RKS 1
RKS 1
PASAL 1
KETENTUAN - KETENTUAN UMUM
Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana dalam dokumen kontrak, kedua
belah pihak harus mentaati segala peraturan yang berlaku, hukum dan peraturan
pemerintah atau daerah yang berlaku dilokasi yang bersangkutan.
Terkecuali tersebut dalam dokumen kontrak, peraturan-peraturan yang harus
ditaati mencakup :
1.1
Algemeene Voorwaarden Voor De Uitvoering Bijaanneming Van Openbare Warken
(AV) yang telah dinyatakan dalam peraturan pemerintah No.9 tanggal 28 Mei 1941
dan tambahan/penjelasan Lembaran Negara No.14571.
1.2
Kontrak Kondisi (Internasional) untuk pekerjaan teknik sipil dan konstruksi, listrik
dan mekanikal edisi terbaru dari FIDIC, selama tidak bertentangan dengan AV 1941
dan peraturan-peraturan lainnya dalam dokumen kontrak.
1.3
Peraturan umum pemeriksaan bahan-bahan (PUBB 1970/NI-3) untuk material.
1.4
Peraturan kontruksi kayu Indonesia (PKKI)
1.5
Algemeene Voorwaarden Voor Electrische Sterkstroom Installaties (AVE),
peraturan umum instalasi listrik (PUIL) dan peraturan-peraturan PLN lainnya untuk
instalasi listrik.
1.6
Peraturan beton Indonesia (PBI)
1.7
Peraturan Umum Instalasi Air Bersih / Plumbing
1.8
Peraturan-peraturan dan standar lainnya yang tercantum dalam dokumen kontrak
ini.
1.9
SNI dan SKSNI yang berlaku.
PASAL 2
PENJELASAN UMUM
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
Pekerjaan dilaksanakan harus mengikuti segala peraturan yang berlaku pada saat ini :A.V.
(Algemene Voorwaarden) PBI (NI 2 tahun 1971), AVE, PKKI 1971, Peraturan setempat dan
lain-lain lagi.
Bila ternyata ada perbedaan antara kontrak dengan bestek-bestek dengan gambar bestek,
dan gambar-gambar detail pemborong harus segera lapor kepada direksi.
Pekerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan ketentuan ketentuan :
Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran/puing-puing pada
diserahkan
Pekerjaan segera diserahterimakan dengan memuaskan direksi.
waktu
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
3.1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
II
PEKERJAAN PONDASI
III
PEKERJAAN STRUKTUR
IV
PEK. LANTAI
VI
VII
PEKERJAAN ATAP
VIII
IX
PEKERJAAN CAT
PEKERJAAN PLAFON
PASAL 4
BAHAN BAHAN DAN ALAT - ALAT
c.
Surat-surat seperlunya dari Agen / Importir sesuai petunjuk direksi, seperti antara
lain :
Surat ke agenan, surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (After sales
sevice),
dll.
4.3.1
Semen Portland
Semen porland yang akan dipakai harus sudah termasuk standar industri
Indonesia dan secara tertulis disetujui oleh Direksi untuk pemakaian.
Semen tersebut harus terbungkus dalam sak yang kuat serta nama, cap pabrik,
type semen, berat ini harus tertulis jelas pada masing-masing zak semen.
Semen tersebut harus disimpan ditempat yang kering, rapat dan berventilasi
yang baik dengan perlindungan yang cukup untuk peresapan kelembaban
ditempat tersebut.
Penyimpanan semen dengan cara menumpuk harus tidak boleh lebih dari 13
zak dan apabila penyimpanan lebih dari 1 bulan pada waktu musim hujan atau
3 bulan pada musim kemarau tidak boleh dipakai.
Direksi berhak
memerintahkan untuk menguji semen sesuai dengan standart yang sudah
ditetapkan selama dalam pengiriman dan penyimpanan dan berhak menolak
segala kerusakan semen tersebut berhak menolak segala kerusakan semen
tersebut di atas dan menyingkirkan dari tempat tersebut untuk diganti dengan
semen lain yang disetujui.
4.3.2
a. Agregat Kasar
Partikel agregat kasar pada umumnya harus berbentuk seperti bola dan kubus,
Agregat kasar tersebut harus tercampur dengan baik menurut batas-batas yang
telah ditentukan dan memenuhi ketentuan sesuai campuran tersebut pada
daftar ini atau spesifikasi bahan yang tercampur dalam PBI 971 atau SKSNI
T.15-1991.
b. Agregat Halus
Partikel agregat harus pada umumnya, harus berbentuk seperti bola dan
kubus, susunan agregat harus memenuhi ketentuan berikut atau spesifikasi
bahan yang tercantum pada PBI 1971 atau SKSNI-T.15-1991.
c.
