Anda di halaman 1dari 33

KETENTUAN KETENTUAN TEKNIS UMUM

PASAL 1
KETENTUAN - KETENTUAN UMUM
Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana dalam dokumen kontrak, kedua
belah pihak harus mentaati segala peraturan yang berlaku, hukum dan peraturan
pemerintah atau daerah yang berlaku dilokasi yang bersangkutan.
Terkecuali tersebut dalam dokumen kontrak, peraturan-peraturan yang harus
ditaati mencakup :
1.1
Algemeene Voorwaarden Voor De Uitvoering Bijaanneming Van Openbare Warken
(AV) yang telah dinyatakan dalam peraturan pemerintah No.9 tanggal 28 Mei 1941
dan tambahan/penjelasan Lembaran Negara No.14571.
1.2
Kontrak Kondisi (Internasional) untuk pekerjaan teknik sipil dan konstruksi, listrik
dan mekanikal edisi terbaru dari FIDIC, selama tidak bertentangan dengan AV 1941
dan peraturan-peraturan lainnya dalam dokumen kontrak.
1.3
Peraturan umum pemeriksaan bahan-bahan (PUBB 1970/NI-3) untuk material.
1.4
Peraturan kontruksi kayu Indonesia (PKKI)
1.5
Algemeene Voorwaarden Voor Electrische Sterkstroom Installaties (AVE),
peraturan umum instalasi listrik (PUIL) dan peraturan-peraturan PLN lainnya untuk
instalasi listrik.
1.6
Peraturan beton Indonesia (PBI)
1.7
Peraturan Umum Instalasi Air Bersih / Plumbing
1.8
Peraturan-peraturan dan standar lainnya yang tercantum dalam dokumen kontrak
ini.
1.9
SNI dan SKSNI yang berlaku.
PASAL 2
PENJELASAN UMUM
2.1
2.2

Bangunan ini akan dibangun dilokasi/tanah yang telah disediakan sesuai


dengan rencana
Pekerjaan yang dilaksanakan ialah proyek atau Pembangunan yang terdapat pada
KETENTUAN-KETENTUAN UMUM PASAL 1 (1.1.)

2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4

Gambar Bestek, Konstruksi dan detail terlampir


Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
Berita Acara penjelasan pekerjaan
Petunjuk dari direksi/direksi lapangan

Pekerjaan dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku pada saat ini :A.V.
(Algemene Voorwaarden) PBI (NI 2 tahun 1971), AVE, PKKI 1971, Peraturan setempat dan
lain-lain lagi.
Bila ternyata ada perbedaan antara kontrak dengan bestek-bestek dengan gambar bestek,
dan gambar-gambar detail pemborong harus segera lapor kepada direksi.
Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan ketentuan ketentuan :
Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran/puing-puing pada
diserahkan
Pekerjaan segera diserahterimakan dengan memuaskan direksi.

waktu

PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
3.1

Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

PEKERJAAN PENDAHULUAN

II

PEKERJAAN PONDASI

III

PEKERJAAN STRUKTUR

IV

PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

PEK. LANTAI

VI

PEKERJAAN KUSEN /PINTU/ JENDELA / VENTILASI /KACA

VII

PEKERJAAN ATAP

VIII

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

IX

PEKERJAAN CAT

PEKERJAAN PLAFON
PASAL 4
BAHAN BAHAN DAN ALAT - ALAT

Untuk kelancaran pekerjan pemborong diwajibkan


4.1 Penyediaan
a. Pemborong harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk pembangunan,
penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan
b.Bahan-bahan baru/lama kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang
dipergunakan harus merupakan bahan baru penggunaan bahan lama/bekas hanya bisa
dipergunakan dengan petunjuk direksi.

c.

Penggunaan bahan yang dicatat untuk pekerjaan-pekerjaan permanen tidak


diperbolehkan tanpa persetujuan dari direksi. Semua bahan harus berKualitas tinggi
serta harus memenuhi persyaratan PUBB atau SNI 1735 1989 F 0255 1978 D,
PKKI atau SNI 1927 1989 F (SKBI 1355 1987), AV dan standart lain yang cocok
sebagaimana yang ditentukan oleh direksi.

4.2 Pemeriksaan, pengambilan contoh dan pengujian bahan.


Semua bahan-bahan yang disediakan oleh pemborong harus diperiksa dan diuji.
Contoh bahan yang akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen harus
diserahkan kepada direksi untuk disetujui oleh direksi secara tertulis.
- Direksi berhak menolak bahan-bahan yang dikirim ketempat pekerjaan
yang tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui oleh direksi.
Dari contoh yang diserahkan
kepada direksi, atas contoh yang telah memperoleh persetujuan, oleh direksi harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu oleh
direksi harus dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 2 (dua) buah
contoh,
yang semuanya akan dipegang oleh direksi. Bila dikehendaki,
pemborong/suplier dapat memintakan sejumlah set tambahan dari contoh berikut.
Tanda pengenal persetujuan untuk kepentingan dokumentasinya sendiri. Dalam
hal yang demikian, jumlah contoh yang harus diserahkan kepada direksi harus
ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut.
- Untuk bahan/produk yang bersifat peralatan/perlengkapan ataupun produk jadi,
permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur dari produk tersebut,
yang mana harus dilengkapi dengan:
Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.

Surat-surat seperlunya dari Agen / Importir sesuai petunjuk direksi, seperti antara
lain :
Surat ke agenan, surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (After sales
sevice),
dll.

Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (Finishing), dll.


