang merokok dan
minum-minuman keras.

3. Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, typhoid, ISPA dan Lain-lain di Kelurahan
Medokan Kecamatan Semampir Surabaya sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam memlihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan ditandai dengan :

Letak kandang dalam rumah 1,41%

System pembuangan air limbah sembarangan 5,71%

Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14%

Jarak septic tank dengan sumber air < 10m 10,8%

Dll

4. Resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di


Kelurahan Medokan Kecamatan Semampir Surabaya sehubungan dengan

F Cakupan imunisasi rendah

F Jumlah kader kurang

F Banyaknya drop uot imunisasi ditandai dengan :

5. Potensial peningkatan kesehatan balita disehubungan dengan tingginya


kesadaran ibu terhadap kesehatan balitanya dan ditunjang keaktifan kader dan
petugas kesehatan ditandai dengan :

19

Hampir seluruhnya balita dibawa ke Posyandu setiap bula (91,14%)

Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap (86,08%)

Hampir seluruhnya balita memiliki KMS (92,41%)

Sebagian besar balita dalam garis hijau (71,23%)

3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tinadakan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup :

Perumusan tujuan
1). Terjadi perubahan perilaku masyarakat
2). SMARTS (Spesifik, Measurable/dapat diukur, Attainable/dapat dicapai,
Relevan/sesuai, Time Bound/waktu tertentu, Sustainable/berkelanjutan)

Rencana tindakan yang akan dilaksanakan


Langkah-langkah merencanakan tindakan
1). Identifikasi alternative tindakan
2). Tetapkan teknik yang digunakan
3). Melibatkan peran serta masyrakat dalam menyusun rencana tindakan
4). Pertimbangkan SDM dan fasilitas yang ada
5). Memenuhi kebutuhan yangh sangat dirasakan masyarakat

20
6). Mengarah pada tujuan
7). Realistic
8). Disusun secara berurutan

Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan


1). Siapa yang melakukan?
2). Apa yang dilakukan?
3). Di mana dilakukan?
4). Kapan dilakukan?
5). Bagaimana melakukan?
6). Frekuensi melakukan?

CONTOH FORMAT
KOMUNITAS
no
1

Dx. Keperawatan

Tupan

RENCANA

Tupen

Sasaran

TINDAKAN

Strategi

Peningkatan angkaSetelah
dilakukanSetelah
Kader posyanduKIE
kesakitan
padatindakan keperawatandilakukan
lansia
lansia di RT 01Angka kesakitan padatindakan
berhubungan
lansia
dapatkeperawatan 3
dengan kurangnyaditurunkan
kali
kegiatan
pengetahuan
masyarakat
masyarakat dalam
mampu
memelihara
memberikan
kesehatan lansia
perawatan pada
lansia di RT 01

4) Pelaksanaan

KEPERAWATAN

Evaluasi
Rencana
Waktu /
kegiatan
tempat
Kriteria
Standar
1. Lakukan
Minggu
III/Psikomotor
1. Terbentuknya
Pembentukan
balai RT 01
posyandu
posyandu lansia
lansia
2. Lakukan
Psikomotor
2. Terbentunys
pelatihan
kader
kader posyandu
posyandu
lansia
Verbal
lansia
3. Berikan
penyuluhan
kesehatan lansia
pada pelaksana
Psikomotor
posyandu lansia
4. Berikan kenang
kenangan alat
posyandu lansia

21
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan

dalam

upaya

mengatasi

masalah-masalah

kurang

nutrisi,

mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.


b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.

Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat


pencegahan, yaitu:
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi
sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus
terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan
dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keterbelakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh:
Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi
untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

22

5) Evaluasi
Contoh format dokumentasi implementasi dan evaluasi
No
Diagnosa
Tgl
1. Peningkatan angka
7/1/2013
kesakitan pada lansia di 7/1/2013
RT 01 berhubungan
dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat
dalam memelihara
kesehatan lansia

Implementasi
Evaluasi
Pembentukan posyandu Evaluasi struktur :
lansia
Undangan telah disebar 2 hari
Pelatihan kader kesehatan sebelum acara dilaksanakan
lansia
Evaluasi proses :
a). acara dihadiri oleh seluruh
pengurus pokjakes , ketua RT
01,02,03 dan ketua RW 02
b). acara berjalan lancer
c). acara dimulai jam 20.0022.00 wib
d). semua kader kesehatan dapat
mengikuti pelatihan kader
Evaluasi hasil :
a). posyandu lansia terbentuk
dan kader kesehatan juga
terbentuk sebanyak 7 orang
b). kader dapat melakukan
pemeriksaan tekanan darah
c). kader dapat mengisi KMS
lansia

22/2/2007
22/2/2007
Mengadakan posyandu
lansia
Melaksanakan senam
lansia

Evaluasi struktur :
a). rencana sudah disiapkan 2
minggu sebelumnya
b). rencana dibuat oleh pokjakes
bersama mahasiswa
c). rencana dikoordinir oleh
coordinator kesehatan lansia
Evaluasi proses :
a). posyandu dan senam diikuti
oleh 40 orang dari 51 lansia
b). kegiatan berjalan lancar,
dimulai jam 08.00 berakhir jam
10.00 wib
c). kegiatan dibuka oleh kepala
kelurahan
Evaluasi hasil :
a). para lansia mengatakan
senang mengikuti senam dan
mengharapkan untuk
dilaksanakan sebulan sekali
b). para lansia mengatakan
badan lebih segar setelah
mengikuti senam
c). terdapat 8 lansia yang

23
menderita penyakit tekanan
darah tinggi

Anda mungkin juga menyukai