Penyimpanan Agregat
Agregat kasar dan halus harus disimpan ditempat terpisah untuk agregat kasar
harus diadakan penyimpanan terpisah untuk masing-masing ukuran. Apabila
agregat dibawa ke alat pencampuran, harus mempunyai kelembaban yang
merata dan setabil seperti diisyaratkan oleh direksi.
4.3.3
Air
Air yang dipakai untuk mencuci agregat atau untuk mencampur haruslah air
yang baik, bebas dari minyak, zat asam, alkohol zat organik dan lain-lain zat
yang dapat meragukan pekerjaan atas pertimbangan direksi maka contoh
air harus diuji dengan cara membandingkan dengan air suling/ PAM sesuai
dengan aturan PBI
1971 atau SKSNI T.15-1991.
4.3.4
Baja Tulangan
Semua Baja tulangan yang ada menggunakan baja polos yang mempunyai
mutu
U-24 dan harus memenuhi persyaratan PBI 1971 atau SKBNI T.151991.
Baja tersebut harus mempunyai tegangan tarik 37-53 kg/mm2 dan tegangan
ijin 14 kg/mm2.
Penampang melintang untuk batangan yang akan dikirim harus mempunyai
bentuk yang tepat dan batangan tersebut berdiameter seperti yang telah
ditentukan dan tidak boleh berkarat, berminyak dan tidak cacat.
4.4
PENYIMPANAN BAHAN
Ditempat
Dengan cara / peralatan
Dalam susunan / tumpukan dan dengan pengkondisian lingkungan
Dengan Pengamanan
Dengan Accessibilitas
4.4.3
a.
b.
4.4.4
5.1
Mobilisasi Peralatan
Pemborong harus mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan
ditempat kerja untuk melaksanakan pekerjaannya dan memperhitungkan
biaya pengangkutannya, baik peralatan milik pemborong maupun yang didapat
dengan cara sewa.
5.2
Persiapan dan Pembersihan Daerah Kerja Selama dan Setelah Proyek Selesai.
Pemborong harus sudah memperhitungkan setiap kemungkinan diadakan
pekerjaan- pekerjaan persiapan yang diharuskan direksi, pengaturan daerah
kerja sehingga tidak mengganggu dan menjamin kelancaran pekerjaan yang
akan dilaksanakan sebelum pekerjaan yang akan dilaksanakan dimulai, daerah
kerja harus dibersihkan, kemudian memelihara/melaksanakan pembersihan
selama dan setelah proyek berlangsung dari sisa- sisa pekerjaan, yang tidak
digunakan lagi.
5.3
5.4
5.5.1
pada tempat/bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan yang
bertugas. Tanda pengenal tersebut dapat berupa
pening atau kartu
pengenal yang tidak mudah rusak, mudah terbaca/jelas, memuat nomor urut
pekerja dan lain-lain atau pakaian seragam sesuai petunjuk dan persetujuan
direksi.
5.6
5.7
Asuransi Pekerjaan
Pemborong harus mengasuransikan semua pekerjaan yang dilaksanakan
terhadap segala kemungkinan yang tidak terduga (Contractorall Risks Insurace)
Jalan Kerja Proyek berikut Pemeliharaan
5.7.1
Jalan kerja proyek adalah jalan kerja yang harus dibuat sedemikian rupa
sehingga lalu lintas
kendaraan proyek yang keluar masuk, dapat berjalan
dengan lancar dalam segala suasana.
5.7.2 Pemborong diharuskan memelihara jalan kerja ini dengan cara memadatkan
dan
memperbaiki bagian-bagian jalan yang mungkin rusak.
5.8
5.8.1
5.8.2
air
maksimum
5.8.3
Pemborong
kerusakan.
5.9
jika mengalami
5.9.1
5.9.2
5.9.3
5.10
maupun untuk kepentingan direksi keet (24 jama setiap hari) dan lainlain yang dilakukan untuk menunjang lancarnya pekerjaan, kerja malam dan
sebagainya.
5.12
PASAL 6
KUALITAS DAN KUANTITAS PEKERJAAN
6.1
Kualitas dan Kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau
diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat kontraktor tidak boleh menolak,
merubah ataupun mempengaruhi pengetrapan atau interprestasi dari apa yang
tercantum dalam syarat-syarat ini.