Sertifikat- setifikat pengujian/penetapan kelas dan lain-lain dan dokumendokumen lain sesuai petunjuk direksi.
Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan atas contoh
dari bahan/produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan
tertulis apapun dari direksi, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh
yang diajukan telah disetujui oleh direksi
4.3

Syarat syarat bahan yang ditentukan

4.3.1

Semen Portland

Semen porland yang akan dipakai harus sudah termasuk standar industri
Indonesia dan secara tertulis disetujui oleh Direksi untuk pemakaian.
Semen tersebut harus terbungkus dalam sak yang kuat serta nama, cap pabrik,
type semen, berat ini harus tertulis jelas pada masing-masing zak semen.
Semen tersebut harus disimpan ditempat yang kering, rapat dan berventilasi
yang baik dengan perlindungan yang cukup untuk peresapan kelembaban
ditempat tersebut.
Penyimpanan semen dengan cara menumpuk harus tidak boleh lebih dari 13
zak dan apabila penyimpanan lebih dari 1 bulan pada waktu musim hujan atau
3 bulan pada musim kemarau tidak boleh dipakai.
Direksi berhak
memerintahkan untuk menguji semen sesuai dengan standart yang sudah
ditetapkan selama dalam pengiriman dan penyimpanan dan berhak menolak
segala kerusakan semen tersebut berhak menolak segala kerusakan semen
tersebut di atas dan menyingkirkan dari tempat tersebut untuk diganti dengan
semen lain yang disetujui.

4.3.2

Agregat beton (mutu beton 25 Mpa)


Semua agregat beton harus diperoleh dari tempat asal yang disetujui oleh
Direksi. Bahan tersebut harus tidak mengandung tanah/tanah liat,
lempung,
kapur, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda organik serta
campuran lainnya dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan.

a. Agregat Kasar
Partikel agregat kasar pada umumnya harus berbentuk seperti bola dan kubus,
Agregat kasar tersebut harus tercampur dengan baik menurut batas-batas yang
telah ditentukan dan memenuhi ketentuan sesuai campuran tersebut pada
daftar ini atau spesifikasi bahan yang tercampur dalam PBI 971 atau SKSNI
T.15-1991.
b. Agregat Halus
Partikel agregat harus pada umumnya, harus berbentuk seperti bola dan
kubus, susunan agregat harus memenuhi ketentuan berikut atau spesifikasi
bahan yang tercantum pada PBI 1971 atau SKSNI-T.15-1991.
c.

Penyimpanan Agregat
Agregat kasar dan halus harus disimpan ditempat terpisah untuk agregat kasar
harus diadakan penyimpanan terpisah untuk masing-masing ukuran. Apabila
agregat dibawa ke alat pencampuran, harus mempunyai kelembaban yang
merata dan setabil seperti diisyaratkan oleh direksi.

4.3.3

Air
Air yang dipakai untuk mencuci agregat atau untuk mencampur haruslah air
yang baik, bebas dari minyak, zat asam, alkohol zat organik dan lain-lain zat
yang dapat meragukan pekerjaan atas pertimbangan direksi maka contoh
air harus diuji dengan cara membandingkan dengan air suling/ PAM sesuai
dengan aturan PBI
1971 atau SKSNI T.15-1991.

4.3.4

Baja Tulangan
Semua Baja tulangan yang ada menggunakan baja polos yang mempunyai
mutu
U-24 dan harus memenuhi persyaratan PBI 1971 atau SKBNI T.151991.
Baja tersebut harus mempunyai tegangan tarik 37-53 kg/mm2 dan tegangan
ijin 14 kg/mm2.
Penampang melintang untuk batangan yang akan dikirim harus mempunyai
bentuk yang tepat dan batangan tersebut berdiameter seperti yang telah
ditentukan dan tidak boleh berkarat, berminyak dan tidak cacat.

4.4

PENYIMPANAN BAHAN

4.4.1 Persetujuan atas sesuatu bahan/produk harus dimengerti sebagai perijinan


untuk memasukan bahan/produk
tersebut kedalam
lapangan
dan
penggunaan bahan/produk tersebut kedalam pekerjaan sejauh bahwa
keadaannya tidak berubah dari kondisi ketika persetujuan diberikan.
4.4.2

Bahan/produk yang telah dimasukan kelapangan harus segera disimpan :

Ditempat
Dengan cara / peralatan
Dalam susunan / tumpukan dan dengan pengkondisian lingkungan
Dengan Pengamanan
Dengan Accessibilitas

4.4.3

a.
b.

4.4.4

Pemborong yang akan memakai bahan/produk, bertanggung jawab bahwa


selama dalam penyimpanan bahan / produk tersebut tetap berada dalam
kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu tenyata bahwa
bahan/produk menjadi tidak lagi layak untuk dipakai dalam pekerjaan,
direksi berhak untuk memerintahkan agar :
Bahan/produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi
layak untuk dipakai, atau
Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin supaya bahan/produk tersebut
segera
dikeluarkan
dari lapangan
untuk
diganti
dengan
yang
memenuhi persyaratan.
Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian
rupa, sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk, lebih dahulu pula
dipegunakan dalam pekerjaan.
PASAL 5
PENYEDIAAN SARANA PEKERJAAN

5.1

Mobilisasi Peralatan
Pemborong harus mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan
ditempat kerja untuk melaksanakan pekerjaannya dan memperhitungkan
biaya pengangkutannya, baik peralatan milik pemborong maupun yang didapat
dengan cara sewa.

5.2

Persiapan dan Pembersihan Daerah Kerja Selama dan Setelah Proyek Selesai.
Pemborong harus sudah memperhitungkan setiap kemungkinan diadakan
pekerjaan- pekerjaan persiapan yang diharuskan direksi, pengaturan daerah
kerja sehingga tidak mengganggu dan menjamin kelancaran pekerjaan yang
akan dilaksanakan sebelum pekerjaan yang akan dilaksanakan dimulai, daerah
kerja harus dibersihkan, kemudian memelihara/melaksanakan pembersihan
selama dan setelah proyek berlangsung dari sisa- sisa pekerjaan, yang tidak
digunakan lagi.

