pemeriksaan juga akan berkurang. Oleh karenanya, ada dorongan kuat bagi kantor akuntan
untuk berperilaku pada tingkat profesional yang tinggi.
B. Orang Professional Lawan Orang Bisnis
Masyarakat kita telah memberi arti khusus pada istilah profesional. Seorang
profesional diharapkan untuk bertindak pada tingkat yang lebih tinggi daripada kebayakan
anggota masyarakat. Misalnya, apabila surat kabar memuat berita bahwa seorang dokter,
ulama, anggota MPR, atau akuntan publik melakukan tindakan kriminal, sebagian besar
masyarakat lebih merasa kecewa daripada seandainya hal itu terjadi pada orang orang yang
tidak mempunyai predikat sebagai profesional.
Istilah profesional berarti tanggung jawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar
memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih daripada memenuhi
undang- undang dan peraturan masyarakat. Seorang akuntan publik sebagai profesional
mengakui tanggung jawab terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi,
termasuk untuk perilaku yang terhormat, sekalipun ini berarti mengorbankan pribadi.
Bertambahnya persaingan membuat para akuntan publik sulit untuk berperilaku
secara profesional. Bertambahnya persaingan membuat banyak kantor akuntan lebih
berkepentingan untuk mempertahankan klien dan laba yang besar. Karena semakin kerasnya
persaingan, banyak kantor akuntan telah menerapkan falsafah dan praktek yang dering
disebut dengan praktek binis maju. Ini meliputi hal-hal seperti penyempurnaan praktek
penerimaan tenaga kerja dan personalia, manajemen kantor yang lebih baik, iklan yang lebih
efektif serta metode profesional lainnya. Kantor-kantor akuntan juga berupaya agar lebih
efesien dalam melaksanakan audit dengan berbagai cara. Misalnya, kantor akuntan mencapai
efisensi dengan menggunakan mikrokomputer, perencanaan audit yang efektif dan penugasan
staf yang cermat.
C. Bagian bagian dari Kode
Suatu kode etik dapat terdiri dari ketentuan umum ( general statements) mengenai
perilaku yang ideal atau peraturan khusus yang menguraikan berbagai tindakan yang tidak
dapat dibenarkan. Keunggulan dari ketentuan umum adalah penekanan pada kegiatan yang
positif hingga menghasilkan kualitas kerja yang tinggi. Berikut beberapa bagian kode AICPA
yaitu:
Prinsip prinsip perilaku profesional
Komponen dari kode etik jabatan AICPA
Ada 4 komponen sebagai berikut:
1. Konsep. Standar ideal dari perilaku etika yang dinyatakan dalam peristilahan
yang tidak ideal. Tidak mempunyai kekuatan memaksa (harus diikuti)
2. Peraturan perilaku. Standar minimum perilaku etika yang dinyatakan sebagai
peraturan khusus. Mempunyai kekuatan memaksa.
3. Interpretasi. Interpretasi peraturan perilaku oleh devisi etika jabatan AICPA,
interpretasi ini tidak diharuskan untuk direvisi, namun setiap penyimpangan
selalu harus dipertanggung jawabkan.
4. Ketetapan etis. Penjelasan dan jawaban yang dipublikasikan atas berbagai
pertanyaan mengenai peraturan perilaku yang diajukan kepada AICPA oleh
para praktisi dan pihak lain yang menaruh perhatian pada persyaratan etika ini.
Tidak dapat dipaksakan namun setiap pelanggaran harus dipertanggung
jawabkan.
Bagian kode AICPA ini berkenaan dengan prinsip prinsip perilaku profesional yang
memuat pembahasan umum mengenai ciri khas tertentu yang disyaratkan bagi
seorang akuntan publik. Adapun prinsip tersebut sebagai berikut :
Ada 6 prinsip etika sebagai berkut :
1. Tanggung jawab. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional, anggota harus menjalankan kepekaan profesional dan
pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka.
2. Kepentingan masyarakat. Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak
yang mendahulukan kepentingan masyarakat, menghormati kepercayaan
masyarakat, dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme
3. Integritas. Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,
anggota harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan
kepekaan integritas yang paling tinggi.
4. Obyektivitas dan indpedensi. Anggota harus mempertahankan obyektivitas
dan bebas dari pertentangan kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab
profesional. Anggota dalam praktek publik harus independen dalam kenyataan
Referensi : A. Arens Alvin, dkk, Alih bahasa Wibowo Herman, Auditing An Integrated
Approach, Fouroach, Edisi ke 4 Jilid 1.Erlangga.