6.2
Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau Kuantitas atau pengurangan bagianbagian dari gambar dan uraian serta syarat-syarat tidak boleh merusak
(membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dinggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.
6.3
7.1
7.2
Gambar-gambar tambahan
As built drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)
untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik
penyimpangan atas perintah pemberi tugas atau tidak pemborong harus
membuat gambar-gambar yang telah dilaksanakan (As built drawing) yang
jelas memperhatikan perbedaan antara gambar- gambar kontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakaan.
Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 4 (empat) dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh pemborong.
PASAL 8
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
8.1
Bila terdapat perbedaan gambar antara gambar rencana dan gambar detail,
gambar detail yang
diikuti.
8.2
Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka dalam gambaryang diikuti.
8.3
Pelaksanaan
Pemborong harus memberikan kepada direksi, untuk persetujuannya, rencana
pelaksanaan pembersihan dan pengurugan lapangannya. Tentukan bersama direksi,
tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon yang harus dipertahankan (bila ada).
Singkirkan semua hasil perataan yang tidak diperlukan, dibuang keluar lokasi site /
lapangan kerja. Bebaskan daerah yang terkena pembersihan lapangan dari genangangenangan air dengan membuat saluran-saluran ataupun pemompaan air. Lumpur
harus dikeruk dan dikumpulkan disuatu tempat sesuai petunjuk direksi, sebelum
dikeluarkannya dari lapangan pekerjaan.
Daerah-daerah yang memerlukan urugan harus diambilkan tanah urug dari
daerahdaerah lain diluar lapangan yang telah disetujui direksi. Padatkan sesuai dengan cara
yang dipersyaratkan dalam buku dokumen pelelangan. Tanah urug harus dibersihkan
dari batu-batuan, gumpalan-gumpalan tanah keras, lumpur, tanaman-tanaman, akarakar serta bahan-bahan lain yang dapat merusak.
1.2
Pekerjaan
Pengukuran
1.2.1
Untuk semua pekerjaan pondasi harus diadakan pengukuran terlebih dahulu
oleh Pemborong bagi bangunan yang tertera dalam gambar dasar dengan
memakai papan bangunan (Bouwplank) yang kuat.
Papan bangunan tersebut harus dijelaskan semua garis tengah (sumbu)
dinding- dinding tembok tersebut, dengan memakai tanda yang tidak boleh
berubah-ubah.
1.2.2
Hasil pengukuran ini sebelum galian tanah dimulai harus disetujui oleh
direksi.
Lapisan tanah
teratas/humuslag dan lapisan yang berada
diseluruh
permukaan tanah yang akan dipergunakan harus dianggkut dari tanah halaman
bangunan.
1.2.3
bagian
mana yang masih bisa dipertahankan atau bagian mana yang harus
dibongkar.
1.2.4
1.2.5
2.1.
2.2.
Sebagai peil 0.00 diatas permukaan tanah asal atau sesuaikan dengan
gambar kerja dan petunjuk dari direksi..
Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada pasal 2.1 diatas .
Pasal 3. Pasangan Bouwplank
3.1.
Tiap Bouwplank menggunakan kayu ukuran 5/7 cm dan papan 2/20 cm dari
kayu meranti, diketam halus dan bagian atasnya harus dipasang datar dengan
waterpass.
3.2.
keliling bangunan
Penggalian Tanah
Untuk keperluan pondasi dan sloof harus dilakukan penggalian tanah
menurut ukuran-ukuran yang dinyatakan dalam gambar bersangkutan dan
menurut keadaan tanah setempat.
4.1.2.
Seluruh akar-akar pohon, ranting-ranting yang jatuh, timbunan beton
pondasi,
pipa-pipa drainase yang tidak terpakai, dan hambatan lainnya yang ditemui
selama penggalian harus dipindahkan atas biaya kontraktor.
4.1.3.
4.2.
Tanah
4.2.1.
Pengurugan
Urugan tanah kembali yang dipadatkan dilaksanakan pada bekas galian
pondasi dan sloof , selanjutnya disesuaikan gambar.
4.2.2.
Urugan tanah baru yang dipadatkan dilaksanakan, selanjutnya disesuaikan
gambar.
4.2.3.
4.2.4.
sisa-
selapis dengan
ketebalan
5.1.
Urugan pasir dilaksanakan dibawah pondasi lantai kerja pondasi dan dibawah
sloof beton bertulang tebal 5 cm , selanjutnya disesuaikan gambar.