5.3

Direksi Keet dan Perlengkapannya


Pemborong harus membuat dan memelihara bangunan Direksi Keet
lengkap dengan perabotannya berikut pasilitas air dan penerangan selama
proyek berlangsung.

5.4

Keamanan Proyek dan Tanda Pengenal Pekerja Pemborong.

5.5.1

Pemborong harus menjamin keamanan proyek, baik untuk barang-barang


milik pemborong
maupun pemberi tugas, pengelola proyek dan konsultan pengawas yang ada
di daerah kerja.

5.5.2 Pemborong harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam


penuh setiap hari.
5.5.3 Untuk mengawasi dan menjaga ketertiban para pekerjanya, setiap
pekerja
pemborong diharuskan menggunakan tanda pengenal khusus, harus dipakai

pada tempat/bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan yang
bertugas. Tanda pengenal tersebut dapat berupa
pening atau kartu
pengenal yang tidak mudah rusak, mudah terbaca/jelas, memuat nomor urut
pekerja dan lain-lain atau pakaian seragam sesuai petunjuk dan persetujuan
direksi.
5.6

5.7

Asuransi Pekerjaan
Pemborong harus mengasuransikan semua pekerjaan yang dilaksanakan
terhadap segala kemungkinan yang tidak terduga (Contractorall Risks Insurace)
Jalan Kerja Proyek berikut Pemeliharaan

5.7.1

Jalan kerja proyek adalah jalan kerja yang harus dibuat sedemikian rupa
sehingga lalu lintas
kendaraan proyek yang keluar masuk, dapat berjalan
dengan lancar dalam segala suasana.
5.7.2 Pemborong diharuskan memelihara jalan kerja ini dengan cara memadatkan
dan
memperbaiki bagian-bagian jalan yang mungkin rusak.
5.8
5.8.1
5.8.2
air

Gorong-Gorong Kerja berikut Pemeliharaannya


Pemborong harus membuat gorong-gorong yang cukup kuat untuk memikul
beban maksimum kendaraan proyek.
Ukuran gorong-gorong ini harus cukup mampu mengalirkan air pada saat debit

maksimum
5.8.3
Pemborong
kerusakan.
5.9

diharuskan memelihara dan memperbaiki

jika mengalami

Jaminaan Sosial Pekerja / Keselamatan Kerja (Peraturan Perburuhan)

5.9.1

Pemborong harus mengadakan jaminan sosial untuk semua pekerja proyek


dengan menyelenggarakan program astek sesuai peraturan perburuhan.

5.9.2

Pemborong harus menjamin keselamatan kerja buruh-buruhnya sesuai


dengan peraturan perburuhan/persyaratan-persyaratan yang diwajibkan untuk
masing- masing bidang pekerjaan.

5.9.3

Untuk pertolongan pertama pada


kecelakaan,
pemborong harus
menyediakan peralatan-peralatan dan obat-obatan yang diperlukan dalam
kotak obat-obatan.

5.10

Fasilitas Pengadaan Air Kerja

5.10.1 Pemborong harus menyediakan air kerja selama proyek berlangsung.


5.10.2 Air yang dimaksud adalah air bersih (tawar), baik yang berasal dari PDAM
atausumur/pompa serta pengadaan dan pemasangan pipa-pipa distribusi untuk
suplay air yang memenuhi syarat bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan
direksi keet.
5.11

Fasilitas Pengadaan Listrik Kerja


Pemborong harus menyediakan listrik kerja selama proyek berlangsung sampai
selesainya masa pemeliharaan, baik untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan

maupun untuk kepentingan direksi keet (24 jama setiap hari) dan lainlain yang dilakukan untuk menunjang lancarnya pekerjaan, kerja malam dan
sebagainya.
5.12

Drainase Kerja berikut Pemeliharaannya


Untuk menghidari, mengalirkan, menampung lipahan genangan-genangan air
dari saluran- saluran yang sudah ada, pemborong harus membuat drainage
berupa galian tanah dengan tanggul-tanggul sementara penahan tanah pada
sisi-sisi saluran tersebut.

PASAL 6
KUALITAS DAN KUANTITAS PEKERJAAN
6.1

Kualitas dan Kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau
diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat kontraktor tidak boleh menolak,
merubah ataupun mempengaruhi pengetrapan atau interprestasi dari apa yang
tercantum dalam syarat-syarat ini.

6.2

Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau Kuantitas atau pengurangan bagianbagian dari gambar dan uraian serta syarat-syarat tidak boleh merusak
(membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dinggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.

6.3

Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun


selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini dan
segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga
kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua pihak yang bersangkutan.
PASAL 7
GAMBAR GAMBAR PEKERJAAN

7.1

Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek,


gambar
detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah
disampaikan kepada rekanan beserta dokumen yang lain, rekanan tidak boleh
merubah dan menambah tanpa dapat persetujuan tertulis dari Pimpinan
Proyek/direksi.

7.2

Gambar-gambar tambahan
As built drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)
untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik
penyimpangan atas perintah pemberi tugas atau tidak pemborong harus
membuat gambar-gambar yang telah dilaksanakan (As built drawing) yang
jelas memperhatikan perbedaan antara gambar- gambar kontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakaan.
Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 4 (empat) dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh pemborong.
PASAL 8
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

8.1

Bila terdapat perbedaan gambar antara gambar rencana dan gambar detail,
gambar detail yang
diikuti.

8.2

Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka dalam gambaryang diikuti.

8.3

Bila pemborong meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang


ada baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan
RKS, pemborong berkewajiban untuk menanyakan kepada direksi/pengawas
secara tertulis.

8.4 Pemborong berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut


di atas setelah pemborong menerima dokumen yang ada untuk disesuaikan
dengan berita acara rapat penjelasan.
8.5
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong
diharuskan
meneliti
kembali
semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan berita acara rapat
penjelasan pekerjaan.
KETENTUAN ~ KETENTUAN TEKNIS KHUSUS
Pasal 1
Pekerjaan Persiapan
1.1.
Pekerjaan
Pembersihan
1.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pembersihan dan membuang
kotoran/humus-humus yang mengganggu pekerjaan terutama dalam batas
bangunan termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pembuangan lapisan atas
tanah (top soil) tumbuh-tumbuhan serta rintangan-rintangan lain yang ada
dilokasi.
Meliputi seluruh pekerjaan pengurugan di daerah dimana pekerjaan
pembangunan akan dilaksanakan seperti yang ditunjukkan pada gambar dan sesuai
dengan yang ditayangkan oleh direksi.
Pemborong bertanggung jawab untuk :
a.
Penelitian
yang menyeluruh atas
gambar-gambar dan persyaratanpersyaratan kontrak ini dan kontrak lain yang sehubungan dengan proyek
ini serta semua Addendum.
b.
Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi lapangan,
serta
semua fasilitas yang ada.
c.
Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini
dan mendapatkan ketentuan atas seluruh lingkup proyek seperti yang
diisyaratkan pada
gambar-gambar dan
persyaratan-persyaratan dan
sebagaimana yang disetujui oleh direksi.
d.
Pemborong bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya
dari informasi yang disampaikan kepadanya dan dari pemeriksaan informasi
lapisan tanah
yang diperolehnya.
Pemborong
diperbolehkan atas
biaya
sendiri melakukan sendiri pemeriksaan menentukan lebih lanjut
kondisi dari lapangan guna pembangunan yang disyaratkan disini.
1.1.2.

Pelaksanaan
Pemborong harus memberikan kepada direksi, untuk persetujuannya, rencana
pelaksanaan pembersihan dan pengurugan lapangannya. Tentukan bersama direksi,
tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon yang harus dipertahankan (bila ada).
Singkirkan semua hasil perataan yang tidak diperlukan, dibuang keluar lokasi site /
lapangan kerja. Bebaskan daerah yang terkena pembersihan lapangan dari genangangenangan air dengan membuat saluran-saluran ataupun pemompaan air. Lumpur
harus dikeruk dan dikumpulkan disuatu tempat sesuai petunjuk direksi, sebelum
dikeluarkannya dari lapangan pekerjaan.
Daerah-daerah yang memerlukan urugan harus diambilkan tanah urug dari
daerahdaerah lain diluar lapangan yang telah disetujui direksi. Padatkan sesuai dengan cara

yang dipersyaratkan dalam buku dokumen pelelangan. Tanah urug harus dibersihkan
dari batu-batuan, gumpalan-gumpalan tanah keras, lumpur, tanaman-tanaman, akarakar serta bahan-bahan lain yang dapat merusak.
1.2
Pekerjaan
Pengukuran
1.2.1
Untuk semua pekerjaan pondasi harus diadakan pengukuran terlebih dahulu
oleh Pemborong bagi bangunan yang tertera dalam gambar dasar dengan
memakai papan bangunan (Bouwplank) yang kuat.
Papan bangunan tersebut harus dijelaskan semua garis tengah (sumbu)
dinding- dinding tembok tersebut, dengan memakai tanda yang tidak boleh
berubah-ubah.

1.2.2
Hasil pengukuran ini sebelum galian tanah dimulai harus disetujui oleh
direksi.
Lapisan tanah
teratas/humuslag dan lapisan yang berada
diseluruh
permukaan tanah yang akan dipergunakan harus dianggkut dari tanah halaman
bangunan.
1.2.3
bagian

Pemborong sebelum mulai pekerjaan, khususnya untuk renovasi bangunan,

mana yang masih bisa dipertahankan atau bagian mana yang harus
dibongkar.
1.2.4

Perlindungan terhadap bangunan yang ada.


Segala kerusakan yang timbul
pada bangunan/konstruksi sekitarnya
menjadi tanggung jawab pemborong untuk memperbaiki, bila kerusakan
tersebut jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.

1.2.5

Pencegahan Pelanggaran Wilayah


Pemborong harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan
dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar
wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan pemborong harus
melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.
Pasal 2. Penentuan Peil

2.1.
2.2.

Sebagai peil 0.00 diatas permukaan tanah asal atau sesuaikan dengan
gambar kerja dan petunjuk dari direksi..
Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada pasal 2.1 diatas .
Pasal 3. Pasangan Bouwplank

3.1.

Tiap Bouwplank menggunakan kayu ukuran 5/7 cm dan papan 2/20 cm dari
kayu meranti, diketam halus dan bagian atasnya harus dipasang datar dengan
waterpass.

3.2.

Pemasangan bouwplank harus dilakukan sepanjang


dengan jarak minimum 2 (dua) meter.

keliling bangunan

Pasal 4. Pekerjaan Tanah


4.1.
4.1.1.

Penggalian Tanah
Untuk keperluan pondasi dan sloof harus dilakukan penggalian tanah
menurut ukuran-ukuran yang dinyatakan dalam gambar bersangkutan dan
menurut keadaan tanah setempat.

4.1.2.
Seluruh akar-akar pohon, ranting-ranting yang jatuh, timbunan beton
pondasi,
pipa-pipa drainase yang tidak terpakai, dan hambatan lainnya yang ditemui
selama penggalian harus dipindahkan atas biaya kontraktor.

4.1.3.

Kontraktor harus memperhatikan pipa-pia drainase, pipa-pipa air, listrik


selama penggalian
sebelumnya, pengawas
lapangan
harus
segera
menginformasikan dan seluruh kerusakan harus diperbaiki dan biayanya
ditanggung oleh kontraktor.