5.2.
Urugan pasir harus disiram air untuk mendapatkan kepadatan maksimal dan
dipakai sirtu yang bergradasi baik dan butiran yang tidak sama besarnya.
5.3.
Semuaukuran
material
pondasi batu kali terdiri dari batu pecah
dengan
lebaruntuk
setiappekerjaan
sisi 15 cm.
5.4.
Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur dan harus keras, tidak mudah
retak atau patah.
5.5.
Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen : 4
pasir diukur dalam takaran volume.
5.6.
Semen yang dipakai adalah Portland semen local dan pasir yang dipakai
adalah pasir pasang dan harus bersih dari Lumpur dan tanah serta sisa-sisa
akar.
5.7.
Dimensi serta elevasi dari pasangan pondasi batu kali harus sesuai dengan
gambar rencana.
5.8.
Tanah dasar untuk dasar pondasi harus dipadatkan sebelum diberi lapisan
pasir urug. Tebal pasir urug harus sesuai dengan gambar rencana.
Pasal 6. Pekerjaan Beton Bertulang
6.1. Pekerjaan beton bertulang dengan mutu beton K- 200 untuk pekerjaan:
-
Sloof
Kolom
Ringbalk
Kanopi
Pelaksanaan
Bahan kerikil harus bermutu baik, bentuk besarnya sama tidak lebih dari 2-3
cm dan tidak mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya.
- Bahan pasir harus bermutu baik, bergradasi dan kelembutannya sama serta tidak
mengandung kadar lumpur dan kotoran lainnya.
-Untuk mendapatkan perbandingan campuran harus menggunakan takaran yang tidak
berubah dan telah disesuaikan dengan tepat pada salah satu jenis bahan.
- Adukan campuran harus dengan alat mesin mollen, pemberian kadar air harus
disesuaikan.
Bekisting
Untuk pekerjaan bekisting kayu klas II, yang berKualitas baik tebal 2 cm
dan tidak boleh dipergunakan untuk 2 (dua) kali pekerjaan bekisting,
Bekisting harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk,
garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana serta uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan. Bekisting harus cukup
kokoh sehingga mampu mencegah kebocoran adukan dan gaya tekan akibat bebanbeban yang bekerja pada bekisting.
Staggerd (penompang) harus kuat menahan beban yang ada diatasnya, oleh
karena itu bahan
yang digunakan adalah kayu meranti 5/7 cm dengan kualitas yang baik, staggerd ini
dipasang pada jarak interval 60 cm untuk menghindari lendutan.
- Pada ujung-ujung kaki staggerd harus diberi pengikat yang menghubungkan
antara kaki yang satu dengan lainnya agar tidak terjadi pergeseran yang dapat
mengakibatkan terjadinya lendutan pada bekisting, selain itu antara kaki staggerd
juga untuk penunjang dipergunakan balok atau kasau.
- Celah-celah antara papan bekisting supaya ditutup
cukup tebal agar adukan tidak sampai keluar.
dengan
plastik yang
disiram
Sarang kerikil
Sarang kerikil yang terdapat pada beton harus diperbaiki segera setelah dibuka,
sesuai dengan ketentuan PBI 1971, ialah beton sekitar sarang kerikil dipahat kasar,
kemudian permukaan lubang dibersihkan dan disiram air semen / PC, kemudian dicor
dengan campuran yang sama.
Pasal 7. Pekerjaan Pasangan
7.1.
7.2.
Pelaksanaan
Batu bata yang dipakai harus berKualitas baik (setempat) masak
pembakarannya, ukuran tebal, lebar dan panjang seperti yangn lazim/umum
dipakai.
Batu bata sebelum dipasang harus direndam dan disiram air.
8.1.
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan adukan yang disebut dalam
gambar.
Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam :
- SNI 2 1971, SNI 3 1970 dan SNI 8 1972
8.2.
8.3.
8.4.
Pekerjaan acian dibuat dalam campuran 1:2 dibuat pada permukaan dinding
yang diplester ditambah beton yang akan di cat.
8.5.
8.5.1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pergunakan
mesin-mesin
pengaduk
(mollen) dan peralatan yang
memadai. Persiapan dan pembersihan permukaan-permukaan yang akan
diplester dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain yang dinilai tidak baik,
karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang baik. Plesteran
atau adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis harus disingkirkan
dari pekerjaan. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya.
Pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah pengawas/Direksi.
Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 15 mm
dengan toleransi minimum tebal 10 mm dan maksimal 20 mm, bila ketebalan
toleransi ini ternyata dilampaui karena kondisi permukaan dinding, maka
permukaan dinding harus diperbaiki.
8.5.2.
Pencampuran
Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan / plesteran dapat
dipakai sampai sebatas
adukan/plesteran tidak dapat lagi diolah ( 90 menit setelah adukan
jadi).
Membuat campuran adukan / plesteran tanpa
mesin pengaduk
hanya dapat dilaksanakan dengan ijin pengawas/Dereksi.
Membuat campuran adukan / plesteran dengan mesin pengaduk
dahulu
8.5.3.
9.1.
1.
9.2.
1.
2.
3.
Pengukuran
tidak diperkenankan.
4.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode
pelaksanaan
9.3.
Sambungan
1.
Baut Pengikat.
1.
Lubang-lubang baut
harus
benar-benar tepat dan
sesuai
dengan
diameternya.
Kontraktor tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa
seijin pengawas.
2. Pembuatan lubang baut harus memakai bor/ boleh memakai mesin pons.
3. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
4. Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
5. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut
yang digunakan harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
6. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
7. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan
pengencang baut yang khusus dengan momentorsi
yang sesuai
dengan
buku
petunjuk
untuk mengencangkan masing-masing baut.
8. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih
terdapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut.
9. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Pasal 10.
Pekerjaan Lantai dan Pasangan Keramik
c.
Mortar/Adukan :
Semen; dipakai semen portland.
Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari lumpur, garam dan bahanbahan organik lainnya. Besar butiran/grain; 100 % bisa melalui ayakan 2,5 mm
dan max. 10 % melalui ayakan 0,6 mm.
Mortar Additive/Admixtures.
Dipakai Emulsion type Rubber Latex Based. Bahan campur yang dipakai harus
sesuai dengan type ubin, metoda pemasangan, type adukan dasar, dan harus
mendapat persetujuan Direksi/Perencana.
10.3.
Pemasangan
1. U m u m
a.
b.
c.
d.
e.
2. L e v e l
a.
Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada files dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b.
Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan .
c.
3. Persiapan Permukaan
a.
Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai
benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang
sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
b.
Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan ke bagian atas.
c.
d.
e.
Jika keramik sudah terpadang, mortar yang berada di naad (joint) harus
dibuang / dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan
permukaan kermik. Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan
kain lap basah.
Pemasangan keramik grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
f.
b.
Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan
harus disediakan Kepalan (guide line course) pada interval 2,0 m - 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada quide line ini.
c.
Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika
prosess pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam
waktu 24 jam setelah pemasangan.
d. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarnaa dan
kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
6. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah terpasang,
secara rondom, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah merekat dengan
baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
exterior.Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test dilaksanakan
tiap hari kerja dan sampel diambil secara rondom jika umur pemasangan sample
tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus minimal 3 kg/cm2.
10.4.
1. Perlindungan
a.
b.
Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata dan
harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang.
jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas diatasnya; hanya
untuk yang penting saja.
2. Pembersihan
a.
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain
lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan
air, pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30
: 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang
memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam. Setelah dibersihkan dengan
asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang
tersisa.
Pasal 11.
Pekerjaan Kusen Pintu dan Ventilasi , Daun Pintu
11.1.
11.2.
11.3.
11.4.
Kosen pintu dari kayu ulin 6/12, diketam rata lurus rapi, ukuran bersih jadi 5/10.
Kayu ulin yang digunakan harus tua,kering, lurus dan berKualitas baik, bentuk dan
ukuran sesuaikan dengan gambar kerja.
Daun pintu panil kayu ulin pabrikasi dipasang pada pintu ruang Panel, dan daun
Bentuk ukuran disesuaikan dengan gambar kerja.
Ventilasi dipasang kaca buram es 5mm dan diberi list kayu ulin
Pasangan kaca tidak boleh terlalu rapat untuk kemudian didempul agar tidak
20
20
bergetar
Pasal 12. Pekerjaan Plafond
12.1.
Semua plafond menggunakan plafond Kalsiboard 3.5 mm, dipasang tanpa nat
dan bagian tepi plafond dipasang list gypsum C-7.
12.2.
Rangka plafond menggunakan kayu mc 5/7 untuk bagian tepi dan rangka utama
juga 5/7 untuk bagian tengah. Pemasangan dengan menggunakan ukuran rangka
60 cm x 120 cm
Rangka plafond harus disuai gantung supaya tidak melendut / turun sewaktu
dipasang kalsieboard.