4.1.4. Penggalian mencakup pemindahan tanah serta humus-humus yang dijumpai


dalam pengerjaannya dan untuk pembuatan pondasi menara harus mempunyai
ukuran- ukuran kedalaman dasar pondasi yang harus sesuai dengan gambar dan
harus diberi jarak yang cukup untuk memasukan campuran cor beton,
serta
disetujui direksi.

4.2.
Tanah
4.2.1.

Pengurugan
Urugan tanah kembali yang dipadatkan dilaksanakan pada bekas galian
pondasi dan sloof , selanjutnya disesuaikan gambar.

4.2.2.
Urugan tanah baru yang dipadatkan dilaksanakan, selanjutnya disesuaikan
gambar.
4.2.3.

4.2.4.
sisa-

Pengurugan tanah dilakukan selapis demi


maksimal 20 cm dan harus benar-benar padat.

selapis dengan

ketebalan

Tanah urugan untuk pengurugan, harus bebas dari material-material organik,


sisa tumbuhan, sampah-sampah dan lain-lainnya, menggunakan tanah laterit.
Pasal 5.
Pekerjaan Urugan Pasir dan Pondasi Batu Kali/ Batu Gunung

5.1.

Urugan pasir dilaksanakan dibawah pondasi lantai kerja pondasi dan dibawah
sloof beton bertulang tebal 5 cm , selanjutnya disesuaikan gambar.

5.2.

Urugan pasir harus disiram air untuk mendapatkan kepadatan maksimal dan
dipakai sirtu yang bergradasi baik dan butiran yang tidak sama besarnya.

5.3.

Semuaukuran
material
pondasi batu kali terdiri dari batu pecah
dengan
lebaruntuk
setiappekerjaan
sisi 15 cm.

5.4.

Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur dan harus keras, tidak mudah
retak atau patah.

5.5.

Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen : 4
pasir diukur dalam takaran volume.

5.6.

Semen yang dipakai adalah Portland semen local dan pasir yang dipakai
adalah pasir pasang dan harus bersih dari Lumpur dan tanah serta sisa-sisa
akar.

5.7.

Dimensi serta elevasi dari pasangan pondasi batu kali harus sesuai dengan
gambar rencana.

5.8.

Tanah dasar untuk dasar pondasi harus dipadatkan sebelum diberi lapisan
pasir urug. Tebal pasir urug harus sesuai dengan gambar rencana.
Pasal 6. Pekerjaan Beton Bertulang

6.1. Pekerjaan beton bertulang dengan mutu beton K- 200 untuk pekerjaan:
-

Sloof
Kolom
Ringbalk
Kanopi

Bentuk ukuran beton dan penulangan disesuaikan gambar kerja


6.2. Besi tulangan mengunakan jenis baja lunak mutu U-24, dan besi tulangan harus
yang baru, bersih dari segala kotoran-kotoran termasuk karat-karat.

Pelaksanaan
Bahan kerikil harus bermutu baik, bentuk besarnya sama tidak lebih dari 2-3
cm dan tidak mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya.
- Bahan pasir harus bermutu baik, bergradasi dan kelembutannya sama serta tidak
mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya.
-Untuk mendapatkan perbandingan campuran harus menggunakan takaran yang tidak
berubah dan telah disesuaikan dengan tepat pada salah satu jenis bahan.
- Adukan campuran harus dengan alat mesin mollen, pemberian kadar air harus
disesuaikan.
Bekisting
Untuk pekerjaan bekisting kayu klas II, yang berKualitas baik tebal 2 cm
dan tidak boleh dipergunakan untuk 2 (dua) kali pekerjaan bekisting,
Bekisting harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk,
garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana serta uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan. Bekisting harus cukup
kokoh sehingga mampu mencegah kebocoran adukan dan gaya tekan akibat bebanbeban yang bekerja pada bekisting.
Staggerd (penompang) harus kuat menahan beban yang ada diatasnya, oleh
karena itu bahan
yang digunakan adalah kayu meranti 5/7 cm dengan kualitas yang baik, staggerd ini
dipasang pada jarak interval 60 cm untuk menghindari lendutan.
- Pada ujung-ujung kaki staggerd harus diberi pengikat yang menghubungkan
antara kaki yang satu dengan lainnya agar tidak terjadi pergeseran yang dapat
mengakibatkan terjadinya lendutan pada bekisting, selain itu antara kaki staggerd
juga untuk penunjang dipergunakan balok atau kasau.
- Celah-celah antara papan bekisting supaya ditutup
cukup tebal agar adukan tidak sampai keluar.

dengan

plastik yang

Sebelum mulai mengecor,


sebelah dalam dari bekisting
air/dibersihkan dari segala kotoran atau potongan-potongan kayu.

disiram

Sarang kerikil
Sarang kerikil yang terdapat pada beton harus diperbaiki segera setelah dibuka,
sesuai dengan ketentuan PBI 1971, ialah beton sekitar sarang kerikil dipahat kasar,
kemudian permukaan lubang dibersihkan dan disiram air semen / PC, kemudian dicor
dengan campuran yang sama.
Pasal 7. Pekerjaan Pasangan
7.1.

Pasangan batu bata campuran 1 : 4 untuk semua dinding pasangan,


selanjutnya disesuaikan gambar.

7.2.

Pasangan batu bata yang luas bidangnya mencapai 12 m2 harus diberi


kolom dan balok penguat / balok latai.

Pelaksanaan
Batu bata yang dipakai harus berKualitas baik (setempat) masak
pembakarannya, ukuran tebal, lebar dan panjang seperti yangn lazim/umum
dipakai.
Batu bata sebelum dipasang harus direndam dan disiram air.