Pasal 13
Pekerjaan Cat-catan
13.1 Cat dinding exterior menggunakan cat setara Danabrite dan cat dinding
interior menggunakan cat setara Dulux yang berKualitas baik dan diterima oleh
Direksi.
13.2 Cat kilap menggunakan cat setara Danalux yang berKualitas baik dan diterima oleh
Direksi.
13.3
Semua kayu yang akan dicat kilap terlebih dahulu harus dicat dasar
kemudian didempul/plamir dan diamplas sampai rata. Untuk cat kilat
dikerjakan 3 (tiga) kali lapis sampai rata dengan bahan cat yang berKualitas baik
(Danalux) dan diterima oleh Dereksi.
4.
Kabel-kabel yang dipasang didalam dak beton, kolom beton, dinding beton,
harus menggunakan pipa conduit EGA atau clipsal. Pemasangan pipa Conduit EGA
clipsal, pada daerah-dearah tersebut harus disertai dengan kawat pancingan (trek
draad)
5.
Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam doos harus
memakai
21
21
las dop yang terbuat dari bakelit berwarna yang dapat disetujui oleh Pemberi
Tugas. Las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
6.
Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel yang disetujui oleh
Pemberi
Tugas.
Pasal 14
Pekerjaan Instalasi Listrik
14.1
Kabel antara LVMDP sampai ke panel Distribusi
1. Kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan maximal 0.6 KV/1KV.
2. Pada prinsipnya untuk kabel ini dipergunakan jenis NYY, mengikuti gambar rencana.
3. Menghubungkan kabel pada terminal busbar panel untuk diameter 6 mm2 keatas
harus menggunakan schoen kabel yang dipres.
4.
Kabel yang dianjurkan untuk dipasang adalah kabel yang sudah memenuhi
standarisai
PLN.
14.2
Instalasi Distribusi
1. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat digunakan adalah type
NYM dalam pipa PVC heavy duty, penampang kabel minimum yang dapat dipakai
adalah 2.5 mm2.
2. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos)
dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali
dengan mudah, dengan memakai sekrup, sedangkan untuk penyambungan didalam
beton harus memakai terminal box metal.
3. Pemasangan kabel-kabel utama diatas plafond harus disusun rapih dan harus diikat
serta dianyam dengan tali rami pada kabel tray, dan pada prinsipnya kabel-kabel tidak
dipergunakan langsung diklem pada konstruksi bangunan, kecuali kabel tidak lebih dari
pada 2 buah, kabel dipasang parallel.
4. Kabel-kabel yang dipasang didalam dak beton, kolom beton, dinding beton, harus
menggunakan pipa conduit EGA atau clipsal. Pemasangan pipa Conduit EGA clipsal,
pada daerah-dearah tersebut harus disertai dengan kawat pancingan (trek draad)
5. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam doos harus memakai
las dop yang terbuat dari bakelit berwarna yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas.
Las dop dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
6. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel yang disetujui oleh Pemberi
Tugas.
14.3
1. Pada prinsipnya stop kontak dan saklar yang dapat dipergunakan adalah yang dapat
disetujui oleh Pemberi Tugas, Type 3 pin, 6 A, 10 A atau 16 A.
2. Flush box (inbouw doos) untuk tempat saklar dan stop kontak dinding harus dipakai
dari jenis bahan metal.
22
22
14.4
Spesifikasi Teknis Lampu
Lampu SL
- Badan lampu
: Sielitec, Artolite atau setara
- Bola Lampu
: Philip atau setara
- Fitting
: Siemens atau setara
- Sambungan kabel
: Menggunakan terminal
- Jenis lampu
: Inbow.
- Lain - Lain
: Sesuai gambar perencanaan
14.5
1. Kawat Gounding dapat dipergunakan kawat telanjang Bare Copper Conductor (Bcc)
untuk luar bangunan dan kawat berisolasi warna majemuk hijau-kuning (NYMHY) untuk
instalasi didalam bangunan.
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang kabel masuk
(incoming feeder), tetapi tidak kurang dari 6 mm2.
3. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur
setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari.
4. Tahanan dari hubungan pengetanahan harus diukur dan harus sesuai dengan peraturan
PLN yang ada (R<2 ohm).
Pasal 17
Peraturan Penutup
17.1
Meskipun pada bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh pemborong tetapi disebutkan
dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini , perkataan tersebut diatas tetap
dianggap ada dan temuat didalam bestek ini.
17.2
23
23
24
24