Pemasangan harus rapi, sehingga terdapat siar-siar (voeg) yang dikeruk


sedalam 1 cm untuk kemudian diplester.
Pemasangan batu bata harus dipasang rata, tegak dan lajur penaikannya
diukur tepat dengan tiang not dan kecuali bila mana tidak diperhatikan
dalam gambar-gambar, maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan
lajur dibawahnya. Pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
Bata yang dipasang harus dalam keadaan basah, demikian pula sebelum
plesteran dipasang, bagian yang akan diplester harus disiram sampai
basah. Untuk mempermudah penyiraman, maka harus disediakan outlet air
kerja dengan selang yang cukup dan digerakkan dengan pompa. Ketinggian
pemasangan bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 meter setiap hari.
Pasal 8.
Pekerjaan Plesteran dan Adukan

8.1.
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan adukan yang disebut dalam
gambar.
Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam :
- SNI 2 1971, SNI 3 1970 dan SNI 8 1972
8.2.

Plesteran camp.1:4 tebal 15 mm dikerjakan pada dinding pasangan bata


camp.1: 4 dan pada beton .

8.3.

Untuk pekerjaan beton yang nampak harus dikasarkan terlebih


kemudian diplester/dihaluskan dengan campuran 1:2 sampai rapi.

8.4.

Pekerjaan acian dibuat dalam campuran 1:2 dibuat pada permukaan dinding
yang diplester ditambah beton yang akan di cat.

8.5.
8.5.1.

Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pergunakan
mesin-mesin
pengaduk
(mollen) dan peralatan yang
memadai. Persiapan dan pembersihan permukaan-permukaan yang akan
diplester dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain yang dinilai tidak baik,
karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang baik. Plesteran
atau adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis harus disingkirkan
dari pekerjaan. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya.
Pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah pengawas/Direksi.
Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 15 mm
dengan toleransi minimum tebal 10 mm dan maksimal 20 mm, bila ketebalan
toleransi ini ternyata dilampaui karena kondisi permukaan dinding, maka
permukaan dinding harus diperbaiki.

8.5.2.

Pencampuran
Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan / plesteran dapat
dipakai sampai sebatas
adukan/plesteran tidak dapat lagi diolah ( 90 menit setelah adukan
jadi).
Membuat campuran adukan / plesteran tanpa
mesin pengaduk
hanya dapat dilaksanakan dengan ijin pengawas/Dereksi.
Membuat campuran adukan / plesteran dengan mesin pengaduk

dahulu

(mollen). Baik mollen harus benar-benar bersih. Isikan setelah jumlah


air yang dipergunakan berikut pasir, lalu tambahkan sementara.

8.5.3.

Pemasangan adukan / plesteran


- Plesteran kedinding bata biasa
Bersihkan permukaan dinding dari noda-noda debu, minyak, cat
danbahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
Pasangan lapisan plesteran tebal yang diisyaratkan. Ratakan dengan
roskan. Basahkan selama lebih kurang 3 hari.
- Plesteran permukaan beton
Bersihkan permukaan beton dari sisa bekisting, debu, minyak, cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
Pasangan acian setebal 2 mm sampai 3 mm, kasarkan permukaannya,
kemudian pasangkan plesteran acian mengering.
Pasal 9
Pekerjaan Atap / Rangka Atap Baja Ringan

9.1.

Material dan Pabrikasi

1.

Semua material baja harus baru dan disetujui


Pengawas Lapangan,
walaupun kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal
berikut ini tetap mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.
2. Material merupakan baja dengan kuat tarik tinggi lebih dari 550 Mpa dan
berat struktur 7 10 kg/m2 serta memiliki lapisan anti karat berupa galvanis anti
karat serta dapat bertahan dalam udara lembab dan tidak menimbulkan karat jika
terkena semen.
3. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal
yang tidak dapat dilakukan di workshop dapat dikerjakan di lapangan setelah
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan
4.
Semua bagian baja sebelum difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan,
ukuran
dan bentuk disesuaikan dengan gambar rencana. Sebelum semua pekerjaan
fabrikasi dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan
bengkok.
5. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan.
6.
Penyimpangan dalam pemasangan karena kesalahan
fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya kontraktor.
7. Pengawas Lapangan dan Konsultan perencana berhak meninjau bengkel
dan memeriksa pekerjaan fabrikasi baja dari Kontraktor.
8. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya
serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk atau puntir, dan berat
sesuai gambar rencana.
9.
Semua
fabrikasi yang dilakukan,
Kontraktor terlebih dahulu harus
mengajukan
gambar kerja (Shop Drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui
oleh Pengawas Lapangan, dan Kontraktor tidak diperkenankan memulai
pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui oleh Pengawas Lapangan.
10. Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk
hal-hal berikut :
- Lay out, jarak.
- Type dan lokasi sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi, bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.

9.2.

Gambar Kerja dan Metode Pelaksanaan

1.

Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja


yang diperlukan dan mengirim 2 (dua) copy gambar kerja untuk disetujui
pengawas. Apabila disetujui 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada
Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.

2.

Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah


berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau
perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran
selama erection tetap ada pada Kontraktor.

3.

Pengukuran

dengan skala dalam gambar

tidak diperkenankan.

4.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode
pelaksanaan
9.3.

Sambungan

1.

Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang


bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan juga untuk menahan
lenturan batang.
2. Lokasi sambungan batang atas dan bawah untuk rangka atap tidak boleh pada
segmen yang sama.
9.4.

Baut Pengikat.

1.
Lubang-lubang baut
harus
benar-benar tepat dan
sesuai
dengan
diameternya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa
seijin pengawas.
2. Pembuatan lubang baut harus memakai bor/ boleh memakai mesin pons.
3. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
4. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
5. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut
yang digunakan harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
6. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
7. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momentorsi
yang sesuai
dengan
buku
petunjuk
untuk mengencangkan masing-masing baut.
8. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut.
9. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Pasal 10.
Pekerjaan Lantai dan Pasangan Keramik

10.1. Cor Lantai Beton


1.
Beton cor untuk lantai kerja tebal 7 cm menggunakan beton camp. 1 : 3
: 5 dilaksanakan diatas plat pondasi , sloop dan selanjutnya perhatikan gambar.
2.
Pembuatan lantai beton cor ini pada permukaannya harus menghasilkan
permukaan yang rata / water pass, tidak boleh terjadi gelombang gelombang
atau permukaan yang tidak rata .

10.2. Bahan / Produk Keramik


1.
Keramik Tanah Liat glasur single firing :Produk IKAD, Roman, atau setara
2.
Mortar Additive/Admixture : Laticrete 3701, produk Laticrete International, USA.
3.
Pewarna tile grout : Laticrete Grout Admix, Sanded and Unsanded grout,
Classic & Designer, sesuai dengan kebutuhan pemasangan.
4.
a.
b.

c.

Mortar/Adukan :
Semen; dipakai semen portland.
Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari lumpur, garam dan bahanbahan organik lainnya. Besar butiran/grain; 100 % bisa melalui ayakan 2,5 mm
dan max. 10 % melalui ayakan 0,6 mm.
Mortar Additive/Admixtures.
Dipakai Emulsion type Rubber Latex Based. Bahan campur yang dipakai harus
sesuai dengan type ubin, metoda pemasangan, type adukan dasar, dan harus
mendapat persetujuan Direksi/Perencana.

10.3.

Pemasangan

1. U m u m
a.

b.

c.
d.
e.

Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama


lokasi pemasangan kramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi
pekerjaan setelah
studi
diatas
dilaksanakan,
tentukan
metoda
persiapan
permukaan, pemasangan ubin, joints dan curing, untuk diusulkan
kepada Direksi Lapangan.
Pemborong harus menyiapkan tiling menual, yang berisi uraian tentang bahan,
cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan
lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out naad-naad, hubungan dengan finishing
lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana.
Pemilihan Keramik.
Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.
Potongan Keramik
Ujung potongan keramik harus dipoles dengan gurinda atau batu.

2. L e v e l
a.

Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada files dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.

b.

Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan .

c.

Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh kurang


dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak
boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air
bisa mengalir semua tanpa meninggalkan genangan.

Jika ketebalan screed tidak memungkinkaan untuk mendapatkan kemiringan


yang
ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan jalan keluarnya.

3. Persiapan Permukaan
a.

Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang


diperlukan, sebelum memasang ubin.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan
tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada
pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin, harus dikasarkan
dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan
plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
d.

Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk


jarak 2 mm, pada semua arah. Tonjolan harus dibuang (chip off) tekukan
kedalaman diisi dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar (setting bed)
mempunyai ketebalan yang sama.

4. Pemasangan ubin keramik dinding di bagian dalam (internal)


a.

Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai
benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang
sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.

b.
Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan ke bagian atas.
c.

Pada pemasangan Keramik, tempelkan dibagian belakang Keramik adukan dan


ratakan, kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran
dasar. Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat
menutupi penuh bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari
tepi ubin.

d.

Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian


lebih dari ketentuan berikut :
- 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,
- 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm,
- max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.

e.

Jika keramik sudah terpadang, mortar yang berada di naad (joint) harus
dibuang / dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan
permukaan kermik. Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan
kain lap basah.
Pemasangan keramik grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

f.

5. Pemasangan Ubin Keramik Lantai


a. Keramik dipasang pada permukaan yang telah di screed. Komposisi adukan untuk
screeding :
- area kering
: 1 pc : 4 ps.
- area basah
: 1 pc : 2 ps.

b.

Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan
harus disediakan Kepalan (guide line course) pada interval 2,0 m - 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada quide line ini.

c.

Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika
prosess pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam
waktu 24 jam setelah pemasangan.

d. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarnaa dan
kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
6. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang,
secara rondom, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan
baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
exterior.Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test dilaksanakan
tiap hari kerja dan sampel diambil secara rondom jika umur pemasangan sample
tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus minimal 3 kg/cm2.
10.4.

Perlindungan dan Pembersihan

1. Perlindungan
a.

b.

Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata dan
harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang.
jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas diatasnya; hanya
untuk yang penting saja.

2. Pembersihan
a.

Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain
lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan
air, pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30
: 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang
memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam. Setelah dibersihkan dengan
asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang
tersisa.
Pasal 11.
Pekerjaan Kusen Pintu dan Ventilasi , Daun Pintu

11.1.

11.2.
11.3.
11.4.

Kosen pintu dari kayu ulin 6/12, diketam rata lurus rapi, ukuran bersih jadi 5/10.
Kayu ulin yang digunakan harus tua,kering, lurus dan berKualitas baik, bentuk dan
ukuran sesuaikan dengan gambar kerja.
Daun pintu panil kayu ulin pabrikasi dipasang pada pintu ruang Panel, dan daun
Bentuk ukuran disesuaikan dengan gambar kerja.
Ventilasi dipasang kaca buram es 5mm dan diberi list kayu ulin
Pasangan kaca tidak boleh terlalu rapat untuk kemudian didempul agar tidak
20
20

bergetar
Pasal 12. Pekerjaan Plafond
12.1.

Semua plafond menggunakan plafond Kalsiboard 3.5 mm, dipasang tanpa nat
dan bagian tepi plafond dipasang list gypsum C-7.

12.2.

Rangka plafond menggunakan kayu mc 5/7 untuk bagian tepi dan rangka utama
juga 5/7 untuk bagian tengah. Pemasangan dengan menggunakan ukuran rangka
60 cm x 120 cm
Rangka plafond harus disuai gantung supaya tidak melendut / turun sewaktu
dipasang kalsieboard.

Pasal 13
Pekerjaan Cat-catan
13.1 Cat dinding exterior menggunakan cat setara Danabrite dan cat dinding
interior menggunakan cat setara Dulux yang berKualitas baik dan diterima oleh
Direksi.
13.2 Cat kilap menggunakan cat setara Danalux yang berKualitas baik dan diterima oleh
Direksi.
13.3

Ketentuan warna pekerjaan ini akan ditentukan kemudian oleh direksi.

PELAKSANAAN Untuk cat dinding


Sebelum pengecatan dinding harus dibersihkan dengan air untuk menghindari
debu. Dinding yang akan dicat harus benar-benar dalam keadaan kering
Seluruh pengecatan/pelapisan dilakukan dengan menggunakan kuas/roll sesuai
dengan ketentuan dari pabrik, pengecatan untuk rangka pintu dan daun pintu
dilakukan 2 (dua) kali sebelum dilicinkan dan kemudian dilapis cat.
Semua pekerjaan cat sebelum dilksanakan harus didempul / diplamir dan
diampelas lebih dahulu sampai rata untuk cat ini dikerjakan sampai 3 x, bahan
cat dasar, dempul dan cat harus sejenis/seKualitas pabrik cat
13.4

Semua kayu yang akan dicat kilap terlebih dahulu harus dicat dasar
kemudian didempul/plamir dan diamplas sampai rata. Untuk cat kilat
dikerjakan 3 (tiga) kali lapis sampai rata dengan bahan cat yang berKualitas baik
(Danalux) dan diterima oleh Dereksi.

4.

Kabel-kabel yang dipasang didalam dak beton, kolom beton, dinding beton,
harus menggunakan pipa conduit EGA atau clipsal. Pemasangan pipa Conduit EGA
clipsal, pada daerah-dearah tersebut harus disertai dengan kawat pancingan (trek
draad)
5.
Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam doos harus
memakai
21
21

las dop yang terbuat dari bakelit berwarna yang dapat disetujui oleh Pemberi
Tugas. Las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
6.
Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel yang disetujui oleh
Pemberi
Tugas.
Pasal 14
Pekerjaan Instalasi Listrik
14.1
Kabel antara LVMDP sampai ke panel Distribusi
1. Kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan maximal 0.6 KV/1KV.
2. Pada prinsipnya untuk kabel ini dipergunakan jenis NYY, mengikuti gambar rencana.
3. Menghubungkan kabel pada terminal busbar panel untuk diameter 6 mm2 keatas
harus menggunakan schoen kabel yang dipres.
4.
Kabel yang dianjurkan untuk dipasang adalah kabel yang sudah memenuhi
standarisai
PLN.
14.2

Instalasi Distribusi

1. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat digunakan adalah type
NYM dalam pipa PVC heavy duty, penampang kabel minimum yang dapat dipakai
adalah 2.5 mm2.
2. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos)
dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali
dengan mudah, dengan memakai sekrup, sedangkan untuk penyambungan didalam
beton harus memakai terminal box metal.
3. Pemasangan kabel-kabel utama diatas plafond harus disusun rapih dan harus diikat
serta dianyam dengan tali rami pada kabel tray, dan pada prinsipnya kabel-kabel tidak
dipergunakan langsung diklem pada konstruksi bangunan, kecuali kabel tidak lebih dari
pada 2 buah, kabel dipasang parallel.
4. Kabel-kabel yang dipasang didalam dak beton, kolom beton, dinding beton, harus
menggunakan pipa conduit EGA atau clipsal. Pemasangan pipa Conduit EGA clipsal,
pada daerah-dearah tersebut harus disertai dengan kawat pancingan (trek draad)
5. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam doos harus memakai
las dop yang terbuat dari bakelit berwarna yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas.
Las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
6. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel yang disetujui oleh Pemberi
Tugas.
14.3

Stop Kontak dan Saklar

1. Pada prinsipnya stop kontak dan saklar yang dapat dipergunakan adalah yang dapat
disetujui oleh Pemberi Tugas, Type 3 pin, 6 A, 10 A atau 16 A.
2. Flush box (inbouw doos) untuk tempat saklar dan stop kontak dinding harus dipakai
dari jenis bahan metal.
22
22

14.4
Spesifikasi Teknis Lampu
Lampu SL
- Badan lampu
: Sielitec, Artolite atau setara
- Bola Lampu
: Philip atau setara
- Fitting
: Siemens atau setara
- Sambungan kabel
: Menggunakan terminal
- Jenis lampu
: Inbow.
- Lain - Lain
: Sesuai gambar perencanaan
14.5

Instalasi Hubungan Pengetanahan

1. Kawat Gounding dapat dipergunakan kawat telanjang Bare Copper Conductor (Bcc)
untuk luar bangunan dan kawat berisolasi warna majemuk hijau-kuning (NYMHY) untuk
instalasi didalam bangunan.
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang kabel masuk
(incoming feeder), tetapi tidak kurang dari 6 mm2.
3. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur
setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari.
4. Tahanan dari hubungan pengetanahan harus diukur dan harus sesuai dengan peraturan
PLN yang ada (R<2 ohm).
Pasal 17
Peraturan Penutup
17.1

Meskipun pada bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh pemborong tetapi disebutkan
dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini , perkataan tersebut diatas tetap
dianggap ada dan temuat didalam bestek ini.

17.2

Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini,


tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam bestek ini , harus tetap dianggap seakanakan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam bestek ini untuk menuju
penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna , sesuai menurut pertimbangan
direksi.

23
23

24
24

Anda mungkin juga menyukai